Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
Hmmmm tumben tumbenan dipotong begini... Hekekek

Thx Hu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Bab 22: Tunggu Dulu!

Putri-Kaneshia-reistaputrii-10.jpg


Putri Kaneshia

Plop

Plop

Plop


Terdengar suara kontol Arman keluar masuk liang kenikmatan Kak Putri. Dengan mata yang kadangkala terpejam, ia merasakan setiap sentuhan batang kejantanan Arman menelusuri memeknya. Arman yang sudah telanjur kesal dan sange melihat perempuan cantik telanjang, hanya bisa main sodok-sodok saja. Ia tidak peduli dengan kenyamanan Kak Putri atau kenikmatan yang mereka berdua kejar. Arman, hanya sekadar mau melampiaskan semua nafsunya sekarang. Mumpung situasi mendukung.

“Ah…..Ahhh….Ahhh”, Desah Kak Putri dengan suara yang sangat tipis dan samar.

Arman masih menggenjot Kak Putri dengan penuh nafsu. Kontolnya keluar masuk memek Kak Putri. Tangan kanannya terus memainkan puting payudara Kak Putri. Sedang tangan kirinya, ia gunakan sebagai tumpuan. Tubuh Kak Putri terus bergoyang mengikuti irama sodokan Arman. Keringat dari leher Kak Putri nampak membasahi jilbab merah muda yang ia kenakan. Matanya mengawang-awang hingga yang terlihat hanya putihnya saja. Sesekali, tubuhnya menggelinjang ketika kontol Arman berhasil menggaruk dalam rahimnya.

“Hmmm. Hffff. Aaahhh”,

“Oaaahh. Ahhh. Hffffmmmm”, Arman mengeram penuh birahi. Ia terus memaju mundurkan pantatnya. Keringat mulai membasahi beberapa bagian tubuhnya.

Arman lalu mencabut kontolnya dari memek Kak Putri. Ia berdiri sejenak, memandangi tubuh polos seniornya di kampus tersebut. Ia sudah yakin sekali kalau kondisi sakit dan belum sarapan Kak Putri membuatnya tidak mampu memberi perlawan. Arman kemudian berpaling dan berjalan menuju dispenser. Mengambil segelas air dan meneguknya. Ia melirik Kak Putri, nampak perempuan itu memandanginya. Arman lalu mengambil segelas air lagi dan meminumnya, namun tidak lekas ia telan.

Dengan batang kejantanan yang masih berdiri perkasa, Arman kembali menindih tubuh Kak Putri. Ia menyentuh dan memainkan dagu Kak Putri. Dengan pelan, ia menarik dagu Kak Putri untuk memaksanya membuka mulutnya. Ketika mulut Kak Putri terbuka, Arman mencium Kak Putri sehingga memindahkan air dari mulutnya ke mulut Kak Putri. Tidak berapa lama, Arman melepaskan ciumannya dan memaksa Kak Putri menelan air tersebut. Kak Putri pun melakukannya.

Setelahnya, Arman kembali mengambil posisi misionarisnya. Dia memegang kontolnya yang masih tegang, ia mengocoknya agar bisa berdiri tegak lagi. Kemudian, ia mengarahkannya ke memek Kak Putri yang nampaknya sudah megap-megap karena belum mencapai klimaksnya. Dengan cepat, Arman menghentakkan kemaluannya masuk ke dalam memek Kak Putri. Kak Putri sempat terkejut dengan serangan benda tumpul tersebut, namun ia segera bisa menguasai dirinya. Mereka kembali bergelut dan berburu kenikmatan duniawi. Kak Putri, sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Arman terhadap tubuhnya. Arman sendiri sudah sadar bahwa seniornya tersebut sudah pasrah dengan apa yang ingin dilakukan Arman. Sebab, sesekali terdengar suara racauan dari Kak Putri.

Di pihak Kak Putri sendiri, tubuhnya sudah banjir dengan peluh dan berkilatan karena keringat. Tangan kanan Kak Putri mencengkeram keras seprei kasurnya yang sudah tidak beraturan lagi. Dua insan tersebut, kini sudah berada di puncak kenikmatan percintaan mereka. Ketika Arman sudah merasakan akan segera memuntahkan pejunya, ia mencabut batang kenikmatannya tersebut dari memek Kak Putri.

Arman melepaskan kaki kanan Kak Putri yang sedari tadi ia kangkangkan demi memuluskan aksinya. Sembari memegang kontolnya yang masih menegang dengan tangan kanan, Arman berlutut persis di sebelah kepala Kak Putri. Dengan kasar, ia menarik kepala Kak Putri untuk menghadap ke kontolnya yang sudah mau memuntahkan pejunya.

“Buka!”, paksa Arman.

Tak mampu melawan, Kak Putri membuka mulutnya menunggu siraman peju dari kontol perkasa Arman. Melihat tempat pembuangan sudah siap, Arman mengocok kontolnya untuk mengeluarkan muatannya.

Crot. Crot. Crot. Crot. Crot.

Setelah 5 kali semprotan ke mulut dan wajah Kak Putri Arman tertawa karena berhasil menikmati tubuh salah satu akhwat ternama di fakultasnya. Ia menyandarkan tubuhnya pada lemari pakaian Kak Putri sembari memperhatikan seniornya tersebut membersihkan muntahan lahar putih Arman di wajahnya. Beberapa ia jilat, namun ada juga yang ia bersihkan dengan jilbab lebarnya yang penuh dengan keringat. Perasaan puas dan bangga kembali mengalir di dalam pikiran Arman. Seperti seorang tentara yang menembak mati seorang terduga teroris, ia pun merasa bangga berhasil menumbangkan salah satu akhwat terkenal di jurusannya tersebut.

Arman mengambil HPnya, mengecek beberapa chat grup yang barangkali penting. Kak Putri yang masih terbaring kelelaha, hanya bisa menatap menerawang ke langit-langit kamarnya. Jam baru menunjukkan pukul setengah empat. Arman hanya bertahan selama 30 menit, pikiran Kak Putri hanya mengawan-awang. Sesekali, ia menatap Arman yang masih telanjang sembari memainkan HPnya. Ia masih berupaya mempertahankan kesadarannya, meski badannya sebenarnya sudah sangat kelelahan. Apalagi, ia belum makan dari pagi, Arman malah datang dan memperkosanya.

-Ahhh, gw balik ahh- pikir Arman dalam hati.

Namun, ketika Arman berdiri, sesuatu nampak menahan kakinya. Arman melihat ke bawah, ternyata Kak Putri yang memegang kaki Arman. Dengan wajah yang nampak sangat kelelahan ia mengucapkan sesuatu. Namun, karena suara Kak Putri yang kecil, Arman menundukkan kepalanya demi mendengarkan apa yang ingin diucapkan oleh Kak Putri.

“Temenin kakak malam ini Man”, ujar Kak Putri dengan suara bergetar.

“Nginep maksudnya?”, tanya Arman lagi.

Kak Putri mengangguk.

“Aduh. Gimana ya kak. Aku mau balik ke tempat KKN besok sore gitu”, balas Arman.

Kak Putri memberi kode kepada Arman untuk mendekatkan telinganya. Arman lalu mendekati Kak Putri lagi dan memperhatikan Kak Putri.

“Lo mau apain gw juga terserah lo. Tapi temenin kakak malam ini ya man”, pinta Kak Putri pada Arman dengan tatapan yang memelas.

“Hadeeeh. Iya deh kak. Kutemenin. Besok baru balik”,

Kak Putri tersenyum penuh arti mendengar jawaban dari Arman tersebut.

(Rumah Pak Herman)

Cecilia-Triana-7.jpg

Cecil

Arisa-Salsa-Lestina-8.jpg

Nadila

Di dalam sebuah ruangan, nampak Pak Herman sedang bersama dengan Cecil dan Nadila. Setelah tiga minggu berlalu, nampaknya usaha Pak Herman untuk menjadikan dua orang itu sebagai budak seksnya sudah mulai nampak.

Di dalam ruangan tersebut, Pak Herman yang telanjang bulat tengah dikerubungi oleh dua bidadari malang tersebut. Cecilia dan Nadila terlihat sama-sama mengenakan jilbab lebar berwarna biru muda. Pak Herman yang berdiri, sedang menikmati sepongan dari Cecilia. Sedangkan Pak Herman, nampak sedang menghisap dan menikmati payudara dari Nadila. Sesekali, Pak Herman nampak meremas kasar gunung kembar milik Nadila.

“Arggghhhh”, erang Nadila ketika Pak Herman menggigit mesra payudaranya hingga menyisakan bekas kecil.

Pak Herman mengangkat wajahnya dan melihat wajah cantik Nadila. Ia tersenyum sejenak, lalu ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya menggarap gunung kembar milik Nadila.

Slurrppp. Slluuuppp. Sllleeeerrpp”, Cecilia nampak begitu menikmati aktivitas mengeluar masukkan kemaluan Pak Herman dari mulutnya.

“Aohhh. Ahh. Terussshhh pak”, desah Nadila menikmati jilatan dan permainan lidah Pak Herman.

Mulut Pak Herman masih asyik menggarap toket Nadila yang ada dj sebelah kanan. Sedangkan tangan kanan Pak Herman, asyik mengerjai toket Nadila sebelah kiri. Diremasnya dengan kasar seakan hendak mencabutnya, terkadang ia memilin-milin bagian putingnya, dan kadang ia hanya memberikan sentuhan mesra saja.

Pak Herman tiba-tiba melepaskan mulutnya dari toket Nadila. Ia menunduk melihat Cecilia yang semakin lancar melakukan permainan mulut. Pak Herman berpaling sejenak ke Nadila, ia berciuman dengan Nadila selama beberapa detik dan memberik kode kepada Nadila untuk berlutut di dekat Cecilia. Nadila, menurut saja apa yang diperintahkan oleh Pak Herman.

Tangan kanan Pak Herman beralih ke kepala Cecilia yang maju mundur sedari tadi. Ia membimbing kepala Cecil untuk terus bergerak mengoral kontolnya. Sesekali, terdengar lenguhan dari Pak Herman.

“Oaaahhh. Terus lonte. Mantaap. Udah pinter ya kalian. Ooohhh”,

Tidak berapa lama, badan Pak Herman menegang. Badannya bergetar. Ia akan segera ejakulasi. Ia segera menahan gerakan Cecilia dan mengeluarkan batang kenikmatannya dari mulut Cecil.

“Buka mulut kalian berdua!”, perintah Pak Herman pada Nadila dan Cecilia. Kedua perempuan itu pun segera melaksanakannya.

Pak Herman pun memuntahkan pejunya ke mulut dua gadis itu. Ada yang hanya sekadar muncrat ke wajah Nadila, ada yang ditelan oleh Cecilia, hingga Nadila pun harus membersihkan muntahan yang tersisa di kontol Pak Herman tersebut. Pak Herman tertawa puas melihat Nadila dan Cecilia makin terbiasa dengan kondisinya sekarang. Namun, belum juga Pak Herman lanjut memainkan Cecilia, pintu kamar itu diketok, dan dengan suara setengah berteriak, kak Hafzah dari luar memberi tahu bahwa Pak Yunus, ada di depan pagar rumah tersebut.

“Ada pak Yunus tuan”, terdengar suara Kak Hafzah dari seberang pintu.

Pak Herman segera membuka pintu.

“Ada Pak Yunus tuan”, ujar Kak Hafzah pada Pak Herman

“Kenapa kamu tahu?”, tanya Pak Herman.

“Tadi dia nge-chat bapak di WA kalau mau datang ke sini”, jelas Kak Hafzah.

“Wahh. Ya sudah. Kamu ngumpet dulu gih di kamar bapak ya sayang”,

“I, iya tuan”, balas Kak Hafzah.

Bukannya segera membukakan pintu pada Pak Yunus, Pak Herman malah berbalik kepada Cecilia dan Nadila yang masih melongo melihat kepanikan dua orang tersebut.

“Bilang apa kalian berdua?”, tanya Pak Herman sembari memegang kontolnya yang sudah kembali ke bentuk normalnya.

“Terima kasih kontol!”, ujar mereka berdua, kompak.

Pak Herman tertawa dan segera beranjak dari tempat itu. Dengan buru-buru, ia pun keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh Kak Hafzah yang turun untuk bersembunyi di dalam kamar Pak Herman. Tanpa mereka berdua sadari, ruangan tempat penyekapan Nadila dan Cecilia belum terkunci. Ruangan tersebut memang tertutup, namun kunci pintunya masih menempel di gagang pintu. Menyadari hal tersebut, Nadila dan Cecilia saling menatap.

(Kost Kak Putri)

Putri-Kaneshia-reistaputrii-2.jpg

Putri Kaneshia (21)

Suasana kawasan kost Kak Putri sudah sedikit ramai. Maklum, sudah pukul 5 sore kala itu. Meski begitu, nyatanya bekas kost Kak Puspita masih kosong sepeninggal Kak Puspita. Nampak Kak Putri yang baru selesai mandi dan berpakaian kini baru menyantap makanan yang dibawa oleh Arman. Setelah Arman mengiyakan permintaan Kak Putri tadi, ia malah tertidur di dekat Kak Putri. Bukan hanya itu, sekarang pun Arman belum bangun. Kak Putri hanya tersnyum melihat Arman yang tiur tanpa mengenakan sehelai benang pun. Setelah selesai makan, Kak Putri bangkit untuk membereskan beberapa barang.

Ketika ia membereskan barang yang berantakan karena ulah Kak PUtri dan Arman tadi, mata Kak Putri tidak bisa lepas dari batang kejantanan milik Arman. Meski berusaha mengalihkan pandangannya , tetap saja ia berbalik lagi melihat benda sakral milik lelaki tersebut. Perlahan, ia mendekati Arman.

Ia memperhatikan ukuran dari senjata tumpul milik Arman. Beberapa kali, ia mencoba untuk sekadar mengelus dan menyentuhnya. Ia terus tertawa kecil dan cekikikan membayangkan barang milik Arman tersebut. Namun, ketika Kak Putri sedang asyik memainkan burung milik Arman, Arman terbangun.

“Ehh. Kak Putri”, terdengar suara Arman cukup serak, khas orang baru bangun.

“Eh. Udah bangun toh”

“Tadi, Kak Putri ngapain?”, tanya Arman sembari menunjuk tangan Kak Putri.

“Nggak kok. Hehe”, Kak Putri memasang wajah menahan tawa.

“Tadi mainin ituku ya?”, tanya Arman lagi dengan menunjuk batang kejantanannya.

Kak Putri mengangguk sambil menahan tawanya. Benar-benar menggemaskan.

“Habisnya gemes sih. Punya kamu lebih besar dari mas Rian”,

“Masa?”, tanya Arman yang segera dibalas anggukan oleh Kak Putri.

“Ya udah kak”

“Boleh kan Man?”, tanya Kak Putri yang segera dibalas oleh Arman dengan anggukan.

Kak Putri menyentuh kembali burung Arman, menyentuh kepalanya perlahan dan mengelus-elusnya. Sesekali, ia kembali cekikikan kecil merasakan tekstur dari barang dari Armant tersebut.

“Ngga pengen diemut kak?”, tanya Arman menggoda.

“Emut? Gimana maksud kamu? Kayak permen mil**ta gitu?”, tanya Kak Putri.

“Iya kak. Dijilat gitu”,

“Ihh. Ngga berani aku Man. Geli. Hehe”, jawab Kak Putri dengan senyuman indahnya.

“Emang punya Kak Rian ngga pernah Kak Putri rasain?’, Arman penasaran.

“Hmm. Paling kayak yang kamu lakuin tadi doang sih man”, jawab Kak Putri.

“Emang, Kak Putri sering begitu ya ama Kak Rian?”, tanya Arman penaran.

“Kok kamu nanya lagi sih? Kamu masih marah ya soal Kak Puspita?”, tanya Kak Putri.

“Ahhh. Udah ngga kak. Kayaknya sih aku berubah sehabis Kak Putri nyuruh aku nginep. Hehe”,

“Hahaha. Dasar ya. Cowok, kalau udah disuruh nginep. Langsung baek-baek”,

“Berarti Kak Rian juga gitu dong?”, tanya Arman menggoda kak Putri.

“Hahaha. Gitu sih”, jawab Kak Putri tersipu.

“Ya udah kak. Coba aja dimasukin ke mulutnya”, ujar Arman menyuruh Kak Putri menyepong kontolnya.

“Ngga apa nih man?”, tanya Kak Putri. Arman mengangguk.

Arman lalu mengangkangkan kakinya. Kak Putri mengambil posisi menunduk di depan Arman. Tangan kanannya, memegang konol Arman yang perlahan mulai bangkit. Dengan arahan Arman, kak Putri membuka mulutnya dan menutup matanya. Dengan pelan, kontol Arman mulai tenggelam ke dalam mulut Kak Putri. Arman melenguh merasakan sensasi dari amatiran seperti Kak Putri (Bersambung ke Bab 23: Malam yang berbeda)
*************​
Disclaimer: Seluruh mulustrasi yang saya gunakan dalam cerbung ini bersumber dari instagram. Jika keberatan dengan penggunaan mulustrasi tersebut, silakan kontak saya melalui PM untuk menghapus foto yang bersangkutan. Terima Kasih
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd