Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhwat Doyan 2 - REPOST & REMAKE

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
menurut pengamatan newbie, trit yang mengandung unsur alim alim kek gini ga bakal bisa tamat. paling paling gantung ditengah jalan.

cuma opini. dilihat aja perkembangannya
 
#5 Bu Ayu

36763911_2088225871464996_1279698541068943360_n.jpg


Rahayu (Ayu)

“ya, ini masih ada yang perlu kamu perbaiki, Han.” Ibu Rahayu, dosen pembimbing ku mencoret bagian yang harus diperbaiki di berkas skripsiku.

“nah kamu temui saya nanti lima hari lagi ya. Jangan lama lama lagi ya. Temen temen kamu semua sudah wisuda. Apa kamu mau di DO?” kata Ibu Rahayu.

“gak mau bu. Iya bu, nanti saya cepet kerjakan” jawab ku.

“ya sudah, ibu duluan ya. Ibu harus ke bandara mau berangkat ke Sulawesi soalnya” beliau berdiri dari kursinya dan membawa buku beserta tas nya yang terlalu kecil untuk buku buku besar yang dibawanya dan ia pun menuju kasir untuk membayarkan makanan dan minuman yang ia pesan.



Ku minum jus apel melalui sedotan yang ku masukan dibalik cadar ku. ku lihat di Hp ku sebuah pemberitahuan pesan masuk tampil di layar.

“mbak, semangat skripsinya ya” aku tersenyum sendiri membaca pesan dar ikhwan calon suami ku, Riki yang pagi tadi baru saja mengungkapkan rasa nya padaku.



Seakan kami lupa apa yang hampir terjadi antara kami semalam, sehingga kami malah semakin dekat bukannya menjauh.



Tatapan mataku tertuju pada sebuah benda diatas kursi disisi lain meja kafe ini. Dengan penasaran, ku ambil benda seperti tas itu dan ternyata tas itu berisi laptop, bisa jadi ini milik bu Rahayu. Aku pun menghubungi nomor telepon bu Rahayu namun sayangnya suara Hp nya terdengar dari salah satu kantong tas ini. Bu Rahayu tadi berkata akan ke bandara, jarak dari sini ke bandara memakan waktu kurang lebih satu jam. Ku rasa itu hanya membuang waktu dan bisa jadi saat aku sampai disana, Ibu Rahayu sudah berada dalam pesawat.

Lalu Hp itu pun berbunyi, Caller ID yang tertera di layar Hp tersebut bertuliskan ‘Suamiku’.



“assalamualaykum” aku menjawab telepon nya.

“wa’alaykumsalam. Ini siapa? Hp saya dimana?” terdengar suara perempuan, mirip dengan suara Ibu Rahayu.

“ini Hanna bu. Hp ibu ketinggalan di kafe tadi.” Jawabku.

“oh ya sudah. Kamu simpen saja dulu ya. Nanti pas ibu pulang dan sekalian kamu bimbingan kamu bawa ya. Kalo mau bimbingan nanti kabari ke nomor ini saja ya Han” ujar bu Rahayu.

38040886_245572459608480_1888119682620194816_n.jpg

Hanna

Di rumah, aku meletakan tas berisi laptop dan Hp bu Rahayu diatas meja ruang tamu. Sedikit rasa penasaran menggangguku, membujuku untuk menggeledah isi perangkat gadget beliau. Dengan keadaan sadar, aku mengambil Hp ibu Rahayu yang tidak menggunakan kunci pola ataupun password dan membuka aplikasi BBM nya. Sungguh, perbuatan yang ku lakukan ini sangat tidak bermoral dan tak pantas untuk dilakukan tapi entahlah, mengapa aku malah menjadi jahil seperti ini. Gerak jempol ku terhenti pada chat ibu Rahayu dengan suaminya. Aku membayangkan apa yang biasa diobrolkan oleh dua orang suami istri. Ku geser layar Hp tersebut hingga percakapan dalam chat tersebut naik keatas dan keatas. Banyak pembahasan yang pribadi tentang urusan rumah tangga mereka, namun yang membuat ku penasaran untuk ku baca dengan cermat adalah sebuah chat yang dibuat dua hari yang lalu.



“bunda, ayah pengen banget malem ini”

“hehehe.. pengen apa yah?”

“pengen nyedot putting bunda doong”

“uhhh ayah genit banget”

“bunda sih sexy banget. Ayah kan jadi pengen terus”

“ah masa sih bunda sexy? Emang selain nyedot putting, ayah mau ngapain lagi?”

“mau… menanam jagung bunda”

“hihihihi.. jagung apa jagung itu yah?”

“jagung dong bunda.. jagung berkepala jamur”

“huuu sebut saja kontol yah.. pake istilah segala”

“hehehe.. bunda sekarang seneng banget ya bilang kontol”

“hihihihi.. kan ayah yang ngajarin. Kontol ayah mana yah? Bunda kangen yah”

“ini bun, kalo kangen mau diapain?”

“mau di kulum boleh gak yah?”

“boleh banget bun.. jangan Cuma dikulum dong”

“mau bunda jepit pake memek gak?”

“mau banget bun.. mana memek nya bun”

“ini yah.. masukin dong sayang.. memek bunda sudah basah banget niih”

“masukin apa pelacurku? Terong, timun atau kontol?”

“mau kontol doong.. tapi payah ah kontol ayah cepet banget orgasme nya”

“itu kan bunda yang goyangnya asik banget. Ayah kan jadi gak tahan”

“bunda mau nya yang panjang dan tahan lama yah.. kontol bule ya yah”

“ihh bunda.. gak boleh dong. Kan memek bunda Cuma buat ayah”

“tapi kontol bule lebih enak daripada kontol ayah.”

“bunda keseringan nonton film bokep jadi nya ngebayangin kontol bule”

“iya yah. Kontol bule nya item panjang dan sperma nya banyak yah. Kalo kena muka bunda gimana ya yah”

“ahhh bundaa.. jangan bilang gitu dooong”

“coba deh ayah bayangin gimana kalo bunda masih pake jilbab lebar dan gamis sama kaos kaki di perkosa bule rame rame. Ahh pasti seru banget ya yah. Terus ayah diiket dikursi gak bisa apa apa dan bunda minta tolong sama ayah”






“aahhh bundaaa…”

“terus sperma mereka muncrat di wajah bunda semua yah, dan bunda disuruh jilat kontol mereka gentian. Aahh pasti seru tuh yah”

“sudah bundaa.. ayah gak tahan..”

“terus bunda disuruh jilat kontol ayah yang lagi tegang tapi dibelakang bunda yang belum orgasme lagi nyodok nyodok memek bunda pake kontol gede nya”

“bunda lonte jilbab nakal banget”

“terus yah, bule nya ngerekam bunda yang dari tadi diperkosa. Nanti judulnya akhwat lecturer banged by black people, disebarin dimana mana dan banyak bule dan cowok cowok yang terangsang liat mama”

“bundaaa… ayah gak tahan..”

“nanti ditonton sama mahasiswa bunda yah.. terus bunda dipaksa nagajar Cuma pake jilbab dan kaos kaki aja sambil nyepongin kontol mereka satu satu yah”

“aaahhhhh aaahhh”

“terus bunda di entotin satu satu sama mahasiswa bunda. Gentian gitu yah sampe bunda pingsan”



Percakapan itu pun terputus dan berganti dengan obrolan yang biasa. Namun dibawahnya ada beberapa obrolan panas lagi.



“yah, bunda lagi nagajar kok sange ya yah. Apa gara gara fantasi bunda kemaren”

“fantasi apa bun?”

“diperkosa rame rame sama mahasiswa yah”

“ihhh kok sampe ngayal jorok gitu bunda ya”

“gak tau yah.. kebayang aja bunda Cuma pake jilbab lebar dan kaos kaki sama sepatu wedges terus diperkosa rame rame sama mahasiswa bunda dikelas. Kayak bokep jepang gitu yah. Seru kali yah”

“aahh bunda jangan bilang gitu doong.. kan ayah jadi pengen”

“maaf yah baru bales, tadi bunda lepasin bra sama celana dalem dulu”

“kok dilepas bunda?”

“ya penasaran yah pengen ngerasain gimana gak pake bra dan celana dalem pas ngajar. Celana panjang nya juga bunda lepas yah jadi kalo gamis bunda terangkat, keliatan deh betis dan kaos kaki bunda”



Nafas ku menderu, vagina ku terasa basah. Tak ku sangka, ibu Rahayu, seorang dosen yang alim dan berpakaian syari itu ternyata bisa berpikiran dan berkata kata kotor didepan suaminya. Ah tapi tak masalah, kan itu suaminya sendiri. tapi apa benar bu Rahayu melepas bra dan celana dalam nya ketika mengajar? Kayaknya gak mungkin deh.



“tung” suara Hp bu Rahayu berbunyi. Ku lihat di bagian notifikasi, sebuah pesan dari seorang laki laki bernama seperti orang asing.

“hai bu Rahayu? Apa kabar? Saya baru datang ke Indonesia. Saya rindu sama tubuh Rahayu. Boleh kita berhubungan sex lagi? Saya benar benar ketagihan goyangan Rahayu yang membuat saya sering onani ketika membayangkannya.”



Apa? bu Rahayu pernah berhubungan dengan orang lain selain suaminya? Mengapa bisa? Bukankah bu Rahayu adalah seorang akhwat? Mengapa setega itu ia menghianati suaminya.



“tung” lagi lagi nada BBM terdengar.



“ini foto kontol saya yang sering kamu hisap. Kamu ingat? Saya rindu menyetubuhi kamu sambil memakai pakaian muslimah kamu”



Pengirim itu mengirimkan foto penis nya yang hitam,berurat dan jauh lebih besar daripada milik Riki. Vagina ku makin basah dan birahi mulai mengalir di setiap pembuluh darahku. Aku tak boleh mengulanginya lagi, aku tidak boleh masturbasi. Aku harus bisa menahan diriku dan tangan ku untuk berbuat seperti itu.



Rasa penasaran dan birahi sama sama menguasai tubuhku. Aku makin merasa tak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Seakan akan aku adalah manusia yang tak pernah belajar apa itu kebenaran dan apa itu kesalahan. Tubuh ku menuntut untuk melampiaskan birahi yang timbul dan mencari lebih tahu lagi sisi buruk dosen pembimbingku. Ya, dengan pasrah aku menuruti bujukan nafsu ku. aku mulai menggeledah semua isi Hp bu Rahayu.



“apakah kamu sibuk? Apakah kamu mau sebentar saja phone sex dengan ku?” tulisan itu muncul di bilah notifikasi bagian atas layar Hp bu Rahayu. Dengan sejuta penasaran, aku membuka browser dan mencari tahu apa itu phone sex. Ku buka link teratas di halaman web pencarian itu. ku baca dan ku pahami semua yang ditulis disana mengenai phone sex. Ya, hasrat birahi ku makin membara. Rasanya aku makin ingin menyalurkan hasrat birahi ku. aahh andai aku sudah menikah pasti aku tak perlu kewalahan seperti ini.



Setelah puas menyelediki Hp bu Rahayu, aku pun membuka laptop nya. Ku cari dan ku telusuri tiap folder dan akhirnya aku menemukan beberapa foto bu Rahayu dengan suaminya. Dimana suaminya tidak memakai pakaian apapun sedangkan bu Rahayu memakai baju muslimah syari lengkap sambil mengenggem penis suaminya. Ada juga foto bu Rahayu yang sedang mengulum penis suaminya dan menjilatinya. Foto foto hot bu Rahayumakin membuatku ingin menumpahkan birahi yang semakin memanas dalam tubuhku ini. Terus ku buka setiap folder di laptop bu Rahayu dank u temukan sebuah folder bernama ‘Pribadi Banget’.



Ada kurang lebih 10 video disana dengan judul yang beraneka ragam. Dengan penasaran, aku membuka salah satu video berjudul ‘Diklat Medan’. Entah apa maksudnya, mungkin video itu diambil saat beliau sedang mengikuti diklat di kota Medan. Video berdurasi 20 menit itu pun mulai berjalan. Tampilan awal video itu berada disebuah kamar hotel dengan gorden krem dan sprei putih. Lalu munculah sosok Ibu Rahayu memakai bergo (jilbab lebar instan) berwarna hitam dan gamis merah marun.



“assalamualaykum, saya Rahayu dan saya sedang di kota Medan dalam acara Diklat dosen universitas se Indonesia.” Kata bu Rahayu.



Dari belakang bu Rahayu datanglah sesosok laki laki berkepala gundul dan hanya memakai boxer hitam ketat. Tangan nya yang kekar memeluk bu Rahayu dari belakang dan meremas payudaranya dari luar jilbab instan nya sambil menciumi pipi dan leher bu Rahayu yang masih dibalut oleh bergo nya. Bu Rahayu menoleh kebelakang dan melumat bibir pria gundul itu. cukup lama mereka berciuman hingga liur bu Rahayu menetes membasahi bergo nya. Mereka berdua berpelukan dan berciuman layaknya sepasang suami istri. Bu Rahayu Nampak sangat menikmati perzinahannya dengan pria itu. berkali kali bu Rahayu mencium bibir pria itu disaat bibir mereka telah saling melepaskan. Dari posisi mereka yang cukup dekat dengan kamera, mereka pun berpindah keatas kasur. Mereka berdua duduk ditepi kasur. Kaos kaki bu Rahayu mengintip dari ujung gamisnya. Ditepi kasur, pria itu merangkul bu Rahayu dan menciumi wajah nya. Bu Rahayu lagi lagi membalas ciumannya dan kedua tangan bu Rahayu merangkul leher pria itu. tak hanya saling berciuman, pria itu juga meremas payudara bu Rahayu dengan lembut dari luar jilbabnya. Bu Rahayu meremas penis pria itu dan menurunkan boxer yang dipakainya. Dengan liar bu Rahayu memasukan penis itu kedalam mulutnya dan menghisapnya dengan sangat bernafsu. Kepalanya yang memakai jilbab itu naik turun mengocok penis pria itu didalam mulutnya. Pria itu mengelus kepala Bu Rahayu yang masih memakai jilbab dan menikmati pelayanan mulut bu Rahayu.



Aku makin terkesima melihat video porno tersebut. Dengan nafsu yang menggebu dan rasa penasaran yang tak mau pergi, aku focus menatap film tersebut. Ini adalah pertama kalinya aku menonton film porno dan ironisnya malah film porno dosen ku sendiri yang ku tonton.. Tontonan yang ku lihat ini membuatku membayangkan jika saja tidak ada suara petir yang menyambar semalam, pasti aku dan Riki sudah melakukan hal seperti ini. Dan hasrat ku kini membuatku menghayal dimana aku dan Riki benar benar melakukannya serta menyesali sikapku yang lebih dulu membatalkan kegiatan kami semalam.



Di dalam video, ku lihat pria itu telah menyingkap jilbab bu Rahayu keatas lehernya. Kancing gamisnya pun telah terbuka dan ternyata bu Rahayu sedang tidak memakai bra. Ia pun menurunkan gamis yang ia pakai dan kini terlihatlah tubuh indah bu Rahayu tanpa penutup kecuali jilbab dan kaos kakinya yang membuat ku heran mengapa pria itu tak melepas dua pakaian tersebut. Tubuhnya yang mulus dan halus sangat ramping, padahal bu Rahayu telah memiliki seorang anak dan usianya kini sekitar 32an akan tetapi tubuhnya tak kalah dengan wanita single berumur 25 tahun. Bu Rahayu yang masih duduk di tepi kasur melebarkan kedua kakinya hingga terlihatlah vagina nya yang memiliki sedikit bulu. Pria itu pun turun dan menjilati vagina bu Rahayu. Terlihat pancaran kenikmatan dari ekspresi wajah bu Rahayu. Nampaknya desahan bu Rahayu membuat pria itu makin bernafsu menjilati vagina bu Rahayu dan tangan bu Rahayu pun meremas remas kedua payudaranya sendiri. setelah puas menjilati vagina, pria itu berdiri sedangkan bu Rahayu turun dari kasurnya dan berlutut diatas lantai. Lagi, bu Rahayu mengulum penis pria itu dengan lebih buas daripada sebelumnya. Ia tidak hanya mengulum penis pria itu, melainkan juga menciumi dan menjilati sekujur batang penis itu hingga tak jarang batang penis itu bergesekan dengan wajah cantik bu Rahayu. Pria itu pun sesekali menampar pipi bu Rahayu dengan penis nya berurat itu.





Aksi panas bu Rahayu membuat ku makin gelisah. Aku merubah posisi ku menjadi duduk dan ku lepaskan semua pakaian ku kecuali jilbab lebar hitam dan kaos kaki krem ku agar sama dengan penampilan bu Rahayu di dalam video. Terlihat betapa banjirnya lobang vagina ku akibat syahwat yang semakin menjadi jadi. Tanpa memikirkan penyesalan yang pasti akan ku rasakan setelahnya, aku pun meraba raba vagina ku sendiri dengan duduk diatas sofa dimana Riki pernah tidur disana sambil menonton adegan panas bu Rahayu dengan selingkuhannya. Suara desahan bu Rahayu yang keluar dari speaker laptop terdengar nyaring dan berisik. Aku makin mempercepat gesekan tangan ku pada klitoris ku yang sudah mengeras dan kemudian aku menghentikan gesekan jari jari ku ketika aku hampir merasa orgasme. Tak jarang pula aku ikut mendesah dan membayangkan Riki sedang menyetubuhi ku saat ini bahkan aku pun menyebut nyebut namanya ditengah tengah desah nikmat yang ku keluarkan.



“aahhhh Riki… ooouuhhhh Rikii.. enaaakkk aahhh teruussss.. aaahhh puaskan istrimu Ki…. Aaahhhhhh penis kamu enak ki…”



Aku pun mulai tak fokus melihat adegan panas dosen ku, mataku kadang terpejam menikmati masturbasi perdana ku sambil menonton video porno yang selalu membuat ku hampir orgasme. Ditengah kenikmatan yang ku dapatkan, telepon pun berbunyi. Ku lihat ternyata Riki menelpon ku. ahhh apa yang membuatnya menelponku? Ku kecilkan suara speaker di laptop dan sejenak ku hentikan aktifitas sex solo ku.

“assalamualaykum ki, ada apa?” sapa ku.

“wa’alaykumsalam mbak. Lagi apa mbak?” kata Riki.

“oh mbak baru pulang Ki. Ada apa nelpon?” tanya ku.

“gak apa mbak. Tadi liat mirip mbak dijalan. Kirain itu mbak” kata Riki.

“mirip apanya? Baju nya? Cadar nya atau mata nya?” kata ku.

“mirip mata nya mbak hehehe” jawab Riki.

“hiiii.. jaga pandangan doong.. gak boleh lirik lirik akhwat lain ya” kata ku.

“hehehe.. kan tadi gak sengaja mbak. Mbak kirimin foto mbak dong” kata Riki.

“ih buat apa? nanti dipelet” kata ku.

“ya biar ana gak ngelirik akhwat lain mbak. Jadi ngelirik mbak terus” kata Riki.

“gak ah. Kan belum halal. Nanti kalo sudah nikah mbak kirimin deh foto yang adek mau. Terserah pose nya mau gimana nanti mbak kirimin” kata ku.

“yaaahh… “ kata Riki.

“sudah ya, mbak lagi ada kerjaan nih. Assalamualaykum”

“wa’alaykumsalam”


Ku letakan Hp disamping ku dan aku kembali fokus menonton video hot khas bu Rahayu. Dimana saat ini ku lihat bu Rahayu sedang di genjot oleh pria itu dengan gaya missionary. Kedua payudara bu Rahayu diremas oleh tangan nya sendiri. aku pun langsung meneruskan kembali masturbasi yang tadi sempat terhenti dan mendesah sebebas bebasnya. Sambil kembali fokus menonton buasnya pria itu menyentubuhi bu Rahayu. Payudara ku yang tersembunyi dibalik cadar terasa sangat mengeras dan sesekali aku pun meremas payudara ku bersamaan dengan ku lihat payudara bu Rahayu diremas dengan kasar oleh pria selingkuhannya. Kedua insan didalam video itu merubah posisi nya dimana bu Rahayu setengah duduk dan pria itu masih tetap duduk sehingga dengan posisi seperti itu, pria itu dengan mudah nya menghisap putting bu Rahayu dan bu Rahayu dengan aktif menggoyangkan pinggul nya naik dan turun.

“aahhh… ouuhhh… aahhh.. aahhhh.. Rikiii… aahhh iyaaaa deekkk.. oouuuhh.. zinahi mbak deekk… aaahhhhh… enaaakkkk… penis adekk aahhh eennaakkk… mbak mau keluar deekkk… aaahhh keluarin mani adek didalem vagina mbak aaahhh… ayo deekk.. teruuusss.. ahhhhhhhh… hamili mbaaakk deeekkk.. aaahhhhh”



Beberapa menit telah terlewati dan kedua actor film porno syar’i amatiran itu masih tetap bergumul dengan nikmatnya zina yang mereka lakukan. Sedangkan aku masih tetap bermain main dengan jemari ku yang menari diatas klitoris vagina ku. dengan pinggul yang meregang pertanda cairan kenikmatan itu akan mengalir keluar dari lobang vagina yang sudah sekian lama ku tahan agar tidak keluar akhirnya keluar juga dengan membasahi sofa dimana calon suami ku pernah tidur disini dan disini juga pertama kalinya aku menyentuh nya dan berbuat zina kepadanya.



Tubuh ku lemas sebagaimana hal nya setelah aku melakukan masturbasi. Didalam video yang telah berjalan kurang lebih 17 menit itu, ku lihat wajah bu Rahayu di semprot oleh air mani pria itu yang sangat deras dan banyak. tiada lagi gairah untuk ku menonton video yang lainnya atau meneruskan tiga menit video yang tersisa. Nafas ku masih terasa berat seperti baru saja berlari sepanjang 100km..



Dengan nafas yang masih tak teratur, aku mengambil Hp ku dan ternyata, panggilan telepon dari Riki tadi belum dimatikan sama sekali. Apakah dia mendengar suara video dan suara desahan ku?
----------------------------
 
Terakhir diubah:
#7 Bubur

34811322_1320408594769854_6866759726768586752_n.jpg

- Dinda –

Kulanjutkan hariku di kosan baru dengan mandi dan membersihkan diriku dari segala beban yang ada di pikiran dan tubuh. Termasuk beban sperma yang telah mengering di beberapa bagian di wajahku. Hampir saja aku bermasturbasi karena terlalu sering meraba bagian-bagian sensitifku saat mandi.

“Gak perlu pakai daleman ah. Ademm” lalu aku berjalan keluar untuk membeli sarapan. Walau jiwa eksibisionisku sedang on saat ini, tapi masih kuusahakan untuk menahannya dulu. Kecuali jika kepepet sich. Tapi kok kalo kepepet, kok sering ya?.

Baru sampai gerbang kos, kulihat sebuah gerobak bubur ayam lewat.....


“Pagi Non !” sapanya ketika mendekati pagar kostku.

“Pagi Bang !” balasku “Beli satu porsi donk, bang, !”

“Siap, Non”. Sambil membuatkan bubur ayam. Terkadang matanya curi-curi ke bagian tubuhku, terutama dadaku yang tersetting jilboobs pagi ini. kulihat juga sambil pura-pura sibuk mainin hape, padahal geser-geser menu doang. Dia sesekali menelan ludah melihat bentuk indah payudara akhwat jilboobs yang nyeplak bener.

“penghuni baru ya, non? Kok gak pernah lihat sebelumnya?” tanya dia karena baru sadar dia ketangkap basah ngelirik tubuhku.

“iya, bang. Baru pindah beberapa hari ini”

“oohh. Pantes belum pernah lihat non secantik ini di kos-kosan ini”

“ihhh. Abang bisa aja”

Belum selesai membuatkanku seporsi, “duhh kok lama banget ya bikinnya? Sengaja ya biar bisa lama liatin body gue?” pikirku. Lalu ada seorang bapak-bapak mendekat.

“Bungkus dua ya, Dul” katanya

“ehh, halo non cantik” sapanya padaku.

Sama seperti itu bapak penjual bubur, matanya juga kutangkap sedang mengamati tubuhku. Dasar semua cowok sama saja. Timbul niatku untuk menggoda mereka lebih jauh lagi.

“nih non, udah selesai pesanan neng cantik, abang lama2in soalnya biar bisa lebih lama ama non, hehehe”

“hihihi, lebih lama ya, Bang? Emang tahan lama?” godaku yang ternyata membuat mereka terpancing. “eh bentar ya, Bang. Uangku di kamar soalnya. Aku ambilin dulu ya”

“iyadeh, Abang tungguin”

Aku pun masuk ke kosan sambil berjalan yang kubuat seseksi mungkin supaya mereka menelan ludah.

5 menit aku di dalam kos, akupun keluar, “Bang, bisa bantuin nggak? Ini kok kunci kamarku macet ya? Gak bisa buat buka pintu”

“oke deh non. Abang otewe.” Jawabnya. “bentar ya Yok, gue bantuin si eneng dulu. Tunggu bentar” katanya pada pria pembeli sebelahnya yang ternyata bernama Yoyok.

“sepi amat non? Mana yang lain?” tanyanya

“lagi pulang kampong semua, nanti sore mungkin baru balik anak-anak” jawabku sekenanya.

“ohh. Aman berarti ya Non?”

“aman? Maksudnya aman apa Bang?”

“hehehe. Nggak deh. Udah udah… mana non, biar abang yang handle kuncinya”

“ini nih, Bang” sebenarnya alasanku saja sih bawa dia masuk. Nih pintu sebenarnya tidak macet. “saya coba dulu yah bang”

Kumasukkan kunci ke lubang kunci dengan cara yang tidak biasa. Perlahan-lahan sambil agak menunduk padahal gak perlu nunduk-nunduk amat udah bisa, sih. Dan bukan menunduk juga itu, alias agak nungging juga pamer keindahan lekuk bokong. “nih, bang. Susahh” rengekku manja.

Dia memperhatikanku terus sambil berjalan mendekat, sesekali matanya mencuri-curi pandang ke lekuk pantatku yang menantang di balik gamisku yang agak ketat dan tipis, entah dia tau atau tidak bahwa dibaliknya aku tidak memakai apapun lagi.

“gampang gini lho, Non?. Kok gini aja daritadi ribet amat?” tanya dia setelah pintu terbuka.

“wah. Iya. Abang hebat. Bentar yah. Saya ambilin uangnya” kataku sambil berlagak terburu masuk kamar. “it’s show time” kataku dalam hati. Aku pura-pura tersandung dan sudah ku duga, dia menangkapku yang jatuh ke pelukannya.

“Maaf maaf Bang. Soalnya buru-buru mau ambilin uang.” Kataku

“Gak usah buru-buru non. Gak usah dibayar pake uang juga.” Jawabnya

“trus? Pakai apa donk?” tanyaku pura-pura bego

“pakai ini aja ya?” jawab dia sambil meremas payudaraku.

“Kurang ajar !” bentakku sambil menepis tangannya

Tentu ini tidak membuatnya mundur, dengan sigap ditangkapnya kedua tanganku, tubuhku diangkatnya hingga berdiri lalu dihimpit ke tembok di sebelahku. Sesungguhnya berontak dan jeritanku hanyalah pura-pura belaka untuk memanas-manasi nafsunya.


Tangannya yang kokoh dengan mudah mengunci dua pergelanganku lalu diangkat ke atas. Tangannya yang lain meremas dadaku dengan kasar.

“Jangan Bang…hentikan…eeengghh !” erangku meringis karena kerasnya remasan itu, tubuhku masih meronta pelan.

“Diam Non, Non sendiri kan yang mancing-mancing saya begini” katanya berani

Wajahnya mendekatiku mencari-cari bibirku, aku menggeleng-geleng pura-pura menolak dicium olehnya, namun tetap saja akhirnya tidak bisa menghindar dari lumatan bibirnya. Aku bisa merasakan nafasnya yang menderu dan bau badannya yang tidak enak, tapi birahi yang meninggi membuat semuanya terlupakan. Sebentar saja aku sudah memainkan lidahku membalas cipokannya. Tangannya mulai mengelus pahaku yang putih mulus sambil menyingkapi gamisku. Setelah meremas pantatku sejenak, tangannya lalu mengelus vaginaku yang berbulu tipis. Mataku membelakak ketika tangan itu meremas daerah segitigaku dengan jarinya sedikit masuk ke sana, desahan tertahan keluar dari mulutku yang sedang berciuman.

“Ga usah malu-malu Non, udah basah gini kok, ga pake apa-apa lagi, Non juga mau kan” seringainya mesum

“Duhh. Tampang alim-alim gini ternyata dalamnya lonte ya. Beruntung banget dah gue hari ini”

Dia melepaskan pergelanganku setelah aku berhenti meronta dan yakin telah menguasaiku. Dilepaskannya gamisku sehingga kini payudaraku terbuka sudah, bulat kencang dengan puting kemerahannya yang menantang. Dengan penuh nafsu dilumatnya benda itu sambil tangannya menggerayangi pantatku. Aku cuma bisa mendesah-desah dalam posisi berdiri sandaran ke tembok, putingku makin mengeras karena permainan mulutnya yang nakal.

“Ahhh.. hentikan banngghhh.. shhhhh. Nanti ahhh keterrusshaaann”

Tiba-tiba seseorang nongol di pintu dapur dan tercengang melihat adegan di depannya. Orang itu tak lain adalah Yoyok, pembeli bubur ayam tadi, rupanya dia menunggu lama di gerobak gak keluar keluar si abang sehingga masuk untuk mengecek apa yang terjadi, eh…ternyata si abang itu sedang berasyik-ria denganku di depan kamarku.

“Wei…sialan lo, ngentot ga ngajak-ngajak, gua dibiarin sendiri di nungguin pesenan !” kata si Yoyok

“Ayo brohh., kapan lagi ngerasain akhwat lonte kayak gini !” ajak tukang bubur ayam yang terus menggerayangiku

Si Yoyok bergegas mendekati kami sambil melepaskan bajunya, “Gila, kagak kuatir apa kalo ada orang masuk”

Tubuhnya lumayan berisi dengan kulit coklat gelap. Sepertinya dia pekerja kasar. Kini aku dihimpit dari depan-belakang oleh mereka, tubuhku bersandar pada si yoyok yang mendekapku sambil meremasi payudara kiriku serta meraba-raba paha dan pantatku, sedangkan si Dul, penjual Bubur Ayam, merabai pahaku bagian dalam dan mengelus vaginaku.


Dul mengenyot payudara kananku dengan kencang sampai pipinya kembung kempot, tangannya masih mengelusi vaginaku. Si Yoyok mulai menciumi belakang telingaku serta menggelikitik kupingku dengan lidahnya. Hal ini menyebabkan tubuhku menggeliat dan makin mendesah.

Selanjutnya aku disuruh berlutut, lalu mereka membuka celananya di depanku. Aku sempat terpana melihat penis mereka yang sudah berdiri tegak, keduanya keras, berurat, dan hitam. Milik si pembeli sedikit lebih panjang daripada punya si penjual bubur. Dengan hanya memakai jilbab, aku ditodong oleh dua pistol raksasa.

“Ayo Non, pilih aja mana yang mau diservis duluan” kata Yoyok cengengesan

Kugenggam kedua penis itu dan sengaja memainkannya dengan kocokan dan pijatan pada zakarnya agar nafsu kedua orang ini makin membara. Aku tersenyum nakal melihat reaksi keduanya.

“Uuuhh…ohh…asoy banget kocokannya Non !” desah si Yoyok

“iyahh… coy. Nih jilbab.. lonte abisss…” ceracau si Dul

Aku mulai membuka lebar mulutku dan memasukkan penis Yoyok ke dalamnya. Dengan penuh perasaan aku mengulum penis itu sambil tanganku mengocoki penis Dul. Sesaat kemudian aku mengeluarkan penis Yoyok dan beralih ke Dul, sepertinya servis mulutku membuatnya ketagihan, ia menahan kepalaku dengan tangannya seolah tak rela melepasnya.

Aku gelagapan saat si Yoyok menyenggamai mulutku dengan beringas hingga akhirnya dia menyembur ke dalam mulutku, sebagian meleleh ke dagu, namun sebagian besar tertelan. Aku tidak sempat mempraktekkan teknik menyedotku yang lihai hasil tempaan intensif dari Irfan dkk. karena dia terus menyodok mulutku bahkan ketika keluar sampai tersedak aku dibuatnya, begitu kulepas emutanku aku langsung batuk-batuk dan meludahi sisa sperma itu dari mulutku.

Sesaat aku bersimpuh di lantai meminum air yang disodorkan Yoyok dan mengatur kembali nafasku. Kemudian dia merebahkan tubuhku di lantai marmer yang dingin itu dan mencium dan menjamahnya dari wajah hingga berhenti di kemaluanku yang sudah basah, dia menjilat dan mengisapnya dengan lahap. Mulutku mendesis nikmat dan kedua paha mulusku mengapit kepalanya. Kulihat Dul menuangkan air dingin dari kulkas di ruang tengah dan meminumnya, dia juga melihat-lihat isi kulkas, kemudian diambilnya sebungkus susu kental manis dan kembali menghampiri kami. Kulkas itu memang disediakan untuk penghuni kos yang barangkali menyimpan makanan.

“Oii-ooi…kita sarapan sambil ngentot yuk !” sahutnya sambil menyobek ujung kemasan susu itu.

Dibaringkannya aku di sofa ruang tamu. dituangkannya susu itu ke sekujur tubuhku sampai habis, terutama payudara dan vaginaku. Kurasakan dinginnya air susu dan lantai marmer pada tubuhku yang sudah memanas. Bagaikan menyantapku, keduanya menjilati dan mencium tubuhku yang sudah rasa susu itu.

“Mmuuahh…enak banget, jadi manis kaya orangnya !” komentar Dul sambil menjilati vaginaku yang bersusu

“Sluurrpp…slurrp ! kentel-kentel manisss. hehehe” demikian suara mereka menikmati susu pada tubuhku, suara itu dimeriahkan oleh desahan dari mulutku.

“Ahhhh… shhhhh… ahhhhh.. awwshh.. gilaahhh”

“Heh, tambah lagi dong susunya, udah mau habis nih !” pinta Dul pada Yoyok

“Beres, masih ada kok !” kembali si Yoyok membuka kulkas

“Eh bentar ya. Gue masukin dulu gerobak gue ke pekarangan. Bisa berabe kalo ada yang tiba-tiba beli gangguin orang lagi hepi-hepi ini” diapun keluar setelah memakai celananya kembali dengan sempurna.

Yoyok pun kembali dari kulkas dengan satu sachet susu kental manis lagi. “ayo non, berbaring lagi.” Perintah Yoyok. Bersamaan dengan itu si Dul datang setelah membereskan gerobaknya.

“cepet banget?” tanyaku

“Iyalah. Buat non, ya harus buru-buru” jawabnya

“tinggal sebungkus nih, yuk non” ajak Yoyok

“wihh bisa mati lengket gue pagi-pagi gini kalo diginin ama nih orang barbar”pikirku. “oke waktunya balas dendam” saat aku mendadak terpikir sebuah cara baru untuk menikmati oral seks.

“Yokk, sini dehh” Maka kuminta Yoyok untuk berdiri dan menyodorkan penisnya padaku. Kurebut sachet susu tersebut dan kubalurkan ke kontolnya.

“ehhhh… Wah….wah kontol saya mau diapain Non? Ngeri amat” katanya menanggapi tindakanku

Kujawab hanya dengan membuka mulut dan memasukkan penis itu ke mulutku. Hhmmm…nikmat banget, rasa penis original aja udah bikin aku kelepek-kelepek, apalagi ini manis kena susu, kukulum-kulum seperti permen.

Kuisap maju-mundur penis itu, pipiku sesekali menggembung tertekan kepala penisnya. Sementara aku menyepong, si Dul tak bosan-bosannya menggerayangiku dari belakang, payudaraku diremasi dan diputar-putar putingnya, vaginaku diusap-usap, dari permukaan jari-jari itu merambat masuk lebih dalam dan mengorek-ngoreknya.

Yang membuatku tambah gila adalah ketika dia memain-mainkan biji klitorisku persis seperti yang dia lakukan terhadap putingku. Leher dan bahuku juga tidak luput dari cupangan-cupangan yang dilancarkannya hingga meninggalkan bekas cupangan dan ludah. Aku pun makin menggelinjang sambil terus mengeluarkan desahan-desahan tertahan. Tiba-tiba dia mendekap pinggangku dan mengangkatnya ke atas, maka posisiku kini berdiri dengan badan atas menunduk 90 derajat.

Tanpa melepas penis Yoyok, aku melingkarkan tangan pada tubuhnya sebagai penyangga. Dua jari Dul telah membuka bibir vaginaku dan penisnya ditekan masuk ke dalamnya. Badanku mengejang beberapa detik ketika benda itu menerobos vaginaku. Selanjutnya dia memaju-mundurkan pinggulnya dengan ganas sambil melenguh keenakan merasakan jepitan otot-otot vaginaku.

“gimana coy rasanya memek lonte jilbab?” tanya Yoyok

“Hhmmmhh…memeknya enak banget bro, seret dan basah!” serunya sambil meninggikan frekuensi genjotannya. “Sepongannya gimana? ahhhh” Dul menanya balik.


“Servis mulutnya juga yahud, puas banget gua main sama cewek kaya gini, hahaha…!” timpal si Yoyok sambil tertawa-tawa dan menggerayangi payudaraku yang menggantung. Jilbabku yang merupakan satu-satunya kain yang menempel di tubuhku berkibar-kibar dengan hebatnya.

Karena tidak ingin cepat-cepat orgasme si Yoyok menyuruhku melepaskan penisnya, kemudian tubuhku ditegakkan kembali, kini Dul yang menyanggaku dengan dekapannya. Disenggamainya aku dalam posisi berdiri.

“Gua juga kagak bosen ngenyotin nih tokett, mmmhhh !” katanya lalu melumat payudara yang sudah gak putih mulus lagi warnanya itu. Melainkan kemerah-merahan penuh cupangan.

“Ssspp…ssrrpp…!” seluruh payudaraku dilumatnya, putingku dijilat dan dihisapnya, dinikmatinya kedua daging kenyal itu seperti makan es krim.

Sensasi geli juga kurasakan pada lubang dan daun telingaku yang dijilati si Dul yang juga sedang menyetubuhiku dari belakang. Aku cuma bisa mendesah lirih dalam pelukan keduanya, membiarkan tubuhku diperlakukan sesuka mereka. Sekarang aku merasakan adanya desakan dari vaginaku yang ingin segera meledak sehingga aku merapatkan kedua paha meresapi kenikmatannya.

“aaawwww… sshhhh. Ah aha ah aaaaaaawwwhhhhhhhhhhhhh kontoooolll”Akhirnya aku klimaks diiringi erangan panjang, kakiku lemas sekali kalau saja tidak didekap si Dul pasti ambruk. Sebentar kemudian, dia menyusul menyiram vaginaku dengan sperma hangat. Tak kubayangkan betapa banjirnya kemaluanku, cairan kewanitaanku plus spermanya meleleh keluar menyertai penisnya yang masih keluar-masuk dengan kecepatan menurun, daerah pangkal pahaku dan sekitarnya jadi basah oleh cairan itu.

Tubuhku melorot ke bawah mengikuti Dul yang terduduk bersila di lantai. Kusandarkan kepalaku pada dadanya yang sedikit berbulu itu.

“haaafh.. haahh… hahh” terengah-engah aku menikmati orgasme yang baru menerpa.

“Nah, sekarang giliran gua !” sahut yoyok sambil meraih kakiku dan membentangkannya.

Dengan mulus penisnya meluncur masuk ke dalam vaginaku yang sudah basah kuyup. Suara kecipak cairan terdengar setiap kali dia hujamkan penisnya. Sodokannya makin lama makin bertenaga membuat tubuhku terguncang-guncang, akupun sudah kehilangan kendali diri, mataku membeliak-beliak, mulutku menceracau tak karuan mengerang dan mengeluarkan ucapan-ucapan erotis.

Dul yang menopangku terus giat memijati payudaraku, putingku digesek-gesekkan dengan jarinya yang kasar, kadang dipilin dan kadang diemutnya. Penisnya yang mulai bangkit lagi terasa menyentuh punggungku. Dia menundukkan kepala mendekati mulutku hingga bertemu mulutnya. Kami bercumbu panas sekali, lidah kami saling beradu bak sepasang ular kawin.

Lima belas menit kemudian Yoyok membekap badanku ke arahnya dan dia sendiri membaringkan dirinya di lantai, maka posisiku kini telungkup diatasnya. Dengan begitu pantatku menungging ke arah si Dul yang kini membasahi anusku dengan ludahnya dan menekan-nekankan jarinya di sana. “wahh. Bakal kena anal nih” pikirku


“Aaakkhh…!!” aku merintih dan menghentikan goyanganku sejenak ketika si Dul memasukkan penisnya ke anusku., bahu Yoyok kucengkram erat-erat menahan rasa sakitnya.

“ahhkkkkk… pelannn bang.. sakittt” mintaku

“sakitnya Cuma bentar kokkk. Nanti bentar lagi bakal enak kok sayangg” jawab Dul

Rasanya sangatlah menyesakkan ditusuk dua batang perkasa itu, terutama yang bagian anus. Kami bertiga mulai berpacu dalam birahi, rasa perih perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuh. Sulit dilukiskan perasaanku waktu itu, pokoknya rasanya seperti melayang-layang dengan dilingkupi rasa nikmat yang luar biasa.

Hal ini berlangsung selama duapuluh menit lamanya sampai suatu saat dimana tubuhku bergetar melepas suatu bentuk energi berupa orgasme dahsyat yang menyebabkan tubuhku berkelejotan, tangan dan kakiku terasa kejang-kejang, serta mulutku mengeluarkan erangan panjang. Ini multi orgasme.

“ahhhhkk gilaaa.. kontol kaliannnn enakkkk. Gedee” teriakku ngawurr.

“ehh non, akhwat kok bicaranya kayak gitu?” Dul sok-sokan menasehatiku

“tau ahh. Loe itu lonte akhwat ato akhwat lonte sih?” hina Yoyok padauk

“ahhh. Persetann. Yang penting koontoll” aku gak peduli kata-kata mereka. Mukaku memerah, keringat pun bercucuran membasahi badan kami, akhirnya akupun tergolek lemas di atas tubuh Yoyok setelah gelombang orgasme surut. Sementara itu mereka berdua itu masih terus menggenjot vagina dan anusku.

Akhirnya Yoyok menegakkan tubuhku dan menarik lepas penisnya, kemudian dikocoknya batangnya yang masih tegak itu dekat mukaku, akhirnya cret…cret muncratlah cairan kental itu membasahi wajahku, karena semprotannya kencang dan deras, bukan cuma mukaku saja yang basah, leher, jilbab dan payudaraku pun terkena cipratannya. Tak lama kemudian, si Dul pun mencabut penisnya dari anusku, dibiarkannya aku ambruk telentang di lantai. Dia berdiri di sampingku mengocok penisnya hingga menumpahkan isinya di wajahku jugaku. Makin tebal lapisan pejuh di mukaku.

Puas dan lelah kurasakan sekaligus pada saat bersamaan. Mereka tertawa-tawa melihatku yang terbaring di lantai sambil menggosok-gosokkan sperma merata ke wajahku sambal menjilat-jilat jariku yang belepotan sperma itu.

"Enak non?" Tanya Yoyok sambil tersenyum bangga karena bisa ngentotin akhwat secantik aku

Aku membalas senyuman nakal mereka sambil mengemut jariku yang belepotan sperma.

"Gak jadi makan bubur ayam, bubur pejuh udah enak kok Bang" Jawabku nakal.

"Akhwat ediannn. tapi gua suka kok. jangan bosen-bosen ama kontol kita ya Non" jawab Dul

Sementara aku memulihkan tenaga, mereka mulai berpakaian lagi. Dan aku membersihkan ruangan tempat kami beradu syahwat tadi dan menyemprotkan parfum ruangan.

Beberapa menit kemudian mereka telah kembali berpakaian lengkap dan aku memakai kembali gamisku untuk mengantar mereka keluar kos. Setelah pamitan dan berterimakasih atas kesempatan emas dariku, mereka mulai pergi. “Lha bang dul gak jadi beli bubur?” tanyaku

“lha mau jadi beli gimana? Liat deh yang jualan gak kuat dorong gerobak” katanya sambal menunjuk si Yoyok. “Sialan lo, kagak gitu juga. Bentar gue istirahat dulu” jawab Yoyok.

“ehh udah abang-abang, sorry gak maksud ngusir ya. Tapi kalo lama-lama di kosan cewe gini bakal bikin orang mikir aneh-aneh.” Kataku pada mereka berdua.

Akhirnya mereka mau menerima saranku dan pergi. Sepeninggal mereka aku masuk kamarku dan langsung mandi membersihkan badanku dari aroma persetubuhan barusan. Belum sampai 15 menit, kudengar pintu diketuk, “assalamualaikum” ucap salah satu penghuni kos, Rina.

Beruntungnya aku, lebih lama lagi, bisa diusir aku dari ini kos. “waalaikum salam” jawabku dari dalam kamar.
Rina kira-kira kalau tau aku gini, marah gak ya? atau malah jadi pengen ikut?
 
Jadi remakeny "nambahin kisah si adinda n azizah jadi satu".
Klo cerita asliny hanna n rahmah jadi tokoh utama adinda-azizah tokoh sanpingan. Diremake ini semua jadi tokoh utama.
.
Klo gitu lanjut aja. Bisa dibilang ini crita legend so wajar banyak penggemarny rada crewet...
 
Jadi remakeny "nambahin kisah si adinda n azizah jadi satu".
Klo cerita asliny hanna n rahmah jadi tokoh utama adinda-azizah tokoh sanpingan. Diremake ini semua jadi tokoh utama.
.
Klo gitu lanjut aja. Bisa dibilang ini crita legend so wajar banyak penggemarny rada crewet...
nanti bakal ane coba pertemukan Dinda, Azizah, Hanna, dan Rahmah dalam satu scene. Cuman masih belum kepikir nanti mereka seranjangnya pas di episode mana
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd