Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berbagi Itu Indah (Remake)

sehat sehat suhu. jangan lupa update. tenang suhu,ceritanya dibaca koq. kangen echa suhu, pengen ngekepin aja

:konak: :konak: :konak:
 
Akhirnya Echa dan kedua ortunya tiba di kampung halaman. Terlihat sebuah rumah dimana papanya Echa menghabiskan masa kecil dan remajanya sebelum bekerja di kota seperti sekarang. Rumah yang sederhana, temboknya sebagian hanya berupa bata tanpa acian. Sebagian lainnya hanya berupa papan kayu yang disusun menjadi sekat pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya.



Di rumah tersebut, sudah ada keluarga besar dari Papanya Echa. Papanya Echa memiliki dua saaudara kandung, dan dia adalah anak terakhir dan termuda diantara saudara-saudaranya yang kesemuanya adalah laki-laki. Karena papanya Echa adalah anak terakhir diantara 3 bersaudara, itu lah sebabnya papa Echa bernama Ragil. Sekilas tentang keluarga dari Ragil si Papanya Echa



Kakak pertama bernama Jarwo, usianya jauh diatas Ragil yaitu 52 tahun. Jarwo adalah seorang duda yang diceraikan oleh istrinya karena ia kerap melakukan KDRT ke istrinya. Jarwo juga yang selama ini tinggal dan meneruskan merawar rumah peninggalan orang tua mereka. Ia kesehariannya bekerja mengurus ladang peninggalan ortunya. Walau begitu, Jarwo sebenarnya seorang yang pemalas. Mengurus ladang hanyalah kedoknya saja. Sebagian besar uangnya adalah hasil dari jual lahan ladang yang kini hanya tersisa beberapa meter persegi saja. Hasil jual tanah ia pakai untuk berjudi dan main wanita. Tubuhnya tinggi besar dan berotot, sangatlah pantas Jarwo juga dikenal sebagai preman kampung disana. Jarwo memiliki 2 orang anak hasil pernikahannya dengan mantan istrinya. Kedua anaknya bernama Agung dan Bahar yang usianya sudah 27 dan 29 tahun, kedua anaknya belum menikah walau usia mereka sebenarnya sudah cukup untuk menikah. Kedua anaknya sikapnya tidak jauh berbeda dengan Jarwo yang hobbynya menghamburkan uang dan pemalas.



Kakak kedua Ragil bernama Hardi yang usianya 47 tahun. Iya tinggal di ibukota dan menikah dengan seorang wanita cantik bernama Linda yang usianya 10 tahun lebih muda, yaitu 37 tahun. Hardi terbilang paling sukses dan paling kaya diantara ketiga saudara kandung itu. Omnya Echa wajahnya ganteng, berbeda dengan Jarwo yang wajahnya terkesan lebih angker. Kedua pasangan ini memiliki seorang putra tampan yang bernama Rendy. Ia terkenal playboy di kampusnya, usianya lebih tua 2 tahun dibandingkan Echa.



Sedangkan yang terakhir, Ragil papanya Echa, usianya 43 tahun. Kariernya tidak secemerlang Hardi, tetapi kehidupan mereka jauh lebih baik dibandingkan keluarga Jarwo. Ia seorang gila kerja yang kerap kerja dinas keluar kota meninggalkan anak istrinya. Ragil sosok yang takut dan begitu menghormati kakak pertamanya. Pengalaman masa lalunya yang sering dipukuli Jarwo begitu membekas membuat Ragil kerap tidak bisa menolak perintah kakak kandungnya itu hingga saat ini. Ragil memiliki Istri seorang wanita muslimah cantik bernama Alya. Seorang wanita cantik shalihah yang saat ini berusia 37 tahun yang selalu berpakaian menutup aurat dengan gamis syari’ dan kerudung lebarnya. Kedua pasangan ini memiliki seorang anak gadis cantik berusia 18 tahun yang tentu saja pembaca sudah tidak asing lagi dengan sosoknya.



Echa dan kedua orangtuanya berjalan masuk ke dalam rumah, kondisinya tidak banyak berubah seperti tahun lalu saat terakhir mereka datang ke rumah itu. Hanya saja, beberapa tumpukan kerdus nampak memenuhi sudut rumah tersebut. Sepertinya kerdus-kerdus itu barang milik Jarwo yang belum sempat dirapikan. Di dalam rumah, kedatangan mereka langsung disambut dengan meriah oleh si tuan rumah yang Echa biasa memanggilnya Om Jarwo.



“Selamat datang adikku!!!!”, kata Om Jarwo menyambut kedatangan Ragil sekeluarga



Echa melihat ke arah papanya yang hanya terdiam sambil tersenyum kecut saat menyalami kakak pertamanya itu. Om Jarwo menepuk-nepuk pundak papa Echa sambil sesekali memukul perutnya, walau maksudnya hanya bercanda tetapi pukulannya begitu serius.



“Aduhhh.. Hmm.. Sehat mas?”, tanya papa Echa basa-basi



“Heheheh… Gimana bisa sehat, nasibku tidak sebaik nasibmu. Kamu tiap hari dapat susu yang bagus mangkanya bisa sehat seperti ini. Hahahaha”, kata Om Jarwo sambil melirik ke Alya mama Echa



Ragil kembali tersenyum kecut mendengar perkataan kakaknya yang suka membandingkan nasib.



Lalu Om Jarwo hendak menyalami Mama Echa dan terlihat wanita bergamis syari’ berkerudung lebar itu buru-buru mengatupkan tangannya tanda ia tolak secara halus ajakan bersalaman Om Jarwo. Om Jarwo menyeringai menyebalkan karena ditolak salamannya oleh Mamanya Echa.



“Aduh Alya, aku ini kakak kandung dari suamimu. Kamu masih saja tidak mau salaman denganku. Mana rasa hormatmu kepadaku Alya?”, kata Om Jarwo ketus terlihat emosi



Papa Echa kemudian menyenggol tangan istrinya agar ia mau salaman dengan si Jarwo, kakak kandungnya. Alya menghela nafas dalam-dalam dan ia pun akhirnya bersedia bersalaman dengan Jarwo.



“Afwan mas…”, kata Alya dan akhirnya ia ulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan kakak iparnya



Begitulah kejadian tiap tahun yang selalu terjadi. Perbedaan pendapat antara keyakinan Alya dengan keluarga besar Ragil tentang bersentuhan. Padahal Alya terlihat hanya berusaha menjaga dirinya agar tidak sembarangan bersentuhan dengan lelaki bukan mahromnya, namun suaminya seolah melupakan kewajiban itu dan memilih menyalahkan istrinya.



Lalu terlihat Echa mulai menyalami dan mencium tangan Om Jarwo yang wajahnya angker menakutkan itu. Tubuh Om Jarwo memang tinggi besar. Badannya gemuk tapi juga berotot sehingga kesan angker begitu melekat pada dirinya.



“Duh ponakan om makin cantik dan tambah gede aja.. Sudah punya pacar belom?”, kata Om Jarwo sambil mencubit pipi Echa



Echa hanya tersenyum dan membiarkan om nya itu mencubit pipinya kuat-kuat hingga kemerahan



“Adduuhh.. Rahasia om…”, jawab Echa tersipu sambil memegangi pipinya



“Hahahaha.. Anak muda pacaran itu biasa. Ga usah malu-malu Cha. Rendy aja sudah gonta ganti pacar dalam setahun ini”, kata Om Hardi yang mendengarkan dari belakang



“Hehehe.. Yasudah ayo masuk dulu, kamarnya sudah saya siapkan…”, kata Om Jarwo sambil memegangi pundak Alya seolah sedang menggandeng mamanya Echa itu untuk masuk ke dalam rumah



Terlihat Mama Echa begitu risih namun karena ia ingat suaminya meminta bersikap baik ke kakak pertamanya, mau tak mau Alya hanya diam pasrah pundaknya digandeng oleh Jarwo. Bukan hanya memegangi saja, Jarwo malah kini merangkul pinggang Alya. Echa yang berjalan di belakang mereka hanya tertegun melihat dari belakang sambil memandangi pinggang mamanya yang dirangkul oleh Om Jarwo



#



Beberapa saat telah berlalu, Jarwo, Hardi dan Ragil tampak duduk santai di ruang tamu sambil menikmati rokok dan secangkir kopi. Ketiga bersaudara itu saling bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Om Hardi bercerita tentang bisnisnya yang mulai merambak keluar negeri. Demikian juga papa Echa yang juga bercerita sering meninggalkan istri dan anaknya untuk bekerja dinas ke luar kota. Sedangkan Jarwo, ia tidak bisa bercerita apa-apa selain keadaan ekonominya yang sulit sehingga terpaksa menjual ladang peninggalan orang tua mereka. Hardi dan Ragil tidak masalah dengan itu. Karena memang ladang tersebut jatahnya Jarwo.



Pembicaraan kemudian menjadi lebih seru saat ketiga lelaki itu membahas istri-istri mereka. Terutama Jarwo yang sepertinya tertarik dengan Alya, adik iparnya yang selalu berpakaian tertutup.



“Alya istrimu makin cantik saja Gil…”, puji Jarwo



“Terima kasih mas…”, jawab Ragil papa Echa



“Hanya sayang…”, kata Jarwo serius



“Kenapa mas?”, tanya Papa Echa



“Kolotnya minta ampun. Masak salaman sama aku yang tak lain kakak kandungmu sendiri dia tidak mau? Aku tersinggung Gil! Kalau tidak ingat dia istrimu, sudah aku tampar wanita sok alim seperti itu. Kayak aku ini najis saja”, kata Jarwo emosi



“Iya mas, nanti aku bilang ke istriku agar bisa lebih menghormati Mas Jarwo”, kata papa Echa



“Iya, ajari istrimu itu sopan santun ke masmu ini. Aku benar-benar marah dengan istrimu. Awas saja dia”, kata Jarwo



Ragil hanya terdiam. Ia tahu betul karakter mas kandungnya yang memang temperamental itu. Ia ingat saat masih kecil Jarwo setiap hari memukuli dirinya jika sedang marah. Saat remaja Jarwo pun pernah dipenjara karena melakukan penganiayaan ke temannya. Penyebab ia bercerai dengan istrinya pun sama, Jarwo kerap melakukan KDRT kepada istrinya.



“Sabar Mas Jarwo… Eh Gil, kamu kan sering dinas ke luar kota? Istrimu emang betah kamu tinggal terus?”, Kali ini Hardi yang bertanya ke Ragil papa Echa



“Ya selama ini dia ga pernah protes mas…”, jawab papa Echa



“Emang kamu ga curiga?”, selidik Hardi



“Curiga kenapa mas?”, tanya papa Echa



“Bisa saja Alya selingkuh kan? Karena dia sama sekali ngga pernah protes”, kata Hardi



“Betul itu Gil, namanya wanita juga butuh…”, kata Jarwo menambahi



“Aku percaya kok sama Alya mas.. Alya itu alim dan shalihah, aku rasa ia tidak begitu memikirkan kebutuhan nafsunya”, jawab papa Echa mencoba bijak, padahal dalam hatinya ia mulai teracuni pikiran negatif kepada istrinya sendiri



“Kata siapa? Bisa saja ia tidak pernah minta jatah ke kamu, soalnya ia sudah dipuaskan sama laki lain. Bisa jadi kan? Heheheh”, kata Jarwo sambil terkekeh



Ragil sebenarnya tersinggung dengan perkataan Jarwo. Bagaimana bisa kakak iparnya berpikir Alya yang kesehariannya alim dan shalihah itu selingkuh dibelakangnya. Tapi di hatinya yang terdalam, ia mulai bimbang. Bagaimana jika yang dikatakan kakaknya itu memang benar adanya?



“Hmmm kalau Linda ya Gil, istriku itu aku pulang telat saja sudah dicari-cariin… Kamu yakin istrimu ga mencurigakan? Karena dia sama sekali ga nyari kamu yang sering keluar kota”, kata Hardi membuat keraguan papa Echa ke istrinya semakin tumbuh



“Ya, apalagi wanita secantik Alya istrimu, banyak lelaki yang akan mendekatinya bukan?”, kata Jarwo membuat Ragil terkejut



“Kalau itu… Aku cuma bisa percaya sama Alya mas”, kata Ragil lirih



“Permisi bapak-bapak.. Maaf mengganggu waktu ngobrolnya”, tiba-tiba suara Alya terdengar



Ragil memandang penuh nafsu istrinya yang tiba-tiba muncul dari belakang. Tuduhan-tuduhan dari Jarwo dan Hardi kepada istrinya membuat Ragil mencurigai istrinya yang shalihah dan terlihat alim itu main dibelakangnya. Bayang-bayang istrinya selingkuh justru membuatnya kesal, cemburu, dan juga bernafsu. Apalagi Ragil merasa bongkahan pantat Alya dari balik gamisnya amatlah sexy menggoda saat ini, ia jadi semakin nafsu



“Pa, bumbu-bumbu dapur banyak yang habis. Anterin mama ya belanja bumbu buat masak”, ajak Alya



“Ah iya yang tinggal disini cowok semua jadi gak pernah masak… Paling Cuma beli gula buat ngopi… Alya, saya antar saja ya? Heheheh”, tawar Jarwo membuat Ragil terkejut



Alya pun sama terkejutnya mendengar penawaran kakak iparnya. Tentu dalam hati ia ingin tolak tegas tawaran itu, apalagi saat ini ada suaminya. Bagaimana pun Jarwo bukanlah mahromnya dan tidak sepantasnya ia berdua-duaan dengan kakak iparnya. Tetapi ia tidak berani protes lagi karena takut menyinggung suaminya dan hanya menunggu tanggapan suaminya.



“Kamu diantar Mas Jarwo aja ya Ma . Papa masih capek habis nyetir perjalanan jauh…”, kata papa Echa membuat Alya kebingungan



“Capek ya papa? Errrr.. Ya udah kalau gitu pa…”, kata Alya tertunduk



“Pinjem mobilmu dulu ya Gil… Heheheh”, kata Jarwo kembali tersenyum mencurigakan



“Iya mas, ini kuncinya”, kata Ragil menyerahkan kunci mobil sekaligus istri cantiknya kepada Jarwo



Jarwo kemudian menggandeng pinggang Alya dan masuk ke dalam mobil. Alya sebenarnya merasa risih saat ia digandeng seperti itu dihadapan suaminya. Tapi demi suaminya yang meminta ia lebih menghormati kakak iparnya, Alya akhirnya memilih diam. Apalagi, Alya tahu betul kelakuan Jarwo selama ini. Dan itu ia pendam selama bertahun-tahun. Ia rahasiakan semua dari suaminya karena ia tidak ingin hubungan suaminya dengan Jarwo kakak kandungnya menjadi buruk gara-gara dirinya.



Mobil pun mulai berjalan menjauh meninggalkan rumah, tetapi bukan pasar yang mereka tuju. Jarwo malah kemudikan mobilnya ke arah jalanan yang sepi. Sebuah jalanan di hutan terpencil yang jarang dilewati orang karena aksesnya yang tidak nyaman.



“Kamu tambah cantik sayang…”, kata Jarwo sambil membelai pipi Alya



“Mas.. jangan… Akuuu”, kata Alya lirih mencoba menolak namun Jarwo tetap memaksa



*Plakkk…* tiba-tiba Jarwo menampar pipi Alya



“Jangan sombong kamu Alya.. Sekarang kamu tau tugasmu kan?”, kata Jarwo



“Mas.. Ampun… Aku salah…”, ucap Alya ketakutan



“Yasudah aku maafkan… Sekarang kamu puaskan aku”, pinta Jarwo



“Mas tapi.. sebentar lagi buka…”, kilah Alya mencoba membujuk kakak iparnya



“Aku sudah pingin sayang. Kita jarang sekali bertemu…”, kata Jarwo mulai mengecup bibir Alya tidak sabaran



“Mas… Mpphh…”, kedua pasangan bukan mahrom itu mulai berciuman panas di dalam mobil



Lalu Jarwo menurunkan jok kursi Alya dan juga kursi kemudinya agar lebih leluasa. Sebagian tubuh Jarwo menindih Alya sambil ia gerayangi tubuh Alya yang masih berbalut gamis lengkap. Tangan kasarnya bergerilya meraba tubuh sexy Alya yang masih terbungkus gamis syari’nya. Terasa empuk dan kenyal bagian payudara wanita berkerudung lebar itu. Alya mendesah tertahan saat tangan kakak iparnya sudah gerilya di kedua gunung kembarnya. Terlihat sekali betapa Jarwo sangat bernafsu menggerayangi tubuh istri adik kandungnya itu. Mungkin karena ia sudah memendam hasratnya terlalu lama karena mereka jarang bertemu.



“Gak pake BH ya kamu? Dasar lonte sok jual mahal…”, kata Jarwo sambil meremas kencang payudara Alya



“Aaahhhh mass… Sshh..”, desis Alya mulai menikmati tangan Jarwo yang terus meraba tubuhnya dengan kasar



Setelah puas tangan Jarwo bergerak meyusuri kaki Alya dan ia singkap rok gamis Alya hingga menampakkan sepasang kaki mulus tanpa cacat milik wanita syari’ itu.



“Mas Jarwo… Belanja dulu mas… Aaahhh… Aduhh”, Alya tak kuasa menahan desahannya karena Jarwo terus meraba tubuh Alya penuh nafsu



“kamu butuh bumbu kan? Bumbu yang rasanya asin gurih kental? Ayo kamu keluarin dulu dari kontolku sayang. Bumbu yang kamu sukai ini. Heheheh… Bumbu peju favoritmu.. Heheheh…”, kata Jarwo sambil ia keluarkan kontolnya untuk dinikmati adik iparnya



Alya tanpa diminta langsung mengocok dan mengulum kontol kakak kandung suaminya. Jilatan wanita berjilbab lebar itu terlihat sangat lihai. Lidahnya bergerak lincah menyapu kepala kontol Jarwo, sambil sesekali ia ludahi kontol hitam milik Jarwo sebelum ia lumat lagi benda berwarna kecokelatan itu. Kepalanya juga terlihat begitu khusyuk maju mundur saat mengulum batang kejantanan Jarwo. Sepertinya Alya memang sudah terbiasa mengulum kontol Jarwo selama ini.



“Aaahhhh.. Seponganmu luar biasa Alya… Tak disangka wanita alim sepertimu bisa begitu liar menjilati kontolku..”, kata Jarwo sambil membelai kerudung lebar Alya



Alya tidak membalas perkataan Jarwo. Ia lebih memilih fokus merangsang kemaluan kakak iparnya dan berharap sperma Jarwo segera keluar dan perzinahan ini bisa segera selesai sesegera mungkin. Mengingat sebentar lagi waktu berbuka dan ia tidak mau meja ruang makanan nantinya kosong tidak tersaji makanan sama sekali disana.



“Aaahhh.. Enak sayang.. Kamu memang layak jadi lonte.. Ssshhh.. Mana memekmu Alya, Aku kangen sama memek kamu…”, Kata Jarwo



Alya kemudian menarik lepas celana dalamnya dan kemudian ia berpindah tempat ke tempat kursi kemudi dan duduk diatas tubuh besar Jarwo. Alya memegangi tubuh Jarwo dan ia arahkan sendiri kontol kakak iparnya masuk ke dalam alat kemaluannya. Tubuh sexy berbalut pakaian syari’ itu mulai bergerak perlahan naik turun menggoda. Sesekali pantatnya bergoyang nakal diatas tubuh hitam Jarwo. Tidak sulit kemaluan wanita shalihah itu ditembus, karena daritadi alat kelamin Alya sudah banjir.



“Kamu ngapain Alya? Bukannya bersentuhan bukan mahrom itu gak boleh? Heheheh.. Sekarang kamu malah sentuhin memek kamu ke kontolku…”, goda Jarwo sambil menampar pelan pipi Alya



“Afwan mas… Tadi Alya cuma ingin tetep terlihat alim di depan suami Alya…”, kata Alya menyadari kakak iparnya masih sakit hati dengan sikapnya tadi



“Ohhh.. aku tahu.. kalau bersentuhan tangan gak boleh? Kalau bersentuhan kelamin baru boleh? Gitu ya Alya? Hahahahah…”, ledek Jarwo



“Bu.. Bukan gitu.. mas.. Aahhh.. Aahhh..”, jawab Alya tersipu sambil mendesah keenakan karena kemaluannya terus kena sodok kontol Jarwo dari bawah



“Lihat istrimu Ragil.. Istrimu yang kelihatannya alim itu ternyata seorang lacur yang suka kontol… Hahahahah.. Parah kamu Alya.. Ya udah lanjutkan ngentotnya Alya. Pakai kontolku buat muasin memek lacurmu”, kata Jarwo sambil melucuti kancing gamis Alya hingga kedua payudara Mama Echa menyembul keluar



“Iya afwan Mas Jarwo.. Aku ijin ngentot pakai kontol Mas Jarwo…”, kata Alya mulai bergerak naik turun semakin mempertemukan kemaluannya dengan kemaluan mas iparnya



“Hahahah… Iya goyang yang enak.. Pelacur… Aaahhh.. Nakal ya kamu Alya…”, kata Jarwo sambil menikmati goyangan Alya adik iparnya.



“Iyaahh.. Mas.. Aaahh.. Aaahh… Aahh..”, desah Alya dalam posisi Women on Top



“Aaaahhhh.. Kamu makin pintar sayang… Sssshh.. Ohh.. Jepitan memekmu hangat Alya… Tidak percuma aku puasa crot 1 bulan penuh menunggu momen ngentot sama kamu sayang….”, kata Jarwo sambil meremas kedua payudara Alya yang sudah menggantung bebas menggoda mata Jarwo



“Aaahhh.. Mas Jarwo… Sssshhh.. Jangan lama-lama keluarnya aku harus masak mas….”, rengek manja Alya



“Iya tergantung goyanganmu sayang, makin enak, aku makin cepat crot”, kata Jarwo



Mamanya Echa itu semakin bersemangat bergoyang diatas tubuh kakak iparnya. Kudua kelamin pasangan bukan mahrom itu saling bertemu dan saling bergesekan penuh kenikmatan. Kontol besar Jarwo terasa begitu nikmat saat menggaruk bagian dalam kemaluan Alya yang akhir-akhir ini memang ketagihan kontol.



Semua kegilaan Alya dengan Jarwo ini bermula saat diam-diam Jarwo memergoki Alya tengah masturbasi di kamar mandi beberapa tahun yang lalu saat lebaran. Memang kamar mandi di rumah itu sangatlah sederhana. Tembok yang hanya berupa papan kayu yang disusun membuat beberapa bagian pada dinding kayu itu memiliki celah yang lumayan renggang dan bisa dipakai untuk mengintip. Sengaja Jarwo membiarkan celah-celah lubang itu agar bisa ia pakai untuk mengintip ke dalam kamar mandi. Sengaja pula ia tidak lekas membetulkan pintu kamar mandi yang tidak bisa dikunci agar bisa dibuka semau dia. Sampai pada akhirnya, dari kejadian itulah Jarwo mulai merasa memegang kartu As Alya dan menjadikan adik iparnya itu pemuas nafsunya.



Duda cabul itu selalu meminta jatah ke adik iparnya diam-diam tanpa sepengetahuan suami Alya. Bahkan ia sering datang ke kota diam-diam hanya untuk menikmati tubuh adik iparnya itu. Tentu saja ia tidak mau keluar uang sepeserpun saat menemui Alya. Jarwo meminta Alya yang menyiapkan uang transport dan juga hotel tempatnya menginap. Alya pun mau tak mau menuruti permintaan kakak iparnya dengan mencarikan hotel tempat dimana mereka akan bersenggama dan ia dengan sukarela melayani kakak kandung suaminya itu



Jarwo merasa beruntung karena bisa berhemat karena tidak perlu menyewa pelacur lagi demi menyalurkan hasrat seksnya. Kebutuhan syahwatnya bisa terpenuhi dengan baik oleh pelayanan seks gratis dariadik iparnya yang cantik bak bidadari surga. Ia benar-benar tidak menyangka, adik iparnya yang terlihat shalihah dan alim itu ternyata tak lebih dari seorang pelacur gratisan yang bisa dipakai semaunya.



Bagaimana bisa seorang wanita alim seperti Alya suka masturbasi? Bagaimana bisa Alya yang shalihah itu menjadi wanita yang gemar berzina. Apa yang sebenarnya terjadi?



#



Alya, sosok istri Ragil adalah wanita yang sempurna. Wanita yang selalu berpakaian syari’ kemana-mana dan selalu menutup auratnya dengan totaliltas. Hijab panjang dan gamis syari selalu ia pakai menemaninya beraktivitas sehari-hari. Ia juga selalu menjaga pandangannya dari lawan jenis, menjaga jaraknya dari lelaki bukan mahrom dan selalu hadir dalam beberapa kajian yang rutin di kota tempat tinggalnya. Sosok Ukhti muslimah layaknya bidadari surga kalau orang menyebutnya.



Jika tidak mengenal Alya secara dekat, tidak akan ada yang menyangka wanita cantik berkerudung lebar itu sudah berusia 37 tahun. Penampilannya masih terlihat seperti seorang gadis yang usianya 20an. Karena itu banyak ikhwan yang suka melirik kepadanya saat ada kajian.



Alya yang sudah bersuami sejujurnya memiliki hak mendapatkan kepuasan batin dari suaminya. Tetapi karena suaminya suka dinas ke luar kota, ia jadi tidak bisa memenuhi kebutuhan biologisnya. Betapa selama ini ia mencoba tahan nafsu syahwatnya mati-matian. Ia alihkan nafsunya dengan berbagai kegiatan positif untuk mengisi kesehariannya. Tetapi benar kata orang, semakin ditahan semakin kepikiran. Ia juga terlalu malu minta duluan ke suaminya jika suaminya di rumah. Takut mengganggu waktu istirahat suaminya yang sebagian besar ia habiskan di kota lain.



Ia pun akhirnya coba-coba melihat film porno dan bermasturbasi membayangkan siapapun yang ia mau untuk melepaskan dahaga berjima’nya. Awalnya ia mencoba bermasturbasi membayangkan suaminya. Tetapi justru ia kurang bergairah dan kurang terangsang. Ia justru bergairah masturbasinya saat membayangkan pria lain. Ia bayangkan suami orang, ia bayangkan ikhwan yang pernah taaruf dengannya, bahkan ia juga suka bayangkan ustadz favoritnya. Jika sudah membayangkan ikhwan lain, ia justru mendapatkan kepuasan masturbasi



Kebiasaan masturbasinya justru membuat nafsu Alya tidak terkendali. Setan semakin sukses menggoda bidadari surga itu. Alya semakin terjatuh dalam lubang penuh nista. Keimanannya menghilang begitu saja saat seseorang menawar tubuhnya. Alya yang tergoda mau-mau saja, dan ia pun benar-benar jatuh ke pelukan lelaki lain. Bukan hanya sekali ia lakukan perselingkuhan, tetapi berkali-kali, bukan hanya dengan 1 pria saja, tetapi dengan banyak pria.



Berawal dari masturbasi, jadi penasaran dengan rasa yang asli. Pak Robert, lelaki terkaya di tempat tinggalnya itulah yang berhasil menggoyahkan imannya. Mulai dari chat basa-basi biasa kepada istri Ragil itu, hingga menjurus ke chat mesum, kirim-kirim pap, sampai lelaki kaya itu berhasil menggoda Alya dengan foto kontolnya yang besar, panjang, dan hitam. Alya yang digoda seperti itu awalnya malu tetapi ia pun kepikiran dan membayangkan bagaimana rasanya disetubuhi kontol seperkasa punya Pak Robert. Alya malah sering masturbasi sambil membayangkan kontol Pak Robert yang besar itu menyetubuhinya.



Hingga akhirnya lelaki kaya itu berhasil membeli tubuh Alya. Keimanan wanita alim itu kandas seketika saat Pak Robert iseng menawarnya dengan iming-iming uang 50juta jika ia mau menemaninya tidur semalam. Alya tidak menyangka tubuhnya ditawar setinggi oleh Pak Robert. Wanita cantik itu mulai bimbang, tidak pernah ia berpikir mendapatkan uang bisa semudah itu. Hanya menemani tidur saja bukan?



Kondisi Keuangan keluarga yang timbul tenggelam ditambah memiliki suami yang dirasanya kurang bisa memberinya kehangatan membuat Alya tidak bisa berpikir jernih. Ia pun akhirnya mau saja saat ditawari sejumlah uang oleh Pak Robert si duda kaya mesum itu. Perzinahannya dengan Pak Robert pun terjadi malam itu. Semalaman mereka berzina, mulai pukul 18.00 hingga pukul 03.00 shubuh. Itulah saat pertama kalinya Alya merasakan kontol pria lain. Uang 50 juta langsung dibayar tunai oleh Pak Robert malam itu setelah ia semburkan spermanya ke memek gadis berjilbab lebar itu sebanyak 5x malam itu. Walau Alya sempat berjanji untuk tobat dan tidak mau melakukannya lagi, tapi tetap saja bujuk Rayu Pak Robert berhasil melenakan dirinya. wanita berjilbab lebar itu melakukannya lagi dan lagi dengan Pak Robert dan Alya resmi menjadi pemuas nafsu duda kaya itu.



Setiap kali Alya melayani Pak Robert, Alya diberi uang 1 juta. Uang yang sangat cukup untuk keperluan belanja Alya sehari-hari. Kadang Alya juga dikasih uang lebih jika wanita berjilbab lebar itu bersedia melayani kemauan Pak Robert yang semakin menggila diluar nalar. Pak Robert kerap mengajak teman-temannya untuk menikmati tubuh indah wanita berpakaian syari itu. Bukan hanya temannya saja, tapi juga warga perumahan lainnya sering diundang Pak Robert untuk menikmati tubuh Alya. Pernah juga Pak Robert meminta Alya datang saat ronda malam para bapak-bapak, dan disana Alya bersedia disetubuhi di pos ronda hingga pukul 3 pagi.



Tentu saja kejadian itu menjadi rahasia bersama para peronda dan juga warga. Selama rahasia tetap terjaga, Alya tetap ditugasi Pak Robert menghibur mereka agar tidak ngantuk selama berjaga. Jika dalam seminggu Alya lebih rajin melayani kemauan dan nafsu Pak Robert, maka uang yang didapatnya juga akan semakin banyak. Alya pun mulai menikmati pekerjaan barunya. Menjadi seorang lonte dibalik gamis syari’nya. Hingga tanpa sadar, pendapatannya sebagai lonte jauh lebih besar daripada 1x gaji sebulan suaminya.



Bahkan saat perjalanan mudik hari ini, ia sempatkan bertemu Pak Robert karena duda cabul itu mengiming-imingi Alya THR. Lelaki cabul itu sampai benar-benar niat menyusul mobil Alya demi menikmati tubuh mama Echa itu sebelum lebaran tiba.



Pak Robert berjanji akan memberi Alya 10 juta jika Mamanya Echa itu bersedia menemuinya di sebuah rest area. Alya pun menyanggupinya, dengan nakal ia sengaja berselingkuh saat perjalanan mudik bersama suami dan anak kesayangannya. Bagaimanapun hasrat Alya juga ingin dituntaskan sebelum ia harus libur panjang berzina dengan Pak Robert.



Tetapi, rupanya Pak Robert tidak sendiri saat menemui Alya. Ia membawa ketiga temannya yang juga berasal dari timur. Wajah tegas mereka dengan tubuh-tubuh besar perkasa para lelaki itu membuat Alya akan berakhir dengan kondisi tubuh lemas siang itu. Alya yang nafsunya sudah memuncak, justru tergoda melayani mereka.



Alya akhirnya mau disetubuhi bergantian dalam keadaan mobil yang berjalan perlahan di sepanjang jalan tol oleh Robert dan ketiga temannya. Mobil Alp**rd hitam yang sudah dimodifikasi sisi kursi belakangnya menjadi sebuah kasur yang nyaman menjadi tempat berzina Alya dan keempat lelaki dari wilayah Timur itu.



Didalam mobil besar itu, tidak akan ada yang menyangka terjadi perzinahan yang begitu gila. Dimasa mendekati lebaran, seorang wanita cantik berhijab lebar dan berkulit putih mulus sedang digagahi bergantian oleh para lelaki perkasa yang kontolnya panjang-panjang Berwarna hitam. Mereka juga yang sudah membuang BH Alya ke jalan tol saat mereka menyetubuhi mama Echa itu. Alya digilir bergantian oleh mereka, vagina wanita berjilbab lebar itu sudah menjadi tempat pembuangan peju para lelaki kulit hitam yang gagah perkasa. Tubuh Alya benar-benar menjijikkan kondisinya setelah disetubuhi oleh mereka. Tubuh yang seharusnya terjaga itu bermandikan sperma, tidak hanya pada vaginanya, namun juga pada lubang analnya. Aroma parfum segar yang dipakai Alya sudah hilang, berganti aroma peju busuk yang berasal dari vagina dan juga lubang anusnya.



#



Membayangkan kegilaannya tadi selama bersama Pak Robert dan teman-tamannya di jalan membuat gairah nafsu Alya semakin menjadi. Setan apa yang merasuki wanita shalihah itu. Ia kini bergoyang nakal menikmati kontol kakak ipar yang dibencinya. Sosok lelaki yang tadi ia tolak jabat tangannya, kini malah ia nikmat batang kontolnya. Wanita berpenampilan alim itu terus mendesah, bergoyang nakal sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah keluar dari gamisnya yang terbuka



“Bagus sekali Alya. Aku tahu wanita alim sepertimu juga butuh kontol. Puaskan birahimu sayang. Puaskan pakai kontolku Alya… Aaaahhh.. Aaahhh… Pasti adikku itu tidak bisa muasin kamu”, ceracau Jarwo melihat adik iparnya menggeliat bak cacing kepanasan



“Iyaahhh.. Mas.. Puaskan aku mas… Pakai kontolmu yang besar ini…”, pinta Alya sambil membelai bulu dada Jarwo yang rimbun



“Hahahah… Dasar kamu ini binal sekali.. Ayo goyang yang bener, ulek kontolku pake memekmu Alya… Memohonlah kepadaku agar aku mau kasih kontolku setiap saat untukmu”, kata Jarwo sambil memelintir puting susu Alya dengan kasar



“Aaaaaahhhh maassss…. Kontol.. kontol.. kontolll Mas Jarwo enak banget..… Ijinkan aku bisa menikmati kontol mas Jarwo setiap saat…. Memek aku suka kontol mas Jarwo…”, kata Alya mejggoda



“Heheheh.. Bagus.. Yasudah nikmati kontolku Alya.. Mumpung aku lagi baikk.. Tapi cium aku dulu dong..”, kata Jarwo



Alya lalu mendekatkan bibirnya dan kedua pasangan bukan mahrom itu kembali berciuman panas sambil terus bersetubuh. Ciuman yang benar-benar ganas penuh nafsu hingga liur mereka menetes-netes. Tidak nampak sama sekali pemaksaan yang terjadi, yang ada terlihat jelas mereka melakukannya suka sama suka



Mobil itu bergoyang-goyang jika dilihat dari luar. Namun tidak ada yang melihat karena situasi yang memang sepi. Perzinahan panas yang terjadi antar ipar itu sudah diluar batas. Pertemuan kelamin mereka sudah tidak terhitung berapa kali jumlahnya. Ada kesempatan, mereka akan ngentot dan ngentot. Seolah mereka adalah sepasang suami istri yang sah yang sudah berpisah begitu lama.



“Aarrrrghhhh… Aku mau ngecrot Alyaaa…!!!”, pekik Jarwo dan Alya buru-buru turun dari kursi



*Crot crot crot crot crot*



Muslimah cantik itu jongkok diantara selangkangan Jarwo dan ia biarkan wajah cantiknya disembur sperma Jarwo yang kental dan hangat itu. Semburannya tidak lah sekali, namun berkali-kali, karena duda cabul itu sudah menahan crotnya selama 1 bulan lamanya.



Setelah Jarwo selesai mengeluarkan semua spermanya, barulah Alya jilati kontol Jarwo hingga bersih, sebelum ia bersihkan wajahnya sendiri yang belepotan sperma



“Terima kasih Alya.. Tidak salah kamu jadi adik iparku. Heheheheh.. Ada gunanya, aku jadi tidak perlu repot-repot cari istri lagi buat melayaniku”, kata Jarwo dan ia pun mulai menyalakan mesin dan mengantarkan Alya ke pasar dalam kondisi wajah muslimah cantik disebelahnya glowing terkena sperma busuknya.



#



Sementara itu disebuah pinggiran sungai yang mengalir di desa itu, Echa sedang asyik berkumpul dengan ketiga sepupunya yaitu Rendy, Agung, dan Bahar. Rendy adalah orang kota sama dengan Echa. Sedangkan Agung dan Bahar adalah kedua anak Jarwo yang tumbuh besar di desa itu. Mereka duduk di bebatuan besar dengan aliran sungainya yang tidak deras dan juga terlihat dangkal karena bagian dasar sungai sampai terlihat saking beningnya sungai tersebut.



Rendy asyik dengan kameranya. Ia abadikan beberapa spot pemandangan yang baginya menarik. Beberapa kali pula ia memotret Echa secara candid. Diakuinya, wajah Echa yang cantik sangatlah layak masuk ke dalam frame kameranya. Ia memang dari dulu hobby fotografi, itulah mengapa Rendy kemana-mana slalu membawa kamera



Padahal Echa saat itu tengah sibuk dengan handphonenya. Jemari lentiknya terlihat bergerak lincah mengetik pada layar sentuh handphonenya. Sesekali Echa terbelalak matanya saat membaca pesan di HPnya.



“Dimana lo?”, tanya Endrix



“Ini lonte Echa sedang di desa tuan..”, jawab Echa



“Lo lagi ngapain? Colmek?”, kata Endrix



“Ngga tuan, Lonte Echa masih main sama sepupu-sepupu”, jawab Echa



“Main? Ngentot maksud lo? Sepupunya ada berapa yang cowok?”, tanya Endrix lagi



“Bukan tuan.. Ini jalan-jalan aja di sekitar sungai.. Ada 3 tuan cowok semua…”, jawab Echa



“Ah gak seru, coba lo ngentot sama sepupu lo sendiri baru itu seru. Heheheh”



Echa terhenyak saat membaca pesan dari Endrix. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan harus bersetubuh dengan sepupu-sepupunya sendiri. Karena bagaimanapun Echa harus tetap menjaga imagenya sebagai seorang gadis baik-baik di keluarga besarnya



“Sekarang gue kasih lo tugas, lo godain sepupu lo agar mereka sange liat lo. Gue pingin tau mereka bisa ngentotin lo gak. Kalau mereka mau ngentotin lo, lo harus mau soalnya lo kan lonte gratisan”, perintah Endrix



*Apaaaa?* Echa berteriak dalam hati membaca perintah yang diluar nalar itu



“Tapi tuann..”, Echa mencoba negosiasi tapi sepertinya percuma, ia tahu betul sebusuk apa hati Endrix



“Ngga ada tapi-tapian! Jangan lupa kirim bukti foto dan video ke gue. Awas lo kalau bandel gak taat sama gue. gue hukum lo!”, pungkas Endrix





Tidak ada yang tahu, gadis cantik itu sedang galau saat ini Karena Endrix tuannya meminta Echa melakukan hal cabul dengan sepupu-sepupunya. Ia bingung, karena selama ini mereka tumbuh bersama dan sudah seperti kakak adik. Jadi terasa aneh saja kalau Echa harus melakukan hal cabul dengan sepupu-sepupunya.



“Echa cheeersss..”, kata Rendy tiba-tiba sambil mengarahkan kameranya beberapa kali ke Echa



“Eh Ren jangan difoto aku belum mandi”, kata Echa sambil menutupi wajahnya



“Jangan ditutup kali Cha wajah lo, gue cuma mau foto wajah cantik lo aja buat koleksi gue”, kata Rendy



“Iya deh tapi jangan diposting kemana-mana, malu aku jelek gini belum mandi”, kata Echa sambil kali ini biarkan Rendy memotret wajahnya beberapa kali



“Sekarang senyum dong Cha.. Masak muka lo daritadi tegang bener”, kata Rendy



“Aku tegang karena preman sekolahku nyuruh aku aneh-aneh Rendy…*, jawab Echa dalam hati



“gini?”, kata Echa sambil ia pasang senyumnya yang manis



“Nah.. Perfect!”, jawab Rendy



*Cekrik cekrik cekrik cekrik* Endrix mulai memotret dari berbagai angle.



“Eh Cha lo inget gak dulu kita pernah mandi bareng-bareng di sungai ini?”, kata Agung tiba-tiba



“Ehhh.. Masak sih?”, tanya Echa pura-pura karena ia tiba-tiba mengingat hal yang memalukan waktu kecil



“Aahh.. Lo mah pura-pura.. Baju kita sampai basah semua.. Terus akhirnya kita pulang telanjang. Inget gak lo?”, kata Bahar mencoba menerangkan



“I.. Iya aku ingat kok.. Dah ah jangan dibahas malu tau aku”, jawab Echa tersipu



“Masak sih lu malu? Bukannya lu dulu biasa aja ya?”, gods Agung



“Ya kan masih kecil… Gimana siiihh…”, elak Echa



Mereka pun tertawa terbahak-bahak sambil mengingat beberapa kejadian lucu waktu mereka kecil dulu



“Iya gue liat punya lo waktu itu gundul Cha… Hehehe”, kata Agung



“Betul, mana teteknya belum tumbuh lagi. Hahahaha”, imbuh Bahar



“Eh Cha, punya lo masih gundul gak sih?”, goda Rendy tiba-tiba



“Ehhh apaan sih kok malah bahas punya aku? Punya kalian gimana kabar?”, tanya Echa malah nantangin



“Gue bukain nih buat lu? Mau liat lu?”, tantang Rendy



“Lu juga mau liat punya gue ga Cha? Gue bukain buat lu nih. Tapi gantian ya? Kita juga liat punya lu?”, kata Agung semangat



“Yeee maunyaaa… Enggak ah.. Takut”, jawab Echa manja



“Takut napa lo? Dulu aja lo berani liat punya kita-kita”, tanya Rendy



“Ya dulu kan punya kalian masih imut….”, kata Echa



“Emang kalau sekarang gimana?”, goda Agung



“Amit Amit… Hihihi”, jawab Echa



“Eh tapi waktu lo dah gede lo pernah liat kontol gak sih Cha?”, tanya Rendy sambil ia sudahi kegiatan fotografinya



“Ya ampun Rendy kok nanyanya gitu sih”, kata Echa



“Ya kan gapapa Cha kita udah dewasa juga”, kata Rendy



“Hmmm.. Iya sih, kalau gitu kamu dulu deh yang cerita. Kamu pernah liat punya cewek belum Ren?”, tanya Echa balik



“Pernah lah. Berkali-kali.. Heheheh”, kata Rendy



“Dasar Playboy… Wajar sih kamu ganteng soalnya.. Kalau kalian?” tanya Echa ke Agung dan Bahar



Kedua kakak beradik itu menggeleng bersamaan



“Pernah, cuma lewat bokep aja Cha…”, jawab Agung disambut anggukan Bahar



“Ya elah… Emang kalian ga pernah liat punya pacar kalian?”, tanya Rendy



“Hehehe.. Kita Nggak pernah pacaran”, jawab Agung dan Bahar bersamaan sambil nyengir



“Alamakkk… Gak laku lo pade? Wkwkwkw”, kata Rendy sambil menepok jidatnya



“Enak aja Gue nyari yang modelan Echa gini. Gak mau gue nanggung-nanggung…”, kata Agung membela diri



“Jiahhhh ya udah kita jadian aja mas”, goda Echa



“Mau…”, jawab Agung manja



“Gue juga mau….”, kata Bahar adiknya tak mau kalah



“Ngimpi terus lo pade.. Eh kalau lo gimana Cha?”, tanya Rendy lagi



“Apanya?”, tanya Echa malu-malu



“Pernah liat kontol cowok gak lo?”, tanya Rendy



“Errrrr… Pe.. Pernah sih…”, jawab Echa tersipu akhirnya ia mengakui dirinya tidak sealim itu



“Waahhh Echa nakal juga yaa.. Punya sapa Cha?”, tanya Agung dan Bahar bersamaan



“Dih malah penasaran kalian..”, jawab Echa



“Hayo punya sapa Cha?? Santai aja kali ga usah malu-malu”, goda Rendy kali ini



“Errr.. punya cowokku.. sama….”, kata Echa terhenti, ia tidak yakin apakah ia harus sejujur itu menyebutkan kontol siapa saja yang pernah dilihatnya



“Sama siapa?”, tanya mereka bersamaan



“Enggak.. anu.. pemain-pemain bokep. Hihihi”, jawab Echa akhirnya



“Hah?? Lo suka bokep Cha? Waaahh Echa bener-bener nakal ternyata…”, kata Rendy lagi



“Errr… Diajak cowokku sihh liatnya..”, jawab Echa seolah melemparkan semua dosanya ke pacarnya



“Habis liat bokep lanjut ngewe ya?”, tanya Rendy lagi



“Paan sih Ren kepo bener kamu… Hihihihi… Dah sana nyebur sungai kalian”, kata Echa mencoba menyelimurkan pembicaraan



“Huh Ga Asik! Ok kita nyebur tapi kamu juga nyebur ya? kita renang bareng disungai kayak dulu?”, usul Rendy kemudian



“Wah boleh juga tuh”, kata Bahar



“Ehhh? Aku ga bawa baju ganti Ren…”, kata Echa



“Lo kan bisa pakai BH dan celana dalam doang? bajunya lo taruh sini”, pancing Rendy sambil tersenyum mesum



Sepertinya Rendy menyadari gelagat binalnya Echa. Ia yakin betul sepupunya itu tidak sepolos wajahnya. Apalagi setelah Echa mengakui pernah nonton bokep sama pacarnya. Ia yakin Echa sudah tidak perawan saat ini. Ia berniat membujuk Echa tidak perlu malu-malu mengakui kemesuman dirinya kalau ia memang mesum.



“Apa?? Aku malu Ren…”, kata Echa masih ragu



“Gapapa kali Cha, dulu kita biasa main air di sungai bareng kan? Masak lo gak mau ngulang saat-saat itu? Mumpung lo lagi di desa nih”, bujuk Agung kali ini



Echa terlihat bimbang, sebenarnya ini adalah kesempatan baginya untuk menyelesaikan tugas dari Endrix untuk menggoda para sepupunya. Tetapi akal sehat Echa masih berusaha bertahan dan ia tidak ingin saudara-saudaranya tahu betapa cabul dan mesum dirinya di balik wajah polosnya. Echa tetap ingin dipandang sebagai gadis baik-baik oleh mereka



“Udah gapapa ga usah malu, nih kita juga cuma sempakan”, kata Rendy sambil menunjukkan tonjolan batang kemaluannya yang terlihat jelas di balik celana dalam yang dipakainya



“Ya Ampun!”, pekik Echa



Mata Echa semakin terbelalak mendapati para sepupunya sudah bertelanjang dada dan hanya menyisakan celana dalam saja. Tidak ada lagi belalai gajah imut seperti masa kecil dulu, kini ketiga saudaranya sudah tumbuh menjadi lelaki dewasa. Tonjolan selangkangan mereka sudah besar-besar membuat Echa tersipu malu saat tanpa sengaja mrmandang ke arah selangkangan sepupunya. Ditambah tubuh Agung dan Bahar yang terlihat atletis malah sempat membuat Echa terkesima.



Pemuda desa memang terlihat berbeda dan punya karismanya sendiri. Fisik mereka begitu ditempa sehingga menghasilkan postur tubuh yang gagah perkasa. Sedangkan Rendy sebenarnya juga bagus posturnya dan memang wajahnya yang ganteng membuat Echa sampai salah tingkah. Echa mengakui betul Rendy yang tampan begitu mempesona dihadapannya.



“Ayo sini Cha!”, kata Rendy sambil menyipratkan air ke tubuh Echa sehingga baju Echa malah basah



“Eh bajuku jadi basah tau!”, protes Echa sambil menghindari cipratan air yang dikirimkan Rendy



“Ya udah sini turun! Buka bajumu biar gak basah. Kalau kamu disitu malah kita basahin nih”, ancam Agung sambil menyipratkan air lebih banyak ke arah Echa



“Ehhh jangan! Iya aku turun!”, kata Echa pada akhirnya



Setelah meyakinkan dirinya, Echa akhirnya memberanikan diri untuk melepas pakaiannya bersama ketiga sepupunya. Gadis cantik itu kini hanya memakai kerudung, bh, celana dalam serta sandal jepit saja didepan sepupunya. Mata mereka sampai tak bisa berkedip menatap kemolekan tubuh Echa yang sudah tumbuh dewasa itu. Echa dalam hati berdoa semoga tempat mereka berada saat ini tidak didatangi orang lain.



Penampilan Echa sungguh berani, ketiga sepupunya tidak menyangka Echa bakalan seberani itu mandi disungai hanya dengan menggunakan bra dan celana dalam saja. Yang membuat lebih menakjubkan, Echa tidak melepas kerudungnya sehingga penampilan gadis itu sangat diluar norma yang ada. Tidak ada lagi payudara rata seperti milik Echa waktu kecil, yang ada saat ini tersaji pemandangan payudara Echa sudah begitu sexy sempurna terbungkus bra warna kremnya. Buah dadanya memang tidak begitu besar, tapi justru sangat ideal dengan postur tubuhnya yang mungil. Ketiga lelaki itu sampai menelan ludah berkali-kali membayangkan payudara Echa jika tidak ditutup BH seperti apa bentuknya.



“Ehhh jangan dilihatin!”, protes Echa sambil ia tutupi tonjolan payudaranya



“Bagus bener tetek lo Cha.. Penasaran nih sama isinya. Heheheheh”, ujar Agung mesum



“Yee maunya.. Yaudah mau liatin aku apa main air nih?”, goda Echa



“Dua-duanya.. Sambil berharap liat pentil lo”, kata Agung disambut tawa Rendy dan Bahar



“Dasar kalian mesum!”, kata Echa



Singkat cerita akhirnya mereka bermain-main air di sungai itu. Mereka saling mencipratkan air dan saling mengguyurkan air satu sama lain sambil mengenang keseruan di masa kecil. Canda tawa riang gembira terdengar disana. Rendy juga mengabadikan momen seru itu dengan kameranya. Diam-diam Echa selalu menjadi modelnya. Gadis itu tampak mempesona saat tertawa lepas sambil bermain air bersama saudara-saudaranya. Rendy sampai terkagum menyadari pesona senyuman Echa yang semakin menawan saat diabadikan dalam sebuah kamera. Ditambah lagi sepupunya itu saat ini hanya mengenakan bra dan celana saja tanpa menutup tubuhnya sehingga keseksian dan keindahan gadis itu begitu menakjubkan.



Tanpa mereka sadari,beberapa orang yang melewati sungai turut serta memandangi tingkah mereka dan memutuskan duduk-duduk pula di sekitaran sungai. Beberapa orang berdecak kagum memandangi Echa yang setengah telanjang disana. Beberapa lainnya hanya geleng-geleng kepala sambil mencari tempat untuk mulai duduk mengelilingi keempat remaja itu.



Mungkin mereka tidak habis pikir seorang gadis berkerudung bisa main air di sungai hanya menggunakan bra dan celana dalam saja. Tetapi mereka mencoba memahami, mungkin orang kota sudah biasa seperti itu.



Tidak perlu waktu lama tubuh Echa sudah basah kuyup. Sebagian rambutnya juga sudah acak-acakan keluar dari sela kerudung yang dipakainya. Belum lagi bra dan celana dalamnya yang sudah basah sedikit mencetak bagian tubuhnya. Ketiga cowok itu memandangi bulu kemaluan Echa yang terlihat samar-samar dari celana dalamnya yang sudah basah.



“Udah gak gundul nih Cha memekmu?”, goda Rendy memandangi selangkangan Echa



Echa yang menyadari kemaluannya sedikit terlihat langsung menutup erat-erat bagian privatnya itu dengan kedua tangannya. Semua orang disana tertawa melihat tingkah Echa yang polos menggemaskan. Tidak disangka suasana sungai justru semakin ramai saja. Mereka turut serta duduk-duduk di sekitar sungai demi melihat “pemandangan indah” yang jarang mereka temui



“Cha jadi ramai nih mereka kayaknya pingin liat kamu deh”, goda Rendy



“Masak sih Ren? Ngawur kamu”, kata Echa ketakutan sambil melirik ke arah orang-orang yang memang kesemuanya berjenis kelamin lelaki sedang memperhatikannya



“Hehehe wajar Cha disini jarang ada yang bening kayak lo”, kata Bahar membujuk Echa



“Iya jadi kalau lihat cewek kayak lo mereka pasti ngiler tuh”, kata Agung



“Lo tunjukin dikit lah Cha ke mereka keindahan lo”, goda Rendy



“Eh gimana caranya?”, tanya Echa bingung



“lo jadi model gue”, kata Rendy sambil menunjukkan kameranya



“Errr… aku malu Ren…”, kata Echa lagi



Echa takut keberadaan mereka akan mengganggu warga desa. Echa juga takut melanggar norma-norma yang ada pada desa itu jika terlalu berani tampil sexy di sana. Padahal para pendudul desa sebetulnya juga menantikan sebuah pertunjukan yang jarang bahkan tidak pernah mereka lihat secara langsung. Pertunjukkan seorang gadis kota yang berani tampil sexy di depan umum.



“Aman Cha.. Anggap aja lo memang model jadi memang wajat kayak gitu..”, bujuk Rendy lagi



“Hmmm..”, Echa mulai bimbang



“Ayo ga usah ragu Cha”, imbuh Rendy lagi



“I.. Iya deh, tapi kalau ada yang macem-macem kalian janji lindungu aku”, kata Echa



“Beres kalau itu”, kata Agung dan Bahar bersamaan



“Okay, Sekarang lo coba pose sexy sambil tunjukkin ketiak mulus lo ke orang-orang”, kata Rendy kemudian sambil melirik ke arah belakang mereka yang sudah dipenuhi banyak lelaki warga lokal.



“Err.. I.. Iya… Kayak gini?”, kata Echa sambil ia angkat kedua tangannya ke atas memamerkan ketiaknya yang mulus putih tanpa bulu



“Iya.. Bagus.. Senyum Chaa.. Tahan bentar…”, kata Rendy



*Cekrik cekrik cekrik cekrik*



Beberapa kali ia ambil foto pose sexy Echa yang hanya berbalut bra dan celana dalam saja. Pose yang sexy luar biasa dimana sepupunya itu mengangkat kedua tangannya hingga payudaranya menggelantung bebas dan ia pamerkan ketiaknya yang putih mulus tanpa bulu sama sekali dengan senyum malu-malu



“BAGUSSS.. Sekarang coba kamu pose nungging Cha…”, kata Rendy



“Eh nungging?”, kata Echa terkejut



Echa pun tanpa banyak berkata dan mencoba menuruti forografer dadakannya berpose aesthetic. Echa kemudian membelakangi para warga sambil berpegangan pada sebuah batu. Kemudian ia posisikan pantatnya begitu sexy menggoda di hadapan orang-orang disana.



Penonton semakin gelisah melihat keberanian Echa yang memamerkan keindahan lekuk tubuhnya di depan mereka. Beberapa mulai menggaruk kontolnya yang mulai tegang saat melihat pantat Echa yang menungging ke arah mereka.



“Wow… Nice… Sexy Cha…”, puji Rendy



*Cekrik cekrik cekrik cekrik*



“Hmmm.. Coba lo turunin celana lo dalam sampai garis pantat lo keliatan, biar makin sexy”, bujuk Rendy lagi



“Ehh segini Ren?”, tanya Echa sambil ia turunkan sedikit celana dalamnya



“Kurang sih.. Gung.. Har… coba bantu turunin celana dalam Echa lagi”, kata Rendy dan Agung memberi jempol dengan tangannya



Kedua sepupu Echa itu kemudian mulai mengatur pose Echa. Kaki Echa dilebarkan dan ditunggingkan maksimal. Lalu Agung tanpa permisi menurunkan celana dalam Echa hampir setengahnya sehingga garis pantat Echa terlihat jelas hampir seluruhnya, demikian juga dengan permukaan bongkahan pantatnya yang mulus itu bisa disaksikan warga bersama-sama di pinggiran sungai



“Wowwww….”, komentar penduduk lokal bersamaan melihat pantat sexy Echa



*Cekrik cekrik cekrik cekrik*



“Aku malu Ren…”, kata Echa lagi tapi gadis itu tetep membiarkan pantatnya terbuka



“Gapapa Cha, tubuhmu itu karya seni yang layak dipamerin”, puji Rendy



Semua lelaki disana semakin terbengong memandangi pantat Echa yang hampir terbuka seutuhnya itu. Echa sadar betul pose kali ini mulai terbuka baginya. Tapi ia mencoba mengikuti permainan yang lama-lama mendebarkan ini. Toh diam-diam ia juga bisa bereksib ria sambil pura-pura menjadi foto model tanpa harus telanjang sambil jalan dan disangka orang gila. Ia pun semakin terangsang dan tergoda memamerkan tubuhnya depan banyak lelaki. Ia ingin semua lelaki disana mengaguminya. Walau ada 1 yang mengganjal dalam hati, ia takut tindakannya dikecam oleh salah 1 warga yang “lurus”.



Tetapi, Sepertinya semua orang disana tidak keberatan dengan sesi foto sexy di desa mereka. Beberapa terlihat berbisik-berbisik namun tidak terlihat tanda penolakan Echa menjadi model sexy di wilayah desa mereka. Bahkan kelihatannya mereka justru mendukung dan terhibur dengan pose-pose Echa yang sangat sexy dan berani.



Rendy pun merasa sedikit lega karena orang-orang sepertinya mendukung apa yang mereka lakukan. Merasa mendapat lampu hijau, Rendy mencoba ingin membuat sesi foto yang semakin berani dan mendebarkan bagi Echa. Ia ingin sepupunya yang cantik itu sampai berani telanjang agar totalitas mendalami perannya sebagai model.



“Cha, sekarang coba lo turunin celana dalam lo sampai bulu jembut lo keliatan. Oiya sambil ekspresi malu ya biar natural..”, pinta Rendy



“Eeehh beneran Ren?”, tanya Echa tak percaya



“Iya! Lo pasti bisa!”, kata Rendy



Beberapa warga lokal ada yang bertepuk tangan seolah menyemangati Echa. Echa pun akhirnya mengangguk lemah tanda ia mau menuruti permintaan pose yang menurutnya semakin vulgar itu.



“Berdiri apa duduk Ren?”, tanya Echa



“Berdiri aja biar estetik.. Heheheh”, kata Rendy sambil bersiap memotret Echa lagi



Echa kemudian berdiri sambil menurunkan celana dalamnya sampai sebagian bulu jembutnya yang dicukur rapi itu terlihat. Garis belahan vaginanya pun juga sudah terlihat sedikit. Sebagai gadis normal, tentu saja Echa malu berpose seseronok itu di hadapan warga desa. Tetapi rasa malunya justru memberikan sensasi nakal yang membuatnya semakin penasaran ingin melakukannya lagi dan lagi.



Semua mata memandangi area selangkangan gadis itu sambil berharap-harap cemas kemaluan gadis itu mengintip sekilas beberapa detik saja. Echa semakin berani menurunkan celana dalamnya ke bawah sehingga garis bibir kemaluannya terlihat seutuhnya. Suasana semakin mendebarkan dan ingin sekali ia melihat reaksi warga tergoda oleh tubuhnya. Vagina Echa pun mulai becek dan terlihat meneteskan lendirnya.



Echa sama sekali tidak bisa mengendalikan nafsunya. Vaginanya terlalu polos menyembunyikan rasa birahinya yang semakin menggoda imannya. Ditonton banyak orang memang terasa memalukan sekaligus membanggakan baginya hingga lendir kemaluannya tak bisa dihentikan dan terus-terusan keluar.



“Sexy banget Cha.. Semua orang kayaknya setuju lo cantik dan sexy Cha. Heheheh… Sekarang angkat kedua tangan lo keatas Cha dan biarkan memek lo keliatan semuanya..”, kata Rendy sambil memberi isyarat kepada Agung dan Bahar agar menurunkan celana dalam Echa sampai benar-benar terlepas dari area selangkangannya



Echa yang mulai panas dan terangsang semakin tergoda untuk berpose semakin berani dihadapan para lelaki disana. Ia angkat kedua tangannya di atas kepala seperti seorang gadis yang sudah pasrah hendak ditelanjangi. Beberapa penonton mulai meremas celana mereka seolah tidak tahan dengan pose Echa yang terlalu sexy itu.



Mata Echa tidak berani memandang ke arah para lelaki yang menontonnya. Ia lebih memilih menunduk sambil memandangi tangan Agung dan Bahar yang mulai menurunkan celana dalamnya perlahan. Echa hanya bisa pasrah dan tidak ingin mengecewakan para penontonnya. Ia lawan rasa malunya sambil meluruskan niat kalau semua yang dilakukannya adalah sebuah bentuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan. “Berbagi itu indah” yang selalu diajarkan oleh Mas Rio kepadanya.



Celana dalam Echa sudah diturunkan hingga ke lutut, kain segitiga itu bersinggungan langsung dengan aliran sungai yang tidak begitu deras hingga basah kuyup. Kemaluan gadis cantik itu sudah ia pamerkan disana, dihadapan orang-orang desa dan juga sepupunya. Bahkan Rendy yang sudah biasa melihat memek seorang gadis juga terpesona melihat alat kemaluan sepupunya yang berwarna kecokelatan muda dengan jembut tipis nan rapi itu. Baginya, Echa tetap gadis cantik yang sangat menggoda syahwatnya. Ingin sekali Rendy melihat bagian dalam memek Echa, namun ia tahan keinginan itu sejenak. Ia ingin Echa yang memamerkan sendiri kemaluannya dihadapan para lelaki disana



*Cekrik cekrik cekrik cekrik* suara shutter kamera Randy mengabadikan momen luar biasa itu



“Sempurna.. Lo luar biasa Cha… Berani banget.. Gue salut sama lo…”, kata Rendy sambil terus memotret pose Echa yang terlalu menantang itu



“Sekarang lo ngangkang dan pamerin lubang memek lo ke orang-orang Cha.. Buka memek lo lebar-lebar dan tunjukkin bentuk alat kelamin lo..” bujuk Rendy dan ia yakin sekali sepupunya itu tidak akan menolak permintaannya



“Apa??? Aku malu Ren… Nanti dimarahin juga sama mereka…”, kata Echa ketakutan



“Gapapa Mbak… Kita gak ada yang marah kok. Malah terhibur liat Mbaknya. BH lepas sekalian Mbak Biar ga nanggung! Penasaran sama pentil mbaknya. Heheheh”, komentar orang-orang sekitar sana sambil tepuk tangan menyemangati Echa



Echa semakin tersipu malu namun dalam hatinya ia ingin menuruti permintaan para lelaki itu. Telanjang disana bukanlah hal buruk, justru ia bisa bebas mengekspresikan hoby eksibnya tanpa khawatir dicaci maki oleh warga desa. Ia lebih rela dicaci dan direndahkan oleh para lelaki yang sange melihatnya daripada harus dicaci maki oleh orang yang sok alim yang tidak setuju dengan tindakannya.



Setelah mendapat restu dari warga, Agung dan Bahar lalu mendatangi Echa yang masih berdiri sambil kedua tangannya ditaruh diatas kepala. Terlihat sekali wajah Echa yang tertunduk malu dipandangi penuh nafsu oleh para lelaki disana. 1 cup Bra Echa diturunkan oleh Agung dan terpampanglah keindahan pentil mungil gadis itu. Suasana semakin meriah, para lelaki disana sebagian terang-terangan mulai coli sambil melihat dan mengagumi tubuh Echa yang semakin terbuka.



Cup bra satunya tidak bertahan lama menutup payudara indah gadis cantik berkerudung itu. Bahar pun telah menurunkan satu cup bra Echa sehingga kedua payudara Echa sudah terbuka dan bisa dinikmati oleh seluruh lelaki disana. Wajah Echa tersipu malu, apalagi menyadari pentil susunya justru mengeras di saat seperti ini



Agung dan Bahar semakin semangat menelanjangi tubuh sepupunya. Mereka lalu tanpa permisi melepas pengait BH Echa dan membuat gadis itu akhirnya telanjang bulat disana. BH dan celana dalam Echa dibuang begitu saja, hingga terseret arus sungai yang sebetulnya tidak terlalu deras.



Echa benar-benar ditelanjangi di sana. Seluruh tubuhnya terekspose bebas tak terbungkus 1 lembar kain apapun kecuali kerudung yang masih terpasang dikepalanya. Juga sepasang sandal jepit sebagai alas kaki gadis itu. Bra dan celana dalam yang tadinya masih menempel di lutut sudah terlepas dan hilang entah kemana. Gadis itu berdiri tanpa sehelai benangpun dengan kedua tangannya masih diatas kepala berkerudungnya. Payudaranya menggelantung bebas, putingnya mancung menggoda, menjadi pemandangan terindah menyaingi deretan bukit yang mengelilingi desa tersebut. Echa tertunduk malu dan vaginanya semakin deras meneteskan cairan birahi. Seluruh warga lokal yang jadi penonton disana semakin terangsang memandangi gadis itu. Mata mereka semakun tercengang, mulut mereka terus melongo memandangi Echa yang berpose pasrah seolah menggoda mereka.



*Cekrik cekrik cekrik* Rendy kembali mengabadikan sepupunya yang sedang berpose pasrah telanjang bulat dengan kedua tangan diatas kepala



Ia tidak menyangka Echa benar-benar bersedia telanjang bulat disana. Bahkan ia sampai gemetaran saat menekan tombol shutter pada kameranya saking tidak percayanya sepupunya yang berkerudung itu saat ini benar-benar bugil sambil dilihati warga sekitar desa



“Sempurna… Ngangkang Cha sambil liatin isi memek lo…”, kata Rendy



Tidak ada gunanya bagi Echa untuk protes. Semua sudah kepalang tanggung dan tubuhnya sudah ia pamerkan seutuhnya ke beberapa warga lokal yang kebetulan ada di pinggiran sungai itu. Echa kemudian duduk di atas batu sambil memberanikan diri menatap ke arah pria yang sedang menatap ke arah tubuh telanjangnya. Ia lalu membuka kedua kakinya lebar-lebar hingga lubang kemaluannya menganga. Ia pamerkan bagian dalam organ kelaminnya yang warnanya merah muda dihadapan warga desa. Terlihat jelas biji itil Echa dengan lubang kelaminnya yang terlalu indah untuk dilupakan itu



*Cekrik cekrik cekrik*



Rendy mengabadikan pose ngangkang Echa dari berbagai sudut. Ia sesekali juga mengambil foto close up yang menampilkan bagian-bagian detail dari kemaluan sepupunya yang cantik berkerudung itu





“Ren… A.. aku.. kebelet… pipis…”, kata Echa malu-malu



Rendy bukannya menyudahi sesi foto telanjang itu, dalam kepalanya malah tercetus ide nakal yang selama ini hanya ada dalam pikirannya saja tanpa berani ia realisasikan. Ia merasa Echa akan melakukan apapun untuknya hari ini. Apalagi melihat lubang kemaluan Echa yang sedari tadi meneteskan cairan, membuat lelaki playboy itu ingin mengerjai sepupunya lebih lama lagi.



“Cha ga usah lo tahan. Kalau mau kencing, kencing aja.. Tapi kencingnya sambil berdiri ya. Biarkan air kencing lo ngucur gitu aja. Pasti karya fotografi gue dengan nuansa naked natural ini makin dapet. Lo bener-bener sexy dan cantik Cha”, bujuk Rendy sambil tak kuasa ia menahan konaknya melihat kondisi Echa yang begitu pasrah



“Eh kamu serius Ren suruh aku kencing sambil berdiri?”, tanya Echa tak percaya sekaligus minta ijin ke warga dengan pertanyaan polos itu



Tentunya kencing sembarangan di beberapa daerah dilarang karena bisa membuat kotor lingkungan. Beberapa warga benar saja langsung menyahuti pertanyaan Echa barusan. Sepertinya ada yang setuju ada pula yang tidak setuju karena air sungai ini juga biasa dipakai warga untuk mencuci



“Gimana boleh gak nih?”, tanya salah satu warga



“Jangan lah nanti airnya jadi kotor”, timpal warga yang lain



“Tapi nanggung nih kapan lagi liat cewek kencing sambil berdiri secara langsung”



“Iya juga sih… Tapi gimana ya?”



“Gini aja!”, tiba-tiba salah satu warga yang membawa peralatan pancing berkata



Seluruh warga lokal termasuk Echa, Rendy, Bahar dan Agung menatap ke arah lelaki itu.



“Mbaknya tetap disuruh kencing sambil berdiri, tapi diwadahi ember saya ini”, kata si pemancing sambil ia tunjukkan ember yang ia bawa sepertinya tempat wadah ikan hasil tangkapannya



“Bisa mabok ikan jenengan mas kena pipis mbaknya”, timpal seorang warga



“Ini kosong kok, daritadi saya seharian mancing disini ga dapat 1 ekor pun. Heheheh”, kata si pemancing sambil menggaruk kepalanya



“Waduh… Yawes setuju kalau gitu, awas mbak kalau meleset kena sungai bakalan kita hukum arak keliling desa sambil telanjang”, kata seluruh warga sambil bertepuk tangan membuat Echa menelan ludah ketakutan



Lalu si pemancing itu meletakkan embernya beberapa sentimeter di depan Echa yang sedang berdiri. Rendy pun bersiap mengabadikan momen kencing sambil berdiri saudara sepupunya yang cantik itu. Echa benar-benar dibuat tak bisa berkutik kali ini. Ia benar-benar kikuk, bayang-bayang kegagalan menghantuinya. Ia takut semburan kencingnya tidak bisa tepat mengenai ember dan malah jatuh ke sungai. Jika gagal, habislah dia di arak telanjang keliling kampung karena ketahuan buang air kecil di sungai.



Echa lalu sedikit menyondongkan tubuh bagian bawahnya ke depan sambil ia pegangi kemaluannya. Ia coba keluarkan pelan-pelan air kencing dari kemaluannya. Beberapa detik awal memang gagal dan semburannya tidak beraturan. Untungnya hanya mengenai batu tempat ia berdiri dan sepertinya warga tidak mempermasalahkan itu. Echa mencoba mengatur tekanan kencingnya agar benar-benar tepat bisa jatuh masuk ke dalam ember.



*Currrrrrrrr*



Cairan kencing Echa terus mengucur deras mengisi ember ikan si pemancing. Setelah dirasa ia bisa tepat mengatur tekanan kencingnya, Echa kembali meletakkan kedua tangannya keatas kepalanya. Sedangkan dibawah sana kemaluannya terus mengeluarkan urine dengan deras. Echa tidak pernah merasakan kencing sememalukan ini yang dimana seluruh orang disana melihat dirinya sedang telanjang bulat dan buang air kecil dengan posisi berdiri serta kedua tangan diatas kepala.



Rendy terus merekam aksi live show terbaik selama ia mendalami hobby fotografinya. Sedangkan beberapa warga mulai terang-terangan onani disana. Awalnya satu, kemudian 2, kemudian 5, kemudian 8 orang mulai menyusul onani melihat apa yang Echa lakukan disana.



Parahnya, kencing Echa terasa lama sekali. Mungkin saking terangsangnya dia sampai jumlah cairan di dalam vaginanya bertambah beberapa kali lipat. Terlihat ember itu semakin penuh dan Echa semakin khawatir ember tersebut tidak bisa menampung semua air kencingnya. Tetapi untungnya, perlahan tekanan pipisnya mengecil dan ia pun sukses menyelesaikan misi gila permintaan warga disana.



“Hehehe.. Banyak bener kencingnya… Kebelet banget ya mbak?”, goda seorang warga



“I.. iya pak…”, jawab Echa tersipu sambil terlihat vaginanya masih mengeluarkan cairan namun mengalir pelan mengenai paha mulusnya



“Kebelet dientot kontol”, timpal seorang pemuda dan disambut gelak tawa melecehkan.



“Sekarang colmek dong mbak…”, ujar seorang warga lainnya meminta Echa masturbasi disana



“Lo mau colmek Cha? Nanggung nih sekalian aja. Heheheh”, tanya Rendy sambil ia arahkan kameranya tanpa henti ke berbagai arah untuk membuktikan kalau disana saat ini benar-benar ramai dan Echa melakukan semua hal gila barusan di hadapan semua orang disana



“Iya boleehh.. Aku colmek sekarang ya…”, jawabnya manja disambut tepuk tangan warga



Echa yang sudah tergoda untuk memamerkan area-area privatnya mau-mau saja diminta seperti itu. Gadis itu duduk diatas sebuah batu dan membuka kakinya lebar-lebar. Dengan kedua tangannya, ia buka bibir kemaluannya dan ia tunjukkan ke warga desa yang ada disana. Semua mata tertuju ke arah kemaluan Echa. Kemaluan yang nampak begitu segar dan sangat menggoda kontol siapapun yang memandangi area berbulu dan berlendir itu



Echa memejamkan mata dan membiarkan area privatnya dinikmati oleh para lelaki disana sebelum tangannya mulai menjelajah organ intimnya. Echa mulai masturbasi sambil memainkan jemari lentiknya di area kemaluannya. Echa mendesah nakal, tubuh telanjang sesekali menggeliat, bibirnya sesekali ia gigit pelan seolah sedang menahan gairahnya yang semakin menjadi.



Para warga juga sudah tidak malu-malu lagi untuk onani memandangi ketelanjangan gadis itu. Echa pun sama, gairahnya semakin meningkat saat dirinya menjadi objek onani para lelaki disana. Tangan Echa mulai bergerak nakal merangsang alat kelaminnya. Ia mainkan biji itilnya dihadapan warga lokal dan juga sepupunya. Rendy tersenyum puas, aksi Echa sore ini melebihi ekspektasinya. Sepupunya itu bahkan sampai terbawa suasana berani masturbasi dihadapan para lelaki di pinggir sungai.



“Aaahh.. Aaahh.. Aaahh..”, Echa mendesah pelan



Desahan Echa terdengar manja, begitu menggoda syahwat mereka. Jemari Echa sudah tidak hanya mengucek saja, tapi kini ia gerakkan menusuk-nusuk organ kelaminnya. 3 jarinya ia gunakan untuk merangsang vaginanya yang sudah semakin berlendir. Beberapa warga terlihat mulai menyemburkan sperma mereka dan puas melihat gadis berkerudung itu sedang masturbasi sambil mendesah keenakan. Echa pun sama, kemaluannya mulai kedutan tanda ia akan mencapai orgasmenya. Echa mengerang kencang dan tubuhnya mulai bergetar-getar



*Srettt srettt sretttt sreeett* memek Echa menyembur hebat berkali-kali



“Jiaaahhh malah buang kencing sembarangan nih cewek”, ujar salah seorang bapak-bapak



“Dimaafkan saja pak. Hehehe…”, kata seorang warga sambil membetulkan celananya setelah puas onani



“Yaudah, nanggung juga mana mbaknya lagi asyik colmek. Heheheh..”, kata seorang bapak-bapak sambil memandangi Echa yang terus masturbasi tanpa malu-malu dihadapan warga desa.



Echa sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya. Ajaran Endrix yang sudah membuatnya jadi budak seks di sekolah benar-benar ia laksanakan hari ini di desa. Echa terlihat semakin keenakan masturbasi dan tak bisa berhenti merangsang kemaluannya yang semakin gatal dan panas itu. Bibirnya terus mendesah keenakan di sana, dan vaginanya kembali kedutan untuk kesekian kalinya



*Srettt sreettt sreeeet*



“Aku keluarrrr lagiiiii”, pekik Echa sambil vaginanya menembak-nembak



Dari lubang kemaluannya, terlihat cairan encer Echa sampai muncrat menembak begitu deras berkali-kali hingga tubuh telanjangnya menggeliat tak beraturan, terlihat vaginanya pun kedutan setelah semburan pelepas nikmat itu terjadi padanya. Echa lemas, namun tangannya masih saja merangsang kemaluannya dan tidak bisa berhenti



“Lonte! Lonte! Lonte! Kocok terossssss!”, ledek beberapa warga menyemangati Echa agar tidak berhenti masturbasi



Echa malah semangat dan ia kocok kemaluannya tanpa malu dihadapan para lelaki itu. Singkat cerita, Echa dan warga lokal disana masturbasi bersama-sama. Mereka melakukannya dengan penuh khidmad tanpa rasa bersalah sedikitpun. Suara desahan-desahan terdengar bersahut-sahutan di sana. Echa yang sudah terbawa suasana juga malah semakin menikmati kegilaan di sekitar sungai itu. Ia tidak malu lagi mendesah dan memamerkan alat kelaminnya yang sudah berlendir kental ke orang-orang disana. Ia kocok dan ia colok lubang kemaluannya sendiri dihadapan warga lokal dan juga sepupunya.



Agung dan Bahar yang sudah tidak tahan akhirnya minta dikocokin kontolnya oleh Echa. Tangan kanan Echa untuk kontol Agung, tangan kiri Echa untuk kontol Bahar. Sedangkan memek Echa dikocokin Agung dan Bahar bersamaan. Echa mendesah keenakan dan kemaluannya semakin becek saja sore itu. Echa bahkan sampai squirt berkali-kali saking nikmatnya ia lakukan itu beramai-ramai bersama banyak lelaki di pinggiran sungai itu.



“Aaaaaaaahhh aku keluarrrr lagi!!!!”, pekik Echa dan tubuhnya bergetar kencang



#



Malam harinya…



“Ma, Echa ke kamar Cowok-cowok dulu ya”, ijin Echa kepada mamanya



Sementara itu papa Echa nampaknya sudah tertidur, mungkin perjalanan antar kota kali ini begitu melelahkam baginya.



“Mau ngapain? Kamu cewek sendiri Echa”, terlihat mama Echa sedikit keberatan



“Ih mama masak curiga sama keponakan sendiri. Ya gapapa ma cuma mau ngobrol-ngobrol aja. Kan sudah lama ngga ketemu?”, kilah Echa



“Hmm Yaudah, jangan malam-malam tidurnya. Inget besok sepertinya banyak tamu yang datang. Biasa lebaran gini pada silaturahmi”, kata mama Echa



“Iya ma…”, jawab Echa sambil segera keluar kamar



Alya kemudian terlihat memandangi wajah suaminya yang sedang tertidur. Wajah yang begitu polos dan tidak tahu fakta istrinya selama ini. Alya tak berani menyentuh suaminya, karena ia takut mengganggu tidur lelaki yang dicintainya itu.



Alya menghela nafas panjang, terlihat ia kesal dengan dirinya sendiri. entah sudah ratusan kebohongan ia lakukan ke suaminya. Suaminya yang tidak tahu apa-apa itu masih menganggapnya wanita shalihah. Padahal Alya tak lebih rendah dari seorang pelacur. Pelacur saja masih ada harganya, sedangkan Alya, dengan sukarela memberikan tubuhnya untuk Mas Jarwo kakak kandung suaminya sendiri secara gratis. Bukan hanya dengan Mas Jarwo, Alya juga seorang budak sex bagi tetangganya Pak Robert. Ia menjadikan wanita alim itu menjadi wanita penghibur untuk menghibur dirinya dan juga teman-temannya. Tidak hanya itu, di perumahannya, Alya juga dijadikan wanita penghibur saat bapak-bapak ronda malam.



Mungkin, persetubuhan dengan Mas para lelaki lain lebih banyak ia lakukan dibandingkan dengan suaminya sendiri. Jangankan dengan banyak lelaki, dengan Mas Jarwo saja mungkin Alya lebih sering melayani kakak iparnya itu dibandingkan dengan suaminya sendiri. Jarwo sering mendatangi Alya secara diam-diam selama hampir kurang lebih 3 tahunan. Pernah bahkan ia melayani Mas Jarwo selama 1 minggu penuh saat suaminya tugas ke luar pulau.



*Ceklek* pintu terbuka secara tiba-tiba



Terlihat wajah Jarwo yang tersenyum mesum memandangi Alya yang tengah terduduk memandangi suaminya.



“Suamimu sudah tidur?”, kata Jarwo lirih dan Alya pun mengangguk



“Ya udah.. Yuk”, kata Mas Jarwo sambil tersenyum mesum



Alya lalu berdiri, meninggalkan suaminya yang tengah tidur pulas. Gadis berkerudung lebar itu memilih menuruti ajakan kakak iparnya. Didalam kamar Jarwo, Alya melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Kerudung panjangnya juga kali ini ia lepas. Alya benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun malam itu .



Ia datangi kakak iparnya yang juga sudah telanjang bulat sambil mengocok kontolnya. Jarwo tersenyum memandangi adik iparnya itu sudah telanjang bulat menampakkan seluruh auratnya dengan sempurna. Tidak ada lagi Alya yang terjaga auratnya. Tidam ada lagi Alya yang sok tidak mau bersentuhan walau hanya berjabat tangan saja



“Alya kesini mau ngapain?”, goda Jareo melihat adik iparnya itu sedang malu-malu berdiri dihadapannya



“Saya.. Mau ngen.. ngentot.. sama Mas Jarwo”, jawab Alya malu-malu



Kakak iparnya itu memang senang mengerjainya dan Alya paham akan hal itu. Alya pun tidak keberatan karena dengan dikerjai seperti ini, dirinya pun malah semakin telanjang



“Ohhh.. Mau ngentot.. Sudah ijin suamimu belum kalau kamu mau ngentot sama masnya?”, goda Jarwo



Alya terbelalak matanya. Ia sama sekali tidak pernah berpikir untuk ijin dengan suaminya terlebih dahulu sebelum berzina dengan mas kandung pacarnya. Alya kemudian menggeleng untuk menjawab pertanyaan Jarwo.



“Aduh, nakal ya kamu Alya. Ya udah aku ijinin dulu”, kata Jarwo sambil meraih handphonenya tiba-tiba



Alya terkejut dan ketakutan Jarwo akan menghubungi suaminya sekarang juga.



“Mas Jarwo jangan mas….”, kata Alya



“Heheheh.. Kenapa? Kalau kamu ga ijin dulu nanti suamimu malah curiga…”, kata Jarwo



“Tolong Mas apapun akan saya lakukan tapi tolong jangan libatkan Mas Ragil…”, kata Alya memohon



“Heheheh.. Yasudah kalau gitu aku tidak jadi bilang ke Ragil, kata Jarwo



“I.. Iya mas.. Syukronn…”, kata Alya



“Mulai sekarang kamu harus jadi pelacur…”, pinta Jarwo sambil menarik tubuh telanjang Alya dan mereka pun langsung berciuman panas



Jam dinding menunjukkan pukul 23.00, suasana rumah sederhana itu sudah gelap gulita. Samar-samar terdengar suara desisan dan desahan dari sebuah kamar yang terletak paling depan yang tak lain kamar Jarwo



Di dalam kamar itu, Alya nampak sedang menungging, sedangkan di belakangnya Jarwo terlihat berdiri sambil menancapkan kemaluannya ke kemaluan adik iparnya. Jarwo tidak bergerak sama sekali. Alya yang terlihat aktif menggerakkan tubuhnya maju mundur demi mendapat gesekan nikmat dari kontol Jarwo pada lubang kemaluannya.



“Iya bagus Alya… Kamu bakat jadi pelacur cantik. Kamu itu haus kontol Alya. Gausah sok jual mahal kamu.. Hahahahah.. Terus gerakin memek kamu yang bener biar geseknya enak.. Plak plak plak plak…”, ujar Jarwo mesum sambil menampar pantat Alya yang menungging didepannya



“Ooohhh… Mas… Aaahhh.. Aaahhhh.. Aaaaahhh…”, desah Alya merasakan kontol panjang Jarwo sudah tertancap di dalam lubang vaginanya



“Alyaa.. Sssshhh memekmu enak sekali sayang… sempit dan menjepit sekali.. Aaaahh.. Coba kamu bilang kalau kamu itu pelacur.. Plak Plak Plak”, desah Jarwo sambil menepuk pantat Alya terus terusan



“Aaaahhh.. Alya.. Pelacurr… Alya Pelacurrrr… Entot Alya Mas… Aaaahh enak mass enaaaakkk.. “, kata Alya semakin keenakan direndahkam oleh Jarwo



“Iya bagus… Tubuhmu itu tugasnya buat menghibur lelaki Alya.. Auratmu itu untuk dinikmati lelaki Alya.. Ikhlas kalau auratmu dinikmati para lelaki Alya?”, goda Jarwo



“Aaahhh.. Ikhlass… Aurat saya untuk dinikmati.. Ooohh Mas Jarwo kontol mas besar bangettt..”, kata Alya sambil bergetar hebat sembari ia orgasme



*Sreettt sreett sreeett*



Dalam posisi menungging mama Echa malah orgasme. Terlihat cairannya berceceran membasahi kasur Jarwo. Alya mungkin semakin terangsang karena membayangkan dirinya adalag seorang pelacur. Memang ia merasa, selama ini ia tak lebih baik daripada seorang pelacur karena kelaminnya sudah ia berikan ke banyak lelaki.



“Hahaha… Muncrat-muncrat kamu gara-gara bayangin jadi pelacur beneran ya? Mau direalisasikan ya? Hahahah”, ledek Jarwo memandangi Alya yang nafasnya terdengar ngos-ngosan.



“Mas Jarwo buruan mas… Takutnya Mas Ragil bangun..”, pinta Alya sambil ia rebahkan tubuhnya yang penuh keringat di atas kasur Jarwo



“Pelacur kok ngatur. Hehehe.., aku rasa Ragil juga gak akan mau lagi kalau tau ternyata istrinya itu pelacur. Hahahah…”, goda Jarwo



Alya terhenyak mendengar perkataan Mas Jarwo. Memang betul dirinya saat ini sudah rendah dan tidak punya harga diri lagi. Memang betul jika suaminya tahu kelakuan dirinya selama ini, pasti ia akan sangat kecewa dan menceraikannya tanpa rasa ragu



“Gimana menurutmu Har? Kira-kira Ragil gimana kalau tahu istrinya ternyata pelacur?”, ujar Jarwo kepada Hardi yang tentu saja Alya terkejut mendengar nama kakak ipar keduanya disebut dan ia pun langsung menoleh ke arah pintu



“Ada 2 kemungkinan, Ragil minta cerai atau Ragil malah senang kalau tau istrinya seorang pelacur. Sapa tau ia jadi ngaceng liat istrinya dientot laki lain. Heheheh”, jawab Hardi mesum



“Mas Hardiii??”, kata Alya terkejut namun masih mencoba menjaga volume suaranya agar tidak sampai terdengar ke kamar lainnya



Alya sama sekali tidak menyadari dari tadi Mas Hardi sedang melihatnya berzina dengan Mas Jarwo kakaknya. Suami Mbak Linda itu tersenyum mesum, adik iparnya yang selama ini menutuo aurat secara sempurna dengan gamis dan kerudung syari’ nya, kini sedang menungging telanjang bulat bersama dengan Mas Jarwo. Alya langsung menutup tubuh telanjangnya dengan selimut, bantal, atau apapun yang bisa ia pakai untuk menutupi ketelanjangannya



Alya tertunduk malu dipandangi begitu mesum oleh kakak ipar keduanya. Habis sudah harga dirinya dihadapan kedua kakak iparnya itu. Ingin sekali ia pergi dari sana sekarang juga. Namun percuma, hal itu tidak bisa membalikkan fakta jika ia sudah ketahuan berzina dengan Mas Jarwo



“Ga usah takut sama Hardi. Heheheh.. Dia sama saja kok, pingin nikmati tubuhmu Alya. Udahlah kamu jangan sok alim lagi. Kamu itu sudah jadi pelacur sekarang. kamu sebagai adik ipar wajib layani kedua kakak iparmu ini. Heheheh”, kata Jarwo sambil menarik selimut dan bantal dari tubuh Alya



“Eeehh.. Masss???”, Alya semakin panik karena dirinya kini kembali terlihat seluruh auratnya



Alya semakin terkejut mendapati Mas Hardi mulai melucuti pakaiannya dan mengeluarkan batang kontolnya dihadapannya. Tanpa ampun, Hardi langsung menceploskan kontolnya ke bibir Alya. Alya kembali terbelalak menyadari kemaluan kakak ipar keduanya sudah berada dalam mulutnya. Ia hanya terdiam tidak bisa meronta. Sambil terus menyepong kontol Hardi, Alya kebingungan mengapa ini semua bisa terjadi? Ia kini harus melayani kedua kakak iparnya bersamaan



Dengan kasar Hardi mulai menghajar mulut Alya dengan kontolnya. Ia pegangi kepala Alya dan ia sodokkan kuat-kuat berkali-kali kontolnya yang kekar itu ke mulut Alya. Mata Alya terpejam mendapati kontol Hardi yang tebal sudah disodokkan ke dalam rongga mulutnya. Sementara itu Jarwo mulai menyusu ke putting susunya. Alya menggeliat keenakan saat lidah Jarwo bermain pada putting susunya.



*Hooohkhhh hokkhhhh hoookkhhhhh* Mulut Alya rasanya seperti disodok pentungan saja hingga wanita cantik itu kesulitan bernafas



“Bagus Alya.. Uhhh.. Mulutmu pinter nyepong juga ternyata”, puji Hardi sambil menikmati jilatan demi jilatan adik iparnya



Alya pun sudah terbuai, ia juga sudah sangat terangsang sehingga kini Alya berusaha melayani Hardi sebaik-baiknya. Ia tidak malu-malu lagi toh sudah tidak ada yang perlu ditutupi lagi.



Setelah puas menghajar mulut Alya dengan kontolnya, Hardi lalu turun ke bawah. Jarwo kemudian memberi tempat kepada adiknya itu untuk mencicipi jepitan memek Alya, wanita yang kesehariannya selalu berpenampilan shalihah itu. Tanpa babibu, Hardi langsung menyodokkan kontolnya ke memek Alya. Mata Alya terbelalak kali ini saat menyadari kontol Hardi sedang menyetubuhinya. Dalam hati Alya merasa begitu bersalah dengan suaminya. Ia merasa gagal menjadi istri yang baik karena telah mengkhianati suaminya. Kedua kakak iparnya telah merasakan kenikmatan tubuhnya yang selama ini seharusnya ia berikan untuk suaminya saja. Namun semakin kuat sodokan Hardi, semakin kuat pula keinginan Alya untuk menggoyangkan pinggulnya menikmati sodokan kakak iparnya yang nomor dua itu. Alya kini bahkan melingkarkan tangannya ke tubuh Hardi dan membiarkan kakak kedua suaminya itu menyetubuhinya. Dalam hati Alya kesal, mengapa tubuhnya menikmati perzinahan ini semua. Alta bahkan turur serta menggerakkan tubuhnya seolah kali ini dia yang minta dientot



*Jleb jleb jleb jleb*



“Ohhh.. Oohhh.. Mas Hardii.. Pelan-pelan mass… Aaaaahhh..”, kata Alya sambil tubuhnya terus terguncang terkena sodokan Hardi yang begitu bernafsu



“Kamu cantik Alya… Tubuhmu ternyata begitu indah dan sexy dibalik gamis panjangmu.. Aaaahhh.. Aku sange sayang….”, kata Hardi sambil langsung melumat bibir Alya



Alya hanya terdiam merasakan bibir Hardi mulai menyentuh bibirnya. Mereka berciuman panas dan dari bibir mereka terdengar suara cipokan yang begitu basah dan nikmat. Alya membiarkan bibirnya dihisap atas dan bawah bergantian oleh Hardi, sebelum akhirnya lidah mereka bertemu dan saling melumat satu sama lain



Kontol Hardi bergerak dengan lincah menikmati tiap gesekan kulit memek Alya yang sudah becek berlendir itu. Memek jalang itu bahkan makin berlendir menikmati sodokan kakak kandung suaminya sendiri. Alya hanya bisa pasrah melayani Mas Hardi kakak iparnya. Percuma ia sok jaim karena dirinya saat ini sudah resmi menjadi pelacur.



“Iya bagus sayang, wajahmu yang sayu itu benar-benar bikin aku sange.. Kamu cantik Alya.. Aaahhh.. Memekmu makin anget dan licin saja.. Benar kata Mas Jarwo, dibalik kerudung panjangmu, memekmu ternyata begitu murahan… Ssshhh.. Bagus Alya…. Aaahhh… Mpphhh Cuuupppp”, ujar Hardi terus mengecup bibir adik iparnya



“Aahhh.. Mas Hardiiii.. Ohhh.. Mas… Ouuhh Aahhh..”, desah Alya



“Memekmu tugasnya apa Alya?”, tanya Jarwo iseng



“Memek saya.. Aaahhh.. Untuk… dientott kontolllll.. Aaahhh..”, jawab Alya



“Terus apa lagi Alya?”, tanya Jarwo lagi



“Aaaahhh.. Ouuuhhh.. Mass… Iyaaaahhh… Memek sayaaa… tempat.. Aaahhh.. Nampung… Pejuuu…”, jawab Alya mengingat-ingat kata-kata yang selalu dibisikkan Jarwo saat berzina



“Anjing… Alya kayaknya lebih lonte daripada Linda mas… Hahahahah…”, kata Hardi takjub mendengar jawaban fasih dari mulut Alya yang kesehariannya nampak alim itu



“Iya dong, Alya itu memang pelacur. Memeknya haus akan peju. Hahahah”, kata Jarwo sambil mengocok istri adik terakhirnya itub Sedang digenjot oleh adek keduanya



“Iya Alya… Kamu pantes sekali jadi lonteee.. Lonte gratisann”, kata Hardi kini semakin terbiasa merendahkan istri adiknya.



Padahal selama ini Alya menghormati Hardi. Berbeda dengan Jarwo yang memang brengsek dari dulu. Di mata Alya, Hardi adalah kakak ipar yang baik. Ia sukses sebagai pengusaha dan ia sukses membina keluarga. Linda istrinya juga terlihat bahagia menjadi istri Hardi. Tetapi, pandangan itu berubah 180 derajat. Hardi ternyata tidaklah berbeda dengan Jarwo



“Heheheh… Bagus Alya desahanmu sexy sayang.. Kita tahu Kamu pasti butuh kenikmatan kan? Si Ragil pasti jarang memuaskanmu ya kan?”, tanya Hardi sambil semakin semangat menggenjot kemaluan Alya



“Ta.. Tapiii.. Aku… Aaaahhh..”, kata Alya terhenti karena tusukan Hardi ke kelaminnya semakin kuat



“Alya, enak kan jadi pelacur? Heheheh.. Kamu bisa nikmati banyak kontol… Gantian Har kontolku pingin lagi nih”, ujar Jarwo



“Aduh belum puas nih Mas, enak bener memeknya..”, kata Hardi sambil ia sodokkan terus menerus kontolnya ke lubang kenikmatan Alya



“Hahaha.. Dasar suami gila. Kamu pasti sange ya karena istrimu hari ini harus lembur di balai desa?”, ujar Mas Jarwo membuat Alya terkejut mendengar ucapannya



“Iya Mas.. Hahaha.. Kontolku sange berat gara-gara liat Linda kerja bakti dengan warga desa. Tadi aku cuma temenin sebentar tapi karena takut ganggu ya udah aku tinggal aja”, ujar Hardi sambil melepaskan kontolnya dari memek Alya



“Hahaha Gapapa biarkan dia disana sendiri biar makin bebas. Istrimu disana pasti senang bisa sekalian silaturahmi sama warga desa. Heheheh… Udah gue mau entot pelacur ini”, kata Jarwo sambil kembali menancapkan kontolnya ke memek Alya



“Aaaahhh..”, pekik Alya saat kali ini gantian kontol Jarwo yang bersarang di lubang memeknya



Jarwo kemudian langsung menghajar lubang kemaluan Alya dan ia genjot kemaluan Alya penuh nafsu. Alya sampai tak bisa berhenti mendesah hingga tanpa sadar suaranya pun semakin kencang saja. Gesekan kemaluan Jarwo di lubang kemaluannya memanglah terasa begitu nikmat menggaruk permukaan kemaluannya yang sudah becek



“Aaahhh.. Aaahhh.. massss…”, pinta Alya



“Liat? Pelacur ini sepertinya sudah siap menemani istrimu kerja bakti sama warga desa?”, goda Jarwo



“Hahahah.. Betul mas… Adik ipar kita ini harus berguna buat desa…”, kata Hardi sambil menampar-nampar pipi Alya yang tak bisa berhenti mendesah dengan kontolnya



Alya ketakutan mendengar pembicaraan gila kedua kakak iparnya. Alya benar-benar menangkap maksud pembicaraan kedua lelaki didekatnya itu. Ditambah lagi ia juga penasaran dengan ucapan kedua kakak iparnya barusan. Linda, istri Mas Hardi sedang kerja bakti di balai desa. Kerja bakti apa malam-malam begini? Apa yang sebenarnya terjadi? Pikiran cabul Alya sebenarnya sudah bisa memproses arti pembicaraan itu, tetapi dalam benaknya ia masih tidak percaya dan berharap apa yang ada dipikirannya salah.



Malam itu, istri Ragil itu disetubuhi bergantian oleh kedua kakak iparnya. Entah sudah berapa sodokan ia terima pada kemaluannya. Kontol-kontol kedua kakak iparnya diakuinya memang perkasa dan begitu nikmat hingga tanpa sadar ia terus bergoyang dan menikmati tiap sodokan kedua kontol kakak iparnya itu



“Ohhhh.. pelacur.. Alya pelacur.. Alya pelacurrr.. Suka kontooll.. Oohhh . oohh.. Oooohh.. Entot memek Alya.. Memek Alya halal dipakeeeee.. Alya pelacuurrrr!!!”, rancau Alya semakin gila keenakan berzina dengan Jarwo dan Hardi



#



Sementara itu diruang ya lain, Echa, Rendy, Agung dan Bahar sedang asyik nobar bokep Jepang dengan genre gangbang. Terlihat dilayar laptop, seorang gadis sedang disetubuhi di sebuah penginapan oleh rekan-rekan kerjanya. Awalnya gadis itu enggan dan terpaksa melakukannya. Lama kelamaan gadis itu yang meminta untuk di setubuhi oleh rekan-rekan kerjanya. Ia sengaja menggoda para lelaki dan meminta agar para rekan kerjanya itu bersedia mengentot dirinya. Pada akhirnya, semalaman suntuk hingga pagi pun tiba, gadis itu terus menjadi pemuas nafsu para lelaki disana hingga tubuhnya bermandikan sperma



“Cha.. Lo sange gak….”, bisik Rendy sambil ia belai lembut paha Echa yang masih tertutup baju baby doll bahan satin yang lumayan membentuk lekuk tubuhnya



“Eh kok nanyanya gitu Ren? Ini tangan ngapaiiimn sihhhh..”, kata Echa sambil menahan tangan Rendy yang nakal



“Ga usah pura-pura deh Cha.. Lo pasti pingin juga kan kayak pemeran cewek bokep itu? Gak nyangka gue ternyata lo nakal juga”, kata Agung sambil tanpa permisi meremas payudara Echa



Kali ini Echa tidak bisa menolak saat tangan sepupunya bermain di area payudaranya.



“Iya nih, tadi sore bener-bener gila lo Cha sampai berani colmek di sungai sambil dilihatin cowok-cowok.“, Kata Bahar sambil mencium pipi Echa



“Ssshh.. itu kan mau kalian”, kata Echa mencoba mengeles



“Tapi lo juga suka kan? Ternyata lo suka eksib ya. Ga nyangka gue…”, kata Rendy sambil kini tangannya menyusup ke dalam celana tidur Echa



“Tadi kan kamu suruh mas”, kilah Echa



Terlihat sekali Echa tidak keberatan saat Rendy menyusup bagian selangkangannya, Bahar mencium pipinya dan Agung meremas payudaranya. Tentunya setelah kegilaan sore tadi di sungai, Echa tidak punya alasan lagi sok alim dan jual mahal dihadapan para sepupunya. Echa kali ini hanya diam saja saat kancing babydollnya dipreteli oleh Agung dan celananya dipelorot oleh Rendy hingga terlepas dari tubuhnya.



“Eeeehh? Kalian mau ngapain?”, tanya Echa manja



“Have Fun sama lo Cha…”, jawab Rendy sambil memandangi Echa yang kali ini hanya tinggal memakai pakaian dalamnya



Rendy lalu langsung mendorong tubuh Echa rebahan di kasur sambil tangannya mulai menjamah kemaluan sepupunya yang masih terbungkus celana dalam itu. Terasa lembab walau belum disentuh terlalu lama. Mungkin daritadi Echa sudah bergairah karena tontonan film porno yang merangsang pikirannya.



Cup BH Echa sudah diturunkan oleh Agung dan langsung dicucupnya pentil susu Echa penuh nafsu, sudah dari sore tadi ia ingin sekali mengemut puting susu sepupunya yang mungil menggoda itu. Echa menggeliat manja saat lidah Agung menyisiri pentil susunya dengan perlahan.



“Aaahhh mass…”



Siksaan nikmat itu semakin parah saat Bahar turut serta melumat puting susu Echa satunya sehingga kali ini kakak beradik yang mesum itu menjilati payudara Echa bersamaan. Echa menggeliat liar karena merasa kegelian. Echa tidak pernah berpikir bahkan ketiga sepupunya pada akhirnya bisa menikmati tubuhnya. Sebenarnya Echa ingin sekali merekam momen ini sebagai bukti laporan untuk Endrix tuannya. Tetapi, pada akhirnya Echa memutuskan tidak akan merekam ini semua. Ia terlalu malu menjelaskan kepada sepupunya untuk apa ia minta direkam. Ia tidak mau sepupunya jadi tahu bahwa selama ini ia di sekolah adalah budak seks pemuas kontol anak-anak berandal sekolahnya. Ia lebih memilih dihukum oleh tuannya itu nantinya.



Tanpa ragu, Echa mulai meraih kedua kontol kakak beradik itu dan ia ulangi gerakan seperti di sungai sore tadi. Ia kocok bersamaan kontol panjang berurat itu tanpa malu-malu lagi. Echa pun dengan fasih mulai mengemut kontol Agung dan Bahar bergantian. Kedua lelaki itu terbelalak mendapati Echa yang selama ini mereka kenal alim dan polos ternyata begitu jago mengulum kontol lelaki. Echa juga sama sekali tidak canggung mengulum dua kontol sekaligus. Dengan penuh nafsu ia jilati kedua kontol hitam itu bergantian sambil menungging. Sedangkan dibelakang sana, Rendy sedang menjilati kemaluan Echa yang sudah becek



*Slurupppp sluruuppp slurupppp* suara jilatan Rendy pada memek Echa





“Aaaahhhh.. Aaaahhh.. Enak terus Ren jilat memek akuuu..”, pinta Echa sambil ia goyangkan pantatnya manja



“Suka memek lo dijilat Cha?”, tanya Rendy



“Pake nanya lagi, aku beruntung kali memek aku bisa dijilati cowok ganteng kayak kamu Ren….”, puji Echa lirih membuat Rendy besar kepala



“Iya dong, lo harusnya bersyukur ya Cha memek lo dapat kesempatan gue jilatin.. Hehehe..”, kata Rendy sambil ia teruskan menjilati memek Echa



“Hihihi…”, tawa Echa



“Shit gue jadi sange bener pingin entotin lo Cha..”, kata Rendy sambil ia coblos memek Echa tanpa ragu karena sudah menganga dihadapannya



“Ohhhh.. Yessss.. Rendyy.. Fuck meeee.. Aaahhh.. Kontolmu mentokin Ren..”, pinta Echa menggila sambil ia sepong kontol Agung dan Bahar bergantian



“Fuckk.. Ternyata lo Slutty ya Cha.. Slutty Echa.. Shittt.. Enak bener memek lo..”, kata Rendy sambil semakin semangat menggenjot kemaluan Echa



*Jleb jleb jleb jleb*



Rendy semakin cepat menghajar kemaluan Echa. Jepitan kemaluan Echa yang menggigit dan memberikan gesekan hangat nan nikmat membuat kontol Rendy tidak bisa bertahan lama. Dalam waktu sekitar 3 menit saja, lelaki ganteng itu akhirnya mencapai orgasmenya dan buru-buru mencabut kemaluannya dari kemaluan sepupunya itu.



*Crot crot crot crot* peju Rendy muncrat di pantat Echa beberapa kali



Echa terkejut ternyata durasi Rendy tidak sebesar bualannya yang katanya playboy yang sudah meniduri puluhan gadis. Meski ia dicap sebagai seorang playboy tapi Echa tidak menyangka Rendy bakalan keluar secepat itu. Dalam hati Echa kecewa, padahal dengan wajah tampan dan kontolnya yang panjang Echa berharap Rendy bisa memberikan kepuasan lebih lama. Tapi harapan tinggalah harapan. Pada kenyataannya. Lelaki-lelaki buruk lupa lah yang justru sanggup memberikan Echa kepuasan.



Rendy terkulai lemas, kontolnya mulai menciut sambil kepala penisnya yang masih belepotan peju.



“Sialan kenapa cepet bener gue keluarnya! Shit lo emang telalu nikmat Cha sampai gue ga bisa nahan crot gue”, katanya beralasan



Agung dan Bahar hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat Rendy yang terlihat frustasi. Mereka hanyalah pemuda desa yang polos dan belum pernah bersetubuh dengan seorang gadis sekalipun, sehingga mereka tidak paham bagaimana kesalnya kalau kita keluar terlalu cepat.



“Siapa lagi yang mau ngentot aku?”, kata Echa karena tahu Agung dan Bahar belum cukup pengalaman walaupun usia mereka berjarak kurang lebih 5 tahunan.



Echa memang belum puas malam ini. Ia ingin sekali dipuaskan setelah kegilaan eksib di pinggir sungai sore tadi terasa tidak lengkap jika tidak diakhiri dengan ngentot. Lalu tanpa menunggu jawaban Echa pun memutuskan akan bersetubuh dengan Agung. Selain ia kakak kandung Bahar, Agung kontolnya terlihat lebih tebal dan menggoda di mata Echa.



Echa lalu mulai mengambil posisi Women On Top. Pakaian baby dollnya sudah acak-acakan. Tidak ada kancing yang terpasang dan bra nya diturunkan pada bagian cupnya saja.. Echa kemudian menelanjangi tubuhnya sendiri dan mereka melanjutkan kegilaan itu hingga menjelang shubuh.



Singkat cerita, pergumulan panas mulai terjadi. Desahan demi desahan terdengar beriringan. Kedua lelaki desa sepupu Echa itu menikmati Echa secara bergantian. Sementara itu Rendy harus menunggu beberapa saat hingga nafsunya kembali bisa membangkitkan kontolnya yang sempat tertidur. Tetapi pemandangan luar biasa melihat Echa sepupunya yang cantik sedang digenjot oleh Agung dan Bahar membuat Rendy akhirnya bisa ereksi lagi



Tidak berapa lama kemudian, mereka kembali bermain berempat. Echa melawan Rendy, Agung, dan Bahar. Bergantian mereka menyodokkan kemaluan mereka ke lubang kenikmatan Echa. Tetapi tidak ada yang berani menyemburkan spermanya ke dalam kemaluan Echa. Karena mereka masih ingat kalau Echa adalah sepupu mereka. Mereka tidak tega menghamili sepupu mereka sendiri



Namun keputusan itu tidak mengurangi gairah yang terjadi di dalam kamar itu. Suasana menjadi semakin panas dan semakin menggairahkan malam itu. Mereka sudah telanjang total dan saling menikmati tubuh masing-masing. Selaras dengan apa yang terjadi di kamar lain dalam rumah itu. Ketika Alya mamanya Echa sedang melayani Mas Jarwo dan Mas Hardi yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri.



#bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd