ayu1202
Semprot Lover
- Daftar
- 20 Feb 2014
- Post
- 262
- Like diterima
- 433
=======
4th sin: Run Bitch Run
(Liana stories)
=======
.
.
Seperti malam-malam sebelum nya tidurku tidak pernah nyenyak. Selalu terbangun tiba-tiba seperti malam ini. Tapi kenapa tiba-tiba aku begitu kangen dengan ci Fany padahal baru beberapa hari dia kesini..
.
Namaku Liana, saat ini aku sedang menjalani rehabilitasi narkoba, disebuah panti di kawasan bogor, kini sudah dalam tahap pemulihan sekarang, namun aku belum bisa pulang, aku adalah anak kedua, dan kakakku Stefany lah yang menanggung semua biaya perawatanku disini, tekadku setelah keluar dari sini aku ingin membalas semua yang telah ia lakukan kepadaku, aku tak ingin mengecewakan ci fany dan mama lagi.
.
"apa ini.." aku heran ketika melihat ada amplop coklat dimeja samping tempat tidurku, didepan tertulis ditujukan padaku. Siapa yang menaruhnya malam-malam gini, penasaran kubuka amplop itu, ternyata isi nya sebuah handphone dan kertas kecil bertuliskan "aktifkan telpon ini jika anda, ingin menyelamatkan kakak anda.." apa ini pikirku, dan menekan tombol power di selpon itu, dan tak lama setelah aktif, sebuah kiriman gambar masuk, gambar yang membuatku nyaris menjerit, ci fany tergeletak dilantai, dalam kondisi bugil dan badan penuh lebam.
.
"tet..tet..tet.." ada panggilan masuk,
"selamat malam nona Liana, waktu anda tidak banyak, jika anda ingin menolong kakak anda, sebaiknya cepat keluar dari tempat ini, waktu anda tidak banyak.."..
.
"apa-apa'an ini, aku akan melaporkan semua ini..." teriakku.
.
"anda pikir ada yang percaya, dengan perkataan pecandu seperti anda.."
.
"akan ku tunjuk.." semula aku bermaksud menunjukan foto kiriman tadi, tapi entah kenapa foto itu hilang dilayar hp.
"siapa anda ?" tanyaku pada penelpon itu.
.
"pertanyaan anda bisa di ajukan lain waktu, sekarang anda harus bergegas, kakak anda sedang meregang nyawa.." perkataan yang sungguh membuatku bingung...
Tapi jika ini semua benar dan ci Fanny dalam bahaya, aku akan sangat menyesal nanti, segera kubuka lemari kecil dibawah meja, mengambil satu-satunya pakaian bebas yang ada disitu, sebuah celana pendek jeans dan kaos putih, kulihat jam sudah menunjuk angka 1 lewat 5 menit, ruang pemulihan terletak terpisah dari bangunan utama, dan pengawasannya pun tidak seketat ruang perawatan, jarang sekali ada kontrol suster dimalam hari. Apalagi sudah selarut ini, aku menyusuri selasar ke arah belakang, tujuanku gudang penyimpanan barang, aku pernah melihat tangga disini.. Dan ternyata memang ada, lumayan berat tangga ini, tujuanku tembok belakang, tapi tentu tidak mungkin aku membawa tangga melewati halaman belakang, aku tahu ada cctv disana. Satu-satu nya cara ialah naik keatap gudang ini, dan turun dari sisi kanan..
Naik ke atap gudang tidak masalah yang berat ialah mengangkat tangga dan membawanya kesisi gudang untuk turun.. "ah sial ternyata sisi luar gudang ini sebuah sungai kecil, untunglah sinarbulan lumayan terang sehingga aku bisa melihatnya, ku taruh tangga berat itu disisi sungai, perlahan aku turun, karena pijakan tanah di tempat tangga ini sangat sempit, dua step lagi, dan "byuuur...." tanah tempat tangga itu longsor, aku langsung tercebur kesungai kecil, dan untunglah tangganya jatuh berlawanan arah tidak menimpaku. Takut ada yang mendengar, aku segera bangkit, tanpa memperdulikan keadaanku yang basahkuyup, aku berlari menyusuri pematang sawah, menjauh dari komplek panti rehab.
.
Untunglah telpon ini tidak mati terkena air, kuhubungi balik nomor tadi, " aku sudah keluar dari panti, sekarang aku harus kemana?" tanyaku.
.
"anda harus bisa sampai jakarta, setelah disana kami akan arahkan anda harus kemana.." jawab orang ditelepon itu..
.
Bagaimana mungkin aku bisa sampai jakarta, ke tempat keramaian terdekat saja, aku tidak tahu kemana jalannya.
.
Kususuri pematang itu, hingga aku sampai di ladang bayam atau kangkung entahlah aku tak jelas, tapi diseberang ladang sana ada cahaya dan juga ada orang, aku mempercepat langkahku menuju tempat itu, ternyata itu orang yang sedang memuat sayur ke mobil bak, dan mereka terkejut ketika melihatku. "permisi pak boleh saya ikut..?" tanyaku dengan nafas ngos-ngosan karena tadi sedikit berlari, mereka masih terdiam dan menatapku lalu saling pandang.
.
Lanjutannya klik disini
.
.
4th sin: Run Bitch Run
(Liana stories)
=======
.
.
Seperti malam-malam sebelum nya tidurku tidak pernah nyenyak. Selalu terbangun tiba-tiba seperti malam ini. Tapi kenapa tiba-tiba aku begitu kangen dengan ci Fany padahal baru beberapa hari dia kesini..
.
Namaku Liana, saat ini aku sedang menjalani rehabilitasi narkoba, disebuah panti di kawasan bogor, kini sudah dalam tahap pemulihan sekarang, namun aku belum bisa pulang, aku adalah anak kedua, dan kakakku Stefany lah yang menanggung semua biaya perawatanku disini, tekadku setelah keluar dari sini aku ingin membalas semua yang telah ia lakukan kepadaku, aku tak ingin mengecewakan ci fany dan mama lagi.
.
"apa ini.." aku heran ketika melihat ada amplop coklat dimeja samping tempat tidurku, didepan tertulis ditujukan padaku. Siapa yang menaruhnya malam-malam gini, penasaran kubuka amplop itu, ternyata isi nya sebuah handphone dan kertas kecil bertuliskan "aktifkan telpon ini jika anda, ingin menyelamatkan kakak anda.." apa ini pikirku, dan menekan tombol power di selpon itu, dan tak lama setelah aktif, sebuah kiriman gambar masuk, gambar yang membuatku nyaris menjerit, ci fany tergeletak dilantai, dalam kondisi bugil dan badan penuh lebam.
.
"tet..tet..tet.." ada panggilan masuk,
"selamat malam nona Liana, waktu anda tidak banyak, jika anda ingin menolong kakak anda, sebaiknya cepat keluar dari tempat ini, waktu anda tidak banyak.."..
.
"apa-apa'an ini, aku akan melaporkan semua ini..." teriakku.
.
"anda pikir ada yang percaya, dengan perkataan pecandu seperti anda.."
.
"akan ku tunjuk.." semula aku bermaksud menunjukan foto kiriman tadi, tapi entah kenapa foto itu hilang dilayar hp.
"siapa anda ?" tanyaku pada penelpon itu.
.
"pertanyaan anda bisa di ajukan lain waktu, sekarang anda harus bergegas, kakak anda sedang meregang nyawa.." perkataan yang sungguh membuatku bingung...
Tapi jika ini semua benar dan ci Fanny dalam bahaya, aku akan sangat menyesal nanti, segera kubuka lemari kecil dibawah meja, mengambil satu-satunya pakaian bebas yang ada disitu, sebuah celana pendek jeans dan kaos putih, kulihat jam sudah menunjuk angka 1 lewat 5 menit, ruang pemulihan terletak terpisah dari bangunan utama, dan pengawasannya pun tidak seketat ruang perawatan, jarang sekali ada kontrol suster dimalam hari. Apalagi sudah selarut ini, aku menyusuri selasar ke arah belakang, tujuanku gudang penyimpanan barang, aku pernah melihat tangga disini.. Dan ternyata memang ada, lumayan berat tangga ini, tujuanku tembok belakang, tapi tentu tidak mungkin aku membawa tangga melewati halaman belakang, aku tahu ada cctv disana. Satu-satu nya cara ialah naik keatap gudang ini, dan turun dari sisi kanan..
Naik ke atap gudang tidak masalah yang berat ialah mengangkat tangga dan membawanya kesisi gudang untuk turun.. "ah sial ternyata sisi luar gudang ini sebuah sungai kecil, untunglah sinarbulan lumayan terang sehingga aku bisa melihatnya, ku taruh tangga berat itu disisi sungai, perlahan aku turun, karena pijakan tanah di tempat tangga ini sangat sempit, dua step lagi, dan "byuuur...." tanah tempat tangga itu longsor, aku langsung tercebur kesungai kecil, dan untunglah tangganya jatuh berlawanan arah tidak menimpaku. Takut ada yang mendengar, aku segera bangkit, tanpa memperdulikan keadaanku yang basahkuyup, aku berlari menyusuri pematang sawah, menjauh dari komplek panti rehab.
.
Untunglah telpon ini tidak mati terkena air, kuhubungi balik nomor tadi, " aku sudah keluar dari panti, sekarang aku harus kemana?" tanyaku.
.
"anda harus bisa sampai jakarta, setelah disana kami akan arahkan anda harus kemana.." jawab orang ditelepon itu..
.
Bagaimana mungkin aku bisa sampai jakarta, ke tempat keramaian terdekat saja, aku tidak tahu kemana jalannya.
.
Kususuri pematang itu, hingga aku sampai di ladang bayam atau kangkung entahlah aku tak jelas, tapi diseberang ladang sana ada cahaya dan juga ada orang, aku mempercepat langkahku menuju tempat itu, ternyata itu orang yang sedang memuat sayur ke mobil bak, dan mereka terkejut ketika melihatku. "permisi pak boleh saya ikut..?" tanyaku dengan nafas ngos-ngosan karena tadi sedikit berlari, mereka masih terdiam dan menatapku lalu saling pandang.
.
Lanjutannya klik disini
.
.
Terakhir diubah: