Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aftermoon (3rd Majestic)

Status
Please reply by conversation.

nodacangcut

Semprot Lover
Daftar
17 Jul 2015
Post
278
Like diterima
89
Bimabet
Cinta bukan bunga fantasi yang bisa terus mekar selamanya.
Cinta memang indah, majestik tentu, tapi selayaknya bunga yang tumbuh, mekar, kemudian gugur.

Ini masih kisah tentang si Gadis Penyuka Bulan, Viviyona dan Tuan Maha Tidak Peka, Rehan.
Di langit dan semesta yang masih juga sama.
Hanya hari hari di depan, misteri, dan takdir tak terduga yang menanti mereka. Akan (mungkin) menarik untuk diikuti.

Sesi terakhir dari semesta Majestik, saya NodaCangcut mempersembahkan :

D4uWZKxVUAACCPr
 
Part 1
Deja Vu

Waktu bergulir, gelap malam perlahan membias.
Purnama tetap di sana, di langit biru pucat pertanda pagi menjelang.
Mentari dengan sombongnya menyingsing. Lengan cahyanya menyelinap masuk ke atap kaca loteng rumah Rehan, membelai hangat kedua insan yang terbaring berpelukan di atas sofa coklat.
Yona yang pertama terjaga, menggeliat melemaskan otot otot tubuhnya yang kaku.

"Rehan.. Bangun.." tangan mungil Yona mengusap lembut pipi Rehan.

"Hei..." sapa Rehan yang berhasil membuka matanya, meski kantuk masih berat mendera.

Yona tertawa kecil melihat wajah bantalku di hadapannya, dia menarik wajahku mendekat kemudian mengecup keningku.

"Aku laper" ucap Yona setelahnya

"Makan sosisku ajah" candaku sambil menguap

"Iya nanti, kalo udah sarapan" timpal Yona dengan nada serius

"Aku bercanda..." seruku sambil mencoba bangkit dari sofa.

"Well, Aku ngga"

Aku menggeleng, lalu menarik lengan Yona untuk menuntunnya menuju ke bawah. Meninggalkan ruangan itu yang mulai menghangat akibat sinar matahari.

oOo​

Kami berdua duduk berhadapan di ruang makan. Setelah ku selesai memasak nasi goreng sementara Yona membersihkan diri di kamar mandi.

"Ngga akan seenak buatan lo sih, tapi ya masih bisa dimakan lah"
Kupersilahkan Yona untuk mulai menyantap sepiring nasi goreng di hadapannya.

Yona langsung menyuap sesendok nasi goreng itu dan memakannya, berikutnya, dan terus berlanjut tanpa memperdulikan wajah melongo di seberang meja.

"Emang masih dalam taraf bisa dimakan kok tenang ajah" komentar Yona, pada akhirnya, setelah setengah porsi menghilang dari piringnya.

Masakanku memang tak buruk kok, beberapa menu di kafe justru buatan tanganku sendiri. Tapi antisipasi seperti itu tetap muncul ketika aku menyerahkan langsung masakan buatanku kepada pelanggan, dalam kasus ini Yona.

"Hei, kamu juga makan dong, aku cuma bercanda tadi haha"

"Haha.. Hah" Aku menimpali dengan malas yang disambut cekikikan Yona kemudian.

"Kita kaya pasangan baru nikah yah?"
ucap Yona tiba tiba, yang sukses membuat teh manis menyembur keluar dari mulutku diiringi batuk batuk lebai.

Lagi lagi Yona terkekeh geli, plis, aku mulai sebal dengan reaksi itu.

"Lagian kita emang sudah resmi jadian kan?" sebuah pertanyaan retoris yang dilemparkan kepadaku yang sedang sibuk mengelap meja yang basah berkat semburanku tadi.

Aku mengangguk, sebuah senyuman terlukis di wajah Yona.
Aku membalas senyuman itu setulus mungkin.
"Jadi apa perbedaannya?"

Yona mengernyitkan keningnya, berusaha mencari jawaban yang tak pernah ada di dalam pikirannya.
Wajar saja, masih dalam hitungan jam sejak aku menyadari sebuah rasa yang Yona berikan padaku adalah sebuah rasa yang sama dengan yang kurasakan, belum genap satu hari semenjak aku mengungkapkan perasaanku dan Yona menyambut ikrar itu hingga menjadikan kita sepasang kekasih.

"Bukan berarti segalanya akan berubah kan, kayanya gitu sih" ujar Yona.

Aku tertawa kecil, dengan tanganku, ku seka rambut hitamnya yang mulai memanjang.
"Kayanya gitu sih" aku menirukan ucapannya dan Yona pun ikut tertawa.
Sial, dia cantik sekali.

Mungkin memang tidak segalanya tapi beberapa hal memang berubah. Hal apa itu aku sendiri belum tahu pasti. Bagiku beberapa hal tentang perasaan tak semudah itu bisa diubah menjadi sebuah kata kemudian menjadi mudah untuk dimengerti. Perasaan ku untuk Yona memang berubah, tapi hal lain selain rasa Cinta juga ikut berubah. Misalnya saja, sesuatu yang menggelitik rongga kecil di dalam dadaku saat aku melihat Yona tertawa untuk sesuatu yang bukanlah hal lucu, seperti sekarang ini, tidak mudah untuk mendefinisikannya.
Datang secara alamiah hanya karena sebuah ikrar, sebuah ungkapan aku menyayanginya dan sebuah keinginan untuk memilikinya.
Serakah, itulah cinta.

oOo​

Aku mengantar Yona ke teater, meski waktu meliburkan diri atas perintah staff-nya belum habis Yona bersikeras ingin pergi ke sini.
Masih pagi, setidaknya begitu kelihatannya dari aktifitas mall Fx yang relatif sepi.
Area parkir bawah tanah pun lengang hanya beberapa kendaraan yang terparkir rapi dengan jarak satu sama lain yang cukup jauh.
Aku dan Yona berjalan beriringan menuju lift yang akan mengantar kami ke lobi.
Lift, tiba tiba aku teringat sesuatu.

"Waktu itu lo lagi engas berat, inget ga?"
bisikku pada Yona di dalam lift yang hanya ada kita berdua.

"Berisik ih" Yona mencubit pinggulku cukup keras sampai aku mengaduh.

"Apa itu perlu?" aku mengusap bekas cubitan Yona, yang ku kira pasti meninggalkan bekas.

"Pertanyaan mu itu yang gak perlu" Yona menjulurkan lidahnya ke arahku, sesaat sebelum pintu lift terbuka.
Kami sampai di lobby dan masih harus naik lift lagi untuk mencapai lantai di mana teater berada.

"Gue kan cuma teringat" ujarku sambil menekan tombol F4 dan lift pun beranjak naik.
"Pertemuan yang aneh hahaha"

Yona hanya menatapku dengan senyum yang mencurigakan. Selebihnya kami berdua terdiam sampai lift berhenti di lantai tujuan kami.
Dengan cekatan Yona menarik tanganku, menuntunku berjalan menuju pintu masuk khusus member dan staff JKT48.

Deja vu.

Suasana masih sangat sepi. Tepatnya hampir tak ada tanda tanda kehidupan. Mungkin staff yang datang duluan ada di sisi lain ruangan yang sedang aku dan Yona lalui. Yona terus menuntunku menuju ke sebuah ruangan, yak, gudang itu lagi.

"Hari itu masih teringat jelas di ingatan ku, tapi beberapa detilnya mulai sedikit samar"
ucap Yona dengan suara rendahnya yang membuat ku sedikit merinding.

"Bantu aku mengingatnya kembali dengan jelas"
Berkata demikian Yona mendorongku ke sebuah kursi hingga aku terduduk.
Aku menatap kedua matanya yang nanar, mata itu menatapku dalam dalam. Nafasnya yang memburu terdengar jelas sekali di dalam ruang sempit ini.

Di saat seperti ini, orang bodoh pun tahu harus berbuat apa, ya kan?
 
Terakhir diubah:
Waah, salah satu cerita yang bikin aku betah di forum ini ada lanjutan nya.

Lanjutan apa cerita baru nih? Cast nya tetep apa ada lagi tambahan? Yang jelas semoga ceritanya bisa tetep semenarik kemarin
 
Nah season 3 dari Yona di hadapanku, karya terbaik dan salah satu gaya penulisan kesukaan gw. Salah satu penulis yg menginspirasi gw dalam menulis kembali dengan sebuah karya. Ditunggu!
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd