Malam itu, aku lewati seperti biasa. Bercanda dengan teman-temanku di salah satu aplikasi chating.
Cwo ku pun sama, kami bahkan mengobrol lewat chating padahal kami sedang tiduran bersebelahan.
"Yank, aku tidur duluan ya." Kata cwo ku tiba-tiba.
Aku hanya mengangguk tanpa melirik sedikitpun padanya. Mataku tertuju pada layar hp sambil senyum-senyum sendiri.
"Heh, kalo udah ngobrol ma mereka, kamu pasti lupa daratan deh." Cwo ku berkata lagi. Tangan kanan nya memeluk tubuhku.
"Aku lagi ga mau ni malam ah. Nanti pagi ajah." Kataku masih tetap dengan mata memandang ke hp.
"Iah tau. Kalo udah asyik kayak gitu, mana mungkin km mau melayani aku. Dan entah kenapa, ni malam rasanya aku ngantuk berat." Cwo ku berkata sambil membalikkan badannya lalu tertidur.
Aku tetap tak bergeming menatap layar hp 4in ku itu.
Tak terasa waktu berjalan cepat, rasa lelah dan kantuk mulai menyerang. Kulihat jam di dinding sudah menunjuk hampir tengah malam.
Aku pun berpamitan pada teman-teman chatingku karna aku merasa mengantuk sekali.
"Tumben, baru jam segini udah ngantuk."
Salah satu teman chatingku bertanya.
"Hu'um. Gak tau nih, ni mata rasanya berat."
Balasku.
"Ya udah tidur ajah lu. Tar sakit kepala lho karna nahan kantuk."
Teman chat ku yang lain menimpali.
"Ia deh. Bye."
Jawabku singkat.
Mataku malam itu benar-benar seperti tidak bisa dikontrol. Rasa kantuk menyerang begitu hebat.
Ku taruh hp ku di meja kecil sebelah kiri ku. Dekat sisi tempat tidur. Kubuka pakaianku. Ya, aku bugil. Aku memang terbiasa tidur bugil. Rasanya lebih nyaman. Kulempar pakainku kelantai.
Aku pun berbaring kembali, tapi entah kenapa, aku ingin sekali melihat ke arah jendela kamar ku yang tak bertirai. Jendela kecil yang terbuka sedikit karna memang tidak bisa ditutup sepenuhnya. Ah, jendela itu seharusnya sudah diperbaiki oleh yang punya kontrakan.
Kantuk terus menyerang, tapi anehnya aku belum juga bisa tertidur, aku hanya merasa tertarik untuk melihat celah disisi jendela kamarku yang berada tepat di dinding sebelah kanan dekat tubuh pacarku yang sedang tertidur pulas.
Mataku mulai terasa terpejam.
Tiba-tiba antara sadar dan tidak, aku melihat seperti asap putih masuk kedalam kamarku dari lubang celah jendela itu. Lama kelamaan asap itu menggumpal menyerupai sesosok manusia. Hanya saja dia bugil tapi mengenakan topi yang terbalik. Dan disekeliling tubuhnya masih terlihat ada asap. Dia berdiri diantara tubuhku dan tubuh pacarku.
Aku hanya bisa menatap heran. Aku fikir aku sedang bermimpi.
Sosok itu jelas sekali seperti laki-laki. Aneh. Aku tidak bisa berkata apapun. Aku tertegun melihatnya. Sosok itu menundukkan kepalanya. Aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.
Tiba-tiba dia mendekatiku, masih dengan menundukkan wajahnya. Dan anehnya, aku merasa horny yang amat sangat. Aku benar-benar ingin bercinta.
Sosok itu lalu tidur disebelah kananku, lalu menciumi mulai leherku. Aghhhh, nafsu ku makin menjadi. Ciumannya terus dititik kelemahanku. Sosok itu terus menciumi leher kananku, lalu menuju kuping. Terasa ada lidah lembut yang menjilati kupingku.
"Aaghhh" Desahku.
Sosok itu lalu menindih tubuh telanjangku, masih dengan menciumi leherku. Lembut sekali.
Dia benar-benar memanjakan aku.
Ciumannya, jilatannya terus menjalar di leher dan kupingku, kanan kiri tengah, bergantian.
Ughhh rasanya nikmat sekali. Mahluk itu benar-benar lihai. Hanya saja, dia tidak mencium bibirku. Itu aneh. Tapi aku ga mau ambil pusing. Karna aku benar-benar sudah horny sekali.
Terasa tangan mahluk itu meremas payudaraku, masih dengan bibirnya yang menciumin leher dan telingaku.
Ughhh ini benar-benar nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan dari forplay seperti ini.
Kepalanya tetap sambil merunduk, seperti tidak mau memperlihatkan wajahnya padaku.
Lalu, kepalanya menjilati dadaku, terus menuju payudara ku.
"Ugghhh, yaaa disana." Kataku saat dia mulai terasa menciumi puting payudara kiri ku..
"Ughhh enaakkkkkk..." Desahku pelan.
Saat itu, aku tak ada sdikitpun kefikiran pacarku yang sbenarnya sedang tidur disebelah ku.
Sosok itu terus menjilati payudaraku, bergantian kanan kiri. Lama sekali dia melakukannya.
Ini rasanya aneh. Benar-benar aneh. Nikmatnya belum pernah aku rasakan.
Tiba-tiba terasa ada jari yang bermain-main di memekku. Ahhh, memekku sudah terasa sangat basah. Akubbenar-benar terangsang berat!
Jari-jari itu bergerak amat lincah di atas memekku. Mengelusnya, menggeseknya. Memekku tambah becek saja rasanya.
Dengan tetap mulutnya menghisap-hisap puting payudaraku.
Aghhhhh aku sudah tak kuat. Tapi aku sama sekali tak bisa banyak bergerak. Seperti terhipnotis saja. Fikiranku antara sadar dan tidak akhirnya berusaha mencari kesadaran.
Tapi itu hanya sementara saat 1 jari mahluk itu mulai terasa masuk kedalam lubang memekku.
"Oughhhhhhh..." Lenguhku.
Aku bisa menggerakkan tanganku, aku menyentuh kepala mahluk itu yang masih memakai topi. Aku buka topi itu, kulempar sembarangan. Rambutnya, aku jambak. Aku acak-acak karna rasa nikmat yang sedang kurasakan.
Jari mahluk itu benar-benar nikmat.
Mengocok dengan lembut didalam lubang memekku yang sudah terasa sangat basah.
"Ahh, enaakkk..." kataku pelan.
Sosok itu tidak berbicara sedikitpun. Kepalanya tetap merunduk, dan bibirnya masih saja mempermainkan putingku, kiri kanan.
Kocokan 1 jari di memekku sudah benar-benar membuatku hampir klimax. Dia mulai melakukannya dengan cepat.
"Aghh, yaaahh terusss, itu enaaakkk... iyaaghhh yanggg cepeetttt.. " Desahku tak terkendali.
"Itilnyaaa gossookkk..." kataku tanpa malu-malu.
Kepqlanya mulai menjilati perutku. Makin kebawah, dan pas tepat didepan memekku yang sedang basah dan masih dikocok jarinya.
Ada sesuatu yang empuk menjilat clitotis ku.
Dan itu rasanya nikmaaattttt sekali..
Aghhh kenapa bisa senikmat ini? Padahal aku sama sekali tidak suka di jimek. Taoi kenapa sosok ini begitu pintar sekali membuat aku kenikmatan.
Lidahnya terus terasa bergerak mengelitiki clitorisku. Jarinya masih mengocok didalam memekku.
Ini kejadian yang benar-benar gakan pernah aku lupakan nikmatnya. Fikirku.
"Akkk, akuu, piing... pin.. pinginnn kellluaaarrrrr..." teriakku pelan menandakan akan klimax. Jarinya terasa makin cepat mengocok memekku.
"Aaaghhhhhhhhhhhhh...." Desahku panjang. "Aaku keluarrrrr..."
Rasanya itu benar-benar nikmat. Seperti ada banyak cairan yang keluar dari memekku. Aku terkulai lemas.
Sosok itu lalu menjilati cairan yang keluar dari memekku. Terasa sampai bersih tak tersisa. Aku merasa geli tapi rasa horny masih saja ada.
Aku tak sabar ingin segera digagahi olehnya. Menjoba kontolnya yang entah sperti apa. Aneh. Aku ternyata sedari tadi belum melihat kontolnya meski dia bugil didekatku. Melihat saja belum apalagi memegangnya.
Hmmm, entahlah, aku benar-benar sudah tidak bisa berfikir waras.
Kepalanya mulai mendekati payudaraku lagi, menciumi perutku.
Hmmmmm, masih terasa nikmat. Rasa lelah seketika hilang begitu saja.
Aku mengelus kepalanya. Dia tetap merunduk. Masih tidak mau memperlihatkan wajahnya.
Kali ini ada rasa penasaran yang sangat didalam fikiranku. Kenapa dia tidak mau memperlihatkan wajahnya?
Aku lalu memegang kepalanya, aku tarik agar menengadah. Aku ingin benar-benar ingin melihat wajahnya.
Tapi, sosok itu melawan, dia tetap merundukkan kepalanya. Aku tidak mau kalah. Aku terus berusaha menengadahkan wajahnya agar bisa menatapku.
Lama sekali kami sedikit bergulat. Aku yang kekeh ingin melihat wajahnya tapi sosok itu yang tidak mau melihatkan wajahnya.
Dan tiba-tiba dia kalah. Tanganku berhasil membuat kepalanya menengadah dan wajahnya sejajar sengan wajahku. Wajah kami saat itu hanya berjarak sejengkal tangan.
Astagaaaaaa, aku kaget sekali melihatnya. Wajahnya itu tidak beraturan. Gepeng dan aneh. Ahhh aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi difikiranku sampai saat ini, masih bisa mengingatnya. Dijidatnya ada sepasang tanduk kecil. Dia menatap ku sperti terlihat sedikit marah dan kecewa.
Lalu "Aaaggghhhh..." Aku terbangun dan berteriak sedikit kencang dan terduduk. Mataku melotot dan melihat ada sekelebatan mahluk yang berubah menjadi asap putih yang dengan cepat keluar melalui celah jendela.
Tubuhku penuh dengan keringat. Rasanya seperti mandi keringat. Jantungku berdetak kencang sekali. Sesak rasanya.
Apa itu? Siapa itu? Fikirku. Nafasku masih terburu-buru, serasa ingin dengan cepat memasukkan oksigen kedalam otakku.
Lambat laun, fikiranku mulai terkendali, nafasku mulai lancar dan jantungku mulai berdetak dengan normal juga.
Kulirik pacarku yang masih memunggungiku, tertidur dengan pulas.
Aneh. Kenapa dia tidak terbangun dengan teriakanku?
Kepalaku celingak celinguk melihat keadaan kamarku. Aku mengambil segelas air minum yang ada di meja kecil disebelahku. Dan meminumnya.
Kusimpan gelas itu kembali dan mengambil hp ku yang tergeletak disebelah gelas itu.
2:15. Terpampang jam dilayar hp ku.
Hah???
Setelah merasa tenang. Aku tiduran kembali.
Kutatap langit-langit kamar sambil sedikit berfikir keras.
APA ITU TADI?
=============================================
Note :
Sampai saat ini, aku masih penasaran dengan sosok itu.
Ingin rasanya aku "bertemu" kembali dengan nya. Meski ada rasa takut dan jijik bila ingat wajahnya yang "hancur." (Aku berfikir, apa ini yang menyebabkan aku suka akan DP (Disturbing Picture)?) Ada rasa penasaran tapi rasa takut yang menyatu. Berharap ketemu lagi tapi dengan wajahnya yang normal. Bukan berantakan seperti saat itu. Hiiyyy... Atut.
Dan saat aku teringat akan kejadian itu. Rasa horny ku selalu muncul dengan kuat.
Yups. Seperti malam ini, saat aku menuangkannya di tulisan ini.
Aku merasa horny. Dan mungkin. Aku akan bermasturbasi sekarang.
Aggghhhh... Sial!
Cwo ku pun sama, kami bahkan mengobrol lewat chating padahal kami sedang tiduran bersebelahan.
"Yank, aku tidur duluan ya." Kata cwo ku tiba-tiba.
Aku hanya mengangguk tanpa melirik sedikitpun padanya. Mataku tertuju pada layar hp sambil senyum-senyum sendiri.
"Heh, kalo udah ngobrol ma mereka, kamu pasti lupa daratan deh." Cwo ku berkata lagi. Tangan kanan nya memeluk tubuhku.
"Aku lagi ga mau ni malam ah. Nanti pagi ajah." Kataku masih tetap dengan mata memandang ke hp.
"Iah tau. Kalo udah asyik kayak gitu, mana mungkin km mau melayani aku. Dan entah kenapa, ni malam rasanya aku ngantuk berat." Cwo ku berkata sambil membalikkan badannya lalu tertidur.
Aku tetap tak bergeming menatap layar hp 4in ku itu.
Tak terasa waktu berjalan cepat, rasa lelah dan kantuk mulai menyerang. Kulihat jam di dinding sudah menunjuk hampir tengah malam.
Aku pun berpamitan pada teman-teman chatingku karna aku merasa mengantuk sekali.
"Tumben, baru jam segini udah ngantuk."
Salah satu teman chatingku bertanya.
"Hu'um. Gak tau nih, ni mata rasanya berat."
Balasku.
"Ya udah tidur ajah lu. Tar sakit kepala lho karna nahan kantuk."
Teman chat ku yang lain menimpali.
"Ia deh. Bye."
Jawabku singkat.
Mataku malam itu benar-benar seperti tidak bisa dikontrol. Rasa kantuk menyerang begitu hebat.
Ku taruh hp ku di meja kecil sebelah kiri ku. Dekat sisi tempat tidur. Kubuka pakaianku. Ya, aku bugil. Aku memang terbiasa tidur bugil. Rasanya lebih nyaman. Kulempar pakainku kelantai.
Aku pun berbaring kembali, tapi entah kenapa, aku ingin sekali melihat ke arah jendela kamar ku yang tak bertirai. Jendela kecil yang terbuka sedikit karna memang tidak bisa ditutup sepenuhnya. Ah, jendela itu seharusnya sudah diperbaiki oleh yang punya kontrakan.
Kantuk terus menyerang, tapi anehnya aku belum juga bisa tertidur, aku hanya merasa tertarik untuk melihat celah disisi jendela kamarku yang berada tepat di dinding sebelah kanan dekat tubuh pacarku yang sedang tertidur pulas.
Mataku mulai terasa terpejam.
Tiba-tiba antara sadar dan tidak, aku melihat seperti asap putih masuk kedalam kamarku dari lubang celah jendela itu. Lama kelamaan asap itu menggumpal menyerupai sesosok manusia. Hanya saja dia bugil tapi mengenakan topi yang terbalik. Dan disekeliling tubuhnya masih terlihat ada asap. Dia berdiri diantara tubuhku dan tubuh pacarku.
Aku hanya bisa menatap heran. Aku fikir aku sedang bermimpi.
Sosok itu jelas sekali seperti laki-laki. Aneh. Aku tidak bisa berkata apapun. Aku tertegun melihatnya. Sosok itu menundukkan kepalanya. Aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.
Tiba-tiba dia mendekatiku, masih dengan menundukkan wajahnya. Dan anehnya, aku merasa horny yang amat sangat. Aku benar-benar ingin bercinta.
Sosok itu lalu tidur disebelah kananku, lalu menciumi mulai leherku. Aghhhh, nafsu ku makin menjadi. Ciumannya terus dititik kelemahanku. Sosok itu terus menciumi leher kananku, lalu menuju kuping. Terasa ada lidah lembut yang menjilati kupingku.
"Aaghhh" Desahku.
Sosok itu lalu menindih tubuh telanjangku, masih dengan menciumi leherku. Lembut sekali.
Dia benar-benar memanjakan aku.
Ciumannya, jilatannya terus menjalar di leher dan kupingku, kanan kiri tengah, bergantian.
Ughhh rasanya nikmat sekali. Mahluk itu benar-benar lihai. Hanya saja, dia tidak mencium bibirku. Itu aneh. Tapi aku ga mau ambil pusing. Karna aku benar-benar sudah horny sekali.
Terasa tangan mahluk itu meremas payudaraku, masih dengan bibirnya yang menciumin leher dan telingaku.
Ughhh ini benar-benar nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan dari forplay seperti ini.
Kepalanya tetap sambil merunduk, seperti tidak mau memperlihatkan wajahnya padaku.
Lalu, kepalanya menjilati dadaku, terus menuju payudara ku.
"Ugghhh, yaaa disana." Kataku saat dia mulai terasa menciumi puting payudara kiri ku..
"Ughhh enaakkkkkk..." Desahku pelan.
Saat itu, aku tak ada sdikitpun kefikiran pacarku yang sbenarnya sedang tidur disebelah ku.
Sosok itu terus menjilati payudaraku, bergantian kanan kiri. Lama sekali dia melakukannya.
Ini rasanya aneh. Benar-benar aneh. Nikmatnya belum pernah aku rasakan.
Tiba-tiba terasa ada jari yang bermain-main di memekku. Ahhh, memekku sudah terasa sangat basah. Akubbenar-benar terangsang berat!
Jari-jari itu bergerak amat lincah di atas memekku. Mengelusnya, menggeseknya. Memekku tambah becek saja rasanya.
Dengan tetap mulutnya menghisap-hisap puting payudaraku.
Aghhhhh aku sudah tak kuat. Tapi aku sama sekali tak bisa banyak bergerak. Seperti terhipnotis saja. Fikiranku antara sadar dan tidak akhirnya berusaha mencari kesadaran.
Tapi itu hanya sementara saat 1 jari mahluk itu mulai terasa masuk kedalam lubang memekku.
"Oughhhhhhh..." Lenguhku.
Aku bisa menggerakkan tanganku, aku menyentuh kepala mahluk itu yang masih memakai topi. Aku buka topi itu, kulempar sembarangan. Rambutnya, aku jambak. Aku acak-acak karna rasa nikmat yang sedang kurasakan.
Jari mahluk itu benar-benar nikmat.
Mengocok dengan lembut didalam lubang memekku yang sudah terasa sangat basah.
"Ahh, enaakkk..." kataku pelan.
Sosok itu tidak berbicara sedikitpun. Kepalanya tetap merunduk, dan bibirnya masih saja mempermainkan putingku, kiri kanan.
Kocokan 1 jari di memekku sudah benar-benar membuatku hampir klimax. Dia mulai melakukannya dengan cepat.
"Aghh, yaaahh terusss, itu enaaakkk... iyaaghhh yanggg cepeetttt.. " Desahku tak terkendali.
"Itilnyaaa gossookkk..." kataku tanpa malu-malu.
Kepqlanya mulai menjilati perutku. Makin kebawah, dan pas tepat didepan memekku yang sedang basah dan masih dikocok jarinya.
Ada sesuatu yang empuk menjilat clitotis ku.
Dan itu rasanya nikmaaattttt sekali..
Aghhh kenapa bisa senikmat ini? Padahal aku sama sekali tidak suka di jimek. Taoi kenapa sosok ini begitu pintar sekali membuat aku kenikmatan.
Lidahnya terus terasa bergerak mengelitiki clitorisku. Jarinya masih mengocok didalam memekku.
Ini kejadian yang benar-benar gakan pernah aku lupakan nikmatnya. Fikirku.
"Akkk, akuu, piing... pin.. pinginnn kellluaaarrrrr..." teriakku pelan menandakan akan klimax. Jarinya terasa makin cepat mengocok memekku.
"Aaaghhhhhhhhhhhhh...." Desahku panjang. "Aaku keluarrrrr..."
Rasanya itu benar-benar nikmat. Seperti ada banyak cairan yang keluar dari memekku. Aku terkulai lemas.
Sosok itu lalu menjilati cairan yang keluar dari memekku. Terasa sampai bersih tak tersisa. Aku merasa geli tapi rasa horny masih saja ada.
Aku tak sabar ingin segera digagahi olehnya. Menjoba kontolnya yang entah sperti apa. Aneh. Aku ternyata sedari tadi belum melihat kontolnya meski dia bugil didekatku. Melihat saja belum apalagi memegangnya.
Hmmm, entahlah, aku benar-benar sudah tidak bisa berfikir waras.
Kepalanya mulai mendekati payudaraku lagi, menciumi perutku.
Hmmmmm, masih terasa nikmat. Rasa lelah seketika hilang begitu saja.
Aku mengelus kepalanya. Dia tetap merunduk. Masih tidak mau memperlihatkan wajahnya.
Kali ini ada rasa penasaran yang sangat didalam fikiranku. Kenapa dia tidak mau memperlihatkan wajahnya?
Aku lalu memegang kepalanya, aku tarik agar menengadah. Aku ingin benar-benar ingin melihat wajahnya.
Tapi, sosok itu melawan, dia tetap merundukkan kepalanya. Aku tidak mau kalah. Aku terus berusaha menengadahkan wajahnya agar bisa menatapku.
Lama sekali kami sedikit bergulat. Aku yang kekeh ingin melihat wajahnya tapi sosok itu yang tidak mau melihatkan wajahnya.
Dan tiba-tiba dia kalah. Tanganku berhasil membuat kepalanya menengadah dan wajahnya sejajar sengan wajahku. Wajah kami saat itu hanya berjarak sejengkal tangan.
Astagaaaaaa, aku kaget sekali melihatnya. Wajahnya itu tidak beraturan. Gepeng dan aneh. Ahhh aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi difikiranku sampai saat ini, masih bisa mengingatnya. Dijidatnya ada sepasang tanduk kecil. Dia menatap ku sperti terlihat sedikit marah dan kecewa.
Lalu "Aaaggghhhh..." Aku terbangun dan berteriak sedikit kencang dan terduduk. Mataku melotot dan melihat ada sekelebatan mahluk yang berubah menjadi asap putih yang dengan cepat keluar melalui celah jendela.
Tubuhku penuh dengan keringat. Rasanya seperti mandi keringat. Jantungku berdetak kencang sekali. Sesak rasanya.
Apa itu? Siapa itu? Fikirku. Nafasku masih terburu-buru, serasa ingin dengan cepat memasukkan oksigen kedalam otakku.
Lambat laun, fikiranku mulai terkendali, nafasku mulai lancar dan jantungku mulai berdetak dengan normal juga.
Kulirik pacarku yang masih memunggungiku, tertidur dengan pulas.
Aneh. Kenapa dia tidak terbangun dengan teriakanku?
Kepalaku celingak celinguk melihat keadaan kamarku. Aku mengambil segelas air minum yang ada di meja kecil disebelahku. Dan meminumnya.
Kusimpan gelas itu kembali dan mengambil hp ku yang tergeletak disebelah gelas itu.
2:15. Terpampang jam dilayar hp ku.
Hah???
Setelah merasa tenang. Aku tiduran kembali.
Kutatap langit-langit kamar sambil sedikit berfikir keras.
APA ITU TADI?
=============================================
Note :
Sampai saat ini, aku masih penasaran dengan sosok itu.
Ingin rasanya aku "bertemu" kembali dengan nya. Meski ada rasa takut dan jijik bila ingat wajahnya yang "hancur." (Aku berfikir, apa ini yang menyebabkan aku suka akan DP (Disturbing Picture)?) Ada rasa penasaran tapi rasa takut yang menyatu. Berharap ketemu lagi tapi dengan wajahnya yang normal. Bukan berantakan seperti saat itu. Hiiyyy... Atut.
Dan saat aku teringat akan kejadian itu. Rasa horny ku selalu muncul dengan kuat.
Yups. Seperti malam ini, saat aku menuangkannya di tulisan ini.
Aku merasa horny. Dan mungkin. Aku akan bermasturbasi sekarang.
Aggghhhh... Sial!
teh
