Malam itu aku tak berani untuk menuju kamar mama aya karena terdengar sayup2, mama aya menangis. Malam itu aku langsung tidur menghabiskan malam yang penuh ketegangan. Keesokan harinya ketika hendak pergi bekerja, aku sempat melihat mama aya sarapan di meja makan sendirian sambil termenung atau bahkan melamun karena ketika aku pamit pun dia seperti acuh tak acuh, baru ketika aku menyapanya untuk ke 3 kali, beliau baru sadar.
"Maa, maaa, mama", sapaku
"arya pergi kerja dulu yaa", sambungku
Mama aya tidak menjawab sapaanku, dia hanya menjawab dengan anggukan kecil dengan raut muka yang masih terlihat sedih. Aku pun langsung menuju ke kantor. Banyak nya pekerjaan dengan tenggat waktu yang terbatas membuat aku tidak sempat untuk menanyakan kabar mama via aplikasi WA. Sore hari setibanya di rumah, aku tidak melihat mama aya, pintu kamarnya tertutup, di rumah sungguh sangat sepi sekali. Tidak biasanya suasana rumah seperti ini, aku panggil2 mama tapi tidak ada jawaban lalu aku coba telpon tapi mama tidak mengangkat telponku, akhirnya aku coba WA menanyakan mama ada dimana dan gimana konsisinya juga menanyakan papa dimana. Jawaban kuterima
"mama ada di kamar"
"jangan ganggu mama dulu"
"ga tau, papa pergi sampe skr lom pulang"
Hanya itu yang aku terima, selepas itu hp mama di non aktifkan. Selama 2 hari mama bersikap seperti itu, bila berpapasan dia hanya tersenyum kecil, kegiatannya setiap hari dihabiskan di kamar tidurnya pun sampai sekarang papa belum kembali ke rumah. Aku yang biasanya bila tidak ada papa bisa dengan leluasa ngentot memek mama aya sekarang hal itu tidak dapat terwujud. Nafsu birahiku kini sedang masa puncak2nya, aku pernah memancing mama aya bila berpapasan, aku remas pantat semoknya tapi reaksi mama aya dingin bahkan sempat menghindar dan hanya bicara
"apaan sich, nak. jangan begitu donx sama mama. ga sopan tau", hardiknya
Sempat aku menbujuknya untuk menceritakan apa yang terjadi tapi mama aya selalu bilang tidak ada apa dan semuanya baik2 aza. Aku menjadi bingung dibuatnya, aku tidak mengetahui ada apa sebenarnya yang sedang terjadi dan yang terpenting jatah ngentotku menjadi tidak ada. Sampai suatu malam selepas makan malam, aku mengajak mama aya ngentot
"Ma, aku pengen ngentot memek mama", ajakku
"aku sudah ga tahan nich, udah 3 hari puasa birahi", sambungku
Sambil berkata seperti itu, aku memeluk mama aya dari belakang. Sengaja aku hanya mengenakan celana boxer tanpa cd sehingga kontolku yang sudah ngaceng menekan ke belahan pantatnya. Pada saat itu mama aya memakai daster model short dress sebatas pankal paha sehingga paha putih mulusnya terpampang dengan indah. Yang aku rasakan dia tidak memakai bh dan cd sehingga terasa banget ke empukan dan kekenyalan bongkahan pantatnya. Sambil beraksi seperti itu, aku juga meremas2 toket besarnya dan pentilnya aku pilin2 meskipun masih di luar dasternya. Mama aya mulai berontak, dia pun berkata
"Aryyaa, kamu bicara apa, hah", bentak mama aya sambil berusaha melepaskan pelukanku
"aku ingin ngentot memekmu, ayaa", jawabku
"jahaatt, kamuu aryaaa, aacchhh, ooohhhh", katanya
"bajingaaan, kamuuu", bentak mama aya
"Kenapa kamu bilang begitu, aya ?", tanyaku
"kamu memang bajingan, aryaa", bentaknya lagi sambil sekuat tenaga melepaskan pelukanku
"Diam, kamu, pelacur jalang. tubuh kamu milik aku, hahaahh", bentaku
"memek kamu harus dientot, pelacur binall", kataku lagi
"jangaannn, naakk, ooohhh, ibu gaa mauuuu, oooaaacchhh", katanya
Mama aya mulai meneteskan air mata, entah apa yang dirasakannya, aku tidak perduli. Yang aku perdulikan adalah nafsuku yang sudah di ubun2 kepala, ingin segera merasakan hangatnya memek mama aya.
"ooohh, jangaann, naaakk, aku ibumuuu, ooohhh", tangisnya
"jangann setubuhi ibuuu, oohhh, janggaann"
Karena mama aya melakukan perlawanan maka segera aku tarik mama aya ke dalam kamar dan menghempaskannya ke atas kasur
"aaaccchhhh", teriaknya
"nakkk, jangan perkosaa ibuuu, oohhh, ampuun naakk", lirihnya
"kenapa kamu, ayaa. siapa yang mau perkosa kamu, hah", jawabku sambil membuka seluruh pakaianku
"Bukannya kamu yang merelakan memek mu aku entot, haaahhh", kataku lagi
Secepat kilat aku terkam mama aya yang sedang meringkuk diatas kasur lalu aku paksa dia supaya terlentang. Aku tempar pipinya
Pllaakkkk
Seperti kesetanan, aku menindih mama aya dan menciumi bibirnya, tanganku meremas dengan sangat kuat sekali ke arah susu montoknya
"aaaaccchhh, oooohhhhh, naaakk, sakkkiittt", lirihnya
Aku berusaha membuka dasternya denga paksa yaitu merobek nya secara sembarangan, setelah berhasil maka kini tubuh kami telanjang bulat lalu aku menindihnya lagi sambil menggesek2kan kontolku ke memeknya
"Accchhhh, ooooohhh, naaakk, janggaaan perkosaaa ibuuuu, ooohhh, naaakk, jangggaannn", desahnya
"Diaam kamu, ayaaa. Aku mau memek kamuu", kataku
Mama aya tetap berontak ingin melepaskan diri dari aku, sedangkan aku sekuat tenaga mempertahankannya. Lama kelamaan tenaga mama aya mengendur, kini rontaan nya semakin melemah dan aku leluasa menguasai keadaan. Aku lumat bibir sensualnya, terlihat tetesan air mata mengalir di sudut matanya tapi aku tidak perduli. Kini aku mulai memposisikan kontolku ke lubang memek nya dan dengan sekali hentakan kuat, kontolku bersemayam di dalam memeknya
"Aaaacchhhh", desahnya ketika kontolku berhasil masuk ke memek berbulu halusnya
"Kamuu munaffikk, ayaaa"
"Bilang janggaann tapi memek kamu sudah basah, dasar pelacur binaall kamu, ayaa", bentakku
Memang benar kondisi memek nya berbanding terbalik dengan ucapan dan tindakannya. Memek nya seakan2 rindu untuk di entot oleh kontolku, ini terbukti dengan beceknya memek mama aya. Setelah masuk, aku mulai menggenjotnya dengancepat dan tanganku menampar2 pipinya
Pllaakkk Plaakkkk
"Ammpuunn, naaakkk, oohhhh, ammpuunn, jangaan perkosa ibuuu, oohh, lepaskaaann", katanya
"Acchhh, enaakkk, memek kamu ayaaa, oooohhhh", kataku sambil mengentotinya dengan posisi konvensional
Ploookkk Ploookkk Ploookkk Ploookkk
Ploookkk Ploookkk Ploookkk Ploookkk
Ploookkk Ploookkk Ploookkk Ploookkk
"udah lamaaa, oohh aku kangeen memek mu, ayaaa, ooohhh, aacchh"
"memeekk, meemmeeeekk, nikmaaattt, kamuuu, ooohh"
"kontolkuuu enaakk ayaaa, memek muuu hanggaaattt, aacchhh"
Ploookkk Ploookkk Ploookkk Ploookkk
Karena 3 hari pejuhku tidak dikeluarkan maka proses ngentotku dengan mama aya hanya sebentar, aku hanya bisa bertahan 10 menit
"Ayaaaa, ooohhh, memekk kamuu, ooohhhh, aaacchhh"
"nikmmmaatt, ayaaaa, ooohhh, aaacchhh, mmmsshhh", erangku
"Memek kamuuu, oooaahhh, betinaakuu, oohhh"
Sempat aku melihat ekspresi mama aya, dia hanya mendesah kecil sambil matanya terpejam
"mmmsshhhh, mmmsshhhh, aacchh, mmmsshhh"
"mmmsshhhh, mmmsshhhh, aacchh, mmmsshhh"
"Ayaaa, akuu pejuhin memek kamuuu, ooohhh, akuuu bucaattt"
"terimaa pejuhkuuu, ooohh, betinaakuu, aaacccchhhhh"
Crroooottt Crroooottt Crroooottt
Sambil orgasme dan ejakulasi, aku remas kuat2 kedua susu montoknya dan salah satu pentilnya aku tarik
"oooohhhhhh, aaaaccchhh", desah mama aya
Nikmat sekali rasanya, tulang2 ku terasa mau copot dari persendiannya apa lagi bagian lututku, sungguh sangat terasa lemas. Aku diamkan sejenak kontolku di dalam memeknya sambil mengatur nafas dan mengembalikan tenaga ku sambil melumat2 bibir dan menjilat2 pentil susunya
"mmmmmhhhhh, mmmsshhhhhh", desahku
Setelah tenagaku pulih aku cabut kontolku dan aku tinggalkan mama aya di dalam kamarnya dalam keadaan menangis. Ah, aku tidak perduli. Kini selama 2 hari, aku perkosa mama aya; kenapa aku perkosa, sebab bila di ajak ngentot, mama aya selalu menolak sampai akhirnya harus di paksa bahkan sempat aku menggunakan kekerasan terhadapnya. Setiap pagi sebelum kerja dan malam sebelum tidur aku selalu mengentot memek nya walaupun secara kasat mata hanya 40% mama aya menikmati perkosaanku. Selebihnya mama aya menjadi semakin pendiam, sering melamun, dan terlihat seperti mengalami depresi.
Sampai akhirnya suatu hari sepulangku dari kantor, rumah tidak ada siapa2, mama aya tidak ada di rumah. Aku mencari ke seluruh ruangan pun, aku tidak menemuainya. Aku telpon berkali2 tetap tidak di angkatnya tetapi telpon itu aktif. Akupun menjadi panik, entah apa yang harus aku lakukan. Aku hanya duduk termenung di sofa ruang tamu.