Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Benerin rumah paman: aku fantasi tanteku Bi Rani dan sepupuku Wita

Bimabet
Lanjutan bagian 3

Link cerita sebelumnya: Bagian 1, Bagian 2


Pic 1: Ilustrasi Bi Rani di kamar sebelah ketika dia mastrubasi sambil membayangkan dientot gw dan suaminya sekaligus

Saat kita terus mendengar suara kenikmatan Bi Rani dari kamar sebelah, gw dan Wita sepertinya sama-sama malu tapi terangsang, perasaan yang aneh banget. Gw rasa wajah kami berdua memerah, jantung berdegup kencang, dan perasaan campuran antara nafsu dan keraguan.

Gw yang tak dapat menahan godaan lagi, dengan hati-hati mencolek Wita dari belakang. Terkejut, Wita berbalik pelan, bertatapan dengan gw dengan perasaan kaget dan nafsu yang bercampur. Mata kita saling bertatapan, dan pada saat itu, seperti tiba-tiba ada kesepakatan tak terucap di antara kami.

Gw dengan suara yang hampir menjadi bisikan, berbicara dengan kepercayaan diri yang muncul begitu saja, mungkin insting lelaki gw bangkit, hehe, ditambah dengan suasana yang mendukung.

Gw: "Wit, kamu juga mendengarkan, bukan?

Wita meskipun sepertinya agak terintimidasi dengan keberanian gw, menjawab dengan campuran kegugupan dan antisipasi.

Wita: "Aku tak bisa menyangkalnya, A. Dari desahannya aku tau mami lagi apa, tapi aku juga kaget, A. Ko mami menyebut-nyebut nama Aa."

Gw ga menjawab, mencoba mengalihkan perhatian Wita.

Dengan gugup yang mulai hilang, Gw mendekati Wita, hampir menyentuh tubuhnya. Wita pun entah kenapa mendekatkan diri.

Gw: "Aa jadi horny, Wit, apa kamu juga sama? Apa kamu ingin Aa muasin kamu?" (pertanyaan gila yang meluncur dari mulut gw tiba-tiba tanpa otak gw bekerja didalamnya, wkwkwkw)

Wita, nafasnya tersengal-sengal, menjawab dengan bisikan.

Wita: "Aku mau, A." (jawab Wita lirih sambil tersipu dan tiba-tiba nampak lebih mempesona)

Saat itu desahan Bi Rani semakin keras dari kamar sebelah. Karena kamar Wita sekarang dipenuhi dengan desahan dan helaan kami, suasana semakin hot karena juga bercampur dengan simfoni erangan-erangan Bi Rani.

Tidak ingin kehilangan momentum, tangan gw mulai langsung bergerilya melucuti celana Wita, dan benar aja dia uda gak pakai celana dalam lagi. Gw juga langsung membuka celana gw dan tanpa ba bi bu, mencoba langsung melakukan penetrasi.

Ketika nafsu semakin membara, saat kon**l gw uda mendekat ke miss v nya Wita, Wita tiba-tiba menarik napas panjang, menutup kakinya, dan meminta gw untuk menghentikan.

Wita: "A, tolong... jangan masukkan itu."

Gw agak terkejut dengan permintaan Wita, menghentikan gerakan gw dan menatapnya dengan kebingungan. (wkwkwk, asli kentang banget waktu itu)

Gw: "Kenapa, Wit? Apakah ada yang salah? Aa tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman."

Wita, menggigit bibirnya dengan perasaan campuran antara kegugupan dan keinginan yang masih ada, menjelaskan perasaannya.

Wita: "Aku... Aku tidak siap untuk ini, A. Aku cuma mau sama pacar atau suami aku nanti. Tolong mengerti."

Gw meskipun jujur aja karena uda dipuncak nafsu tentunya sedikit kecewa dengan permintaan itu, mengangguk dengan pengertian.

Gw: "Tentu, Wita. Aa sepenuhnya menghormati keputusanmu. Kita bisa cari cara lain untuk memuaskan hasrat kita."

Dalam suasana yang masih penuh gairah dan keinginan saling memuaskan, gw sekarang memfokuskan pada foreplay yang mendalam dan rangsangan yang menggairahkan. Gw berikan ciuman yang panas dan penuh gairah, yang dibalas Wita dengan gairah yang sama, kami saling beradu lidah, sedangkan tangan gw menjelajahi setiap inci kulit Wita disertai dengan belaian yang lembut dan rangsangan yang menggelora.

Gw dengan kelembutan terus mengeksplorasi tubuh Wita, menyentuh setiap lekukan yang sensitif dan mencoba membangkitkan gairah dalam dirinya. Wita mendesah dengan nikmat, merasakan sentuhan-sentuhan gw.

Kita kemudian juga saling melepaskan baju yang tadinya masih terpakai, sekarnag kita berdua benar-benar bugil, mengekspos tubuh masing-masing dengan penuh keinginan dan kekaguman. Gw mulai menjilati, menghisap, dan mencumbu puting Wita dengan lidah gw, sambil sesekali menyedotnya, sedangkan Wita merespons dengan desahan dan gemetar penuh kenikmatan.

Gw dengan hati-hati terus menjilati puting Wita, memperhatikan bagaimana sentuhan lidah gw menyebabkan sensasi menyenangkan di dalam diri Wita, membuatnya tidak dapat menahan diri untuk tidak merespons.

Desahan-desahan kecil melintas dari bibir Wita saat gw menjilati putingnya dengan lembut. Bunyi napasnya yang tersengal-sengal mencerminkan nikmat yang ia rasakan.

Wita: "Oh, A... i-itu enak banget... teruskan, jangan berhenti..."

Suara Wita penuh dengan gairah dan keinginan saat dia meminta gw untuk melanjutkan jilatan gw. Gw terus menjilati dan membelai puting Wita yang satunya lagi dengan penuh perhatian, menikmati sensasi memberikan gelombang kenikmatan kepada Wita.

Wita, semakin terangsang, mulai menyuarakan perasaannya dengan gerakan. Tangannya meraih tanganku ku dan mengarahkannya ke miss v nya.

Wita: "Ini... oh, A, jilatin juga yang ini." (wkwkwk, saat itu gw uda merasa menguasai Wita)

Kata-kata Wita menggambarkan keinginan yang semakin mendalam untuk mendapatkan kepuasan. Gw, yang masih memanjakan puting Wita dengan penuh semangat, menangkap nafasnya yang terengah-engah dan desahan-desahan erotis.

Permainan kami terus berlanjut, semakin intens dan menggelora. Tidak hanya tangan gw yang ada di miss v Wita. Sekarang kepala gw uda ikut turun ke bawah (hehehe, jangan bayangin gimana muka mesum gw waktu itu ya). Gw sekarang menggunakan tangan dan lidah untuk merangsang klitoris Wita dengan gerakan yang penuh keahlian dan sensasi yang melampaui kata-kata. Wita sepertinya semakin dekat dengan puncak kenikmatan, bergetar karena sentuhan terampil gw dan jilatan penuh gairah dari gw. Jari gw ga gw masukin karena gw masih sadar dengan permintaan Wita tadi, meskipun gw rasa kayanya sih Wita uda pernah ml sebelumnya dan sudah gak perawan. (ini intuisi gw aja sih).

Wita, dengan suara yang terengah-engah, terus mengeluarkan desahan-desahan yang dipenuhi kenikmatan.

Wita: "Oh... oh ya, A. Jilat aku... lebih cepat... lebih keras sedot, A..." (hahaha mulai lepas kendali dia)


Pic 2: Ilustrasi imaginasi gw membayangkan threesome dengan Bi Rani dan Wita, ketika gw lagi menjilati miss v Wita

WIta merasakan sensasi lidah gw yang menjelajahi setiap lekukan sensitif di miss V-nya, dan setiap gerakan lidah gw membangkitkan gairahnya lebih dalam. Desahannya semakin keras dan penuh gairah saat gw semakin fokus pada klitorisnya yang kayanya sensitif banget, mungkin karena belum sering diginiin.

Wita: "Ahh... terus... jangan berhenti, A. Sial, begitu nikmat... lebih cepat... lebih cepat lagi..." (mulai meracau agak-agak kasar Wita disini, ga pernah gw bayangin sebelumnya karena gw selalu menganggap dia tipe orang yang alim)

Wita terus menerus merintih dan mendesah dengan semakin kuat, terjebak dalam gelombang kenikmatan yang terus-menerus membanjiri tubuhnya. Ucapan-ucapan vulgar dan kasar terus keluar dari mulutnya mencerminkan nafsu yang tak terkendali dan keinginan untuk semakin dimanjakan oleh gw.

Wita: "Oooh... A... Aa tahu betul bagaimana memuaskanku... Terus A, enaaakk, terus lakukan itu..." (pas gw sedot klitorisnya dengan keras)

Gw melihat Wita semakin terangsang dan siap untuk mencapai klimaksnya, jadi gw mempercepat gerakan lidah gw sambil sesekali menyedotnya dan merangsangnya dengan semakin kuat dan intens dengan gesekan-gesekan jari gw di sekitar labianya. Wita berteriak dengan kesenangan yang memenuhi ruangan, merasakan kenikmatan yang meluap-luap dalam tubuhnya. Wita sencapai puncak kenikmatan.

Kita kemudian saling memandang dengan mata yang penuh gairah, bedanya Wita pandangan yang sudah puas, menikmati momen yang baru dia rasakan, sedangkan gw masih kentang. Wkkwkwkwkw.

Setelah klimaks Wita mereda, Kita berbaring berdampingan, terengah-engah dalam kelelahan.

Sebenernya gw pengen bilang ke Wita, puasin gw juga dong woy cepet, wkwkwkwk. Tapi gw jaga gengsi agar terlihat hanya ingin memuaskan Wita tanpa ada keinginan terselubung. Gw jg menjaga asa untuk bisa membuat hal ini berkelanjutan.

Yang gak gw duga, gak lama Wita malah tidur, wkwkwkw.

"Wit, Wit" panggil gw. Eh dia kaga nyahut.

Kon**' gw masih tegang banget, liat WIta masih bugil, tapi mau gw masukin kan ga boleh, wkwkwkw. Mau minta dijilatin orangnya tidur ya mana bisa.

Tau-tau pintu dibuka pelan, kreeekkkk.

Gw langsung jantungan saat itu, Bi Rani nongol dari balik pintu. Saking konsentrasinya kita tadi, gw sampe lupa dengan Bi Rani di kamar sebelah, gw bahkan ga sadar kapan dia selesai bermastrubasi. Gw buru-buru menutup badan gw yang telanjang dengan selimut. Meskipun sebenarnya tindakan sia-sia, karena Wita disebelah gw tidur dalam keadaan telanjang tanpa tertutupi selimut. Mampus gw, pikir gw saat itu.

Bi Rani melihat gw dalam hening selama beberapa saat.

"Rif, sini!" panggil Bi Rani berbisik pelan.

Gw ga bisa merespon agak lama

"Uda sini cepat, gpp", suara Bi Rani memanggil lebih pelan lagi, sepertinya dia tak sabar namun berhati-hati agar Wita tak bangun.

Gw akhirnya tersadar, "Ah, iya Bi, bentar" kata gw sambil bersusah payah mencoba mencari celana dan memakainya didalam selimut. Gw kemudian perlahan berjalan keluar. Bi Rani masih memandangi gw, dan malunya kon**l gw ga sinkron dengan hati gw yang deg-deg an, si Joni malah menonjol dengan tegak dibalik celana. Gw rasa Bi Rani juga bisa melihat itu.

Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd