Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Serial : Aku bukan istri setia



1 - keakraban ( scroll ke bawah )
2 - keintiman ( Halaman 6 )
3 - nikmat ( Halaman 12 )
4 - cuti besama ( Halaman 15 )
5 - Exhib ( Halaman 23 )
6 - Mobil Goyang ( Halaman 26 )
7 - Dahaga ( Halaman 29 )
8 - Memendam Hasrat yang tak terkendali ( Halaman 33 )
9 - Untuk ke-3 kalinya aku digilir 2 lelaki dan aku menikmatinya ( halaman 35 )
10-Menanam Beniih ( Halaman 37 )
11-Pamer Istri ( Halaman 40 )
12-CuckOld ( Halaman 42 )
13-Ada Tamu ( Halaman 43 )
14-Tawaran ( Halaman 45 )
15-Kebelet ( Halaman 47 )
16-Sakit ( Halaman 49 )
17-Maaf pak fer, aku ingin sendiri dulu ( Hal 51 )
18-Aku tak dapat menolak ( Hal 52 )


1 - keakraban

"iya pak fer..., tapi aku gak enak nebeng mobil pak fer terus setiap hari...", jawabku sambil tersenyum-senyum meliriknya yang sedang mengemudi dengan suasana keakraban yang semakin terjalin, sudah 2 minggu lebih aku ikut atau nebeng mobil pak ferdian yang rumahnya searah denganku.
"gak apa-apa tri, saya juga kan jadi ada temen ngobrol...", ujarnya walau sesekali terlihat genit namun pak fer membuatku nyaman dengan canda dan tawa di sela obrolannya yang sesekali terselip candaan nakalnya walau sedikit mesum namun dengan jenaka melontarkannya sehingga tak terdengar cabul atau merendahkan.

"ya namanya juga anak-anak pak...", ujarku memberi komentar kepadanya saat ia menceritakan kenakalan dan kelucuan kedua anaknya di rumah yang masih kecil sambil tertawa kecil.
"iya... jadi gimana kamu sudah bikin anak...? ". selorohnya dengan tiba-tiba memotong ucapanku.
"iih pak fer...", sergahku seraya mencubit lengannya, aku hanya tertawa.
"pasti tiap malam kan... ha ha ha...", balasnya dengan kembali meledekku, aku ikut tertawa sambil berusaha mencubit perutnya dan membuat pak ger meringis menahan cubitanku sambil tetap memegang stir mobilnya
"ya gak tiap malam kali pak fer... lemes dong...hi hi hi..", ujarku menimpalinya.
"loh kenapa gak tiap malam..? apalagi kamu kan masih muda, baru 2 tahun menikah... ", kejarnya membuatku tersipu dengan wajah memerah yang kusembunyikan dengan menoleh ke sisi kiri jalan raya, andai benar bisa tiap malam, dalam hatiku berbisik dengan rasa gundah di hatiku sambil tertawa dan tersipu mendengar pak fer yang terus memberondong dengan menceritakan kalimat-kalimat kemesraan dan kenikmatan pasangan muda seusiaku seperti ini.
"iih kok jadi dibahas...", sergahku memotong hanya bisa tertawa dengan rasa malu dan risih.
"maaf ya tri... cuma becanda kok... ", ucap pak fer yang menjelaskan kalo ia hanya becanda dan menggambarkan dirinya saat masih menjadi pasangan muda dahulu.

"kok keliatan lemes sih tri pagi ini..?!', ucap pak fer kepadaku saat di pagi hari menjemputku di depan komplek, aku duduk di sampingnya dan ia mulai mengemudi menuju kantor. sambil tersenyum aku menjelaskan kalo semalam aku gak bisa tidur.
"hayo berapa ronde sama mas nya he he he... ", sambil tertawa pak fer menggodaku yang hanya bisa ikut tertawa. andai benar semalam aku digenjot suamiku seperti perkataan pak fer tentu nikmat sekali tapi kenyataannya aku melakukan masturbasi sendiri disamping suamiku yang sudah terlelap tertidur lelah.
"iih pak fer... ", sergahku.
"ya gak apa-apa kan sudah sama2 dewasa... lagian kan kamu sama suamimu... bukan sama orang lain kan he he", ujarnya.
"ya gitulah pak fer... ", kelitku sambil tertawa mencubit pinggangnya yang menghindar geli.

"iiih masa sih pak fer...?", tanyaku saat obrolan pak fer membahas tentang sperma.
"iya katanya... dengan dioles ke wajah...buat masker jadi bikin awet muda...atau di telen waktu ngisep....". ucapnya dengan nada serius. namun sejak tadi aku merasa vaginaku sudah basah. ku lirik tonjolan selangkangan pak fer yang terlihat menggelembung.
"tapi kamu pernah isep kan punya mas mu ...?!", ujar pak fer mengejutkan lamunanku.
"eehmm.. iya.. pernah... sekali...". jawabku entah apa yang membuatku menjawab begitu polosnya.
"loh kok pernah sekali...?", tanyanya dengan menatapku dan membuat wajahku memerah malu. pak fer memberondongku dengan kalimatnya yang seakan membuatku tak dapat mengelak dari keadaanku yang sebenarnya, pak ferdian seakan bisa membaca pikiranku.
"mas mu langsung main masukin aja ya ?", tanyanya.
"iya pak fer...", jawabku dengan hati terbuka kepadanya, bahwa itulah kehidupan sex ku, aku merasa kurang terpuaskan dengan kesibukan pekerjaan suamiku yang menyita waktu.
"coba deh tri... kamu isep dulu... he he he..", ucap pak fer seraya memberikan petunjuk kepadaku agar lebih baik memberikan pelayanan kepada suamiku hingga sampai tiba di parkiran kantor.

sore hari menjelang jam kerja usai aku masih di toilet kantorku dengan rasa nikmat yang kurasakan sambil menahan desahan dan lenguhanku sendiri, sementara tanganku memegang selang semprotan yang kuarahkan ke vaginaku dengan kedua kaki mengangkang diatas toilet dan air yang deras menyembur ke arah vaginaku dengan semprotan air pada daging kecilku yang gatal dan terasa sangat nikmat sekali saat air yang memencar deras ini menyembur dan menerpa di itilku.
"uuusshh...", desahku sementara satu tangan lagi kucoba untuk mencolok lubang vaginaku sendiri.
"oooh...", lenguhku saat 2 jari tanganku terbenam. namun tiba-tiba HP ku berdering membuatku terkejut dan menghentikan kenikmatan ini.
"tri... sudah siap ?, saya tunggu di parkiran ya...", terdengar suara pak ferdian yang rupanya aku tak sadar sudah jam pulang kantor.
"iya pak fer...", sahutku seraya bergegas merapikan gaun gamisku dan kerudungku. aku menggulung dan melipat celana dalamku yang tak kupakai karena basah untuk mengeringkan dan membersihkan vaginaku tadi, memasukannya ke tas kecilku dan bergegas keluar menuju area parkir mobil.
"maaf pak fer...", ujarku berbasa basi.
"kirain kamu lembur...". ucap pak fer sambil menjalankan mobilnya meninggalkan area parkir.

"iih pak fer... masih dibahas aja...", ujarku saat topik pembiracaannya kembali membahas kehidupan sex ku seperti berangkat tadi pagi hingga aku tak dapat mengelak dan malah menimpalinya dengan menjawab apa adanya sambil tertawa.
"eh maaf pak fer...", ujarku saat terdengar suara dering HPku.
"telpon dari suamiku...", ucapku kepadanya dan aku mengangkat teleponku dan aku membuang pandanganku ke sisi kiri jalan, terdengar suara suamiku yang mengabarkan kalo ia pulang agak terlambat sore ini.
"ya pah... ", jawabku dengan lembut dan mesra mengakhiri dan menutup telepon ku dan pak ferdian dapat menerka isi pembicaraan suamiku tadi dan dengan mimik serius memberi wejangan kepadaku agar tetap melayani suamiku dengan baik namun diujung wejangannya pak fer mengakhiri dengan kalimat mesumnya yang membuatku tertawa.
"iiih pak fer...", ujarku sambil tanganku kembali mencoba mencubit pinggulnya namun aku hanya tercengang melihat kearah tangannya yang memegang kain putih.
"ini celana dalam kamu tri...?, tadi jatuh dari tas kamu...tadi waktu angkat telepon..". ujarnya membuat wajahku memerah malu.
"eehh pak fer....", pekikku melihat nya yang menempelkan celana dalam ku itu dihidungnya dan menghirup dalam-dalam dengan atraktif di hadapanku. aku merebutnya dengan cepat dan kasar dari tangannya dan memasukannya ke dalam tasku.
"maaf tri cuma becanda...", ujar pak fer dan aku hanya diam seribu bahasa dengan rasa malu dengan wajah meemerah padam. hingga aku turun dari mobilnya di depan komplekku tanpa mengucapkan kata-kata ataupun terima kasih kepadanya.

aku menmbanting tubuhku di kasur tanpa membuka dan mengganti gaun gamisku bahkan kerudungku hanya tas ku yang berisi CD ku tadi yang ku lempar ke atas meja. walau agak kesal dengan perbuatan pak fer tadi yang mencium CD ku namun tersirat rasa seksi dan tersanjung bahkan merasa bergairah. aku tersenyum menerawang saat pak fer mencium CD ku entah apa yang dirasakananya, ah membuat hasratku berdesir aku meraba selangkanganku yang tak terbungkus CD itu. gaun gamisku yang singsingkan dan terbuka selangkanganku yang polos dengan bulu jembutku yang tercukur rapih dengan belahan bibir vaginaku yang sudah berlendir sejak tadi.
"emmhh...", lenguhku menggigit bibirku, terbayang tonjolan besar di selangkangan pak fer tadi yang sempat kulirik.

"oooooh...", lenguhku lagi dengan jariku yang kucolokkan ke lubang vaginaku yang sudah banjir oleh lendirku sendiri. 2 jari telunjuk dan jari tengan sudah bermain dan mencolok terbenam di dalam lubang vaginaku dengan pangkal jari menekan daging kecilku yang terasa gatal, terasa nikmat menjalar di sekujur tubuhku saat itilku semakin kutekan dan kumainkan. kedua buah dadaku dengan puting terasa mengeras ingin diremas, hasratku terbakar dengan cepatnya. terbayang kontol suamiku yang menerobos vaginaku dengan nikmat, namun sesaat kemudian entah mengapa bayangan tonjolan di selangkangan pak fer menggantikan bayangan itu di kepalaku dengan hasrat ku yang semakin membara terbakar di sekujur tubuhku. namun tiba-tiba HP ku berbunyi, nafasku tersengal melihat ke arah HPku seraya kubersihkan jariku dari lumuran lendirku. telepon dari pak fer !, dengan rasa terkejutku dalam hati.
"ya pak fer...", jawabku saat kuangkat HP ku, terdengar suara pak fer yang meminta maaf kepadaku dan aku pun meminta maaf juga kepadanya, aku menjelaskan kalo aku tidak marah, hanya saja aku merasa malu jelasku panjang lebar dan dengan bijak pak fer mengerti akan keadaanku.
"maaf tri... saya kebawa napsu...", ucap pak fer yang berterus terang merasa napsu sekali melihat CD ku apalagi dengan kecantikanku dan usia mudaku yang baru saja menikah membuatnya terbawa napsu hingga berlebihan hingga tak sopan jelasnya.

"pagi pak...", salamku kepada pak fer dan aku seperti biasa duduk di sampingnya pak kusir yang mengemudi delman eh pak fer yang mengemudikan mobil. pak fer menjawab dengan ramah dan bersikap seperti biasa dengan obrolan ringan dan sedikit candaannya yang membuatku tersenyum-senyum hingga terasa singkat sudah sampai di kantor. namun terasa ada yang hilang yang kurasakan dari orbolan dan candaan pak fer, candaan cabulnya yang tak keluar dari mulutnya hingga menjelang siang terus terpikir olehku. ah mungkin karena kejadian tidak enak kemarin, pikirku sambil jariku dengan lincah menekan tombol di HP ku.
"pak fer kok diem aja...". aku mengirim chat-ku kepadanya dan lansung dibalasnya dan kembali aku membalas nya dengan cepat.
"ya enggak lah tri... cuma kirain kamu masih marah...". balas chat pak fer, aku membalasnya dengan menjelaskan kalo aku tak marah malah mengiranya dia yang marah karena tak ada candaan cabulnya atau membahas dan menyinggung urusan ranjang rumah tanggaku jelasku sambil memberi emosi icon tertawa.
"eh.. bytheway.. kamu pake CD tri...?". balas pak fer membuatku tersenyum-senyum sendiri.
"iih pak fer...". balasku.
"eh maaf tri... jangan marah ya tri, saya cuma penasaran...", balasnya lagi.
"gak pake... kok pak...". ketikku namun sebelum aku menekan tombol SEND, aku menghapusnya kembali karena saat ini aku memakai CD.
"pake kok pak... pak fer, pengen aku gak pake..?". ketikku dengan nada menggoda namun aku kembali menghapusnya dengan rasa ragu.
"iih pak fer... pake dong pak...". ketikku dan ku kukirim.
"kirain enggak he he he... maaf lagi tri... cuma becanda tri...". balas pak fer sesaat kemudian.
"gpp kok pak fer... tapi kalo pak fer pengen aku gak pake... aku lepas deh...". ketikku dan mengirimnya dengan rasa geli dan tersipu-sipu sendiri di mejaku.
"serius tri ?!". balas pak fer dan aku membalasnya dengan "serius".
beberapa saat tak ada balasan dari pak ferdian yang hanya terlihat tanda chat telah dibacanya bahkan hingga sore menjelang usai jam kerja.

"pak fer kok gak bales chat aku..?", ucapku saat duduk di sampingnya yang mulai mengemudi, membuka pembicaraanku.
"chat tadi siang...?". pak fer balik bertanya dan mejelaskan kalo ia ada miting hingga sore.
"kamu serius gak pake CD tri..?", ucapnya perlahan dengan mimik mukanya yang serius dan nyengir sehingga terlihat lucu olehku yang tertawa melihatnya.
"ih serius tri... saya udah deg2an ngebayanginnya ini...", sergahnya melihatku yang hanya tertawa.
"ih serius... ha ha ha...", balasku sambil kembali tergelak tertawa sambil kulirik tonjolan di selangkangannya yang terlihat lebih besar, kulihat pak fer yang hanya tersipu dengan wajah "mupeng" nya. sesaat aku dan pak fer terdiam sambil kulirik kembali tonjolan diselangkangannya yang masih terlihat menonjol.
"pak fer mau liat kalo aku gak pake CD...", bisikku dengan dada berdebar dan hasratku yang sudah terbakar di otakku. akal sehatku sudah tersingkir dari kepalaku, sebagai wanita bersuami bahkan aku memakai kerudung seharusnya aku tak pantas untuk mengatakan dan melakukan ini, namun napsu telah menguasai ku.
"be bener nih tri ?", ujar pak fer dengan wajah terkesiap terkejut dan sumringah menoleh dan memandang kearahku, beruntung posisi mobil masih berhenti di depan lampu merah.
"ngarep.com ya pak.... ha ha ha...", tawa ku meledak. pak fer hanya tersenyu meringis ku tertawakan. kulirik tonjolan selangkangannya yang masih terlihat menonjol.
"kirain beneran mau ngasih liat tri...", ucap pak fer sambil mengemudi.
"emang pak fer gak percaya... ? he he he", tukasku dan sekali lagi kulirik tonjolan diselangkangannya.
"enggak...", jawabnya dengan cepat sambil cengar-cengir cabul namun terlihat dengan mimik wajah yang lucu. aku membuka tas kecil ku dan kuperlihatkan kain putih CD ku yang terlihat rapih di dalamnya.
"waaah...", ucap pak fer terperangah namun mobil sudah sampai di pintu gerbang komplek perumahanku dan aku keluar sambil tertawa memberi salam dan terima kasih kepadanya.

Bersambung ke 6 <--------------------
Cantik sekali Hu.. Wajah bya
 
Ditawarin Enak suamiku

"ih papah... esshh...", ucapku, disela desahanku dengan tubuh telanjangku yang menungging menghentak-hentak maju mundur oleh hentakan pinggul suamiku yang menghujam-hujamkan kontolnya dari belakangku.
"mau ya sayang...?!", ujar suamiku lagi. entah aku harus menjawab apa dan aku sedang menikmati hujaman kontolnya membuatku malas untuk berpikir.
"terserah pah....", jawabku, aku memang bukan wanita suci dan aku memang bukan istri setia, teringat lelaki-lelaki yang pernah menyetubuhiku, mereguk kenikmatan dan menjamah tubuhku dan aku menikmatinya dan aku tak perlu menimbang-nimbang lagi untuk meng-IYAKAN permintaan suamiku yang selama ini sering ia utarakan, ia ingin sekali melihatku disetubuhi lelaki lain, permintaan yang aneh bukan ?
"yes !!!, terima kasih sayang....aku pengen liat kamu dientot cowok lain...", ujar suamiku lagi dengan pinggulnya yang menggenjotku semakin cepat bersemangat penuh napsu. aku hanya terdiam, tubuhku memang sudah dinikmati lelaki lain tanpa sepengetahuannya, pikirku jadi bagiku aku sudah pernah disetubuhi lelaki lain dan dengan meng-iyakan tarawan suamiku ini aku jadi tak perlu diam-diam dengan lelaki lain utuk mereguk kenikmatan seksual dengan lelaki lain.
"uughhh... uuuuhh...", geramnya dengan pinggul menghentak-hentak menyemburkan spermanya di dalam rahimku.
"uugh... kamu seksi banget sayang...", pujinya saat usai orgasmenya sambil mencabut kontolnya dari vaginaku.

aku beranjak dari ranjang, dengan tubuh telanjangku menuju kamar mandi, meninggalkan suamiku yang sudah terkapar puas.
"eessshhh...", lenguhku belum sampai ke kamar mandi, saat aku menjamah itilku.
"uhh... aku masih pengen.... tadi baru 2x aku orgasme, tapi masih pengen....", bisik hatiku, seraya kuurungkan ke kamar mandi berbelok aku melangkah ke sofa diruang tengah. bokongku mendarat di sofa dengan kedua kakiku rentangkan lebar-lebar, kuusap itilku yang terasa nikmat dan semakin nikmat. apalagi saat ku colokkan jariku menusuk lubang vaginaku.
"uuhhhh... esssshh... masih pengen kontol...", bisiku disela desisanku dengan tanganku yang bergerak semakin cepat menghujam-hujamkan jariku. terbayang pak naryo yang menjamahi tubuhku, aku tak ingin membayangkan pak fer karena aku masih kesal dengannya. terbayang pak naryo yang menciumi dan menjilati vaginaku yang katanya lebih mulus dan sempit di banding punya istrinya di kampungnya.
"ooohhhh...", lenguhku dan sesaat kemudian tubuhku mengejang hebat dan kunikmati orgasmeku hingga 4x aku mendapatkan orgasmeku di sofa hingga tengah malam.

*-*

"papah yakin... gak cemburu atau marah... ?", ucapku sambil kulirik suamiku yang duduk di sampingku sambil menyetir.
"enggak sayang...", jawabnya singkat dan terdiam kembali. maaf suamiku, bisiik hatiku membatin, bagiku ini bukan pertama kali nya, tubuhku dijamah lelaki lain walau tanpa sepengetahuannya, yang membuatku sedikit risau, grogi atau sungkan adalah karena nanti saat aku disetubuhi lelaki lain disaksikan oleh suamiku sendiri, itu yang membuatku terasa aneh. aku takut dia akan marah dan meninggalkan aku.
"mmhhh...", aku menghela nafas dengan rasa tak karuan, antara suka namun terasa aneh karena ada suamiku nantinya.
"kamu mau kan sayang...?", tanya suamiku sesaat memandang wajahku yang menolehnya.
"iya, asal papah nanti jangan ninggalin aku setelah ini terjadi...", ucapku.
"enggak sayang... ". ujarnya menenangkanku.

di depan pintu kamar hotel.
"tok... tok tok...", tangan suamiku mengetuk pintu kamar di hadapannya.
"oh mas hendra !, masuk mas...", ujar seorang lelaki setengah baya saat pintu terbuka, umurnya lebih tua dari suamiku, seumur dengan pak fer, pikirku.
"ooh tri.....", sebut lelaki itu saat suamiku memperkenalkannya, ia menyalamiku dengan wajahnya yang sumringah seakan terkagum memandangiku.
"cantik banget...", pujinya dengan tangannya yang tak melepaskan tanganku yang terus digenggamnya, sambil terus memujiku kecantikanku dan penampilanku yang berkerudung dan bargaun gamis panjang menutupi tubuhku. membuatku tersadar akan hal ini, aku menutupi tubuhku sementara aku akan berbuat maksiat dengan nya dengan seijin suamiku, terasa sia-sia bukan ?. aku hanya terduduk diam di samping suamiku sambil menerima soft drink dari tangan oom danu yang mengobrol dan berbasa-basi dengan suamiku. aku merasa rikuh entah karena apa, apa karena ada suamiku atau karena lelaki itu ?, aku tak tau tapi dadaku berdebar debar seakan menanti sesuatu akan terjadi walau bukan pertama kalinya aku dengan lelaki selain suamiku.
"santai saja tri...", ujar oom danu kepadaku sambil duduk di sampingku, aku hanya tersenyum kepadanya seraya sesaat melirik kearah suamiku.
"gak nyangka, kalian pasangan muda... aku merasa beruntung....", ujarnya lagi sambil tersenyum menatapku yang semakin dibuatnya rikuh dengan adanya suamiku di sampingku. tangan oom danu diatas pahaku yang masih tertutup gaunku yang menjulur sampai mata kakiku.
"oh ya... aku mau kasih liat...", ujarnya sambil jarinya membuka ponselnya.
"ini istriku... ya sudah berumur seperti aku,... ini anakku masih usia 6 tahun...", ujarnya memperlihatkan poto anak kecil di layar ponselnya. aku hanya tersenyum sambil memperhatikan setiap poto anaknya yang lucu, membuat suasana lebih mencair bagiku.
"lucu ya oom...", ujarku sambil tersenyum mengomentari anaknya yang memang lucu dengan pipinya yang tembem.
"nanti kalian juga punya anak yang lucu...", ujarnya.
lelaki baik, pikirku dengan penampilannya yang bersih, rapih terlihat elegan bagiku dan kata-katanya yang sopan dan berwibawa mampu mencairkan suasana tegangku sejak tadi.
"santai saja tri... sambil nonton ya...", ujarnya seraya tangannya menekan tombol remote dan menyalakan tv di depan ranjang dan membuatku terhenyak saat dilayar tv menampilkan adegan film porno. seorang lelaki yang sedang mencumbui seorang perempuan dengan tubuh telanjangnya.
aku hanya terdiam tak bergeming, entah apa yang harus ku lakukan, mengomentari atau hanya diam membuatku salah tingkah di hadapan suamiku sendiri. saat tangan oom danu yang diatas pahaku yang tertutup gaun mulai mengusap lembut, aku merapatkan tubuhku dengan bersandar di dada suamiku sehingga tubuku lebih menjauh dari oom danu, sesekali mataku tertuju pada tontonan di hadapanku yang mulai memanas dengan adegan lelaki dan perempuan dengan tubuh telanjang saling bergumul melakukan adegan sex.
"pah..?!", ucapku lirih saat melihat tangan oom danu yang sejak tadi mengusap-sap di atas pahaku dan perlahan tangan suamiku menarik gaunku keatas dan semakin keatas.
"ssstt...", bisik suamiku sambil jari telunjuknya menempel di bibirnya, agar aku tak memprotes apa yang dilakukannya. mataku kembali tertuju pada layar TV, seorang perempuan yang mengangkang sedang di ciumi vaginanya oleh seorang lelaki, dengan bersamaan tangan suamiku yang menyingsingkan gaun gamisku sudah tersingkap. aku hanya diam, membiarkannya kedua pahaku yang terlihat. aku menoleh ke oom danu yang tersenyum kepadaku.
"mulus banget.....", pujinya dengan wajah sumringah penuh napsu, tangannya menyibak gaunku sehingga selangkanganku yang terbungkus celana dalam satin putih gading, semakin terlihat jelas di hadapannya. aku menoleh ke suamiku yang melihatku dan mengangguk kepadaku agar membiarkan oom danu melakukan apapun kepadaku.
"emhh...", lenguhku saat tangan oom danu mengelus pahaku.
"buka kakinya sayang... ", bisik suamiku agar aku membuka kedua kakiku lebih lebar di hadapan oom danu yang sudah bersimpuh di hadapan selangkanganku.
"aaah...", lenguhku sambil merentangkan kedua kakiku dan jari oom danu menyentuh celana dalamku terlihat basah tepat pada belahan vaginaku, dadaku berdebar saat oom danu merundukan kepalanya dan mencium tepat di celanaku yang basahku itu.
"eeeehhh...", lenguhku seraya tanganku menahan kepala oom danu yang terus merangsak di pangkal selangkanganku. nafasnya menderu menciumi aroma vaginaku dengan penuh napsu.
"dibuka ya tri...", ujar oom danu sambil tersenyum tanpa menunggu jawaban dariku, tangannya meraih celana dalamku dan kembali aku menoleh ke suamiku yang memandangku dan mengangguk agar aku membiarkan apa yang oom danu lakukan lagi. kubiarkan celana dalamku yang perlahan melorot dari pinggangku dan satu persatu terlepas dari kedua kakiku. aku malu, menutup vaginaku dengan tangaku.
"buka sayang... kasih liat..", bisik suamiku, sambil memandang oom danu yang tersenyum kepadaku, aku membuka tanganku dan terlihatlah olehnya belahan vaginaku.
"wah... masih mulus banget... beruntunglah aku... ", ujar oom danu sambil tangannya merentangkan kedua kakiku lebar-lebar.

*-*
"glek...", aku menelan ludah dengan dada berdebar karena antara rasa cemburu dan napsu, membaur campur aduk dalam dadaku, menyaksikan sistriku dengan gaun gamisnya yang tersingkap dengan kedua kaki terbuka mengangkang di hadapan seorang lelaki yang memandang selangkangan istriku dengan penuh napsu. bebera kali oom danu memuji kemulusannya sambil tangannya yang menjamah dan mengelus dengan bebas kedua paha istriku hingga bulu kemaluan istriku yang sudah tak lagi terbungkus celana dalamnya.
"maluuuu...", ucap istriku tangannya mencoba menutupi pangkal selangkangannya saat wajah oom danu mendekat tepat di hadapan vaginanya. dengan lembut aku meraih tangannya dan menyingkirkan dari vaginanya yang kini terpampang di hadapan wajah oom danu yang memandang dengan penuh napsu.
"masih mulus hen... memek istrimu...", puji oom danu kepadaku dan memang masih mulus karena istriku belum pernah melahirkan juga, pikirku. ku kecup istriku agar tenang membiarkan oom danu menikmati, menjamah vaginanya. tubuhnya menggelinjang saat jari oom danu mengelus dan mengusap itilnya yang terlihat sudah mengeras menonjol.
aku tersengal, menyaksikan oom danu yang merentangkan kedua kaki istriku lebar-lebar, wajahnya merunduk dan ah... kulihat lidah oom danu menjulur keluar dan menyapu itil istriku yang mendesah, menggelinjang. tangan lentiknya menggenggam erat tangaku sambil mengigit bibirnya sendiri merasakan kenikmatan yang diberikan oom danu kepadanya.
"enak sayang...?", bisikku seraya ku kecup pipinya.
"geli... eeeessshhhh...", jawabnya.
kusingsingkan gaun gamisnya agar aku lebih jelas melihat oom danu mencumbui vaginanya. sungguh pemandangan yang menggairahkan bagiku, melihat dengan mata sendiri di hadapanku, seorang lelaki paruh baya sedang menjilati vagina istriku yang menggeliat, melenguh dan mendesah nikmat di pelukanku.
"aaaaahhhh....", lenguh istriku.
"udah basah banget ya tri...", ujar oom danu sambil mencolokkan jarinya ke lubang vagina istriku.

aku menyingsingkan gaun gamis istriku hingga buah dadanya terlihat saat oom danu kini beralih ingin mencumbui buah dada istriku. BH istriku sudah ku lepas, dua bukit indah yang kenyal menyembut di hadapan oom danu yang menjamah, meremas lembut. istriku duduk tegak membusungkan dadanya seperti yang kuminta kepadanya.
"ooohhh....", lenguh istriku, oom danu sudah melumat putingnya sambil tangannya terus saja meremas-remas. bergantian mulutnya melumat dan menghisapi puting istriku dengan ganasnya. teringat pak chandra yang pernah beberapa kali menikmati tubuh istriku ini namun dalam keadaan istriku tidak sadarkan diri, kini dihadapanku dan dengan sadar istriku menikmati cumbuan lelaki lain.
"glek...", aku menelan ludah dengan cumbuan oom gun yang semakin panas. oom gun membuka celananya dan kontolnya yang sudah mengeras tegak berdiri mengacung di hadapan wajah istriku.
"isep sayang... biar suamimu liat... kamu bikin kontol oom enak... he he he..", ujar oom gun yang sudah benar-benar bernapsu. aku beringsut mundur, duduk di bibir ranjang, memberi ruang kepada oom danu untuk menikmati istriku yang masih duduk di kasur sementara oom danu yang berdiri menyodorkan kontolnya. tangan lentiknya meraih batang kontol itu dan mulutnya menganga memasukannya ke mulutnya. tangan oom danu membelai kepala istriku yang masih terbungkus kerudung, batang kontolnya tenggelam dalam hisapan mulut istriku.

puas dihisap, oom danu meminta ijin kepadaku untuk menyetubuhi istriku.
"boleh hen...?", tanya oom danu, aku mengangguk dan melepas istriku ke pelukannya.
"papah...", ucap istriku memandangiku, aku mengangguk kepadanya agar menurut dan pasrah dalam rangkulan tangan oom danu yang mencium bibir dan perlahan sambil direbahkannya di kasur.
"eh... gak dilepas dulu oom...?", tanyaku kepada oom danu melihat istriku masih berkerudung dan bergamis walau gamisnya sudah tersibak keatas dan tubuh telanjang istriku sudah terpampang di hadapannya namun aku pikir agar leluasa biar pakaian istriku di lepas dan telanjang bulat, pikirku.
"enggak hen.... keliatan lebih cantik dan seksi kalo pake kerudung dan gamis gini...", jelas oom danu sambil tangannya mengelus dan membelai bulu kemaluan istriku. oom danu kembali menjelaskan kalau memiliki obsesi ingin menyetubuhi wanita berjilbab. dan kusaksikan tangan oom danu yang merentangkan kedua kaki istriku, bersimpuh di hadapan selangkangan istriku sambil tangannya membimbing batang kontolnya. mata oom danu memanda istriku dengan penuh napsu.
"oooohhh...", lenguh istriku saat kulihat kepala kontolnya yang menyeruak lubang vagina istriku. menjejalkan kepala kontolnya yang semakin tenggelam masuk kedalam, perlahan batang kontol itu semakin masuk hingga seluruhnya terbenam. istriku melenguh dengan tangannya yang ku genggam.
"uugh... masih sempit banget hen memek istrimu.. uuh...", puji oom danu kepadaku dengan suara bergetar seraya aku memadang dengan nanar vagina istriku yang dihujam-hujam batang kontol oom danu yang keluar masuk, teringat kontol pak chan yang juga beberapa kali keluar masuk vagina istriku, namun kali ini dengan oom danu, istriku dalam keadaan sadar sehingga dapat kulihat reaksi wajahnya yang cantik sayup dengan mulut menganga.
"oooh... eesshhh... oooh....", lenguhnya.
"enak sayang...?", ucapku menggenggam erat tangannya. istriku hanya menolehku sambil mengigit bibirnya, mendesah dan melenguh menyertai kontol oom danu yang keluar masuk walau masih perlahan.
tubuh oom danu mulai melandai mendarat dan merengkuh diatas tubuh istriku yang pasrah di bawahnya. bokong oom danu mulai bergerak naik turun dengan lenguhan istriku yang terengar mengiringinya semakin bersahutan. ku elus kontolku sendiri yang sudah mengeras sejak tadi sambil kulihat istriku yang menyambut bibir oom danu yang melumatnya.

Lanjut baca ke halaman 56 <---------------------------
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Waduh jam segini masih goreng kentang juga, mang. 😁
Nunggu matengnya lama dong.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd