Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG A Diary of Dick (Season 3/Final) - The Last Love

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Berkah atau masalah nih....?
 
Mantappp suhu apdetnya...
Armand dpt perawan inez..Mdh2an inez pegang komitmen ya biar semua aman..Jgn lupa pasang KB biar ga hamil tu si inez..hehehe...
 
"Aku tidak mengalami ini dengan Vany dulu di malam pertama kami..."

nah maksudnya gimana kang? vany ga perawan atau vany ga agresif ? :Peace:
 
Soal keberadaan Inez di kontrakan, aku sudah bilang ke bapak kos. Dia mah santai-santai aja, apalagi aku lebihin uang bulanan kontrakanku, walaupun kata dia sebenarnya tidak usah, tapi aku tetap kasih, toh anggaran kontrakanku ditanggung kantor, jadi aku nambahinnya gak banyak, itu pun uang tambahannya hasil nilep jual matrial lebihan proyek ke Madura hehehe.

Dan hari itu pun berjalan biasa saja, ke office dulu jemput Melly lalu berangkat ke site, kerjaan instalasi di proyek mulai berjalan. Mark sama Isla sempat nongol sebentar di site lalu pergi lagi. Jam 2-an aku berangkat pulang sama Melly, aku nahan diri untuk gak macem-macem sama Melly meski jeans dan kemeja ketat-nya hari itu cukup menggoda, dia masih seperti biasa, pendiem dan jutek. Setelah kuantar sampe halte bis kearah Jakarta, aku pun meluncur ke Garut.

“Kak, ini bra siapa ?”, tanya Inez sambil agak cemberut. Ini adalah senin malam dan aku sudah di Bekasi lagi.

“Oh itu, punya Titin”, jawabku datar sambil makan di depan TV.

“Titin siapa ? aku kira punya kak Vany”

“Nanti juga kamu kenal”

“Iiiihhhh kakak, kakak selain sama kak Vany, terus sama aku, terus sama siapa lagi ?”

“Sama banyak, ada beberapa yang suka kesini”

“Terus ? kakak.... kakak, gituan sama mereka ?”

“Ya namanya juga laki-laki normal Nez”, jawabku datar.

Inez terdiam, ia memegang bra berwarna ungu yang ukurannya cukup besar itu, ia menatapku dengan pandangan sedih, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku kira cuma aku sama kak Vany aja kak”, Inez mendekatiku.

“Terus kenapa ? kamu gak terima ?”, tanyaku agak sadis. Inez menunduk.

“Beginilah saya Nez, begini hidup saya, mudah-mudahan kamu gak nyesel”, ujarku sambil menatapnya.

“Kakak anggap aku cuma pemuas nafsu kakak ?”, tanya Inez. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

“Kalo diem berarti iya...”, lanjut Inez tertunduk. Ia mulai menitikkan air mata. Cukup lama kami terdiam, mataku menatap Inez yang tertunduk.

“Aku sayang sama kakak...”, Inez nangis lagi.

“Kamu pikir saya gak sayang sama kamu ? Udahlah, jalanin aja”, jawabku. Inez tersenyum manis mendengar jawabanku.

Kami lalu menjalani hari-hari bersama, Inez bener-bener jadi istri kedua buatku. Ia pandai memasak sehingga peralatan masak yang sebelumnya terbengkalai di kontrakanku jadi berfungsi kembali, efeknya aku juga jadi bisa irit karena gak harus selalu beli makan diluar. Inez juga menjalani aktivitas sekolahnya seperti biasa, ia menggunakan motornya sendiri untuk pulang pergi ke sekolah. Urusan pergaulan sekolahnya aku juga gak begitu tau, tapi Inez pernah bilang kalau sekarang ia lebih memilih jadi anak baik dan gak mau jadi anak sok gaul lagi. Inez juga terbukti memegang janjinya, ia ngumpet kalau aku sedang video call-an dengan istriku, ia paham akan posisinya sebagai selingkuhan. Kemudian yang paling nikmat diantara semuanya adalah seks, yup, aku bebas melampiaskan nafsuku pada Inez kapanpun selama dia gak menstruasi, Inez pun sedang senang-senangnya ngentot karena baru tau rasanya.

Kebahagiaanku makin bertambah ketika tak lama setelah Inez mulai menginap, Jessica datang ke kosan. Agak awkward moment banget pada awalnya namun kemudian suasana cair, Inez rupanya mampu menerima sifatku yang memang doyan perempuan.

“Jadi gimana ? Udah saling kenal ? Akrab ?”, tanyaku pada Inez dan Jessica. Mereka saling tatap, lalu menatapku dan tersenyum tersipu.

“Yaaahhh, jadi gimana ya, Inez, Jessica, hubungan kita bertiga emang, ya, aneh, tapi saya sih pengennya kalian jangan terlalu... kebawa perasaan, have fun aja, kita seneng-seneng aja lah, anggap kontrakan ini rumah kalian sendiri, kita bertiga penghuni disini, jadi yang saling jaga aja”, ujarku.

“Terus yang jadi istri pertama siapa kak ?”, celetuk Inez.

“Yaaa... ya yang di Garut lah”, jawabku.

“Wooooo...”, Inez dan Jessica kompak.

Aku langsung menghampiri mereka dan merangkul keduanya, “Udah gausah kesatu kedua, yang ada disini pokoknya juara di hati aa”, ucapku seraya bergaya ala playboy.

Setelah bercanda-canda, nafsu pun membawa kami hingga akhirnya terjadilah threesome. Inez yang tampak gugup pada awalnya lambat laun bisa menikmati hubungan ini, sementara Jessica juga mampu menempatkan diri dengan baik.

“Nih, gini yah neng kalo nyepong, pelan-pelan, paling utama jangan sampe kena gigi, kayak gini nih”, Jessica mencontohkan cara nyepong yang baik pada Inez, sementara Inez manggut-manggut disampingnya. Kami bertiga telanjang bulat dan tubuhku serasa jadi model praktikum cabul-nya Jessica yang mengajari Inez hahahahahahaha

“Gimana kak ? enak gak ?”, ujar Inez saat pertama mencoba menyepongku.

“Lumayan, masih kena gigi sedikit”, jawabku sambil meringis.

“Pelan atuh neng geulis, mulutnya dibuletin gini nih ngebentuk huruf ‘O’ gini kayak teteh”, Jessica mencontohkan.

Dan yeah, malam pertama kedatangan Jessica menjadi kali pertama threesome kami. Aku ngecrot di memek Jessica karena Inez sedang subur. Inez tampak bahagia dengan pengalaman barunya ini, ia pun dalam waktu singkat menjalin keakraban dengan Jessica, senangnya kalo bini pada akur begini hehehehe

“Besok ajarin aku lagi ya teteh Jessica”, pinta Inez riang.

“Iya siap neng geulis, aduh si aa Armand pasti seneng banget nih”, ledek Jessica. Aku senyum saja.

“Kemungkinan nanti bakal ada juga yang dateng lagi kalo weekend, nanti kenalan yah”, ujarku.

“Ya ampun”, Inez dan Jessica kompak bicara sambil melongo, aku ketawa melihat ekspresi mereka.

Di saat proyekku intensitas kesibukkannya meningkat, aku menjalani kehidupan pribadi yang penuh nafsu birahi dengan menyenangkan. Adanya Inez di kontrakan, juga Jessica yang sering menginap membuat kehidupan seks-ku sungguh berwarna, bahkan kehidupan sehari-hari juga menyenangkan. Inez dan Jessica yang akur dan sama-sama hobi masak, setiap pulang kerja, makanan sudah siap, kontrakan juga bersih dan rapi gak berantakan seperti biasanya kalau aku tinggal sendirian. Jessica sempat membawa anaknya main ke kontrakanku, dan gila-nya aku ngentot dengan dia sementara anaknya itu tidur di gendongan Inez. Inez yang lucu juga sering jadi bahan ledekan, aku sering mengganggunya kalau sedang mengerjakan PR sekolahnya. Sesekali aku pergi keluar dengan Inez untuk nge-mall dan sekedar makan di luar. Inez, dan Jessica juga mengerti status rumah tanggaku, sehingga komunikasi-ku dengan Vany dan anakku di Garut tidak terganggu. Waktunya telponan, video call atau chatting semuanya berjalan normal tanpa ada perubahan semenjak kontrakanku ketambahan penghuni baru, jadwal pulang ke Garut juga berjalan seperti biasanya. Jangan lupa masih ada Melly di kantor, tapi dia sih jarang sekali kuentot, benar-benar jarang, udah keburu kenyang di kontrakan, lagi pula site office sekarang ramai terus karena supervisor-supervisor sub-contractor yang sering nongkrong di sana, apalagi kalau ada lembur, palingan Melly ku grepe-grepe aja, sama pernah sempet nyepong waktu kebetulan ada kesempatan. Begini namanya selingkuh profesional, makanya rumah tanggaku aman-aman saja.

