Create
Suka Semprot
- Daftar
- 16 Mar 2014
- Post
- 20
- Like diterima
- 0
Opening
Hay semua para penghuni sub forum cerita, apa kabar?.
Sebelumnya izin kan kami memperkenalkan diri, Saya Create & SistteR sebelumnya SistteR sempat aktif di SF Cerpan namun sempat vakum karena kesibukan disekolah. Nah, kali ini dia ingin kembali aktif dan meramaikan forum ini. Dan saya rasa di SF ini lah tempat yang pas untuk mengawali debut. Oh ya, untuk mengawali debut pertama saya dalam dunia tulis menulis kali ini, saya berkolaborasi dengan salah satu penghuni SF cerpan. Kata nya sih beliau pengen coba-coba nulis lagi, and so? why not? dan beliau meminta saya untuk menemaninya dalam berkolaborasi. Untuk itu silahkan dinikmati karya kolaborasi kami.
"Sebuah cerita yang diangkat dari kejadian seseorang dimasa lalu nya (someone experience) bernama Gabriel Ratanegoro (Create). Seorang remaja Sekolah Menengah Atas yang sedang menghadapi masa-masa menuju Ujian Nasional. Namun, pada semester 3 ada seorang gadis yang pindah ke sekolah nya. Hanya seorang gadis biasa, namun dapat menarik perhatian banyak laki-laki karena kecantikkannya. Gadis itu bernama Tiffany Oktavia Andini (SistteR), seorang sahabat Gabriel dari masa lalu. Mereka sempat berpisah sejak lulus SMP, karena Tiffany harus ikut orang tuanya pindah ke luar kota. Untuk lebih lengkapnya silahkan simak ceritanya... CEKIDOT.... !
2 Buah Kelingking
TOKOH:
Tiffany Oktavia Andini (SistteR)
Gabriel Ratanegoro (Create)
INDEX:
~Prolog (Scroll ke bawah)
Prolog
"Tiga..."
"Dua..."
"Satu..."
"Action..."
"Hahaha... Gabriel lu itu lucu juga ya," ujar seorang gadis bernama Tiffany. Gabriel Ratanegoro adalah pria yang sedang menggenggam sebuah handycam ditangannya dan merekam Tiffany yang sedang makan.
"Lucuan elu kali Fan, bahkan si mas penjual bakso juga tahu kalo elu tuh cantik dan manis..." ujar Gabriel dan terus merekam Tiffany. Cara Tiffany menyendok bakso kedalam mulutnya terlihat lucu di mata Gabriel, sehingga membuat pria itu tergelak.
Mereka berdua sekarang sedang berada dipinggir jalan, menikmati bakso yang hangat disaat langit sedang mendung dan bersiap turun hujan. Mereka berdua baru saja pulang dari sekolah, dan hendak menuju rumah Gabriel untuk mengerjakan tugas bersama.
Gabriel terus saja asyik merekam wajah Tiffany yang sibuk menghabiskan semangkuk bakso. Akibat dari jam istirahat yang tertunda membuat Tiffany tidak sempat jajan disekolah dan menahan lapar hingga jam pulang. Gabriel yang merasakan ketidak nyamanan terhadap sahabat nya itu lalu berinisiatif untuk mengajak Tiffany makan dipinggir jalan untuk sekedar menghilangkan lapar.
"Udah kali ngerekam nya, da sampai kapan pun juga cantiknya wajah gw mah gak akan pernah habis... hehehe" ujar nya Narsis.
"Hahaha iya deh, ibu Tiffany yang cantik, manis dan imut... kalo gitu lihat sini dong kan tadi bilang cantik nya gak akan habis..."
"Hwadwuh mwakwaswih bwanywak uwdwah dwibwilwang cwantwik, cwinwi akwu cwiwum (haduh makasih banyak udah dibilang cantik, cini aku cium)," ucap gadis itu dengan mulut penuh baso dan bibir yang sengaja di manyun-manyunkan. Gabriel yang merekam kelakuan Tiffany yang lucu langsung tertawa terbahak-bahak.
Entah apa yang ada dipikiran Tiffany saat ini, ia pun ingin menjaili Gabriel. Disaat Gabriel masih sibuk merekam dan tertawa Tiffany lalu memasukan sebuah bakso kedalam mulut Gabriel yang terbuka lebar. Alhasil Gabriel pun berhentik tertawa dan batuk akibat tersedak.
"Gila, gw mau mati tadi rasanya. Jahat banget sih elu..." ujar Gabriel kesal. Namun, Tiffany tidak peduli dan memilih menghabiskan semangkuk baksonya.
Dalam benak pria itu, ia mengagumi kecantikan Tiffany. Sebuah kecantikkan yang luar biasa. Ia seperti bersahabat dengan seorang malaikat. Karena memang jelas bahwa kecantikkan Tiffany dapat membius siapa saja yang melihatnya untuk mengatakan "cantik".
"Fan..."
"Hmmm... ya Riel?"
"Kagak,... udah belom makannya? keburu hujan neehhhh..." ujar Gabriel mengurungkan niatnya. Sebenarnya barusan ia ingin sekali mengatakan perasaannya saat ini terhadap Tiffany. Namun, ia takut jika nanti malah merusak persahabatan mereka.
"Udah, yuk kita kerumah lu.."
Selama diperjalanan pulang tadi, Gabriel terus memikirkan perasaannya terhadap Tiffany. Ingin sekali ia mengatakan kepada Tiffany bahwa dirinya memiliki rasa terhadap gadis itu. Namun, akal sehat nya masih mampu mengalahkan perasaannya. Gabriel takut bila nanti ia mengatakannya lalu Tiffany menolak, dan merusak hubungan persahabatan mereka.
"Riel, stop dulu napa cameranya. Ini kerjain dulu soal no 23!," ujar Tiffany. Tapi, pria itu tidak langsung mematikan cameranya. Namun, ia menaruh cameranya di samping kanan meja dan diarahkan tepat kepada mereka berdua. Sehingga apa yang mereka berdua lakukan sekarang dapat terekam.
"Nah kalo ginikan kita berdua bisa terekam bareng... hehe," ucap pria itu yang dibalas dengan bibir manyun Tiffany.
"Soal no 23. Apa yang dimaksud dengan perasaan tersembunyi? sebutkan dan jelaskan!," Gadis itu membacakan soalnya kepada Gabriel. Gabriel pun terdiam seperti sedang berfikir.
"Perasaan yang dirasakan seseorang, yang sengaja tidak sampaikan kepada orang yang dituju demi maksud tertentu. Contoh nya Perasaan sayang dan cinta. Ada banyak alasan mengapa orang tidak mengatakan perasaan yang sebenarnya terhadap orang yang dimaksud, karena salah satunya dia tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka,"
"Oh gitu ya, tapi bisa diulang gak? belum gw tulis nih elu nya kecepetan hehehe...," ujar Tiffany polos, wajah nya tersenyum manis seakan tidak ada dosa yang ia perbuat.
Gabriel merasa kecewa karena Tiffany sepertinya tidak mengerti pesan tersirat yang ia ucapkan. Dengan lemas Gabriel pun mengulangi jawabannya tadi. Sebesar apa pun kekecewaan Gabriel pada Tiffany, bila gadis itu sudah tersenyum dihapannya ia pasti akan cepat melupakannya.
Hampir saja Gabriel melupakan wajah gadis itu, wajah yang cantik dan manis. Wajah yang sekarang mencuri hatinya kembali. Mencuri hati pria itu, disaat dirinya jatuh cinta terhadap gadis itu.
"Fan..."
"Ya...?"
"Love you..."
"Are you joking me, Riel?"
Next Chapter 1. Greedy (Create)
Hay semua para penghuni sub forum cerita, apa kabar?.
Sebelumnya izin kan kami memperkenalkan diri, Saya Create & SistteR sebelumnya SistteR sempat aktif di SF Cerpan namun sempat vakum karena kesibukan disekolah. Nah, kali ini dia ingin kembali aktif dan meramaikan forum ini. Dan saya rasa di SF ini lah tempat yang pas untuk mengawali debut. Oh ya, untuk mengawali debut pertama saya dalam dunia tulis menulis kali ini, saya berkolaborasi dengan salah satu penghuni SF cerpan. Kata nya sih beliau pengen coba-coba nulis lagi, and so? why not? dan beliau meminta saya untuk menemaninya dalam berkolaborasi. Untuk itu silahkan dinikmati karya kolaborasi kami.
"Sebuah cerita yang diangkat dari kejadian seseorang dimasa lalu nya (someone experience) bernama Gabriel Ratanegoro (Create). Seorang remaja Sekolah Menengah Atas yang sedang menghadapi masa-masa menuju Ujian Nasional. Namun, pada semester 3 ada seorang gadis yang pindah ke sekolah nya. Hanya seorang gadis biasa, namun dapat menarik perhatian banyak laki-laki karena kecantikkannya. Gadis itu bernama Tiffany Oktavia Andini (SistteR), seorang sahabat Gabriel dari masa lalu. Mereka sempat berpisah sejak lulus SMP, karena Tiffany harus ikut orang tuanya pindah ke luar kota. Untuk lebih lengkapnya silahkan simak ceritanya... CEKIDOT.... !
2 Buah Kelingking
TOKOH:
Tiffany Oktavia Andini (SistteR)
Gabriel Ratanegoro (Create)
INDEX:
~Prolog (Scroll ke bawah)
Prolog
"Tiga..."
"Dua..."
"Satu..."
"Action..."
"Hahaha... Gabriel lu itu lucu juga ya," ujar seorang gadis bernama Tiffany. Gabriel Ratanegoro adalah pria yang sedang menggenggam sebuah handycam ditangannya dan merekam Tiffany yang sedang makan.
"Lucuan elu kali Fan, bahkan si mas penjual bakso juga tahu kalo elu tuh cantik dan manis..." ujar Gabriel dan terus merekam Tiffany. Cara Tiffany menyendok bakso kedalam mulutnya terlihat lucu di mata Gabriel, sehingga membuat pria itu tergelak.
Mereka berdua sekarang sedang berada dipinggir jalan, menikmati bakso yang hangat disaat langit sedang mendung dan bersiap turun hujan. Mereka berdua baru saja pulang dari sekolah, dan hendak menuju rumah Gabriel untuk mengerjakan tugas bersama.
Gabriel terus saja asyik merekam wajah Tiffany yang sibuk menghabiskan semangkuk bakso. Akibat dari jam istirahat yang tertunda membuat Tiffany tidak sempat jajan disekolah dan menahan lapar hingga jam pulang. Gabriel yang merasakan ketidak nyamanan terhadap sahabat nya itu lalu berinisiatif untuk mengajak Tiffany makan dipinggir jalan untuk sekedar menghilangkan lapar.
"Udah kali ngerekam nya, da sampai kapan pun juga cantiknya wajah gw mah gak akan pernah habis... hehehe" ujar nya Narsis.
"Hahaha iya deh, ibu Tiffany yang cantik, manis dan imut... kalo gitu lihat sini dong kan tadi bilang cantik nya gak akan habis..."
"Hwadwuh mwakwaswih bwanywak uwdwah dwibwilwang cwantwik, cwinwi akwu cwiwum (haduh makasih banyak udah dibilang cantik, cini aku cium)," ucap gadis itu dengan mulut penuh baso dan bibir yang sengaja di manyun-manyunkan. Gabriel yang merekam kelakuan Tiffany yang lucu langsung tertawa terbahak-bahak.
Entah apa yang ada dipikiran Tiffany saat ini, ia pun ingin menjaili Gabriel. Disaat Gabriel masih sibuk merekam dan tertawa Tiffany lalu memasukan sebuah bakso kedalam mulut Gabriel yang terbuka lebar. Alhasil Gabriel pun berhentik tertawa dan batuk akibat tersedak.
"Gila, gw mau mati tadi rasanya. Jahat banget sih elu..." ujar Gabriel kesal. Namun, Tiffany tidak peduli dan memilih menghabiskan semangkuk baksonya.
Dalam benak pria itu, ia mengagumi kecantikan Tiffany. Sebuah kecantikkan yang luar biasa. Ia seperti bersahabat dengan seorang malaikat. Karena memang jelas bahwa kecantikkan Tiffany dapat membius siapa saja yang melihatnya untuk mengatakan "cantik".
"Fan..."
"Hmmm... ya Riel?"
"Kagak,... udah belom makannya? keburu hujan neehhhh..." ujar Gabriel mengurungkan niatnya. Sebenarnya barusan ia ingin sekali mengatakan perasaannya saat ini terhadap Tiffany. Namun, ia takut jika nanti malah merusak persahabatan mereka.
"Udah, yuk kita kerumah lu.."
***
Selama diperjalanan pulang tadi, Gabriel terus memikirkan perasaannya terhadap Tiffany. Ingin sekali ia mengatakan kepada Tiffany bahwa dirinya memiliki rasa terhadap gadis itu. Namun, akal sehat nya masih mampu mengalahkan perasaannya. Gabriel takut bila nanti ia mengatakannya lalu Tiffany menolak, dan merusak hubungan persahabatan mereka.
"Riel, stop dulu napa cameranya. Ini kerjain dulu soal no 23!," ujar Tiffany. Tapi, pria itu tidak langsung mematikan cameranya. Namun, ia menaruh cameranya di samping kanan meja dan diarahkan tepat kepada mereka berdua. Sehingga apa yang mereka berdua lakukan sekarang dapat terekam.
"Nah kalo ginikan kita berdua bisa terekam bareng... hehe," ucap pria itu yang dibalas dengan bibir manyun Tiffany.
"Soal no 23. Apa yang dimaksud dengan perasaan tersembunyi? sebutkan dan jelaskan!," Gadis itu membacakan soalnya kepada Gabriel. Gabriel pun terdiam seperti sedang berfikir.
"Perasaan yang dirasakan seseorang, yang sengaja tidak sampaikan kepada orang yang dituju demi maksud tertentu. Contoh nya Perasaan sayang dan cinta. Ada banyak alasan mengapa orang tidak mengatakan perasaan yang sebenarnya terhadap orang yang dimaksud, karena salah satunya dia tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka,"
"Oh gitu ya, tapi bisa diulang gak? belum gw tulis nih elu nya kecepetan hehehe...," ujar Tiffany polos, wajah nya tersenyum manis seakan tidak ada dosa yang ia perbuat.
Gabriel merasa kecewa karena Tiffany sepertinya tidak mengerti pesan tersirat yang ia ucapkan. Dengan lemas Gabriel pun mengulangi jawabannya tadi. Sebesar apa pun kekecewaan Gabriel pada Tiffany, bila gadis itu sudah tersenyum dihapannya ia pasti akan cepat melupakannya.
Hampir saja Gabriel melupakan wajah gadis itu, wajah yang cantik dan manis. Wajah yang sekarang mencuri hatinya kembali. Mencuri hati pria itu, disaat dirinya jatuh cinta terhadap gadis itu.
"Fan..."
"Ya...?"
"Love you..."
"Are you joking me, Riel?"
Next Chapter 1. Greedy (Create)
Terakhir diubah: