" Jika mama menghormati perkawinan ini, semua harus diselesaikan , semua dimulai dengan kejujuran , semua aktivitas kita terganggu , sama-sama tidak nyaman , semua tergantung kerjasama mama dalam menyelesaikan ini semua " Akhirnya aku lagi yang harus mengawali pembicaraan. Tanti masih diam menunduk.
" Maksud ayah bagaimana ? " Tanti akhirnya membuka mulutnya.
" Mengapa mama melakukan ini semua ? "
" Aku udah bilang kan..semua terjadi begitu saja , tanpa cinta !! " jawab istriku sambil sedikit membentak.
" Aku bertanya secara baik-baik , kamu nyolot lagi !" Jawabku mulai jengkel.
Tanti kemudian terdiam.
" Berapa kali kamu keluar sama dia ?!"
" Ini mau menyelesaikan masalah atau mengungkit-ungkit ? " Lagi-lagi istriku mulai mengajak percekcokan.
" Jika kamu ingin menyelesaikan masalah , semua diawali kejujuran , baru ditanya berapa kali keluar saja sudah marah lagi ! Bagaimana bisa menyelesaikan masalah ! "
" Hmmm penting ya berapa kali aku keluar?"
Ingin rasanya aku menampar mulutnya yang masih berbelit-belit, namun aku harus bisa menahan diri.
" Baiklah ..ini satu-satunya cara , aku hubungi mami saja , mama tidak mau bekerja sama ! "
" Ya silahkan saja..biar semua orang tahu , aku lelah kamu tanya-tanya seperti itu terus ! "
" Heeyy...lelaah ?" Kamu lelah ? Egois , kmu tidak melihat perasaanku ?!" Aku mengepalkan tangan menahan amarahku.
Percakapan hari itu akhirnya berjalan buntu, hanya pertengkaran-pertengkaran tak berujung hingga akhirnya aku melelapkan tidurku di luar pintu kamar.
Berhari-hari pertengkaran masih terjadi. Hingga akhirnya aku memiliki ide untuk menghubungi Andika secara sembunyi-sembunyi, apapun resikonya !