Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berawal dari pijatan Abah

Part 3

"Duluan ya semua nya" Teriakku pelan kepada rekan2 kerja ku sesaat aku melewati mereka dengan mengendarai motor Nmax biru milikku.

"Ya Lin, hati2 dijalan" Balas sebagian dari mereka, sembari mereka bersiap2 juga dengan kendaraan masing2 untuk meninggalkan area perusahaan.

Hari ke 7 aku bekerja, dan aku sudah mulai familiar dengan hiruk pikuk aktifitas yg menyertai jalan yg kulewati ini.

Mulai dari para pedagang pinggir jalan yg tiap hari kurasa auranya berbeda.

Ada wajah2 capek tapi puas yang kuanalogikan biasanya karena dagangan yg mereka habis terjual.

Dan ada juga wajah2 sedikit murung yg kuanalogikan sebaliknya.

Sering juga kudapati segerombolan bocah2 dengan atribut seragam sekolah masih Terpasang lengkap, namun dengan santainya menghembuskan asap rokok diikuti canda tawa diantara mereka, dan tak jarang mereka mengganggu pengendara motor lain yg sedang lewat.

"Bocil2 sekarang apa bang**t semua ya? " Tanyaku ku dalam hati. "Pada masa2 sekolahku dulu paling enggak kalau mau betingkah ya minimal lepas dulu seragam sekolah mu tong" Gerutu ku kembali.

Ya namun aku sadar, mungkin memang sudah jalannya begitu. Semakin modern dan berkembang nya zaman, semakin tergerus juga nilai2 moralitas dari generasi yg ada didalamnya. Siapa aku mau protes dan berharap hal itu tidak terjadi.

Sekitar 20 menit sudah aku memacu motorku di tengah2 lalu lalang kendaraan lain, dan akhirnya sampai juga didepan rumahku.

Bangunan 2 lantai yg tidak terlalu besar dan tidak bisa dibilang mewah, namun jauh juga dari kata sederhana. Begitulah kira2 kudekskripsikan tempat yang kutinggali ini.

Aku pun turun dari motorku, diikuti berjalan beberapa langkah untuk membuka pagar, kemudian memarkirkan kendaraan ku tepat di sebelah mobil honda Brio kepunyaan ibu.

"Tumben ibu sudah tiba dirumah lebih dahulu daripada aku"
Kataku dalam hati ketika melihat mobil ibu sudah rapi terparkir ditempatnya sambil melihat jam dipergelangan tanganku.

"Mungkin pekerjaan nya sudah beres semua kali ya"
Timpalku kembali sambil kucoba membuka pintu masuk dari rumahku.

'Krieeeeeet' terdengar bunyi kecil dercitan pintu kayu jati sesaat aku membuka pintu depan rumahku ini. Diikuti pemandangan abah yg seperti biasa santai2 di Area ruang tamu (yg membelakangi pintu masuk) sambil menonton televisi.

Sadar akan kehadiran diriku, abah pun memalingkan sejenak perhatiannya dari acara televisi yg ia tonton.

"Sudah pulang Lin?" Tanya abahku membuka percakapan

"Enggak, saya cuma bayangan aja, Lina asli yg ada badak nya masih di kantor nya pakk" Jawabku coba bercanda ke abah.

"Maksudnya????gimana2???, abah ndak ngerti, terus ada badaknya itu apa maksudnya??? Loh Lina kok manggil abah dengan sebutan pak???, siapa kamuuuuu????, dimana anak ku????mi, mamiii ada penyusup yg mirip sam.......

Aku pun tertawa geli melihat reaksi konyol dari abah tanpa mendengar lanjutan kalimat yg ia buat.

Dibalik sosok abah yg tinggi, gagah, tegap dan berwibawa. Ada juga sisi absurd, konyol, dan ndak jelas yang malah membuat abah semakin perfect di mataku.

Melihat ku tertawa lepas, abah malah balik menggoda ku.

"Heii kamu siapaaaaa? Kok berani2 nya tertawa ngakak didepan orang asing, dirumahnya pula, Jawaaaab.siapa kamuuuuuu?"

"Sudah bah. Lina ndak kuat." Peace peace sambil kubuat sign peace dengan jariku..
"Makanya jangan mulai, masih mau kamu hah?" Balas abah sambil diiringi tertawa lepasnya.....

"Ibu mana bah, kok ndak keliatan, padahal itu mobilnya ada di depan?" Tanyaku pada abah mengakhiri sesi bercanda kami

"Oo mami kamu.., paling juga lagi mandi, baru aja kok mami Kamu pulang selang 5 menit dari kamu nyampe rumah"
"Ohhh gitu" balasku sambil dilanjut mengobrol santai dengan abah ku.

Setelah puas Aku mengobrol dengan abah, aku pun bergegas naik ke lantai 2 untuk sekedar cooling down sebentar, dan dilanjut dengan pergi mandi untuk menghilangkan kepenatan dan cape yg menyelimutiku karena rutinitas pekerjaanku.

Setelah mandi dan berpakaian lengkap ditambah dengan sedikit semprotan parfum di tubuhku. Aku pun turun ke lantai satu menuju ruang tamu dan memutuskan memberanikan diri untuk meminta abah memijit ku lagi....
ya benar, meminta abah memijit kaki ku lagi.

Selain faktor penasaran dengan 'pikiran liar yg ada diotakku' kalau abah dapat kesempatan memijit ku lagi. Hari ini kaki ku juga benar2 letih dan memang butuh dipijat.

'Sekali dayung 2,3 pulau telampaui' adalah peribahasa yg tepat, untuk menggambarkan situasi ini pikirku.

Dan sebenarnya, walaupun ada insiden beberapa hari yg lalu dimana aku menyaksikan kontol abah ereksi walaupun hanya di balik celana pendeknya, dan fakta bahwa memek aku ikut2 basah dan horny karena hal tersebut.

Aku sama sekali tidak punya pikiran yg mengarah ke aktifitas seksual langsung dengan abahku, dan aku juga sebenarnya ndak mau hal itu sampai terjadi (aku harap).

Tapi ada semacam dorongan dari dalam diriku, bahwa aku ingin membuat abah kontolnya bereaksi lagi karena aku,aku mau melihat kontol abah lagi, aku mau abah terangsang karena aku, ya karena aku, yang tidak lain dan tidak bukan putri kecil kesayangannya.


"Bah, pijitin kaki Lina lagi dong bah, cape banget nih"
Pintaku kepada abah dengan sedikit nada manja sesaat aku menghampirinya di ruang tamu....

"Uhmmm......... Uhmm iya. Sini gih nak"
Begitulah abah menjawab permintaaanku dengan nada yg agak ragu. Aku pun melihat reaksi abah yg seperti dilema baginya, antara apakah ia harus menerima atau menolak permintaaan dari anak gadis nya ini.

Setelah mengambil posisi yg nyaman bagi kami berdua seperti posisi tempo hari dimana abah memijatku, proses pijat pun dimulai.

Kali ini masih dengan trik yang sama, aku pura2 memainkan smartphone, sambil sesekali melihat proses pijatan abah lewat celah yg tercipta saat aku sedikit Menggeser smartphone ku.

Kali ini tidak seperti sesi pijat pertama yg hening, aku dan abah mengobrol biasa dan saling bercanda sepanjang proses pijatan berlangsung.

Ditengah2 obrolan kami yg tidak jelas tiba2 abah nyeletuk,

" Mami kamu bilang ke abah, bahwa abah harus siap2 capek karena akan melayani double pijat kaki mulai sekarang, karena ada dua wanita yg berkerja dirumah ini"

Aku pun tertawa mendengar pengakuan abah tersebut, dan berterima kasih kepadanya Karena pijatan abah memang benar2 work, dimana rasa letih dan pegal langsung hilang seketika sehabis dapat treatment dari abah.

"Abah ndak masalah kok kalau Lina mau abah pijit kakinya tiap hari, tinggal bilang aja ke abah"

Aku sempat berfikir kenapa abah menawarkan untuk memijat kakiku setiap hari.
Oh yaa Aku menebak mungkin jarak yg cukup jauh dari sesi pijatan pertama sampai yg kedua hari ini.
Sehingga membuat abah (yg masih dalam tebakanku punya obsesi dengan kaki) sedikit fruatasi.

"Serius, jgan nyesel loh ya kalau Lina pakai terus jasanya abah tiap hari?"
Jawabku atas penawaran yg abah ajukan kepadaku

"Ya endak bakal nyesal lah nak, kan abah jadi bisa tiap hari menyentuh ka..... Ehh"

Entah apa yg mau abah sampaikan kepadaku dari kalimatnya yg tiba2 terputus itu.

Aku pun ndak begitu menghiraukan nya karena juga harus fokus dengan sensasi kaki ku yg benar2 terasa nyaman, ringan, dan rileks di tangan abah.

Dan entah sudah yg keberapa Kalinya aku mencoba mengintip lewat celah smartphone ku tapi aku tidak melihat ada tanda2 reaksi dari kontol abahku.

Hingga kupikir, mungkin aku aja yg salah mengartikan penyebab ngaceng nya kontol abahku tempo hari.

Dengan perasaan yg sangat kecewa karena menyadari fakta, bahwa aku bukan lah yg menyebabkan kontol abahku ngaceng. Aku pun terlelap bersamaan dengan rasa nyaman yg ku rasakan di kaki ku karena pijatan abahku...

"Uhmmmm ahhhh" Uhmmmm ahhhhhh"

Itu adalah suara yg pertama kali kudengar ketika aku mulai tersadar dari tidur singkat ku.

" Apakah aku ndak salah dengar" Tanyaku dalam hati

"Uhmmmm ahhhh Lina sayang, ahhhh uhmmmm terus sayang ahhhhh"

"What the f*ck is going on here?",
abahh, itu suara abah, itu... Itu kan desahan abah, kenapa abah memanggil namaku dalam desahannya"

Belum terjawab berbagai pertanyaan dalam benakku, aku pun tersadar bahwa kaki ku merasakan sensasi familiar, seperti yg ku rasakan pada sesi pijat yg pertama....

Namun setelah beberapa detik ku rasakan sensasi tersebut..... Aku sadar bahwa ini bukan sensasi yg samaaaaa...

"Ini kontol asli"

"Ini bukan kontol yg masih terbungkus celana seperti tempo hari"

"Ini bukan kontol yg masih terbungkus celana kemudian coba digesek gesekkan ke kedua tepak kakiku"

"Ini adalah Kontol abahku yg dia keluarkan dari dalam celana nya, kemudian dia coba gesekkan ke kedua telapak kaki anak nya,
sambil mendesah menyebut nama anaknya"

"Abah saat ini....menyetubuhi kaki anaknya sendiri"


Bersambung.....

Next update
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd