Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT BARA CINTA DI UJUNG SENJA

CINCO


TETANGGA YANG RAMAH

Perlahan Faldo mulai merasa nyaman disitu, begitupun saat dia harus balik ke lokasi kerja lagi selama 2 minggu, Faldo sering mengecek perkembangan di kompleks rumah, karena ada grup wa mereka di kopleks tersebut, dimana dia juga ikut menjadi anggotanya.

Hingga suatu malam, saat dia sedang di kamarnya, sebuah wa masuk.

Ass wr wb Mas Faldo, ini pot bunganya pada roboh kayaknya kucing liar yang lari-larian. Tapi sudah saya rapihin. Trus ada paket buat Mas di depan pintu, takut hujan. Mau saya simpan atau nanti saya titip Mas Parjo?

Wassalam – Yuna

Faldo kaget campur senang melihat siapa pengirimnya

Belum juga dia mengetik, masuk lagi wa nya.

Maaf saya ambil no Mas di grup wa kompleks.

Hahahahah, Faldo tersenyum dan langsung membalas serta mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu dan dirapihin.

Nomornya Mbak Yuna saya simpan yah….

Boleh Mas, makasih

Sejenak Faldo melihat foto profil Yuna di wa tersebut. Wanita ini tidak cantik sebenarnya, setidaknya menurut ukuran cassanova semodel Faldo, namun wajahnya museks abis menurutnya. Bibirnya seksi, matanya sayu mengundang, dan meski sering diam, tatapannya jika sudah menatap, membuat pria suka punya hayalan tersendiri

Body seksinya juga menunjang sekali, buah dadanya bulat dan meski suka pakai daster longgar terlihat mumbulnya, membuat Faldo sering senyum sendiri. Ada kumis tipis diatas bibirnya, Apalagi lengannya, ada bulu-bulu halus yang tumbuh membuat dia terlihat seksi.

Di haltenya saja segitu, apalagi di terminalnya? Pikir Faldo nakal. Maklum Faldo adalah mantan bajingan untuk urusan perempuan, tipe seperti ini sudah pernah dia temui dijaman bandel-bandelnya dia dulu.

Tapi sudahlah, ini kan tetangganya. Pesan ibunya, saudara terdekat itu ialah tetangga, meski suaminya Yuna jarang hampir tidak pernah menegurnya, tapi istrinya ramah dan baik hati, demikian bathin Faldo sambil tersenyum.

Hingga akhirnya Faldo pun kembali ke rumahnya, setelah swing nya di lokasi selesai. Dari Surabaya dia langsung ke Makasar karena Ibunya minta dia pulang dulu, lalu tiba di Jakarta kembali pada hari Rabu malam.

Rupanya Ibu punya agenda tersembunyi, mengenalkannya dengan putri temannya yang baru pulang dari Jepang. Sayangnya Faldo tidak terkesan dengan cantiknya anak teman mamanya. Kegagalan dengan Tika masih mebuat dia sulit untuk memulai hubungan yang baru dan serius.

Faldo tiba dirumahnya langsung seperti biasa memulai ritualnya, dia lihat pintu rumah depannya tertutup rapat sehingga dia agak sungkan menggangunya. WA terakhr dia lihat Yuna online 30 menit yang lalu. Memang semenjak wa terakhir mereka itu, tidak ada lagi wa lanjutan diantara mereka.

Besok paginya, saat Faldo terbangun dan membuka pintu, dia dibelakang membersihkn kamar mandi, merapihkan jemuran yang jatuh kena angin, lalu menyalakan motor nya di depan untuk sekedar dipanaskan.

Tidak lama kemudian…

“selamat pagi Mas Faldo”

Yuna berdiri ddi jalan depan rumahnya faldo. Jarak antar pintu Faldo dengan pintu Yuna hanya sekitar 6 meter. Depan rumah faldo ada teras seluas 2 meter, di depan rumah Yuna yang agak kecil hanya 1,5 m dan gang yang ditengah itu lebarnya 3 m.

“pagi Mbak..” sambil senyum faldo menyambut….

“nih paketnya….” Yuna menyodorkan, nampaknya sparepart Tinta Printer yang dia pesan sudah datang.

“makasih yah Mbak…..”

Yuna senyum dan langsung masuk lagi ke rumahnya……

Faldo lalu melihat makanannya dan bahan-bahan seperti minyak, beras masih ada banyak stoknya, sedangkan dia disini palingan juga jarang makan dan minggu depannya lagi sudah ke lokasi…. Dia jadi ingat tetangganya ini….

Tok tok tok

Ketuk Faldo….” Mbak Yuna…”

“iya Mas…”sahutnya dari dalam. Bergegas dia memakai jaket sweaternya, karena dia hanya memakaai kaos ketat dan celana pendek saja.

“ iya Mas?” senyumnya menyembul saat pintu rumah terbuka.

“ini, saya banyak beras, dan bahan-bahan kering lain di dapus stok saya, maksud saya, mending saya bagi ke mbak aja sebagian, saya kan jarang makan, takut malah rusak kalau saya sering tinggalin.” Ujar Faldo

“waduh makasih yah mas….kita sih cuma berdua…tapi ngga apa2 juga kalo dikasih” senyum malu-malu Yuna.

Beras 10 kg, minyak 2 liter, mie instan, tepung, hingga gula segera berpindah ke dapurnya Yuna. Bahkan makanan kaleng seperti sarden juga ikut dipindahkan.

“makasih banyak ya Mas” ujar Yuna…..

Dia sangat terbantu dengan bantuan ini. Maklum gaji sopir ekspedisi tidaklah seberapa, Mas Anton harus menyishkan untuk bayar kontrakan 1,2 juta, cicilan motornya dia 1 juta, ongkos hariannya, makan dan rokoknya.

Sisa di Yuna juga tidak banyak. Dia harus pintar pintar membagi uangnya. Ditambah lagi jika jualan online lalu ngga ada motor untuk antar, banyak pelanggan keberatan dicharge biaya gojek, sedangkan pelanggannya dia rata-rata tinggal tidak jauh dari daerah sini juga.

Yuna sangat bersyukur Faldo memberi bantuan sebanyak ini, setidaknya dia bisa menghemat beli beras dan bahan sembako lain, disisi lain Mas Anthon juga tidak mau pusing masalah ada atau tidak, dia taunya makannan ada tiap hari. Untung meski sudah menikah 6 tahun, mereka belum dikarunia anak, jika iya apa tidak makin repot Yuna membagi uang belanjaan dengan susu anak??

Dia sendiri senang punya tetangga Faldo, selain enak dilihat buat cuci mata, anaknya juga baik. Gajinya paling sekitar 50-70 juta lho….kata Bu Suryo waktu itu…. Kata suami, gaji enginner di oil company dibayar dollar dan kalo dirupiahkan yah segitu….dengan gaya gibahnya yang khas..membuat ibu-ibu melongo.

Tapi Yuna membenarkan juga. Dia bisa melihat penampilan Faldo. Karena sebelum menikah, Yuna pernah kerja kantoran di kawasan berikat Cikarang. Jadi sedikit banyak dia tahu segala macam model dan gaya.

Jam tangan dan gadget Faldo saja sudah kelas atas, belum lagi mobilnya yang mewah itu. Motornya saja jarang dipakai kata Mas Anthon harga NSR Honda itu sekitar 70-100 juta. Makanya senang sekali hati Yuna, apalagi Faldo begitu ramah dan tidak sombong, meski anak pejabat.

Beberapa hari kemudian……

Nampak ada beberapa orang berpakaian dari perusahaan penyedia internet di depan rumah Yuna pagi itu. Nampak Anton masih berusaha menegosiasikan, tapi mereka bersikeras tetap untuk mengambil peralatan yang ada, karena memang sudah 3 bulan belum dibayar.

Setelah petugas tersebut berlalu, Anthon juga keluar dengan motornya berangkat kerja…..tidak dilihat wajahnya Yuna.

Tidak lama kemudian…

“Mas Faldo” suara merdu Yuna menyapa

“ini saya buat pisang goreng, saya sengaja pisahin buat Mas Faldo….” Sambil membawa piring berisi pisang goreng, Yuna berdiri didepan pintu.

“makasih banyak Mbak….” Faldo mengambil piringnya….saya salin dulu yah

“nanti aja Mas…ngga apa2 kok” tolak Yuan halus…

“ngga apa2 Mbak….ini juga kebetulan saya punya lapis Surabaya, banyak dikasih kesaya ngga bakal abis saya sendiri.” Ujar faldo.

Yuna masih berdiri di depan pintu,,,

“masuk aja Mbak….” Ujar faldo

Agak ragu Yuna….tapi akhirnya masuk…” duduk Mbak” Faldo menawarkan ke Yuna….”iya makasih” jawab Yuna

“rumahnya rapih yah untuk ukuran cowok” puji Yuna….

“ah…biasa aja kok….” Sahut Faldo, sambil memindahkan lapis Surabaya ke piringnya Yuna.

Memang rapih sih, semua perlengkapannya teratur rapih… dan bersih…mungkin karena hanya tinggal sendiri….

“Ini mbak” sodor Faldo

“makasih yah…”

“buat mas Anthon ngopi nanti….” Senyum Faldo

“iya…”

“oh iya Mbak….” Tahan Faldo sejenak…

“maaf yah bukannya mau turut campur…..Mbak kalo perlu wi fi, pakai wi fi saja aja…”

Deg…sepertinya Faldo tahu jika kejadian tadi pagi itu, pikir Yuna

“ih ngga apa2…saya pake pulsa juga ngga apa2 kok….” Tepis Yuna

“udah ngga apa2….” Ujar Faldo ” nih….”
Dia menulis sebentar di atas kertas yang disobek dari notesnya, lalu menyodorkan nama wifi dan passwordnya ke Yuna….

” Unlimited” sambil senyum

Yuna terharu melihat kebaikan hati Faldo……

“makasih banyak yah Mas…” sambil mengangguk ke Faldo, sebelum balik kerumahnya…..dia senang sekali, lagi-lagi terbantu oleh baiknya tetangganya ini. Pulsa bulanan dia untuk paket data pun bisa dia hemat dengan bantuannya dia, at least selama dia tinggal disini.

Sedikit demi sedikit mereka mulai jadi akrab, posisi rumah mereka yang saling berhadapan dan tepat dipojokan, ditambah tetangga kiri dan kanan masing-masing rumah juga jarang disitu jika siang hari, membuat Yuna sedikit leluasa jika menawarkan makanan yg dimasaknya, atau Faldo misalnya ada apa yang dia suka beri buat Yuna, dan celakanya Anthon tidak tahu sama sekali, dia pikir beras, mie atau bahan sembako lain ini adalah hasil istrinya berbelanja dengan sisa uang gajinya selama ini.

Hingga malam hari, sebelum anthon pulang, Yuna sengaja wa mananyakan jam berapa besok dia berangkat ke Surabaya. Faldo menjawab jam 5 subuh.

Faldo lalu mengatakan bahwa apa bisa dia nitip rumahnya ke Yuna?

Boleh aja kalo mas percaya saya

Percaya lah masa ngga.

Saya taruh di bawah pot bunga yah….

Oke

Besoknya jam 3 subuh Faldo suda menutup pintunya, menaruh kuncinya dibawah pot bunga, dan sebelum dia berjalan kedepan untuk naik gocar, dia melihat gorden jendela rumah Yuna terbuka. Dilihat Yuna sedang mengintip dari jendela. Belum tidur….

Faldo melambaikna tangannya…dibalas dengan lambaian juga oleh Yuna….

Setibanya di Tuban sekitar jam 10, ada wa masuk di ponselnya

Hati-hati di tempat kerjanya ya Mas, makasih sudah percaya sama saya untuk jaga rumahnya.

Faldo segera menelpon, karena dia tahu Anthon tidak ada dirumah jam segitu. Faldo yang harus naik boat, membuat obrolan mereka terputus. Yuna beralasan bahwa semalam atau subuh dia tiba-tiba terbangun… padahal dia ngga bisa tidur aslinya.

Komunikasi mereka lancar setiap hari semenjak itu, meski hanya tanya kabar atau yuna laporan masalah rumahnya. Hingga akhirnya Faldo menyuruh Yuna untuk menggunakan mesin cucinya saja untuk cuci baju mereka. Meski keberatan awalnya, tapi akhirnya dia mau juga.

Faldo: tau khan caranya nyalahin?

Yuna: nggalah Mas…..

Faldo: aku video call yah untuk ajarin.

Yuna: sip

Vidio call pun berlangsung

Yuna bingung lihat pakainan kerja Faldo dengan warna oranye dan werpaknya, wajahnya berkeringat tapi terlihat gantengnya tidak hilang.

Faldo sendiri juga kaget melihat Yuna dengan baju ketatnya, terlihat seksi meski kemudian Yuna mengangkat kameranya agak bagian bajunya tidak tereskpose.

Selesai diajarain caranya, Yuna pun rutin mencuci bajunya disitu, namun dia menunggu saat Bu Suryo tidak ada, karena dia takut bunyi mesin cuci akan terdengar dan curiga dari tetangga sebab mereka taunya Faldo lagi di laut.

WA masuk ke ponsel

Yuna: Mas ada paket dari Salon Juliette n Maximus Gym.

Faldo :Coba buka dan lihat Mbak, apa isinya

Voucer peraawatan gratis untuk rambut, badan, dan wajah

Oh, buat Mbak aja kalo gitu

Kok buat aku sih? Kan itu ditujukan ke Mas faldo

Saya anggota di Maximus, makanya dapat voucer gratis untuk kenaggotaan karena Juliette dan maximus satu grup

Oh gitu… ngga apa2 buat aku?

Iyalah, aku ngga akan pakai juga jika ada aku. Daripada mubazir?

Makasih yah Mas

Unruk supaya tidak dicurigai oleh suaminya, Yuna beralasan ditraktir temannya ke Salon, dan Anton pun mengijinkan. Buat dia sepanjang tidak memboroskan uangnya sendiri, dia tidak begitu peduli.

Yuna senang sekali, karena sudah lama dia tidak merasakan perawatan seperti ini. Mulai potong rambut, creambath, luluran, hingga facial semua diborong seharian itu, dan hasilnya Yuna merasa fresh dan segar.

Udah Mas, makasih yah, tulis wa nya dia ke Faldo

Sore hari baru dibalas

Sama-sama Mbak.

Mana lihat hasilnya?

Malu ah

Faldo langsung video call….

“cantiknya….” Puji Faldo melihat penampilan baru Yuna

Yuna langsung bersemu merah wajahnya. Cowok ganteng ini memuji kecantikannya? Apa ngga salah dia?

Mereka lalu saling cerita cerita, bercanda, dan baru berakhir karena ada adzan maghrib.

Yuna jadi berbunga bunga. Masa sih aku dibilang cantik?? Pipinya memerah

Sebenarnya memang Yuna termasuk wanita yang menarik. Meski tidak putih dan cantik seperti gadis-gadis oriental atau gadis gadis manado misalnya, kulitnya bersih dan mulus. Wajahnya manis dan tidak membosankan dilihat, ditambah dengan lengannya yang berbulu halus, di tepi bibirnya juga ada kumis tipis, mata sayu dan senyumnya memang membuat laki-laki jadi punya imajinasi tersendiri terhadap Yuna.

Rasanya tidak berlebihan jika Faldo yang sudah sering gonta ganti wanita pun bilang dia memikat, karena memang dasarnya Yuna memikat, ditambah lagi dengan bentuk tubunhnya yang aduhai, belum pernah melahirkan anak, susunya yang berukuran 34B, pantat yang montok, maka seksualitasnya Yuna menjadi incaran para pria.

Anthon sangatlah beruntung memilikinya. Pernikahan mereka terjadi karena Anthon yang cinta mati dengan Yuna, mengejar wanita ini luarbiasa saat masih belum menikah, bahkan saat Yuna sempat lari dengan pacarnya yang seorang manager di perusahaan dimana dia kerja dulu, anthon keukeuh untuk mengejar dan tetap minta Yuna menikah dengannya.

Melihat kesungguhan hati Anthon, Yuna pun luluh. Apalagi Anthon berusia 8 tahun lebih tua darinya yang baru masuk di angka 30, rasanya Anton sangat bisa ngemong dia yang saat itu masih berusia 24 tahun dan manja.

Sayangnya, awal bahagia tidak selalu berjalan demikian. Masalah kerjaan yang belum settle sebenarnya OK saja buat Yuna, tapi sudah mau masuk tahun ke 7 pernikahan mereka, belum ada anak yg hadir, membuat Yuna dicap mandul oleh keluarganya Anthon.

Setiap pertemuan keluarga rasanya Yuna selalu tersiksa. Padahal jika mengajak Anthon untuk periksa ke dokter, selalu suaminya menolak dengan berbagai alasan. Anthon yang dulu dikenal gentle dan sangat menyukai Yuna, sering jadi pria temperamen jika sudah bahas masalah ini. Ujung-ujungnya mereka ribut berdua.

Dan hal ini jugalah yang membuat kehidupan seks mereka jadi hambar. Anthon seperti merasa percuma buat terus tapi haislnya tidak ada. Bukannya seks jadi ajang mempererat cinta dintara mereka, malah jadi sesuatu yang aneh dan hambar. Meski tetap setidaknya seminggu atau dua minggu sekali mereka berhubungan, tapi setiap Yuna dapat haid…. Anthon wajahnya langsung masam……​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd