Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
2 - keintiman

di dalam kamar mandi, aku tersenyum-senyum di hadapan kaca sambil melihat tubuh telanjangku dengan pikiranku yang terbayang wajah pak fer yang mupeng dan terlihat lucu mengetahui aku tak memakai CD sore tadi. kubelai bulu jembutku, mungkin suatu saat aku akan memperlihatkannya kepada pak fer, bisik hatiku dengan birahiku yang membara dikepalaku.
"uuuuhhh.... eessshhh....", desahku jariku sudah mengulas-ulas itilku sendiri sementara lubang vaginaku terasa mengempot-empot seakan ingin ada yang dihisap dan di lumat di dalamnya, ya pengen kontol yang keras menghujam di dalamnya.
"eemhhh... pengen kontol....", ucapku lirih menggeliat dengan jariku bergerak cepat mengulas-ulas itilku.
"aaaaahhhh...", lenguh panjangku, 2 jari sudah kucolokkan di lubang vaginaku yang lapar dan ingin dijejal sesuatu, sesuatu yang hangat, keras dan mengaduk-aduk lubang ini dengan nikmatnya hingga aku tak dapat lagi menahan orgasme ku sendiri, aku mengejang nikmat walau dengan tanganku sendiri.

usai mandi, aku hanya mengeringkan tubuh telanjangku yang kubiarkan terbuka, melenggang keluar dari kamar mandi. kuambil dasterku dan memakainya untuk menyambut suamiku pulang kerja malam ini.
"paaah....", bisikku sambil mengusap dan membelai dadanya yang kekar. kubiarkan dasterku tersingkap agar ia tau kalau aku tak memakai CD atau BH didalamnya,
"papah gak pengen...?", bisiku lagi.
"gak sekarang sayang.... aku capek banget hari ini...", jawab suamiku dan aku hanya terdiam kecewa berbaring di sampingnya.

pagi hari, aku sudah siap berangkat ke kantor setelah seperti biasa melepas suamiku yang lebih pagi sudah berangkat lebih dulu. aku memandang diriku di hadapan kaca, tersenyum sambil merapihkan kerudungku, ku kenakan baju atasan berlengan panjang, dan gaun panjang yang menutup dari pinggang hingga mata kakiku, namun pagi ini ada yang berbeda dan membuatku sedikit gugup karena aku tak memakai BH dan Celana dalamku yang kulipat dan kubungkus di dalam tasku.

aku berdiri di gerbang komplek perumahanku menunggu mobil pak fer menjemputku seperti biasa namun kali ini dengan rasa sedikit risih dan khawatir setiap kali ada lelaki yang melihatku seakan mereka mengetahui aku tak memakai BH dan celana dalam di balik gaun dan bajuku.
"tega kamu tri...!", ujar pak fer usai menjawab salam pagiku dan baru saja aku duduk disampingnya dan mobil baru mulai berjalan.
"hah... pak fer aku salah apa...?", tanyaku dengan mimik penuh tanya menoleh kearahnya dengan wajahnya yang cemberut namun jadi terlihat lucu. pak fer langsung menjelaskan dengan panjang lebar, kalo ia tak bisa tidur dan membuatnya mupeng semalaman ditambah istrinya sedang lampu merah.
"haduuuh... trii... trii...", eluh pak fer dengan mimik semakin terlihat lucu membuatku tertawa.
"iiih ya ampuun... pak fer...". ujarku sambil tersenyum-senyum mendengarnya dan terdiam merasa tidak enak kepadanya namun membuat semakin dag dig dug di dadaku karena sejak malam memang aku sudah berniat untuk memberinya sesuatu yaitu mengijinkannya untuk melihat aku tak memakai celana dalam jika ia meminta pagi ini, ya jika ia meminta karena sebagai perempuan aku tak mungkin tiba-tiba memperlihatkan atau menawarkan kepadanya. aku tersentak dari lamunanku saat tangan pak fer memegang tanganku, lembut menggenggam dant aku hanya membiarkannya sambil tersipu malu kepadanya. pak fer mencium tanganku dengan lembut, namun tak lama karena ia harus mengemudikan mobilnya. sementara dadaku berdebar-debar entah apa yang terjadi.

sesampainya di kantor, aku bergegas ke toilet. gaun ku kusingsingkan dan aku jongkok dengan kaki mengangkang
"emmhh...", lenguhku seraya membersihkan vaginaku yang berlendir dan mengeringkannya dengan tisue, kurapihkan gaun ku dan kerudungku dan melenggang keluar dari toilet tanpa BH dan celena dalam yang kupakai dibalik gaunku hingga seharian aku berkerja

"kamu gak pake CD kan tri..?", tanya pak fer sore itu sambil cengengesan mengemudi memandang ke depan.
"iih pak fer dibahas lagi...", jawabku dengan darah berdesir dan tersipu malu,
"boleh liat gak tri...?", tanyanya tepat saat mobil berhenti karena lampu merah, pak fer menoleh kearahku dengan pandangan memohon dan penuh harap kepadaku.
"iiih.. pak fer... nih mau liat CD aku lagi... ada di tas.... eeenggg...nanti malamnya pak fer gak bisa tidur lagi loh...", ujarku dengan wajah memerah menahan malu. dadaku berdebar karena aku memang ingin mengijinkan ia untuk melihatnya, ya melihat bagian intim dari tubuhku, namun aku tak mau keliatan murahan karena mendahului atau agresif menawarkan diri kepadanya.
"ah masa liat CD nya lagi, isinya dong tri.... biar gak penasaran...", sambung nya dengan terus merajuk kepadaku seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu.
"ih pak fer...", ucapku sambil tersenyum kepadanya
"boleh ya tri...?", tanyanya lagi namun aku hanya terdiam, dadaku berdebar-debar, ingin rasanya menjawab "iya boleh", namun aku merasa malu dan murahan hingga aku hanya diam, saat tangannya menyentuh tanganku dengan menggenggam lembut dan aku hanya diam sambil menggigit bibirku sendiri, darahku berdesir saat tangannya tak lagi menggenggam tanganku namun merayap di pahaku walau masih tertutup oleh gaun panjang ku, kubiarkan mengelus-elus dengan lembut dan aku masih diam dengan darah semakin berdesir hebat saat tangan pak fer menarik gaun ku ke atas, namun lampu hijau sudah menyala dan pak fer menarik tangannya dari pahaku.
"coba naikin rok kamu tri...", pintanya melihatku tak menolak, sambil mengemudi. aku malu dan bingung entah harus bagaimana, namun yang pasti birahiku sudah terbakar. aku terhenyak saat pak fer membelokan mobilnya ke pom bensin.

mobil terparkir di antara tembok pagar dan sebuah mobil box, beruntung kaca film mobil pak fer pun sudah gelap. pak fer sudah memandangku dengan penuh napsu.
"boleh kan tri...?", tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk dan membiarkan tangannya meraih dan menarik gaun rok ku dan menyingkapnya. tak lama kedua pahaku sudah terlihat membelalakkan mata pak fer yang terkesiap kagum melihat kemulusan pahaku. aku masih malu sehingga tanganku menahan rokkku yang semakin keatas.
"eemhhh... pak fer....malu...", ucapku perlahan dengan dada berdebar.
"ayolah tri... kita sudah sama2 dewasa...", ucapnya dan perlahan kedua tanganku tak lagi menahan gaunku yang semakin memperlihatkan pangkal selangkanganku hingga nampaklah bulu kemaluanku yang hitam dan lebat namun tercukur rapih di pangkal selangnganku.
"aaah... tri... cakep banget... mulus banget", ucap pak fer memujiku dan aku membarkanpasrah saat tangannya menjamah bulu kemaluanku, jarinya membelai lembut bulu kemaluanku.
"aaaah pak fer...", lenguhku.
"wah kamu udah basah tri....", ucapnya dengan jarinya yang menyelinap diantara bibir vaginaku dan menyentuh daging kecilku yang memang sudah gatal sejak tadi.
"aaah... pak ferrr...", lenguhku lagi dengan tubuhku yang menggelinjang dan bahkan aku merentangkan kedua kakiku lebih lebar saat jarinya mengusap daging kecilku.
"kacang kamu udah keras tri...", kata pak fer memandangku yang mengigit bibirku sendiri sambil menahan rasa geli nikmat oleh jarinya. wajah pak fer semakin mendekat dan secara reflek aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku.
"emmhh...", lenguh pak fer melumat bibirku dan aku membalas lumatannya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya.
"eemfffhhh...", lenguhku dengan mulut tersumbat saling melumat saat kurasakan jarinya sudah mencolok lubang vaginaku membuatku semakin menggeliat nikmat, kulumat bibirnya dengan penuh napsu dan pak fer semakin membalasnya dengan semakin liar.

"eemmhh... pak fer....", lenguhku terengah-engah sesaat bibirnya melepas bibirku. napsuku sudah diubun-ubun kepalaku, kerudungku yang menjulur menutup di depan dadaku kusingsingkan ke belakang pundakku dan baju lengan panjangku dengan bahan yang lentur ku singsingkan keatas hingga tersingkap dan terlihatlah 2 bongkahan buah dadaku yang tak terbungkus BH polos menggantung terpampang di hadapannya.
"wow... tri kamu gak pake BH juga..?!!...", dan meluncurlah pujian dari mulut pak fer dan aku hanya tersenyum bangga dengan kedua buah dadaku dengan puting yang masih kemerahan dan sembulan yang sedang dan masih kenyal.
"eeesshhh...", desahku membiarkan kedua tangannya meremas-remas dan mulutnya mendekat dan sesaat kemudian menghisap dan melumat kedua putingku bergantian. ku peluk kepala pak fer di dadaku dengan wajahnya yang terbenam di dadaku. ludes sudah kedua putingku dilumatnya dengan penuh napsu membuatku terengah-engah dengan vaginaku yang semakin berdenyut basah semakin berlendir.
"uuh tri... kamu seksi banget...", pujinya lagi memandangku namun kedua tangannya dengan cepat membuka sleting celananya dan menjulurkan kontolnya yang sudah mengeras tegak keluar dari celah celananya.
"aahhh... kontol.... !, kontol gede... kepala kontolnya gede banget....", ucap ku di dalam hati dengan terkagum-kagum melihat kepala kontol pak fer seperti jamur mengembang dengan gagahnya.
"mau kan tri ngisep..?", pintanya. tanpa menjawab aku merunduk dan tanganku meraihnya. hangat dan keras terasa di tangaku, aroma kontol tercium olehku membuat semakin bergairah untuk melumatnya dengan mulutku. aku membuka mulutku dan memasukannya, ku hisap dan kulumat dengan gemas. kepalaku bergerak mengangguk-angguk naik turun.
"ooh triii...", lenguh pak fer, tangannya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung dan satu tangannya lagi masih saja meremas-remas buah dadaku.

"emhhfhh...", lenguhku saat pak fer menegakkan pundakku dan terlepaslah kontolnya dari mulutku yang langsung dipagutnya dengan penuh napsu, kedua tangannya sudah kembali meremas-remas kedua buah dadaku.
"pak ferrr...?!!!!", pekikku namun aku hanya pasrah menurutinya saat tubuhku kembali terduduk dengan sandaran direbahkannya melandai kebelakang hingga aku berbaring di kursiku. sesaat pak fer melihat keadaan sekitar mobil yang terasa sepi dan aman.
"pak fer...?!", ucapku melihatnya yang melangkahi parsneling mobilnya dan bersimpuh di depan kursiku tepat di hadapan selangkanganku yang mengangkang lebar.
"pak ferr...?!!", ucapku lagi dengan rasa malu karena kedua kakiku ditekuknya mengangkang sehingga vaginaku benar-benar terpampang di hadapan wajahnya.
"ooooohhhhhhh....", lenguhku saat pak fer membenamkan wajahnya di selangkanganku, mulutmua seakan berciuman dengan vaginaku, lidahnya begitu liar lenjelajahi belahan bibir vaginaku hingga tak luput daging kecilku yang diusap-usap dan dilumatnya dengan penuh napsu. aku menggeliat menahan kenikmatan ini sambil menahan suara ku agar tak melenguh terlalu keras. tubuhku bergetar nikmat semakin melayang jauh di awan dan semakin nikmat hingga....
"oooh...", eluhku dengan kenikmatan yang terputus begitu saja dan melihat pak fer yang memandangku dengan menggenggam kontolnya dan aku hanya diam pasrah saat ia membimbing kepala kontol jamur itu tepat di hadapan mulut vaginaku. kepalaku sudah penuh dengan napsu seakan menghilangkan kesadaranku bahwa aku adalah perempuan yang sudah bersuami dan belum pernah ada yang lelaki yang menjamahku selain suamiku, ditambah lagi aku selalu menutup auratku, ya aku berjilbab dan tak pantas aku membiarkan semua ini terjadi. namun napsu telah mengalahkan kesadaranku.
"ooooohh.... paak feeerrr...", lenguhku menyertai kepala kontol pak fer yang perlahan mulai terbenam di lubang vaginaku. perlahan namun pasti semakin jauh kedalam hingga menghilang tertelan di dalam vaginaku. kulihat hanya bulu kemaluan pak fer yang menyatu dengan bulu kemaluanku. kontolnya sudah terjejal terasa benar-benar begitu keras mengganjal di dalam liang vaginaku dengan kepala kontol seperti jamur merekah itu.
"oooohhh... pak ferrr...", lenguhku lagi saat pak fer mulai mengayunkan pinggulnya yang membuatku menggelinjang nikmat sekali yang kurasakan, kepala jamur itu seakan menggaruk seluruh dinding liang vaginaku begitu nikmatnya, kenikmatan yang belum pernah kurasakan dengan kepala jamur seperti ini.
"ooohhh... oooossshhh...", lenguhku mengiringi setiap enjotan pinggulnya, kubiarkan kedua buah dadaku terbuka dengan bajuku yang tersingkap, mengayun mengikuti hentakan pinggul pak fer. sesaat pak fer melihat sekeliling mobil yang rupanya masih aman sehingga ia dengan leluasa menindih tubuhku, bibirmya memagut bibirku sambil tangannya meremas buah dadaku dengan penuh napsu.
"pak ferrrr...", erangku dan sesaat kemudian aku mengejang nikmat mencapai orgasmeku. tubuhku menggelinjang dalam dekapannya. sesaat pak fer menenangkanku hingga usai orgasmeku

pinggulnya kembali bergoyang dengan nikmatnya dan aku hanya bisa melenguh nikmat dengan rasa geli dan linu yang tak bisa ku tahan hingga tak lama beberapa saat kemudian aku kembali mengalami orgasme kedua ku.
"pak ferrr...", ucapku dengan nafas terengah, baru kali ini aku mengalami orgasme dengan waktu yang tak terlalu lama. sungguh luat biasa rasanya kontol ini mengaduk-aduk lubang vaginaku dan membuatku dengan begitu mudah mengalami orgasmeku.
"enak tri...?", bisik pak fer dan mengecupku dan kembali pinggulnya bergoyang tanpa merubah posisinya dengan keterbatasan tempat yang sempit di dalam mobilnya. pak fer kembali menggoyang pinggulnya sambil melihat keadaan sekeliling mobil yang masih sepi dan tertutup di balik mobil box di sampingnya.
"uuhg... tetek kamu masih kenyal banget tri..", pujinya sambil meremas-remasnya dan pinggulnya terus bergoyang. kedua putingku yang masih kemerahan menjadi lebih memerah karena dihisap dan dilumatnya berkali-kali olehnya. namun tubuhku kembali mengejang dengan nikmatnya, sudah 3x aku dibuat pak fer orgasme dengan cepat, begitu dahsyat kontol jamur ini membuatku melayang, begitu terasa nikmatnya mengganjal sepanjang liang vaginaku.
"enak tri....", ucap pak fer tersenyum melihat ku masih terengah mencapai orgasme sudah 3x dan kembali pinggulnya bergoyang dan kontol jamurnya mengaduk-aduk liang vaginaku.
"oooohh... pak feerrr...", rintihku melenguh nikmat lagi.
"tri, boleh keluarin di dalem gak tri...?", tanyanya sambil tangannya meremas-remas buah dadaku dan sudah tak ada kesadaranku yang tersisa di kepalaku yang sudah dikuasai napsu kenikmatan ini.
"he eh..", ucapku sambil mengangguk menggigit bibirku sendiri menahan geli, ngilu dan nikmat menjadi satu.

pak fer memagut bibir ku dengan pinggul bergoyang semakin nikmatnya. kedua kakiku mengangkang lebih lebar agar ia bisa membenamkan kontol jamurnya lebih dalam dan nikmat.
"eemmhhffffhh...", lenguhku tersumbat mulut pak fer yang melumat bibirku.
"kamu mau keluar lagi tri...?", tanyanya dan aku hanya menganggguk liar semakin melenguh nikmat.
"bareng triiii....", geram pak fer namun kesadaranku seakan melayang mencapai orgasmeku yang ke-4 dan kurasakan semburan hangat di dalam rahimku, semburan sperma pak fer yang membanjiri seluruh liang vaginaku.
"ooohh... ooh...", nafasku tersengal dan berpelukan dengan erat. pak fer mengecup pipiku sambil membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudungku. tubuh pak fer terus mengejang dengan pinggul menghentak-hentak dengan sperma yang terus menyembur di dalam vaginaku hingga tetes dan hentakan pinggulnya semakin mereda.

pak fer mencabut kontolnya dan melelehlah lahar putih spermanya dari lubang vaginaku begitu banyak dan kental. aku duduk mengangkang sambil memegang tisu dan membersihkan lelehan lahar itu di hadapan pak fer memandangiku dengan wajah puas.

walau tak sampai tuntas aku membersihkannya hingga lebih dalam, kubiarkan spermanya masih tersisa di dalam dan kubiarkan selangkanganku tetap terbuka dengan rok gaun panjangku yang tersingkap memberi pemandangan indah ke pada pak fer yang memintaku tak menutupnya.
"emhh... napsuin banget tri...", pujinya dengan mata tertuju pada selangkanganku dengan bulu kemaluanku yang menghias di bawah perutku.
sementara aku melihat lendir putih masih membaluri kontol jamurnya yang sudah setengah lunglai. aku tersenyum saat pak fer memintaku untuk membersihkannya dengan mulutku, dengan suka rela dan senang hati aku mengulum bagaikan menghisap es lilin hingga kontol jamurnya bersih dari lendir putih spermanya. teringat obrolannya tentang sperma yang katanya bisa membuat awet muda atau kulit menjadi kencang membuatku melumat dengan penuh napsu sisa-sisa spermanya hingga bersih kuhisap dari batang kontolnya ini.

"masih mulus banget punya kamu tri... masih sempit kayak perawan...", pujinya sambil tangannya membelai bulu kemaluanku lagi.
"iih pak fer, kan aku belum punya anak ya masih sempitl lah... lagian aku nikah juga kan baru 1 tahunan lebih...", ujarku.dengan tersipu malu memerkan bagian tubuhku ini kepadanya.
"eemhh... pak feer... geliii...", ucapku sambil pinggulku menggeliat namun kubiarkan jarinya mengusap-usap daging kecilku yang licin dan masih sensitif. kedua kakiku mengangkang lebar saat jarinya menyibak bibir vaginaku yang masih dibanjiri spermanya yang masih meleleh keluar.
"gak apa-apa kan tri kalo .. tadi dikeluarin di dalem...?". ujarnya dan sesaat aku hanya terdiam dan tersenyum-senyum.
"enggak apa-apa pak fer...". ucapku dan aku menyambut kecupan bibirnya dan melumat bibirku dengan lembut.

aku memakai celana dalamku dengan sperma pak fer yang masih meleleh walau sedikit untuk menahan agar tak meleleh di pahaku. kubenahi gaunku, kerudung ku namun kubiarkan tangan pak fer yang sesekali menyelinap masuk ke bajuku untuk menjamah buah dadaku selama perjalanan pulang hingga sampai aku turun di gerbang komplek perumahanku.

aku membasahi tubuh telanjangku dengan air, meluruhkan dan menghayutkan busa sabun yang membaluri tubuhku dengan angan dan pikiranku yang melayang pada persetubuhan tadi dengan pak fer, tak ada rasa sesal yang timbul tapi rasa puas akan kenikmatan yang tak kudapatkan dari suamiku sendiri yang jarang memberiku nafkah batin bahkan dengan pak fer aku begitu mudahnya mengalami orgasmeku, terbayang kontol jamurnya yang begitu keras mengganjal di lubang vaginaku dan mengaduk-aduk dengan nikmatnya hingga kurasakan saat ini seperti masih mengganjal kontol jamur pak fer di dalam liang vaginaku. baru kali ini aku merasasakan kontol lelaki lain selain suamiku dan membuatku mabuk kepayang dibuatnya.
"eeenhh...", lenguhku saat kucolokan jari tengahku di lubang vaginaku dan memaksa agar sisa sperma pak fer keluar, aku jongkok dan ku bersihkan dengan air namun ada rasa geli dan nikmat hingga mataku terpejam dan terbayang wajah pak fer dengan kontol jamurnya.

malam belum begitu larut saat aku terengah-engah diatas tubuh suamiku.
"oooh... oohh...", lenguhku dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh suamiku yang menyetubuhiku malam ini. semoga saja ia tak menyadari dan tak merasakan liang vaginaku yang mungkin lebih melebar dari biasanya karena kontol jamur pak fer sore tadi mengaduk-aduk liangku ini dan membanjirinya dengan spermanya.
"uuughh... sayaaang...!!!", pekik suamiku sambil tubuhnya mengejang memelukku dengan erat, kontolnya menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. jika aku hamil nanti entah benih dari siapa yang menjadi jabang bayi dan aku tak peduli.

Bersambung ke Halaman 12 <-------------------------------
 
Terakhir diubah:
2 - keintiman

di dalam kamar mandi, aku tersenyum-senyum di hadapan kaca sambil melihat tubuh telanjangku dengan pikiranku yang terbayang wajah pak fer yang mupeng dan terlihat lucu mengetahui aku tak memakai CD sore tadi. kubelai bulu jembutku, mungkin suatu saat aku akan memperlihatkannya kepada pak fer, bisik hatiku dengan birahiku yang membara dikepalaku.
"uuuuhhh.... eessshhh....", desahku jariku sudah mengulas-ulas itilku sendiri sementara lubang vaginaku terasa mengempot-empot seakan ingin ada yang dihisap dan di lumat di dalamnya, ya pengen kontol yang keras menghujam di dalamnya.
"eemhhh... pengen kontol....", ucapku lirih menggeliat dengan jariku bergerak cepat mengulas-ulas itilku.
"aaaaahhhh...", lenguh panjangku, 2 jari sudah kucolokkan di lubang vaginaku yang lapar dan ingin dijejal sesuatu, sesuatu yang hangat, keras dan mengaduk-aduk lubang ini dengan nikmatnya hingga aku tak dapat lagi menahan orgasme ku sendiri, aku mengejang nikmat walau dengan tanganku sendiri.

usai mandi, aku hanya mengeringkan tubuh telanjangku yang kubiarkan terbuka, melenggang keluar dari kamar mandi. kuambil dasterku dan memakainya untuk menyambut suamiku pulang kerja malam ini.
"paaah....", bisikku sambil mengusap dan membelai dadanya yang kekar. kubiarkan dasterku tersingkap agar ia tau kalau aku tak memakai CD atau BH didalamnya,
"papah gak pengen...?", bisiku lagi.
"gak sekarang sayang.... aku capek banget hari ini...", jawab suamiku dan aku hanya terdiam kecewa berbaring di sampingnya.

pagi hari, aku sudah siap berangkat ke kantor setelah seperti biasa melepas suamiku yang lebih pagi sudah berangkat lebih dulu. aku memandang diriku di hadapan kaca, tersenyum sambil merapihkan kerudungku, ku kenakan baju atasan berlengan panjang, dan gaun panjang yang menutup dari pinggang hingga mata kakiku, namun pagi ini ada yang berbeda dan membuatku sedikit gugup karena aku tak memakai BH dan Celana dalamku yang kulipat dan kubungkus di dalam tasku.

aku berdiri di gerbang komplek perumahanku menunggu mobil pak fer menjemputku seperti biasa namun kali ini dengan rasa sedikit risih dan khawatir setiap kali ada lelaki yang melihatku seakan mereka mengetahui aku tak memakai BH dan celana dalam di balik gaun dan bajuku.
"tega kamu tri...!", ujar pak fer usai menjawab salam pagiku dan baru saja aku duduk disampingnya dan mobil baru mulai berjalan.
"hah... pak fer aku salah apa...?", tanyaku dengan mimik penuh tanya menoleh kearahnya dengan wajahnya yang cemberut namun jadi terlihat lucu. pak fer langsung menjelaskan dengan panjang lebar, kalo ia tak bisa tidur dan membuatnya mupeng semalaman ditambah istrinya sedang lampu merah.
"haduuuh... trii... trii...", eluh pak fer dengan mimik semakin terlihat lucu membuatku tertawa.
"iiih ya ampuun... pak fer...". ujarku sambil tersenyum-senyum mendengarnya dan terdiam merasa tidak enak kepadanya namun membuat semakin dag dig dug di dadaku karena sejak malam memang aku sudah berniat untuk memberinya sesuatu yaitu mengijinkannya untuk melihat aku tak memakai celana dalam jika ia meminta pagi ini, ya jika ia meminta karena sebagai perempuan aku tak mungkin tiba-tiba memperlihatkan atau menawarkan kepadanya. aku tersentak dari lamunanku saat tangan pak fer memegang tanganku, lembut menggenggam dant aku hanya membiarkannya sambil tersipu malu kepadanya. pak fer mencium tanganku dengan lembut, namun tak lama karena ia harus mengemudikan mobilnya. sementara dadaku berdebar-debar entah apa yang terjadi.

sesampainya di kantor, aku bergegas ke toilet. gaun ku kusingsingkan dan aku jongkok dengan kaki mengangkang
"emmhh...", lenguhku seraya membersihkan vaginaku yang berlendir dan mengeringkannya dengan tisue, kurapihkan gaun ku dan kerudungku dan melenggang keluar dari toilet tanpa BH dan celena dalam yang kupakai dibalik gaunku hingga seharian aku berkerja

"kamu gak pake CD kan tri..?", tanya pak fer sore itu sambil cengengesan mengemudi memandang ke depan.
"iih pak fer dibahas lagi...", jawabku dengan darah berdesir dan tersipu malu,
"boleh liat gak tri...?", tanyanya tepat saat mobil berhenti karena lampu merah, pak fer menoleh kearahku dengan pandangan memohon dan penuh harap kepadaku.
"iiih.. pak fer... nih mau liat CD aku lagi... ada di tas.... eeenggg...nanti malamnya pak fer gak bisa tidur lagi loh...", ujarku dengan wajah memerah menahan malu. dadaku berdebar karena aku memang ingin mengijinkan ia untuk melihatnya, ya melihat bagian intim dari tubuhku, namun aku tak mau keliatan murahan karena mendahului atau agresif menawarkan diri kepadanya.
"ah masa liat CD nya lagi, isinya dong tri.... biar gak penasaran...", sambung nya dengan terus merajuk kepadaku seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu.
"ih pak fer...", ucapku sambil tersenyum kepadanya
"boleh ya tri...?", tanyanya lagi namun aku hanya terdiam, dadaku berdebar-debar, ingin rasanya menjawab "iya boleh", namun aku merasa malu dan murahan hingga aku hanya diam, saat tangannya menyentuh tanganku dengan menggenggam lembut dan aku hanya diam sambil menggigit bibirku sendiri, darahku berdesir saat tangannya tak lagi menggenggam tanganku namun merayap di pahaku walau masih tertutup oleh gaun panjang ku, kubiarkan mengelus-elus dengan lembut dan aku masih diam dengan darah semakin berdesir hebat saat tangan pak fer menarik gaun ku ke atas, namun lampu hijau sudah menyala dan pak fer menarik tangannya dari pahaku.
"coba naikin rok kamu tri...", pintanya melihatku tak menolak, sambil mengemudi. aku malu dan bingung entah harus bagaimana, namun yang pasti birahiku sudah terbakar. aku terhenyak saat pak fer membelokan mobilnya ke pom bensin.

mobil terparkir di antara tembok pagar dan sebuah mobil box, beruntung kaca film mobil pak fer pun sudah gelap. pak fer sudah memandangku dengan penuh napsu.
"boleh kan tri...?", tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk dan membiarkan tangannya meraih dan menarik gaun rok ku dan menyingkapnya. tak lama kedua pahaku sudah terlihat membelalakkan mata pak fer yang terkesiap kagum melihat kemulusan pahaku. aku masih malu sehingga tanganku menahan rokkku yang semakin keatas.
"eemhhh... pak fer....malu...", ucapku perlahan dengan dada berdebar.
"ayolah tri... kita sudah sama2 dewasa...", ucapnya dan perlahan kedua tanganku tak lagi menahan gaunku yang semakin memperlihatkan pangkal selangkanganku hingga nampaklah bulu kemaluanku yang hitam dan lebat namun tercukur rapih di pangkal selangnganku.
"aaah... tri... cakep banget... mulus banget", ucap pak fer memujiku dan aku membarkanpasrah saat tangannya menjamah bulu kemaluanku, jarinya membelai lembut bulu kemaluanku.
"aaaah pak fer...", lenguhku.
"wah kamu udah basah tri....", ucapnya dengan jarinya yang menyelinap diantara bibir vaginaku dan menyentuh daging kecilku yang memang sudah gatal sejak tadi.
"aaah... pak ferrr...", lenguhku lagi dengan tubuhku yang menggelinjang dan bahkan aku merentangkan kedua kakiku lebih lebar saat jarinya mengusap daging kecilku.
"kacang kamu udah keras tri...", kata pak fer memandangku yang mengigit bibirku sendiri sambil menahan rasa geli nikmat oleh jarinya. wajah pak fer semakin mendekat dan secara reflek aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku.
"emmhh...", lenguh pak fer melumat bibirku dan aku membalas lumatannya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya.
"eemfffhhh...", lenguhku dengan mulut tersumbat saling melumat saat kurasakan jarinya sudah mencolok lubang vaginaku membuatku semakin menggeliat nikmat, kulumat bibirnya dengan penuh napsu dan pak fer semakin membalasnya dengan semakin liar.

"eemmhh... pak fer....", lenguhku terengah-engah sesaat bibirnya melepas bibirku. napsuku sudah diubun-ubun kepalaku, kerudungku yang menjulur menutup di depan dadaku kusingsingkan ke belakang pundakku dan baju lengan panjangku dengan bahan yang lentur ku singsingkan keatas hingga tersingkap dan terlihatlah 2 bongkahan buah dadaku yang tak terbungkus BH polos menggantung terpampang di hadapannya.
"wow... tri kamu gak pake BH juga..?!!...", dan meluncurlah pujian dari mulut pak fer dan aku hanya tersenyum bangga dengan kedua buah dadaku dengan puting yang masih kemerahan dan sembulan yang sedang dan masih kenyal.
"eeesshhh...", desahku membiarkan kedua tangannya meremas-remas dan mulutnya mendekat dan sesaat kemudian menghisap dan melumat kedua putingku bergantian. ku peluk kepala pak fer di dadaku dengan wajahnya yang terbenam di dadaku. ludes sudah kedua putingku dilumatnya dengan penuh napsu membuatku terengah-engah dengan vaginaku yang semakin berdenyut basah semakin berlendir.
"uuh tri... kamu seksi banget...", pujinya lagi memandangku namun kedua tangannya dengan cepat membuka sleting celananya dan menjulurkan kontolnya yang sudah mengeras tegak keluar dari celah celananya.
"aahhh... kontol.... !, kontol gede... kepala kontolnya gede banget....", ucap ku di dalam hati dengan terkagum-kagum melihat kepala kontol pak fer seperti jamur mengembang dengan gagahnya.
"mau kan tri ngisep..?", pintanya. tanpa menjawab aku merunduk dan tanganku meraihnya. hangat dan keras terasa di tangaku, aroma kontol tercium olehku membuat semakin bergairah untuk melumatnya dengan mulutku. aku membuka mulutku dan memasukannya, ku hisap dan kulumat dengan gemas. kepalaku bergerak mengangguk-angguk naik turun.
"ooh triii...", lenguh pak fer, tangannya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung dan satu tangannya lagi masih saja meremas-remas buah dadaku.

"emhhfhh...", lenguhku saat pak fer menegakkan pundakku dan terlepaslah kontolnya dari mulutku yang langsung dipagutnya dengan penuh napsu, kedua tangannya sudah kembali meremas-remas kedua buah dadaku.
"pak ferrr...?!!!!", pekikku namun aku hanya pasrah menurutinya saat tubuhku kembali terduduk dengan sandaran direbahkannya melandai kebelakang hingga aku berbaring di kursiku. sesaat pak fer melihat keadaan sekitar mobil yang terasa sepi dan aman.
"pak fer...?!", ucapku melihatnya yang melangkahi parsneling mobilnya dan bersimpuh di depan kursiku tepat di hadapan selangkanganku yang mengangkang lebar.
"pak ferr...?!!", ucapku lagi dengan rasa malu karena kedua kakiku ditekuknya mengangkang sehingga vaginaku benar-benar terpampang di hadapan wajahnya.
"ooooohhhhhhh....", lenguhku saat pak fer membenamkan wajahnya di selangkanganku, mulutmua seakan berciuman dengan vaginaku, lidahnya begitu liar lenjelajahi belahan bibir vaginaku hingga tak luput daging kecilku yang diusap-usap dan dilumatnya dengan penuh napsu. aku menggeliat menahan kenikmatan ini sambil menahan suara ku agar tak melenguh terlalu keras. tubuhku bergetar nikmat semakin melayang jauh di awan dan semakin nikmat hingga....
"oooh...", eluhku dengan kenikmatan yang terputus begitu saja dan melihat pak fer yang memandangku dengan menggenggam kontolnya dan aku hanya diam pasrah saat ia membimbing kepala kontol jamur itu tepat di hadapan mulut vaginaku. kepalaku sudah penuh dengan napsu seakan menghilangkan kesadaranku bahwa aku adalah perempuan yang sudah bersuami dan belum pernah ada yang lelaki yang menjamahku selain suamiku, ditambah lagi aku selalu menutup auratku, ya aku berjilbab dan tak pantas aku membiarkan semua ini terjadi. namun napsu telah mengalahkan kesadaranku.
"ooooohh.... paak feeerrr...", lenguhku menyertai kepala kontol pak fer yang perlahan mulai terbenam di lubang vaginaku. perlahan namun pasti semakin jauh kedalam hingga menghilang tertelan di dalam vaginaku. kulihat hanya bulu kemaluan pak fer yang menyatu dengan bulu kemaluanku. kontolnya sudah terjejal terasa benar-benar begitu keras mengganjal di dalam liang vaginaku dengan kepala kontol seperti jamur merekah itu.
"oooohhh... pak ferrr...", lenguhku lagi saat pak fer mulai mengayunkan pinggulnya yang membuatku menggelinjang nikmat sekali yang kurasakan, kepala jamur itu seakan menggaruk seluruh dinding liang vaginaku begitu nikmatnya, kenikmatan yang belum pernah kurasakan dengan kepala jamur seperti ini.
"ooohhh... oooossshhh...", lenguhku mengiringi setiap enjotan pinggulnya, kubiarkan kedua buah dadaku terbuka dengan bajuku yang tersingkap, mengayun mengikuti hentakan pinggul pak fer. sesaat pak fer melihat sekeliling mobil yang rupanya masih aman sehingga ia dengan leluasa menindih tubuhku, bibirmya memagut bibirku sambil tangannya meremas buah dadaku dengan penuh napsu.
"pak ferrrr...", erangku dan sesaat kemudian aku mengejang nikmat mencapai orgasmeku. tubuhku menggelinjang dalam dekapannya. sesaat pak fer menenangkanku hingga usai orgasmeku

pinggulnya kembali bergoyang dengan nikmatnya dan aku hanya bisa melenguh nikmat dengan rasa geli dan linu yang tak bisa ku tahan hingga tak lama beberapa saat kemudian aku kembali mengalami orgasme kedua ku.
"pak ferrr...", ucapku dengan nafas terengah, baru kali ini aku mengalami orgasme dengan waktu yang tak terlalu lama. sungguh luat biasa rasanya kontol ini mengaduk-aduk lubang vaginaku dan membuatku dengan begitu mudah mengalami orgasmeku.
"enak tri...?", bisik pak fer dan mengecupku dan kembali pinggulnya bergoyang tanpa merubah posisinya dengan keterbatasan tempat yang sempit di dalam mobilnya. pak fer kembali menggoyang pinggulnya sambil melihat keadaan sekeliling mobil yang masih sepi dan tertutup di balik mobil box di sampingnya.
"uuhg... tetek kamu masih kenyal banget tri..", pujinya sambil meremas-remasnya dan pinggulnya terus bergoyang. kedua putingku yang masih kemerahan menjadi lebih memerah karena dihisap dan dilumatnya berkali-kali olehnya. namun tubuhku kembali mengejang dengan nikmatnya, sudah 3x aku dibuat pak fer orgasme dengan cepat, begitu dahsyat kontol jamur ini membuatku melayang, begitu terasa nikmatnya mengganjal sepanjang liang vaginaku.
"enak tri....", ucap pak fer tersenyum melihat ku masih terengah mencapai orgasme sudah 3x dan kembali pinggulnya bergoyang dan kontol jamurnya mengaduk-aduk liang vaginaku.
"oooohh... pak feerrr...", rintihku melenguh nikmat lagi.
"tri, boleh keluarin di dalem gak tri...?", tanyanya sambil tangannya meremas-remas buah dadaku dan sudah tak ada kesadaranku yang tersisa di kepalaku yang sudah dikuasai napsu kenikmatan ini.
"he eh..", ucapku sambil mengangguk menggigit bibirku sendiri menahan geli, ngilu dan nikmat menjadi satu.

pak fer memagut bibir ku dengan pinggul bergoyang semakin nikmatnya. kedua kakiku mengangkang lebih lebar agar ia bisa membenamkan kontol jamurnya lebih dalam dan nikmat.
"eemmhhffffhh...", lenguhku tersumbat mulut pak fer yang melumat bibirku.
"kamu mau keluar lagi tri...?", tanyanya dan aku hanya menganggguk liar semakin melenguh nikmat.
"bareng triiii....", geram pak fer namun kesadaranku seakan melayang mencapai orgasmeku yang ke-4 dan kurasakan semburan hangat di dalam rahimku, semburan sperma pak fer yang membanjiri seluruh liang vaginaku.
"ooohh... ooh...", nafasku tersengal dan berpelukan dengan erat. pak fer mengecup pipiku sambil membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudungku. tubuh pak fer terus mengejang dengan pinggul menghentak-hentak dengan sperma yang terus menyembur di dalam vaginaku hingga tetes dan hentakan pinggulnya semakin mereda.

pak fer mencabut kontolnya dan melelehlah lahar putih spermanya dari lubang vaginaku begitu banyak dan kental. aku duduk mengangkang sambil memegang tisu dan membersihkan lelehan lahar itu di hadapan pak fer memandangiku dengan wajah puas.

walau tak sampai tuntas aku membersihkannya hingga lebih dalam, kubiarkan spermanya masih tersisa di dalam dan kubiarkan selangkanganku tetap terbuka dengan rok gaun panjangku yang tersingkap memberi pemandangan indah ke pada pak fer yang memintaku tak menutupnya.
"emhh... napsuin banget tri...", pujinya dengan mata tertuju pada selangkanganku dengan bulu kemaluanku yang menghias di bawah perutku.
sementara aku melihat lendir putih masih membaluri kontol jamurnya yang sudah setengah lunglai. aku tersenyum saat pak fer memintaku untuk membersihkannya dengan mulutku, dengan suka rela dan senang hati aku mengulum bagaikan menghisap es lilin hingga kontol jamurnya bersih dari lendir putih spermanya. teringat obrolannya tentang sperma yang katanya bisa membuat awet muda atau kulit menjadi kencang membuatku melumat dengan penuh napsu sisa-sisa spermanya hingga bersih kuhisap dari batang kontolnya ini.

"masih mulus banget punya kamu tri... masih sempit kayak perawan...", pujinya sambil tangannya membelai bulu kemaluanku lagi.
"iih pak fer, kan aku belum punya anak ya masih sempitl lah... lagian aku nikah juga kan baru 1 tahunan lebih...", ujarku.dengan tersipu malu memerkan bagian tubuhku ini kepadanya.
"eemhh... pak feer... geliii...", ucapku sambil pinggulku menggeliat namun kubiarkan jarinya mengusap-usap daging kecilku yang licin dan masih sensitif. kedua kakiku mengangkang lebar saat jarinya menyibak bibir vaginaku yang masih dibanjiri spermanya yang masih meleleh keluar.
"gak apa-apa kan tri kalo .. tadi dikeluarin di dalem...?". ujarnya dan sesaat aku hanya terdiam dan tersenyum-senyum.
"enggak apa-apa pak fer...". ucapku dan aku menyambut kecupan bibirnya dan melumat bibirku dengan lembut.

aku memakai celana dalamku dengan sperma pak fer yang masih meleleh walau sedikit untuk menahan agar tak meleleh di pahaku. kubenahi gaunku, kerudung ku namun kubiarkan tangan pak fer yang sesekali menyelinap masuk ke bajuku untuk menjamah buah dadaku selama perjalanan pulang hingga sampai aku turun di gerbang komplek perumahanku.

aku membasahi tubuh telanjangku dengan air, meluruhkan dan menghayutkan busa sabun yang membaluri tubuhku dengan angan dan pikiranku yang melayang pada persetubuhan tadi dengan pak fer, tak ada rasa sesal yang timbul tapi rasa puas akan kenikmatan yang tak kudapatkan dari suamiku sendiri yang jarang memberiku nafkah batin bahkan dengan pak fer aku begitu mudahnya mengalami orgasmeku, terbayang kontol jamurnya yang begitu keras mengganjal di lubang vaginaku dan mengaduk-aduk dengan nikmatnya hingga kurasakan saat ini seperti masih mengganjal kontol jamur pak fer di dalam liang vaginaku. baru kali ini aku merasasakan kontol lelaki lain selain suamiku dan membuatku mabuk kepayang dibuatnya.
"eeenhh...", lenguhku saat kucolokan jari tengahku di lubang vaginaku dan memaksa agar sisa sperma pak fer keluar, aku jongkok dan ku bersihkan dengan air namun ada rasa geli dan nikmat hingga mataku terpejam dan terbayang wajah pak fer dengan kontol jamurnya.

malam belum begitu larut saat aku terengah-engah diatas tubuh suamiku.
"oooh... oohh...", lenguhku dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh suamiku yang menyetubuhiku malam ini. semoga saja ia tak menyadari dan tak merasakan liang vaginaku yang mungkin lebih melebar dari biasanya karena kontol jamur pak fer sore tadi mengaduk-aduk liangku ini dan membanjirinya dengan spermanya.
"uuughh... sayaaang...!!!", pekik suamiku sambil tubuhnya mengejang memelukku dengan erat, kontolnya menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. jika aku hamil nanti entah benih dari siapa yang menjadi jabang bayi dan aku tak peduli.


Masih mau lanjut terus ???
Lanjut om, jangan lupa ada adegan slave atau gangbangnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd