Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Antologi Bahtera Pernikahan - Nesya

Persetubuhan dengan calon suami

tidak lama aku mengenal mas Ammar. pertengahan Juli 2009, mas Yoga yang merupakan sepupuku mengenalkan mas Ammar padaku. mas Yoga dan mas Ammar adalah teman seangkatan waktu SMA. awalnya aku tidak begitu menanggapi, akan tetapi mas Yoga terus menerus berupaya membujukku agar mau berkenalan dengan temannya tadi. bahkan sampai ia menceritakan hal tersebut pada kedua orang tua dan keluarga besar, khususnya Eyang Putri.

Eyang Putri adalah sosok kharismatik di keluarga besar kami, apa yang menjadi pendapatnya maka kami sebagai cucu dan anak akan dengan baik berusaha melakukan. dan ketika beliau mengatakan, "sepertinya Ammar adalah lelaki yang baik" maka tak ada bagiku alasan untuk menghindar lagi.

bahkan acara lamaran kami digelar di penghujung tahun yang sama dan dihadiri oleh seluruh keluarga besar kami. aku pikir mas Ammar bukanlah jodoh yang buruk, dari segi bibit bebet dan bobot keluarganya adalah keluarga yang layak, dia juga rupawan dan terlebih sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang abdi negara.

kami hanya sempat berpacaran beberapa bulan saja sebelum lamaran, dan itupun diwarnai beberapa drama. mas Ammar adalah pencemburu, dia melarangku untuk tidak terlalu dekat berteman dengan cowok. akan tetapi ternyata dia masih tetap berkomunikasi dengan kakak kelasnya saat kuliah dulu. kami bertengkar hebat saat itu, dan beberapa kali putus nyambung karena keegoisannya itu.

hingga suatu ketika, dia mengajakku bertemu dan main dirumahnya karena ia ingin meminta maaf. di sana, mas Ammar mengutarakan niatnya untuk meminangku dalam waktu dekat. aku cukup terkejut saat itu.

"apa mas sudah yakin dengan keputusan mas, jika tau aku yang sebenarnya bagaimana?" pancing ku agar dia berpikir ulang

"memang apa yang tidak mas tau?" tanya mas Ammar balik

"aku tidak sebaik yang mas Ammar kira"

"maaf, aku sudah tidak perawan mas…" lanjutku pelan

tidak terasa air mataku menetes jatuh saat itu, karena yang ada dalam ingatanku adalah saat dimana pria yang sangat aku cintai tengah memperawaniku dulu dan kami tidak bisa bersanding pada pelaminan

namun rupaya mas Ammar menangkapnya lain, dia mengira aku menangis karena menyesali perbuatan dimana aku telah kehilangan keperawanan tersebut.

"tiap orang punya masa lalu, tidak ada yang sempurna. akupun juga sama, tidak sebaik yang kamu lihat dik", mas Ammar berusaha menenangkan aku

"yang terpenting saat ini adalah untuk kita, kita lupakan lembaran yang sudah lewat dan kita buka kembali lembaran untuk cerita kita" bisik mas Ammar ditelingaku

dengan wajah yang sayu dan mata yang basah, aku tengok wajah mas Ammar. dan sejurus kemudian entah siapa yang memulai kami sudah berciuman dengan basah dan panas. aku seperti lupa diri, mas Ammar tampak kewalahan mengimbangi ciuman bibir yang kami lakukan

tangan mas Ammar tidak tinggal diam,dia mulai meraba-raba payudaraku dari luar blouse yang aku kenakan.

"ughhhh, mmmass" lenguhku tertahan saat akhirnya dia dengan gemas meremasnya

tidak butuh waktu lama bagi mas Ammar untuk akhirnya menelanjangi tubuhku. dia menatapku dengan tatapan yang nanar, seperti seolah hendak memakanku bulat-bulat.

"mmass, jangan dipandangi gitu, aku maluu" kilahku

dia hanya tersenyum, dan kembali memagut bibirku. kami berciuman kembali tidak kalah panas dari sebelumnya, karena kini tangan mas Ammar aktif meremasi kedua payudaraku yang membulat indah. bahkan puting susuku tidak luput dari keusilan tangannya.

hal tersebut semakin membuatku terangsang dengan apa yang dilakukannya, dan dapat aku rasakan cairan cinta bukan saja membuat lembab liang senggamaku, namun juga telah membuatnya sangat basah. aku kemudian turun dari kursi dan bersimpuh didepannya. ya, aku ingin memblowjobnya.

tanganku begitu piawai saat melepasi ikat pinggang dan celananya, begitu resleting celanannya telah aku turunkan beserta celana dalamnya, kini terpampanglah penis mas Ammar tepat didepan wajahku yang masih berhijab ini

‘standar’ batinku

namun karena sudah terlanjur horny, penis yang baik diameter ataupun panjangnya itu standar, aku mulai menciumnya, dan perlahan aku membuka bibirku dan memasukkan penis mas Ammar ke dalam mulut. aku melakukannya dengan sangat hati-hati, agar mas Ammar tidak melihatku seolah “pro” atau terbiasa dalam memblowjob penis.

“aarrghhh” mas Ammar mengerang tertahan saat bibir lembutku ini merabai sekujur penisnya didalam mulutku

“nikmat banget dik seponganmu”, mas Ammar memujiku ditengah nikmat yang ia rasakan

aku yang tidak begitu mengindahkan kata-katanya, terus melanjutkan kegiatan memblowjob penis calon suamiku itu. tangan mas Ammar pun juga tidak tinggal diam, ia kembali meremasi kedua payudaraku. dia memandangku takjub, aku dapat melihat rasa lapar yang seolah ingin segera menyantap hidangan padahal aku belum ingin usai memblowjob penisnya. ya betul, selain berciuman, aku juga sangat gemar memblowjob batang pejal yang ada diantara selangkangan milik kalian para lelaki.

mas Ammar kemudian merebahkanku pada sofa di ruang tamu rumahnya, aku memandangnya dengan sayu dan ia menatap dengan nanar tubuh molekku yang telah terbuka semuanya itu. ia merasa tidak perlu melakukan pemanasan lagi disebabkan nafsunya yang tengah memuncak. mas Ammar memposisikan dirinya di atas tubuhku dengan batang penisnya yang telah basah tadi menyentuh liang senggama milikku yang telah sangat basah.

“lakukan mas” ucapku dengan tatapan yang sayu memandangi wajahnya yang tengah dilanda nafsu

“uugghhh...sshh”, lenguhku saat merasakan perlahan penisnya berusaha memasuki liang surgawiku, mas Ammar berusaha mendorongnya masuk, mili demi mili batang pejal miliknya berusaha keras menembus dinding vaginaku yang telah basah dan hangat. setelah beberapa saat, akhirnya mas Ammar dapat melesakkan seleuruh batang penisnya tadi dalam liang senggamaku

aku merasakan denyutan dinding vaginaku tengah berupaya meremasi benda asing dari luar yang telah masuk kedalamnya itu, dan balik memberikan respon geli sehingga aku tanpa sadar mengapitkan kedua kakiku agar batang penis itu dapat terdorong semakin dalam.

mataku kembali terpejam dengan wajah menengadah ke atas ketika mas Ammar sedikit menarik batang penisnya dan menggesek lembut dinding vaginaku kemudian melesakkannya kembali, mas Ammar terus melakukan hal tersebut berulang kali dan memberikanku kenikmatan persetubuhan. dengan gaya missionaris, membuat mas Ammar dapat menciumiku, dari kening, mata, leher, dan bibirku. akupun tidak tinggal diam, karena dengan refleks aku mengapitkan kedua lenganku pada lehernya sementara pantatku bergoyang berupaya “menjemput” sumber kenikmatan tersebut.

“asshh...ahhhh… ahhhh…” rasa nikmat yang berasal dari pertemuan batang penis mas Ammar di dalam liang senggamaku kini telah menjalar keseluruh tubuh, membuatku tidak hanya melenguh namun juga telah mendesah seiring dengan hujaman penis mas Ammar yang hampir 10 menit menggempur liang senggamaku dengan penisnya,

peluh mulai bercucuran dari badan kami berdua seiring memanasnya persetubuhan yang kami lakukan, aku hanya bisa memejamkan mata menikmati dengan meremas rambut mas Ammar yang terus memompa liang senggamaku.

“plok..plok..plook..” suara kedua kelamin yang tengah beradu santer terdengar di dalam ruang tamu rumah mas Ammar membuat suasana menjadi semakin erotis. ditengah rasa nikmat yang terus melanda itu, aku merasakan jika mas Ammar hendak berejakulasi. ditandai dengan mulai tidak teraturnya tempo genjotan penisnya, dan ternyata benar

“aarrghhhhhhh” mas Ammar mengerang saat tiba-tiba ia mencabut penisnya dan memuntahkan spermanya di atas perutku. mas Ammar mulai terkulai lemas, namun batang penisnya masih terasa sedikit keras. dengan susah payah aku ingin meraih orgasmeku.

“mas capek ya? mas tiduran aja biar ganti Nezza yang di atas” ujarku pada mas Ammar ketika memintanya tiduran, dan aku mulai mengakanginya.

aku belum mendapatkan orgasmeku, dengan penuh nafsu aku menyasar wajah mas Ammar dengan harapan dapat memancing libidonya kembali. aku ciumi ia, dari balik telinga, leher dan kemudian bibirnya. aku ingi menjaga agar batang penis yang telah terejakulasi tadi tidak buru-buru ikutan lemas. dan upayaku berhasil

aku tidak mungkin memaksa masuk batang penis yang setengah tegang itu, akhinya aku menggesek-gesekkan liang senggamaku pada batang penisnya seperti layaknya ketika aku petting dengan gebetan-gebetanku. meski tidak mendapatkan kenikmatan layaknya persetubuhan, namun ini lebih baik karena dengan posisi inipun biasanya aku dapat orgasme meskipun kualitasnya kecil.

mas Ammar membalas ciumanku, ada kurang lebih 5 menit kami berciuman dengan posisi aku diatasnya mengangkangi dan menggesek-gesekkan batang penisnya tadi dengan liang senggamaku, dan akhirnya penantianku pun datang ketika aku membayangkan tengah disetubuhi oleh lelaki yang telah aku persembahkan keperawananku padanya.

“aaashhhhhhhhh mmassshhhhhh…” desahku lepas saat orgasme ‘kecil’ akhirnya kudapatkan

mas Ammar semakin terkulai lemas, dengan tubuh molekku di atasnya. mas Ammar mencium keningku dan memujiku, bahwa aku wanita yang beruntung, karena dikaruniai paras yang cantik dan teduh. beberapa kali mas Ammar menciumi kening dan pipiku. hal ini semakin mengingatkan aku pada ‘nya’. karena hal seperti inilah yang senantiasa ia lakukan begitu kami selesei bersetubuh dan mendapatkan kenikmatan surgawi, dan tanpa sadar mataku kembali berkaca-kaca.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd