Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Bimabet
Ganggu je si Kimi mah..:aduh:

Ayuk Ratih pulang sama akang je, nanti dirumah langsung akang tembak..:pandaketawa:


Matur tenkyu upna hu:jempol:
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Wah Kak Kimmy kayaknya posesif yak sama Ricky. .
Sampe didatangin segala si Ricky..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Thanx upnya suhu............ :beer: .

Dah Ricky tembak aja Ratih_nya, si Kimi jatah qu..........:bacol:
Ngarep banget sih gan hehe...
Mantap

Thanks update nya om
Yoi, makasih buat support agan :beer:
eA...... kimi bakal nerima ilham...ato ada yg lain temen kuliahnya?? tuk memancing Ricky supaya P.E.K.A...:pandaketawa:
Hmm gak tau juga nih, tungguin aja update berikutnya hehe...
kirain si ricky ga peka, ternyata nyadar juga kalau cuman 1 orang yang dicintai kak kimi, yaitu gw :army:
Waduh, Kak Kimi ngakuin agan gak tuh sebagai cintanya?
Ganggu je si Kimi mah..:aduh:

Ayuk Ratih pulang sama akang je, nanti dirumah langsung akang tembak..:pandaketawa:


Matur tenkyu upna hu:jempol:
Kirain mau bawa si Kimi, rupanya dah ganti toh jadi pengen si Ratih
Mantap jiwa
Yoi gan
Awas jangan ampe salah gandeng !!! :remas:
Ntar malah si Ricky yg kebawa pulang..
:sori:

=))=))=))=))
:ngacir::ngacir::ngacir:
Hahaha bakalan seru tuh kalau ampe kejadian :pandaketawa:
Ahsyyyuuuuuu..! Mana doyan ane kang ma si Ricki:p:p
Ayo gan, jangan munafik loh hehe...
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Wah Kak Kimmy kayaknya posesif yak sama Ricky. .
Sampe didatangin segala si Ricky..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
Hmm itu sebenarnya kebetulan doang sih ketemunya, kebetulan Kak Kimi juga suka makan nasi goreng disitu eh gak taunya malah ngeliat kejadian luar biasa hehe...
izin baca suhu @Ichbineinbuch :baca:
pembaca baru :beer:
Maraton ya gan? Semangat ya :semangat:
 
Sepertinya akan ada kejadian yang tidak akan mampu ane lihat:aduh:

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
 
bagus banget hu ceritanya :mantap:

kalo boleh saran kurangin cerita sedih2 nya dong, banyakin have fun nya aja :dance:emang manusiawi sih tapi jadi gimanaa gitu

soalnya nubi kurang bisa ngrasain cowok banyak cengengnya ama nangisnya, kalo cewek sih wajar hehe

tetap semangat hu lanjutin ceritanya sampe crott :semangat::semangat:
 
Kan kan.. Jgn biarkan Kimi sakit hati lgi plis.. :((:((
Thx updatenya huu
 
PART 40
POV Kimi

Hiks… hiks… hiks…

Ugh! Ricky! Kamu lagi-lagi ngehancurin hatiku. Kenapa kamu ngelakuin itu sama aku? Kenapa, Ricky? Apakah kamu tahu kalau aku juga punya perasaan? Aku gak sanggup lagi, Ricky. Aku gak sanggup kalau kamu terus mempermainkan perasaan aku.

Tadi siang, kamu udah buat aku baper dan bahagia banget dengan perlakuan manismu. Aku yakin kalau ini adalah pertanda baik dari kamu. Tapi setelah apa yang aku lihat tadi, kurasa kamu cuma main-main seperti biasanya. Dasar cowok, sama brengseknya semua!

"Hiks… Kiki, aku gak kuat lagi sama perbuatan Ricky." Aku kembali menatap boneka tempat curahan hatiku ini. Lalu aku mendekapnya erat-erat sambil terus melinangkan air mataku.

Ugh! Ricky! Ternyata kamu sama saja dengan cowok lain. Aku kira kamu cowok yang manis, ternyata kamu sama busuknya dengan mereka. Hatiku selalu dipermainkan olehmu. Aku gak sanggup lagi menerima dirimu kali ini.

Apa kurangnya sih aku di mata kamu sampai kamu selalu tertarik dengan cewek lain? Aku udah memberikan segalanya buat kamu. Aku mencurahkan waktu dan tenagaku buat kamu, Ricky. Bahkan aku rela menyerahkan kesucianku dan tubuhku buat kamu. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu cuma memberiku sedikit kenangan manis lalu kamu coreng lagi dengan sejuta tinta pahit dan perbuatan yang menyakiti hati.

Tolong aku, Tuhan. Aku gak bisa lagi bersama dengan Ricky. Aku gak ingin hidup bersama dengan cowok yang selalu menyakitiku dari waktu ke waktu. Tolong, aku ingin menjauh saja dari Ricky.

~~~~~​

POV Ricky

Ah, dasar teman-teman kampret. Aku pula yang disalahkan oleh mereka saat aku dianggap membuat Ratih menangis. Aku disalahkan oleh mereka dengan alasan kalau aku tega menyia-nyiakan cinta Ratih padaku. Padahal diriku memang gak suka dengan Ratih.

Kuceritakan sekilas apa yang terjadi tadi. Setelah aku tak sengaja memandang ke Kak Kimi yang sedang duduk di meja belakangku, ia terlihat begitu sangat tidak senang padaku. Ia langsung mengajak sahabatnya Kak Henny dan Kak Lisa untuk pergi dari lapak nasi goreng ini.

Kemudian kukejar Kak Kimi untuk bertanya kenapa ia pergi dari sini. Sayangnya, ia tidak mau merespon diriku dan membawa mobilnya menjauh dari tempat ini. Dengan perasaan yang bertanya-tanya, aku pun kembali ke kursi dan melihat Ratih sudah menangis tersedu-sedu.

Aku bertanya kepada Ratih kenapa ia menangis. Namun bukannya mendapat jawaban, ia malah meninggalkan diriku sambil terus menangis. Aku menjadi semakin heran dengan apa yang terjadi. Bukannya memberi penjelasan juga, teman-temanku malah langsung menghakimiku dan menuduhku sebagai cowok yang gak punya hati.

Kini aku tiba di rumah dengan perasaan kesal, marah, dan heran yang bercampur aduk. Kumasuki rumah ini dengan perasaan yang gak menentu tadi. Ingin rasanya aku melampiaskan perasaan ini, namun aku menahan diriku untuk gak berbuat sesuatu yang ekstrim.

Selesai mencuci mukaku dan berganti pakaian, aku segera menuju ke kamar Kak Kimi. Aku ingin mendapat penjelasan darinya kenapa ia tiba-tiba saja pergi meninggalkanku.

"Kak, bukain pintunya dong. Aku pengen bicara nih."

Aku terus memanggil dirinya dan mengetuk pintu. Masih belum ada jawaban dari dirinya. Tanpa menyerah, aku terus menunggu sambil mengetuk-ngetuk pintunya. Kulakukan itu selama 10 menit lamanya.

"Huft… capek juga ah," keluhku yang sudah mulai pasrah.

Aku pun menyerah. Sudah pasti Kak Kimi marah lagi kepadaku. Diriku menjadi lemas karena artinya aku akan memasuki konflik jilid ke 2 dengannya. Aihh… kenapa sih aku selalu terkena masalah terus?

"Huh… besok aja deh," ujarku sambil kembali ke kamar untuk meratapi kesalahan yang mungkin kuperbuat.
.
.
.
.
.
.
Ugh! Aku terbangun saat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Kurasa kebiasaan aku bangun pagi saat hari sekolah masih terbawa sampai hari libur kayak gini. Kurapikan tempat tidurku dan menuju kamar mandi untuk gosok gigi.

Selesai cuci muka, berkumur, dan gosok gigi, aku langsung berjalan sambil meregangkan tubuhku. Kulihat Kak Kimi sudah selesai berolahraga kayaknya. Ia sedang duduk di lantai sambil meregangkan kakinya. Wajahnya masih tampak cantik dan manis walau bercucuran oleh peluh. Kakinya yang jenjang tampak menjuntai indah karena ia hanya mengenakan celana pendek sepaha. Sementara tubuh atasnya hanya terbalut tank top berwarna hitam.

"Kak…." panggilku perlahan.

Ia bertindak cuek seolah-olah kalau aku tidak ada di hadapannya. Aku jadi gak mengerti kenapa dia begini sama aku. Emang apa sih yang kuperbuat semalam sampai ia menjadi sangat marah padaku?

"Kak, aku mau minta maaf kalau aku ada salah. Aku gak mau marahan sama Kakak kayak kemarin," ujarku sambil berjongkok di sampingnya.

Ia sudah selesai meregangkan kakinya. Ia pun berdiri dan menatap tajam diriku. Aku hanya menunggu saja apa yang hendak ia katakan padaku.

"Cukup, Ricky! Jangan dekatin aku lagi. Aku udah muak sama kamu!" sergahnya tiba-tiba.

"Kak, emangnya aku buat apa sama Kakak?"

"Kamu tuh cowok yang gak tahu diri! Pokoknya aku benci sama kamu!"

WHAT? Kak Kimi membenci diriku? Apa sih yang kuperbuat padanya? Perasaan aku udah gak pernah menyinggung dirinya belakangan ini. Tapi kenapa ya dia mendadak jadi begini sama aku?

"Kenapa, Kak? Aku gak tahu apa-apa, Kak."

"Pokoknya aku gak mau lagi dekat-dekat sama kamu. Kamu tuh cowok yang jahat dan brengsek. Pergi aja kamu dari sini!" bentak Kak Kimi padaku.

DUGH! Hatiku begitu hancur saat Kak Kimi membentakku. Sungguh, aku gak tahu aku salah apa. Tiba-tiba saja, Kak Kimi membenci diriku. Kurasa aku memang berbuat salah deh dan mungkin itu tugasku buat nyari tahu.

"Ya udah, Kak. Maafkan aku kalau aku ada salah sama Kakak," ujarku dengan lirih.

Aku kembali ke kamarku dan merebahkan diri kembali di ranjang. Aku meratapi perbuatanku selama ini selama beberapa menit. Tak kutemukan kesalahanku padanya, tapi aku masih sangat penasaran kenapa ia begitu marah kepada diriku.

"Huh… kenapa sih Kakak kayak begini kepadaku?"

Tok… tok… tok…

Terdengar suara ketukan dari pintuku. Maka aku langsung beranjak dan kulihat Kak Kimi sudah berdiri di depan pintu kamarku. Ia turut membawakan sepiring roti selai coklat dan juga segelas susu coklat di atas sebuah nampan. Aku mempersilakannya untuk masuk ke dalam kamarku.

Aku kembali duduk di pinggir ranjang sambil memandangi wajah Kak Kimi. Kurasakan kalau suasana kami begitu tegang satu sama lain. Aku tak berani berbicara duluan, takut-takut kalau Kak Kimi marah lagi padaku.

"Ricky…." panggilnya dengan lembut kali ini.

"Iya, Kak?"

Ia langsung memelukku secara mendadak. Aku jadi sedikit terkejut dengan kelakuannya. Kurasakan kalau Kak Kimi bau keringat karena habis olahraga, namun tetap harum badannya mengimbangi bau keringatnya tersebut. Tak lama, Kak Kimi pun melepaskan pelukannya dari tubuhku.

"Aku bau ya, Ricky?" tanyanya sambil tersenyum.

"Iya--- eh, gak terlalu kok maksudnya," ujarku gelagapan.

Ia kembali tersenyum padaku. Suasananya berubah menjadi agak sedikit cair. Namun tetap saja aku diliputi oleh rasa was-was. Kemudian Kak Kimi berkata "gak usah takut, Ricky. Ngomong jujur aja ah."

"Aku takut Kakak emosi lagi."

"Ah… maafin aku ya, Ricky. Aku gak bermaksud buat marah sama kamu. Maafin aku ya kalau kata-kataku nyakitin hati kamu tadi." Ia menggenggam tanganku dengan lembut. Tatapannya begitu dalam dan tulus. Melihatnya kayak gitu, aku jadi gak tega deh.

"Gak kok, aku cuma penasaran aja aku salahnya apa."

"Enggak, kamu gak salah apa-apa kok. Aku yang salah karena udah emosi duluan, maafin aku, Ricky." Ia mulai menitikkan air matanya perlahan. Kemudian naluri lelakiku keluar dan aku langsung menghapus air matanya.

"Tenang aja, Kak. Asal Kakak gak benci sama aku, aku pasti maafin Kakak kok."

"Makasih, Ricky. Aku jadi bersalah banget udah ngebentak kamu tadi."

Ia kembali memelukku seperti tadi. Aku turut membalas pelukannya. Kucium pula rambutnya yang tetap harum walau habis olahraga sekalipun. Kuelus pelan rambutnya yang dikuncir ekor sebagai tanda sayangku padanya. Sementara ia mengelus-elus punggungku sembari menangis pelan.

"Kak, jangan nangis terus dong. Aku jadi kasihan ngelihat Kakak." Aku kembali menyeka air matanya untuk kedua kali. Kutatap wajah manisnya yang sendu akibat menangis. Lalu aku mengelus pelan pipinya yang halus dan melayangkan sebuah kecupan ke pipi kanannya.

"Boleh aku tanya gak kenapa Kakak marah padaku?"

"Maaf, aku cemburu sama kamu semalam. Aku gak kuat ngeliat kamu dapat pacar baru," bebernya.

"Pacar baru? Gimana mau dapat pacar baru, Kak? Aku juga gak suka kok sama dia."

"Tapi kemarin, mereka pada bilang tembak."

"Itu cuma perbuatan bodoh teman-temanku, Kak. Kenyataanya, dia nangis juga kok sama kayak Kakak. Pas aku kembali setelah ngejar Kakak, tiba-tiba aja si Ratih udah nangis. Udah gitu aku pula yang disalahin sama teman-temanku." Aku menumpahkan segala kekesalan yang kualami. Ternyata Kak Kimi kini malah tertawa terkekeh mendengar ocehanku. Lalu ia mengelus-elus rambutku.

"Uhh… kasian banget ah kamu. Udah bikin aku jadi sedih, bikin cewek lain sedih pula," ujarnya sembari mencubit pelan pipiku.

"Itulah, Kak. Kesal nih jadinya."

"Maaf ya kalau aku udah salah paham. Sekarang aku jadi ngerti kok perasaan kamu."

"Dasar teman-teman bangsat," makiku tak sengaja.

"Mulutmu, Ricky," tegur Kak Kimi.

"Hehehe… sorry keceplosan, Kak."

"Ya udah, dimakan dulu sana rotinya. Kamu pasti lapar kan?"

"Iya, tau aja, Kak."

"Jadi, apa rencana kamu selanjutnya?"

Sembari menyantap roti yang ada di tanganku, aku menarik nafas panjang dan mulai menjelaskan "huft… aku juga bingung, Kak. Aku masih belum bisa benar-benar melupakan Maria. Tapi Marianya sendiri udah berpesan kalau aku harus mencari pengganti untuk dirinya."

"Kamu didatengin sama Maria?" tanya Kak Kimi dengan muka yang agak bergidik.

"Lewat mimpi, Kak," aku mengklarifikasi.

"Kirain…." Kak Kimi mulai merasa lega.

"Jadi aku sadar kalau Maria mengatakan hal yang benar. Aku gak bisa gini terus. Aku perlu seseorang yang bisa menemani dan mendampingi diriku seperti halnya Maria."

"Kamu udah tahu siapa orangnya?" tanya Kak Kimi sambil menatapku.

Aku menatap balik ke wajah kakak kandungku yang super cantik ini. Aku menatap segala aspek dan fitur yang ada di sana. Bola matanya yang lumayan bundar, kelopaknya yang terlipat indah, hidungnya yang sedikit mancung, pipinya yang halus, dan bibirnya yang merah merekah alami. Aku tak tahu kenapa, ada sebuah magnet yang seperti menarik diriku untuk menatapnya.

"Mungkin aku butuh waktu sedikit lagi, Kak," ujarku pelan.

"Hmm aku ngerti kok, Ricky. Memang sulit buat ngelupain cinta terindah kita. Aku pernah ngerasain hal itu." Ia agak tertunduk ketika mengingat hal itu.

"Pasukan gagal move on ya kita, Kak?" celetukku untuk mencairkan suasana.

"Yee, itu kan dulu."

"Artinya kita sama aja."

"Iya deh, apa kata kamu lah."

"Tos dulu dong hehe…."

POK! Kami pun saling beradu telapak tangan di udara. Kami berdua sama-sama tertawa kecil. Ternyata kalau lagi tertawa, wajah kakakku makin cantik jelita aja. Aku pun tak kuasa untuk tak mengagumi wajahnya yang ayu itu.

"Aku habisin dulu ya. Nanti aku cuci sendiri," ujarku sembari melahap habis sisa potongan roti tawarku.

"Oh ya udah, aku mandi dulu ya."

"Ok deh."

Ia mulai beranjak dari ranjang. Wajahnya masih tersenyum manis kepadaku. Kemudian ia mendekatiku dan mengecup pelan pipiku. Uhh… harum bagaikan bunga mawar pipi kakakku ini. Kemudian ia pun pergi dan menutup kembali pintu kamarku.

DUGH! Aneh sekali rasanya. Jantungku jadi berdetak sekeras beat musik di klub malam. Terasa seperti ada bunga melati yang mekar di hatiku. Wajah Kak Kimi selalu terlintas di benakku. Kedua sudut bibirku terangkat dengan sendirinya membentuk simpul senyum.

Ini seperti… saat aku pertama kali melihat senyuman Maria dan juga saat pertama kali Rachel memberiku permen coklat di musim dingin 4 tahun yang lalu. Apa? Enggak. Dia kakak kandungku. Dia adalah saudara sedarahku dan kami gak ditakdirkan untuk menjadi sepasang kekasih. Tapi aku juga gak bisa melawan perasaanku yang aku sadari mulai tumbuh belakangan ini. Gak, aku gak kasmaran kan sama kakakku sendiri?
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Sepertinya akan ada kejadian yang tidak akan mampu ane lihat:aduh:

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
Kejadian apa gan emang? :bingung:
bagus banget hu ceritanya :mantap:

kalo boleh saran kurangin cerita sedih2 nya dong, banyakin have fun nya aja :dance:emang manusiawi sih tapi jadi gimanaa gitu

soalnya nubi kurang bisa ngrasain cowok banyak cengengnya ama nangisnya, kalo cewek sih wajar hehe

tetap semangat hu lanjutin ceritanya sampe crott :semangat::semangat:
Ane terima deh saran agan, buat part-part selanjutnya bakal lebih banyak have fun kok
Makasih updatenya om @Ichbineinbuch, makin penasaran.
Ditunggu aja gan kelanjutannya
baper banget nih cerita..... :kk:

baru baca sebagian hu :baca: , harus nyicil deh :)

thanks berat suhu @Ichbineinbuch :jempol: :mantap:
Semangat gan maratonnya :semangat:
hanupis hu dah update teratur.... ditunggu y next updatenya...
Yoi gan, stay tune ya sama cerita ini :semangat:
berharap Ricky sama kak kimi ternyata bukan sodara kandung :(
:Peace:
Lihat deh kira-kira harapan agan terkabul gak ya?
Ah masa gitu doank lsg nembak sih...
Ada penjelasannya tuh di update
Kan kan.. Jgn biarkan Kimi sakit hati lgi plis.. :((:((
Thx updatenya huu
Tenang aja gan, Kak Kimi bakal bahagia kok habis ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd