Irene mengambil kontol palsu itu, dan memasukan ke memeknya, lalu ujung satunya dimasukan ke memekku. Kali ini kami bergerak maju mundur, menikmati gesekan kontol plastik itu, "ah..ah..yeah.." kendati tidak seperti kelamin sungguhan, benda plastik cukup membawaku kearah gelombang orgasme..
"yeah..akh.. Akh.." aku semakin cepat bergerak, begitu juga Irene..
"kenapa sayang enak..?" tanya pak Arifin yang sedari tadi memperhatikan kami..
"iya..ah..ah..!" jawabku..
.
"sudah mau keluarkah.." tanya nya lagi.
.
"ben..bentaar .. Lagi...!" jawabku
.
"nikmatilah, jangan ditahan.." katanya lagi, namun kali ini tangannya sambil meremas dadaku.
.
"ahhhh.. Akuuuh.. Ah.." aku menjerit takmampu lagi bertahan orgasmeku tiba, tubuh langsung terkulai.
.
Kulihat Pak Arifin memegang dildo itu dan mengeluar masukannya dimemek Irene, dengan gerakan yang sangat cepat. "ah..ah..ah.. Pelan..pelaan ah.." rintih Irene, namun tidak diperdulikan ia terus mengocok kemaluan skretarisnya itu dengan sangat kasar.. "akhh aduuhh ahh.. Ah ga tahan aduuuh.." teriak Irene, tubuhnya terangkat dan mengejang sebelum akhirnya tak berdaya..
.
Kami terdiam untuk sesaat.. Kemudian pak Arifin berkata "ayo lekas berpakaian, kita ada meeting lagi,." katanya pada Irene, tanpa memperdulikan skretarisnya masih terkulai lemas karena orgasme, "dan kau bisa kembali ke kantormu aku sudah tandatangi aplikasi penawaranmu." lanjutnya padaku. .
Kulihat jam dinding yang menempel dikamar itu, jam 12:45, aku harus menahannya..
"kenapa buru-buru pak, bapak kan belum menikmati saya.." kataku sambil menyandarkan tubuhku disandaran ranjang, lalu ku kangkangkan kakiku dan ku sentuh memekku..
.
"kau ternyata cukup nakal juga ya.." ia berkata sambil mendekatiku..
.
"aku hanya ingin memberi bonus pada bapak.." kata lagi sambil meremas kontol nya dari luar celananya..
.
"baiklah,.." ia berkata sambil melepas kancing kemejanya. Akupun segera bangkit dari tempat tidur, berlutut dikakinya dan melepas celana juga celana dalam nya.. Ternyata ukuran kelaminnya tidak terlalu besar, padahal sudah ereksi sempurna.. Lidahku menjulur menjilati ujung kontolnya, sambil tangan kananku meremasi bijinya.
"akh.. Ya.. Terus.." ia berkata sambil menekan kepalaku. Kumasukan semua kontolnya kemulutku, kuhisap kuat-kuat hingga dia merintih ku keluarkan dan kumasukan lagi, sambil terus kuremas kedua bijinya. "arrghhh.. " ia mengeram.. Ditariknya tubuhku untuk menungging diatas tempat tidur, sementara dia tetap berdiri, "ayo pak masukan.. Rasakan jepitanku..." godaku, sambil menggoyangkan pantatku.
.
Ia memegang pantatku, menempelkan ujung kontolnya dibibir memekku, dan langsung menekannya mendorong masuk kelubangku..
"akh..akh.. Terus pak..akh.. Masuki aku.. Ah.ah.." pancingku mendesah dan bergoyang, sementara itu Irene yang sudah lepas dari rasa lelahnya, merangkak dibawahku dan mengulum payudaraku yang tergantung bebas, .
Ternyata tak hanya ukurannya yang kurang memuaskan, daya tahan kontolnya pun tak begitu kuat, "akkggghh.." Ia berteriak keras dan menyemburkan mani nya di dalam memekku beberapa semprotan terasa menyiram lubangku.. Lalu ia pun ambruk dilantai, Irene berhenti memainkan dadaku, ia berpindah ke memekku dan lidahnya menjilati cairan sperma bosnya yang baru saja ditumpahkan dimemekku, dijilatinya hingga bersih, dan sentuhan lidahnya itu kembali mengantarkanku kepuncak orgasme. Kulirik jam dinding sudah 1:30, kurasa cukup untuk membuat telat..
.
Pak Arifin dan Irene pergi lebih dahulu, sementara aku belakangan.
Tiba-tiba telpon berbunyi "selamat nona, anda berhasil melewati tantangan kedua. Uang 100juta akan diberikan ketika anda menjalankan tantangan ke3 besok.." ucap orang ditelpon itu lalu memutus sambungan.
.
Akupun bergegas pulang, untuk mandi dan berganti pakaian, lalu segera kerumah sakit, biar mama bisa cepat pulang istirahat,.
.
Mama tidak menyadari kehadiranku, ia sedang duduk disamping ci fany sambil membelai rambutnya.. Andai saja bisa aku rela koma selamanya demi mendapat belaian kasih sayang mama seperti itu..
.
"mah.." panggilku pelan, ia sedikit kaget..
.
"sudah dapat kerja.?" tanya nya.
.
"ini mah.." aku serahkan amplop berisi uang 50 juta itu.
.
"darimana uang ini, melacur..? Tapi sudahlah aku tak peduli, yang penting uang ini bisa membayar biaya rumah sakit.." ucap mama kembali sinis seperti biasa
.
Biarlah apapun anggapan mamah, aku sendiri juga bingung jika minta menjelaskan asal uang itu.
.
Sore itu polisi datang kerumah sakit mengembalikan barang2 ci fany, tas, aksesoris, dan jam tangan. sejak kecil aku tahu kalau ci fany tidak suka memakai jam tangan dan ada yang aneh juga dengan jam tangan itu, ada seperti port untuk kabel data di bagian samping nya, sebaiknya besok kubawa saja jam ini ketempat temanku yang di Roxy, mungkin dia bisa tahu tentang port usb di jam ini...
.
*(bersambung ke: 6th SIN)