“Kamu nge-fans sama dia ?”, tanyaku pada Inez. Kami sedang mengobrol di mobil dalam perjalanan ke sebuah mall malam itu.

“Yaa suka sih kak, orang-nya tuh kayak sempurna banget gitu, udah cantik, pinter, jago acting, suaranya bagus, calon suaminya orang tajir hahahaha... Semacem sosok impian cewek Indonesia deh Putri Rahmania tuh”, cerocos Inez semangat.

Sesampainya di mall, kami sempat keliling sebentar mengantar Inez cari make-up. Aku sempat video call dengan Vany, aku jujur saja sedang berada di mall mau beli stok makanan, sama beli toddler book untuk anakku. Emang beneran beli sih, walau sekalian jalan ama selingkuhan, ini namanya sambil menyelam minum whisky hehehe

“Kak, ini kita mau kemana ?”, tanya Inez.

“Udah ikut aja”, jawabku.

Inez tampil cantik dengan dress terusan berwarna biru dongker yang longgar, namun bagian bawahnya sedikit diatas lutut. Ia membawa tas selempang wanita berwarna putih dangan kantung yang besar, lalu sepatu kets putih bercorak bintang warna-warni, rambutnya terurai panjang ala swoosh Kristen Stewart dan kacamata bingkai hitam. Gaya anak muda milenial, Inez memang punya selera fashion yang bagus, ditambah sebagai anak orang kaya walaupun jauh dari orang tua ia pasti punya cukup uang untuk membiayai selera fashionnya, dan jangan lupa bahwa pada dasarnya Inez memang cantik, banget. Beruntungnya aku.

Namun wanita di hadapan kami saat ini tak kalah cantik.

“Hai, Inez ya ? Apa kabar ?”, tanya Putri Rahmania, yup, ini Putri.

“OMG ! kakak ! ini seriusan ? kak Putri ?”, Inez melotot saking girangnya ketemu idolanya.

Aku tersenyum melihat ia salting. Keduanya segera berpelukan, Inez masih gugup karena senangnya, sementara Putri masih menanyakan pertanyaan standar untuk mencairkan suasana. Aku membawa Inez menemui Putri di backstage, jelas mudah buatku untuk mengontak Putri karena aku punya nomor handphone pribadinya, bahkan Putri sendiri yang menyambut kami di ruangannya. Kami pun berbincang sambil Putri sedang di make-up, sesekali Putri mencuri pandang padaku, kami kemudian melakukan wefie, Inez yang paling banyak wefie dengan Putri, ia tampak antusias sekali, tak lupa juga Inez mendapatkan tanda tangan Putri di sampul album barunya. Setelah puas jumpa fans, Putri ‘mengusir’ Inez keluar dari ruangannya.

“Maaf ya Nez, tunggu sebentar diluar, aku ada perlu sama Armand, maklum temen lama hihihi”, ujar Putri sopan.

“Iya kak, gapapa aku ngerti kok, aku tunggu di cafe aja ya kak Armand, sekalian cari kursi”, ujar Inez, aku mengangguk.

Putri bahkan meminta kru-nya meninggalkan ruangan sebentar, karena ingin bicara denganku. “5 menit ya Put, belom kelar tuh”, ujar kru hair stylist Putri.

Setelah semua keluar, tinggal aku dan Putri berduaan. Ruangan yang luas dengan berbagai macam peralatan dan busana panggung Putri, juga meja rias besar tempat Putri duduk. Aku menatap wajah Putri, ia tersenyum padaku.

“Ini gak apa-apa kita berdua begini Put ?”

“Kenapa emang ? kamu grogi ya Man ?”

“Iya sih hehehe... Tapi takut juga, kalo ada paparazzi tau kamu berduaan sama rakyat jelata kayak aku, sementara kamu mau nikah, gimana dong ?”

Putri tak menjawab, ia hanya meraih tanganku dan menggenggamnya. Matanya menatapku lekat, aku bisa merasakan ada kesedihan di matanya, tapi biar begitu Putri tetap cantik luar biasa.

“Kamu beneran bandel ya sekarang Man, anak ABG aja kamu embat juga”, ledek Putri.

“Eh hehehehe... Gak sengaja Put, seriusan, dia yang ngejar-ngejar malah”

“Iya aku ngerti kok Man”

“Kamu cemburu ?”, tanyaku.

“Hah...”, Putri lalu membuang pandangannya ke atas, nampak matanya berkaca-kaca. “Kalaupun aku cemburu, aku bisa apa ? Lagian dasarnya kamu kan emang udah ada yang punya Man”, ujar Putri.

“Aku cuma pengen berduaan sebentar sama kamu Man, aku kangen banget sama kamu, aku... aku kepikiran kamu terus”

Mendengar kata-kata itu dari Putri, rasanya hatiku bergetar. Refleks langsung kusambar bibirnya, dan ia juga membalas ciumanku mesra. Aku pinggang ramping Putri, sementara Putri meremas rambut bagian belakang kepalaku, ia merangkul leherku. Ciuman mesra kami perlahan berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Wangi parfum Putri, yang pasti mahal, meningkatkan libidoku. Sambil masih bercumbu dengan nafsu, aku mengangkat tubuh Putri ke arah sofa yang ada di ruangan itu. Aku rebahkan ia di atas sofa lalu kami bercumbu sementara tubuhku menindihnya.

“Aaaaaaaaaahhhhhhh... Man... hhhmmmpppphhhh”, desah Putri.

Cumbuanku menjelajahi lehernya, semerbak wangi parfumnya benar-benar menggoda. Leher Putri sungguh mulus, lalat aja kepleset kayaknya saking licinnya. Aku melepas ikatan kimono di pinggang Putri, sehingga kini kimononya terbuka. Ternyata masih ada bra hitam polos, aku sempat berpikir : “artis tapi BH-nya kayak dapet beli di pasar malem”, ah tapi mana ngerti aku urusan tren BH, biar polos begini pasti harganya mahal dan bermerek, bodo amat ah yang penting isinya.

Dengan terengah engah Putri menurunkan sebelah cup bra-nya, sehingga kini di hadapanku ada sebuah payudara mulus berputing hitam dengan ukuran, okelah, medium, gak jumbo kayak Jessica atau tante Rani tapi masih lebih besar dari punya Inez, diatasnya Nina, diatas punya Lisma, mirip-mirip punya istriku Vany, bentuknya kayak punya Silvy. Ah apaan sih, saking banyaknya toket yang pernah kunikmati aku jadi suka sering bikin perbandingan begini.

“Aaaaahhhhh.... Armand, oh sayaaaanngggggg.... uuugggghhhh”, desah Putri saat kuhisap-hisap puting toket kirinya, sementara yang kanan dan masih tertutup cup bra kuremas-remas. Putingnya mengacung, kuputar-putar lidahku di lingkaran areola Putri. Ia gemetar keenakan.

Namun tak lama, Putri lalu memegang kepalaku dan mengangkatnya saat aku sedang asyik-asyiknya. Setelah sempat mengecup bibirku, ia berbisik : “Kita gak punya banyak waktu Man”.

Aku bingung dengan maksud ucapan Putri, ia lalu dengan cekatan memburu celanaku. Kebetulan sekali aku sedang memakai celana jogger pendek dengan pinggang karet, jadi tinggal diprosotin aja. Maka segeralah kontolku yang sudah ngaceng maksimal ada di depan wajah Putri. Putri langsung berlutut sementara aku berdiri tegak.

Tok... tok... tok... “Putri, Put, buka Put, Putri”, suara manajer Putri memanggil di balik pintu.

Aku sempat saling bertatapan kaget dengan Putri, sebenarnya aku sudah mau menarik balik celanaku ke atas, tapi ditahan oleh Putri. Ia langsung melahap kontolku.

Anjrit, mimpi apa aku semalem, aku sedang disepong artis ! Gilaaaaakkk !

Karena waktu tak banyak, Putri langsung menyepong kontolku dengan speed maksimal. Lembut, hangat dan basah kurasakan kala kontolku di dalam mulut Putri. Jago sekali mantanku ini, masih tak kusangka kalau ingat culunnya dulu saat kita masih pacaran di SMP, tapi di satu sisi aku juga ada rasa sedih, berarti dia sudah sering melakukannya. Oh Putri sayang, apa kamu rusak demi popularitasmu ?

“Puuutttt !!!”, suara manajer Putri memanggil makin keras. Aku makin gelisah, sempat kutarik batang kontolku dari mulut Putri, kupikir sudahlah aja dulu, masih bisa lain kali. Namun Putri melotot padaku dan mencengkram pantatku. Ia malah makin menghisap-hisap lubang kencingku, aduh nikmatnyaaaa.

“Iya mbak sebentar ! Ini Putrinyaaaa.... anu...”, aku menjawab panggilan si manajer.

“Kenapa Putrinya mas ? dia gak apa-apa kan ? Ini waktunya udah mepet nih !”, teriak si manajer kesal.

Ditengah kebingungan, aku berusaha fokus supaya cepat keluar. Biasanya aku konsentrasi untuk memperlama durasi, kini justru sebaliknya, biar cepat keluar. Ayo Armaaanndddd !!!

Kupegang wajah Putri, agak mencengkeram sebenarnya. Lalu tangan kananku agak menjambak rambutnya, kemudian pinggulku kugerakkan maju mundur sehingga kontolku maju mundur juga di mulut Putri. Dalam hitungan detik kontolku berdenyut tandanya aku mau ejakulasi, Putri yang sadar akan hal itu malah mencengkeram pantatku dan menekannya makin dalam.

“HHHHMMMMMMPPPPHHHHHH !!! UGH ! UGH ! UGH ! UGH ! UGH !”, pekikku tertahan saat aku orgasme.

Spermaku kutumpahkan semua di mulut Putri, bergegas aku menarik celanaku ke atas dan Putri beranjak menuju toilet. Aku sempat memperhatikannya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan memberi isyarat untuk membuka pintu. Aku menurut dan segera menjalankan perintahnya. Saat pintu terbuka, si manajer langsung celingukan mencari Putri. Manajernya masih muda, perempuan gendut jerawatan.

“Ke toilet mbak Putrinya”, ujarku padanya. Ia tak menjawab, lalu langsung pergi menghampiri Putri. Kru yang lain juga langsung masuk ke dalam.

Aku keluar ruangan tapi tak langsung pergi, melainkan bersandar di dinding luar ruangan dressing room Putri. Sayup-sayup kudengar Putri berdebat dengan manajernya.

“Urusan pribadi aku kamu gausah ikut campur !”, teriak Putri ketus.

“Kita ampir telat loh ini, lagian dari awal aku udah gak setuju kamu pake mau ketemu temen kamu segala”, omel manajer Putri.

“Denger ya, aku udah belasan taun jalanin profesi ini, aku tuh profesional, tenang aja kamu gausah kuatir, dan gausah jelek-jelekin temen aku, aku gak suka !”, bentak Putri. Putri membelaku, aku lalu menarik nafas, lalu segera mencari toilet mall.

Aku duduk bersama Inez menikmati aksi panggung Putri malam itu. Inez sibuk dengan instagram-live nya, ia nampak senang sekali bahkan meninggalkanku untuk maju lebih dekat ke panggung. Sementara Putri tampil bak bidadari, walaupun dengan pakaian casual karena temanya akustikan. Ia membawakan sejumlah hits terkenalnya macam “Telor Dadar”, “Samber Gledeg”, “Pipis Onta”, “Si Tampan Siluman Kerbau” dan lain-lain. Penonton yang hadir sangat padat dan ikut bernyanyi di semua lagu, terutama para Putrilicous yang berada di barisan terdepan. Putri sendiri juga begitu interaktif dengan penontonnya, sesekali ia bercanda di sela pergantian lagu. Ia beberapa kali memandangku, namun cuma sekilas saja sebelum kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Haaahhh... mana ada yang tau, bahwa wanita maha-cantik nan anggun yang sedang bernyanyi dan menjadi pusat perhatian malam ini, barusan menyepong kontolku, bahkan aku ejakulasi di mulutnya.

“Oke, aku mau bawain lagu orang lain, dia penyanyi favorit aku dan lagunya juga punya kenangan buat aku, yang tau lagunya ikut nyanyi ya”, ujar Putri di atas panggung.

Dan yup, lagu kenangan kami, lagu favorit kami saat pacaran dulu pun terlantun, You Are Still The One milik Shania Twain. Lagu ini sering kunyanyikan buatnya dulu, sambil kupetik gitar. Padahal lagu ini lagu 90-an dan kami pacaran tahun 2005, jadi sebenarnya lagu ini sering disetel ayahku waktu aku masih kecil, ketika ABG dan mulai ngerti bahasa Inggris aku pun paham makna liriknya dan kujadikan lagu cinta untuk Putri, sekalian biar gak terlihat mainstream mengingat masa SMP-ku digempur lagu Ungu, radja sama Peterpan. Jelas, lagu ini dinyanyikan Putri untukku. Terharu aku mendengarnya, ia sesekali menatap mataku, walau sekejap, seakan seluruh lirik lagu ini ditujukan buatku.

“I’m so glad we made it, look how far we’ve come my baby...”

Usai nonton konser, aku pulang dengan Inez, sekitar jam setengah 11 malam lah. Inez menyetir dan aku duduk disampingnya. Aku senyum-senyum sendiri mengingat kejadian yang baru aku alami.

“Ciyeee kakak seneng banget kayaknya, barusan ngapain aja tuh berduaan ama Putri ?”, ledek Inez.

“Kepo deh kamu, udah nyetir aja yang bener”, jawabku.

“Idih kakak, eh cerita dong dia tuh temen kakak waktu kapan ? Aku gak nyangka loh sumpah, idola aku ternyata temen deket kakak, apa jangan-jangan...”

“Jangan-jangan apa ?”

“Kakak mantannya dia ya ?”

“Kok tau ?”

“Hah ? Seriusan ? Kak Armand mantannya Putri Rahmania ? Ih hebat banget kakak ?”

“Kamu gak cemburu ?”, tanyaku balik pada Inez.

“Yah, kalo ngikutin cemburu sih kak, fakta kalo kakak itu suaminya kak Vany juga udah bikin aku nyesek, ditambah ternyata kakak doyan tengil juga sama kak Jessica, belom ama yang lain-lain, terus aku mesti saingan ama Putri Rahmania juga gitu ? kalah telak dong aku”, cerocos Inez.

Aku mendekatinya dan mencumbu kening Inez, lalu tersenyum.

“Ih apa sih kakak cium-cium”, ujar Inez sok jutek padahal sambil senyum. Kami lalu terdiam dan cuma suara siaran radio yang terdengar.

“Aku tau, aku gak bisa jadi satu-satunya di hati kakak. Tapi, dengan bisa deket sama kakak aja aku bahagia banget”, ujar Inez seraya memandang ke depan. Aku senyum dan terdiam.

“Iiihhh kakak malah senyum-senyum, ngomong dong !”

“Lah... saya mesti ngomong apa ?”

“Ya apa kek yang bikin aku seneng, kayak : saya sayang sama kamu Nez, gitu”

“Nah itu saya gak perlu ngomong kamu udah ngomong sendiri”

“Iiihhh kakak, itu kan kata aku, kakak dong yang ngomong”

“Ogah ah, ngantuk, mau tidur”, ujarku lalu bergerak memiringkan tubuh.

“Iiiihhhh kakak maaahhhh”, rengek Inez BT.

Toooooooooooottttttttttttttt !!!!!! Tiba-tiba truk besar berada di depan mobil kami.

Next Update : https://www.semprot.com/threads/a-d...the-last-love.1260480/page-18#post-1898070452
 
Terakhir diubah:
Wahhh hidayah dari tuhan buat armand melalui truk kah atau jgn jgn yg bawa itu truk si vany lagi wkwkkw? Ditunggu malem jumat hehehe
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd