Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

mangNirwana

Guru Besar Semprot
Daftar
24 Apr 2018
Post
2.134
Like diterima
17.605
Lokasi
Pasif member ON
Bimabet
Serial : AKU bukan ISTRI SETIA


BONUS yang seketika bisa hilang kalo gak cepet...



1 - keakraban

"iya pak fer..., tapi aku gak enak nebeng mobil pak fer terus setiap hari...", jawabku sambil tersenyum-senyum meliriknya yang sedang mengemudi dengan suasana keakraban yang semakin terjalin, sudah 2 minggu lebih aku ikut atau nebeng mobil pak ferdian yang rumahnya searah denganku.
"gak apa-apa tri, saya juga kan jadi ada temen ngobrol...", ujarnya walau sesekali terlihat genit namun pak fer membuatku nyaman dengan canda dan tawa di sela obrolannya yang sesekali terselip candaan nakalnya walau sedikit mesum namun dengan jenaka melontarkannya sehingga tak terdengar cabul atau merendahkan.

"ya namanya juga anak-anak pak...", ujarku memberi komentar kepadanya saat ia menceritakan kenakalan dan kelucuan kedua anaknya di rumah yang masih kecil sambil tertawa kecil.
"iya... jadi gimana kamu sudah bikin anak...? ". selorohnya dengan tiba-tiba memotong ucapanku.
"iih pak fer...", sergahku seraya mencubit lengannya, aku hanya tertawa.
"pasti tiap malam kan... ha ha ha...", balasnya dengan kembali meledekku, aku ikut tertawa sambil berusaha mencubit perutnya dan membuat pak ger meringis menahan cubitanku sambil tetap memegang stir mobilnya
"ya gak tiap malam kali pak fer... lemes dong...hi hi hi..", ujarku menimpalinya.
"loh kenapa gak tiap malam..? apalagi kamu kan masih muda, baru 2 tahun menikah... ", kejarnya membuatku tersipu dengan wajah memerah yang kusembunyikan dengan menoleh ke sisi kiri jalan raya, andai benar bisa tiap malam, dalam hatiku berbisik dengan rasa gundah di hatiku sambil tertawa dan tersipu mendengar pak fer yang terus memberondong dengan menceritakan kalimat-kalimat kemesraan dan kenikmatan pasangan muda seusiaku seperti ini.
"iih kok jadi dibahas...", sergahku memotong hanya bisa tertawa dengan rasa malu dan risih.
"maaf ya tri... cuma becanda kok... ", ucap pak fer yang menjelaskan kalo ia hanya becanda dan menggambarkan dirinya saat masih menjadi pasangan muda dahulu.

"kok keliatan lemes sih tri pagi ini..?!', ucap pak fer kepadaku saat di pagi hari menjemputku di depan komplek, aku duduk di sampingnya dan ia mulai mengemudi menuju kantor. sambil tersenyum aku menjelaskan kalo semalam aku gak bisa tidur.
"hayo berapa ronde sama mas nya he he he... ", sambil tertawa pak fer menggodaku yang hanya bisa ikut tertawa. andai benar semalam aku digenjot suamiku seperti perkataan pak fer tentu nikmat sekali tapi kenyataannya aku melakukan masturbasi sendiri disamping suamiku yang sudah terlelap tertidur lelah.
"iih pak fer... ", sergahku.
"ya gak apa-apa kan sudah sama2 dewasa... lagian kan kamu sama suamimu... bukan sama orang lain kan he he", ujarnya.
"ya gitulah pak fer... ", kelitku sambil tertawa mencubit pinggangnya yang menghindar geli.

"iiih masa sih pak fer...?", tanyaku saat obrolan pak fer membahas tentang sperma.
"iya katanya... dengan dioles ke wajah...buat masker jadi bikin awet muda...atau di telen waktu ngisep....". ucapnya dengan nada serius. namun sejak tadi aku merasa vaginaku sudah basah. ku lirik tonjolan selangkangan pak fer yang terlihat menggelembung.
"tapi kamu pernah isep kan punya mas mu ...?!", ujar pak fer mengejutkan lamunanku.
"eehmm.. iya.. pernah... sekali...". jawabku entah apa yang membuatku menjawab begitu polosnya.
"loh kok pernah sekali...?", tanyanya dengan menatapku dan membuat wajahku memerah malu. pak fer memberondongku dengan kalimatnya yang seakan membuatku tak dapat mengelak dari keadaanku yang sebenarnya, pak ferdian seakan bisa membaca pikiranku.
"mas mu langsung main masukin aja ya ?", tanyanya.
"iya pak fer...", jawabku dengan hati terbuka kepadanya, bahwa itulah kehidupan sex ku, aku merasa kurang terpuaskan dengan kesibukan pekerjaan suamiku yang menyita waktu.
"coba deh tri... kamu isep dulu... he he he..", ucap pak fer seraya memberikan petunjuk kepadaku agar lebih baik memberikan pelayanan kepada suamiku hingga sampai tiba di parkiran kantor.

sore hari menjelang jam kerja usai aku masih di toilet kantorku dengan rasa nikmat yang kurasakan sambil menahan desahan dan lenguhanku sendiri, sementara tanganku memegang selang semprotan yang kuarahkan ke vaginaku dengan kedua kaki mengangkang diatas toilet dan air yang deras menyembur ke arah vaginaku dengan semprotan air pada daging kecilku yang gatal dan terasa sangat nikmat sekali saat air yang memencar deras ini menyembur dan menerpa di itilku.
"uuusshh...", desahku sementara satu tangan lagi kucoba untuk mencolok lubang vaginaku sendiri.
"oooh...", lenguhku saat 2 jari tanganku terbenam. namun tiba-tiba HP ku berdering membuatku terkejut dan menghentikan kenikmatan ini.
"tri... sudah siap ?, saya tunggu di parkiran ya...", terdengar suara pak ferdian yang rupanya aku tak sadar sudah jam pulang kantor.
"iya pak fer...", sahutku seraya bergegas merapikan gaun gamisku dan kerudungku. aku menggulung dan melipat celana dalamku yang tak kupakai karena basah untuk mengeringkan dan membersihkan vaginaku tadi, memasukannya ke tas kecilku dan bergegas keluar menuju area parkir mobil.
"maaf pak fer...", ujarku berbasa basi.
"kirain kamu lembur...". ucap pak fer sambil menjalankan mobilnya meninggalkan area parkir.

"iih pak fer... masih dibahas aja...", ujarku saat topik pembiracaannya kembali membahas kehidupan sex ku seperti berangkat tadi pagi hingga aku tak dapat mengelak dan malah menimpalinya dengan menjawab apa adanya sambil tertawa.
"eh maaf pak fer...", ujarku saat terdengar suara dering HPku.
"telpon dari suamiku...", ucapku kepadanya dan aku mengangkat teleponku dan aku membuang pandanganku ke sisi kiri jalan, terdengar suara suamiku yang mengabarkan kalo ia pulang agak terlambat sore ini.
"ya pah... ", jawabku dengan lembut dan mesra mengakhiri dan menutup telepon ku dan pak ferdian dapat menerka isi pembicaraan suamiku tadi dan dengan mimik serius memberi wejangan kepadaku agar tetap melayani suamiku dengan baik namun diujung wejangannya pak fer mengakhiri dengan kalimat mesumnya yang membuatku tertawa.
"iiih pak fer...", ujarku sambil tanganku kembali mencoba mencubit pinggulnya namun aku hanya tercengang melihat kearah tangannya yang memegang kain putih.
"ini celana dalam kamu tri...?, tadi jatuh dari tas kamu...tadi waktu angkat telepon..". ujarnya membuat wajahku memerah malu.
"eehh pak fer....", pekikku melihat nya yang menempelkan celana dalam ku itu dihidungnya dan menghirup dalam-dalam dengan atraktif di hadapanku. aku merebutnya dengan cepat dan kasar dari tangannya dan memasukannya ke dalam tasku.
"maaf tri cuma becanda...", ujar pak fer dan aku hanya diam seribu bahasa dengan rasa malu dengan wajah meemerah padam. hingga aku turun dari mobilnya di depan komplekku tanpa mengucapkan kata-kata ataupun terima kasih kepadanya.

aku menmbanting tubuhku di kasur tanpa membuka dan mengganti gaun gamisku bahkan kerudungku hanya tas ku yang berisi CD ku tadi yang ku lempar ke atas meja. walau agak kesal dengan perbuatan pak fer tadi yang mencium CD ku namun tersirat rasa seksi dan tersanjung bahkan merasa bergairah. aku tersenyum menerawang saat pak fer mencium CD ku entah apa yang dirasakananya, ah membuat hasratku berdesir aku meraba selangkanganku yang tak terbungkus CD itu. gaun gamisku yang singsingkan dan terbuka selangkanganku yang polos dengan bulu jembutku yang tercukur rapih dengan belahan bibir vaginaku yang sudah berlendir sejak tadi.
"emmhh...", lenguhku menggigit bibirku, terbayang tonjolan besar di selangkangan pak fer tadi yang sempat kulirik.

"oooooh...", lenguhku lagi dengan jariku yang kucolokkan ke lubang vaginaku yang sudah banjir oleh lendirku sendiri. 2 jari telunjuk dan jari tengan sudah bermain dan mencolok terbenam di dalam lubang vaginaku dengan pangkal jari menekan daging kecilku yang terasa gatal, terasa nikmat menjalar di sekujur tubuhku saat itilku semakin kutekan dan kumainkan. kedua buah dadaku dengan puting terasa mengeras ingin diremas, hasratku terbakar dengan cepatnya. terbayang kontol suamiku yang menerobos vaginaku dengan nikmat, namun sesaat kemudian entah mengapa bayangan tonjolan di selangkangan pak fer menggantikan bayangan itu di kepalaku dengan hasrat ku yang semakin membara terbakar di sekujur tubuhku. namun tiba-tiba HP ku berbunyi, nafasku tersengal melihat ke arah HPku seraya kubersihkan jariku dari lumuran lendirku. telepon dari pak fer !, dengan rasa terkejutku dalam hati.
"ya pak fer...", jawabku saat kuangkat HP ku, terdengar suara pak fer yang meminta maaf kepadaku dan aku pun meminta maaf juga kepadanya, aku menjelaskan kalo aku tidak marah, hanya saja aku merasa malu jelasku panjang lebar dan dengan bijak pak fer mengerti akan keadaanku.
"maaf tri... saya kebawa napsu...", ucap pak fer yang berterus terang merasa napsu sekali melihat CD ku apalagi dengan kecantikanku dan usia mudaku yang baru saja menikah membuatnya terbawa napsu hingga berlebihan hingga tak sopan jelasnya.

"pagi pak...", salamku kepada pak fer dan aku seperti biasa duduk di sampingnya pak kusir yang mengemudi delman eh pak fer yang mengemudikan mobil. pak fer menjawab dengan ramah dan bersikap seperti biasa dengan obrolan ringan dan sedikit candaannya yang membuatku tersenyum-senyum hingga terasa singkat sudah sampai di kantor. namun terasa ada yang hilang yang kurasakan dari orbolan dan candaan pak fer, candaan cabulnya yang tak keluar dari mulutnya hingga menjelang siang terus terpikir olehku. ah mungkin karena kejadian tidak enak kemarin, pikirku sambil jariku dengan lincah menekan tombol di HP ku.
"pak fer kok diem aja...". aku mengirim chat-ku kepadanya dan lansung dibalasnya dan kembali aku membalas nya dengan cepat.
"ya enggak lah tri... cuma kirain kamu masih marah...". balas chat pak fer, aku membalasnya dengan menjelaskan kalo aku tak marah malah mengiranya dia yang marah karena tak ada candaan cabulnya atau membahas dan menyinggung urusan ranjang rumah tanggaku jelasku sambil memberi emosi icon tertawa.
"eh.. bytheway.. kamu pake CD tri...?". balas pak fer membuatku tersenyum-senyum sendiri.
"iih pak fer...". balasku.
"eh maaf tri... jangan marah ya tri, saya cuma penasaran...", balasnya lagi.
"gak pake... kok pak...". ketikku namun sebelum aku menekan tombol SEND, aku menghapusnya kembali karena saat ini aku memakai CD.
"pake kok pak... pak fer, pengen aku gak pake..?". ketikku dengan nada menggoda namun aku kembali menghapusnya dengan rasa ragu.
"iih pak fer... pake dong pak...". ketikku dan ku kukirim.
"kirain enggak he he he... maaf lagi tri... cuma becanda tri...". balas pak fer sesaat kemudian.
"gpp kok pak fer... tapi kalo pak fer pengen aku gak pake... aku lepas deh...". ketikku dan mengirimnya dengan rasa geli dan tersipu-sipu sendiri di mejaku.
"serius tri ?!". balas pak fer dan aku membalasnya dengan "serius".
beberapa saat tak ada balasan dari pak ferdian yang hanya terlihat tanda chat telah dibacanya bahkan hingga sore menjelang usai jam kerja.

"pak fer kok gak bales chat aku..?", ucapku saat duduk di sampingnya yang mulai mengemudi, membuka pembicaraanku.
"chat tadi siang...?". pak fer balik bertanya dan mejelaskan kalo ia ada miting hingga sore.
"kamu serius gak pake CD tri..?", ucapnya perlahan dengan mimik mukanya yang serius dan nyengir sehingga terlihat lucu olehku yang tertawa melihatnya.
"ih serius tri... saya udah deg2an ngebayanginnya ini...", sergahnya melihatku yang hanya tertawa.
"ih serius... ha ha ha...", balasku sambil kembali tergelak tertawa sambil kulirik tonjolan di selangkangannya yang terlihat lebih besar, kulihat pak fer yang hanya tersipu dengan wajah "mupeng" nya. sesaat aku dan pak fer terdiam sambil kulirik kembali tonjolan diselangkangannya yang masih terlihat menonjol.
"pak fer mau liat kalo aku gak pake CD...", bisikku dengan dada berdebar dan hasratku yang sudah terbakar di otakku. akal sehatku sudah tersingkir dari kepalaku, sebagai wanita bersuami bahkan aku memakai kerudung seharusnya aku tak pantas untuk mengatakan dan melakukan ini, namun napsu telah menguasai ku.
"be bener nih tri ?", ujar pak fer dengan wajah terkesiap terkejut dan sumringah menoleh dan memandang kearahku, beruntung posisi mobil masih berhenti di depan lampu merah.
"ngarep.com ya pak.... ha ha ha...", tawa ku meledak. pak fer hanya tersenyu meringis ku tertawakan. kulirik tonjolan selangkangannya yang masih terlihat menonjol.
"kirain beneran mau ngasih liat tri...", ucap pak fer sambil mengemudi.
"emang pak fer gak percaya... ? he he he", tukasku dan sekali lagi kulirik tonjolan diselangkangannya.
"enggak...", jawabnya dengan cepat sambil cengar-cengir cabul namun terlihat dengan mimik wajah yang lucu. aku membuka tas kecil ku dan kuperlihatkan kain putih CD ku yang terlihat rapih di dalamnya.
"waaah...", ucap pak fer terperangah namun mobil sudah sampai di pintu gerbang komplek perumahanku dan aku keluar sambil tertawa memberi salam dan terima kasih kepadanya.

Bersambung ke 6 <--------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd