Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG AMBAR

Petaka di Ladang Jagung
________________________




_"Kok pulang....? ". Andre bertanya ketika menyadari arah langkah mereka sekarang adalah menuju kembali kearah mereka datang tadi.

"Hmmmm... ". Hamidi menjawab, meski terdengar lesu.

"Katamu kita gak akan pulang sebelum menemukan Ambar....? ".

Hamidi berhenti melangkah. Sejenak diedarkan nya pandangan ke sekeliling. Suasana malam gelap gulita karena bulan belum muncul. Mungkin sebentar lagi.

"Kau yakin....? ".

"Maksudnya...? ". Andre malah balik bertanya.

"Kau yakin akan lanjut mencari....? ".

"Aku ikut apapun keputusanmu... ". Andre menjawab setelah berfikir sejenak.

"Lagipula, kita udah terlanjur membawa banyak sekali perbekalan... ". Tambahnya lagi.

Mendengar itu Hamidi kemudian duduk berselonjor di rerumputan.

"Sebenarnya aku letih... ". Gumamnya nyaris tak terdengar. Cukup lama suasana berubah hening tanpa suara. Kedua pemuda itu sibuk dengan isi kepala masing masing.

"Kita bermalam disini. Besok lanjutkan lagi pencarian... ". Andre mencoba memberikan sebuah ide.

"Baiklah... ". Hamidi kemudian membuka tas pinggang yang dibawanya, kemudian mengeluarkan sebungkus rokok yang masih terisi setengah.

Tanah tempat mereka berada sekarang cukup rata dan sedikit tinggi. Tidak ada genangan air, sehingga bisa untuk mendirikan tenda kecil yang kebetulan mereka bawa. Dengan sebilah golok dan diterangi sebuah senter kecil, Andre lantas bergerak cepat memotong beberapa batang gelam sebesar lengan. Kemudian menancapkan kayu itu untuk menjadi tiang tenda.

Tak perlu waktu lama, sebuah tenda kecil telah berdiri. Hamidi menyusun kayu kayu kering yang tadi dia kumpulkan ketika Andre sibuk mendirikan tenda, kemudian menyalakan kayu itu dengan bantuan serpihan botol plastik yang di cacah cacah kecil.

Suasana di tengah hutan itupun seketika menjadi terang benderang oleh cahaya api unggun.

"Masak air, Ndre... ".

"Siap bos...!! ". Jawab Sang adik sepupu dengan sedikit senyum.

"Gak usah cengengesan,..!! ". Hamidi sedikit membentak dengan suara pelan, tapi itu sudah cukup untuk membuat Andre terdiam.

"Galak amat... ". Andre menggerutu dalam hati.

"Kau itu telah berdosa besar. Aku masih marah padamu... ". Ucap Hamidi seperti tau apa yang dikatakan Andre dalam hati.

"Iya... Maaf.. ". Hamidi mendengus mendengar kata maaf dari Andre yang terdengar lirih. Pemuda itu lantas menghisap rokoknya dalam dalam dan kemudian menghembuskan asapnya dengan kasar.


____________________


"Pak...!! ".

"Iya... Ada apa...? ". Pak Sanusi sedikit kaget mendengar panggilan tiba tiba itu. Dia pun menoleh, menatap wajah Anton yang baru saja memanggilnya.

"Selain Pak Sanusi, apa ada lagi yang membuka kebun jagung di sekitar sini.. Pak...? ". Anton lantas bertanya, membuat orang tua itu menghela nafas.

Hari telah pagi. Keenam orang di gubuk itu tengah duduk melingkari sebuah tunggu darurat diluar gubuk. Mereka sedang menunggu matangnya rebusan jagung muda yang baru dipetik Ambar.

"Bapak sendiri.. Hamdani memilih pulang kampung setelah selesai panen... ".

"Terus, masalah perebutan lahan oleh warga Pribumi itu bagaimana Pak..? ". Deri ikutan bertanya.

"Entahlah.. Kalau dipikir, malah tambah pusing... ". Pak Sanusi tampak murung setelahnya.

Suasana menjadi hening. Mengingat tentang betapa keras dan kasarnya tindakan warga Pribumi yang berniat merebut lahan mereka, Pak Sanusi sedikit berdebar. Biasanya para warga Asli itu akan datang ke ladang ketika mulai hendak panen. Mereka dengan setengah memaksa akan minta jatah, dengan mengancam jika tidak diberi maka ladang akan di bakar habis.

Sebenarnya wajar kalau warga asli pinggiran sungai itu berkelakuan kasar dan agak barbar. Karena kebanyakan dari mereka bukanlah orang orang berpendidikan. Kebanyakan buta huruf, sehingga mudah sekali terprovokasi oleh segelintir orang yang sengaja ingin memancing di air keruh, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Meraup untung besar dari hasil keringat orang lain.

Awalnya tujuan para Provokator itu adalah lahan Perusahaan Tambak udang, tapi karena terhalang oleh ketatnya keamanan PT, akhirnya malah para peladang peladang kecil di sekitarnya yang menjadi sasaran.

Belum lama dari saat terakhir Anton bertanya, dari kejauhan tiba tiba terdengar suara gaduh dan aneka teriakan teriakan keras. Suara kayu dan dahan yang di bacok menggunakan parang sangat jelas sekali, membuat ke empat pemuda yang belum sempat menikmati jagung rebus itu serentak berdiri tegang.

Pak Sanusi berdecak. Dia sadar ada bahaya di depan mata. Suara gaduh itu tentu saja timbul dari rombongan warga Pribumi yang sedang menuju ke ladangnya. Jika di sendiri, tidak akan ada yang dikhawatirkan, cukup dengan berjanji akan memberikan sejumlah uang jika jagung sudah panen, maka warga Pribumi itu akan pergi. Tapi disini ada Ambar.. Gadis remaja cantik jelita pula. Bagaimana kalau warga Pribumi itu berbuat jahat kepada Sang Gadis....?.

Mengandalkan ke empat pemuda tanggung ini...?. Pak Sanusi menggelengkan kepala. Joko, Anton, Deri dan Basuki justru malah terlihat sangat ketakutan dan mulai beranjak hendak pergi menghindar.

"Kalau kalian mau lari senbunyi, bawa Ambar. Sembunyikan dia.. ". Perintah Pak Sanusi akhirnya.

"Jangan keluar atau bersuara apapun sebelum benar benar aman... ".

Anton yang berdiri paling dekat dengan Ambar mengangguk, kemudian meraih tangan Ambar untuk kemudian membawanya pergi mencari tempat bersembunyi yang aman. Tapi baru saja setengah perjalanan menuju hutan, ketika langkah kaki mereka masih ditengah ladang jagung, rombongan warga Pribumi sudah sampai ketempat itu.

"HEII.. JANGAN LARI...!! ".

Mendengar teriakan itu Anton dan kawan kawan tentu saja panik sekali. Mereka lari berhamburan cari selamat sendiri sendiri. Menjelang sampai ke sisi hutan sebelah barat, genggaman Anton ditangan Ambar terlepas. Sehingga Gadis itu harus berjuang sendiri menerobos kerapatan hutan gelam dan semak semak setinggi dada.

Ada tak kurang dari lima pengejar yang berlari cepat sekali mendekat. Di tangan masing masing tergenggam sebilah parang panjang.

Mereka tahu salah satu dari kelima orang yang lari adalah seorang wanita. Sehingga semua pengejar mengarahkan larinya kearah mana sosok wanita mencoba kabur. Mereka sadar wanita tak akan mampu berlari cepat ditengah hutan begini, jadi ramai ramai mereka mengejar Ambar. Awalnya mereka mengira sosok wanita yang dikejar adalah istri pemilik ladang, jadi dalam fikiran mereka wanita itu adalah wanita tua. Sehingga niat mereka hanya mengejar, karena khawatir terjadi apa apa pada wanita tua itu. Toh tujuan mereka ke ladang jagung ini bukan untuk menyakiti pemilik ladang, mereka hanya ingin memastikan kapan jagung akan dipanen, dan berapa pemilik ladang akan memberi jatah pada mereka. Itu saja....

Tapi semakin dekat, beberapa diantara pengejar mulai sadar sasaran mereka adalah seorang Gadis muda. Kenyataan itu membuat rombongan pengejar yang semuanya adalah lelaki berusia cukup muda menjadi berfikiran lain. Mereka sengaja tidak langsung menangkap Ambar, tapi justru membiarkan Gadis itu berlari semakin jauh kedalam hutan, terpisah dari rekan rekannya yang telah kabur jauh.

Salah satu pengejar tersenyum tipis kepada rekan disebelahnya.

"Kita akan berpesta tampaknya... " . Sang rekan tertawa mengekeh.. Sebelah tangannya sudah nyelonong masuk kedalam celana, mengusap batang kejantanan yang mulai menggeliat bangun.




Bersambung
 
Wahhh... dimari juga update
Zuperrrrr
Makasih updatenya Suhu @Lidause
Mm..mm..mm... apakah yg akan terjadi pada Ambar? Akankah berhasil ditangkap? Akankah pengejar jd mgelar pesta? Atau jagoan tuanya ambar tampil jd pahlawan? Atau... udah ah, Nubue tungguin ajah update berikutnya dr Suhu @Lidause yg akan agak panjangan dikit hehehe...
Mantap Hu. Semangat nungguin updatenya nie. Kelanjutan threadnya yg ini ama sebalah ono bikin pinisirin wkwkwk
Monggo dilanjut Hu
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd