Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
2 - keintiman

di dalam kamar mandi, aku tersenyum-senyum di hadapan kaca sambil melihat tubuh telanjangku dengan pikiranku yang terbayang wajah pak fer yang mupeng dan terlihat lucu mengetahui aku tak memakai CD sore tadi. kubelai bulu jembutku, mungkin suatu saat aku akan memperlihatkannya kepada pak fer, bisik hatiku dengan birahiku yang membara dikepalaku.
"uuuuhhh.... eessshhh....", desahku jariku sudah mengulas-ulas itilku sendiri sementara lubang vaginaku terasa mengempot-empot seakan ingin ada yang dihisap dan di lumat di dalamnya, ya pengen kontol yang keras menghujam di dalamnya.
"eemhhh... pengen kontol....", ucapku lirih menggeliat dengan jariku bergerak cepat mengulas-ulas itilku.
"aaaaahhhh...", lenguh panjangku, 2 jari sudah kucolokkan di lubang vaginaku yang lapar dan ingin dijejal sesuatu, sesuatu yang hangat, keras dan mengaduk-aduk lubang ini dengan nikmatnya hingga aku tak dapat lagi menahan orgasme ku sendiri, aku mengejang nikmat walau dengan tanganku sendiri.

usai mandi, aku hanya mengeringkan tubuh telanjangku yang kubiarkan terbuka, melenggang keluar dari kamar mandi. kuambil dasterku dan memakainya untuk menyambut suamiku pulang kerja malam ini.
"paaah....", bisikku sambil mengusap dan membelai dadanya yang kekar. kubiarkan dasterku tersingkap agar ia tau kalau aku tak memakai CD atau BH didalamnya,
"papah gak pengen...?", bisiku lagi.
"gak sekarang sayang.... aku capek banget hari ini...", jawab suamiku dan aku hanya terdiam kecewa berbaring di sampingnya.

pagi hari, aku sudah siap berangkat ke kantor setelah seperti biasa melepas suamiku yang lebih pagi sudah berangkat lebih dulu. aku memandang diriku di hadapan kaca, tersenyum sambil merapihkan kerudungku, ku kenakan baju atasan berlengan panjang, dan gaun panjang yang menutup dari pinggang hingga mata kakiku, namun pagi ini ada yang berbeda dan membuatku sedikit gugup karena aku tak memakai BH dan Celana dalamku yang kulipat dan kubungkus di dalam tasku.

aku berdiri di gerbang komplek perumahanku menunggu mobil pak fer menjemputku seperti biasa namun kali ini dengan rasa sedikit risih dan khawatir setiap kali ada lelaki yang melihatku seakan mereka mengetahui aku tak memakai BH dan celana dalam di balik gaun dan bajuku.
"tega kamu tri...!", ujar pak fer usai menjawab salam pagiku dan baru saja aku duduk disampingnya dan mobil baru mulai berjalan.
"hah... pak fer aku salah apa...?", tanyaku dengan mimik penuh tanya menoleh kearahnya dengan wajahnya yang cemberut namun jadi terlihat lucu. pak fer langsung menjelaskan dengan panjang lebar, kalo ia tak bisa tidur dan membuatnya mupeng semalaman ditambah istrinya sedang lampu merah.
"haduuuh... trii... trii...", eluh pak fer dengan mimik semakin terlihat lucu membuatku tertawa.
"iiih ya ampuun... pak fer...". ujarku sambil tersenyum-senyum mendengarnya dan terdiam merasa tidak enak kepadanya namun membuat semakin dag dig dug di dadaku karena sejak malam memang aku sudah berniat untuk memberinya sesuatu yaitu mengijinkannya untuk melihat aku tak memakai celana dalam jika ia meminta pagi ini, ya jika ia meminta karena sebagai perempuan aku tak mungkin tiba-tiba memperlihatkan atau menawarkan kepadanya. aku tersentak dari lamunanku saat tangan pak fer memegang tanganku, lembut menggenggam dant aku hanya membiarkannya sambil tersipu malu kepadanya. pak fer mencium tanganku dengan lembut, namun tak lama karena ia harus mengemudikan mobilnya. sementara dadaku berdebar-debar entah apa yang terjadi.

sesampainya di kantor, aku bergegas ke toilet. gaun ku kusingsingkan dan aku jongkok dengan kaki mengangkang
"emmhh...", lenguhku seraya membersihkan vaginaku yang berlendir dan mengeringkannya dengan tisue, kurapihkan gaun ku dan kerudungku dan melenggang keluar dari toilet tanpa BH dan celena dalam yang kupakai dibalik gaunku hingga seharian aku berkerja

"kamu gak pake CD kan tri..?", tanya pak fer sore itu sambil cengengesan mengemudi memandang ke depan.
"iih pak fer dibahas lagi...", jawabku dengan darah berdesir dan tersipu malu,
"boleh liat gak tri...?", tanyanya tepat saat mobil berhenti karena lampu merah, pak fer menoleh kearahku dengan pandangan memohon dan penuh harap kepadaku.
"iiih.. pak fer... nih mau liat CD aku lagi... ada di tas.... eeenggg...nanti malamnya pak fer gak bisa tidur lagi loh...", ujarku dengan wajah memerah menahan malu. dadaku berdebar karena aku memang ingin mengijinkan ia untuk melihatnya, ya melihat bagian intim dari tubuhku, namun aku tak mau keliatan murahan karena mendahului atau agresif menawarkan diri kepadanya.
"ah masa liat CD nya lagi, isinya dong tri.... biar gak penasaran...", sambung nya dengan terus merajuk kepadaku seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu.
"ih pak fer...", ucapku sambil tersenyum kepadanya
"boleh ya tri...?", tanyanya lagi namun aku hanya terdiam, dadaku berdebar-debar, ingin rasanya menjawab "iya boleh", namun aku merasa malu dan murahan hingga aku hanya diam, saat tangannya menyentuh tanganku dengan menggenggam lembut dan aku hanya diam sambil menggigit bibirku sendiri, darahku berdesir saat tangannya tak lagi menggenggam tanganku namun merayap di pahaku walau masih tertutup oleh gaun panjang ku, kubiarkan mengelus-elus dengan lembut dan aku masih diam dengan darah semakin berdesir hebat saat tangan pak fer menarik gaun ku ke atas, namun lampu hijau sudah menyala dan pak fer menarik tangannya dari pahaku.
"coba naikin rok kamu tri...", pintanya melihatku tak menolak, sambil mengemudi. aku malu dan bingung entah harus bagaimana, namun yang pasti birahiku sudah terbakar. aku terhenyak saat pak fer membelokan mobilnya ke pom bensin.

mobil terparkir di antara tembok pagar dan sebuah mobil box, beruntung kaca film mobil pak fer pun sudah gelap. pak fer sudah memandangku dengan penuh napsu.
"boleh kan tri...?", tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk dan membiarkan tangannya meraih dan menarik gaun rok ku dan menyingkapnya. tak lama kedua pahaku sudah terlihat membelalakkan mata pak fer yang terkesiap kagum melihat kemulusan pahaku. aku masih malu sehingga tanganku menahan rokkku yang semakin keatas.
"eemhhh... pak fer....malu...", ucapku perlahan dengan dada berdebar.
"ayolah tri... kita sudah sama2 dewasa...", ucapnya dan perlahan kedua tanganku tak lagi menahan gaunku yang semakin memperlihatkan pangkal selangkanganku hingga nampaklah bulu kemaluanku yang hitam dan lebat namun tercukur rapih di pangkal selangnganku.
"aaah... tri... cakep banget... mulus banget", ucap pak fer memujiku dan aku membarkanpasrah saat tangannya menjamah bulu kemaluanku, jarinya membelai lembut bulu kemaluanku.
"aaaah pak fer...", lenguhku.
"wah kamu udah basah tri....", ucapnya dengan jarinya yang menyelinap diantara bibir vaginaku dan menyentuh daging kecilku yang memang sudah gatal sejak tadi.
"aaah... pak ferrr...", lenguhku lagi dengan tubuhku yang menggelinjang dan bahkan aku merentangkan kedua kakiku lebih lebar saat jarinya mengusap daging kecilku.
"kacang kamu udah keras tri...", kata pak fer memandangku yang mengigit bibirku sendiri sambil menahan rasa geli nikmat oleh jarinya. wajah pak fer semakin mendekat dan secara reflek aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku.
"emmhh...", lenguh pak fer melumat bibirku dan aku membalas lumatannya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya.
"eemfffhhh...", lenguhku dengan mulut tersumbat saling melumat saat kurasakan jarinya sudah mencolok lubang vaginaku membuatku semakin menggeliat nikmat, kulumat bibirnya dengan penuh napsu dan pak fer semakin membalasnya dengan semakin liar.

"eemmhh... pak fer....", lenguhku terengah-engah sesaat bibirnya melepas bibirku. napsuku sudah diubun-ubun kepalaku, kerudungku yang menjulur menutup di depan dadaku kusingsingkan ke belakang pundakku dan baju lengan panjangku dengan bahan yang lentur ku singsingkan keatas hingga tersingkap dan terlihatlah 2 bongkahan buah dadaku yang tak terbungkus BH polos menggantung terpampang di hadapannya.
"wow... tri kamu gak pake BH juga..?!!...", dan meluncurlah pujian dari mulut pak fer dan aku hanya tersenyum bangga dengan kedua buah dadaku dengan puting yang masih kemerahan dan sembulan yang sedang dan masih kenyal.
"eeesshhh...", desahku membiarkan kedua tangannya meremas-remas dan mulutnya mendekat dan sesaat kemudian menghisap dan melumat kedua putingku bergantian. ku peluk kepala pak fer di dadaku dengan wajahnya yang terbenam di dadaku. ludes sudah kedua putingku dilumatnya dengan penuh napsu membuatku terengah-engah dengan vaginaku yang semakin berdenyut basah semakin berlendir.
"uuh tri... kamu seksi banget...", pujinya lagi memandangku namun kedua tangannya dengan cepat membuka sleting celananya dan menjulurkan kontolnya yang sudah mengeras tegak keluar dari celah celananya.
"aahhh... kontol.... !, kontol gede... kepala kontolnya gede banget....", ucap ku di dalam hati dengan terkagum-kagum melihat kepala kontol pak fer seperti jamur mengembang dengan gagahnya.
"mau kan tri ngisep..?", pintanya. tanpa menjawab aku merunduk dan tanganku meraihnya. hangat dan keras terasa di tangaku, aroma kontol tercium olehku membuat semakin bergairah untuk melumatnya dengan mulutku. aku membuka mulutku dan memasukannya, ku hisap dan kulumat dengan gemas. kepalaku bergerak mengangguk-angguk naik turun.
"ooh triii...", lenguh pak fer, tangannya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung dan satu tangannya lagi masih saja meremas-remas buah dadaku.

"emhhfhh...", lenguhku saat pak fer menegakkan pundakku dan terlepaslah kontolnya dari mulutku yang langsung dipagutnya dengan penuh napsu, kedua tangannya sudah kembali meremas-remas kedua buah dadaku.
"pak ferrr...?!!!!", pekikku namun aku hanya pasrah menurutinya saat tubuhku kembali terduduk dengan sandaran direbahkannya melandai kebelakang hingga aku berbaring di kursiku. sesaat pak fer melihat keadaan sekitar mobil yang terasa sepi dan aman.
"pak fer...?!", ucapku melihatnya yang melangkahi parsneling mobilnya dan bersimpuh di depan kursiku tepat di hadapan selangkanganku yang mengangkang lebar.
"pak ferr...?!!", ucapku lagi dengan rasa malu karena kedua kakiku ditekuknya mengangkang sehingga vaginaku benar-benar terpampang di hadapan wajahnya.
"ooooohhhhhhh....", lenguhku saat pak fer membenamkan wajahnya di selangkanganku, mulutmua seakan berciuman dengan vaginaku, lidahnya begitu liar lenjelajahi belahan bibir vaginaku hingga tak luput daging kecilku yang diusap-usap dan dilumatnya dengan penuh napsu. aku menggeliat menahan kenikmatan ini sambil menahan suara ku agar tak melenguh terlalu keras. tubuhku bergetar nikmat semakin melayang jauh di awan dan semakin nikmat hingga....
"oooh...", eluhku dengan kenikmatan yang terputus begitu saja dan melihat pak fer yang memandangku dengan menggenggam kontolnya dan aku hanya diam pasrah saat ia membimbing kepala kontol jamur itu tepat di hadapan mulut vaginaku. kepalaku sudah penuh dengan napsu seakan menghilangkan kesadaranku bahwa aku adalah perempuan yang sudah bersuami dan belum pernah ada yang lelaki yang menjamahku selain suamiku, ditambah lagi aku selalu menutup auratku, ya aku berjilbab dan tak pantas aku membiarkan semua ini terjadi. namun napsu telah mengalahkan kesadaranku.
"ooooohh.... paak feeerrr...", lenguhku menyertai kepala kontol pak fer yang perlahan mulai terbenam di lubang vaginaku. perlahan namun pasti semakin jauh kedalam hingga menghilang tertelan di dalam vaginaku. kulihat hanya bulu kemaluan pak fer yang menyatu dengan bulu kemaluanku. kontolnya sudah terjejal terasa benar-benar begitu keras mengganjal di dalam liang vaginaku dengan kepala kontol seperti jamur merekah itu.
"oooohhh... pak ferrr...", lenguhku lagi saat pak fer mulai mengayunkan pinggulnya yang membuatku menggelinjang nikmat sekali yang kurasakan, kepala jamur itu seakan menggaruk seluruh dinding liang vaginaku begitu nikmatnya, kenikmatan yang belum pernah kurasakan dengan kepala jamur seperti ini.
"ooohhh... oooossshhh...", lenguhku mengiringi setiap enjotan pinggulnya, kubiarkan kedua buah dadaku terbuka dengan bajuku yang tersingkap, mengayun mengikuti hentakan pinggul pak fer. sesaat pak fer melihat sekeliling mobil yang rupanya masih aman sehingga ia dengan leluasa menindih tubuhku, bibirmya memagut bibirku sambil tangannya meremas buah dadaku dengan penuh napsu.
"pak ferrrr...", erangku dan sesaat kemudian aku mengejang nikmat mencapai orgasmeku. tubuhku menggelinjang dalam dekapannya. sesaat pak fer menenangkanku hingga usai orgasmeku

pinggulnya kembali bergoyang dengan nikmatnya dan aku hanya bisa melenguh nikmat dengan rasa geli dan linu yang tak bisa ku tahan hingga tak lama beberapa saat kemudian aku kembali mengalami orgasme kedua ku.
"pak ferrr...", ucapku dengan nafas terengah, baru kali ini aku mengalami orgasme dengan waktu yang tak terlalu lama. sungguh luat biasa rasanya kontol ini mengaduk-aduk lubang vaginaku dan membuatku dengan begitu mudah mengalami orgasmeku.
"enak tri...?", bisik pak fer dan mengecupku dan kembali pinggulnya bergoyang tanpa merubah posisinya dengan keterbatasan tempat yang sempit di dalam mobilnya. pak fer kembali menggoyang pinggulnya sambil melihat keadaan sekeliling mobil yang masih sepi dan tertutup di balik mobil box di sampingnya.
"uuhg... tetek kamu masih kenyal banget tri..", pujinya sambil meremas-remasnya dan pinggulnya terus bergoyang. kedua putingku yang masih kemerahan menjadi lebih memerah karena dihisap dan dilumatnya berkali-kali olehnya. namun tubuhku kembali mengejang dengan nikmatnya, sudah 3x aku dibuat pak fer orgasme dengan cepat, begitu dahsyat kontol jamur ini membuatku melayang, begitu terasa nikmatnya mengganjal sepanjang liang vaginaku.
"enak tri....", ucap pak fer tersenyum melihat ku masih terengah mencapai orgasme sudah 3x dan kembali pinggulnya bergoyang dan kontol jamurnya mengaduk-aduk liang vaginaku.
"oooohh... pak feerrr...", rintihku melenguh nikmat lagi.
"tri, boleh keluarin di dalem gak tri...?", tanyanya sambil tangannya meremas-remas buah dadaku dan sudah tak ada kesadaranku yang tersisa di kepalaku yang sudah dikuasai napsu kenikmatan ini.
"he eh..", ucapku sambil mengangguk menggigit bibirku sendiri menahan geli, ngilu dan nikmat menjadi satu.

pak fer memagut bibir ku dengan pinggul bergoyang semakin nikmatnya. kedua kakiku mengangkang lebih lebar agar ia bisa membenamkan kontol jamurnya lebih dalam dan nikmat.
"eemmhhffffhh...", lenguhku tersumbat mulut pak fer yang melumat bibirku.
"kamu mau keluar lagi tri...?", tanyanya dan aku hanya menganggguk liar semakin melenguh nikmat.
"bareng triiii....", geram pak fer namun kesadaranku seakan melayang mencapai orgasmeku yang ke-4 dan kurasakan semburan hangat di dalam rahimku, semburan sperma pak fer yang membanjiri seluruh liang vaginaku.
"ooohh... ooh...", nafasku tersengal dan berpelukan dengan erat. pak fer mengecup pipiku sambil membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudungku. tubuh pak fer terus mengejang dengan pinggul menghentak-hentak dengan sperma yang terus menyembur di dalam vaginaku hingga tetes dan hentakan pinggulnya semakin mereda.

pak fer mencabut kontolnya dan melelehlah lahar putih spermanya dari lubang vaginaku begitu banyak dan kental. aku duduk mengangkang sambil memegang tisu dan membersihkan lelehan lahar itu di hadapan pak fer memandangiku dengan wajah puas.

walau tak sampai tuntas aku membersihkannya hingga lebih dalam, kubiarkan spermanya masih tersisa di dalam dan kubiarkan selangkanganku tetap terbuka dengan rok gaun panjangku yang tersingkap memberi pemandangan indah ke pada pak fer yang memintaku tak menutupnya.
"emhh... napsuin banget tri...", pujinya dengan mata tertuju pada selangkanganku dengan bulu kemaluanku yang menghias di bawah perutku.
sementara aku melihat lendir putih masih membaluri kontol jamurnya yang sudah setengah lunglai. aku tersenyum saat pak fer memintaku untuk membersihkannya dengan mulutku, dengan suka rela dan senang hati aku mengulum bagaikan menghisap es lilin hingga kontol jamurnya bersih dari lendir putih spermanya. teringat obrolannya tentang sperma yang katanya bisa membuat awet muda atau kulit menjadi kencang membuatku melumat dengan penuh napsu sisa-sisa spermanya hingga bersih kuhisap dari batang kontolnya ini.

"masih mulus banget punya kamu tri... masih sempit kayak perawan...", pujinya sambil tangannya membelai bulu kemaluanku lagi.
"iih pak fer, kan aku belum punya anak ya masih sempitl lah... lagian aku nikah juga kan baru 1 tahunan lebih...", ujarku.dengan tersipu malu memerkan bagian tubuhku ini kepadanya.
"eemhh... pak feer... geliii...", ucapku sambil pinggulku menggeliat namun kubiarkan jarinya mengusap-usap daging kecilku yang licin dan masih sensitif. kedua kakiku mengangkang lebar saat jarinya menyibak bibir vaginaku yang masih dibanjiri spermanya yang masih meleleh keluar.
"gak apa-apa kan tri kalo .. tadi dikeluarin di dalem...?". ujarnya dan sesaat aku hanya terdiam dan tersenyum-senyum.
"enggak apa-apa pak fer...". ucapku dan aku menyambut kecupan bibirnya dan melumat bibirku dengan lembut.

aku memakai celana dalamku dengan sperma pak fer yang masih meleleh walau sedikit untuk menahan agar tak meleleh di pahaku. kubenahi gaunku, kerudung ku namun kubiarkan tangan pak fer yang sesekali menyelinap masuk ke bajuku untuk menjamah buah dadaku selama perjalanan pulang hingga sampai aku turun di gerbang komplek perumahanku.

aku membasahi tubuh telanjangku dengan air, meluruhkan dan menghayutkan busa sabun yang membaluri tubuhku dengan angan dan pikiranku yang melayang pada persetubuhan tadi dengan pak fer, tak ada rasa sesal yang timbul tapi rasa puas akan kenikmatan yang tak kudapatkan dari suamiku sendiri yang jarang memberiku nafkah batin bahkan dengan pak fer aku begitu mudahnya mengalami orgasmeku, terbayang kontol jamurnya yang begitu keras mengganjal di lubang vaginaku dan mengaduk-aduk dengan nikmatnya hingga kurasakan saat ini seperti masih mengganjal kontol jamur pak fer di dalam liang vaginaku. baru kali ini aku merasasakan kontol lelaki lain selain suamiku dan membuatku mabuk kepayang dibuatnya.
"eeenhh...", lenguhku saat kucolokan jari tengahku di lubang vaginaku dan memaksa agar sisa sperma pak fer keluar, aku jongkok dan ku bersihkan dengan air namun ada rasa geli dan nikmat hingga mataku terpejam dan terbayang wajah pak fer dengan kontol jamurnya.

malam belum begitu larut saat aku terengah-engah diatas tubuh suamiku.
"oooh... oohh...", lenguhku dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh suamiku yang menyetubuhiku malam ini. semoga saja ia tak menyadari dan tak merasakan liang vaginaku yang mungkin lebih melebar dari biasanya karena kontol jamur pak fer sore tadi mengaduk-aduk liangku ini dan membanjirinya dengan spermanya.
"uuughh... sayaaang...!!!", pekik suamiku sambil tubuhnya mengejang memelukku dengan erat, kontolnya menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. jika aku hamil nanti entah benih dari siapa yang menjadi jabang bayi dan aku tak peduli.

Bersambung ke Halaman 12 <-------------------------------
gurih Benerr Tri Ksuk4ann Pak feR
 
Update - Ada tamu


Ada tamu

"aku kocokin aja ya pak fer...", ujarku seraya mengelus paha pak fer yang terus menyetir sambil membujukku agar mampir sebentar ke apartment pak ren.
"ah tri... aku mau masukin ke memek kamu... udah kangen nih...", ucap pak fer dengan wajah jenaka membuatku tertawa. aku menjelaskan kalo kali ini aku gak bisa mampir ke apartment pak ren, karena malam ini akan kedatangan tamu rekan suamiku yang datang bertamu ke rumah, pak fer mengerti dan mengalah.
"naikin gamisnya tri, aku mau liat memek kamu dulu...", pinta pak fer.
"iyaaaa...", jawabku seraya ku singsingkan gaun gamisku dan aku duduk menyerong mengangkang menghadap ke pak fer yang memperlambat mobilnya, satu tangannya menjamah vaginaku.
"eeemmghhhhh....", lenguhku dengan jarinya yang nakal mencolok lubang vaginaku.
"enak kalo pake kontol aku loh tri....", ucapnya aku hanya mengigit bibirku menahan geli nikmat dari jarinya.
"eeesshh... geliii....", lenguhku kini jarinya mengusap-usap itilku membuatku menggelinjang.

"naikin ke tetekmu tri gamisnya....", pinta pak fer setelah puas mengaduk-aduk vaginaku dengan jarinya. aku menyingsingkan gamisku sehingga buah dadaku yang tak terbungkus BRA dapat di jamahnya dengan leluasa.
"aaaahh...", lenguhku saat tangannya meremas dan menjepit putingku. aku merunduk setelah ku keluarkan kontol pak fer dari celah sleting celananya, mobil berjalan melambat di sisi kiri, saat mulutku mengulum, menghisap kontol pak fer yang sambil terus menyetir dengan satu tangannya meremas-remas buah dadaku. kuhisap dan kulumat kepala kontolnya seraya tanganku mengocok dengan cepat agar ia cepat memuntahkan spermanya dan selesai, pikirku. mobil berjalan semakin lambat dan terhenti saat pak fer semakin menggeram nikmat.
"Tolong di ditelen ya triiii.... biar gak berceceran...", pinta pak fer kepadaku yang sudah bersiap saat kurasakan kontolnya semakin berdenyut dan kemudian crooooothhh...croooottth... berkali-kali menyemburkan spermanya di dalam mulutku dengan kepalaku yang tertekan oleh tangannya sehingga kepala kontolnya seakan melesak di kerongkonganku membuat spermanya langsung tertelan olehku.

di depan pos sekuriti perumahanku, aku turun dari pajero pak fer, dengan langkah sedikit jengah melihat satpam yang tersenyum memandang dan menyapaku, di dalam gamis ku aku tak mengenakan CD dan Bra yang melekat di tubuhku. ada rasa seksi dan gairah melewati satpam itu.
usai mandi, aku mengenakan gaun gamis dan kerudung seperti biasa karena akan kedatangan pak chandra rekan suamiku yang sudah pernah menginap di rumahku ini sebelumnya. acara makan malam sudah kusiapkan dan akhirnya aku menyambut suamiku dan pak chandra dengan ramahnya.

usai menjamu pak chandra, sementara jam baru menunjuk pukul 8 malam saat entah mengapa aku merasa begitu mengantuk hingga tubuhku seakan limbung di samping suamiku, suara obrolan pak chandra dan suamiku sudah tak lagi dapat ku cerna hingga akhirnya kesadaranku seakan hilang.

*-*

"bawa ke kamar aja hen...", pintaku saat kulihat istri hendra sudah terkulai di bahu hendra yang menahannya. dadaku berdebar dengan napsu sudah terbakar sejak tadi. untuk yang kedua kalinya aku akan menumpahkah hasratku kepada istri hendra, pekik hatiku dengan gembira. tubuhnya yang masih memakai gamis dan kerudung terbaring di kasur dengan indahnya. seperti biasa hendra sudah menyiapkan kamera untuk merekamnya.
"dasar cuckold ha ha ha...", ucapku dalam hati sambil tersenyum merasa beruntung dengan suami cuckold seperti hendra maka aku bisa menikmati istrinya dengan ijinnnya. aku berbaring di sampingnya, kupandangi wajah cantik tri, aku memeluk tubuhnya dan mengecup lembut pipi halusnya, dan merambat bibirku mengecup bibirnya yang ku lumat dengan lembut, sementara tanganku bebas menjelajahi tubuhnya.

"hen dilepas aja gamisnya ya...? tapi kerudungnya biarin aja...", tanyaku kepadanya dan hendra tak keberatan.
aku menyingkap gaun gamisnya hingga keatas dan melucutinya perlahan dari tubuhnya yang sudah terpampang dengan kerudung, bra dan CD yang melekat ditubuhnya. kemduaian aku melucuti branya hingga buah dadanya terbebas dapat kujamah dan kuremas-remas, tak luput CD nya ku lucuti, melepaskannya dari kedua kakinya hingga kusisakan kerudung yang kubiarkan masih membungkus di kepalanya. sambil memandangi tubuh telanjang tri yang terlentang, aku melepas seluruh bajuku dengan cepat hingga telanjang bulat, tak kupedulikan hendra yang duduk di samping istrinya sambil mengelus kontolnya sendiri. hendra sedikit beringsut mundur memberiku ruang saat aku menindih tubuh telanjang istrinya menyatu dengan tubuh telanjangku. aku melumat bibirnya lagi, meremas-remas buah dadanya, mencumbu istri hendra dengan penuh napsu.
"uuughh...", geramku beralih memandang kedua puting nya yang kemerahan sambil kuremas-remas dan kulumat bergantian. puas dengan buah dadanya aku beringsut kebawah, meraih kedua kaki mulusnya dan kurentangkan lebar-lebar sehingga dengan mudah aku berciuman dengan vaginanya, melumat, menjilat celah bibir vagina ranumnya. sesekali aku mencolokkan jariku merasakan jepitan dan kehangatan lubang kenikmatannya yang sudah kunantikan untuk menjepit kontolku.

"emmhh...", gumamku puas dengan memeknya aku beranjak dan membimbing kontolku ke wajah tri yang masih terlelap, aku membuka mulutnya, ku coba untuk memasukan kontolku ke mulutnya.
"uuh... enak kali kalo istrimu sadar hen... lebih hot, bisa keliatan nakalnya sambil isep kontol gini...", ucapku kepada hendra yang menyaksikan dengan mata nanar dan penuh napsu.
"coba hen... dibujuk... kali aja mau 3 some...", ucapku lagi.
"gak tau deh pak, mau apa enggak...", jawab hendra dengan suara bergetar. kupikir benar juga, apalagi dengan kondisi tri yang alim dari segi pakaiannya saja dia sudah tertutup gini, memang gak akan mau, pikirku lagi.
"atau coba pake obat perangsan hen... kali jadi gak nolak waktu aku cumbuin...", usulku dan hendra hanya terdiam, entah apa yang dipikirkannya. aku menarik kontolku dan ingin menjejalkan ke memeknya. aku bersimpuh tepat di hadapan selangkangannya dan mulai membimbing kontolku.
"liat hen... aku entot memek istrimu...", ucapku memancingnya dengan ucapanku itu, seorang cuck-old sepertinya pasti akan terbakar birahinya. hendra mendekatkan ponselnya untuk merekam kontolku dari dekat. dengan kepala kontolku yang kuselipkan ke bibir memeknya yang basah aku menggesek-gesekkannya naik turun membelah bibir memek hangatnya. perlahan ku arahkan kepala kontolku tepat pada lubangnya dan perlahan mendorongnya hingga kepala kontolku melesak masuk.
"uuughh...", geramku dengan birahiku membara, kudorong semakin dalam hingga melesaklah seluruh batang kontolku di dalam vagina istrinya. tubuhku mulai merengkuh mendarat diatas tubuh mulus ini, pinggulku mulai mengayun naik turun dengan penuh napsu, kontolku menghujam-hujam lubang memeknya yang hangat dan sempit sambil kulumat bibir tipisnya, sementara satu tanganku meremas-remas buah dadanya.
"uugh... nikmat sekali...", gumam hatiku walau masih terasa kurang lengkap tanpa respon dari tri yang terlelap tak bereaksi oleh obat tidurnya.

"uuugh...hen tolong bantu...", pintaku, ku cabut kontolku dari memek istrinya, kuraih pingggangnya.
"tahan depannya hen biar istrimu nungging....", terangku, ku balikan tubuh istrinya sementara hendra memegan tubuh atasnya sehingga bokong istrinya bisa menyembul walau tak begitu sempurna. satu tangan aku menahan pinggulnya agar bokongnya tetap menjulang, sementara satu tanganku mengarahkan kontolku ke lubang memeknya.
"uuugggh....", geramku, ku jejalkan hingga seluruh batang kontolku amblas dari belahan bokongnya. kedua tanganku menahan pinggulnya dan pinggangku mulai mengayun maju mundur. cceplok... ceplok... bunyi hentakan pinggangku mengayun.

tak bisa lama dengan posisi nungging ini aku melepas kontolku. kumiringkan tubuh tri, kuraih satu kakinya yang ku angkat sehingga aku bisa menjejalkan kontolku ke memeknya lagi.
"uuuh... kalo istrimu mau 3some enak hen, bisa ganti-ganti gaya... bisa gantian...", ujarku sambil mengayun pinggulku. namun tak bisa lama, aku kurang menikmatinya dengan posisi ini, hingga kembali aku terlentangkan tubuh tri dan kembali ke gaya awal tadi. aku bisa puas menciumi dan melumat bibirnya, kedua tanganku pun tak bosan meremas-remas kedua buah dadanya.
"uuughh... udah gak nahan nih...", ujarku seraya ku cabut aku memasang kondom di kontolku dan kembali ku jejalkan ke memeknya lagi. ku ayun dengan penuh napsu mereguk nikmatnya memek istri hendra ini, hingga semakin kuat tekanan spermaku yang tak lagi dapat ku tahan, ku hentakkan pinggulku dan menyemburlah spermaku dengan nikmatnya di dalam memek nikmat ini walau dengan kontolku yang terbungkus kondom menampung spermaku. usai kedutan terakhir spermaku, aku mencabut kontolku dan memberi kesempatan kepada hendra yang menggilir istrinya. aku menyaksikan hendra yang menyetubuhi istrinya sambil ku bersihkan kontolku dari spermaku.
"uuugghh....", geram hendra dengan pinggul mengayun, sementara aku yang di sampingnya mengelus dan meremas buah dada istrinya yang terguncang mengayun sungguh indahnya. sesekali aku mencium, mengecup, dan melumat bibir istrinya hingga membuat napsu birahi hendra semakin terbakar hingga ia meregang, mereguk kenikmatan orgasmenya.

*-*

jam 12 malam aku terbangun dari tidurku, mendapati tubuhku yang sudah telanjang di samping suamiku yang juga telanjang terlelap dalam tidurnya. aku beranjak dari ranjang, kurasakan ada sedikit rasa nyeri di vaginaku dan sisa sperma yang meleleh dari lubang vaginaku.
"emhh... pasti suamiku menyetubuhiku lagi, sementara aku tak merasakan apa-apa karena tertidur...", pikirku seraya melangkah ke kamar mandi. aku meraih handuk dan melilitkannya ke tubuh telanjangku, teringat tadi sore kedatangan pak chandra rekan kantor suamiku yang pasti menginap di kamar sebelah, pikirku. aku melangkah perlahan menuju kamar mandi, melewati kamar pak chandra yang kulihat lampu di dalam kamarnya masih menyala dengan pintu kamar sedikit terbuka, yang membuatku terhanyak sesaat adalah melihat pak chandra di dalamnya dengan tubuh terlentang di kasur dan tangannya sedang mengocok kontolnya sendiri yang terlihat berdiri menyembul keluar dari celana dalamnya yang melorot. sambil tanganku menutup mulutku, aku terbelalak melihat kontol pak chandra yang begitu jelas terlihat dari sela pintu kamarnya.
"gede...", ucapku dalam hati berdiri terpaku di depan pintu kamar itu sambil dadaku berdebar kencang melihat kegagahan kontol pak chandra yang terlihat begitu keras kokoh berdiri, terlihat panjang dan besar kepala kontolnya. tanganku tak lagi menutupi mulutku yang kini sudah berada di pangkal selangkanganku. ada rasa menggelitik itilku dan ada rasa berdenyut di dalam lubang vaginaku yang kurasakan sudah membasah.
"eh...", seakan akal seharku tersadar dengan keadaanku, pak chandra adalah teman suamiku satu kantor, aku tak sepantasnya mengintip bagaimana kalo ketahuan, bikin malu suamiku, apalagi di depannya aku berkerudung dan bergamis tak pantas untuk berbuat sesuatu yang mencoreng nama baik suamiku di kantor, pikirku dengan langkah perlahan berlalu menuju kamar mandi.

masih dengan pikiranku yang kalut kemana-mana , di dalam kamar mandi aku melepas handukku, kubiarkan tubuh telanjangku terbuka, terduduk di toilet melepas air seniku. masih terbayang kontol pak chandra tadi begitu gagah, bahkan sebelumnya pun aku pernah mendapati pak chandra yang sedang kencing dengan kontolnya yang mengucurkan air seni terlihat menggairahkanku. air seniku sudah habis menyisakan denyut-denyut dalam lubang vaginaku, satu tanganku meraih penyemprot air, satu tanganku lagi mengusap bibir vaginaku.
"oh... pengen..", bisik hatiku, apalagi tadi sore, aku hanya bisa menyepong dan menghisap kontol pak fer hingga menyemburkan spermanya di mulutku, tanpa aku merasakan kenikmatan kontol di vaginaku, bahkan tadi suamiku menyetubuhiku tanpa aku sadar karena tertidur hingga aku tak dapat menikmatinya, ditambah pemandangan kontol pak chandra di kamarnya, membuatku semakin tak karuan, aku ingin..... , pekik hatiku.

Kalo mau lanjut ke Halaman 45 <---------------------
 
Terakhir diubah:
4---cuti bersama

sinar matahari mulai bersinar saat aku tersenyum memandang diriku sendiri di hadapan kaca, kerudung biru menutup dan membungkus rambut kepalaku, bedak dan bibir merah sudah mempercantik wajahku, baju atas yang kupadu dengan blazer menutup tubuhku dan gaun panjang membuat terlihat lebih anggun terlihat menutupi seluruh kakiku. hari ini aku memang cuti tapi aku harus tetap terlihat berangkat kerja di hadapan suamiku, dan seperti biasa, setelah melepas suamiku pergi kerja lebih pagi dariku, aku berangkat dan menunggu di depan gerbang komplek perumahanku. tak lama sebuah mobil pajero menepi di hadapanku dan saat aku membuka pintu mobil terlihat wajah sumringah pak fer menyambut ku.
"kamu cantik banget tri...", pujinya aku hanya tersenyum seraya mengucap salam pagi kepadanya. mobil mulai melaju perlahan saat tangan pak fer memeganng tanganku. aku tersenyum dan sesaat saling menatap dengan hati berbunga-bunga. tak beberapa jauh pak fer mengecup bibirku yang ku sambut dengan mesra.

"naikin dong gamis kamu tri....", pintanya dengan tangannya yang menjamah pahaku.
"iih pak fer gak sabar... hi hi hi...", ucapku sambil tertawa, menyingsingkan gaun gamisku ke atas hingga pangkal selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam, terpampang di hadapannya. satu tangan pak fer mengelus-elus pangkal pahaku dan semakin mendekat hingga membelai bulu kemaluanku.
"iya... gak sabar.... udah pengen nyarangin burung... di sarang ini,,,", ujarnya membuatku tetawa dan membiarkan tangannya terus menjelajahi vaginaku.
"eeeeh... pak fer geliiiiii.... kalo itil aku digituin....", protesku namun kedua kakiku malah semakin mengangkang lebar hingga jari pak fer semakin leluasa menjamah dan semakin menyelinap dengan mudah di antara bibir vaginaku.
"tapi enak kan tri...?".
"he eh...", jawabku singkat sambil menggigit bibirku sendiri.
"eemhhh... jadi basah....", ucapku memperhatikan jarinya yang sudah berlumur lendir vaginaku.
"suamimu semalam sudah minta jatah belum tri...?", tanyanya sambil jarinya terus saja mencolok-colok lubangku.
"udah kemarin... semalem enggak...", jawabku dengan nafasku yang semakin tersengal.
"berapa kali kamu orgasme ?". tanyanya lagi
"1x", jawabku dengan singkat lagi.
"wah kurang puas dong kamu...".
"he eh...".
"biar nanti aku puasin kamu ya tri...". ujarnya membuatku tersenyum.

di hadapan kaca aku memandang diriku dengan rasa sumringah tersenyum sendiri sambil aku melepas blazerku, kerudungku, bajuku dan terakhir gaun panjangku hingga terlihatlah tubuh telanjangku dengan gamblang. aku meraih sehelai handuk dan melilitkannya di tubuku. sekali lagi aku memandang diriku di kaca, ku atur nafasku sambil tersenyum dan berlalu keluar dari kamar mandi dengan rasa hati yang berdebar dan berbunga-bunga atau lebih pas nya sudah mupeng.

ku dapati pak fer yang berbaring dengan hanya sehelai handuk yang menutupi selangkangannya yang menonjol, wajahnya tersenyum memandangiku, menyambut aku yang mendekatinya, menyambut tubuhku yang hanya mengenakan sehelai handuk saja. kubiarkan saat tangannya meraih handukku dan menanggalkannya, aku tersipu saat tubuh telanjangku mulai nampak terlihat dan terpampang jelas di hadapannya.
"ooh tri... napsuin banget badan kamu...", pujinya membuatku tersipu membiarkan ia mengagumi dan menikmati pemandagangan ini. tangannya dengan bebas menjamah dan mengelus seluruh tubuhku.
"selain aku, dan suami mu siapa lagi tri yang pernah liat dan ngerasain tubuhmu...?". tanyanya.
"iiiigghhh... pak fer.... gak ada doong.., cuma suamiku dan pak fer kan... hi hi hi...", jawabku dengan ceria berbunga.
"pacarmu sebelumnya ?".
"enggak.... 2 pacarku sebelumnya paling ya ciuman dan megang tetek aku...", terangku sambil mengatur nafasku yang mulai menderu merasakan lumatan dan remasan di kedua buah dadaku.
"terus ngapain lagi.. pacarannya ?".
"paling ya gitu... pernah ngocok sama sepong kontol mereka sih hi hi hi ....".
"nakal kamu ya....", ujar pak fer dan mengecup bibirku.
"emang pak fer pacaran gak gitu ?", balasku.
"iya sih... sini tiduran tri...", pintanya dan aku menurut, merebahkan tubuhku di kasur terelentang bebas dan pak fer ikut merebahkan di sampingku, memandang wajahku dan aku menyambut bibirnya yang melumat bibirku. mataku terpejam dan kurasakan belaian tangannya di kedua buah dadaku yang sesekali diremasnya.
"emhhh...", lenguhku, kulepas lidahku menjulur yang dihisap dan dilumatnya dengan penuh birahi.
"emmhhfhhh....", lenguhku lagi dengan kedua kakiku rentangkan mengangkang lebar saat kurasakan tangannya menjamah vaginaku yang sudah basah, kurasakan jarinya yang tadi membelai bulu kemaluanku sudah menjamah vaginaku yang merekah.
"eeemggggggghhhhhhhhhh....", lenguhku dengan tubuhku yang menggeliat melengkung saat kurasakan lubang vaginaku dicolok jarinya yang menggelitik dinding kenikmatanku.
"emhh... udah basah kamu tri...", ujar pak fer menatapku dengan jari terus saja bergerak mencolok-colok lubang vaginaku.
"eeehhh... paak feeeeerrr....", lenguhku seraya kunikmati jarinya yang terus saja menggelitik kenikmatanku. kedua kakiku masih mengangkang lebar memberi keleluasaan tangannya untuk menjamahi vaginaku.

"eeeessshhhh....", desahku saat mulut pak fer kini beralih menghisap putingku. lidahnya yang begitu liar menjilat mengusap putingku dengan bibir menghisap membuatku menggelinjang nikmat sekali bersamaan dengan kenikmatan jarinya yang sudah mengocok lubangku dengan lancarnya. aku hanya bisa memeluk kepalanya sambil menikmatinya.
"uuh...", geram pak fer mencabut jarinya yang berlumuran lendir vaginaku dan menyodorkan ke mulutku yang kusambut dengan mengulum kedua jarinya hingga bersih. pak fer tersenyu menatapku dak kembali memagut bibirku, melumat lidahku dengan penuh napsu.

wajahnya menatapku dengan penuh napsu, kedua tangannya yang mencengkeram kedua buah dadaku yang sesaat kemudian ia merunduk dan melumati kedua putingku bergantian sambil meremas-remas dengan nikmatnya. aku menggeliat, menggelinjang nikmat merasakan lidah liar nya mengusap dan menjilat sambil menghisap nikmat.
"paaaak....... feeee... eerrrrr....", lenguhku mencengkerap rambut kepalanya dengan nafasku yang sudah terengah-engah menahan rasa geli nikmat ini dan aku seperti terbang melayang semakin tinggi ke awan mereguk kenikmatan yang semakin membuatku dahaga dan ingin terus ku reguk namun terasa ada yang masih kurang untuk mencapai puncak dahaga ini dengan itilku yang berdenyut hebat dan lubang vaginaku yang mengempot menginginkan sesuatu untuk diempot.
"kontol...", bisiku, kuulang lagi dengan suara tak lagi berbisik, sambil merintih dan melenguh nikmat.
"kontol...", ucapku dengan birahiku yang sudah benar-benar membara di ubun-ubunku.
pak fer hanya tersenyum memandangku, namun tak membuatnya untuk segera menyarangkan kontolnya ke vaginaku yang sudah benar-benar menginginkannya namun hanya meneruskan bibirnya menciumi perutku dan aku hanya pasrah merentangkan kedua kakiku mengangkang sementara pak fer menciumi pangkal selangkanganku.
"pak feeerrr...", lenguhku melihatnya yang terus menciumi pahaku dan sekitar vaginaku hingga...
"aaaaaaaaaahhh...", tubuhku menggelinjang saat mulut pak fer seperti berciuman dengan vaginaku, saat lidahnya menjilat itilku dan bibirnya melumat dengan penuh napsu dengan kumisnya yang menusuk-nusuk geli bibir vagina atasku. tanganku kembali mencengkeram rambutnya namun membuatnya semakin liar menjilati vaginaku hingga akhirnya aku melepas kepalanya dan kubiarkan mulutnya menjelajahi seluruh bibir vaginaku. kedua tanganku beralih mencengkeram kain di sampingku, kedua kakiku mengangkang lebar dengan kepala pak fer yang asik menjilati vaginaku.
"ooohhhh....", lenguhku dengan tubuh bergetar menikmati lidah pak fer yang menggelitik di mulut lubang vaginaku yang terasa menjulur kedalam seakan memaksa untuk memasuki lubang vaginaku yang sudah banjir ini membuat ada rasa nikmat yang begitu sangat nikmat kurasakan.

nafasku semakin tersengal menikmati lidahnya yang sekarang beralih kembali ke itilku yang dibuatnya semakin gatal dan geli.
"oooaaaaahh...", pekikku, tubuhku terhentak dengan itilku yang dijilatinya tiba-tiba pak fer mencolokan jari tengah dan telunjuknya di lubang vaginaku. tubuhku menggelinjang begitu lengkap rasa kenikmatan ini dan aku mereguknya dengan penuh birahi hingga tubuhku semakin terbang melayang dan tak lagi dapat ku bendung orgasmeku.
"oooooohh...", aku memekik dengan tubuhku yang bergetar hebat, kedua kakiku tanpa sadar menjepit kepala pak fer terus saja menjilati dan melumat itilku. nikmat sekali rasanya.

dadaku tersengal dengan kepala pak fer yang ku singkirkan dari selangkanganku. setelah aku meregang kenikmatan orgasmeku. mataku terpejam sambil ku atur nafasku, membiarkan tangan pak fer yang masih mengelus-elus kemulusan pahaku.
"lega ya tri udah keluar...", ucapnya sambil meraih tanganku dan membimbingnya untuk menggenggam kontolnya yang sudah tegak mengeras di tanganku. aku hanya tersenyum dan membuka mataku melihat kontol berkepala jamurnya yang di genggaman tanganku begitu terlihat gagah dengan buah salah yang menggantung di bawahnya. aku bangun dan terduduk sementara pak fer berdiri membiarkan kontolnya tepat di hadapan wajahku yang memandangi kepala kontol jamur itu dengan takjub. satu tanganku lagi membelai buah salak yang menggantung di bawahnya, begitu lembut dan berisi 2 biji salak yang kubelai. tanpa dimintanya aku mengecup dan mengulum kepala kontolnya dan memasukannya kemulutku, ku kulum dan kuhisap, kepalaku bergerak maju mundur hingga kepala kontolnya menyentuh kerongkonganku. pak fer membelai rambutku yang terus bergerak maju mundur.
"oh enak banget tri....", puji pak fer dan aku terus memberinya kenikmatan dengan menghisap di dalam mulutku dengan lidahku membelai dan membaluri kepala kontolnya dengan liarnya. tanganku mengocok dengan semakin cepat dan satu tanganku lagi terus membelai-belai buah salaknya. kontolnya sudah begitu keras dan kencang menegang di mulutku saat pak fer menariknya dari mulutku.
"masukin ya tri...", ucapnya dan aku mengangguk tersenyum seraya aku merebahkan tubuhku terlentang.
"iih pak fer.... jangan direkam....", ujarku dengan manja saat pak fer dengan tangan memegang HPnya merekam di hadapan selangkanganku.
"gak apa-apa tri.. tenang aja... ".
"gak mau ah pak fer... nanti kesebar ketahuan suamiku gimana ?", ujarku lagi seraya aku mencoba menutup wajahku dengan telapak tanganku.
"enggak aman kok tri... cuma buat kolek pribadi aja... masa di sebar2...", ujarnya menenangkanku hingga aku hanya pasrah membiarkan kameranya terus menyala sambil satu tangannya membimbing kepala kontol jamurnya ke mulut vaginaku.
"emhh... pak fer... malu...". ucapku lagi saat kameranya menyoroti wajahku.
"aman kok tri... tenang aja....", ucapnya lagi dan berganti menyorot ke kontolnya yang sudah di hadapan vaginaku. aku hanya mengangkang lebar dengan pasrah menanti kenikmatan yang akan kurasaan dari hujaman kontol berkepala jamur ini di dalam vaginaku.
"eemhh... pak fer...", bisikku lembut dengan nafas berat menggeliatkan pinggulku tak sabar untuk merasakan kontol ini menjejal di vaginaku. melihat aku yang tak sabar, pak fer tersenyum sambil menyorot kemara HP nya ke wajahku sambil memintaku untuk mengatakan kata-kata vulgar yang belum pernah kuucapkan di hadapan suamiku atau lelaki lainnya..
"pengen dimasukin kontol....", ucapku dengan tersipu malu mengulang permintaan nya untuk mengucapkan seperti yang ia inginkan.
"pengen dientot kontol...emmhh.. he he he.. maluuuu...", ucapku lagi mengikuti perkataan yang diucapkannya dengan tertawa.
"iya tri.. sini aku hamili kamu tri...", ujar pak fer membuatku tersentak dengan bersamaan kontolnya melesak masuk menyeruak lubang vaginaku.
"ooooosssshhhhh.....", pekikku dengan tubuhku yang melenting melengkung menggeliat menerima kontolnya yang terus menerobos lubang vaginaku semakin dalam hingga akhirnya terbenam seluruhnya di dalam vaginaku.
"eeeh....", lenguhku melihat pak fer yang tersenyum diatas tubuhku mulai merengkuh diatas tubuhku dan aku hanya menyambut bibirnya yang mengecupku. tubuhnya seakan sudah menyatu dengan tubuhku saling memeluk dan perlahan pinggulnya mulai mengayun naik turun menggenjotku dan kedua kakiku mengangkang dengan lebar.
"eeemmee... emmhh.. emmhh...", lenguhku dengan bibir dilumatnya dan lubang vaginaku yang mulai di aduk-aduk dengan kontol berkepala jamurnya yang menggesek dinding lubang vaginaku begitu nikmat kurasakan membuatku mendesah nikmat mereguk kenikmatan ini. pak fer terus saja melumat bibirku dengan penuh napsu, menciumi pipiku, leherku dan satu tangannya meremas-remas buah dadaku memberi rasa lengkap kenikmatan yang terus ku reguk dari kontolnya yang terus mengaduk-aduk di lubang vaginaku.
"paaak feeerrr.... aaaah... paak feerrr...ooohh....", lenguhku sementara pak fer terus menggengenjot sambil tak lepas kamera HP yang terus menyorot dan merekam ke wajahku dan vaginaku yang sedang dihujam-hujam kontolnya. entah mengapa aku sudah tak malu membiarkannya terus merekam ku, merekam bagian tubuhku yang telanjang ini sedang disetubuhinya. namun tiba-tiba aku tak lagi dapat menahan kenikmatan ini.
"paaak feeeer..... oaaaaaaaaaaaahhhccchhhhh...", pekikku dan tubuhku melengkung bergetar hebat mencapai orgasmeku.

"pak fer...", protesku dengan nafasku yang masih terengah-engah saat kulihat pak fer yang merekam tubuh seluruh telanjangku.
"he he he.. ya udah di taro disini aja...", ujarnya seraya menempatkan HP nya di atas tripod dengan kondisi masih merekap kearah kasur. pak fer tersenyum mendekatiku dengan kontol jamurnya yang berlumuran lendir vaginaku yang ia sodorkan ke mulutku.
"emmhh...", aku membuka mulutku dan melumat menghisapinya hingga lendir yang membaluri kepala kontol dan lehernya hilang kujilat dan kulumat.
"seksi banget kamu tri...", ujarnya seraya merunduk dan melumat bibirku yang masih "belepotan" lendirku sendiri dari kontolnya.

"nungging tri...", pinta pak fer meraih tanganku, aku bangun dan membalikan tubuhku membelakanginya dan menunggingkan bokongku di hadapan kontolnya.
"uuh seksi banget...", pujinya lagi seraya mengelus dan meremas bokongku sebelum akhirnya di tampar-tamparnya dengan gemas.
"aaaah... pak ferrrr....", ucapku dengan rasa malu saat tangannya membelah belahan bokongku, pasti ia dapat melihat lubang dubur selain lubang vaginaku.
"aaaah... paak ferrrr...", ucapku lagi saat pak fer malah membenamkan wajahnya di antara belahan bokongku membuatku risih namun tak dapat kuhindari bahkan aku menggeliat pasrah saat merasakan lidahnya membelai diantara lubang vaginaku dan lubang duburku.
"pak fer... jangan ah....", ujarku seraya memiringkan pinggulku saat lidahnya membaluri lubang duburku.
"ya sudah sini masukin kontol aja...", ujar pak fer sambil memintaku kembali menungging dengan tangannya yang tak bosan mengelus dan meremas sebelum akhirnya mengarahkan kepala kontol jamurnya tepat di depan pintu lubang vaginaku.
"eeeennggggghhhhh....", lenguhku bersamaan dengan kepala kontolnya menyeruak perlahan menjejal nikmat memasuki lorong lubang vaginaku lagi hingga seluruh batang itu terbenam di dalamnya. tangan pak fer mencengkeram pinggulku dan pinggulnya mulai mengayun maju mundur.
ceploook... ceplok... ceplok... bunyi bokongku yang membentur pinggulnya yang mengayun maju-mundur dengan cepat dan keras penuh napsu sehingga batang kontolnya keluar masuk begitu cepat dan deras di lubang vaginaku. aku hanya bisa terengah melenguh dan medesah nikmat dibuatnya.
"aaah... pak ferrrr...", lenguku saat pak fer meraih kedua tanganku dan menariknya kebelakang sehingga aku menungging tanpa tangan yang menumpu dan berpegang tubuhku dan pak fer menggoyang pinggulnya dengan begitu cepat dan deras sehingga aku seperti seekor kuda betina yang sedang dipacu untuk berlari cepat menuju puncak kenikmatan ini.
"aaaaaaaahhh....", pekikku dengan kepala mendongak dan tubuku bergetar hebat mencapai orgasmeku lagi dan sesaat kemudian pak fer melepas kedua tanganku dan aku ambruk tengkurap di kasur dengan nafas terengah-engah. kurasakan bokongku di elus dan di remas sebelum akhirnya pak fer membalikan tubuhku terlentang. kedua kakiku dikangkangannya dan pak fer kembali membimbing kontolnya ke vaginaku.
blesssssshhh..... seluruh kontolnya terbenam lagi dan aku hanya meringis dan mendesah menaham nikmat ini. kusambut bibir pak fer yang melumat bibirku, tubuhnya menindih diatas tubuhku dan pinggulnya mulai mengayun naik turun dan aku mulai meregang menahan rasa geli dan nikmat yang begitu dahsyat.
"pak ferrr....eeehhhh...", ucapku.
"enak tri...?", tanya pak fer menatapku namun pinggulnya terus saja mengayun naik turun.
"geliii banget.....", jawabku dengan kepalaku sesekali menggelepar kekiri dan ke kanan menahan rasa geli menggelitik dinding vaginaku.
"pak ferr.....", ucapku
"kenapa tri...?".
"gak kuaaaat....". ucapku
"keluarin bareng triii....", ucap pak fer dengan nafas memburu dan pinggul yang semakin cepat hingga aku menggeliat tak karuan dibuatnya. hingga tiba tiba aku tak lagi mampu menahan orgasmeku.
"paaaaaaaaaakk.....", pekikku
"iya tri... terima triiiiii....", ujar pak fer sesaat sebelum tubuhku bergetar mencapai orgasmeku, kulihat tubuh pak fer mulai mengejang dan disusul tubuhku yang mengejang nikmat, meregang kenikmatan orgasme secara bersamaan. saat lorong vaginaku meregang orgasme seakan mengempot dan meremas kontol pak fer yang juga bersamaan berdenyut-denyut mulai menyemburkan spermanya yang kurasakan begitu deras dan hangat di dalam vaginaku.tubuh pak fer menghentak-hentak dengan spermanya yang terus saja di tumpahkan di dalam rahimku.
"uuhh...", geram pak fer dengan nafas terengah di atas tubuhku yang juga mulai kembali tenang dari kejang-kejang orgasmeku.

"tri.... kamu cantik banget....", ucap pak fer diatas tubuhku menatap tajam sambil tersenyum lembut dan mengecup bibirku sebelum ia beranjak dan perlahan mencabut kontolnya dari vaginaku.
"ennggghhhh...", lenguhku merasakan lolosnya kontol jamur itu keluar dari lubang vaginaku yang sensitif dan aku terlentang tak berdaya.
"pak fer....", ujarku, melihatnya yang memegang kamera HPnya dan menyorot ku dan menyorot vaginaku.
"diem tri tuh... spermaku keluar....", ujarnya seraya merentangkan kedua kakiku lebih lebar dan menyibak bibir vaginaku, merekam leleham spermanya yang keluar dari vaginaku.
"iih pak fer....", protesku namun aku membiarkannya saja bahkan aku merentangkan dan mengangkangkan kedua kakiku lebih lebar agar ia bisa merekam lelehan itu lebih jelas.
"makasih ya tri bisa hamilin kamu.... biar kamu cepet dapet mongmongan...", ujarnya membuatku hanya tersenyum dan teringat suamiku yang memang jarang untuk menghamiliku. sudah hampir 2 tahun pernikahanku dan memang belum dikaruniain seorang anak.
pak fer berbaring di sampingku dengan tongsis di tangannya, ia merekam wajahku dan wajahnya sambil berpose bersama. sambil terus merekam, pak fer mencium pipiku dan aku tersenyum di dahapan kameranya, pak fer mengecup bibirku di depan kameranya. berbagai pose aku dan pak fer merekam semuanya.

usai membersihkan tubuku aku meraih kimono dan untuk menutupi tubuh telanjangku sebelum aku keluar dari kamar mandi. kulihat pak fer yang masih telanjang dengan kontolnya yang sudah lunglai namun masih terlihat menjulur panjanng seperti belalai.
"tri... dicoba tri...", ucapnya membuka tas di meja.
"kemarin aku beli di boutiq temenku, setelan gamis dan kerudung....". terangnya dengan acuhnya walau masih telanjang duduk di bibir ranjang di sampingku. tanganku menerima tas itu dan membuka dan sebuah gaun gamis yang indah dan kerudung yang begitu serasi dengan warna gamisnya.
"dicoba tri...", pinta pak fer meraih dan membuka kimono yang menutupi tubuhku.
"sebentar tri....", ucapnya dan mengambil HP untuk merekamku.
"iih kok direkam lagi sih pak fer....", protesku namun aku tetap berdiri di hadapan kameranya yang mulai merekam ku dengan tubuh telanjangku ini dan tanpa mengenakan BH dan celana dalam aku memakai gaun gamis baru ini ditubuhku dan kerudung yang membungkus kelapalaku.
"wow... cantik tri...", puji pak fer yang terus merekam dan memintaku untuk berpose. berbagai pose kulakukan dengan senang hati di hadapan kameranya.
"coba diangkat tri gaunnya...", pintanya aku meraih gaun gamisku dan kusingsingkan keatas perlahan memperlihatkan kemulusan selangkanganku yang tanpa terbungkus celanan dalam ini.
"uuuh... seksi banget tri...". pujinya dan sambil tertawa melihat pak fer yang begitu sibuk mrekamku dengan tubuh telanjangnya, kontolnya menggantung bebas di selangkangannya menggairahkanku yang sambil aku menuruti arahannya untuk berbagai pose dengan gamis disingsingkan memperlihatkan dan memerkan selangkanganku yang dihiasi bulu kemaluanku.
"muter tri... nungging dikit....", pintanya lagi dan aku menungging berpegang dinding sambil memegang gaun gamisku agar tak menutupi bokongku. kulihat kontol pak fer yang mengantung
gondal-gandul" sejak tadi sudah kembali menegang sambil memegang dan terus merekamku.
"bentar tri....", ujarnya seraya memasang HP nya di tripod sebelum akhirnya ia mendekatiku dengan tubuh telanjangnya. dihadapan kameranya pak fer memelukku beradegan bersama, menciumku dengan tubuhku yang terbungkus gaun gamis dan kerudung dijamah dan dipeluk-peluknya.
"isep tri...", pintanya dengan menyodorkan kontolnya. aku bersimpuh dan meraihnya, memasukannya ke mulutku dan mengulumnya dengan lembut. pak fer memegang kepalaku yang terbungkus kerudung bergerak maju mundur.
"liat ke kamera tri... pisssss....", ujarnya dan aku melepas kontolnya dari mulutku, menoleh ke arah kamera dan mengucap bersamaan.
"piiiiissssss......". ucapku sambil tertawa.
"sebutin tri...", pinta pak fer dan dengan tetap menoleh ke arah kamera aku menyebutkannya.
"kontol.... kontol gede....", ucapku sambil tertawa malu.
"enak gak kontolnya...?", tanya pak fer memancingku.
"enak... kontol gede enak....", jawabku masih tersipu-sipu dan aku kembali mengulum dan menghisap kontolnya.

"sini tri gantian...", ujar pak fer memintaku berdiri sementara pak fer berganti bersimpuh di depanku.
"angkat satu kaki tri...", pintanya aku menyingsingkan gamisku dan mengangkat satu kakiku keatas meja di dekatku dan pak fer dengan wajahnya yang tepat di hadapan vaginaku menengadah dan menciumi vaginaku.
"eeeehhh....", lenguhku saat lidahnya sudah menyelinap belahan vaginaku dan menjilati dengan liarnya. tak luput itilku dibuatnya menggelinjang geli dan nikmat.
"aaaahh.. pak feeeer...", ucapku lirih seraya melihat kearah kamera yang terus merekam dari depanku. puas sudah menjilati vaginaku pak fer berdiri di hadapanku membimbing kontolnya, kepala kontolnya menyeruak bibir vaginaku dan terus mencari lubangnya hingga akhirnya menyeruak masuk.
"eeeemhhhh...", lenguhku sambil menggigit bibirku menahan rasa geli saat kepala kontol jamur itu menggesek seluruh dinding lorong lubang vaginaku. aku mencoba tetap berdiri tegak dengan kaki tetap mengangkat diatas meja dengan enjotan pinggul pak fer yang mengayun sambil berdiri dihadapanku. aku mulai mendesah dan melenguh.
"pisss trii...", ujar pak fer memintaku mengacungkan 2 jari telunjuk dan jari tengah di hadapan kamera yang masih merekam.
"piiissss...", ucapku bersamaaan dengannya dan kembali aku hanya mendesah dan melenguh nikmat.
"enak tri....?", tanyanya sambil terus mengayun pinggulnya dan tangannya yang mencengkeram di pinggangku, sementara aku menahan gaun gamisku agar tetap terangkat dan tersibak diatas perutku.
"eeeehh... he eeehh.. enak pak..", jawabku sambil terengah-engah.
"enak diapain tri...?", pancing pak fer yang ku mengerti agar aku mengucap kalimat dan kata-kata kotor dan vulgar di hadapan kamera HP nya.
"enak dientot kontol gede punya pak fer...", ucapku tanpa malu namun dengan wajah sayup menahan rasa geli nikmat ini.
"masaaa...", sahut pak fer sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
"iya pak... enak banget... kontol pak fer...", balasku tanpa diminta lagi untuk mengucapkan kata-kata kotor dan vulgar di hadapan kameranya.
"enakan mana sama punya suamimu tri...?".
"enakan kontol pak fer... eeeh... ". jawabku disela lenguhanku.
"masa tri...?!".
"eehh... iya pak fer.... kontol pak fer kerass... kepala kontolnya gede...uuuuhhh...", jawabku lagi.
"bikin nagih ya tri...".
"iya pak... kontol pak fer bikin ketagihan...". ucapku. " adduh... kontol... gak kuaat...", lanjutku seraya pinggulku ikut bergoyang mereguk kenikmatan dari setiap sodokan kontolnya. kedua tangaku berpegang pada leher dan bahu pak fer dengan erat hingga sesaat kemudian aku tak lagi dapat menahan orgasmeku.
"ooohhh... paak... feeer......ooosssshhh... kontooool...", pekikku dan sesaat kemudian tubuhku mengejang-ngejang nikmat mendekap tenggelam di dada pak fer yang memelukku.

"eemhh... ", gumam pak fer menatapku dengan lembut seraya mengecup bibirku, sementara aku mengatur nafasku menyambut cumbuannya. kontolnya masih tertanam di vaginaku.
"nungging tri...", pintanya menarik pinggulnya dan kontolnya menjulur keluar basah berlumur lendirku. aku bersimpuh saat pek fer menyodorkan kontolnya ke mulutku yang menganga dan menghisapnya hingga batang kontolnya bersih dari lendir vaginaku. tangan pak fer membelai kepalaku yang terbungkus kerudung dan memintaku untuk menungging menyamping di hadapan kameranya. gaun gamisku, ku singisngkan hingga bokongku menyembul di hadapan kontolnya yang sudah siap.
Plaak...plak...terdengar tangannya menampar dan meremas bokongku, tak hanya pak fer suamiku pun sering menampar-nampar kecil bokongku.
"angkat satu kaki nya tri....", pinta pak fer meraih dan menahan satu kakiku sehingga aku seperti seekor anjing yang sedang kencing.
"iiih pak fer...kayak doggy...".ucapku
"iya makanya disebut gaya doggy, biar keliatan di kamera memek kamunya.... ".
"kayak doggy kawin... hi hi hi ...", tawaku melihat ke arah kameranya saat pak fer membimbing kepala kontol jamurnya ke lubang vaginaku yang menyelinap dan mulai terbenam menyeruak lubang vaginaku.
"eeeeehhhhhh....", lenguhku dengan kepala terdongak dan kupejamkan mataku saat kurasakan dinding lubang vaginaku bergesek dengan kepala kontol jamurnya.
"oooooooaaaahhhhh....", lenguhku lagi saat kurasakan kepala kontolnya kembali bergerak keluar dan kembali kedalam dengan mengayunnya pinggul pak fer yang kembali menggenjotku sambil memegang satu kakiku keatas agar tetap seperti seekor anjing betina yang sedang kencing.
"enak tri...?". tanya pak fer kepadaku yang hanya melenguh nikmat dengan tubuh menghentak maju mundur.

puas dengan doggy style pak fer mencabut kontolnya dan ia berbaring di lantai.
"kamu di atas tri.... menghadap kamera...", pintanya dan sambil menyingsingkan gaun gamisku, aku membelakanginya sambil mengangkangi pinggulnya, di hadapan kameranya,satu tangaku meraih kontol pak fer agar kepala kontolnya tepat di mulut vaginaku. namun saat kepala kontolnya sudah tepat di mulut lubang vaginaku dan aku tinggal menurunkan tubuhku agar kontolnya melesak masuk, kedua tangan pak fer menahan bokongku menahan tubuhku untuk turun.
"liat ke kemare tri....". ujarnya dan memintaku untuk mengucapkan sesuatu.
"iih pak fer....", protesku
"biar seksi tri...", ujar pak fer yang membuatku tak dapat menolak dengan rasa nikmat yang tertunda dengan kepala kontolnya yang hanya tertahan di mulut lubangku.
"eemhh... kontol suamiku kurang enak.... enakan kontol pak fer.... aku udah ketagihan kontol pak fer...", ucapku seperti yang diinginkannya bersamaan tangannya yang tak lagi menahan tubuhku yang turun dan melesaklah kontolnya di dalam vaginaku.
"he he he... seksi banget kamu tri...", puji pak fer dan aku mulai mengayun pinggulku di hadapan kamera yang merekam dengan jelas vaginaku menelan kontol pak fer. kusingsingkan gaun gamisku agar kedua buah dadaku tetap terlihat dan terekam seperti pak fer inginkan. tubuhku meliuk-liuk nikmat merasakan batang kontol pak fer seperti mengaduk-aduk dengan nikmatnya di dalam liang vaginaku. hingga aku tak lagi mampu menahan orgasmeku lagi. tubuhku mengejang sejadi-jadinya diatas pinggul pak fer yang mencengkeram memegang pinggulku agar kontolnya tetap tertancap di dalam vaginaku.

"eeeehhhhhhhhhhhh....", lenguhku dengan tubuh limbung, pak fer memelukku dan meraih dan membimbingku duduk di bibir kasur dan mendorongku sehingga tubuhku terbaring dengan kedua kaki masih menjulur di lantai. pak fer menyibak dan menyingsingkan gaun gamisku ke atas hingga kedua buah dadaku terlihat, meraih kedua kakiku mengangkang lebar dan kembali membimbing kontolnya ke vaginaku.
"oooooaaaaaaaaaaaaaaaahhhh.....", lenguhku menggeliat nikmat dan pak fer kembali menggenjotku tanpa memberiku waktu istirahat. dadaku diremas-remasnya dengan gemas, bibirnya memagut bibirku dengan penuh napsu.
"triiii....", panggilnya menyebut namaku dengan nada bergetar. matanya yang tepat diatas wajahku menatap dengan penuh arti.
"uuughh.... terima triiiiii....", geramnya dan tubuhnya menghentak-hentak hebat dengan kontol yang menyemburkan cairan hangat di dalam rahimku. hingga kedutan demi kedutan kontolnya terus menyemburkan spermanya hingga tetes terakhir.
"uuuhhh....", nafasnya terengah memandangku dan perlahan menarik kontolnya keluar dari vaginaku.
"uuh... banyak tri... biar kamu cepet hamil...", ujarnya.
"iiih bapak....". ujarku.
"iya kan.... lagian kamu udah 1 tahun lebih menikah masih belum hamil juga sama suamimu...". terangnya sambil duduk di sampingku memperhatikan vaginaku yang kubiarkan mengangkang. aku hanya terdiam, memang benar ucapannya, lagi pula kalo aku hamil oleh pak fer suamiku gak akan tahu, pikirku. apalagi aku memang sudah ketagihan kontolnya, pikirku lagi seraya menyambut belaian tangan pak fer yang menggam lembut tanganku.
"kalo kamu hamil, gak apa-apa ya tri... ?". dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Bersambung 23 <-------------------------
yuMmM gUr111hHh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd