Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Indira : Istri Ustadz Yang Haus

Dinginnya udara pagi di luar membuat hampir seluruh penghuni kompleks perumahaan ini enggan menanggalkan selimutnya. Tetapi beda yang terjadi dengan Indira, istri ustadz yang memiliki pesantren terkenal di ujung barat kota ini. Seorang istri yang terlihat alim dan sangat berpendidikan. Tapi siapa yang bisa menduga ternyata di balik kealiman dan berpendidikan tinggi, ada sisi liar yang sangat dalam diri Indira. Seperti pagi ini, Indira terlihat sibuk memuaskan nafsu birahinya sendiri dengan cara bermasturbasi. Di kocok dan dicolok memeknya sendiri dengan sebatang timun yang selalu disimpan di dalam lemari bajunya. Tangan kirinya terlihat memegang handphone, untuk melihat film biru dari Amerika Latin yang dimainkan oleh Pamela Rios. Tak dihiraukan lagi aktivitas pagi di luar kamar dan rumah nya. Sebuah notifikasi pesan masuk di whatsapp nya berbunyi. Indira sempat mengabaiakannya, karena dia sedang dilanda birahi yang maha dasyat. Belingsatan sendiri untuk menyalurkan hasratnya. Adegan film biru Pamela Rios yang sedang disodok kontel gede panjang tukang ledeng yang sedang memperbaiki saluran air di wastafelnya, memacu Indira untuk memuaskan hasratnya dengan semakin di pilin itilnya dengan jari telunjuk. Tiba-tiba ada panggilan masuk misscall dari Dewa. Lama sekali dibiarkan handphone nya berbunyi. Indira tidak ingin diganggu kali ini. Aktifitas menonton film birunya terhenti sejenak. Sejenak kemudian suara ringtone dari handphone nya berbunyi. Lalu muncul beberapa notifikasi whatsapp dari Dewa. Praktis Indira memutuskan untuk membalas pesan masuk di handphonenya.

“Assalamualaikum Bu… ini saya kirim foto saya sekarang,” begitu isi pesan whatssapp dari Dewa yang aku baca. Sejenak aku tertegun memandang foto Dewa yang bertelanjang dada hanya menggunakan celana boxer putih. Sangat jelas tonjolan kontolnya di balik boxer putih itu. Tersadar aku dengan kekurang ajaran Dewa padaku. Seakan aku dilecehkan olehnya. Tetapi setan birahi sudah merasuk di seluruh aliran darahku, jadi akupun tak kuasa dengan keindahan yang tersaji di foto itu.
“Apaan sih kamu Mas Dewa. Jangan kurang ajar!!!!” balas whatsappku. Aku pura-pura marah ke Dewa, hanya untuk kiasan saja. Lebih menjaga harga diri.
“Maaf kalau kurang berkenan, Bu. Saya akan menghapusnya. Sekali lagi saya minta maaf” tulis pesan Dewa yang aku baca.
Aku tidak menjawabnya. Aku gantung permintaan maafnya.
“Mas Dewa lagi ngapain?” jawab pesan yang aku kirim.
“Gak lagi ngapain Bu. Tiduran aja,” balasnya.
“Emang ga ada acara keluar gitu?” balasku sambil heran juga koq belum dihapus juga foto tadi. Tapi di dalam hatiku berkata jangan dihapus ya :)
“Nggak Bu. Lagi pengen di rumah aja. Maaf, kalau Bu Indira sedang apa?”.
“Lagi whatsapp an ama Mas Dewa..hehe..!” jawabku. Isi whatsapp ini membuatku seperti wanita nakal, tapi aku senang setengah mati. Aku tersenyum-senyum dalam hati. Lama Dewa untuk membalas pesan dariku. Aku tidak tahu hendak mengetik apa. Tiba-tiba jariku mengetik sesuatu.
“Tadi Mas Dewa malu-malu ya lihat aku pakai handuk waktu keluar dari kamar mandi..?” aku hampir berteriak histeris setengah mati membaca ulang isi pesan yang baru aku kirim. aku membaca sms itu berulang-ulang. Aku berpikir sejenak kira-kira Dewa membalas bagaimana ya.
“Hhmm, iya Bu. Maaf…saya tadi tidak bermaksud seperti itu..,” akhirnya di balas juga pesanku.
“Gak bermaksud tapi dah lihat ya…?” semakin liar tulisanku. Aku jadi makin semangat.
“Iya bu. Maaf…saya ga ingat lagi kok Bu…tapi…,” balasnya. Sengaja sepertinya Dewa menggantung jawaban whatsappnya untuk membuat aku jadi penasaran. Aku pun sengaja tidak membalas selama 5 menit. Aku memutuskan hendak meletakkan HP, Dewa menelpon. Aku bersorak dalam hati kegirangan.
“Hallo…,” sahutnya dengan suara seksinya.
“Tapi apa,?” tanyaku. Suaraku agak sengau.
“Nnnggg…apa ya…? Dewa menyahut dengan canda.
“Apa..ayo apa..?” desakku dengan nada seperti tertawa.
“Hhmm…tapi aku senang aja melihatnya…,” akhirnya Dewa bersuara dengan jantannya memberanikan diri.
“Hhhmmm…kamu ini Mas…kirain apa tadi…emang kamu lihat apa coba..?” tanyaku sambil memilin pentilku.
“Lihat sesuatu…nnggg…yang pengennya ga cuma dilihat…,” kurasa Dewa makin berani menggoda.
“Emang pengennya diapain..?” aku yang sedang bugil semakin bernafsu dengan Dewa.
“Susah dibilangin dengan kata-kata Bu…hehe…,” Dewa tertawa renyah.” Susah bilanginnya…tapi kalau tiba-tiba ada di sini…ah.***u taulah…,” Dewa dengan berani menggoda lebih jauh.
“Heheh….kamu…,” hanya itu ucapanku.
“Ibu lagi di mana?” tanya Dewa.
“Lagi di kamar, kenapa?” jawabku semakin haus birahi.
“Ga…nanya aja kok Bu..!” ujarnya.
“Hhhmm..iya udah iya,” kataku kembali menutup pembicaraan.
“Iya Bu. Assalamualaikum..,” sahutnya.
“Iya Waalaikumsalam...,”balasku sambil menutup pembicaraan.
Dalam kamar aku tersenyum-senyum senang. Entah kenapa nafsu birahiku semakin memuncak. Aku tiduran di kasur sambil senyum-senyum mengingat semua pembicaraan dengan Dewa. Lalu dua jam kemudian kuberanikan kirim pesan lagi ke Dewa.
“Mas...kok belum dihapus sih fotonya…,” demikian isi whatsapp ku yang terkirim ke Dewa.
“Iya. Ini juga lagi mau dihapus kok Bu. Tapi nunggu persetujuan dari Bu Indira..?” tanyanya dalam whatsapp.
"Ihhhh....apaan sih kamu Mas" ga jelas banget deh balasku genit sambil tersenyum.
"Sudah maem, Bu" masuk lagi pesan dari Dewa.
“Belum..kan masih jam 6 pagi…,” balasku.
“Masih di kamar?” sengaja sepertinya Dewa menanyakan ini.
“Iya…,” jawabku.
“Di tempat tidur..?” isi tulisan dari Dewa.
“Iya…,” jawabku
“Hehe..sama dong…,” balasnya dengan ikon lidah terjulur Tetapi aku sengaja lagi tidak membalas.
Sekitar jam 7 pagi ketika aku dilanda kantuk karena lelah mengatasi nafsuku. Bunyi telepon whatsapp dari Dewa masuk ke HP.
“Udah maem..?” suara Dewa diujung sana.
“Belum…belum maem?” balasku
“Belum lapar juga…masih diatas kasur..,”

Aku memberanikan diri bertanya dengan suara terdengar yang agak sengau dan manja.
“Lagi ngapain?” ku.
Tiba-tiba jawaban Dewa sungguh tidak aku duga sebelumnya dan sangat membuat aku bahagia.
“Lagi galau Bu. Gara-gara pemandangan tadi malam di depan kamar Bu Indira” nafas Dewa yang tertahan ketika berbicara.
Aku pun membuat suaraku agak sengau dan lirih.
“Hhhmm…terus..?” sahutku
“Iya jadi malas mau melakukan aktivitas lainnya…,” Dewa merengek. Lalu menyambung lagi. ”Bu…!”
“Apa Mas....?” jawabku.
“Tapi jangan marah ya Bu…,” ujarnya.
“Gak kok..apa Mas...?” tanyaku.
“Hhhhmm..boleh ga saya kesitu sekarang…?” tanya Dewa dengan suara sangat seksi.
Dadaku berdegup ketika mendengarkan kata-kata itu.
“Hhm kamu Mas…,” hanya itu ucapanku. ”Udah iya..,” ucap ku.
Pembicaraan seketika terputus, aku terdiam. Tetapi hanya berselang dua menit aku ketik pesan di whatsapp, kukirim ke Dewa. Bunyi whatsapp nya sebagai berikut.
“Aku yang ke rumah kamu, Mas. Pintu samping tolong jangan dikunci biarkan terbuka sedikit…buruan..,” demikian isi whatsappku. Aku langsung cari BH dan celana dalam yang sangat sensual. Kupilih kaos ketat berwarna merah dengan perpaduan rok panjang berwarna biru muda. Kulapisi juga dengan jaket hoodie berwarna putih. Susuku terlihat sangat menyembul di dalam kaos. Badanku dipenuhi nafsu seks. Aku merasakan memekku juga semakin basah. Dengan perlahan aku keluar kamar dan melintasi halaman menuju pintu depan. Ketika sampai di pintu samping rumah Dewa dengan yakin aku mendorongnya. Pintu itu terbuka. Di dalam sinar matahari pagi aku melihat bayangan Dewa dengan celana pendek bertelanjang dada. Dewa menarik tanganku dan menutup pintu. Ketika Dewa membelakangiku sambil mengunci pintu, aku langsung memeluk tubuh tegap Dewa dari belakang. Aku menekan susuku di punggung Dewa. Kedua tanganku melingkar di pinggang Dewa. Aku dengan liar mendaratkan ciuman di tengkuk dan sekujur punggung Dewa sambil tetap memeluknya dari belakang. Dewa langsung berbalik. Dia melingkarkan tangannya di pinggangku dan dengan agresif menarik tubuhku ke tembok. Dalam hitungan detik bibirku sudah dilumat oleh Dewa. Aku membalas dengan memutar dan memilin lidah. Aku menarik lidah Dewa dengan lidahku. Dewa membalasku dengan pagutan dan lumatan yang bergelora. Aku pegang pipi Dewa sambil tetap berciuman. Kami saling menciumi dan menjilati dengan liar.
Mulutku tak henti-henti mengeluarkan bunyi kecipak ketika mulut Dewa menyedoti lidah dan bibirku. Dewa makin dipenuhi nafsu birahi. Dia makin merapatkan tubuh ke dalam pelukannya. Dia menariknya penuh nafsu dan meremasi pantat dan pinggulku. Aku melingkarkan satu tangnku di lehernya dan satunya lagi merabahi lehernya. Mulutku tidak berhenti melumat lidah dan mulutnya. Aku menggeserkan badanku agak ke bawah. Ketika aku merasakan kontol Dewa yang tegang telah berada di daerah selangkanganku, aku membuka paha sedikit lalu merapatkannya. Dewa membalas dengan menekan kontolnya ke arahku. Lalu aku menggesek-gesek kontolnya dengan memekku yang masih tertutup rok panjang. Dewa membalas dengan sodokan ke depan sambil meremasi pantatku. Ciuman dan jilatannya makin penuh nafsu dan semakin liar. Dewa mengulum bibir ku. Lalu menarik bibirku dengan sedotan mulut. Ketika bibirku terlepas, Dewa merangsek ke leherku. Aku menengadah sambil bagian selangkangannya tetap digesek-gesekkan ke selangkanganku. Aku makin nafsu. Saat Dewa menciumi bagian atas dadaku. Aku makin menengadah…badanku lengkungkan.
“Hhhmmmhhaahh…jangan bikin merah di situ yah..,”desahku
“Mmmhhaahh…,” Dewa hanya mendesah penuh nafsu. Dia membuka jaketku lalu dengan cepat juga kaosku di tariknya keatas . Lalu membenamkan wajahnya di dadaku yang besar. Kemudian Dewa menggeser BH ku ke atas. Lalu tangannya meraih buah dada yang besar ini lalu diciumi dan menjilatinya.
“Mmmhhoohhh…,”desahku . Dewa makin bernafsu mendengar desah penuh nafsuku. Dia menjilati puting susuku lalu menyedotinya.
“Mmmhhhoohhh…hhhoohh…ooohhh…hhhooohhhh…,”begitu desahan penuh nafsukunsetiap kali Dewa menyedot puting susu ku dengan keras. Tubuh ku makin melengkung. Aku membusungkan dadaku, menekankan susuku ke mulutnya. Aku melihati mulut Dewa menjilati,menciumi, dan mengisap-isap buah dadaku. Aku makin keras menggesekkan memekku ke bagian kontolnya. Tangan kiri ku mendekap kepala Dewa untuk terus menciumi susu montokku, sementara tangan kananku merabai dadanya dan memijat-mijat puting susunya yang kecil. Mulut Dewa mengecupi puting susuku, menyedotinya, lalu menarik-nariknya dengan mulutnya.
“Hhhmmhhoohh…hhoohhh…hhaaahhh…nngggoohh…,”hanya desah penuh nafsu itu yang keluar dari mulutku.
“Mmhhhhh…ooooooh” bisikku di telinga Dewa. Dewa terus saja menyedot-nyedot susuku. Pikiranku sudah dipenuhi nafsu sex.
“ooooohhhmmm…hhhmm…yuk…ke kamar kamu aja Mas…,” ajakku ke Dewa.

IywmU6Yi_t.jpeg


Segini dulu ya ceritanya para kisanak. Nanti di sambung lagi. Mau jemput Teh Lala dulu 🤭

Gresik suroboyo, kalah disik ojok ngersulo.
Kapur barus neng nduwur lemari, nggdabrus ga mari-mari 😝
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd