Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Bangke Story : Longing

Mantap chapter 3 nya,

Sempet bingung dg perpindahan POV tapi juara memang kebawa baper aku nih

kurang smooth kyknya nubie, terima kasih suhu

Emmm lumayan juga konsepnya. Pergantian povnya cukup bagus. Tulisannya juga ngalir.

Saran aja sih:
1. Untuk kata yang perlu penjelasan, model footnote atau quote seperti "dry heat" di atas, jika pada penjelasannya menggunakan tanda tertentu seperti "*" sebaiknya pada akhir katanya menggunakan tanda yang sama.

2. Cobalah lebih mendalami karakter masing-masing tokoh yang ada di situ. Kelihatan sekali karakter indri terasa datar. Karakter yudis pun walaupun gak separah indri, tetap terasa datarnya. Entah aku yang salah baca, atau memang baru permulaan, belum ada konflik. Tapi kesannya masih datar. Terutama indri


terima kasih suhu atas masukannya, semoga next chapter tidak lagi datar
 
Lhoo tenggelam...

Aq up ah! Ayo update....
 
Pagi suhu.. Saya murid baru ijin mengikuti pelajaran
TSnya dan yg komen2 pada punya pangkat nih.. Aku mau jdi SR aja lahhh
Hahajahatchiuuww
Salut nih ceritanya settingnya present time.. Nanti lama2 tahun baruan duluan nih yidis.. Wkwkwk

Menunggu update dalam diam
 
Lhoo tenggelam...

Aq up ah! Ayo update....
lagi keasikan berendem suhu jd kelelep


Longing,,,, seperti lagu X Japan
bagus lagunya g suhu? coba aku search

Ehm dilanjut hu... ceritanya ceria banget
suhu ekspresif sekali

Pagi suhu.. Saya murid baru ijin mengikuti pelajaran
TSnya dan yg komen2 pada punya pangkat nih.. Aku mau jdi SR aja lahhh
Hahajahatchiuuww
Salut nih ceritanya settingnya present time.. Nanti lama2 tahun baruan duluan nih yidis.. Wkwkwk

Menunggu update dalam diam
saya juga murid baru hu, jangan2 kita sekelas?
 
Update

[HIDE]

“Hey Indriyani.” Sapaku canggung

“Eheeem..” jawabnya lebut bernada manja

“Jahil juga ya kamu, gak nyangka kamu bisa memancing gairah penggemarmu.”

“Mereka nya aja yang mesum, aku sih biasa saja.” Sangkalnya

Akhirnya kudapatkan nomor telepon selulernya sewaktu dia melakukan pertunjukan langsung tadi siang. Indriyani cukup atraktif dan ekspresif dalam live nya yang seolah-olah mengajak pengemarnya untuk tidur siang disampingnya.

“kamu tergoda ya pria mesum?”

“Aku?? Maaf ya cece, perlu usaha yang lebih untuk bisa menggodaku.”

Unchh.. unchhh.. ikeh..”

“Boleh juga godaannya, cocok untuk fantasi JAV baru, gadis toko material.” Alibiku sembari membetulkan posisi benda diselangkanganku.

“Ya sudah, bye… aku mau makan malam, sudah dipanggil mama.” Jawabnya sembari menutup teleponnya.

Lho?! Aku kan cuma bercanda… kenapa dia jadi sewot gitu ya??

Anak yang menarik

***

“Selamat malam, bisa bicara dengan bapak Yudistira?” Candaku berlagak formal untuk membuka komunikasi dengan Yudistira

Ini pertama kalinya aku duluan menelpon duluan, biasanya Yudistira yang terlebih dahulu menghubungiku, entah kenapa kali ini aku yang duluan, rindu? Mungkin saja.

“Selamat siang ibu, mohon maaf bapak Yudistira nya sedang sibuk dengan beberapa model tanpa busana.” Balasnya seolah tak mau kalah

“Oh, modelnya cantik-cantik ya?”

“Tentu ibu, Cuma klo kata pak Yudis mereka itu tidak seperti ibu”

“Saya kenapa?”

“Ibu itu ngangenin.”

“Bilang sama Om mesum itu, kalau sudah tidak sibuk dengan model-modelnya segera kabari saya.” Tanggapanku dengan sok tak peduli untuk menutupi kegiranganku

“Hahaha udah selesai kok, para modelnya langsung sadar dan mundur begitu tau kalau mereka gak sebanding kamu,” ujar Yudistira cepat, seolah takut aku memutuskan telepon tiba-tiba seperti sebelumnya. Aku terkikik geli membayangkan raut wajah Yudistira yang pastinya kikuk dan menggemaskan.

Betewe.. kamu lagi apa?” Yudistira melontarkan pertanyaan wajib yang hampir tidak pernah ia lontarkan di setiap pembicaraan kami.

“Ehm… kasi tau gak yaaa… ihhh kepo…” godaku centil. Terdengar Yudistira menarik nafas panjang, aku makin terkikik geli, “Lagi tiduran aja nih, udah mau bobo.” Jawabku dengan nada manja khas diriku.

“Wah… pake baju apa nih?”

“Em…. Pake gak ya?” Makin berani aku menggodanya, “liat sendiri aja.”

“Kamu mau live bigo?”

“Ogah.. Enak aja… Masa aku pakai pakaian gini buat konsumsi publik.” Tolakku mentah-mentah. Iyalah, mana rela aku ditonton siapapun dalam busana tidur yang kukenakan sekarang.

Facetime?” Tawar Yudistira. Ah! Ini kalimat yang sedari tadi kutunggu.

“Kalau mau sih.. kalu gak mau juga gak apa-apa.” Jawabku centil seraya menutup panggilan telepon dan menunggu panggilan video call darinya

***

Kuakui Indriyani memicu gairahku malam ini, melalui panggilan facetime video, dapat kunikmati pemandangan setiap lekuk tubuhnya yang terbalut lingeri hitam, sangat kontras dengan putih mulus kulitnya.

Mulustrasi

“Maaf ya, aku pakai baju kayak gini, soalnya emang mau tidur.” Ucapnya,

“Gak apa-apa kok.” Ucapku yang makin menikmati pemandangan di layar ponselku.

“Disini gerah banget.” Ucapnya sambil mengkikat rambutnya, dengan posisi tersebut terlihat jelas kedua ketiaknya yang putih mulus dilengkapi buah dada yang mebusung.

“Sama, disini gerah juga.” Jawabku sambil meneguk liur

“Gerah apa suka liat ini?” Ucap Indriyani sambil kedua telapak tangannya menyentuh perlahan kedua bongkah payudaranya. “Selamat tidur, Yudistira.” Lanjutnya genit sambil menutup telepon.

“Bangkeee.” Umpatku.

***

“Kamu sudah makan? Jangan lupa obatnya diminum?” Chat dari Yudistira melaui aplikasi Blackberry Messenger, mengingatkan aku untuk minum obat agar kondisiku cepat pulih. bukan penyakit berat, hanya pusing-pusing biasa saja.

“Sudah kok, Kamu sudah makan kah?” jawabku sambil bertanya balik padanya.

“Belum?”

“Kok belum seh?”

“Masih sibuk mikirin kamu.”

Mendadak aku tersipu dengan wajah merah merona.

“Ndri.” Tak lama berselang Yudistira kembali mengirim pesan padaku

“Apa?” Jawabku jaim

“Ijin gak mikirin kamu dulu ya”

“Nah loh, kenapa?”

“Soalnya aku mau makan, udah gak kuat, kalau aku gak makan nanti aku mati, kalau aku mati gak bisa mikirin kamu lagi.”

Kembali dia membuatku terbang melayang dengan kata-kata rayuannya.

“Kamu sudah selesai makan?” Ketikku di Blackberry Messenger setelah satu jam berlalu

Tidak ada jawaban darinya, satu menit, dua menit, tiga, empat…

Dan di menit kelima dering ponselku mengagetkanku. Ternyata Yudistira meneleponku, kuterima panggilan itu dengan hati senang.

“Halo Om mesum,” sapaku.

Tak ada kata-kata yang terdengar dari Yudistira. Hanya helaan nafas yang terdengar cukup berat.

“Aku merindukanmu, Indriyani.” Sangat lembut dan tulus terdengar di telingaku, aku hanya terpaku menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Dua minggu sudah berlalu semenjak pertama kali bertemu di ibu kota, selama itu pula perasaanku padanya turut tumbuh. Komunikasi yang terjalin biasanya hanya penuh canda. Tetapi baru kali ini, menurutku, Yudistira bicara serius mengenai perasaan.

“Apa yang otak aku pikirkan, hati aku rasakan, dan tubuh aku inginkan, semuanya tentang kamu… merindukanmu… memikirkanmu… memelukmu….” Lanjutnya

“em…”

“Marahi aku, kesal lah padaku, bila perlu caci aku, apabila ungkapan, ucapan dan perasaanku itu tidak senonoh buatmu, kumohon bersuaralah Indriyani.” Potongnya lagi sebelumku sempat berbicara.

“Aku juga merindukanmu.” Ungkapku lirih

“Sungguh?”

“iya.. sungguh aku juga merindukanmu, Yudistira.” Ungkapku menegaskan kembali. Terasa sangat indah hari itu bak dihujani ribuan kelopak bunga mawar, seandainya dia didekatku akan kukatakan sambil memeluknya erat.

***

“Sayang, kamu itu telat lho.

“Masih sempat kok sayang, santai aja, jangan ribet ah.”

Memang masih terlalu pagi, sengaja aku membelikannya tiket first flight karena ketidaksabaranku. Hari ini aku akan bertemu dengan Indriyani, aku akan melepas rindu, memeluk erat gadis “gendut” kesayanganku. Bergegas kubereskan pekerjaanku agar tidak terlambat menjemputnya di bandara siang nanti.

***

Huft, mungkin aku perlu merubah diri agar tidak selalu mengundang masalah, sifatku yang suka meremehkan dan menggampangkan situasi membuat Yudistira menegurku berkali-kali pagi ini.

Huftt, sudahlah,” batinku, “yang penting aku sudah di dalam pesawat, aku yakin Yudistira tidak akan kesal padaku saat bertemu nanti, tingkah manjaku pasti akan menenangkannya.” Sambil membayangkan saat bertemu dengannya nanti.

Kukenakan headset dan memutar musik untuk menemani perjalanku menemui orang yang sangat aku rindukan.

…I never stayed anywhere

I'm the wind in the trees

Would you wait for me forever?...

***

Kududuk di salah satu kafe di ruang tunggu terminal kedatangan bandara internasional yang merupakan pintu gerbang timur di pulau Borneo. Pelayan kafe menghampiriku dan menyodorkan daftar menu.

“Aku mau Coffee Latte ya.”

Hot atau ice pak?

Hot.”

“Mohon ditunggu ya pak.”

Tak selang berapa lama pelayan kafe membawakan pesananku seraya mempersilakan menikmati. Jam tanganku menunjukan pukul dua belas lebih tiga puluh menit, seharusnya sudah landing. Mungkin dia masih sibuk dengan bagasinya, pikirku. Kukayuh langkahku menuju kasir untuk membayar pesananku kemudian melanjutkan ke pintu kedatangan.

Banyak orang yang menangis disini, membuatku ikut terharu dan semakin tak sabar menjumpai Indriyani.

“Maaf bu, kenapa sedih sekali:” iseng aku bertanya pada seorang ibu yang menangis tersedu-sedu.

Ibu tersebut semakin deras bercucur air mata sembari memeluk seseorang yang aku tengarai adalah anak lelakinya. Anak lelaki itu pun sembab matanya, dengan terbata-bata dia coba sampaikan sesuatu padaku.

“Pesawat...” ibu itu berhenti, berusaha mengambil nafas diantara isakan lirihnya. “Pesawatnya hilang kontak..” lanjutnya sambil menunjuk papan pengumuman kedatangan pesawat.

Dengan cepat kudekati papan pengumuman

GB 564 status UNKNWON

Sontak jantungku serasa berhenti, pesawat itu juga membawa Indriyani, pesawat yang membawa pelipur rinduku...


…Would you wait for me forever?


Would you wait for me forever?

Will you wait for me forever?...


(bersambung)
[/HIDE]
 
Yudis oh yudis....


Maksud hati ingin membalut rindu...

Eeh pembalutnya hilang sama pesawatnya :beruang:
 
Lah kok pesawatnya ilang suhu..?
nah itu kenapa y suhu?
Gagal pertamax :sendirian:
pertalite boleh suhu

Semoga indriyani segera ditemukan. Amin
:ngacir:
amin

Aduh..moga Indriyani ngak apa-apa
amin

Yudis oh yudis....


Maksud hati ingin membalut rindu...

Eeh pembalutnya hilang sama pesawatnya :beruang:

rindunya tak bersayap suhu
Apa...??? Pesawatnya hilang kontak!!! :hua: Kasian Om Yudis...
mungkin suhu punya kontaknya?
 
Aku mau komen.. Tapi aku kan SR
#galau


Ahh komen aja lah..
Dari kemarin terkesan romance biasa.. Tiba2 pesawat hilang.. Kerjaan master banget iniii
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd