Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Api Dalam Sekam

Episode 2
Mery Caesarany


ALbet Nugroho


Sarah Prameswari

Wina puspita

Hari Senin adalah hari yang sibuk buat Wina, setelah selesai mengurusi suaminya, lalu Wina berdandan untuk siap-siap pergi ke kantor, pagi ini Wina memakai blouse merah di padukan dengan rok panjang warna hitam, penampilan Wina terlihat seperti bunga mawar yang sedang mekar.

Kemudian Wina berangkat menuju kantor, setelah berjibaku dengan padatnya jalanan ibu kota akhirnya Wina pun sampai di kantor, setelah memarkirkan kendaraan di tempat khusus, karena ia adalah seorang pimpinan perusahaan, Wina pun turun dari mobil langsung menuju kedalam.

Wina sadar, beberapa mata karyawan tidak lepas memandangnya, dia sudah biasa jadi pusat perhatian seperti ini ketika berada di kantor, beberapa karyawan menyapanya dengan hormat ketika berpapasan dengannya, Wina hanya membalas dengan senyum manisnya.

Kemudian Wina pun masuk ke sebuah ruang luas dan megah, dengan dinding berwarna krem lembut, dan karpet tebal berwarna senada yang menutupi lantainya, ada sofa hitam dan meja kayu panjang, lalu Wina duduk di balik meja, dukomen-dokumen yang harus di periksa dan di tanda tangani sudah menumpuk di mejanya.

Lalu Wina memanggil sekertarisnya, untuk memberitahu kepada manager departemen, atau kepala seksi, jam 8 akan di adakan morning briefing, tidak lama berselang Wina pun memimpin morning briefing, setelah dua jam lamanya morning briefing pun selesai.

Setelah briefing selesai Wina memanggil pak Yono, pak Yono adalah bagian pengadaan bahan baku, " pagi Bu...ibu memanggil saya.?" Tanya pak Yono.

" Iyaa pak...Ada yang ingin saya tanyakan, kenapa pak akhir-akhir ini pengadaan bahan baku selalu telat datangnya.?" Wina balik bertanya.

" Begini Bu...bahan baku yang sekarang di kirim, itu bahannya dari luar Jawa, soalnya bahan yang biasa kita terima dari Jawa itu sedang kosong Bu." Jelas pak Yono.

" Pak Yono tahukan...Akibatnya telat pengiriman bahan baku, itu mengakibatkan produksi kita jadi terhambat...Dan dampaknya distribusi di lapangan jadi tidak terpenuhi." Jelas Wina dengan nada sedikit agak tinggi.

" Iyaa Bu ..Saya tahu." Jawab pak Yono manggut-manggut.

" Pokoknya sekarang Aku tidak mau tahu, mulai lusa barang harus tepat waktu datangnya." Ucap Wina.

" Baik Bu...." Jawab Pak Yono.

" Oke bapak silakan kembali ke ruang kerja bapak." Ucap Wina.

Kemudian pak Yono pun meninggalkan ruangan Wina sebagai pimpinan perusahaan, dan Wina langsung di sibukkan dengan rutinitas kantornya.

Waktu berjalan begitu cepat, jam di ruang kerja Wina sudah menunjukkan pukul 16:00, Wina memutar lehernya terasa pegal dan kaku, seharian memeriksa dokumen, mengetik di komputer membuat matanya lelah dan lehernya sakit, semenjak dia menggantikan tugas suaminya, kesibukan demi kesibukan membuat dia lupa makan.

Kemudian Wina merentangkan tangannya untuk meregangkan otot-otot yang kaku, ia lalu beranjak dari tempat duduknya, dari jendela kaca yang sedikit terbuka, Wina bisa melihat deretan rumah yang berbaur dengan gedung pencakar langit, entah kenapa tidak ada kedamaian hari ini.

Jika biasanya, saat hatinya merasa lelah dengan pekerjaan, melihat pemandangan luar dari jendela kantornya akan sangat menenangkan hatinya, kemudian Wina kembali duduk di balik meja kerjanya, lalu ia membereskan laptop dan dokumen, setelah semua beres, Wina pun meninggalkan ruangan untuk pulang.

Wina meletakkan sisir diatas meja riasnya, melihat bayangan dari cermin, dengan jarinya yang lentik, dia memoles wajahnya yang putih dengan cream malam, sudah menjadi rutinitas untuknya, merawat wajah sebelum ia tidur.

Wina mendengar pintu kamarnya di ketuk, Wina merapihkan kimono tidurnya, mengikat tali pengaitnya di sekeliling pinggang, lalu ia melangkah menuju pintu.

" Maaf nyonya...Saya mau mengingatkan aja tuan sudah waktunya minum obat."sahut Sri pembantu.

" Ohh..yaa...yaa sudah Sri kamu minumin suamiku obat." Sahut Wina.

Kemudian Sri masuk kedalam kamar untuk memberi suaminya obat, sementara Wina kembali duduk di depan cermin meja riasnya, sesaat kemudian Sri pun selesai memberikan obat pada suami Wina, sebelum Sri meninggalkan kamar kemudian Sri bertanya kembali pada Wina.

" Nyonya...Makan malamnya apa mau saya siapkan sekarang.?" Tanya Sri.

" Gak usah Sri Aku gak lapar." Jawab Wina.

*****

Rumah Mery.


Malam itu Mery menghubungi teman yang bernama Sarah, " haii Mer....Apa kabar, tumben kamu menghubungi, Aku." Ucap Sarah di seberang telpon sana.

" Emang Aku gak boleh yaa menghubungi kamu, kabar Aku baik Sar.. Sebaliknya kabar kamu gimana.

" Gaklah... tumben aja gitu lho, Kabar ku juga baik Mer." Sahut Sarah.

Setelah menanyakan kabar dan membahas topik yang lain, akhirnya Mery pun membahas topik yang sebenarnya, yang ia ingin tanyakan, " Sar...ada yang aku ingin tanyai nih.?" Tanya Mery.

" Kamu mau nanya apa, Mer.?" Sarah balik nanya.

" Itu....Dulu kamu pernah ngomong, bahwa penisnya pria itu bisa di make over di gedein. Itu bener gak sih.?" Tanya Mery dengan ragu.

" Ohh....Hehehe....Kamu ini Mer, klau ngobrol sama kamu tidak lepas dari selangkangan laki-laki." Sahut Sarah.

" Sar...Aku serius nih...Kok kamu malah ketawa." Timpal Mery.

" Iyaa bisa." Jawab Sarah di ujung telpon sana.

" Caranya Sar...di apain?" Tanya Mery penasaran.

" Dengan cara di operasi." Jawab Sarah.

" Banyak gak... Pasien kamu yang melakukan hal seperti ini.?" Tanya Mery kembali.

" Banyak sih gak....cuma ada beberapa." Jawab Sarah.

" Terus hasilnya gimana.?" Mery terus bertanya

" Seratus persen berhasil." Jawab Sarah.

" Ohh...yaa." Sahut Mery.

" Ngomong-ngomong, Penisnya siapa yang mau di besarin.?" Sarah balik bertanya.

Mery diam sejenak, ia ragu untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu, tapi tiada guna ia menyembunyikanya, Toh nanti juga klau ALbet di operasi penisnya, Sarah pun akan mengetahuinya. " ALbet ..." Jawab Mery.

" ALbet...Yang mana, Jangan bilang ALbet Anakmu, Mer, hehehe.." jawab Sarah sambil tertawa

" Iyaa...ALbet anakku, Sar." Jawab Mery.

" Apa..***k salah dengar Aku Mer." Sahut Sarah.

" Iya Albet anakku." Ucap Mery lagi.

" Hmmm... Jangan-jangan kamu sama anakmu ada afair ya, Mer ?" Tanya Sarah.

" Husst.....Sebarang kamu, gaklah aku masih normal." Umpat Mery.

" Yaa justru itu, Kamukan janda, ALbet juga masih bujangan, yaa normalkan.?" Jelas Sarah.

" Maksud aku...Aku masih normal Albetkan anakku, dan Aku Mamanya, seperti tidak ada laki-laki lain aja di luar sana." Jelas Mery.

" Terus kok bisa kamu mau ngebesar Penisnya Albet anakmu, gimana ceritanya nya.

Lalu Mery menjelaskannya, bahwa ia selalu memberikan pendidikan dan pengetahuan sex kepada anaknya, untuk masalah itu ia selalu terbuka, dan anaknya mengeluhkan penisnya kecil, dan Mery membantunya

" Nah...begitu ceritanya Sar...Apa aku salah klau Aku membantu anakku." Jelas Mery.

" Ohh...begitu yaa." Timpal Sarah, dengan hatinya yang ragu dan tidak percaya atas penjelasan sahabatnya itu.

" Ok deh...Sar, klau gitu tolongin anakku, untuk ngebesarin itunya." Pinta Mery.

" Aku selalu siap membantu siapa pun, terlebih lagi kamu sahabatku sendiri, terus kapan rencana anakmu operasinya.?" Tanya Sarah.

" Lusa." Jawab Mery.

" Serius kamu.?" Tanya Sarah.

" Lhaa iyaa lhaa....Masa Aku bercanda." Ucap Mery.

" Ok...klau gitu Aku tunggu yaa Mer." Sahut Sarah.

Kemudian Mery menutup telponnya, dan seiring itu juga muncul ALbet baru datang, " AL.... Kebetulan kamu udah datang." Sapa Mery.

" Iyaa mam....tadi ALbet sepulang dari kampus biasa nongkrong dulu." Ucap AL.

" AL...sini duduk dulu, ada yang mau Mama bicarain." Ucap Mery.

Kemudian AL, duduk di samping mamanya, " ada apa sih Mam, serius banget.?" Tanya AL.

" Lusa kita ke Bali.,AL." Ucap Mery.

" Ke Bali Mam... Liburan mam.?" Tanya ALbet.

" Bukan." Jawab Mery.

" Terus ngapain Mam...kita ke Bali.?" Tanya ALbet lagi.

Lalu Mery menjelaskan kepada ALbet, " kita ke Bali untuk membesarkan Mr P kamu itu AL, Sesuai pembicaraan kita kemaren." Jelas Mery.

" Tapi klau ada yang nanya, kamu ke Bali nganter mama untuk urusan bisnis, termasuk ke Tante Wina." Ucap Mery.

" Siap, Mam." Sahut ALbet.

" Mam...Kemarin Mama bilang, untuk mendapatkan setengah saham perusahaan om Wijaya, AL harus buat scandal dengan Tante Wina, AL masih bingung, scandal seperti apa yang harus di buat AL, terus caranya gimana, Mam.?" Tanya AL.

" Anak bodoh...buatlah Tante Wina jatuh kedalam pelukanmu, Tante Wina perempuan normal yang masih membutuhkan sex, nah ketika Tante Wina sudah jatuh dalam pelukanmu, di situ mama akan memfotonya, dan Foto itu akan di jadikan alat untuk mengintimidasi dia." Jelas Mery sambil tersenyum.

" Iyaa...Mam...AL, sudah mengerti." Sahut AL, manggut-manggut.

" Tapi ingat AL....disinilah Kamu dan Mama harus benar-benar, kerja sama." Sahut Mery kembali.

Lalu Mery pun menjelaskan apa yang harus dilakukan nanti oleh AL, dan AL pun mendengarkan penjelasan Mamanya dengan penuh perhatian.

" Gimana paham kamu AL.?" Tanya Mery.

" Paham, Mam." Jawab AL.

AL... Terdiam sejenak, dalam benaknya, Tak di sangka Mamanya punya rencana selicik ini, mungkin karena Mama sudah sakit hati banget, makanya mamanya melakukan hal semacam itu, pikir AL. Di tambah lagi Mamanya tidak mendapatkan haknya di perusahaan itu.

Yang harus aku lakukan sekarang mengikuti permainan yang mama buat, toh tidak ada ruginya buatku, klau rencana ini berhasil, berarti aku bisa mencicipi tubuh aduhai Tante Wina, yang tidak kalah dengan body mama. Pikir AL sambi tersenyum simpul, biarlah waktu yang menjawab semuanya itu.

Dua hari kemudian mamanya dan AL pun pergi ke Bali, Setelah menunggu di ruang tunggu, akhirnya mereka pun menaiki pesawat, pesawat terbang dari bandara Soekarno Hatta jam 08:00 pagi, setelah memakan waktu 1 jam 15 menit, akhirnya pesawat mendarat di bandara Ngurah Rai Bali.

Mereka berdua pun langsung menuju hotel yang sudah di booking, hotel yang berada di daerah Kuta Bali, Sesampainya di hotel Mery dan AL pun istrirahat sejenak, sambil menikmati view pantai Kuta, setelah istirahat sejenak Mery dan AL langsung menuju rumah sakit untuk bertemu dokter Sarah temannya.

Sesampai di lobby rumah sakit Mery langsung menghubungi dokter Sarah melalui handphonenya, " Hallo..Mer." ucap Sarah di seberang telpon sana.

" Iyaa Sar....Aku ini udah di lobby Rumah sakit." Ucap Mery.

" Oke Mer...Tunggu sebentar nanti asistenku kesana jemput kamu." Ucap Sarah.

" Oke..Sar...Aku nunggu di sofa pojok kiri dekat pintu masuk." Jelas Mery.

Mery dan AL duduk di sofa dekat pintu masuk, Beberapa saat kemudian datang suster cantik kisaran usia 25 tahunan. " Maaf ini dengan Ibu Mery.?" Tanya suster dengan sopan.

" Iyaa, sus." Jawab Mery singkat.

" Mari Bu ikut dengan saya, dokter Sarah sudah menunggu di ruangannya." Jelas suster.

Lalu Mery dan AL beranjak dari tempat duduknya, kemudian melangkah mengikuti suster, sesampai di depan lift suster menekan tombol dan mereka langsung masuk kedalam lift, dan kini mereka pun sudah berada di depan pintu, suster membuka pintu dan mereka melangkah masuk.

" Hai... Mery..... " Ucap Sarah sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sarah pun memeluk Mery, sambil cipika cipiki, setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya kedua sahabat itu kini bertemu, Sementara AL begitu kaget ketika melihat dokter Sarah, tak di sangka olehnya, ternyata dokter Sarah begitu cantik, dengan rambut bergelombang terurai sebahu, di tambah lagi dengan kedua payudara yang menonjol, dan bokong yang semok, sungguh sempurna, pikir dalam benak AL.

AL terpesona tiada terkata ketika melihat dokter Sarah yang cantik dan sexy, AL melongo kaya kebo bego, " Oh..Yaa Sar...Kenalin ini Anakku, ALbet." Ucap Mery, membuyarkan lamunannya.

" Waahh....Tampan sekali Anakmu, Mer." Ucap Sarah, sambil menjulurkan tangannya bersalaman dengan ALbet.

Sarah kemudian mempersilahkan Mery dan AL duduk, sementara suster pamit keluar meninggalkan ruangan, lalu Mery dan Sarah berbincang melepas rindu, Di sela-sela perbincangan, Sarah beberapa kali melontarkan pujian terhadap AL, yang mempunyai wajah yang rupawan.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, lalu mereka pun kini kembali membahas masalah pokok." Oke, Mer, sebelum Aku mengambil tindakan operasi, Aku harus mengecek kesehatan AL, diantara cek tensi, cek gula darah, dan cek darah, klau semuanya oke, baru aku mengambil tindakan." Jelas Dokter Sarah.

" Ok, Sar." Jawab Mery singkat.

" Sebelum cek darah...Aku Mau lihat Mr P nya ALbet, Silahkan AL berbaring di tempat tidur periksa." Pinta dokter Sarah.

AL.. Melangkah ragu, lalu ia berbaring di tempat tidur periksa pasien, " Buka celananya." Dokter Sarah berbicara sambil beranjak dari tempat duduknya.

AL.. Membuka ikat pinggang, lalu kancing celana dan sleting, dokter Sarah memakai sarung tangan karet, lalu dokter Sarah mencoba menurunkan celana, AL mengangkat pinggangnya agar memudahkannya, kini celana AL sudah turun selutut.

Dan penisnya AL sudah tegang, dan keras, " Santai saja yaa." Ucap dokter Sarah sambil tersenyum.

" Wah..***panya penismu udah benar-benar tegang dan keras, Mer, untuk ukuran penis anakmu lumayan besar." Dokter Sarah berbicara ke Mery, sambil membolak-balik batang penisnya, AL.

Mery lalu beranjak dari tempat duduknya menghampiri AL dan dokter Sarah, " Iyaa sih...Tapi bisakan lebih di maksimalkan lagi ukurannya.?" Tanya Mery.

" Tentu bisa... Yang akan di maksimalin panjangnya atau ukuran besarnya.?" Dokter Sarah balik bertanya.

Mery...diam sejenak, keningnya mengkerut sedang berfikir, " keduanya Sar. Panjang dan ukuran besarnya." Jawab Mery tanpa ragu-ragu.

" Wow...Nanti anakmu akan memiliki penis yang super." Sahut dokter Sarah.

" Sar.. cuma aku khawatir, setelah operasi nanti ada dampak negatifnya gak, seperti penisnya AL nanti jadi lembek, percuma klau besar tapi lembek.?" Tanya Mery.

" Kamu gak usah khawatir Mer...Percayain semuanya sama aku." Sahut dokter Sarah.

" Iyaa Sar...Aku percaya sama kamu." Timpal Mery

Sementara AL... Hatinya berbunga-bunga, dan bahagia, kini penisnya dengan bebas di lihat oleh Mamanya dan Dokter Sarah, Nafsu birahinya AL sebenarnya sudah menggebu-gebu, ingin rasanya AL menikmati tubuh dokter Sarah dan Mamanya yang ada di depannya itu, tapi AL berusaha untuk mengontrol keadaan, AL tidak mau buru-buru, dan ceroboh, AL mempunyai keyakinan dalam hatinya, cepat atau lambat ia pasti bisa menyalurkan hasrat birahinya.

" Coba Mer... pegang penis anakmu." Pinta dokter Sarah.

Wina mendekat lalu ia memegang Penis AL, di rasakannya oleh AL, kini tangan Mamanya menyentuh penisnya, di lihat Mamanya menggigit bibir bawah, dan nafasnya terlihat berat.

" Gimana Mer...Penis anakmu keras.?" Tanya dokter Sarah.

" Iyaa Sar...Keras." timpal Mery.

" Nanti juga setelah operasi penisnya masih akan keras seperti ini." Jelas dokter Sarah.

Mery lega setelah mendengar penjelasan Sarah, dokter Sarah kembali menyuruh AL, Untuk memakai celananya, dan dokter Sarah juga kembali duduk, begitu juga dengan Mery. " Ok.. sekarang kita cek tensi, dan.

Dokter Sarah memanggil asistennya untuk melakukan pengambilan semple darah, setelah pengambilan semple darah Mery dan AL di suruh menunggu hasilnya, sementara dokter Sarah memeriksa pasien berikutnya.

hampir dua jam menunggu, akhirnya hasil semple darah keluar, kemudian dokter Sarah memanggil Mery

dan AL untuk kembali masuk ke ruangannya, Lalu Dokter Sarah membacakan hasilnya." Hasil tes darah semuanya menunjukkan kondisi AL dalam keadaan baik." Jelas dokter Sarah.

" Syukur Sar... Kalau begitu kapan kamu akan mengambil tindakan operasi.?" Tanya Mery.

" Sore ini. Jam 16:00, dan aku akan daftarkan AL kamar dulu yaa," ucap dokter Sarah.

" Sar...Cariin kamar yang VIP." Timpal Mery.

" Pasti, Mer." Sahut dokter Sarah.

Setelah menunggu sesaat akhirnya AL diantarkan oleh suster langsung menuju kamar yang sudah di siapkan, menjelang jam empat sore suster datang kembali, untuk memberitahukan kepada AL agar siap-siap karena operasi sebentar lagi akan dilaksanakan.

" Selamat sore." Sapa suster dengan senyum ramah.

" Sore." Jawab AL dan Mamanya hampir bersamaan.

" Sebentar lagi akan di lakukan operasi, silakan ganti bajunya dan cukur bersih bulu-bulu yang ada di sekitar kemaluan." Jelas suster.

" Sus....biar saja aku yang membantu AL memakai pakaian ganti dan mencukur bulu kemaluannya, Aku ibunya." Sahut Mery.

" Silahkan ibu." Jawab suster sambil memberikan baju pasien dan alat cukur.

Suster meninggal ruangan, Lalu Mery menghampiri AL, " AL ganti baju, dan bulu-bulu di sekitar kemaluannya di cukur, mari Mama bantu." Ucap Mery.

AL yang sudah tidak canggung lagi telanjang di depan mamanya, ia langsung membuka baju serta celananya, kini AL sudah telanjang bulat, dengan penis yang setengah berdiri. " AL...Mama cukur bulu rambut kemaluanku yaa." Mamanya berkata.

AL hanya mengangguk pelan, sebelum mencukur bulu penisnya AL, Mery menuju pintu untuk menguncinya terlebih dulu, barang kali ada orang yang masuk, setelah mengunci pintu, Mery kembali menghampiri AL yang sedang duduk di tempat tidur pasien, yang sudah dalam keadaan telanjang bulat.

" AL.. Enaknya kamu sambil berbaring aja." Pinta Mery.

" Ok.Mam.." jawab AL, sambil merubah posisinya.

Lantas AL berbaring, dan mery mengambil alat cukur, sambil berkata, " Makasih AL.kamu telah melakukan semua ini demi Mama." AL hanya membalas dengan senyuman, perlahan Mery memegang penisnya AL, untuk mulai mencukur bulunya.

Tapi tiba-tiba penisnya AL makin menegang, sampai akhirnya penisnya tegak berdiri dengan kerasnya, " Kok...Penismu ngaceng sih AL, Mamakan jadi susah mencukur bulunya." Kata Mery.

" Gak tau....Mam " Sahut AL.

" Yaa Sudah Klau gitu Penis Kamu harus di buat tidur dulu, Soalnya semenjak di periksa dokter Sarah penis kamu berdiri terus." Kata Mery.

Tangan Mery yang lembut tanpa di komandan lagi mengocok penisnya AL, Sementara AL tersenyum bahagia, akhirnya Mamanya mengocok kembali penisnya untuk yang kedua kalinya. Jari jemari lentik tangan Mery terus mengocok penis AL, dengan cara naik turun.

" Ahkk.....Mam...Ahk..." desah AL.

" Kenapa AL sayang.?" Tanya Mery sambil tersenyum.

" AL....Mau....Mau keluar Mam." Sahut AL, sambil merem melek.

" Yaa keluarin aja sayang." Timbal Mery.

Dan sesaat kemudian AL.. Merasakan penisnya berkedut-kedut, sesuatu akan keluar dari lobang penisnya, dan akhirnya lahar putih menyembur dengan tiga kali semburan, setelah itu tidak lama kemudian Penisnya AL terkulai lemas.

Dan Mery langsung mencukur bulu-bulu yang berada di penisnya AL, Setelah selesai mencukur, Mery lalu membantu AL memakai baju pasien, dan kini AL sudah siap, di saat-saat yang bersamaan Pintu kamarnya AL di ketuk oleh suster, setelah itu AL masuk ruangan operasi.

Mery melihat lagi ke arah arloji di tangannya, dua jam sudah AL masuk ke ruang operasi, ia menunggu dengan harap-harap cepas, dan akhirnya di lihatnya dokter Sarah keluar dari ruang operasi, Mery bergegas menghampirinya, sambil bertanya tentang operasi.

" Gimana SAR.. Operasinya.?" Tanya Mery.

" Operasinya berjalan lancar." Jawab dokter Sarah.

Mery pun langsung memeluk dokter Sarah sambil mengucapkan terimakasih, dan di saat itu terlihat AL keluar di dorong oleh suster di atas tempat tidur, sesudah di operasi AL di pindahkan kembali ke ruangannya, Mery dan dokter Sarah mengikutinya dari belakang.

Dalam operasinya AL tidak di bius total, AL di bius hanya setengah badan, sehingga Mery sudah bisa langsung berbincang dengan AL, " Gimana sayang keadaanmu sayang.?" Tanya Mery dengan cemas.

" AL...Belum bisa sama sekali menggerakkan kedua kaki, Mam." Jawab AL.

" Itu karena efek obat bius, klau obat bius sudah hilang nanti juga bisa bergerak." Jelas dokter Sarah.

" AL... Nanti kamu jangan dulu makan atau minum, setelah kamu keluar kentut, baru kamu boleh makan dan minum." Jelas dokter Sarah lagi.

Lalu dokter Sarah menyarankan AL untuk istirahat, Mery dan dokter Sarah meninggalkan AL sendirian di ruangannya, lalu dokter Sarah mengajak Mery ke kantin untuk menikmati minuman, mereka berdua kini sudah berada di kantin.

" Mer...Kamu mau minum apa.?" Tanya dokter Sarah.

" Aku kopi hitam Sar...Tapi jangan terlalu manis." Jawab Mery.

Dokter Sarah memanggil pelayan kantin, untuk memesan dua kopi hitam, ternyata Mery dan dokter Sarah sama-sama pecinta kopi, tidak lama berselang pelayan datang dengan dua gelas kopi yang di pesan, kemudian mereka berdua berbincang sambil menikmati kopi.

" Mer...ada yang aku ingin tanyakan.?" Ucap dokter Sarah.

" Serius banget...Klau kamu mau nanya gak usah sungkan, langsung aja." Sahut Mery.

" Mer...Kamu tahukan...Klau aku orangnya paling gak suka klau di bohongi." Ucap dokter Sarah.

" Yaa... Terus apa kaitannya sama yang akan kamu tanyakan tadi.?" Mery balik bertanya.

" Kaitannya ini tentang AL anakmu, ada yang kamu sembunyikan dariku Mer tentang AL, Aku ingin kejujuran darimu motif dan tujuan kenapa penis anakmu di perbesar, Aku ini sahabatmu Mer....jadi aku tahu apa yang kamu sembunyikan." Jelas dokter Sarah sambil mengajukan pertanyaan.

Mendengar apa yang di tanyakan sahabatnya itu, Mery terdiam sejenak, sambil menarik nafas panjang lalu Mery menjawab pertanyaan sahabatnya itu. " Ok...Aku akan ceritakan sama kamu semuanya." Jawab Mery.

Mery pun bercerita motif dan tujuan kenapa penis AL di perbesar. Tujuannya adalah untuk membuat scandal antara AL dan istri kakak iparnya, supaya Mery bisa mendapatkan sebagian saham perusahaan, dan sekaligus membalas rasa sakit hatinya.

Karena Mery sangat mengetahui sekali, bahwa istrinya kakaknya itu sangat kesepian, dan haus akan belaian kasih sayang, di karena sudah setahun lebih suaminya terbaring sakit, Mery langsung memanfaatkan kesempatan itu dengan membuat rencana scandal.

Mery menyadari akan ketampanan anaknya AL, dengan modal ketampanannya itu Mery merencanakan AL untuk menggaet istri kakaknya itu, dan alangkah lebih sempurna dan lengkap kalau AL mempunyai penis yang besar yang bisa memuaskan dahaga istri kakaknya itu. Jelas Mery kepada sahabatnya dokter Sarah.

" Gilaaa....Kamu Mer..Aku tahu kamu ini licik, tapi aku gak sangka kelicikan kamu ini di pakai ke kakak iparmu juga." Sahut dokter Sarah sambil menggelengkan kepala.

" Aku berbuat ini bukan tanpa sebab, karena dia yang pertama menzalimiku, coba klau kakakku memberikan setengah saham perusahaannya, mungkin rencana ini tidak akan terjadi." Jelas Mery.

" Terus gimana dengan AL...Kamu mengorbankan anakmu sendiri demi ambisimu.?" Tanya dokter Sarah.

" Enggak... Semua yang Aku lakukan buat dia juga, toh nanti perusahaan itu buat AL juga." Jawab Mery.

Setelah mendengar penjelasan Mery, dokter Sarah sahabatnya pun paham, apa yang melatarbelakangi Mery melakukan semuanya ini,

" Terus...Apa AL sudah tahu siapa bapak kandungnya yang sebenarnya.?" Tanya Dokter Sarah.

Deg..... Lagi-lagi Mery di buat terhentak oleh pertanyaan sahabatnya ini, apa lagi tentang pertanyaan yang satu ini, pertanyaan yang sangat sensitif sekali bagi Mery, tapi berhubung Sarah sahabatnya sendiri yang bertanya, jadi Mery memakluminya.

Memang Sarah cukup banyak mengetahui tentang rahasianya Mery, karena Sarah dan Mery sudah sejak lama bersahabat ketika mereka masih duduk di bangku sekolah SMA, dan mereka pun satu sama lainnya sering curhat masalah pribadi, jadi baik Mery ataupun Sarah sudah mengetahui masing-masing rahasianya.

" Belum Sar....Aku belum memberi tahukan papanya AL yang sesungguhnya, karena kamu tahu sendirikan, klau sampai tahu Bangkalan terjadi konflik keluarga yang terbuka." Jelas Mery.

" Ohh gitu yaa Mer." Sahut Sarah.

" Iyaa SAR...Lagian Aku dan Mas Nugroho Papanya AL, Sudah sepakat akan menjaga rahasia ini selamanya." Mery menjelaskan kembali.

" Terus gimana dengan Wijaya, kakakmu, Mer.?" Tanya Sarah.

" Aku gak khawatir, karena dia sekarang udah sakit stroke dan hanya terbaring di tempat tidur." Jawab Mery.

" Kamu sendiri gimana, hubunganmu dengan Nugroho sampai saat ini.?" Tanya Sarah.

" Kamu tahukah, aku sama Mas Nugroho saling mencintai, Sampai saat ini kami tetap berhubungan, dan AL dan Mas Nugroho pun bisa di bilang dekat." Jawab Mery.

" Wah....gila kamu... benar-benar cinta mati mer." Sahut Sarah.

" Yaa... Begitulah SAR...Klau orang tuaku dulu merestui hubunganku dengan Mas Nugroho, mungkin mas Nugroho udah menjadi suamiku yang sesungguhnya sekarang." Ucap Mery sambil menghela nafasnya.

" Sorry Mer...Aku jadi mengungkit masa lalumu lagi." Kata Sarah.

" Is ok.***k apa-apa, Sar." Jawab Mery.

Setelah cukup lama berbincang Mery dan dokter Sarah kembali ke kamarnya AL, dan di lihatnya AL sedang tertidur pulas. Lalu Mery pun pamit sebentar untuk mengambil sesuatu di hotel.

" Ohh..Iya Sar.. mumpung AL lagi tidur aku mau ke hotel dulu untuk ngambil pakaian dan perlengkapan." Kata Mery.

" Kamu kesana pakai apa.?" Tanya Sarah.

" Aku pakai sopir hotel, nanti aku telpon untuk jemputku." Jawab Mery.

" Aku ada sopir rumah sakit, klau kamu mau aku suruh dia nganter kamu, Mer." Sarah menawarkan.

" Gak usah Sar.." ucap Mery.

Lantas Mery pamit kapada Sarah untuk mengambil baju dan keperluan lainnya di hotel, setelah di lobby rumah sakit, akhirnya sopir hotel pun datang menjemputnya, dan tidak lama Mery pun sudah sampai di hotel.

Mery yang meradang, menghubungi handphone Nugroho tak kunjung diangkat, ia pun naik pitam ketika Nugroho menelpon balik. " Kamu kemana aja sih Mas ..Aku telpon beberapa kali tak kunjung di angkat, seperti orang sibuk aja." Cerocos Mery di balik telpon.

" Iyaa Sayang Maaf....Tadi Aku benar-benar sibuk ada meeting dengan owner, sayang malam ini kita ketemu di tempat biasa, tunggu aku yaa." Ucap Nugroho santai.

" Aku lagi di Bali Mas, dan AL masuk rumah sakit, tadi jam 4 sore di operasi." Ucap Mery.

" Apa....AL dioperasi, AL sakit apa? Terus gimana sekarang keadaannya.?" Tanya Nugroho panik mendengar AL anaknya di operasi.

" AL sakit hernia, tadi operasinya berjalan lancar." Jawab Mery berbohong tentang penyakit AL.

" Kenapa kamu berada di Bali gak ngabarin aku terlebih dahulu." Tanya Nugroho.

" Aku ada urusan bisnis Mas, Aku di temenin AL berangkat ke Bali, tapi sampai di Bali tiba-tiba AL mengeluh sakit, akhirnya aku kerumah sakit, dan sesampai di rumah sakit AL harus di operasi karena hernia." Jelas Mery bersandiwara.

" Ok...AL di rumah sakit mana besok pagi aku terbang ke Bali.." ucap Nugroho.

Kemudian Mery memberikan Alamat hotel dan rumah sakit dimana AL di rawat, dan Mery pun segera menghubungi Sarah, memberi tahukan kepadanya bahwa besok Nugroho datang menjenguk AL,, Sarah pun di tahu Mery klau Nugroho bertanya tentang sakit AL, jawabannya adalah Hernia, BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd