Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Update - Tawaran

Tawaran

"eemhh...", aku kembali berbaring malas, karena ini hari sabtu aku bisa tidur lagi, pikirku. apalagi suamiku tidak dirumah, masih sedang dinas keluar kota untuk 6 hari dan masih 2 hari lagi ia baru bisa pulang, membuat suasana rumah terasa sepi. namun tak lama aku kembali beranjak dari tempat tidurku dan bergegas ke kamar mandi untuk melepas air seniku. kusingsingkan dasterku karena aku tak memakai CD aku duduk langsung melepas air seniku di toilet. kuraih selang penyemprot air untuk membasuk vaginaku.
"eemhh...", lenguhku ada rasa geli nikmat saat itilku terkena semburan air membuatku terus menyemprotkannya ke itilku.
"uuh... jadi pengen kontol...", bisikku, menyudahinya, mengeringkan vaginaku dan keluar dari kamar mandi.

aku berbaring dengan daster kusingkap sambil tanganku mengelus vaginaku yang tak terbungkus CD, kuusap lembut itilku yang masih terasa geli dan gatal tadi. lubang vaginaku sudah terasa basah. dengan satu tanganku lagi, aku meraih ponselku sambil terus ku usap itilku. jariku membuka nomor contact-ku kudapati nomor pak ferdian.
"ah dia gak mungkin bisa keluar rumah dengan mudah, kan ada anak dan istrinya dirumah...", pikirku, kuurungkan saat untuk menekan tombol panggilan. jariku beralih ke nomor pak reno.
"ah malas ke sana nya...., sendirian lagi...kalo dia kesini kan gak mungkin, bisa-bisa tetangga curiga...", pikirku kuurungkan lagi niatku untuk menghubungi pak reno.
"heemmhh...", dengusku sambil ku letakan ponselku, kupejamkan mataku sambil menikmati elusan tanganku sendiri di itilku, tiba-tiba anganku teringat kejadian 2 lelaki pengantar lemari waktu itu. kuraih ponselku dan kutemukan nama "naryo-lemari" membuat dadaku berdebar-debar teringat kejadian saat 2 lelaki yang mengantar lemari pesanan "memperkosaku",
"ah bukan memperkosa, malah aku pasrah kok waktu itu," pikirku, mungkin lebih tepatnya "mengerjaiku", pikirku lagi.
"eemmhh...", lenguhku dengan jari semakin cepat mengusap itillku sendiri sambil terbayang saat 2 pengantar lemari itu mengerjaiku waktu itu. mataku terpejam dengan nafasku yang semakin memburu.
"uuuh... eeessshhh... pengen kontol...", bisikku dengan vaginaku yang sudah banjir oleh lendirku sendiri. kedua kakiku mengangkang lebar, ingin rasanya ada yang menjejal masuk ke dalam lubang vaginaku yang gatal ini.
"eeeeesssshhhh....", desahku semakin cepat jariku mengusap itilku namun tiba-tiba aku terhenyak menghentikan tanganku.
"ooh... ya ampuun... ke pencet call..!!", pekikku dan terdengar suara halo dari ponselku.
"iya, saya yang waktu itu antar lemari bun.... ", jawab suara dari sana yang membuatku tersadar dengan kegugupanku yang sejak tadi menjawabnya dengan terputus-putus karena aku tak tau harus ngomong apa.
"ya kebetulan saya lagi di dekat komplek bunda, saya ke situ sebentar...", ucap lelaki itu dan terdengar suara ponselnya yang terputus.


*-*
"aduh...", pikirku dengan rasa gugup atau mungkin panik saat kulihat seorang lelaki keluar dari mobil box yang berhenti dan terparkir di depan gerbang, membawa perkakas, melangkah memasuki halaman rumahku. di hadapan cermin, aku memandang wajahku sendiri seraya ku rapihkan kerudungku, gaun gamisku menutupi tubuhku. aku membuka pintu dan memberikan senyumku yang mungkin terlihat gugup di hadapannya. kupersilahkan masuk dan duduk sementara aku berusaha untuk tetap tenang walau di dadaku berdegup seperti suara genderang.
"eh.. pak naryo... eh tadi.. eh...", ucapku terhenti, tak mungkin aku mengatakan kalo tadi ponselku kepencet tanpa sengaja
"biar saya cek lemarinya bun kalo ada yang rusak, kan masih ada garansi...", jelas pak naryo memandangku, membuatku seperti di telanjangi matanya. aku hanya terdiam dan membairkan pak naryo yang beranjak menuju lemari di ruang tengah. tak lama aku menyusulnya, melihatnya sedang memeriksa gagang pintu dan bawahnya.
"gak apa-apa... ini cuma kurang pelumas jadi bunyi engsel pintunya...", jelas pak naryo

"diminum pak...", ujarku kepadanya dengan perasaan gugupku yang sudah teratasi.
"o iya terima kasih bun...", jawabnya seraya mengangkat gelas di hadapannya.
"kalo gitu saya pamit... bun...", ujarnya lagi membuatku terhenyak, apa ia tak ingat kejadian waktu itu menyetubuhiku bergiliran dan sekarang bersikap seperti tak ada kejadian apa-apa, tanya hatiku.
"oh iya...", sahutku dengan rasa kecewa yang sudah menyelinap di hatiku, entah rasa apa ini... untuk melepasnya berpamitan, aku berdiri sehingga tepat berhadapan dengannya. matanya memendangku dengan tajam, membuatku tertunduk dengan rasa malu teringat kejadian itu. betapa murahannya aku hingga begitu mudah terhanyut dalam birahiku hingga hanya pasrah saat aku digilirnya dulu.
"kalo bunda mau...?", ucapnya dengan suara berwibawa dan membuatku terhenyak dengan ucapannya, tangannya yang perlahan menyentuh tanganku, menggenggam lembut tanganku sehingga membuat wajahku terangkat dan memandangnya dengan dada berdebar-debar.
"seperti dulu.... waktu itu bun...", lembut ucapnya lagi tubuhnya semakin mendekat rapat dan aku hanya diam hingga diam saat ia memeluk tubuhku.
"kalo bunda, mau...", ucapnya menatapku tajam yang meluluhkan hatiku,dada ku berdebar hebat seakan berteriak gembira. betapa murahannya aku.... pikirku, tapi aku menginignkannya !, pekik hatiku.
"aku mau pak naryo....", pekikku di dalam hati dan hanya terdiam pasrah membiarkan ia memelukku dengan wajahnya semakin dekat dan aku menyambut bibirnya yang mengecup bibirku bahkan saat ia melumat bibirku dengan lembut aku menyambutnya dengan membalas melumatnya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya semakin membakar birahiku yang ku perturutkan untuk kureguk yang seharusnya tak pantas aku melakukannya karena aku wanita bersuami, yang terhormat, berkerudung dan bergamis namun tak mampu untuk menutup dan menahan birahiku. kubiarkan tangannya yang menjelajahi dan menjamah tubuhku, memeluk dan menjamah bokongku. gaun gamisku terasa terangkat olehnya yang kubiarkan hinga tangannya dapat menyelinap ke dalam selangkanganku.

"ah.. bun.. ?!!!", ucapnya melepas bibirku, aku terdiam saat tangannya mendapati selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam. aku hanya tersipu dan membiarkannya mengelus bulu kemaluanku.
"spada... triiiii..... !!! triiiiii.... !!!", terdengar dari luar rumah membuat aku dan pak naryo tersentak, pak naryo mengurunkan niatnya untuk kembali melumat bibirku. aku membenahi kerudungku dan menurunkan gaun gamisku seraya membuka pintu menyambut jeng sasto yang langsung menyeruak masuk ke dalam rumah mendapati pak naryo yang sedang memperbaiki lemari.
"aku mau minjem blender ?, kamu beli lemari lagi tri....", ujarnya saat melihat pak naryo sedang membetulkan lemari, sambil menuju dapur. aku hanya mengiyakan nya saja dari pada harus menjelaskannya akan semakin lama nyrocos dan panjang lebar ngerumpi. apalagi sedang hangat-hangat nya gosip perselingkuhan tetangga di dekatnya. sementara aku merasakan ada yang menetes dan mengalir di pahaku.

aku menutup pintu usai melepas jeng sasto berlalu keluar rumah, aku melangkah masuk ke kamarku dengan dadaku yang kembali berdebar dan hasrat yang terhenti oleh kedatangan jeng sasto tadi. pak naryo sudah di belakangku, mendekap lembut pinggulku, kurasakan tonjolan kontolnya yang mengeras mengganjal di bokongku.
"mengganggu saja ibu itu...", ujarnya, aku hanya tersenyum membiarkannya mencium pipiku
"saya sudah 3 bulan belum pulang kampung, bun...", ujarnya lagi tangannya menngusap lembut di bawah perutku.
"kasian dong istri pak naryo di kampung...", ujarku
"ya kasian saya juga, kayak mau meledak, pusing kepala atas-bawah...he heh...", sergahnya sambil tertawa membuatku merasa lebih relaks. aku memutar tubuhku menghadapnya, memandang wajahnya.
"biar saya ademin pak...", bisiku saat pak naryo baru saja akan kembali memeluk dan menciumku namun aku sudah bersimpuh di hadapannya, tanganku membuka sleting celananya.

kurasa usia pak naryo sudah 35an tahun sementara usiaku masih berkepala 2. beberapa kali ia memuji kecantikanku dan usiaku yang masih muda baginya, mamah muda cetusnya memujiku. sleting celananya sudah terbuka olehku dengan batang kontolnya yang menyembul ku keluarkan dari celana dalamnya.
"emhh...", gumamku, aroma kontol tercium menggairahkanku.
"uuuhhmmhh... ", gumam pak naryo saat aku mencium dan mengulum kepala kontolnya sambil tangan kekarnya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung. tanganku menggenggam mengocok perlahan sambil ku masukan semakin dalam kepala kontolnya yang besar ke dalam mulutku. lidahku bergerak membaluri, menyapu, mengusap, menjila kepala kontolnya di dalam mulutku. kepalaku mulai bergerak maju mundur dan batang kontolnya keluar masuk di mulutku membuat semakin terasa mengeras dan gagah.
"ugh.. nikmat banget bu...", gumamnya, aku menyudahinya, aku tak ingin pak naryo menyemburkan spermanya di mulutku.

aku kembali berdiri, tersenyum saat matanya memandangku, tangannya sudah menyelinap ke dalam gaun gamisku yang di singsingkannya, sementara bibirnya kembali melumat bibirku. tangannya mendapati kedua buah dadaku yang juga tak terbungkus BRA sehingga tubuhku sudah telanjang bulat di balik gaun gamisku yang menutupinya. satu tangannya meremas-remas buah dadaku, satu tangannya lagi meremas-remas bokongku dengan gemas.
"triiiii.... !!!", tiba-tiba terdengar suara jeng lasti lagi menyentakkanku dan pak naryo yang kaget dan langsung membenahi celananya dan berjongkok di dekat lemari, sementara aku menurunkan gaun gamisku dan membenahi kerudungku lagi.
"aku minta gula doongs, udah habis....", jelas jeng sasto sambil menyeruak masuk ke rumah saat pintu ku buka sambil terus saja mengoceh dengan gosip yang memang sedang hangat di komplek perumahanku. aku mengambilkan sekantung plastik gula dari lemari dekat pak naryo yang melirikku sambil berpura-pura masih membetulkan pintu lemarinya.

aku mengunci pintu usai melepas jeng sasto keluar rumah dengan dada berdebar dengan andrenalin terpacu, aku tersenyum kepada pak naryo sambil melangkah kekamarku yang diikutinya.
"emmh...", gumamku memandangnya sesaat sebelum aku pasrah saat ia menyingsingkan gaun gamisku lagi hingga leherku dan memintaku untuk berbaring di kasur, aku menurutinya merebahkan tubuhku dengan kaki tetap menjuntai di lantai. tubuh telanjangku sudah benar-benar terlihat dan terpampang dihadapannya.
"uh... mulus banget bun....", pujinya sambil tangannya merentangkan kedua kakiku sambil mengelus pahaku. ia bersimpuh di lantai sehingga wajahnya tepat di hadapan vaginaku.
"cantik...", pujinya lagi mendapati vaginaku yang di belainya. wajahnya merunduk dan
"aaaaaahhhh...", lenguhku menggeliat, kini pak naryo berciuman dengan vaginaku dengan kumis yang menggelitik bibir vaginaku.
"oooooohhhh...", desahku merasakan jilatan lidahnya yang menyapu itilku. aku hanya mampu menggeliat dan mendesah nikmat saat kurasakan semakin nikmat saat jari pak naryo mencolok lubang vaginaku. nafasku terengah-engah, sambil menggeliat nikmat menikmati setiap cumbuannya di vaginaku.

puas ia berciuman dengan vaginaku, "di masukin ya bun...?!", ujarnya, sambil mengeluarkan batang kontolnya dari lubang sletingnya. aku hanya tersenyum memandangnya, memandang kontolnya yang gagah siap menggagahiku. tangan kekarnya menggenggam dan mengarahkan kepala kontolnya ke vaginaku.
"eeemhh....", lenguhku dengan tak sabar merasakan kehangatan kepala kontolnya yang menyentuh dan menyeruak belahan vaginaku menuju mulut lubangku dan perlahan semakin mendesak masuk dan menjejal.
"ooooohhh....", lenguhku nikmat sekali rasanya, saat merasakan seluruh kontolnya sudah terjejal di dalam vaginaku dan pak naryo mendaratkan tubuhnya merengkuh diatas tubuhku dengan kedua tangan yang mencengkeram buah dadaku seraya menjulati putingku yang sesekali di hisap-hisapnya dengan ganas. "eeessshhh....", desisku memeluk kepalanya di dadaku, merasakan hisapan dan jilatan lidahnya menggelitik putingku. dan pinggulnya perlahan mulai bergerak naik-turun seingga kurasakan kenikmatan kontolnya yang keluar masuk di vaginaku membuat begitu lengkap rasa nikmatnya.
"oooohhh... paaak... naaaryoooohhhh.... essshhh...", lenguhku saat pinggulnya mulai mengayun dengan nikmatnya. kontol panjang nya mengujam-hujam dan karena batangnya yang besar seakan membelah dan memadati seluruh lubang vaginaku yang katanya terasa sempit baginya. kontol gede mang terasa banget nikmatnya, pikirku.
"dari pertama dulu ngerasain ini... masih sempit banget bun...", ucapnya.
"punya pak naryo juga gede sih... oooosssshhh.... ", terangku karena memang kontolnya besar dan panjang kemudian aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku. kujulurkan lidahku yang di hisapnya dengan penuh napsu, kedua kakiku mengangkang dengan kedua lutut menekuk, pinggul pak naryo mengayun naik turun. hujaman demi hujaman batang kontolnya yang keluar masuk lubang vaginaku, kunikmati dengan sepenuh hati, kutuangkan rasaku mereguk setiap gesekan batang kontol yang di dinding lubang vaginaku.
"aaaah... eessssh... gaaak kuaaaat... ", rintihku dengan rasa nikmat yang semakin membuatku melambung keatas dengan denyut-denyut kenikmatan yang semakin mengembang seakan hendak meledakan seluruh rasaku, rasanya aku tak kuat lagi menahan orgasmeku.
"triiiii..... triiii.....", tiba-tiba terdengar suara jeng sastro yang membuatku tersentak
"aaaah...", pekikku, pak naryo pun terkejut hingga dengan serentak mencabut kontolnya dari vaginaku dan membenahi celananya sementara aku langsung bangkit dari kasur, ku benahi kerudungku, ku julurkan gaun gamisku menutupi tubuh telanjangku dengan vaginaku yang banjir oleh lendirku. aku melangkah ke pintu depan dengan tubuh limbung membukakan pintu dan jeng sastro yang menyeruak masuk membawa satu teko jus mangga.
"nih tri, aku bawain jusnya...", ujarnya menyodorkan kepadaku sambil mulutnya terus nyerocos mengenai mangga yang di dapatnya dari saudaranya terasa manis. matanya tertuju pada pak naryo yang berjongkok masih berpura-pura membetulkan engsel pintu lemari.
"ya udah ya tri.... aku balikin blender mu besok aja....", ujarnya sambil tangannya menerima teko kosong dariku. kurasakan sudah banyak lendir yang meleleh di pahaku saat aku mengantar jeng sastro ke ruang tamu dan melepasnya keluar rumah, pintu kembali ku kunci aku berbalik.
"pak naryoooo....", panggilku kembali menuju kamarku yang diikuti pak naryo dibelakang ku. aku menyingsingkan gaun gamisku hingga keatas kepalaku dan terlepas dari tubuhku hingga tubuh telanjangku terlihat jelas dan hanya menyisakan kerudungku yang kubiarkan masih membungkus di kepalaku.
"ooh bun... mulus dan seksi banget...", puji pak naryo yang sudah menurunkan celananya dengan kontolnya yang masih mengeras sudah tegak mengayun dengan gagahnya.
"pak... aku pengen diatas...", pintaku dengan nada manja, dengan pengertian ia membaringkan diri di kasur dan aku mengangkangi kontolnya yang tepat di bawah selangkanganku, kubimbing kepala kontolnya ke mulut vaginaku dan.... bleesssshhh.... kontolnya tertanam saat aku menduduki pinggulnya.
"ooohhh....", lenguhku dengan rasa nikmat kontol panjang ini tertanam begitu dalam hingga terasa menyentuh mulut rahimku.
"aaaahhh... eeessshhh... pak naryoooooo....oooohh....", lenguhku dengan pinggulku yang sudah mengayun dengan penuh napsu aku menunggangi pak naryo dengan nikmatnya. kubiarkan kedua tangannya yang meremas-remas kedua buah dadaku, melengkapi kenikmatan yang kurasakan yang terus menderu birahiku yang tadi terpotong oleh kehadiran jeng sastro yang tiba-tiba di saat aku akan mereguk orgasmeku, dan kini aku ingin mereguknya tak peduli jika jeng sastro datang lagi, aku tak akan membukakan pintu untuknya.
"oooohhh...", pekikku, kontolnya terasa sekali nikmatnya dan tiba-tiba tubuhku mengejang dan meregang kenikmatan orgasmeku diatas tubuh pak naryo yang memeluk tubuh telanjangku.
"sudah keluar bun...?", bisiknya dengan lembut, nafasku masih tersengal sambil kurasakan satu tangannya mengelus punggungku dan satu tangannya lagi mengelus bokongku.
"nungging yuk bun...", pintanya sambiil tubuhnya bergulir kesamping membarigkan tubuhku dan ia bangkit, membimbingku untuk mambalikan tubuhku dengan bokongku yang kusembulkan di hadapannya.
"ugh... seksi banget bun...", pujinya sambil kedua tangannya menjamah menampar dan meremas bokongku bahkan disibaknya, pasti lubang duburku dan vaginaku terlihat jelas olehnya, pikirku. hingga kurasakan benda hangat menyeruak lubang vaginaku dari belakang.
"uuughh... nikmat banget bun... memeknya... masih sempit gini....", ujarnya sambil kedua tangannya mencengkeram pinggulku dan mengayunkannya, kontolnya mulai menghujam-hujam nikmat lagi dari belakang.
"ooooohhhhh....", lenguhku diiringi irama suara benturan bokongku dengan pinggulnya yang menghentak-hentakkan tubuhku maju mundur. aku hanya bisa melenguh dan merintih nikmat dengan menahan rasa ngilu yang menjalar di sekujur sendi tubuhku. hingga aku tak lagi mampu menahan ledakan kenikmatan orgasmeku laki, tubuhku mengejang hebat tanpa menghentikan hujaman kontolnya, pak naryo membuatku meregang kenikmatan yang tiada tara untuk yang kedua kalinya.

tubuhku lunglai terngkurap, bokongku tak lagi menyembul sempurna, pak naryo melepaskan pinggulku. dibaliknya tubuhku dengan lembut sambil membelai dan mengelus kemulusan pahaku yang direntangkannya. pak naryo melepas seluruh celananya dan hanya menyisakan baju kaosnya yang masih membungkus tubuh kekarnya. tangannya kembali membimbing kontolnya ke vaginaku.
"eeeeessshhhhhhhhhhhh....", lenguhku saat seluruh batangnya tertanam di dalam vaginaku, tubuhnya mulai merengkuh diatas tubuh telanjangku, pinggulnya mulai mengayun naik turun dan kontolnya menghujam keluar masuk kembali lubang vaginaku.
"ooohhh....", lenguhku memandang wajahnya yang tepat diatas wajahku, sesekali aku menyambut kecupan bibirnya. sesekali kepalaku menggelepar, menggeleng menahan rasa ngilu yang mendera sulurh tubuhku, kenikmatan menjalar keseluruh tubuhku.
"paaaak... naryooooooo....", rintihku tak kuasa menahan kenikmatan ini. namun membuat pak naryo semakin ganas mengayunkan pinggulnya dan membatku semakin menggeleparkan kepalaku menggeleng. tiba-tiba kepalaku mendongak dan tubuhku kembali mengejang hebat, aku kembali mengalami orgasmeku namun bersamaan pak naryo semakin cepat mengayunkan pinggulnya sambil menggeram dan tubuhnya menghentak-hentak hebat bersamaan kurasakan semburan hangat spermanya di dalam rahimku. saling berpelukan erat mengejang bersama-sama.

*-*
aku duduk di bibir ranjang, memandang tubuh telanjang wanita muda ini, usianya mungkin masih dibawah 25 tahun mungkin tahun perbedaan usianya denganku, cantik, mulus walau sudah menjadi istri orang aku merasa beruntung bisa menikmatinya.memeknya masih rapat dan sempit, gumamku sambil ku pandan pangkal selangkangannya dengan bibir vagina yang mulus kemerahan dihiasi bulu jembut yang hitam tercukur rapih. dan yang paling membuatku bernapsu adalah perempuan ini setiap hari penampilannya bergamis dan berkerudung yang membuatku penasran dan terobsesi dengan perempuan seperti ini. aku mengelus pahanya yang mulus, sambil kupandangi wajah cantiknya yang masih terpejam setelah ku buat orgasme berkali-kali.

Kurang greget di episode ini kayaknya....

Lanjut dah Bacanya ke halaman 47 <---------------------------------
 
Terakhir diubah:
Tambahin lagi gangbangnya beh mantep dan makasih updatenya
 
Update - Tawaran

Tawaran

"eemhh...", aku kembali berbaring malas, karena ini hari sabtu aku bisa tidur lagi, pikirku. apalagi suamiku tidak dirumah, masih sedang dinas keluar kota untuk 6 hari dan masih 2 hari lagi ia baru bisa pulang, membuat suasana rumah terasa sepi. namun tak lama aku kembali beranjak dari tempat tidurku dan bergegas ke kamar mandi untuk melepas air seniku. kusingsingkan dasterku karena aku tak memakai CD aku duduk langsung melepas air seniku di toilet. kuraih selang penyemprot air untuk membasuk vaginaku.
"eemhh...", lenguhku ada rasa geli nikmat saat itilku terkena semburan air membuatku terus menyemprotkannya ke itilku.
"uuh... jadi pengen kontol...", bisikku, menyudahinya, mengeringkan vaginaku dan keluar dari kamar mandi.

aku berbaring dengan daster kusingkap sambil tanganku mengelus vaginaku yang tak terbungkus CD, kuusap lembut itilku yang masih terasa geli dan gatal tadi. lubang vaginaku sudah terasa basah. dengan satu tanganku lagi, aku meraih ponselku sambil terus ku usap itilku. jariku membuka nomor contact-ku kudapati nomor pak ferdian.
"ah dia gak mungkin bisa keluar rumah dengan mudah, kan ada anak dan istrinya dirumah...", pikirku, kuurungkan saat untuk menekan tombol panggilan. jariku beralih ke nomor pak reno.
"ah malas ke sana nya...., sendirian lagi...kalo dia kesini kan gak mungkin, bisa-bisa tetangga curiga...", pikirku kuurungkan lagi niatku untuk menghubungi pak reno.
"heemmhh...", dengusku sambil ku letakan ponselku, kupejamkan mataku sambil menikmati elusan tanganku sendiri di itilku, tiba-tiba anganku teringat kejadian 2 lelaki pengantar lemari waktu itu. kuraih ponselku dan kutemukan nama "naryo-lemari" membuat dadaku berdebar-debar teringat kejadian saat 2 lelaki yang mengantar lemari pesanan "memperkosaku",
"ah bukan memperkosa, malah aku pasrah kok waktu itu," pikirku, mungkin lebih tepatnya "mengerjaiku", pikirku lagi.
"eemmhh...", lenguhku dengan jari semakin cepat mengusap itillku sendiri sambil terbayang saat 2 pengantar lemari itu mengerjaiku waktu itu. mataku terpejam dengan nafasku yang semakin memburu.
"uuuh... eeessshhh... pengen kontol...", bisikku dengan vaginaku yang sudah banjir oleh lendirku sendiri. kedua kakiku mengangkang lebar, ingin rasanya ada yang menjejal masuk ke dalam lubang vaginaku yang gatal ini.
"eeeeesssshhhh....", desahku semakin cepat jariku mengusap itilku namun tiba-tiba aku terhenyak menghentikan tanganku.
"ooh... ya ampuun... ke pencet call..!!", pekikku dan terdengar suara halo dari ponselku.
"iya, saya yang waktu itu antar lemari bun.... ", jawab suara dari sana yang membuatku tersadar dengan kegugupanku yang sejak tadi menjawabnya dengan terputus-putus karena aku tak tau harus ngomong apa.
"ya kebetulan saya lagi di dekat komplek bunda, saya ke situ sebentar...", ucap lelaki itu dan terdengar suara ponselnya yang terputus.


*-*
"aduh...", pikirku dengan rasa gugup atau mungkin panik saat kulihat seorang lelaki keluar dari mobil box yang berhenti dan terparkir di depan gerbang, membawa perkakas, melangkah memasuki halaman rumahku. di hadapan cermin, aku memandang wajahku sendiri seraya ku rapihkan kerudungku, gaun gamisku menutupi tubuhku. aku membuka pintu dan memberikan senyumku yang mungkin terlihat gugup di hadapannya. kupersilahkan masuk dan duduk sementara aku berusaha untuk tetap tenang walau di dadaku berdegup seperti suara genderang.
"eh.. pak naryo... eh tadi.. eh...", ucapku terhenti, tak mungkin aku mengatakan kalo tadi ponselku kepencet tanpa sengaja
"biar saya cek lemarinya bun kalo ada yang rusak, kan masih ada garansi...", jelas pak naryo memandangku, membuatku seperti di telanjangi matanya. aku hanya terdiam dan membairkan pak naryo yang beranjak menuju lemari di ruang tengah. tak lama aku menyusulnya, melihatnya sedang memeriksa gagang pintu dan bawahnya.
"gak apa-apa... ini cuma kurang pelumas jadi bunyi engsel pintunya...", jelas pak naryo

"diminum pak...", ujarku kepadanya dengan perasaan gugupku yang sudah teratasi.
"o iya terima kasih bun...", jawabnya seraya mengangkat gelas di hadapannya.
"kalo gitu saya pamit... bun...", ujarnya lagi membuatku terhenyak, apa ia tak ingat kejadian waktu itu menyetubuhiku bergiliran dan sekarang bersikap seperti tak ada kejadian apa-apa, tanya hatiku.
"oh iya...", sahutku dengan rasa kecewa yang sudah menyelinap di hatiku, entah rasa apa ini... untuk melepasnya berpamitan, aku berdiri sehingga tepat berhadapan dengannya. matanya memendangku dengan tajam, membuatku tertunduk dengan rasa malu teringat kejadian itu. betapa murahannya aku hingga begitu mudah terhanyut dalam birahiku hingga hanya pasrah saat aku digilirnya dulu.
"kalo bunda mau...?", ucapnya dengan suara berwibawa dan membuatku terhenyak dengan ucapannya, tangannya yang perlahan menyentuh tanganku, menggenggam lembut tanganku sehingga membuat wajahku terangkat dan memandangnya dengan dada berdebar-debar.
"seperti dulu.... waktu itu bun...", lembut ucapnya lagi tubuhnya semakin mendekat rapat dan aku hanya diam hingga diam saat ia memeluk tubuhku.
"kalo bunda, mau...", ucapnya menatapku tajam yang meluluhkan hatiku,dada ku berdebar hebat seakan berteriak gembira. betapa murahannya aku.... pikirku, tapi aku menginignkannya !, pekik hatiku.
"aku mau pak naryo....", pekikku di dalam hati dan hanya terdiam pasrah membiarkan ia memelukku dengan wajahnya semakin dekat dan aku menyambut bibirnya yang mengecup bibirku bahkan saat ia melumat bibirku dengan lembut aku menyambutnya dengan membalas melumatnya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya semakin membakar birahiku yang ku perturutkan untuk kureguk yang seharusnya tak pantas aku melakukannya karena aku wanita bersuami, yang terhormat, berkerudung dan bergamis namun tak mampu untuk menutup dan menahan birahiku. kubiarkan tangannya yang menjelajahi dan menjamah tubuhku, memeluk dan menjamah bokongku. gaun gamisku terasa terangkat olehnya yang kubiarkan hinga tangannya dapat menyelinap ke dalam selangkanganku.

"ah.. bun.. ?!!!", ucapnya melepas bibirku, aku terdiam saat tangannya mendapati selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam. aku hanya tersipu dan membiarkannya mengelus bulu kemaluanku.
"spada... triiiii..... !!! triiiiii.... !!!", terdengar dari luar rumah membuat aku dan pak naryo tersentak, pak naryo mengurunkan niatnya untuk kembali melumat bibirku. aku membenahi kerudungku dan menurunkan gaun gamisku seraya membuka pintu menyambut jeng sasto yang langsung menyeruak masuk ke dalam rumah mendapati pak naryo yang sedang memperbaiki lemari.
"aku mau minjem blender ?, kamu beli lemari lagi tri....", ujarnya saat melihat pak naryo sedang membetulkan lemari, sambil menuju dapur. aku hanya mengiyakan nya saja dari pada harus menjelaskannya akan semakin lama nyrocos dan panjang lebar ngerumpi. apalagi sedang hangat-hangat nya gosip perselingkuhan tetangga di dekatnya. sementara aku merasakan ada yang menetes dan mengalir di pahaku.

aku menutup pintu usai melepas jeng sasto berlalu keluar rumah, aku melangkah masuk ke kamarku dengan dadaku yang kembali berdebar dan hasrat yang terhenti oleh kedatangan jeng sasto tadi. pak naryo sudah di belakangku, mendekap lembut pinggulku, kurasakan tonjolan kontolnya yang mengeras mengganjal di bokongku.
"mengganggu saja ibu itu...", ujarnya, aku hanya tersenyum membiarkannya mencium pipiku
"saya sudah 3 bulan belum pulang kampung, bun...", ujarnya lagi tangannya menngusap lembut di bawah perutku.
"kasian dong istri pak naryo di kampung...", ujarku
"ya kasian saya juga, kayak mau meledak, pusing kepala atas-bawah...he heh...", sergahnya sambil tertawa membuatku merasa lebih relaks. aku memutar tubuhku menghadapnya, memandang wajahnya.
"biar saya ademin pak...", bisiku saat pak naryo baru saja akan kembali memeluk dan menciumku namun aku sudah bersimpuh di hadapannya, tanganku membuka sleting celananya.

kurasa usia pak naryo sudah 35an tahun sementara usiaku masih berkepala 2. beberapa kali ia memuji kecantikanku dan usiaku yang masih muda baginya, mamah muda cetusnya memujiku. sleting celananya sudah terbuka olehku dengan batang kontolnya yang menyembul ku keluarkan dari celana dalamnya.
"emhh...", gumamku, aroma kontol tercium menggairahkanku.
"uuuhhmmhh... ", gumam pak naryo saat aku mencium dan mengulum kepala kontolnya sambil tangan kekarnya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung. tanganku menggenggam mengocok perlahan sambil ku masukan semakin dalam kepala kontolnya yang besar ke dalam mulutku. lidahku bergerak membaluri, menyapu, mengusap, menjila kepala kontolnya di dalam mulutku. kepalaku mulai bergerak maju mundur dan batang kontolnya keluar masuk di mulutku membuat semakin terasa mengeras dan gagah.
"ugh.. nikmat banget bu...", gumamnya, aku menyudahinya, aku tak ingin pak naryo menyemburkan spermanya di mulutku.

aku kembali berdiri, tersenyum saat matanya memandangku, tangannya sudah menyelinap ke dalam gaun gamisku yang di singsingkannya, sementara bibirnya kembali melumat bibirku. tangannya mendapati kedua buah dadaku yang juga tak terbungkus BRA sehingga tubuhku sudah telanjang bulat di balik gaun gamisku yang menutupinya. satu tangannya meremas-remas buah dadaku, satu tangannya lagi meremas-remas bokongku dengan gemas.
"triiiii.... !!!", tiba-tiba terdengar suara jeng lasti lagi menyentakkanku dan pak naryo yang kaget dan langsung membenahi celananya dan berjongkok di dekat lemari, sementara aku menurunkan gaun gamisku dan membenahi kerudungku lagi.
"aku minta gula doongs, udah habis....", jelas jeng sasto sambil menyeruak masuk ke rumah saat pintu ku buka sambil terus saja mengoceh dengan gosip yang memang sedang hangat di komplek perumahanku. aku mengambilkan sekantung plastik gula dari lemari dekat pak naryo yang melirikku sambil berpura-pura masih membetulkan pintu lemarinya.

aku mengunci pintu usai melepas jeng sasto keluar rumah dengan dada berdebar dengan andrenalin terpacu, aku tersenyum kepada pak naryo sambil melangkah kekamarku yang diikutinya.
"emmh...", gumamku memandangnya sesaat sebelum aku pasrah saat ia menyingsingkan gaun gamisku lagi hingga leherku dan memintaku untuk berbaring di kasur, aku menurutinya merebahkan tubuhku dengan kaki tetap menjuntai di lantai. tubuh telanjangku sudah benar-benar terlihat dan terpampang dihadapannya.
"uh... mulus banget bun....", pujinya sambil tangannya merentangkan kedua kakiku sambil mengelus pahaku. ia bersimpuh di lantai sehingga wajahnya tepat di hadapan vaginaku.
"cantik...", pujinya lagi mendapati vaginaku yang di belainya. wajahnya merunduk dan
"aaaaaahhhh...", lenguhku menggeliat, kini pak naryo berciuman dengan vaginaku dengan kumis yang menggelitik bibir vaginaku.
"oooooohhhh...", desahku merasakan jilatan lidahnya yang menyapu itilku. aku hanya mampu menggeliat dan mendesah nikmat saat kurasakan semakin nikmat saat jari pak naryo mencolok lubang vaginaku. nafasku terengah-engah, sambil menggeliat nikmat menikmati setiap cumbuannya di vaginaku.

puas ia berciuman dengan vaginaku, "di masukin ya bun...?!", ujarnya, sambil mengeluarkan batang kontolnya dari lubang sletingnya. aku hanya tersenyum memandangnya, memandang kontolnya yang gagah siap menggagahiku. tangan kekarnya menggenggam dan mengarahkan kepala kontolnya ke vaginaku.
"eeemhh....", lenguhku dengan tak sabar merasakan kehangatan kepala kontolnya yang menyentuh dan menyeruak belahan vaginaku menuju mulut lubangku dan perlahan semakin mendesak masuk dan menjejal.
"ooooohhh....", lenguhku nikmat sekali rasanya, saat merasakan seluruh kontolnya sudah terjejal di dalam vaginaku dan pak naryo mendaratkan tubuhnya merengkuh diatas tubuhku dengan kedua tangan yang mencengkeram buah dadaku seraya menjulati putingku yang sesekali di hisap-hisapnya dengan ganas. "eeessshhh....", desisku memeluk kepalanya di dadaku, merasakan hisapan dan jilatan lidahnya menggelitik putingku. dan pinggulnya perlahan mulai bergerak naik-turun seingga kurasakan kenikmatan kontolnya yang keluar masuk di vaginaku membuat begitu lengkap rasa nikmatnya.
"oooohhh... paaak... naaaryoooohhhh.... essshhh...", lenguhku saat pinggulnya mulai mengayun dengan nikmatnya. kontol panjang nya mengujam-hujam dan karena batangnya yang besar seakan membelah dan memadati seluruh lubang vaginaku yang katanya terasa sempit baginya. kontol gede mang terasa banget nikmatnya, pikirku.
"dari pertama dulu ngerasain ini... masih sempit banget bun...", ucapnya.
"punya pak naryo juga gede sih... oooosssshhh.... ", terangku karena memang kontolnya besar dan panjang kemudian aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku. kujulurkan lidahku yang di hisapnya dengan penuh napsu, kedua kakiku mengangkang dengan kedua lutut menekuk, pinggul pak naryo mengayun naik turun. hujaman demi hujaman batang kontolnya yang keluar masuk lubang vaginaku, kunikmati dengan sepenuh hati, kutuangkan rasaku mereguk setiap gesekan batang kontol yang di dinding lubang vaginaku.
"aaaah... eessssh... gaaak kuaaaat... ", rintihku dengan rasa nikmat yang semakin membuatku melambung keatas dengan denyut-denyut kenikmatan yang semakin mengembang seakan hendak meledakan seluruh rasaku, rasanya aku tak kuat lagi menahan orgasmeku.
"triiiii..... triiii.....", tiba-tiba terdengar suara jeng sastro yang membuatku tersentak
"aaaah...", pekikku, pak naryo pun terkejut hingga dengan serentak mencabut kontolnya dari vaginaku dan membenahi celananya sementara aku langsung bangkit dari kasur, ku benahi kerudungku, ku julurkan gaun gamisku menutupi tubuh telanjangku dengan vaginaku yang banjir oleh lendirku. aku melangkah ke pintu depan dengan tubuh limbung membukakan pintu dan jeng sastro yang menyeruak masuk membawa satu teko jus mangga.
"nih tri, aku bawain jusnya...", ujarnya menyodorkan kepadaku sambil mulutnya terus nyerocos mengenai mangga yang di dapatnya dari saudaranya terasa manis. matanya tertuju pada pak naryo yang berjongkok masih berpura-pura membetulkan engsel pintu lemari.
"ya udah ya tri.... aku balikin blender mu besok aja....", ujarnya sambil tangannya menerima teko kosong dariku. kurasakan sudah banyak lendir yang meleleh di pahaku saat aku mengantar jeng sastro ke ruang tamu dan melepasnya keluar rumah, pintu kembali ku kunci aku berbalik.
"pak naryoooo....", panggilku kembali menuju kamarku yang diikuti pak naryo dibelakang ku. aku menyingsingkan gaun gamisku hingga keatas kepalaku dan terlepas dari tubuhku hingga tubuh telanjangku terlihat jelas dan hanya menyisakan kerudungku yang kubiarkan masih membungkus di kepalaku.
"ooh bun... mulus dan seksi banget...", puji pak naryo yang sudah menurunkan celananya dengan kontolnya yang masih mengeras sudah tegak mengayun dengan gagahnya.
"pak... aku pengen diatas...", pintaku dengan nada manja, dengan pengertian ia membaringkan diri di kasur dan aku mengangkangi kontolnya yang tepat di bawah selangkanganku, kubimbing kepala kontolnya ke mulut vaginaku dan.... bleesssshhh.... kontolnya tertanam saat aku menduduki pinggulnya.
"ooohhh....", lenguhku dengan rasa nikmat kontol panjang ini tertanam begitu dalam hingga terasa menyentuh mulut rahimku.
"aaaahhh... eeessshhh... pak naryoooooo....oooohh....", lenguhku dengan pinggulku yang sudah mengayun dengan penuh napsu aku menunggangi pak naryo dengan nikmatnya. kubiarkan kedua tangannya yang meremas-remas kedua buah dadaku, melengkapi kenikmatan yang kurasakan yang terus menderu birahiku yang tadi terpotong oleh kehadiran jeng sastro yang tiba-tiba di saat aku akan mereguk orgasmeku, dan kini aku ingin mereguknya tak peduli jika jeng sastro datang lagi, aku tak akan membukakan pintu untuknya.
"oooohhh...", pekikku, kontolnya terasa sekali nikmatnya dan tiba-tiba tubuhku mengejang dan meregang kenikmatan orgasmeku diatas tubuh pak naryo yang memeluk tubuh telanjangku.
"sudah keluar bun...?", bisiknya dengan lembut, nafasku masih tersengal sambil kurasakan satu tangannya mengelus punggungku dan satu tangannya lagi mengelus bokongku.
"nungging yuk bun...", pintanya sambiil tubuhnya bergulir kesamping membarigkan tubuhku dan ia bangkit, membimbingku untuk mambalikan tubuhku dengan bokongku yang kusembulkan di hadapannya.
"ugh... seksi banget bun...", pujinya sambil kedua tangannya menjamah menampar dan meremas bokongku bahkan disibaknya, pasti lubang duburku dan vaginaku terlihat jelas olehnya, pikirku. hingga kurasakan benda hangat menyeruak lubang vaginaku dari belakang.
"uuughh... nikmat banget bun... memeknya... masih sempit gini....", ujarnya sambil kedua tangannya mencengkeram pinggulku dan mengayunkannya, kontolnya mulai menghujam-hujam nikmat lagi dari belakang.
"ooooohhhhh....", lenguhku diiringi irama suara benturan bokongku dengan pinggulnya yang menghentak-hentakkan tubuhku maju mundur. aku hanya bisa melenguh dan merintih nikmat dengan menahan rasa ngilu yang menjalar di sekujur sendi tubuhku. hingga aku tak lagi mampu menahan ledakan kenikmatan orgasmeku laki, tubuhku mengejang hebat tanpa menghentikan hujaman kontolnya, pak naryo membuatku meregang kenikmatan yang tiada tara untuk yang kedua kalinya.

tubuhku lunglai terngkurap, bokongku tak lagi menyembul sempurna, pak naryo melepaskan pinggulku. dibaliknya tubuhku dengan lembut sambil membelai dan mengelus kemulusan pahaku yang direntangkannya. pak naryo melepas seluruh celananya dan hanya menyisakan baju kaosnya yang masih membungkus tubuh kekarnya. tangannya kembali membimbing kontolnya ke vaginaku.
"eeeeessshhhhhhhhhhhh....", lenguhku saat seluruh batangnya tertanam di dalam vaginaku, tubuhnya mulai merengkuh diatas tubuh telanjangku, pinggulnya mulai mengayun naik turun dan kontolnya menghujam keluar masuk kembali lubang vaginaku.
"ooohhh....", lenguhku memandang wajahnya yang tepat diatas wajahku, sesekali aku menyambut kecupan bibirnya. sesekali kepalaku menggelepar, menggeleng menahan rasa ngilu yang mendera sulurh tubuhku, kenikmatan menjalar keseluruh tubuhku.
"paaaak... naryooooooo....", rintihku tak kuasa menahan kenikmatan ini. namun membuat pak naryo semakin ganas mengayunkan pinggulnya dan membatku semakin menggeleparkan kepalaku menggeleng. tiba-tiba kepalaku mendongak dan tubuhku kembali mengejang hebat, aku kembali mengalami orgasmeku namun bersamaan pak naryo semakin cepat mengayunkan pinggulnya sambil menggeram dan tubuhnya menghentak-hentak hebat bersamaan kurasakan semburan hangat spermanya di dalam rahimku. saling berpelukan erat mengejang bersama-sama.

*-*
aku duduk di bibir ranjang, memandang tubuh telanjang wanita muda ini, usianya mungkin masih dibawah 25 tahun mungkin tahun perbedaan usianya denganku, cantik, mulus walau sudah menjadi istri orang aku merasa beruntung bisa menikmatinya.memeknya masih rapat dan sempit, gumamku sambil ku pandan pangkal selangkangannya dengan bibir vagina yang mulus kemerahan dihiasi bulu jembut yang hitam tercukur rapih. dan yang paling membuatku bernapsu adalah perempuan ini setiap hari penampilannya bergamis dan berkerudung yang membuatku penasran dan terobsesi dengan perempuan seperti ini. aku mengelus pahanya yang mulus, sambil kupandangi wajah cantiknya yang masih terpejam setelah ku buat orgasme berkali-kali.

Kurang greget di episode ini kayaknya....
greget juga sih sama jeng Sastro nya...Tri ga pengen hamil ya atau susah hamil padahal pak Ferdian dan pak Reno sering membuahi rahim Tri ditambah lagi sekarang pak Naryo crot didalam memek sampai terasa dirahim Tri...lanjut bos
 
sebenernya greget hu. hanya kurang dramatis aja. quickie enggak, panjang dan passionate juga enggak. Sekedar masukan aja hu. tapi rapi dan detail. membangkitkan fantasi. saya suka hu
 
greget juga sih sama jeng Sastro nya...Tri ga pengen hamil ya atau susah hamil padahal pak Ferdian dan pak Reno sering membuahi rahim Tri ditambah lagi sekarang pak Naryo crot didalam memek sampai terasa dirahim Tri...lanjut bos
Iya memang ada yg belum diungkap disini oom, knp sampe blom hamil.
Mungkin nanti di berikutnya biar tau knp tri blom hamil alasannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd