Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Absen sore malam pagi absen teroooss biar ke notice hehehe
 
Lanjut ya....


yang selalu dikobel-kobel pak ferdian

tri aku ingin menghamilimu

"uughhh... uuuughh...", geram suamiku sambil mengocok kontolnya sendiri, membuat aku dan pak chan secara bersamaan menengok ke arahnya dengan kontolnya yang sedang menyemprotkan spermanya hingga menyembur berceceran di lantai.
"keluar hen..?!", ujar pak chan sambil tersenyum melihat suamiku yang mengejang orgasme sendiri, belum juga sempat ia menggilirku, ia sudah orgasme duluan, pikirku seraya aku menyambut ciuman bibir pak chan yang memagut bibirku dan kembali menggoyangkan pinggulnya menggenjotku. baru saja tadi sore aku digenjot singkat oleh pak fer dan rahimku disirami oleh spermanya, kini aku sedang disetubuhi pak chan yang datang bersama suamiku malam ini untuk kembali menginap dirumah dan kini aku pasrah mereguk kenikmatan ini dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh pak chan yang menggagahiku dengan nikmatnya.
kulihat suamiku yang duduk di sofa dengan kontolnya yang sudah layu, memandangiku yang terengah nikmat, berpeluh bersama pak chan di atas mahligai, kasurnya.
"kamu mau dikeluarin lagi gak tri ", tanya pak chan kepadaku, yang memastikan apakah aku ingin orgasme lagi, dan aku hanya menggeleng. sudah 2x aku dibuatnya orgasme. pak chan mengayunkan pinggulnya semakin cepat dan liar membuatku semakin menggelinjang tak berdaya menahan deraan kenikmatan di sekujur sendi tubuhku.
"ya udah, giliranku ya tri...", ucapnya memandangiku dengan penuh napsu hingga pinggulnya mengayun semakin liar dan sesaat kemudian ia menggeram dan kurasakan semburan cairan hangat di dalam rahimku. tubuh pak chan mengejang nikmat diatas tubuhku, dengan kontolnya yang dibenamkan dalam-dalam dan menumpahkan seluruh spermanya di dalam vaginaku.

pak chan tergolek berbaring di sampingku dengan nafasnya yang masih terengah. suamiku ikut berbaring di sampingku, dua lelaki ini mengapitku. aku mengecup suamiku yang memelukku dengan lembut. ku raih kontolnya yang sudah lunglai sejak tadi.
"papah kok dikeluarin duluan...", ucapku.
"iya, liat kamu seksi banget, pas tadi kamu bilang, 'pengen dihamilin pak chan'", kata suamiku dengan suara bergetar. memang tadi aku merancau tak karuan saat aku mengalami orgasmeku tadi hingga aku berkata-kata jorok sampai aku berkata pengen dihamili pak chan seperti yang selama ini suamiku inginkan.
"emang papah gak apa-apa kalo aku sampe hamil ?", bisikku dengan lembut memandang matanya yang menatap nanar penuh napsu sambil memgengguk.
"tapi aku takut nanti ditinggal papah...", ucapku lagi. tangannya membelai lembut rambutku.
"enggak, sayang... aku akan tetap sayang kamu, dan nanti kalo kamu hamil, kau tetap istriku dan aku mengakui anak itu sebagai anakku sendiri... anak kita...". bisiknya dengan lembut membuatku tersenyum memandangnya penuh arti dan bahagia. aku menyambut kecupan mesranya yang penuh kehangatan cinta, bersamaan dengan itu kurasakan bokongku dijamah dan dielus dari belakangku oleh tangan pak chand.
"biar aku hamilin istrimu hen... he he he", ucap pak chan, sambil tangannya mengelus dan membelai perutku.
"iih pak chan mau nya hi hi hi...", candaku.
"ya mau... orang enak kok... he he he..". selorohnya, sudah sekian lama ia menduda, hasratnya begitu menggebu penuh napsu yang bergelora, masih begitu gagahnya menyetubuhiku, apalagi kontolnya yang besar dan panjang membuatku berkali-kali orgasme dibuatnya.

canda dan tawa bertiga, aku, suamiku dan pak chand bersama-sama membuat suasana begitu akrab dan intim.
"bareng cium...", ujarku dengan tongsis di tangan suamiku, aku meminta suamiku dan pak chan mencium pipiku bersama-sama. atau sedang menjilat atau melumat kedua putingku bersamaan. berpose dengan tubuh masih telanjang bulat bertiga.
"haduh malu aah...", protesku sambil tertawa namun aku tak menolak saat satu kakiku di lengan suamiku dan satu kakiku di lengan pak chan dengan tanganku yang merangkul, melingkar di leher mereka sehingga tubuhku terangkat dengan selangkangan mengangkang lebar diantara mereka yang berdiri. memperlihatkan lelehan sperma yang masih saja menetes keluar dari lubang vaginaku di hadapan kamera yang mengabadikan momen ini. pose berganti, kedua tanganku masing-masing memegang 2 kontol ini bersamaan dengan senyuman yang ku pancarkan di hadapan kamera.
"kontol... kontol... hi hi hi...", tawaku sambil ku kocok sambil membuat "bumerang".

*-*
"eemmhh... ooh...", lenguh tri, sesaat kulihat hendra yang masih terlelap di sofa. malam ini aku sudah kembali menyetubuhi tri dengan leluasa dan sesuka hatiku. kurengkuh tubuh telanjang tri yang mulus nan indah, sementara ku hujam-hujamkan kontolku di lubang memeknya yang sempit dan nikmat ini sambil tanganku yang sesekali meremas buah dadanya, ku kecup bibirnya, aku membelai kepalanya.
"uh.. tri..", gumamku, aku memeprlakukannya dengan lembut dengan rasaku yang sudah menganggap tri sebagai istriku sendiri, ada rasa memiliki dan rasa untuk menumpahkan seluruh "rasa" ku kepadanya dengan sepenuh hati, tri tak hanya cantik dengan usia yang masih muda namun tri begitu anggun bagiku apalagi kesehariannya ia memakai gaun gamis dan berkerudung, seakan aku mendapatkan obsesiku yang selama ini tak ku dapatkan, sekian lama aku menduda, tri menjadi luapan seluruh rasaku yang selama ini penuh dahaga. aku ingin menghamilinya, aku ingin mempunyai anak dari rahimnya, beruntung hendra, suaminya yang cuckold memberiku ijin untuk mereguk kenikmatan duniawi ini, kenikmatan tubuh seorang perempuan yang bukan istriku dan aku bebas untuk menghamilinya.

"oooh... paak chaaaand...", lenguhnya, kupandangi kecantikan wajahnya dalam keremangan cahaya, nafasnya terengah dan tubuhnya yang lunglai setelah kubuat mengalami orgasme beberapa kali. dan saatnya aku akan kembali menumpahkan spermaku di rahimnya lagi. ku ayun pinggulku dengan kencang, ku rengkuh tubuhnya dipelukanku, kuciumi dengan penuh napsu yang membuatku semakin bergemuruh di dalam dadaku hingga saatnya pinggulku menghentak dan menyemburlah benih dariku yang ku tanam dalam-dalam di tubuhnya.
"uughh.. triii...". geramku hingga seluruh rasaku kutumpahkan kepadanya. croooth... crooothh... sambil kubenamkan seluruh batang kontolku di dalam memeknya yang berhias bulu jembutnya yang indah ini.
"uugh... ", geramku dengan nafas terengah, perlahan aku menarik keluar kontolku setelah tak ada lagi sisa sperma yang harus kusemburkan. lubang memek tri yang kemerahan melelehkan spermaku dan dengan rasa puas aku memandanginya. aku berbaring di sampingnya yang terkulai lelah usai ku setubuhi.

*-*
"oooh... paaaak chaaaand...", lenguhku dibawah rengkuhan tubuh pak chan yang terus menggenjotkan pinggulnya dengan ganasnya sementara aku tak lagi mampu menahan deraan kenikmatan ini, namun pak chan seakan tak memperdulikan aku yang terus menggeliat, kepalaku seakan menggelepar hingga ia mendekapku dan mencium bibirku dengan penuh napsu hingga sesaat kemudian ia menggeram dengan pinggul menghentak hebat namun tiba-tiba akupun mengalami hal yang sama, seluruh rasaku seakan melayang tinggi, tubuhku bergetar hebat, tak lagi ku pedulikan pak chan yang menyemburkan spermanya di dalam rahimku sementara aku mereguk kenikmatan orgasmeku untuk yang kesekian kalinya.

"ugh...", geramnya dengan nafas tersengal di sampingku yang juga masih tersengal.
"terima kasih tri...", bisiknya mengecup pipiku. tangannya membelai buah dadaku dengan lembut.
"i love u, tri...", bisiknya lagi membuatku tersipu sesaat aku menoleh ke arah suamiku yang masih terlelap di sofa.
"i luve u juga pak chan...", ucapku sambil tersenyum dan menyambut bibirnya yang mengecupku. sesaat kemudian aku dan pak chan saling memandang dan tertawa tertahan sambil menoleh ke arah suamiku yang masih saja terlelap.
aku membenamkan tubuhku dalam pelukan pak chan yang menyambutku dengan lembut, tangan kekarnya mengelus lenganku. terasa begitu mesra dan nyaman kurasakan dengan tubuh telanjangku yang menyatu dengan tubuh pak chan yang juga telanjang.

*-*
esok harinya....
"iya pak...", jawabku dengan suara perlahan kepada atasanku dan aku menutup HP ku, dengan alasan tak enak badan aku tadi aku meminta ijin atasanku untuk tak masuk ke kantor hari ini dan aku sudah ada di apartement pak ren saat ini.
"iih... pak ren...", protesku kepada pak reno yang sudah tak sabar sejak aku menelpon tadi ia terus saja menjamahi tubuhku.
"gak nahan tri... kangen aku, udah lama gak ketemu kamu....", ucapnya, kubiarkan ia menarik dan memamngkuku dengan tangannya yang semakin nakal menjelajahi tubuhku yang masih tertutup oleh pakaianku. pak fer telah membawaku ke apartement pak reno, membelokan mobilnya dan memintaku untuk berbohong untuk meminta ijin tidak masuk karena sakit kepada atasanku tadi.
"ya hari ini kita bisa ngesek seharian he he he...", ujar pak fer yang berdiri sambil mengelus pundakku. baru semalam aku digenjot pak chand dan pagi ini vaginaku bakalan dower deh digenjot, digilir pak fer dan pak ren. pak ren menyahut dengan tawanya sambil memeluk tubuhku, ia menciumi pipiku dan aku menyambut bibirnya saat ia mencium bibirku dan saling melumat dengan penuh gairah.
"kamu udah gak pake celana dalem kan tri....", ujarnya sambil tangannya menyibak gaun gamisku.
"udah gue obok-obok tadi di mobil he he he...", sahut pak fer dengan bangga kepada pak ren yang memprotesnya membuatku tertawa melihat wajah lucu pak reno.
"uh... aku udah jangen memek cantik kamu tri... ", ujarnya seraya merebahkan tubuhku, merentangkan kedua kakiku, gaun gamisku tersibak dan wajahnya tepat di hadapan vaginaku yang merekah.
"aaaaahhhhh... paaak reeen...", lenguhku namu aku hanya pasrah membiarkan vaginaku diciumi dan dijilatinya dengan penub napsu.
"eeeesssshhhhh....", desahku sebelum akhirnya mulutku dijejal oleh kontol pak fer sambil tersenyum memandangiku yang mengulum kontolnya. baru saja selesai aku menutup HP ku, 2 lelaki ini sudah menyerangku dengan liarnya. aku hanya dapat menggeliat menahan kenikmatan yang mendera seluruh tubuhku, itilku dilumat di dijlati pak ren dengan ganasnya, sementara aku harus tetap melumat dan menghisap kontol pak fer.
"aaah... pak fer...", eluhku dengan terbatuk karena pak fer menjejalkan kontolnya terlalu dalam hingga kerongkonganku.
"maaf tri... ", ucap pak fer, tangannya memegang kepalaku yang masih terbungkus kerudungku dan bibirnya mengecup dan melumat bibirku. nafasku tersengal, birahiku sudah terbakar diperlakukan liar oleh mereka dan aku menikmatinya.
"oooohh...", pekikku tak lagi dapat ku bendung, tubuhku mengejang dan bergetar dan ku reguk kenikmatan orgasmeku oleh pak ren yang hanya menjilat dan melumati itilku.
"woooh...", terdengar suara pak ren melihatku orgasme, sementar aku menggeliat dan bergetar melayang dalam orgasmeku namun tiba-tiba kurasakan lubang vaginaku terjejal oleh kehangatan yang menyeruak masuk dengan derasnya.
"aaaah...", pekikku semakin menggila aku menggelepar, betapa nikmatnya disaat aku sedang orgasme, dengan tiba-tiba pak ren menjejalkan kontol besarnya di vaginaku membuatku semakin melayang tinggi mereguk kenikmatan ini dan aku hanya bisa mengejang liar.

"ooohhh... paaaak... reeeeeeeeeeenn...", pekikku, usai orgasmeku namun pak ren tak memberiku jeda untuk mengatur nafasku. pak ren terus saja menggenjotkan pinggulnya. kontol besar dan panjang nya menghujam hujam begitu dahsyat hingga tiba-tiba tubuhku kembali bergetar dan aku kembali orgasme bertubi-tubi. dibuatnya.
"oooh...", lenguhku, aku menggelepar sejadi-jadinya, pak ren begitu liar dan ganasnya.
"pak reeeeen...", rintihku dengan nafasku terengah dan pak ren masih saja menggenjotkan pinggulnya.
"oooohh... ", pekikku tak lama aku kembali mengalami orgasme lagi. mulutku menganga namun bibirku tetap dilumatnya dengan penuh napsu.
"ampuun pak rennn...", ucapku disela nafasku yang terengah saat pak ren menghentikan pinggulnya. pak ren menarik tubuhku hingga aku terduduk diatas pangkuannya dengan kontolnya yang masih terbenam dengan tangan kekarnya memaksa pinggulku untuk mengayun membuatku kembali menggelinjang tak karuan. aku hanya merintih dan melenguh dipangkuannya dengan gaun gamisku yang teribak dileherku dan tubuh telanjangku meliuk-liuk di pangkuannya, pinggulku terus dipaksanya mengayun hingga rasa nikmat ini tak lagi dapat ku bendung dan aku kembali orgasme dibuatnya berkali-kali. aku memeluk kepalanya yang terbenam di kedua buah dadaku sambil tubuhku bergetar hebat dalam kenikmatan orgasmeku.

"pak renn...", lenguh ku dengan terengah dalam pekukannya. kubiarkan bibirku di lumatnya sementara pinggulku tak lagi dipaksanya bergoyang.
"udah dulu...", pintaku dan baru saja pak ren merebahkan tubuhku di kasur, pak ren tak mau memberiku istirahat. kedua kakiku yang direntangkannya dan kontolnya yang dijejalkan ke vaginaku yang sudah basah.
"ooohh...", lolongku dan tubuh pak fer merengkuh diatas tubuhku, pinggulnya mengayun dan aku kembali merintih dan melenguh menahan rasa geli nikmat yang mendera tubuhku.
"pelan-pelan kok tri...", ujar pak fer namun bagiku sama saja, rasa geli ini membuatku menggeliat dan menggelinjang hebat. dinding vaginaku sudah begitu sensitif sehingga begitu terasa setiap sodokan kontol yang menghujam-hujam vaginaku. kepalaku menggelepar membuat kerudungku tak lagi karuan dikepalaku. kedua buah dadaku diremas-remas dengan ganasnya.
"uuugh... biar enak tri...", ujar pak fer dengan pinggul semakin kencang saja bergoyang.
"ooogh.... ", geramnya lagi dan memintaku untuk menungging. pak fer membimbingku yang lemas untuk membalikan tubuhku, pinggulku di tariknya kebelakang hingga menyembul dan...
"aaaaaahhh...", lolongku lagi dengan kontolnya yang kembali terbenam dari belakang bokongku dan aku kembali menggeliat dan menggelinjang tanpa ampun. beberapa kali aku dibuat pak fer kembali orgasme, berbagai posisi ia memintaku untuk berganti. hingga...
"tri... uugh... ", geram pak fer dan sesaat kemudian ia membenamkan dalam-dalam kontolnya dan kurasakan semburan spermanya hangatnya yang membanjiri rahimku.
"uugh... triii... nikmat banget...", ujarnya hingga semburan terakhir spermanya dan mencabut kontolnya. aku terbaring lemah dengan kedua kaki mengangkang namun pak ren sudah di hadapan selangkanganku.
"biar penuh tri...", ucapnya seraya menjejalkan kontolnya dan aku kembali melolong hingga mengiringi setiap enjotan pinggulnya. dan beberapa saat kemudian aku menggelepar dan kembali mengalami orgasmeku di barengi pak ren yang menggeram dan mengejang menyemburkan spermanya di dalam rahimku yang sudah banjir sperma di tambah spermanya lagi.

*-*
"uuugh...", geramku dengan rasa puas, aku mencabut kontolku dari memek tri yang cantik ini. bersamaan dengan lelehan sperma putih yang keluar dari lubang kemerahan memeknya.
"wuuh... banjir fer...", ujarku kepada ferdian yang ikut melihat lelehan sperma yang begitu banyak dari lubang memek tri. ku sibak bibir vaginanya terlihat kemerahan begitu menggairahkan bagiku.
"oooh...", lenguh tri saat aku mencolek lelehan sperma dari lubangnya. kedua kaki mulusnya terlentang lebar, tubuh telanjangnya terkulai lemas dengan gaun gamis yang tersingkap hingga lehernya dan kerudung yang sudah tak karuan di kepalanya. nafasnya terengah dengan mata terpejam, wajahnya masih terlihat begitu cantik bagiku.
"enak tri...?", bisikku seraya ku kecup pipinya.
"ngeeh... sadis... aku kayak diperkosa...", ucapnya dengan nada manja dan perlahan di sela nafasnya yang terengah.
"tapi enak kan tri...?", bisiiku dan kulihat senyuman dibibirnya sebelum aku mengecupnya.

*-*
entah berapa lama aku tertidur, saat aku terbangun kulihat pak ren dan pak fer duduk dikursi memandangku.
"udah bangun tri..", ujar pak ren. aku beranjak bangun dari kasur, dengan tertatih aku berjalan ke kamar mandi. pak ren menrangkulku membantuku ke kamar mandi.
"dilepas aja dulu gamis dan kerudungnya ya...", ujar pak ren melucutiku dan memapah tubuh telanjangku ke kamar mandi.
"pengen pipis...", ujarku dengan nada manja, pak ren membantuku duduk di toilet.
"eeeeh... pak ren... jangan diliat...", ujarku manja. namun pak ren hanya tersenyum sambil memandang kearah air seniku yang keluar dari vaginaku. usai pipis aku membasuk vaginaku ada rasa nyeri dan linu saat jariku membasuhnya.
dari kamar mandi, pak ren membopongku dan membawaku kembali ke kasur, pak fer memberiku softdrink yang kureguk dengan nikmatnya sambil obrolan mengalir dengan intimnya. aku memanadang kontol-kontol mereka yang sudah merunduk namun masih terlihat besar dan panjang.
"sini tri... biar aku pangku...", ujar pak ren, aku menurut dan pak ren menyambut tubuhku yang duduk di pangkuannya. aku tersipu dan membiarkan kontol pak ren yang mengganjal di bokongku. aku menyuap makanan ke mulutku untuk mengisi perutku, kubiarkan tangan pak ren yang terus saja membelai dan menjamahi seluruh tubuhku.

menjelang siang....
aku terengah dengan pinggulku yang mengayun diatas pangkuan pak ren dengan kontolnya yang terbenam di vaginaku. kurreguk kenikmatan birahiku bersama pak ren yang sudah beberapa kali memberiku kenikmatan orgasme.
"pak fer.. jangan keliatan muka akunya...", protesku kepada pak fer yang merekamku dengan HP nya..
"ya enggak lah tri, lagian aman kok tri sama aku...", sergah pak fer yang mendekat dan merekam kearah selangkanganku.
"coba diangkat tri...", pintanya, aku mengangkat tubuhku dan menjulur keluar kontol pak ren yang besar dan panjang namun tak sampai kepala kontolnya aku kembali menurunkan tubuhku, pak fer merekam nya dan aku terus melakukan itu di hadapan HPnya.
"cantik banget memek kamu tri...", puji pak ren dan aku hanya tersenyum sambil terus mengayun pinggulku walau perlahan karena aku sudah lunglai dan terasa begitu sensitif dinding vaginaku.
"pak ren... kok gak keluar-keluar ? haduuh...", ucapku sambil aku merebahkan tubuhku di kasur dan terlepaslah kontolnya dari vaginaku. aku hanya terlentang pasrah saat pak ren memburuku, ia beranjak dan kembali menjejalkan kontolnya di vaginaku.
"oooohhh...", lolongku dan aku kembali meregang kenikmatan ini, pak ren kembali dengan ganasnya seperti sedang memperkosaku, menggenjotku dengan begitu liarnya.
"aaaaah...", desahku sejadi-jadinya dengan kepalaku yang seakan menggelepar dan pak ren semakin bernapsu menggenjotku.
"uuuh... ayo tri... kita keluarin bareng...", geram pak ren dengan tubuh kekarnya merengkuh diatas tubuhku dan seketika aku menggelear hebat, untuk kesekian kalinya aku mengalami orgasmeku lagi namun kali ini disusul oleh pak ren yang menggeram dan menghentakan pinggulnya dan kurasakan semburan sperma hangatnya menyembur membanjiri liang rahimku berkali-kali.

nafasku terengah dengan seluruh sendi ku yang lunglai karena berkali-kali aku mengelami orgasme dan berkali-kali aku digilir pak ren dan pak fer. mataku terpejam tergolek dengan tubuhku yang kubiarkan masih telanjang bulat untuk beristirahat sejenak.
entah berapa lama aku tertidur saat terbangun hari sudah sore.
"sudah bangun tri...?", ucap pak ren dengan lembut mengusap kepalaku dan mengecup keningku. tangan kekarnya membantuku untuk bangkit dari kasur, dan dengan tertatih aku melangkah ke kamar mandi, kubersihkan vaginaku yang terasa begitu linu dan sedikit nyeri. dower rasanya bibir vaginaku di gilir 2 kontol besar dan panjang mereka. ada rasa yang terpuaskan dalam diriku, aku menyukainya, ah aku benar-benar sudah seperti perempuan murahan, perempuan binal yang doyan ngesek, pikirku.
ku kenakan gaun gamisku menutupi seluruh tubuh telanjangku, tanpa bra dan celana dalam yang ku pakai. kerudung panjang membungkus dan menutupi kepalaku dan aku sudah bersiap untuk pulang.
"masih lemes tri...", ucap pak ren dengan lembut memelukku, matanya menatapku dengan lembut.
"he eh...", ujarku sambil mengangguk manja, kubiarkan ia kembali mengecup bibirku.

jam 4 sore aku sudah di rumah, diantar pak fer hingga di depan rumahku. kulepas gaunku dan kerudungku, kuambil daster lembut untuk menutupi tubuh telanjangku yang masih lunglai kurebahkan di kasur. vaginaku terasa seakan masih terjejal kontol rasanya sambil ku pejamkan mataku untuk kembali beristirahat.
 
Terakhir diubah:
Lanjut ya....

tri aku ingin menghamilimu

"uughhh... uuuughh...", geram suamiku sambil mengocok kontolnya sendiri, membuat aku dan pak chan secara bersamaan menengok ke arahnya dengan kontolnya yang sedang menyemprotkan spermanya hingga menyembur berceceran di lantai.
"keluar hen..?!", ujar pak chan sambil tersenyum melihat suamiku yang mengejang orgasme sendiri, belum juga sempat ia menggilirku, ia sudah orgasme duluan, pikirku seraya aku menyambut ciuman bibir pak chan yang memagut bibirku dan kembali menggoyangkan pinggulnya menggenjotku. baru saja tadi sore aku digenjot singkat oleh pak fer dan rahimku disirami oleh spermanya, kini aku sedang disetubuhi pak chan yang datang bersama suamiku malam ini untuk kembali menginap dirumah dan kini aku pasrah mereguk kenikmatan ini dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh pak chan yang menggagahiku dengan nikmatnya.
kulihat suamiku yang duduk di sofa dengan kontolnya yang sudah layu, memandangiku yang terengah nikmat, berpeluh bersama pak chan di atas mahligai, kasurnya.
"kamu mau dikeluarin lagi gak tri ", tanya pak chan kepadaku, yang memastikan apakah aku ingin orgasme lagi, dan aku hanya menggeleng. sudah 2x aku dibuatnya orgasme. pak chan mengayunkan pinggulnya semakin cepat dan liar membuatku semakin menggelinjang tak berdaya menahan deraan kenikmatan di sekujur sendi tubuhku.
"ya udah, giliranku ya tri...", ucapnya memandangiku dengan penuh napsu hingga pinggulnya mengayun semakin liar dan sesaat kemudian ia menggeram dan kurasakan semburan cairan hangat di dalam rahimku. tubuh pak chan mengejang nikmat diatas tubuhku, dengan kontolnya yang dibenamkan dalam-dalam dan menumpahkan seluruh spermanya di dalam vaginaku.

pak chan tergolek berbaring di sampingku dengan nafasnya yang masih terengah. suamiku ikut berbaring di sampingku, dua lelaki ini mengapitku. aku mengecup suamiku yang memelukku dengan lembut. ku raih kontolnya yang sudah lunglai sejak tadi.
"papah kok dikeluarin duluan...", ucapku.
"iya, liat kamu seksi banget, pas tadi kamu bilang, 'pengen dihamilin pak chan'", kata suamiku dengan suara bergetar. memang tadi aku merancau tak karuan saat aku mengalami orgasmeku tadi hingga aku berkata-kata jorok sampai aku berkata pengen dihamili pak chan seperti yang selama ini suamiku inginkan.
"emang papah gak apa-apa kalo aku sampe hamil ?", bisikku dengan lembut memandang matanya yang menatap nanar penuh napsu sambil memgengguk.
"tapi aku takut nanti ditinggal papah...", ucapku lagi. tangannya membelai lembut rambutku.
"enggak, sayang... aku akan tetap sayang kamu, dan nanti kalo kamu hamil, kau tetap istriku dan aku mengakui anak itu sebagai anakku sendiri... anak kita...". bisiknya dengan lembut membuatku tersenyum memandangnya penuh arti dan bahagia. aku menyambut kecupan mesranya yang penuh kehangatan cinta, bersamaan dengan itu kurasakan bokongku dijamah dan dielus dari belakangku oleh tangan pak chand.
"biar aku hamilin istrimu hen... he he he", ucap pak chan, sambil tangannya mengelus dan membelai perutku.
"iih pak chan mau nya hi hi hi...", candaku.
"ya mau... orang enak kok... he he he..". selorohnya, sudah sekian lama ia menduda, hasratnya begitu menggebu penuh napsu yang bergelora, masih begitu gagahnya menyetubuhiku, apalagi kontolnya yang besar dan panjang membuatku berkali-kali orgasme dibuatnya.

canda dan tawa bertiga, aku, suamiku dan pak chand bersama-sama membuat suasana begitu akrab dan intim.
"bareng cium...", ujarku dengan tongsis di tangan suamiku, aku meminta suamiku dan pak chan mencium pipiku bersama-sama. atau sedang menjilat atau melumat kedua putingku bersamaan. berpose dengan tubuh masih telanjang bulat bertiga.
"haduh malu aah...", protesku sambil tertawa namun aku tak menolak saat satu kakiku di lengan suamiku dan satu kakiku di lengan pak chan dengan tanganku yang merangkul, melingkar di leher mereka sehingga tubuhku terangkat dengan selangkangan mengangkang lebar diantara mereka yang berdiri. memperlihatkan lelehan sperma yang masih saja menetes keluar dari lubang vaginaku di hadapan kamera yang mengabadikan momen ini. pose berganti, kedua tanganku masing-masing memegang 2 kontol ini bersamaan dengan senyuman yang ku pancarkan di hadapan kamera.
"kontol... kontol... hi hi hi...", tawaku sambil ku kocok sambil membuat "bumerang".

*-*
"eemmhh... ooh...", lenguh tri, sesaat kulihat hendra yang masih terlelap di sofa. malam ini aku sudah kembali menyetubuhi tri dengan leluasa dan sesuka hatiku. kurengkuh tubuh telanjang tri yang mulus nan indah, sementara ku hujam-hujamkan kontolku di lubang memeknya yang sempit dan nikmat ini sambil tanganku yang sesekali meremas buah dadanya, ku kecup bibirnya, aku membelai kepalanya.
"uh.. tri..", gumamku, aku memeprlakukannya dengan lembut dengan rasaku yang sudah menganggap tri sebagai istriku sendiri, ada rasa memiliki dan rasa untuk menumpahkan seluruh "rasa" ku kepadanya dengan sepenuh hati, tri tak hanya cantik dengan usia yang masih muda namun tri begitu anggun bagiku apalagi kesehariannya ia memakai gaun gamis dan berkerudung, seakan aku mendapatkan obsesiku yang selama ini tak ku dapatkan, sekian lama aku menduda, tri menjadi luapan seluruh rasaku yang selama ini penuh dahaga. aku ingin menghamilinya, aku ingin mempunyai anak dari rahimnya, beruntung hendra, suaminya yang cuckold memberiku ijin untuk mereguk kenikmatan duniawi ini, kenikmatan tubuh seorang perempuan yang bukan istriku dan aku bebas untuk menghamilinya.

"oooh... paak chaaaand...", lenguhnya, kupandangi kecantikan wajahnya dalam keremangan cahaya, nafasnya terengah dan tubuhnya yang lunglai setelah kubuat mengalami orgasme beberapa kali. dan saatnya aku akan kembali menumpahkan spermaku di rahimnya lagi. ku ayun pinggulku dengan kencang, ku rengkuh tubuhnya dipelukanku, kuciumi dengan penuh napsu yang membuatku semakin bergemuruh di dalam dadaku hingga saatnya pinggulku menghentak dan menyemburlah benih dariku yang ku tanam dalam-dalam di tubuhnya.
"uughh.. triii...". geramku hingga seluruh rasaku kutumpahkan kepadanya. croooth... crooothh... sambil kubenamkan seluruh batang kontolku di dalam memeknya yang berhias bulu jembutnya yang indah ini.
"uugh... ", geramku dengan nafas terengah, perlahan aku menarik keluar kontolku setelah tak ada lagi sisa sperma yang harus kusemburkan. lubang memek tri yang kemerahan melelehkan spermaku dan dengan rasa puas aku memandanginya. aku berbaring di sampingnya yang terkulai lelah usai ku setubuhi.

*-*
"oooh... paaaak chaaaand...", lenguhku dibawah rengkuhan tubuh pak chan yang terus menggenjotkan pinggulnya dengan ganasnya sementara aku tak lagi mampu menahan deraan kenikmatan ini, namun pak chan seakan tak memperdulikan aku yang terus menggeliat, kepalaku seakan menggelepar hingga ia mendekapku dan mencium bibirku dengan penuh napsu hingga sesaat kemudian ia menggeram dengan pinggul menghentak hebat namun tiba-tiba akupun mengalami hal yang sama, seluruh rasaku seakan melayang tinggi, tubuhku bergetar hebat, tak lagi ku pedulikan pak chan yang menyemburkan spermanya di dalam rahimku sementara aku mereguk kenikmatan orgasmeku untuk yang kesekian kalinya.

"ugh...", geramnya dengan nafas tersengal di sampingku yang juga masih tersengal.
"terima kasih tri...", bisiknya mengecup pipiku. tangannya membelai buah dadaku dengan lembut.
"i love u, tri...", bisiknya lagi membuatku tersipu sesaat aku menoleh ke arah suamiku yang masih terlelap di sofa.
"i luve u juga pak chan...", ucapku sambil tersenyum dan menyambut bibirnya yang mengecupku. sesaat kemudian aku dan pak chan saling memandang dan tertawa tertahan sambil menoleh ke arah suamiku yang masih saja terlelap.
aku membenamkan tubuhku dalam pelukan pak chan yang menyambutku dengan lembut, tangan kekarnya mengelus lenganku. terasa begitu mesra dan nyaman kurasakan dengan tubuh telanjangku yang menyatu dengan tubuh pak chan yang juga telanjang.

*-*
esok harinya....
"iya pak...", jawabku dengan suara perlahan kepada atasanku dan aku menutup HP ku, dengan alasan tak enak badan aku tadi aku meminta ijin atasanku untuk tak masuk ke kantor hari ini dan aku sudah ada di apartement pak ren saat ini.
"iih... pak ren...", protesku kepada pak reno yang sudah tak sabar sejak aku menelpon tadi ia terus saja menjamahi tubuhku.
"gak nahan tri... kangen aku, udah lama gak ketemu kamu....", ucapnya, kubiarkan ia menarik dan memamngkuku dengan tangannya yang semakin nakal menjelajahi tubuhku yang masih tertutup oleh pakaianku. pak fer telah membawaku ke apartement pak reno, membelokan mobilnya dan memintaku untuk berbohong untuk meminta ijin tidak masuk karena sakit kepada atasanku tadi.
"ya hari ini kita bisa ngesek seharian he he he...", ujar pak fer yang berdiri sambil mengelus pundakku. baru semalam aku digenjot pak chand dan pagi ini vaginaku bakalan dower deh digenjot, digilir pak fer dan pak ren. pak ren menyahut dengan tawanya sambil memeluk tubuhku, ia menciumi pipiku dan aku menyambut bibirnya saat ia mencium bibirku dan saling melumat dengan penuh gairah.
"kamu udah gak pake celana dalem kan tri....", ujarnya sambil tangannya menyibak gaun gamisku.
"udah gue obok-obok tadi di mobil he he he...", sahut pak fer dengan bangga kepada pak ren yang memprotesnya membuatku tertawa melihat wajah lucu pak reno.
"uh... aku udah jangen memek cantik kamu tri... ", ujarnya seraya merebahkan tubuhku, merentangkan kedua kakiku, gaun gamisku tersibak dan wajahnya tepat di hadapan vaginaku yang merekah.
"aaaaahhhhh... paaak reeen...", lenguhku namu aku hanya pasrah membiarkan vaginaku diciumi dan dijilatinya dengan penub napsu.
"eeeesssshhhhh....", desahku sebelum akhirnya mulutku dijejal oleh kontol pak fer sambil tersenyum memandangiku yang mengulum kontolnya. baru saja selesai aku menutup HP ku, 2 lelaki ini sudah menyerangku dengan liarnya. aku hanya dapat menggeliat menahan kenikmatan yang mendera seluruh tubuhku, itilku dilumat di dijlati pak ren dengan ganasnya, sementara aku harus tetap melumat dan menghisap kontol pak fer.
"aaah... pak fer...", eluhku dengan terbatuk karena pak fer menjejalkan kontolnya terlalu dalam hingga kerongkonganku.
"maaf tri... ", ucap pak fer, tangannya memegang kepalaku yang masih terbungkus kerudungku dan bibirnya mengecup dan melumat bibirku. nafasku tersengal, birahiku sudah terbakar diperlakukan liar oleh mereka dan aku menikmatinya.
"oooohh...", pekikku tak lagi dapat ku bendung, tubuhku mengejang dan bergetar dan ku reguk kenikmatan orgasmeku oleh pak ren yang hanya menjilat dan melumati itilku.
"woooh...", terdengar suara pak ren melihatku orgasme, sementar aku menggeliat dan bergetar melayang dalam orgasmeku namun tiba-tiba kurasakan lubang vaginaku terjejal oleh kehangatan yang menyeruak masuk dengan derasnya.
"aaaah...", pekikku semakin menggila aku menggelepar, betapa nikmatnya disaat aku sedang orgasme, dengan tiba-tiba pak ren menjejalkan kontol besarnya di vaginaku membuatku semakin melayang tinggi mereguk kenikmatan ini dan aku hanya bisa mengejang liar.

"ooohhh... paaaak... reeeeeeeeeeenn...", pekikku, usai orgasmeku namun pak ren tak memberiku jeda untuk mengatur nafasku. pak ren terus saja menggenjotkan pinggulnya. kontol besar dan panjang nya menghujam hujam begitu dahsyat hingga tiba-tiba tubuhku kembali bergetar dan aku kembali orgasme bertubi-tubi. dibuatnya.
"oooh...", lenguhku, aku menggelepar sejadi-jadinya, pak ren begitu liar dan ganasnya.
"pak reeeeen...", rintihku dengan nafasku terengah dan pak ren masih saja menggenjotkan pinggulnya.
"oooohh... ", pekikku tak lama aku kembali mengalami orgasme lagi. mulutku menganga namun bibirku tetap dilumatnya dengan penuh napsu.
"ampuun pak rennn...", ucapku disela nafasku yang terengah saat pak ren menghentikan pinggulnya. pak ren menarik tubuhku hingga aku terduduk diatas pangkuannya dengan kontolnya yang masih terbenam dengan tangan kekarnya memaksa pinggulku untuk mengayun membuatku kembali menggelinjang tak karuan. aku hanya merintih dan melenguh dipangkuannya dengan gaun gamisku yang teribak dileherku dan tubuh telanjangku meliuk-liuk di pangkuannya, pinggulku terus dipaksanya mengayun hingga rasa nikmat ini tak lagi dapat ku bendung dan aku kembali orgasme dibuatnya berkali-kali. aku memeluk kepalanya yang terbenam di kedua buah dadaku sambil tubuhku bergetar hebat dalam kenikmatan orgasmeku.

"pak renn...", lenguh ku dengan terengah dalam pekukannya. kubiarkan bibirku di lumatnya sementara pinggulku tak lagi dipaksanya bergoyang.
"udah dulu...", pintaku dan baru saja pak ren merebahkan tubuhku di kasur, pak ren tak mau memberiku istirahat. kedua kakiku yang direntangkannya dan kontolnya yang dijejalkan ke vaginaku yang sudah basah.
"ooohh...", lolongku dan tubuh pak fer merengkuh diatas tubuhku, pinggulnya mengayun dan aku kembali merintih dan melenguh menahan rasa geli nikmat yang mendera tubuhku.
"pelan-pelan kok tri...", ujar pak fer namun bagiku sama saja, rasa geli ini membuatku menggeliat dan menggelinjang hebat. dinding vaginaku sudah begitu sensitif sehingga begitu terasa setiap sodokan kontol yang menghujam-hujam vaginaku. kepalaku menggelepar membuat kerudungku tak lagi karuan dikepalaku. kedua buah dadaku diremas-remas dengan ganasnya.
"uuugh... biar enak tri...", ujar pak fer dengan pinggul semakin kencang saja bergoyang.
"ooogh.... ", geramnya lagi dan memintaku untuk menungging. pak fer membimbingku yang lemas untuk membalikan tubuhku, pinggulku di tariknya kebelakang hingga menyembul dan...
"aaaaaahhh...", lolongku lagi dengan kontolnya yang kembali terbenam dari belakang bokongku dan aku kembali menggeliat dan menggelinjang tanpa ampun. beberapa kali aku dibuat pak fer kembali orgasme, berbagai posisi ia memintaku untuk berganti. hingga...
"tri... uugh... ", geram pak fer dan sesaat kemudian ia membenamkan dalam-dalam kontolnya dan kurasakan semburan spermanya hangatnya yang membanjiri rahimku.
"uugh... triii... nikmat banget...", ujarnya hingga semburan terakhir spermanya dan mencabut kontolnya. aku terbaring lemah dengan kedua kaki mengangkang namun pak ren sudah di hadapan selangkanganku.
"biar penuh tri...", ucapnya seraya menjejalkan kontolnya dan aku kembali melolong hingga mengiringi setiap enjotan pinggulnya. dan beberapa saat kemudian aku menggelepar dan kembali mengalami orgasmeku di barengi pak ren yang menggeram dan mengejang menyemburkan spermanya di dalam rahimku yang sudah banjir sperma di tambah spermanya lagi.

*-*
"uuugh...", geramku dengan rasa puas, aku mencabut kontolku dari memek tri yang cantik ini. bersamaan dengan lelehan sperma putih yang keluar dari lubang kemerahan memeknya.
"wuuh... banjir fer...", ujarku kepada ferdian yang ikut melihat lelehan sperma yang begitu banyak dari lubang memek tri. ku sibak bibir vaginanya terlihat kemerahan begitu menggairahkan bagiku.
"oooh...", lenguh tri saat aku mencolek lelehan sperma dari lubangnya. kedua kaki mulusnya terlentang lebar, tubuh telanjangnya terkulai lemas dengan gaun gamis yang tersingkap hingga lehernya dan kerudung yang sudah tak karuan di kepalanya. nafasnya terengah dengan mata terpejam, wajahnya masih terlihat begitu cantik bagiku.
"enak tri...?", bisikku seraya ku kecup pipinya.
"ngeeh... sadis... aku kayak diperkosa...", ucapnya dengan nada manja dan perlahan di sela nafasnya yang terengah.
"tapi enak kan tri...?", bisiiku dan kulihat senyuman dibibirnya sebelum aku mengecupnya.

*-*
entah berapa lama aku tertidur, saat aku terbangun kulihat pak ren dan pak fer duduk dikursi memandangku.
"udah bangun tri..", ujar pak ren. aku beranjak bangun dari kasur, dengan tertatih aku berjalan ke kamar mandi. pak ren menrangkulku membantuku ke kamar mandi.
"dilepas aja dulu gamis dan kerudungnya ya...", ujar pak ren melucutiku dan memapah tubuh telanjangku ke kamar mandi.
"pengen pipis...", ujarku dengan nada manja, pak ren membantuku duduk di toilet.
"eeeeh... pak ren... jangan diliat...", ujarku manja. namun pak ren hanya tersenyum sambil memandang kearah air seniku yang keluar dari vaginaku. usai pipis aku membasuk vaginaku ada rasa nyeri dan linu saat jariku membasuhnya.
dari kamar mandi, pak ren membopongku dan membawaku kembali ke kasur, pak fer memberiku softdrink yang kureguk dengan nikmatnya sambil obrolan mengalir dengan intimnya. aku memanadang kontol-kontol mereka yang sudah merunduk namun masih terlihat besar dan panjang.
"sini tri... biar aku pangku...", ujar pak ren, aku menurut dan pak ren menyambut tubuhku yang duduk di pangkuannya. aku tersipu dan membiarkan kontol pak ren yang mengganjal di bokongku. aku menyuap makanan ke mulutku untuk mengisi perutku, kubiarkan tangan pak ren yang terus saja membelai dan menjamahi seluruh tubuhku.

menjelang siang....
aku terengah dengan pinggulku yang mengayun diatas pangkuan pak ren dengan kontolnya yang terbenam di vaginaku. kurreguk kenikmatan birahiku bersama pak ren yang sudah beberapa kali memberiku kenikmatan orgasme.
"pak fer.. jangan keliatan muka akunya...", protesku kepada pak fer yang merekamku dengan HP nya..
"ya enggak lah tri, lagian aman kok tri sama aku...", sergah pak fer yang mendekat dan merekam kearah selangkanganku.
"coba diangkat tri...", pintanya, aku mengangkat tubuhku dan menjulur keluar kontol pak ren yang besar dan panjang namun tak sampai kepala kontolnya aku kembali menurunkan tubuhku, pak fer merekam nya dan aku terus melakukan itu di hadapan HPnya.
"cantik banget memek kamu tri...", puji pak ren dan aku hanya tersenyum sambil terus mengayun pinggulku walau perlahan karena aku sudah lunglai dan terasa begitu sensitif dinding vaginaku.
"pak ren... kok gak keluar-keluar ? haduuh...", ucapku sambil aku merebahkan tubuhku di kasur dan terlepaslah kontolnya dari vaginaku. aku hanya terlentang pasrah saat pak ren memburuku, ia beranjak dan kembali menjejalkan kontolnya di vaginaku.
"oooohhh...", lolongku dan aku kembali meregang kenikmatan ini, pak ren kembali dengan ganasnya seperti sedang memperkosaku, menggenjotku dengan begitu liarnya.
"aaaaah...", desahku sejadi-jadinya dengan kepalaku yang seakan menggelepar dan pak ren semakin bernapsu menggenjotku.
"uuuh... ayo tri... kita keluarin bareng...", geram pak ren dengan tubuh kekarnya merengkuh diatas tubuhku dan seketika aku menggelear hebat, untuk kesekian kalinya aku mengalami orgasmeku lagi namun kali ini disusul oleh pak ren yang menggeram dan menghentakan pinggulnya dan kurasakan semburan sperma hangatnya menyembur membanjiri liang rahimku berkali-kali.

nafasku terengah dengan seluruh sendi ku yang lunglai karena berkali-kali aku mengelami orgasme dan berkali-kali aku digilir pak ren dan pak fer. mataku terpejam tergolek dengan tubuhku yang kubiarkan masih telanjang bulat untuk beristirahat sejenak.
entah berapa lama aku tertidur saat terbangun hari sudah sore.
"sudah bangun tri...?", ucap pak ren dengan lembut mengusap kepalaku dan mengecup keningku. tangan kekarnya membantuku untuk bangkit dari kasur, dan dengan tertatih aku melangkah ke kamar mandi, kubersihkan vaginaku yang terasa begitu linu dan sedikit nyeri. dower rasanya bibir vaginaku di gilir 2 kontol besar dan panjang mereka. ada rasa yang terpuaskan dalam diriku, aku menyukainya, ah aku benar-benar sudah seperti perempuan murahan, perempuan binal yang doyan ngesek, pikirku.
ku kenakan gaun gamisku menutupi seluruh tubuh telanjangku, tanpa bra dan celana dalam yang ku pakai. kerudung panjang membungkus dan menutupi kepalaku dan aku sudah bersiap untuk pulang.
"masih lemes tri...", ucap pak ren dengan lembut memelukku, matanya menatapku dengan lembut.
"he eh...", ujarku sambil mengangguk manja, kubiarkan ia kembali mengecup bibirku.

jam 4 sore aku sudah di rumah, diantar pak fer hingga di depan rumahku. kulepas gaunku dan kerudungku, kuambil daster lembut untuk menutupi tubuh telanjangku yang masih lunglai kurebahkan di kasur. vaginaku terasa seakan masih terjejal kontol rasanya sambil ku pejamkan mataku untuk kembali beristirahat.
Brrrr ajiiiibbbb Tri....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd