Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Beauty in White

Status
Please reply by conversation.
Ini terjadi di masa 20 sec hug :) ,
Jadi peristiwa ini terjadi Angga masih resmi jadi suami Vio ya. Vio masih di bandung kan.
Kalau ngak salah Angga kan di tolak oleh bapaknya Lidia ya. Jadi tau2 udah nikah di Jepang. He he he maaf jadi bingung nih ...
 
Jadi peristiwa ini terjadi Angga masih resmi jadi suami Vio ya. Vio masih di bandung kan.
Kalau ngak salah Angga kan di tolak oleh bapaknya Lidia ya. Jadi tau2 udah nikah di Jepang. He he he maaf jadi bingung nih ...

ya ditolak bapaknya Lidya dan tidak direstui tapi akhirnya diam2 menikah di jepang , nanti plotnya bakal mundur sedikit :)
 
SPOILER

BEAUTY IN WHITE

Episode 2 “ catatan “





“ hai Lid ? kok nggak bilang mau ke Bandung ? “


Pancaran matanya tetap sama seperti teh Viona yang kukenal bertahun-tahun , tetapi tetap saja aku merasa bersalah atas semua ini dan yang bisa kulakukan sekarang hanya memakai topeng baru tanpa ingin sekalipun menunjukan wajah asliku di depan wanita yang sudah kuanggapp kakakku sendiri .


“ mmm kangen cilok teh hehe “ aku memeluknya kemudian mendaratkan pipiku ke pipi halusnya


“ haha ... mau beli atau mau teteh bikinin ? kebetulan bahan aci mah banyak lah dirumah “


“ bebasss gimana teteh cantik saja , tapi mmm kok kurusan ya teteh , sakit ? “

Ya Tuhan baru aku sadar perubahan fisik teh Vio yang kini hanya tersenyum sambil memandangku dengan nanar , dulu aku sangat mengagumi porsi tubuhnya yang ramping semampai namun masih berisi dibeberapa bagian , kini aku melihat pipinya semakin cekung namun kedua matanya tetap indah untuk dilihat walau sangat kusadari ada sesutu yang berubah dalam tatapannya . maafkan Lidya teh .... maafkan.
 
Terakhir diubah:
BEAUTY IN WHITE

Episode 2 “ catatan “



]



=== Author ===


“ aku butuh kopi “ gumam gadis bernama Glorya


Kenapa demikian ? mungkin saja hasil interviewnya tidak sesuai harapannya dan itu terlihat dari bibir tipisnya yang menggariskan kekecewaan


“ mungkin aku memang tidak berbakat kerja kantoran “ dia melepas sepatu ber hak tingginya kemudian menggeletakannya begitu saja di depan pintu satu rumah ber cat putih disekitaran Pondok Cabe . dengan malas Glorya menuju kamarnya di bagian belakang rumah . beberapa foto di dinding yang dilalui Glorya menampakan si empunya rumah , sebuah keluarga kecil terdiri dari orang tua dan dua anak kecil , bila dilihat lebih jelas akan tergambar sekali fisik mereka yang merupakan warga keturunan , rupanya ini rumah saudara atau kerabat Glorya .


Glorya hanya bisa berbaring sambil memainkan gawainya , beberapa kali dia nampak kesal dengan wajah cemberut namun perlahan matanya mulai sayu , jemarinya melemah hingga gawainya terjatuh dengan sendirinya , Glorya terlelap siang itu dengan kekesalan yang masih menghinggapi tanpa ada yang tahu sebenarnya siapa Glorya dan apa hubungannya dengan Angga juga Lidya ?


Kita kembali ke pasangan pengantin baru


=== author end ===


***


=== Lidya ===


“ ini hari apa kang ? “ aku bertanya disebelah akang yang sedang sibuk dengan bekal makan siangnya


“ apa ya ? kamis ? waduh lupa keenakan liburan “ akang nampak sibuk membuka sambal kemasan dan menyiramkannya ke ayam Crispy yang baru saja dia beli di pelataran sevel .


“ oh iya kamis ya mmmm , eh akang jangan kebanyakan makan ayam goreng gitu kang nanti darah tinggi lho “ memang aku tidak begitu suka suamiku ini jajan sembarangan , aku sangat mengkhawatirkan tensi darahnya yang belakangan tidak stabil


“ ga tiap hari kok bun tenang saja “ dengan cueknya dia melahap potongan ayam dan nampak nikmat sekali


“ besok berarti jum’at ya ? “


“ iyalah ... mmhh enak nih heu “ aku sebenarnya berusaha mengingatkan sesuatu kepada akang namun sepertinya dia tidak ngeh malah makin rakus menghabiskan ayamnya , hhhh gimana ini ?


“ kang .... “ aku sedikit mencubit lengannya


“ aw ... apa ? “ dia sedikit melotot ke arahku


“ besok jum’at !! “ aku memandangnya sambil mengerenyitkan dahiku


“ mmm ya emang besok jumat “ dia masih belum sadar juga rupanya , aduh punya suami kok cuek banget ya ?


“ akang enggak akan pulang ke Bandung ? “ seketika akang menghentikan gerakan mengunyahnya , matanya sedikit mendelik keatas kemudian kepalanya bergerak tidak jelas lalu tersenyum ke arahku


“ mau pulang kan ? “ aku mengulangi pertanyaanku


“ mungkin “ akang menjawab dengan singkat tentu saja membuatku sedikit dongkol

“ hhh pulang saja kang , nanti bunda siapin semuanya “ aku mengelus pipi suamiku kemudian meninggalkannya sendirian di balkon apartmen sore itu , sekilas aku bisa melihat akang terdiam mendengar kata-kataku , sama sekali tidak ada kata-kata penolakan dari pendapatku tadi .


Kamar ini saksi cinta kita semalam , aku bisa melayani suamiku dengan baik hingga dia terpuaskan walau fisik ini kian hari kian melemah tetapi ada disampingnya menjadi obat tersendiri bagiku .


Beberapa lembar baju dan celana yang sudah rapih sepulang dari laundry aku pak ke satu koper milik akang , aku menuju meja riasku dan membuka lacinya disana ada dompet berwarna coklat tua milik akang , aku membukanya dan kulihat hanya ada KTP dan SIM A akang beralamat Bandung , aku membawa dompet itu menuju meja kerjaku , satu dompet lain berwarna hitam ada disana , aku membukanya dan mengambil kartu debit atas nama akang untuk kemudian memindahkannya ke dompet coklat tadi , kupandangi sekali lagi dompet hitam itu , ada foto pernikahan kami terselip di plastik transparannya dan satu KTP akang dengan alamat tinggal Jakarta .


“ kaang “ aku memanggil suamiku yang rupanya sedang mencuci tangannya di wastafel


“ yaa ? “ akang menghampiriku ke dalam kamar


“ akang ga bawa cash ? “ aku membuka isi dompet coklatnya yang memang kosong


“ oh , nanti akang ambil dari atm “


“ masih ada isi ATM nya ? “ aku bertanya bukan berarti aku ingin menguasai keuangan akang ku namun khawatir akang tidak punya cashflow di rekeningnya mengingat baru saja kemarin kita berbulan madu dan akang banyak sekali membawa oleh – oleh untuk anak lelakinya dan teh Vio .


“ ada kok , cukup “ akang tersenyum , aku selalu tenang bila melihat senyumnya itu


“ ya syukur deh , kalau akang kurang apa-apa jangan sungkan ya sekarang kan aku istri akang “ aku memeluknya , ya aku memeluknya padahal besok aku harus berpisah dengannya sementara


“ akang ga mau repotin bunda , santai saja penghasilan akang cukup kok dan mudah-mudahan bertambah toh akang juga malu tinggal numpang disini terus “


Aku memeluknya semakin erat , bukan itu yang aku maksud kang asal akang tahu materi bukan segalanya bagiku toh aku sudah mendapatkannya dari usaha keluargaku bahkan bisa dibilang aku kelebihan materi , jadi aku bukan ingin menginjak harga dirimu tapi izinkan aku meringankan bebanmu yang kian berat setelah menikahiku.


“ oleh-oleh buat teteh sudah aku bungkus semua , mmm aku titip buat anak akang juga ya “


“ oh iya , nuhun (terima kasih ) “


“ besok mau pulang naik apa ? akang kan enggak bawa mobil “

“ mmm pake kereta aja lah , santai “ akang kembali tersenyum


“ mmm ... kalau begitu aku pesankan tiketnya sekarang ya “


“ eh biar akang saja “ akang berdiri kemudian mengambil gawainya , beberapa saat dia nampak serius namun hal ini membuatku tersenyum dimana aku selalu geli bila melihat akang serius sebab aku lebih sering melihatnya ceria dan tersenyum .


“ aduh tiketnya sold out “ akang menggaruk-garuk kepalanya sendiri


“ tuh kann ... ya udah biar aku anter ya besok “


“ eh ? “ akang memasang muka heran tapi aku tidak menggubrisnya


“ akang nggak mau repotin bunda , akang bisa pake travel “ akang mengelus rambutku yang mulai panjang


“ sstt sudah kang bunda tidak merasa direpotkan kok , sambil jalan-jalan saja ke Bandung , akang hari ini mau dimasakin apa buat makan malam nanti ? biar bunda masakin saja akang nggak boleh kebanyakan jajan makanan junk kaya tadi ya inget sudah tua jaga kesehatan “


“ emang bisa masak ? “ akang dengan menyebalkan menjulurkan lidahnya , well memang aku bukan tipe wanita yang biasa berkutat di dapur seperti teh Vio namun demi suamiku aku akan belajar memasak makanan favoritnya


“ bisa kok mmm akang mau dimasakin apa coba ? “ aku menantangnya dengan wajah cemberut


“ haha apa ya ? akang kangen tempe goreng sama sambel ulek sih “


“ hah ? masa tempe doang ? bunda masakin daging ya “


“ kangennya tempe gimana dong ? “


Waduh akang gimana sih padahal bahan yang ada di lemari pendingin hanya potongan daging yang sudah kubeli dari supermarket sebelah apartmen , emang ada ya tempe disana ?


“ ya udah bunda sekarang mau belanja dulu “


“ eh bun kalo bisa tempenya yang pake daun pisang bungkusnya lebih enak soalnya , terus cabe rawitnya yang paling pedes , kalo di Bandung disebut cengek domba , satu lagi boleh ? akang mau tumis kangkung “ akang nampak happy membahas makanan sederhana ini


“ aduh akang masa bunda harus cari ke pasar tradisional ? “


“ oh iya ya .. kalo repot pake bahan yang ada saja “ akang kembali melengkungkan senyumnya yang membuatku tidak tega


“ ya udah deh bunda berangkat ya , akang disini jangan kemana – mana “


Dengan segera aku menyambar kunci mobilku dan mengikat rambutku , tugas pertama dari sang suami dan aku tidak ingin mengecewakannya . bukan hal yang mewah yang akang inginkan walau sebenarnya apapun yang akang minta pasti akan aku kabulkan tapi masalahnya aku belum pernah menemukan tempe yang dibungkus daun pisang ketika aku belanja ke supermarket sekitaran apartmenku , lagipula memang aku tidak pernah memasak sebelumnya paling hanya goreng sosis atau nugget dan sekarang aku harus membuat sambal ulek kesukaan orang sunda ? ditambah tumis kangkung ya ampun gimana bikinnya coba ? ini menjadi masalah tersendiri untukku .


“ halo – halo Rika “ aku berjalan menuju parkiran sambil menelfon satu sahabatku


“ haii beebb , cieee pengantin baru sibuk yaa gimana-gimana ? “


“ Rika tolongin gue plis “ aku memijit tombol lift menuju lantai bawah namun posisi si lift masih beberapa lantai di atas


“ hah ? kenapa ? kok lu panik gitu Lid ? lu brantem sama Angga ? “ Rika terdengar begitu mencemaskanku , Rika adalah satu sahabat yang ikut ke Jepang menghadiri upacara pernikahanku dengan akang.


“ bukan ahh nggak gitu juga , shit maaf gue yang tolol “


“ terus apa sayang kok kedengernya panik gitu “


“ akang minta gue masakin buat makan malam “


“ hahahha ngakak banget deng ya masakin lah , repot lu ah “


“ masalahnya gue nggak pernah masak ! ah bete ah “ beneran punya temen satu ini ngehe nya minta ditampol


“ masak apa emang ? “


“ tempe goreng , sambel sama tumis kangkung “


“ bwahahahhaha ... bentar-bentar minuman gue ampe jatuh haha nyentrik banget laki lu atau bisa dibilang sunda banget ya ? “ dasar Rika sudah kubilang kan akang itu sederhana


“ dimana coba gue cari tempe yang enak ? yang katanya dibungkus daun pisang , kalo kangkung sih banyak kan di super market juga ? ragu sih disekitaran sini memang hanya ada supermarket dengan barang impor

“ ya lu cari ke pasar lah , itu di deket simpangan yang mau ke tanah abang kan ada pasar tradisional “


“ iya ya ? belom pernah gue kesana seumur hidup , bersih tempatnya ? “


“ ya ampun Nyonya Angga Kusumaah lu berharap pasar tradisional kaya gimana sih ? GI ? hahaha selamat blusukan deh beneran lu udah bikin gue ketawa siang ini hahaha “


“ Rikaaa iihh ya udah gue cabut dulu “


Dengan segera aku memacu mobilku menuju pasar yang Rika maksud , tidak terlalu jauh sebenarnya lagipula lalu lintas siang ini cukup bersahabat , aku tiba dengan segala ketidak tahuanku yang hanya bisa memandang banyak manusia di pasar tanpa tahu harus kemana .


Los pasar ini cukup bersih sebetulnya hanya saja kesannya tetap semerawut dengan banyaknya barang bertumpuk , aku melihat petunjuk menuju tempat sayuran dan bahan pangan .


“ nyari apa neng ? “ satu pedagang sayur menyapaku ramah


“ mm anu pak ada kangkung ? “


“ ada nih berapa ikat neng ? “


“ kalau untuk berdua saja biasanya berapa ikat ? “


“ oh berapa ya ? 4 ikat cukup bisanya neng “


“ ya udah pak segitu aja , berapa ? “


“ satunya 2500 rupiah jadinya 10.000 neng “ apa ? murah banget pikirku ....


“ mmm kalau tempe ada ? yang dibungus daun “ aku celingukan mencari-cari diantara tumpukan sayuran dan bahan makanan lainnya


“ ooh kebetulan ada nih neng baru saja dateng tadi , masih anget hehe “ aku hanya tersenyum kecut melihat tingkah laku si bapak yang mengedip kedipkan sebelah matanya tapi ketika kusentuh memang tempe ini masih hangat


“ kalau bahan buat sambel ulek apa saja pak ? “ aku kembali pura-pura mencari padahal sebetulnya aku malu banyak bertanya


“ mau masakin buat suami ya neng ? hehe “ malah balik nanya nih si bapak aduh


“ iya pak “ aku menjawab dengan senyum dipaksakan


“ suaminya orang mana neng ? “

“ emang kenapa pak ? “ aku sedikit heran , emangnya ada hubungannya ya ?


“ kan tiap daerah jenis sambelnya beda-beda neng “ oh gitu ya ? aku baru sadar memang harusnya seperti ini . duh Lidya bodoh


“ orang bandung pak “


“ oohh enaknya sih sambel ulek yang digoreng dulu cabe rawitnya , mm sebentar , cabe rawit domba , tomat ijo , bawang putih , bawang merah ... pake terasi ? “ aduh bapak aku mohon jangan bertanya aku pusing beneran


“ nggak pak nggak usah “ aku tidak begitu suka bau terasi soalnya


“ nanti tumis kangkungnya juga bapak siapin bumbunya , semuanya dipisah ya biar neng langsung masaknya “ si bapak tersenyum , thanks pak anda pahlawanku


“ berapa semua pak ? “


“ sebentar mmm kayanya ini bakalan enak kalau ditambah ikan asin neng , mau kasih kejutan sama suaminya nggak ? “ si bapak malah mau menambah masalah nih aahhh


“ i –ikan asin pak ? bo – boleh “


“ ini nihhh ikan asin peda juara, digoreng sampe kering trus disiram jeruk nipiss mmhh duh neng bapak jadi lapar haha “ si bapak mengambil bungkusan yang dari tadi menggantung di kantung palstik transparan


“ iya pak , jadi berapa semuanya ? “


“ 28 rebu neng bisa buat dua kali makan nih hehe “ what ??? beneran ? Cuma segitu ? aku dengan segera membayar kemudian mengucapkan terima kasih dan kembali ke mobilku berpeluh keringat , gila saja panas banget di dalam sana tadi .


Dengan sekantung kresek penuh aku menuju unitku dan kudapati akang sedang menelfon seseorang aku hanya bisa melambaikan tangan kemudian berlalu menuju dapur , baiklah Lidya mari kita memasak , pertama tama aku mencuci bersih kangkung dan bahan organik lainnya kecuali tempe , bawang putih dan ikan asin dengan semangat membara aku menyalakan ipad ku kemudian mencari-cari tutorial memasak dan mengikuti langkahnya satu per satu .


“ bunda lagi masak ? “ akang masih di balkon , sepertinya dia sedang merokok


“ iya kaang “


“ aku mau keluar dulu boleh bun ? “


“ kemana ? “


“ jalan-jalan disekitar aja bun pegel-pegel nih badan “


“ iyaa boleh , eh jangan lupa bawa HP kang nanti kalo udah mateng aku telfon “


“ iya .... “


Aku mendengar suara langkah kaki akang meninggalkan unit , kemana dia sebenarnya ? ah tidak penting paling juga cari angin sambil ngopi diamah gitu orangnya yang penting sekarang aku harus menuntaskan misiku membuat makanan kesukaan akang . proses membuat sambal begitu menyiksa, bagaimana tidak aku tidak pernah mempunyai ulekan di unit ini hingga akhirnya aku hanya memblender bahan sambal kemudian menumisnya hingga membuatku terbatuk –batuk .


Giliran aku menggoreng ikan asin yang baunya menyelimuti seluruh ruangan unit , apakah aku tidak akan di protes tetangga ? sengaja aku buka semua jendela supaya wangi menusuk khas ikan asin goreng menyeruak keluar .


Hampir 2 jam aku berkutat dengan masakanku , mencicipinya berkali-kali hingga kurasa pas dengan selera akang kulihat sudah menjelang sore , akang kemana ya ? aku mengambil gawaiku dan mengirimkan pesan kepada akang.


“ masakan sudah siap suamiku , pulang “ tidak berapa lama aku menerima balasan dari akang


“ iya bunda otw “ aku tersenyum sendiri membaca pesan akang , sekarang ini aku sangat merasa diakui sebagai suami akang


15 menit berlalu aku sengaja menggelar karpet tipis di balkon unitku , membawa semua makanan lesehan diatasnya anggap saja sedang berada di restoran khas sunda tapi ada di lantai 15 , senyumku melengkung begitu manis ketika akang masuk dan terlihat bahagia , dengan segera dia bersila menghadap ke makanan yang tersaji kemudian aku mengambil sepiring nasi putih untuknya , matahari sore itu memang tidak terlalu terik dengan angin semilir dan aku mendmpingi akang makan dengan seporsi nasi juga tempe goreng dan tumis kangkung hidangan utama kali ini .


“ sshh lada bun (pedas bun ) “ aku mengambil gelas dan menyeduh teh hangat kemudian memberikannya ke akang


“ kepedesan ya kang ? maaf “ aku mencemberutkan diri merasa bersalah


“ nggak kok bun enak malah makin semangat apalagi ada kejutan asin peda goreng aahh pedooo “ aku tidak mengerti apa kata pedo tapi aku bahagia ketika suamiku bahagia


“ baru belajar masak , maaf ya kalau nggak enak kang “


“ enak kok beneran “ akang masih lahap dengan sambal juga tempe gorengnya sambil tidak henti memberikan acungan jempol


“ makasih kang , bunda akan selalu belajar jadi istri yag baik buat akang “ akang menyambutku dengan senyuman khas nya dan aku hanya bisa menggelayut di lengannya walau dia nampak kerepotan dengan hal itu .


Akang nampak kekenyangan akibat nambah porsi nasi tadi , aku membereskan sisa makanan kemudian mencucinya di wastafel dapur dan akang pasti melanjutkan ritualnya yaitu merokok sambil melihat pemandangan sore Jakarta .


“ bundaa ... sini “ akang memanggilku ketika aku baru saja mencuci piring


“ iya kang “ aku menghampirinya , terlihat akang mematikan puntung rokoknya kemudian dia merangkulku


“ makasih ya bunda cantik “


“ ih apa sih kang gombal ah “ aku beneran geli bila akang seperti ini


“ beneran cantik kok kan jarang-jarang akang lihat kamu kucel-kucel lucu gini sehabis masak hehe “


“ jelek inimah kang ih “ aku memencongkan bibirku tanda tidak setuju


“ akang kan biasanya lihat kamu dalam kondisi dandan cantik atau mmm lemes-lemes pucet di rumah sakit jadinya sekarang bisa akang lihat sisi lain kamu bun dan ternyata memang cantik sih mau digimanain juga “


“ gombaalll aahh nggak suka “ aku membalikan badanku melihat ke arah pemandangan kota , akang merangkul pinggangku namun dengan sengaja dia menempelkan area P nya ke pantatku eh apa ini keras-keras ? apa akang horny melihatku dalam balutan apron lusuh dan berkeringat bau ikan asin seperti ini ?


“ mmmhhh tapi wangi parfumenya masih nempel di tengkuk hmmmhh “ akang menciumi tengkukku hingga aku merinding dibuatnya


“ ada maunya nih , sebentar kang kan baru saja makan nanti biar rileks dulu biar bunda mandi dulu “


Tapi apa yang dilakukan akang sebaliknya dia membalikan badanku kemudian menciumi bibirku penuh gairah aduhh bagaimana ini aku merasa tidak pede dengan kondisiku tapi akang masih dengan usahanya meremas dadaku yang membuatku merasa kegelian namun menikmati ini semua ahhh kangg jangan disini , aku mendorongnya menuju kedalam ruangan unit hingga akang terduduk di sofa dengan sekali gerakan aku sudah berada dipangkuannya sambil merangkul lehernya , akupun sudah tidak bisa menahan keinginan ini aku begitu bergairah dengan situasi ini .


Kulepaskan apron kain ini kemudian naku mengangkat kaos tipis putihku dan melemparnya kemana saja , kini akang bisa dengan mudah meepas tali pengikat bra kemudian dengan rakus menggumul dua belah dadaku , astaga nikmat sekali ......


“ buka kang “


“ bukain dong “


“ manja ih “


Dengan sekali gerakan akang membuka celana pendeknya yang kubantu dengan sporadis , akang masih mengenakan kaos oblongnya ketika aku sendiri dengan serba rusuh membuka celana dalamku mengingat aku dari tadi memang menggunakan rok panjang saja , tanpa memperdulikan pakaian masing-masing dan hanya mementingkan jalan yang mudah agar kedua kelamin kita segera beradu aku kembali menaiki tubuh akang yang terduduk di sofa tanpa celana , batang P nya sudah mencuat menunjuk ke arahku , dengan sekali gerakan aku menancapkannya ke V ku yang mulai basah dan blesshhh aahhh !!! masuk semuanya tanpa halangan hingga mataku terpejam menikmati sensasinya .


Akang memegang pinggangku menyeimbangkan gerakan erotisku dengan arah atas bawah maju mundur hingga kugoyangkan pelan menuju cepat dan tidak dalam waktu lama aku merasakan ada kedutan halus di dalam V ku rupanya akang sudah tidak bisa menahan orgasmenya begitupun aku yang dengan sedikit kasar memeluk akang dan menciumi bibirnya dengan liar dan dalam beberapa hentakan aku merasakan akang menyemburkan semuanya di dalam V ku seiring dengan pecahnya jeritanku melepas orgasme yang kudapatkan secara bersamaan .


Sore itu kami saling berpelukan dalam kondisi lelah diatas sofa , matahari senja mulai menampakan warna oranye yang indah menyinari kami yang berpelukan dan berbalas cium .


***


@Gerbang Tol Pasteur jumat sore hari di kota Bandung


Apa rasanya mengantarkan suami sendiri menuju istrinya ?


Hanya senyum yang bisa aku hadirkan kepada akang yang sedang memandu mobil sambil menelfon sahabatnya yang akan menjemputnya di satu titik temu , aku merangkul tangan akang dan tidak ingin melepasnya , aku .... aku ...


“ akang turun di deket PVJ ya bun “ akang membelokan mobil ke arah kiri


“ iya kang “ aku masih belum mau melepaskan rangkulanku di tangannya


“ beneran mau di Bandung sampai minggu sore ? “


“ iya , aku mau jalan-jalan saja cari kuliner yang enak “


“ sudah pesen hotel ? “ aku mengangguk pelan namun apa daya aku hanya wanita biasa , air mata ini tidak bisa terbendung lagi


“ akang pulang ya jangan kemana-mana dulu kasihan teh Vio 10 hari ditinggal “


“ iya ... “ akang menampakan wajah serius


“ bulan depan bunda mau ambil unit di Bandung jadi nggak perlu ke hotel lagi kalau anter akang pulang “


“ eh ? nggak usah boros lah bun ,sayang “


“ nggak apa-apa kang kan biar akang nggak repot juga , lagipula aku cinta kota ini dari dulu , aku mau jadi satu bagiannya walau hanya seminggu sekali “


“ hhhh “ akang tidak menunjukan ekspresi setuju atau membantah , dia sangat tahu tabiatku yang keras .


“ sudah sampe nih , sini peluk dulu “ akang memeluku erat sambil menghapus air mataku


“ hati-hati ya kang “ aku mencium bibirnya , berikutnya aku menyaksikan suamiku meninggalkanku untuk bertemu teh Vio istrinya , sesak dada ini .... pasti ... aku tidak bisa menyembunyikannya , yang aku bisa hanya menangis berharap ini mimpi namun dalam satu sudut aku sangat menginginkan hal ini .


Menjadi istri Angga Kusumah saat ini memang tidak bisa dibilang mudah , apa jadinya kalau teh Vio mengetahui hal ini ? dia pasti akan membenciku selamanya , aku sayang teh Vio tapi aku juga tidak bisa melepaskan akang begitu saja , dia harus bertanggung jawab membuatku jatuh cinta dari awal kita bertemu bahkan ketika aku mulai menjalin hubungan yang dalam dengan pria yang dikenalkan akang walau akhirnya kami gagal menuju jenjang yang lebih serius dikarenakan perbedaan keyakinan yang ditentang kedua belah pihak keluarga . anggap saja aku meminta akang bertanggung jawab untuk menikahiku walau sebenarnya keluargaku juga tidak pernah menyetujuinya , namun diam-diam kami menikah jauh di negeri tempat matahari terbit di awal hari.


Catatan kecil ini aku buka pada malam hari di hotel tempat aku menginap , hanya berisi hal yang ingin aku ingat bersama akang juga beberapa catatan perjanjian pra nikah tentang bagaimana kami akan menjalani ini semua . ya bagaimana kami bisa bertahan sejauh ini ? ide gila muncul begitu saja ketika aku dengan yakin mau menjadi istri akang dengan syarat akang pindah kerja ke kantor pusatnya di Jakarta , posisi teh Vio yang berada di kota Bandung juga menjadi keuntungan tersendiri , seninsampai jumat akang akan bekerja seperti biasa di kantornya dan pulang ke unitku sebagai suamiku , tapi di akhir minggu aku harus melepas akang kembali ke Bandung kepada teh Vio , sesak ? pasti , tapi mau bagaimana lagi hanya ini yang bisa kudapatkan sekarang ini .


Malam ini begitu dingin menusuk belahan bumi kota kembang , aku hanya bisa memeluk bantal sambil membayangkan apa yang terjadi malam ini di rumah teh Vio , tentu saja teh Vio akan merasa senang suamina pulang dan akan melakukan hubungan selayaknya suami istri , tidak ! nuraniku remuk tapi aku tidak bisa begitu saja melangkahi hak teh Vio ! bersyukurlah Lidya , bersyukurlah .


***


Sinar matahari menyusup di jendela kamar hotelku , ah mungkinkah hari ini sudah menuju siang ? benar saja aku melihat gawaiku yang tidak kumatikan semalam dimana waktu menunjukan pukul 10.30 pagi , aku dengan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku dengan niat hari ini keluar mencari makanan khas kota Bandung sekedar melupakan kesedihan hatiku .


Mobilku meluncur mulus di tengah jalanan kota Bandung yang belum terlalu padat , di satu perempatan aku membuka gawaiku mengecek pesan , tidak ada pesan masuk dari suamiku . namun berbeda ketika aku membuka Instastory teh Vio , kulihat teteh sedang merekam keceriaan akang Angga yang sedang bermain bersama anak lelakinya di satu taman yang setahuku tidak begitu jauh dari tempatku sekarang , pergi kesana ? atau tidak ?


Dengan galau aku membelokan mobilku ke arah taman memarkirkannya di pinggir jalan dengan box parkir elektronik . aku turun kemudian berusaha mencari lokasi teh Vio dengan akang bermain bersama anaknya , dari kejauhan aku bisa melihat sosok mereka , satu keluarga kecil yang bahagia . akankah aku merusak kebahagiaan mereka ? tapi disana ada suamiku dan aku ingin selalu dekat disisinya walau .... kita berdua berlaku tidak adil kepada teh Vio , sempat terpikir untuk membalikan badan dan pergi dari tempat itu , namun ragaku melakukan hal sebaliknya , langkah kaki ini dipercepat sambil melambaikan tangan ke arah mereka .


“ tetehh , akangg haii dedekkk “ aku memasang wajah ceria sambil menghampiri kemudian mencubit kedua pipi anak akang yang menggemaskan .


“ loh lid ? “ akang nampak kaget melihatku begitu juga teh Vio , tapi tidak berlangsung lama teh vio menampakan tawanya yang khas kemudian menyapaku.


“ hai Lid ? kok nggak bilang mau ke Bandung ? “


Pancaran matanya tetap sama seperti teh Viona yang kukenal bertahun-tahun , tetapi tetap saja aku merasa bersalah atas semua ini dan yang bisa kulakukan sekarang hanya memakai topeng baru tanpa ingin sekalipun menunjukan wajah asliku di depan wanita yang sudah kuanggapp kakakku sendiri .


“ mmm kangen cilok teh hehe “ aku memeluknya kemudian mendaratkan pipiku ke pipi halusnya


“ haha ... mau beli atau mau teteh bikinin ? kebetulan bahan aci mah banyak lah dirumah “


“ bebasss gimana teteh cantik saja , tapi mmm kok kurusan ya teteh , sakit ? “

Ya tuhan baru aku sadar perubahan fisik teh Vio yang kini hanya tersenyum sambil memandangku dengan nanar , dulu aku sangat mengagumi porsi tubuhnya yang ramping semampai namun masih berisi dibeberapa bagian , kini aku melihat pipinya semakin cekung namun kedua matanya tetap indah untuk dilihat walau sangat kusadari ada sesutu yang berubah dalam tatapannya . maafkan Lidya teh .... maafkan.


Bersambung ........

Notes :

* Mulustrasi banner : Lidya Maulidia Djuhandar of JKT48 team KIII (pinjem pic nya ya JOT ) aheuu
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Lidya gue kan juga mengawang di atas langit...

Jd knp tiba2 yg dibahas kopi melulu ? Apakah ... Apakah ... Mereka ... Membaca kemudian membaca peluang ketika mereka menyatakan diri "suka" bahkan snoobbbb ????? #misteri
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd