Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Badan Enak Mahasiswi (Remake by Marcioz) - TAMAT

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 9

Di Markas Utama Black Dimension

“Saudara-saudaraku ! Dengar baik-baik !” Raharjo membuka acara perkumpulan akbar para anggota Black Dimension. Lima faksi yaitu Black Dimension, Book Diamonds, BD Troops, Spiritual Club (faksi Sam) dan Campus Army (faksi Wann) berkumpul di aula basement untuk membahas rencana final BD untuk memusnahkan Nabila dan kabinet srikandinya yang sudah kehilangan setengah kekuatan. “Kini kondisi kita sedang membaik. Transaksi lancar, lalu kedatangan dua saudara besar ditambah lagi kondisi musuh kita si lonte Nabila itu sedang melemah. Ini kesempatan kita untuk melakukan serangan besar-besaran. Tiga bulan lagi masa kerja mereka akan selesai, artinya kita punya dua bulan untuk menjalankan serangan final. Mari kita berdiskusi dengan tertib.” tutup Raharjo.
Selama hampir 8 jam kelima faksi hitam Pelita Nusantara berdiskusi dengan serius disertai sejumlah ide dan masukan dari para anggota. “Sekarang intinya Nabila harus udah kita taklukin sebelum lengser. Supaya simpatisan nya nurut lagi sama kita.” ujar Ilham. “Untuk simpatisan, para ikhwan dan akhwat kampus udah ada dalam kendali gue. Nabila dan antek-anteknya belom tau aja. Sekalinya gue tongolin, DOR ! bakal nangis darah doi.” ujar Sam sambil menghisap rokok. “Pentolan mereka si Dea juga bakal nangis darah kalo dia tau Sofi sama Ratu udah jadi bank sperma kita.” ujar Harun. “Cindy juga sudah memastikan para model dan artis kampus sebagai pengikut kita.” ujar Dirman. “Artinya tinggal siksa dua lonte itu aja ya sambil ditonton anak-anak.” ujar Raharjo. Setelah rapat selesai, para anggota BD melakukan pesta makan-makan sambil bermabuk ria. Acara tersebut juga dihibur oleh goyang striptis para akhwat kampus yang menjadi budak Sam termasuk Ifah. Bahkan para akhwat kampus itu langsung ditarik dan disetubuhi ramai-ramai tepat setelah mereka selesai bergoyang. Desahan, teriakan dan alunan musik EDM menemani malam di markas BD.


Di Ruangan BEM


Selain Black Dimension, para srikandi Nabila juga mengadakan rapat untuk membahas kepengurusan tahun depan. “Assalamualaikum, selamat malam temen-temen semua. Mari kita bahas rencana tahun kedepan.” Nabila membuka rapat. Semua anggota hadir termasuk empat serangkai Dea, Cindy, Firda dan Nadya. Sementara Sofi dan Ratu berjaga di luar bersama staff bawahan Dea lainnya. Rapat berlangsung tak kalah serius dengan Dea sebagai moderator. “Tahun depan akan lebih berat. Kalian liat bawahan Sam dan Wann isinya siapa-siapa aja. Aku ga yakin kriminalitas di kampus ini selesai gitu aja.” ujar Dea. “Mohon maaf guys. Aku akan sidang beberapa minggu lagi. jadi aku benar-benar ga bisa bantu apa-apa.” ujar Firda. “Loh, kok mau sidang malah minta maaf ? semangat dong kak. Kita doakan lancar.” hibur Cindy diamini oleh para peserta di ruangan itu.

“Lalu tahun depan siapa yang mau kita ajukan ?” ujar Dea. “Nadya aja. Kita kan tahun depan udah tahun terakhir kuliah.” ujar Cindy. “Jangan. Kita ga mau di cap KKN sama teman-teman yang sudah mempercayakan kampus ini ke kita.” ujar Nabila. “Benar kata Nabila, kita ga bisa ajuin Nadya. Selain karena ia adiknya Nabila, Nadya juga belum tentu ingin maju kan?” ujar Firda. “Bener kak. Aku tahun depan mau fokus belajar sama ikut lomba.” ujar Nadya. “Terus siapa dong ?” ujar Dea. “Itulah gunanya pelatihan kepemimpinan nanti. Dari situ kita akan lihat calon pemimpin kampus ini di masa depan.” ujar Nabila. “Oiyaa ! Aduh itu kan proker aku hehehe…. Lupa keasikan memberantas masalah jadi lupa proker itu.” ujar Dea sambil tertawa kecil. “Fokus dong makanya. Sekali-kali lihat map tuh pada numpuk jangan keluyuran mulu.” ledek Cindy. “Iya iya tuan putriku… btw Ratu kan sudah survey kemarin. Tinggal tunggu hasil dia aja nanti aku infoin ke kalian lokasi dan jam ngumpulnya.” tambah Dea. Beberapa jam kemudian, rapat selesai dan semua anggota pulang kecuali Dea, Ratu dan Sofi yang akan membahas hal khusus.

“Hai. Jadi sekarang kita bertiga fokus bahas konsep pelatihan kepemimpinan ini. Kita disini nginep ga masalah kan guys ?” ujar Dea. “Siap ! Ngikut ibu Negara aja kita.” ujar Sofi dan Ratu kompak. “Sial, padahal nanti malem gue disuruh layanin Harun. Ngomong apa yak ke dia ? Sama-sama nyeremin lagi.” batin Sofi. “Aku padahal diminta ke tempat itu (markas BD). Duh gimana ya ini ? Aku gamau disiksa lagi sama mereka.” batin Ratu. “Kalian bengong aja ? Ayo silahkan laporan minggu ini.” ujar Dea mengagetkan lamunan mereka berdua. “Eh… oke.” Ratu kaget lalu ia menyampaikan laporan hasil survey lokasi, akses kendaraan dan hal teknis. Sementara Sofi melaporkan progress pengisi acara dan konsep acara.

Waktu sudah jam 11 malam. Mereka bertiga masih mengetik semua rangkaian acara pelatihan. Kemudian hp Sofi berbunyi. “Gawat, dia udah nelpon.” Batin Sofi sambil mematikan hp tersebut lalu mengetik sesuatu ke Harun. “Siapa yang nelpon ?” tanya Dea. “Temen satu kos aku nanyain. Lupa bilang kalo nginep disini.” ujar Sofi bohong. Beberapa saat kemudian, hp Ratu berbunyi notif chat. “Siapa lagi tuh ?” ujar Dea. “Palingan Wann.” Ledek Sofi. “Bukan tauu… ini sepupu aku di Jakarta nanyain jadi magang atau nggaknya.” ujar Ratu. Mereka bertiga tidak saling tahu terutama Sofi dan Ratu. Kemudian, hp Sofi bergetar tanda chat masuk. Sofi segera membuka chat Harun dan ia terdiam. “Gila. Mana mungkin aku lesbiin si Dea ?” batin Sofi sambil mengetik dan langsung dibalas hingga Sofi terkejut. “Ini ga mungkin…” batinnya. “Ratu, temenin gue ke kamar mandi.” ujar Sofi. “Loh tumben. Biasanya kemana-mana berani sendiri.” ujar Dea yang sedikit curiga dengan tingkah Sofi. “Aku ga bawa senjata.” ujar Sofi bohong sambil menggandeng Ratu keluar ruangan. “Iya sih dia tadi ga bawa apa-apa.” batin Dea.

Sesampainya di toilet, Sofi memastikan tidak ada Dea di sekitar toilet lalu ia menginterogasi Ratu. “Kenapa ga cerita ?” ujar Sofi. “Eh… cerita apa ?” ujar Ratu. “Kamu pikir aku ga tau ?” ujar Sofi sambil mendekati Ratu hingga jarak dari mereka hanya 2 cm saja. “Eh… Sofi… jangan-jangan kamu ju.. mmmhh…” belum selesai bicara, bibir Ratu dicium oleh Sofi. “Kamu gausah khawatir. Ini rahasia kita berdua aja. Sebenarnya Cindy, kak Firda juga sudah…” ujar Sofi terputus. “Nggak… ini nggak mungkin..” bisik Ratu. “Lalu aku tadi di WA sama Harun untuk ngelakuin ini.” Sofi berbisik ke Ratu. “Kamu yakin ?” ujar Ratu. “Aku gamau nolak. Aku… gamau.” ujar Sofi gemetaran. Ini pertama kali Ratu melihat Sofi yang begitu ketakutan. “Aku juga takut… lalu gimana ?” ujar Ratu. “Ini rencana aku.” Sofi dan Ratu merencanakan sesuatu. “Ini anak dua lama amat di kamar mandi.” keluh Dea. Sambil menengok kiri dan kanan, Dea menonton sebuah anime. Walau dari luar Dea adalah salah satu mahasiswi yang ditakuti, disisi lain ia adalah seorang fujoshi garis keras. Sambil menggunakan headset, Dea menyetel video itu lalu ia minimize dan lanjut mengetik. “Entah kenapa aku suka desahan pria yang penisnya disiksa oleh wanita.” Gumam Dea dalam hati. “Andai para antek BD itu takluk aku akan… eh mikirin apa sih. Mereka ga layak Dea. Hanya dia yang layak. Sang imam masa depan kamu nanti. Saat malam pertama, kamu bebas menyiksa dia, kamu mainkan penisnya hingga ia kelojotan dan menuruti kemauan kamu.” Dea mulai mengkhayal sendiri.

Lamunan Dea dikejutkan oleh suara pintu ruang BEM dibuka oleh Sofi dan Ratu. Sialnya, saat ia terkejut colokan headset nya terlepas sehingga suara video itu terdengar. “Ka… kalian udah kesini ?” ujar Dea panik. Sofi dan Ratu saling bertatapan lalu menghampiri Dea sambil tersenyum. “Tenang aja, kita ga akan bilang ke siapa-siapa kok.” ujar Ratu sambil merangkul Dea. “Kita tau kok kamu sering nonton video itu kalo lagi di kosan saat kita tidur. Desahan kamu kedengeran loh.” bisik Sofi sambil mengelus paha Dea yang dibalut rok panjang. “Daripada kamu berkhayal sendirian, mending bareng kita sini. ujar Ratu sambil meremas pelan payudara Dea yang cukup besar walau tidak sebesar Firda. “Kaliann… ngghhh… hentikan donghhh…” lenguh Dea. “Tuh, mumpung kamu lagi gatel, kita bantu sini.” Sofi menidih Dea sambil menciumnya dengan lembut. Sementara Ratu memeloroti legging Dea lalu mengangkat rok panjangnya hingga menampakkan sepasang kaki mulus dan celana dalam pink yang sedikit basah. “Udah basah nih. Aku turunin ya biar ga basah banget.” Ratu menarik celana dalam Dea hingga vagina Dea yang mulus tanpa bulu terpampang dan sedikit basah. Sambil mencium Dea, Sofi membuka kancing gamis Dea lalu menarik kait BH nya hingga lepas. Sofi melempar BH itu ke tempat Ratu melempar celana dalamnya Dea. Dengan lembut Sofi memijit sambil meremas payudara Dea kiri dan kanan lalu melepas ciumannya.

“Nggg… kaliaannhhh… tolong hentikan… aku malu…” desah Dea. “Gausah malu. Kita kan sama-sama cewek.” goda Ratu sambil memijit halus betis dan paha Dea. “Lagipula, hanya kita bertiga disini. Trio terkuat srikandi yang ditakuti seantero Pelita Nusantara.” omongan Sofi mulai tidak terkontrol. Beberapa menit kemudian, desahan Dea mulai agak mengeras. “Ratu… uda.. mmhh..” Sofi mencium Dea yang ingin berteriak sambil terus meremas payudaranya. Ratu semakin liar memijit kedua kaki Dea sambil menciuminya bergantian. Vagina Dea mulai mengeluarkan sedikit cairan. “mmhhh… slurp… tahan ya Dea.” Ratu memasukkan lidahnya ke vagina Dea lalu ia putar-putar sambil mengelus kedua pahanya.”mmmhhh… mmmhmmmm…” desahan Dea tertahan oleh ciuman ganas Sofi yang meremas payudara sambil sesekali memencet putingnya. Dea tidak bisa melawan karena selain ia diterkam dua wanita ganas, ia juga sedang horny sehingga ia hanya pasrah menerima serangan Sofi dan Ratu.

Setelah beberapa menit kemudian, jilatan Ratu semakin liar sementara lidah Sofi terus bermain di dalam mulut Dea hingga campuran air liur mereka menetes keluar. “Mmmm… mm…” Dea memukul-mukul Sofi sambil mengangkat-angkat punggungnya pertanda ia akan orgasme. Dea kemudian mengapit kedua pahanya ke kepala Ratu lalu ia melenguh dengan keras walau ditahan ciuman Sofi. Wajah Ratu seketika basah karena semburan cairan vagina Dea, sementara mulut Sofi juga sudah basah oleh air liur. Dea dalam kondisi berbaring sambil menikmati sisa orgasmenya. Vagina Dea masih berkedut-kedut dan itu dimanfaatkan Sofi untuk memasukkan jarinya. “Sof, udah… aku udah lemes..” pinta Dea. Sofi malah mengobok vagina Dea yang masih berkedut lalu vaginanya kembali menyemburkan cairan bening hingga membuat lantai ruang BEM becek. Dengan nafsu, Sofi menjilati cairan yang berceceran dilantai sambil dilap menggunakan tangannya. Ratu menghampiri Dea lalu ia masukkan jarinya yang basah oleh cairan vagina ke mulut Dea yang sudah tidak berdaya. Sementara itu Sofi juga mencium Dea sambil mentransfer cairan vagina di mulutnya. Malam itu, di ruangan BEM berjejer tiga wanita muda yang baru saja merayakan kenikmatan dunia. Dea tertidur ditengah dalam kondisi masih telanjang kemudian Sofi dan Ratu memeluk Dea di sebelah kanan dan kiri.

Pagi harinya, Dea terbangun dengan kondisi masih telanjang. Ia melihat Sofi dan Ratu masih tertidur pulas. Dea mencabut spidol di vaginanya lalu ia lap hingga bersih. Setelah itu, Dea merapikan sisa pertempuran semalam dan memakai kembali pakaiannya. Tak lupa Dea membangunkan Sofi dan Ratu. “Guys, bangun. Bersihin semua kekacauan ini.” ujar Dea. Kedua gadis itu tetap tertidur dan hanya berpindah posisi sehingga posisi mereka terbaring keatas. Dea kemudian tersenyum lalu mengambil penjepit kertas di laci. “Kalo ga bangun juga, aku kerjain kalian.” Dea menjepit pipi Sofi dan Ratu menggunakan alat tersebut. Seketika mereka berdua langsung bangun lalu mencabut alat tersebut dan melemparnya. “Aahhh… sakkiiittt Dea..” keluh Ratu. “Sialan nih. Lagi mimpi enak padahal.” ujar Sofi. “Hayo mimpi sama siapa ? sakit ya ? Sini aku usapin.” Dea mengusap pipi Sofi dan Ratu. Dea yang awalnya terlihat manis kembali memasang wajah tegang. “Aku harap malam tadi yang terakhir ya.” ujar Dea sambil menatap tajam Sofi dan Ratu.

Akhir pekan menjadi hari yang sibuk untuk Nabila dan kawan-kawan. Mereka akan melaksanakan pelatihan untuk mencari calon penerus Nabila sebagai pembasmi kriminalitas dan maksiat di kampus Pelita Nusantara. Tidak ada Firda di acara tersebut karena sedang fokus skripsi dan melayani Mr. Hans. Hanya ada Nabila, Dea, Cindy, Nadya, Sofi dan Ratu. Nabila memberikan materi dipandu oleh Cindy dan Nadya. Sementara itu ketiga petarung mereka yaitu Dea, Sofi dan Ratu berkeliling di sekitar kawasan untuk berjaga-jaga. “Dea, ini gawat. Aku dapat laporan dari staff ku di dekat air terjun ada beberapa anggota BD.” ujar Ratu. “Berapa orang ?” ujar Dea. “Ada 8 orang. Raharjo juga disana. Tapi…” ujar Ratu terputus. “Kenapa ? Cuma 8 orang bisa kita lumpuhin dengan mudah. Kamu takut ?” ujar Dea. “Nggak dong De. 20 orang juga aku habisin. Tapi hati-hati De, sepertinya mereka merencanakan sesuatu.” ujar Ratu. “Yaudah ayo kesana, tapi jangan sampai ketahuan. Saat waktunya tepat, kita serang mereka.” Dea bergegas ke lokasi diikuti Ratu dan Sofi di belakangnya. Ratu kemudian menoleh ke Sofi sambil mengedipkan matanya. “Jadi… Dea akan dieksekusi mereka di tempat ini ? Riskan sekali.” batin Sofi.

Setiba di goa, benar dugaan mereka. Ada Raharjo dan beberapa anggota BD yang lain sedang menyiapkan api unggun. Dea memberi isyarat untuk menunggu sampe mereka lengah. Setelah beberapa jam, Dea memberi kode menyerang kepada Sofi dan Ratu. Dea langsung keluar menghampiri anggota BD yang sedang bermain gitar sambil minum-minum. “Apa yang kalian lakukan disini ?! Bubar sekarang juga !” bentak Dea yang membuat sekelompok orang itu terkejut dan melangkah mundur. Mendengar suara Dea, Raharjo bersama Udin dan Wahyu keluar dari tenda. “Eh ada mbak Dea. Ketemu lagi kita. Ada neng Sofi sama Ratu juga.” sapa Raharjo santai. “Apa maksudmu bikin acara disini ? Kalian pasti ingin meracuni anak-anak lagi dengan pikiran kotor kalian.” ujar Dea. “Loh kok kamu nethink duluan sih ? Kita disini justru lagi nungguin kamu buat kita ajak jalan-jalan. Jalan-jalan ke neraka kenikmatan.” ujar Raharjo diikuti tawa anak buahnya. “Kurang ajar !” Dea meninju wajah Raharjo hingga terjatuh. Namun Raharjo hanya menyeringai sambil mengelus pipinya. “Jadi ini tinjuan skrikandi terkuat di kampus. Jadi pengen bayangin kalo dia genggam kontol gue kayak gimana. Bakal cepet ngecrot kali ya.” ujar Raharjo. “Sialan ! Sofi, Ratu ayo kita habisin mereka semua.” Dea, Sofi dan Ratu memasang kuda-kuda. Namun saat Dea hendak menyerang, Ratu dan Sofi malah meringkus Dea. Ratu mengunci kaki Dea, sementara Sofi mengunci kedua tangan dan tubuh Dea hingga ia tengkurap.

“Kalian ??? Apa-apaan ini ?” Dea berusaha melawan. Raharjo tersenyum lalu menghampiri Dea. “Kamu sebagai atasan terlalu santai melepas mereka. Jadi gatau kan kalo mereka udah lama jadi budak kita.” ujar Raharjo diiringi tawa anak buahnya. “Sofi ! Ratu ! kurang ajar kalian ! Lepaass…” Dea memberontak. Walau Dea adalah gadis yang kuat, diringkus oleh dua orang yang setara kekuatannya hanya membuang energi. “Ayo berontak terus, aku mau lihat sampai mana kamu bertahan.” ujar Raharjo sambil mengusap kening Dea dan melepas kacamatanya. “Cuih ! Menyingkir dari hadapan aku !” Dea meludahi Raharjo sambil membuang muka. “Bangsat !” Raharjo memukul wajah Dea hingga hidungnya mengeluarkan darah. “Aauhh.. sshh…” Dea mengaduh. “Jangan sombong lo ! bentar lagi lo bakal gue bikin enak. Din, ambil minuman itu.” Raharjo menyuruh Udin mengambil sebotol miras. Dengan kasar, Raharjo memasukkan botol tersebut ke mulut Dea. “Minum nih ! Mampus lo ! mampuuuss !” Raharjo sudah tidak bisa menahan emosinya sambil menyodok-nyodok botol tersebut. “Gluk… oohkk.. gluk…” Dea yang mual karena rasa miras itu terpaksa meneguknya dan karena sodokan Raharjo membuatnya tersedak. Dea mulai terlihat kelelahan karena sudah membuang banyak tenaga untuk memberontak. Setelah melihat botol minuman nya habis, Raharjo langsung memukul kepala Dea menggunakan botol tersebut hingga pecah. Dea pun pingsan dan mengeluarkan darah dari dahinya. “Bang… bisa mati anak orang.” ujar Udin. “Dipukul gituan doang Cuma bikin pingsan. Ayo kita ke markas. Lo berdua, mending balik ke ratu kalian bilang nih anak pulang duluan sakit.” ujar Raharjo. Para gerombolan BD membopong Dea ke markas besar sementara Sofi dan Ratu kembali ke pondok kemah menyusul Nabila dan kawan-kawan.
 
asikk..ada updatean.... ga sabar nungguin dea disiksa
 
gan kl boleh yg scene striptease gt gt di detailkan. kl boleh. biar greget. hehe

gimana gambaran para akhwat yg sedang takluk itu seperti apa
 
Imajinasi Dea menyiksa kontol cwo, apakah judul selanjutnya pesta untuk dea, dea bakal mnyiksa kontol anggota BD hu?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mau final nih..
Apakah menjadi akhir dari petualangan black dimansion menaklukkan para akhwat..moga di final mendapatkan sesuatu yang wah..

Makasih buat update nya suhu..
:ampun::ampun::ampun:
 
Bimabet
Makin mantap suhu ceritanya
Nabila jgn di paksa dong suhu..
Klo bisa nabila sendiri yg nyerahin diri buat ikut jadi budak sex nya BD..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd