Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhirnya.....

gilingkoming

Semprot Kecil
Daftar
15 Jul 2011
Post
75
Like diterima
70
Bimabet
Dulu cerita ini sempat beta uplod bukan dicerbung... karena rencana memang tiada bersambung, seiring mengalirnya ide, akhirnya berubah menjadi cerita yang bersambung, semoga persembahan perdana ini menambah khasanah cerita di forum ini.
jikalau ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan... selamat menikmati, semoga bermanfaat.......

PROLOG​

Aku dan Dik Ayu adalah sepasang kekasih. Sepasang kekasih hasil dari perjodohan orang tua kami. Maklum Ayah kami adalah sahabat sedari kecil, sahabat perjuangan dalam menjalani kehidupan mereka. Susah senang bersama, etos kerja yang pantang menyerah dan saling membantu membuat mereka sukses membangun usaha dari mulai nol. Hari gini kok masih mau-maunya kami dijodohkan?! Karena persahabatan orang tua kami yang kuat bahkan sudah seperti saudara sendiri maka aku dan dik Ayu juga sudah saling kenal sedari kecil, tumbuh bersama dan mungkin ini juga yang membuat kami sudah saling cocok sehingga ketika kami dijodohkan kami iyakan saja. Apalagi kami sejak awal dididik untuk tidak manja meski keluarga kami sangat mampu untuk menuruti kemanjaan kami. Karena Ayah dik Ayu adalah pengusaha Garmen sedangkan Ayahku suplayer sembako, keduanya adalah pengusaha papan atas di kabupaten tempat kami tinggal. Kami dididik untuk mempunyai tanggung jawab atas bisnis keluarga. Jadi rutinitas kami semenjak masih SMP adalah sekolah, kerja, sekolah kerja. Main?? Hangout?? Hehehe... ikut dalam kesibukan bisnis keluarga sudah sangat mengasyikan. Dan itu kami nikmati sampai saat ini, lulus menjadi sarjana dari kampus swasta tak begitu terkenal lokal kabupaten kami. Bukan orang tua kami tidak mampu untuk mengkuliahkan kami ke Universitas Mahal terkenal, tapi kami sendiri yang malas untuk kuliah jauh-jauh dari rumah. Dari pada habisin uang buat kuliah mahal-mahal mending duitnya buat investasi.... maka dengan kesibukan seperti itu maka kami sangat jarang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Bukan berati kami tidak mempunyai teman. Teman kami banyak. Apalagi kami berdua adalah pribadi yang supel dan tidak sombong. Yang naksir aku juga banyak, apalagi dik Ayu, yang nama dan parasnya tidak berbeda. Tapi karena kami terlanjuar akrab, sama-sama cocok ya sudah ngapain cari yang lain....
Kencan kami berdua juga wajar-wajar saja. Telpun mesra, WA curhat, BBM gosip. Sesekali jalan bareng ke kafe makan. Kadang berdua tapi lebih sering bareng-bareng. Bareng keluarga maupun teman-teman. Aktivitas mesra?? Wajar-wajar juga. Paling gandeng tangan, pegangan tangan, cium kening. ML?? Jangankan ML, grepe-grepa aja gag pernah... hehehe... pacaran sehat pokoknya. Kalo aku paling sesekali onani.... kalo lama gag mimpi basah. Dik Ayu? Manaketehek.... gag pernah nanya... atau Dik ayunya sendiri gag pernah cerita... hehehe... gila apa cerita sama kekasihnya kalo habis masturbasi...
Nah... ada suatu kejadian yang akhirnya merusak pacaran sehat kami, dari kejadian yang tidak disenggaja... ceritanya begini....

Nggennng.... nggennng

Hp ku yang ada di meja kerjaku bergetar tanpa nada panggil... aku ambil karena jelas itu adalah panggilan dari Dik Ayuku sayang...

"Siang dik cantik.."

"Siang Mas,....... Mas.... "

Lho jawaban Dik Ayu terdengar nada suaranya cemas, tak ceria seperti biasa... gag biasa-biasanya..

" Dik Ayu sakit ya?" Tanyaku langsung

"Ehmm.... " yang terdengar suara tarikan nafas dik Ayu.... bukan jawaban

"Dik.... ada apa tho? Kamu sakit?" Tanya ku sekali lagi, akuppun jadi ikut cemas..

"Mas....akuuu...... " jawaban dik Ayu menggangtung.... walah jadi tambah bingung dan panik nih...

" Ada apa tho sayang.... dari tadi kok cuma mas... mas... Kangen sama mas?" aku mencoba mengajaknya bercanda.

"Mas Nanti sore bisa antar Ayu gag..?"

"Bisa sayang.... kemana?"

"Kalo gitu jemput Ayu di rumah jam setengah empat ya mas...."

"Siap say......" tut...tut...tut... tut.... lho..lho..lho.. belum selesai aku bicara sudah terputus sambungan teleponnya...
Haduh..... ada apa gerangan ini....

episode 2 & 3 MASIH DIHALAMAN INI
episode 4 & seTengah 5 CEK PAGE 2 YA..
episode 5 genap intip page 3
episode 6 masih juga di page 3
episode 7 ada di page 4

ada Trilogi Episode Sisipan pantau page 5
episode 8 muncul di page 5
episode 9 nongol di page 6
episode 10 hadir di page 7

episode sisipan lagi walo dikit di page 8
episode 11 nampak di page 8 juga
episode 12 rilis di page 9
episode 13 terpaksa di page 11

episode Pemanasan (pasca tepar) terdampar di page 13
episode belum utuh tengok di page 14
 
Terakhir diubah:
EPISODE 2
Jam tiga tepat aku sudah duduk di teras rumah dik Ayu. Sengaja datang lebih awal saking penasaran ada kejadian apa gerangan. Dik Ayu pun belum menemui aku. Kata mbok Yam sedang mandi. Tanda tanya-tanda tanya berseliweran di pikiranku ketika ayah dik Ayu keluar dari dalam rumah . Aku berdiri menyalaminya... Ayah dik Ayu duduk di kursi di depanku. Sedikit basa-basi kemudian ayah dik Ayu mengajukan pertanyaan yang membikin aku kaget...

"Di rawat di rumah sakit mana teman kamu itu?"

"Rumah sakit??? Teman??"

"Ehm... Maksud Ayah?" jawabku dengan bingung. Aku sudah terbiasa memanggil orang tua dik Ayu dengan Ayah dan ibu, demikian pula sebaliknya.

"Yang mau kamu jenguk sama Ayu sore ini lho.... Ayu tadi pamit katanya mau kamu ajak menjenguk temanmu yang sakit.... lha dirawat di rumah sakit mana?"

Sakit.... menjenguk ke rumah sakit.... walah-walah.. tambah bingung aku... perasaan dik Ayu tadi yang minta dijemput.... kok malah bilangnya aku yang mau mengajak pergi. Ke rumah sakit lagi. Mesti jawab apa aku ini..... belum sampai menemukan jawaban dik Ayu sudah keluar dari rumah menghampiri kami.

"Yah... Ayu berangkat dulu," kata dik Ayu sambil mencium tangan ayahnya.

"Iya... Hati-hati. Jangan lupa martabak titip ibu kamu,' Jawab ayah dik Ayu

"Pamit dulu Yah", kusalami ayah dik Ayu, segera aku menyusul langkah dik Ayu menuju mobil.

"Ada apa tho dik sebenarnya.... aku tadi bingung ditanya ayah, ini mau kemana sih sebenarnya? Yang sakit siapa? Di telepon tadi Adik gag bilang apa-apa tentang menjenguk orang sakit, tentang rumah sakit, ada apa sebenarnya ini....", aku mencerca dik Ayu dengan banyak bertanyaan ketika mobil baru saja keluar dari halaman rumahnya.

Kulirik dik Ayu menarik nafas...tangannya kanannya meremas tangan kiriku di atas persneling.

"Mas sayang Ayu gag?" tanya dik Ayu.

"Dik Ayu kok tanyanya gitu...., ya jelas pasti sayang lah..", jawabku dan makin penasaran.

"Apapun keadaan Ayu?" Bah... makin aneh aja pertanyaanya.

"Apapun dan bagaimanapun keadaan dik Ayu", Jawabku, " ada apa tho dik ini sebenarnya... kok pertanyaannya aneh-aneh.... mas jadi makin bingung.

"Ehm.... gini lho mas... ", dengan sedikit cemas-cemas ragu dik Ayu memulai ceritanya...

"Beberapa hari yang lalu iseng-iseng aku baca artikel tentang kanker payu dara di tabloid. Di situ dijelasin kalo wanita harus mengenali payu daranya sendiri, harus merawatnya. Sekali waktu harus melakukan sadari, periksa payudara sendiri. Disitu dijelasin bagemana caranya mendeteksi kanker payudara dengan mengamati payudara sendiri.Nah setelah baca itu, ketika mandi aku mencoba berkaca sambil mengamati payudaraku.... kok kaya bentuknya gag sama antara yang kiri dan yang kanan mas......

Oh... my ... god....

Sampai di sini cemasku hilang berganti dengan tegang.... payudara.... ah..ah... celanaku jadi sesak. Selama ini tak pernah kami bicara yang nyrempet-nyrempet. Lha kok ini dik Ayu dengan enteng cerita tentang payudara. Payudaranya sendiri lagi. Mataku reflek melirik gundukan dada dik Ayu, dua gunung kembar yang selama ini luput dari pengamatanku. Paras ayu dik Ayu, candaannya, cara bicaranya, perhatiannya, kepribadiannya yang bagiku sudah sangat cukup membahagiakanku. Membuat aku nyaman. Sehingga sebagai lelaki norma aku meliwatkan daya tarik seksual yang dimiliki dik Ayu. Kini aku baru sadar bagaimana membusungnya dada dik Ayu. Walah...walah... pikiranku kok jadi ngeres gini... apalagi terbayang tubuh dik Ayu topless sambil berkaca... celaka... makin sesak celana ini....

"...... trus putingnya ini lho mas... kayanya kok tidak mencuat seperti punya kakak sepupuku yang aku lihat waktu neteki anaknya. Putingku cuma seperti tonjolan kecil gitu............", tanpa sadar dik Ayu menunjuk payudaranya sendiri (mungkin) tepat dibagian puting dan mataku....mataku menjadi nanar menatap payudara dik Ayu yang masih tertutup rapat bajunya dan terlapisi bra di dalamnya. Makin menderita saja hidupku... dan makin menderita mendengar kelanjutan cerita dik Ayu...

".... Lalu seperti petunjuk diartikel... aku raba-raba payudaraku... ", lanjut cerita dik Ayu sambil mempraktekan di depan mataku.... di depan mataku..... didepan mataku bagaimana dia meraba-raba payudaranya. Dik Ayu mengangkat tangan kanannya lurus ke atas kemudian tangan kirinya mengusap payudara kanannya, dari bawah sambil di remas-remas lembut, pelan-pelan kemudian mengusap agak ke atas (mungkin) sampai diputing dia tekan-tekan. Hal tersebut dia ulang dengan "slow motion" pada payu dara kirinya... oh....oh.... nafasku.... nafasku jadi sesak... celanaku sesak... udara di mobil yang ber AC membuatku panas......
Terbayang dalam benakku seandainya dan bagaimana jika yang beraba dan meremas payudara dik Ayu adalah tanganku... ooh... hilang sudah konsentrasiku menyetir, bahkan suara dik Ayu yang menjelaskan kondisi payudaranya tinggal terdengar sayup-sayup. Mataku tertuju pada gerak tangan dik Ayu yang meremas... mengusap payudaranya pelan-pelan... memutar... melingkupi gundukan daging di dada yang ...aah... ketika sampai puncaknya jari-jari dik Ayu menekan.. memilin halus... berulang-berulang-berulang... dan tibak... GRAAKKKK JLEGUG..... Mobilku menabrak lonang jalanan yang lumayan dalam... dik Ayu memekik....

"Aaduuuh....Maaas... lihat kondisi jalan dong... jangan asal nyetir, kepalaku kebentur pintu nich...." protesnya sambil mengsap keningnya...

"Maaf... maaf dik... ndak lihat aku tadi, sakit ya keningnya?"

"Iya sakit nih....." Rajuknya manja

Aku elus keningnya sambil kembali mataku melirik payudara dik Ayu, suatu kebiasaan yang belum pernah aku lakukan selama berpacaran dengan dik Ayu.

"Trus sekarang mas harus bagaimana?" tanyaku

"Sekarang antar Ayu ke Klinik Ibu dan Anak Citra Medika ya Mas.... Ayu mau chekup di sana.... dan jika hasilnya nantii......

"Apapun hasilnya nanti mas tetap sayang sama dik Ayu, tetep akan mendampingi dik Ayu sampai dik Ayu tua, jelek, kempot, kentutan."

"Ih mas bisa aja dech.... makasih mas.... Ayu sayang mas..," kata dik Ayu sambil menyandarkan kepalanya di bahuku....

Hidup kadang-kadang aneh, berawal dari bingung penasaran, lantas tegang terangsang, sekarang jadi kecemasan.... mobil aku setir pelan menuju klinik citra medika dengan doa di hati.... semogaa...






bersambung
 
Terakhir diubah:
EPISODE 3
Sampai klinik Citra Medika, kami langsung menuju resepsionis. Rupanya dik Ayu sudah mendaftarkan diri terlebih terbukti kami langsung mendapat pelayanan dan langsung diantar seorang perawat ke poli gineolog. Padahal setahuku itukan poli untuk ibu-ibu hamil ya... ah sebodo lah, yang penting sekarang segera ketahuan bagaimana kondisi dik Ayu. Sampai depan poli kami langsung dipersilahkan masuk tanpa mengantri.

'Selamat sore.. silahkan duduk," sambut seorang dokter wanita dengan ramah...

Kulirik dik Ayu kelihatan gugup, tangannya mencengkeram tanganku dengan keras. Kami duduk dikursi yang telah disediakan. Dengan senyum ramah ibu dokter tadi memulai pembicaraan...

"Bagaimana ibu, ada keluhan apa....'

" Bebebe..beg..begini bu dokter... saya ini anu... begini.... ," karena kecemasannya dan saking gugup dik Ayu menjawab nengan gagap.

Bu dokter menanggapinya dengan tertawa kecil, "Tenang saja ibu, pelan-pelan menyampaikan keluhan yang dirasakan, saya bukan polisi yang memeriksa tersangka lho. Atau mungkin bapak yang bisa menceritakan permasalahan ibu?" Kata bu dokter sambil mengalihkan pandangannya kepadaku.

Aku tatap dik Ayu, dik Ayu mengangguk. Kemudian aku menceritakan semua yang diceritakan dik Ayu dalam perjalanan tadi. Bu Dokter mendengarkan sambil sesekali mengangkkan kepalanya.

"O.... begitu.... , tidak usaha cemas ibu, belum tentu itu tanda-tanda itu mengarah ke kanker. Perlu observasi lebih lanjut. Tapi dengan ibu melakukan sadari itu tindakan bagus karena bisa mendeteksi keberadaan kanker sedini mungkin. Oke.. mari kita periksa. Silahkan ibu. Suster ibu ini dibantu ya."

Seorang suster yang sedari dati memang sudah ada diruangan itu menuntun dik Ayu ke ranjang yang ada disebelah tempat aku duduk. Tirai titis yang mengantung di antara tempatku duduk dan ranjang tempat memeriksa oleh suster di tarik.

"Duduk saja ibu dan Baju atasannya dilepas ya , sekalian branya," terdengar suara suster dari balik kelambu.

Deg... deg.... darahku mengalir lebih cepat mendengar kata-kata itu. Di balik selembar kain sana dik Ayuku topless.... tanpa atasan... fantasiku seksualku langsung menari-nari. Benda yang ada di dalam celanaku mengeras cepat. Kemudian Bu Dokter tadi menyalakan lampu yang berada di ruang periksa. Byaaar... dan muncullah silouet-silouet indah. Tampak dik Ayu toples, dengan payudara yang terpapar kabur di duduk ditepi ranjang dengan bu dokter dan mbak suster diri kanan.

"Sudah berapa tahun ibu menikah berapa tahun? " tanya Bu Dokter sambil bersiap memeriksa.

"Tiga tahun," jawab dik ayu mengarang, mungkin dia malu kalu periksa payudara kok diantar pacarnya.. hehehe...

"Tiga tahun dan belum punya momongan, kb apa memang belum mendapat momongan," tanya dokter itu lagi semberi memberi perintah, "coba kedua tangan ibu diangkat lurus ke atas."

"Belum dikasih bu, Kok ibu tahu kami belum memiliki momongan?" tanya dik Ayu

"Lha ini, payudara ibu masih padat, sekal seperti perawan, putingnya pun masih agak masuk ke dalam," kata bu dokter.

Aku yang di luar mendengar semua itu menjadi panas dingin, apa lagi secara transparan aku melihat bu dokter meraba-raba dan meremas payudara dik Ayu. Walau tidak jelas, kabur tapi imajinasikan mampu memfilter semua itu menjadi gambar sejelas HD. Tak jelas lagi apa percakapan yang terjadi diantara dokter dan dik Ayu. Aku terlalu berkonsentrasi melihat menampakan yang tercetak di tirai.

Bagaimana tangan bu dokter lincah raba-raba, meremas payudara kanan, kemudian kiri dik Ayu kemudian memencet puting payudara dik Ayu. Pemandangan yang belum pernah aku lihat seumur hidup. Semakin keras, semakin sehat. Suara-suara pembicaraan semakin kabur di telingaku, sampai tiba-tiba suster membuka tirai, dan berkata,"Silahkan Bapak..."

Hampir saja aku terjatuh dari kursi, begitu tirai terbuka... ku lihat kini dengan nyata dik Ayu ku duduk menghadap kepadaku tanpa atasan. Betapa mulusnya tubuh bagian atas dik Ayu, mulus, putih bersih. Kedua tangannya menutupi kedua gundukan daging yang indah. Hanya bagian puting dan sekitarnya yang mampu tertutupi telapak tangannya, sementara daging yang mulus menyembul di atas dan bawahnya. Aku lirik agak ke bawah bagaimana bersih dan indahnya perut dan puser dik ayu, puser yang berupa garis tipis. Aku tak mampu berbuat apa-apa kecuali menikmatinya. Oooooooooh... Kejadian apalagi yang akan aku alami hari ini.......


SAMBUNG BER.....
 
Terakhir diubah:
Ayu dik.....Ayu disambung segera
 
pertamax... :pandajahat:

Seru nih kayak nya.. Lanjut hu..

ijin baca dan mejeng di pejawan suhu ^^

nitip tenda suhuu

ayu dik.....ayu disambung segera

wiiihhh...ada dik ayu to..
Dilanjut suhu...nampaknya dik ayu jiga pengin tampil lagi...

makasih dorongan dan suport agan-agan.... Membikin beta semangat untuk mensegerakan upload sambungan cerita.... Semoga nanti malam sudah muncul...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd