Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Aku, Kamu, dan Para Pengejarmu

halo suhu2 semua, baik komentator atau reader...
kasih semangat pada ane dong...
....


tankyu atas atensi nya yo...


Bab 10 ..Aku Gerah, Rud...
Dari Sisi Sang Penulis


Wanita itu terlihat panik. Di dalam lift pikirannya berkecamuk. Ada keraguan di hati antara ingin lanjut atau terus, menuju Apartment yang lumayan mewah yang berada di lantai 8. Matanya melirik ke arah nomor digital yang setiap memasuk lantai nomornya berubah-rubah. Kembali kepanikan hinggap dihatinya, ketika pintu lift terbuka di lantai 8.

Elsa Lukantari melangkah maju ketika pintu lift terbuka. Dia memaksa kakinya untuk berjalan meninggalkan Lift sambil matanya was-was. Ada 2 pintu di lorong itu, yang satu tak jauh dari Lift, dan yang satu lagi di ujung lorong. Tentu saja Elsa sudah tahu mana yang akan dia tuju. Elsa menuju pintu apartment yang ada di ujung sana. Dan langkah-langkahnya semakin berat, ketika pikirinnya berkecamuk, apalagi membayangkan hal yang akan terjadi nanti di dalam apartment itu.

Langkah Elsa terhenti, ketika sudah didepan pintu apartment itu. Bebarengan dengan pintu terbuka, seorang lelaki keluar sambil berkata “Bro…aku keluar dulu, cari Rokok..”. Lelaki itu belum menampakkan wajahnya. Elsa mendengar dari dalam suara yang tak asing, “Oke…jangan lama-lama, yan. Sebentar lagi dia datang..”.

Lelaki yang keluar dari apartement itu menjawab sambil menutup pintu, dan sedikit terkejut ketika dihadapannya sudah ada Elsa.

“Elsa….?”

“Rian??”

Mereka saling menatap.

Elsa tidak percaya dengan siapa yang ada dihadapannya. Rian Wardianto, sahabat Rudi ketika mereka masih SMA, yang tentu saja Wanita itu pun mengenalnya. Siapa yang tak kenal lelaki itu? Sosok yang aktif di segala kegiatan di SMA nya, yang kini berprofesi sebagai musisi. Musisi yang lumayan terkenal. Anggota dari salah satu grup band di negeri ini.

“ya ampun, elsa, apa khabarmu? Lama gak jumpa”

“i..iya…”, kata Elsa agak gugup, sambil menerima tawaran jabatan tangan dari Rian. “kamu ada di sini? Ngapain?

“loh…aku sering ke sini, kalo Rudi ke kota ini. Ini khan apartementnya. Oh iya…masuklah dulu, kami udah nunggu kamu datang.” Celotehnya, sambil membuka kembali pintu itu. “Bro…nih Elsa dah dateng, aku kebawah dulu ya…”.

Pintu yang terbuka memperlihatkan ruangan apartment Rudi. Sofa tertata rapih dengan tv yang menyala. Sementara properti-properti lain menghias ruangan itu cukup elegan.

“oh…Elsa, ayo masuk…”, terlihat wajah Rudi sumringah, sambil menghampiri ke arah pintu. Tangannya diulurkan, menangkap tangan Elsa dan menuntunnya masuk ke apartment itu. Sebelumnya sambil menepuk bahu sahabatnya, Rudi memberikan isyarat kepada Rian, “Bro, koq bengong, takjub lihat Elsa ya…udah sana, katanya mo ke bawah…”.

“hihihi..oke Sob, El…aku kebawah dulu, kamu mo pesen sesuatu?”

Wanita itu dengan tersenyum menjawab, “ apa saja…”, dan Rian memberikan isyarat jempol pada wanita itu, sambil menutup pintu.

Di dalam ruangan itu hening sejenak. Nampak Elsa masih kikuk. Kembali pikirannya menerawang. Apa yang terjadi? Kenapa Rian di sini?

“Jangan bengong gitu akh, santai saja. Ayo duduk.”

Rudi menuju sudut ruang yang disana terdapat lemari pendingin. dibukanya lemari itu dan mengeluarkan kaleng softdrink. Kembali dari sana menuju sofa dimana Elsa duduk. Lalu menyodorkan softdrink tersebut.
“gimana khabarmu? Sudah sebulan kita gak ketemu. Gak terasa ya?”, celoteh Rudi sambil duduk disebelah wanita itu, yang tetap canggung.
Elsa tidak serta merta menjawab. Tangannya meletakan minuman kaleng itu ke meja, sambil sedikit menyunggingkan senyuman. Mungkin untuk membuang rasa kikuk yang melandanya. Kemudian wajahnya kembali menatap lelaki disebelahnya. Dan Rudi pun ikut tersenyum. Lelaki itu kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Elsa, sejarak satu jengkal. “kamu cantik dengan memakai hijab ini, manis..”. Sambil berkata demikian, dipagutnya bibir Elsa oleh bibirnya, lembut. “aku rindu sekali…sebulan tak bertemu, kangen banget padamu, El…”.

“hhmmff…”, dan Elsa pun menyambut ciuman itu, walau hatinya belum siap. Tapi kelembutan ciuman Rudi mulai membuatnya nyaman. Melupakan sejenak pikiran yang bertanya-tanya, tentang adanya Rian di apartment Rudi.
Tangan Elsa sedikit menepis tangan Rudi yang sudah bertengger di dadanya. Kemudian dia lepas pagutan bibir Rudi.

“hmmff…kamu gak ngasih kesempatan aku minum dulu Rud?”

“hehehe.., rasa kangen bikin aku lupa, ayo di minum…”.

“dasar!!…punya istri, masih pengen yang laen”, kata elsa sambil meraih softdrink yang ada di meja.

Rudi merebut softdrink itu, dan segera membuka tutupnya. “ huss..itu laen. Udah jangan dibahas itu akh. Bikin Mood ilang, hehehehe…”. Tangannya menyodorkan softdrink itu.

“oh iya…suamimu tau? gimana khabarnya? Betah dengan pekerjaan yang aku kasih, untuk jadi kepala cabang di sini?”

“tuh khan…kamu sendiri malah nanya mas Luki, Mood ku nanti ilang loh..”, celoteh elsa sambil menenggak minuman di kaleng itu. Kekakuannya mulai mencair, mungkin akibat ciuman tadi yang membuat sedikit nyaman.
Sambil menenggak air yang ada di dalam kaleng softdrink, mata Elsa melirik ke sebuah tas yang ada di nakas. Tentu dia menduga tas itu milik Rian.

“itu tas Iyan??”, tanya Elsa kemudian. Minuman itu dia taruh di meja lagi

“iya, iyan…masih inget khan, teman kita itu?”

“inget lah, gak berubah ya Iyan”. Kembali Elsa menyenderkan tubuhnya di sofa itu. Yang membuat Rudi semakin terpesona. Tangannya bergerak ke atas ingin membuka kain hijab yang ada di kepalanya. Namun segera tangan Rudi mencegahnya.

“jangan dibuka lah, El, kamu anggun seperti ini.”

“aku gerah, rud…”, Elsa tetap membuka hijabnya. Tentu dia juga memang berniat untuk membukanya. Karena sadar betul apa yang nanti akan dilakukannya. Dipikirannya berkata, tak mungkin toh nanti dia kenakan hijab ketika melakukan persetubuhan.

Rambut melebihi bahu milik Elsa terurai. Lehernya terpampang terbuka dengan sedikit urat-urat biru yang muncul. Bulu-bulu halus di kulit lehernya membuat Rudi semakin terpana, terkagum-kagum dengan apa yang dimiliki mantan kekasihnya itu.

Lelaki itu kembali mendekati tubuhnya ke tubuh Elsa. Sengaja dia menempelkan tubuhnya, lalu tangannya merangkul leher wanita bersuami itu, telapak tangannya mengusap leher milik Elsa yang menantang.
Sambil mengusap leher, Rudi mendekatkan wajahnya lagi ke wajah Elsa. Tentu saja Elsa paham apa yang Rudi mau. Maka ketika bibir mereka kembali bertemu, Elsa memejam mata, sedikit demi sedikit hasratnya bangkit. Ditambah dengan pancingan-pancingan tangan Rudi yang mengelus lehernya, membuat ciuman mereka yang awalnya lembut semakin meningkat panas. Saling sedot antar lidah, saling tukar ludah mereka. Aroma maskulin Rudi mampu membangkitka gairah Elsa, demikian juga dengan wangi tubuh Elsa, yang membuat Rudi semakin semangat memancing Wanita pujaannya itu.

Tangan Rudi mulai menapaki bukit yang ada di dada Elsa. Walau masih lengkap terbungkus baju dan BH, namun Rudi merasakan bukit itu mulai hangat dan kenyal, menandakan Elsa sudah tebakar suasana. Apalagi sekarang tangan Elsa mulai merangkul leher Rudi, sehingga tanpa sadar tubuh Elsa sudah berada di pangkuan tubuh Rudi. Mereka semakin liar berpagutan, seolah saling merindu. Rindu akan suasana sebulan yang lalu ketika mereka pertama kali melampiaskan hasrat masing-masing, persetubuhan yang terjadi di rumah Elsa, dan disaksikan oleh suami Elsa, Lukito Anwar.

Betapa Elsa Lukantari, istri dari Lukito Anwar, juga mendambakan ini. Selama satu bulan semenjak persetubuhan itu, Elsa merasakan hal yang lain. Semenjak merasakan batang kejantanan Rudi yang melebihi suaminya, ada perasaan resah dan tubuhnya seperti menagih. Kenikmatan persetubuhan yang masih diberikan oleh suaminya tak mampu menandingi kenikmatan yang diberikan Rudi. Dan ini yang membuat Elsa mendamba, menunggu dengan tanpa kesabaran, Rudi meminta untuk menikmati tubuhnya kembali.

Maka, ketika Elsa mendapat kabar kalau mantan kekasihnya itu kembali dari kota asalnya, betapa gemiranya dia. Walaupun perasaan itu disembunyikan terhadap suaminya, dangan sedikit memurungkan wajahnya, seolah dia tak berharap, namun itu hanyalah sandiwara. Sekedar menjaga perasaan sang suami.

Tiga kancing baju yang dikenakan Elsa sudah terlepas. BH berwarna putih tanpa renda sudah terpampang di depan wajah Rudi. Rupanya tangan lelaki itu cukup cekatan membuka kancing-kancing itu tanpa disadari oleh yang empunya. Segera tangan elsa kebelakang, masuk ke dalam baju bagian belakang mencari pengait BH, dan membukanya. Dan rasa sesak di dada Elsa yang sedari tadi agak mengganggu, mulai terasa lega. Seolah tubuhnya kembali ringan, dan Elsa semakin melayang.

“Eissstt..aakh.***d, harus sekarang kah??”, kata Elsa, ketika Rudi mulai menciumi bulatan dadanya. BH nya masih bertengger di sana, karena untuk melepasnya, tentu Elsa kesulitan karena bajunya pun belum terbuka.

“Menurutmu??”, ucap Rudi disela sibuk bibirnya menciumi bukit putih itu. Dengan sangat lihai, lidah itu menyibak kain pembungkus dada, dan ujung lidahnya menemukan puncak bukit yang mengeras dan berwarna hitam. Dimainkan puting dada Elsa lama sekali dengan penuh kelembutan, dan tanpa sadar istri bawahannya itu mulai membusungkan dadanya. Rudi sangat paham, maka mulailah dia menciumi puting hitam yang sebelah kiri.

Dan sedotan-sedotan lelaki itu semakin liar. Kini bukan hanya yang sebelah kiri saja. Kini bergantian puting yang kanan pun disedotinya. Membuat yang empunya tak bisa mengendalikan tubuhnya. Tubuh wanita itu mulai meliuk-liuk dan segera merebah di sofa. Elsa kini sudah pasrah, rasa nikmat yang mebuat kepasrahan itu.

Menyadari lawannya mulai terkulai nikmat, Rudi semakin bersemangat. Dia menangkap sinyal dari Elsa untuk segera melakukan. Tapi lelaki itu tak mau buru-buru. Dia masih belum merasa puas untuk menciumi tubuh Elsa, terutama bukit kembar miliknya. Maka secara cekatan pula sisa kancing baju Elsa yang masih terkunci, dia buka. Berikut dengan baju Elsa segera dilepas dan kini Elsa setengah telanjang.

...sampe disini dulu, menunggu atensi...
 
Terakhir diubah:
Ayo gan dilanjut, ceritanya menjanjikan ini tapi kurang ke up
 
Wow ... Kaya rollercoaster, meliuk2 memainkan emosi, asiiiik banget suhu master👏👏👏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd