Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bisyar Jago Gulat

lutherstickell

Semprot Baru
UG-FR
Daftar
28 Nov 2011
Post
27
Like diterima
30
Bimabet
Hi balik lagi nih dengan petualangan sexku. Gimana latar belakangku kayaknya gak pentinglah. Jujur saja aku ketagihan dengan yang namanya ngentot, porno dan lain2nya. Cowo mana yang gak akan ketagihan menikmati tubuh indah seorang wanita, bagaikan hamba yang memuja berhala. Tapi sepertinya keanehan seksku makin menjadi, aku akhir-akhir ada fetish menyukai wanita yang kuat dan dominan. Fetishku ini (kalau bisa dibilang begitu) akhirnya mengerucut ke olahraga gulat. Gulat bukan antara lelaki, *emangnya eike lekong bo*, tapi gulat dimana pesertanya adalah wanita-wanita yang bertelanjang. Seringkali aku coli dengan bacol ini, ah nikmat sekali. Tapi coli pasti beda rasanya dengan pengalaman sendiri. Maka aku cari cara untuk bisa mewujudkan keanehan seksku ini. Targetku adalah wanita yang kuat untuk diadu fisik, masuk kategori antara lain mantan atlit, instruktur fitness, instruktur aerobik dll. Tapi semuanya gak sukses. Maksudnya, sukses sih ML dengan mereka tapi bukan untuk main gulat-gulatan.


Alternatif terakhir adalah dengan pakai jasa bisyar. Untungnya twit**ter alterku ini memfollow akun-akun twit**ter wanita-wanita cantik yang menjajakan kenikmatan sesaat. Setelah menimbang-nimbang, pilihanku jatuh kepada Vina, karena pertimbangan ukuran tubuh. Tingginya kurang lebih 168cm, dengan ukuran dada 36B, cukup standar bukan, sayangnya berat badan gak dicantumin, tapi daya tarik utamanya adalah bahunya yang bidang. Bahu bidang dapat menandakan bahwa seseorang ini atau setidaknya dulunya pernah aktif dalam kegiatan olahraga dan aktif mengolah tubuh bagian atas (torso keatas). "B.O Only, 900 2jam 2 kali cum, 1.500 6jam 3x cum, 2,000 12jam crot sepuasnya, 2,800 LT crot sekuatnya" Begitulah yang tertulis di profile akun Vina. Awal-awal ku mention tweet dia "Hi Miss Vina, aku mau booking bisa via DM" gak lama kemudian follower ku nambah satu, tidak lain kalo bukan Vina. "Sudah baca profileku?" "Sudah dong" "Oke ini no watsap ku ya 0813xyz”, Pembicaraan kita pun lanjut ke WA. "Hi Vina ini yang barusan DM" "Hi Kak, ih DP WA kamu lucu amat" Vina pasti membuka profpic WA ku untuk investigasi mukaku kayak gimana, sayangnya fotoku lagi dalam pose bodoh memakai kostum harimau, anyway "Jadi gimana, Kakak mau yang paket apa?" "Aku mau LT buat besok" Kebetulan hari itu hari Selasa, besok dan lusa aku maunya bolos saja. "Besok ya, bisa kak, aku mash free, tapi B.O ya kak, aku gak ada tempat, kakak mau LT dimana?" Dimana ya, setelah kupikir2 aku ingat masih ada voucher menginap sisa acara kantor kemarin di Novotel. "Di Bogor bisa? transport aku jemput" karena dia domisili di Jakarta" "Bisa kak, boleh transfer dulu? No Rek aku XYZABC" dengan sigap aku ganti app ke mobile banking. Ku transfer full langsung dan kutambah sedikit, ku transfer 3,000,000. Gak lama WA masuk "Kakak barusan transfernya kok banyak amat, DP dulu aja gakpapa kok Kak" "Gakpapa Miss, buat kepercayaan aja, jadi besok bisa dijemput dimana" "Rumahku di Otista kak" "Aku jemput di depan Carrefour Cawang jam 10.00 bisa? naik taxi aja nanti kuganti" "Ya oke" "Eh Vin, jangan pakai pakaian mencolok ya, casual-casual aja, nanti sexy2annya sama aku aja" "Beresss kaaaak!!"


Esoknya aku bangun pagi dan sudah bersiap, kupanaskan dulu Innova dieselku biar prima. Akhirnya kuberangkat. Mendekati Carrefour Cawang, aku telp Vina "Hi Vin, met pagi, kamu udah berangkat?" "Udah nih kak, aku udah di Taxi" "Okee aku di Innova hitam plat belakangnya DVA ya" "Iya kak" Gak lama kemudian aku sampai di tujuan, tidak lama kemudian melihat ke kaca spion ada Taxi berhenti dibelakangku, pintu belakang terbuka, turunlah seorang wanita cantik, kurang lebih di umur 24 tahun, badannya tegap. Menggunakan celana jins ketat dan kaos yang ditutup dengan jaket khaki. Tak lupa membopong tas berbentuk ransel berlambang gym terkenal. Hmmmm pikirku, kayaknya cocok nih, anaknya sporty abis. Vina mengarah ke pintu penumpang, aku buka kaca. "Hi Vin" "Hi Kaaak, aku masuk ya" Tak lama kemudian, kami pun berangkat mengarah ke Bogor.


Jarak kurang lebih 60km menuju Novotel yang memakan waktu hampir sejam serasa singkat. Ini karena Vina sangat enak untuk diajak ngobrol. Anaknya bersahaja. Seperti ngobrol dengan teman yang sudah lama. Apa saja kami obrolin. Setelah parkir kami berdua turun dari mobil, di lobby hotel aku bilang vina untuk tunggu dulu sambil aku bereskan administrasi kamar. Aku sengaja pilih kamar paling besar, itung-itung untung juga karena ada corporate rate, harga jadi lumayan miring. Setelah selesai aku panggil Vina menuju ke kamar. "Perlu bantuan bell boy untuk barangnya Pak?" Ujar resepsionis cantik bernama Lisya. Hmmmm.... prospek juga nih, badan padat berisi tapi tidak gemuk, kulit putih berkacamata dan rambut di ikat naik kebelakang ala pramugari, ikatan rambut favoritku diseorang cewe. Ah sudahlah, aku sudah ada Vina. "Nggak Mbak, bawaannya dikit" "Baik Pak, selamat menikmati" Menikmati apaan nih, suudzon kali dia tau aku mau menggenjot Vina di sini, tapi mungkin juga itu sudah SOP seorang resepsionis.

"Waaaaaahhh.... gede amat kak, gak mubadzir nih pake kamar segede gini?" "Ah nggak kok Vin, yang penting nyantai aja kita" Aku langsung melemparkan badanku yang lumayan pegal ke kasur berukuran kingsize. "AAahhhhh.... Enaaaaakkkknyaaa" Ujarku, gak lama kemudian Vina menyusulku. "Waduh kamu maunya cepet aja nih Vin" "Ih kakak, biarin dong, namanya tamu harus dilayani semaksimal mungkin, aku ini kan pacar sehari, kalo bisa malah istri sehari jadi harus maksimal" mmmmm not bad, money well spent, kayaknya gak salah pilih target nih. Gak lama setelah kami rebah-rebahan, berubah posisi menjadi peluk-pelukan, gak lama pula berubah jadi cium-ciuman penuh nafsu. Tanganku ini termasuk sopan dengan hanya memeluk dan membelai rambutnya. Cewe mana sih yang gak akan jatuh hati kalau diperlakukan romantis. Pergumulan kami menjadi semakin seru, aku terpaksa menghentikannya "Bentar-bentar Vin, pelan-pelan aja, kan kita ada seharian" "Eh Iya Kak, aku kira Kakak yang udah kepengen jadi akunya inisiatif" Aku beranjak dari tempat tidur, membuka tasku dan berganti baju ke pakaian rumah yang santai, kaos oblong dan celana pendek. Vina pun demikian, berganti baju dengan daster tanktop, atau itu lingerie ya.


"Vin, aku laper, kamu mau makan gak udah jam segini juga" Jam udah nunjukkin pukul 12.40an. "Boleh kak, isi bensin dulu sebelum bertarung" *tarung* entah kenapa kata sederhana seperti itu membuat jantungku berdebar-debar. Akhirnya pesan room service, makan sebentar, sikat gigi, bobo deh. Eh salah emangnya anak kecil. Tapi bener sikat gigi dulu daripada bau.


"Vin, sini dong" Aku yang sudah di atas kasur memanggil Vina yang masih sibuk merapikan pakaiannya tadi. Vina langsung menghampiriku dan naik keatas perutku. "Pelan-pelan aja ya" ujar Vina. Vina mencumbuku dengan lembut, tangannya melingkar disekeliling kepalaku. Aku bisa merasakan memeknya meskipun dia masih menggunakan celana dalam dan aku masih menggunakan celana pendekku. Hmmmmmmm..... mmmmwwwwwmmmmmmwmmmm erangan Vina semakin menjadi berbanding lurus dengan geliat tubuhnya, tanganku yang tadinya bersikap gentlemen dengan hanya memeluk, mulai turun menuju ke liang surganya. Basah! Waaah Vina ini hornyan kayaknya. Vina menggeliat semakin menjadi, memeknya digesekkan di atas kontolku yang sudah mengeras. Tak tahan, aku menaikkan posisiku menjadi duduk, kepalaku secara spontan menciumi lehernya yang jenjang, dan mulai menciumi dadanya, dadanya yang masih tebalut kain. Perlahan kuturnkan kedua tali dasternya. Eng ing ennnnnggg.... menyembullah Dua bongakahan daging, sontak aku langsung menyerbu dengan menjilati seluruh dadanya. Gesekan Vina semakin menjadi, dan tangannya membekap kepalaku untuk masuk kedalam belahan dadanya lebih dalam. Aku tak tahan, segera kubalikkan badannya menjadi posisi aku diatas. Serangan ciumanku semakin menjadi, tanganku kiri masih menopang badan Vina, sedangkan tangan kananku bergerilya di dadanya.


Mmmmhhhmmmmhhhmmmmm...... erang Vina mengiringi permainan lidahku. Aku sangat menikmati ciuman ini. Komposisi bibirnya begitu pas, tidak terlalu keras, tidak terlalu lembek, halus tidak pecah-pecah (apedah). Kawat gigi yang dikenakan Vina pun menambah kesan cute Vina sebagai seorang wanita muda. Kemudian tangan Vina merebut tangan kanankua yang bergerilya memainkan putingnya. Diarahkannya ke dalam celana dalam yang tersingkap setelah lingerie yang dia gunakan sudah tidak karuan. BASAH!! yep lagi-lagi itu yang kurasakan saat tanganku menyentuh memeknya. Perlahan2 aku gesek gesekkan jariku diantara bibir memeknya, peran tangan kananku yang memainkan putingnya digantikan oleh lidahku yang sudah beralih dari bibir ke puting Vina. Rangkulan Vina semakin mengencang dan sesekali, tangannya menjambak kepalaku. Aku suka. Gesekan tanganku di memek Vina ku-upgrade dengan kucoblos masuk kedalam. "HHHHHNNNnnnnnNNnnGGGG.... Kkaaaakk..." Satu jari sepertinya kurang, kutambah jari telunjukku untuk menemani jari tengah yang sudah sendirian di dalam vagina Vina. Hahahaha *Vaginavina* wkwkwk... HHHHHHhhhhhhhhhhhnnnngggg kaaakaaaaaaa Erangan Vina sangat erotis. Setelah kugesekkan tidak berapa lama, kurasakan pinggul Vina bergetar hebat dan kemudiaan BBBBSSSSSSSSS semuanya basah, Vina orgasme dan squirt. Teman wanita ku pernah cerita: orgasme, squirt dan cum itu beda. Tapi apa peduliku, nafas Vina yang tadinya tersendat sendat berat ditutup dengan helaan lega, seperti semua beban sudah terangkat. "Kakaaaak nih jago amat, pasti playboy berat" ujar Vina yang dilanjutkan dengan mencium bibirku kembali. Dua kakak beradik telunjuk dan tengah masih di dalam goa lsg kugerak-gerakkan. "AAAAaaahhhh Kaaakk...ngiluuu" "Heheheheeheeh" Aku hanya bisa ketawa kecil. Tak kuasa dengan wangi aroma memek Vina "Vin, memeknya wangi banget" "Iya dong kak, aku selalu rajin perawatan, biar customer puas" "Aku jilat ya Vin" "Ngapain ijin segala ih Kak" Kakak beradik kutarik, sebelumnya kulap dulu memek Vina yang basah dengan handuk kecil yang kusiapkan di sebelahku. Kemudian lidahku bergerilya di sekitaran memek Vina. "mmmmmmhmmmmm ya kaaaak.... kayak gitu.... mmmmmmmmmhhhh...Aaaaaaahhhhhh..." Jilatan ku semakin kunaikkan intensitasnya dan mulai kumasuk-masukkan ke liang memeknya. "Kaaaaaaaakkkkk..." lalu kemudian, kedua Tangan Vina merangkul badanku, menyatukan badanku dengan badannya, dan dengan satu dorongan, Vina memutar badanku dengan posisi 69. Vina kemudian mengunci kepalaku membekapnya dalam-dalam di dalam Vagina dengan kedua pahanya. Pahanya yang mulus kencang. Benar2 berada di surga dunia. Aku yang masih berpakaian lengkap merasakan Vina mulai melucuti celanaku. Muncullah Rudal Scud milikku. "Waaaaawww.... gede amat kak" Aku yakin Vina bilang gitu sama semua orang, karena jujur saja Tititku ini gak seberapa besar. Vina lanjut dengan mengulumnya. Aku bisa merasakan lidahnya berjalan dari pangkal selangka, menjelajahi sisi kontolku dan mula-mula menciumi palkonku, lalu membasahinya lagi dengan bibirnya yang sudah extra wet. Naik turun naik turun, kemudian hap. Masuk semua kedalam mulut Vina. Vina sesekali sambil menyepong kontolku juga mengempot-empotkannya. Sensasi vakum membuatku makin menjadi dan membalasnya dengan menjilati memeknya dengan cepat. Aku bisa Vina tidak konsen ku jilmek dari sepongannya yang tidak beraturan. Sesekali dia menghela napas. Dan.... Crrrrrttttttt..... Squirt kedua, kuncian paha Vina di kepalaku menjadi teramat kencang hingga aku susah nafas, entah orgasme macam apa yang dirasakan Vina sampai-sampai dia menaikkan badannya dengan tangan lurus bertopang di pahaku, melepaskan bekapan badanku dengan badannya. Seolah2 Vina mau memasukkan kepalaku ke dalam memeknya.

Vina melepaskan pahanya dan merebah kesamping "Haaaahhh... gila kak, enak banget... kakak kok jago amat siiih" Aku langsung memeluk Vina yang masih rebahan disambut dengan pelukan, rupanya Vina masih belom puas. Aku sudah tidak tahan, cukup dengan foreplay ini, asal pihak cewe sudah horny, kurasa kini gantian giliran ku. Kubenahi posisi Vina dengan posisi men on top, kugesekgesekkan kontolku di memek Vina. Vina yang sedang asik kuciumi melepaskan bibirnya dari bibirku dan mengambil kondom dari dompet kecil yang sebelumnya Vina taru di meja telepon samping kasur. Aku tidak melepaskan pelukanku, sembari Vina membukakan kondom, aku terus menciumi kuping, leher, pipi, apa saja yang bisa kuciumi. Setelah itu Vina memasangkan kondom ke kontolku dan langsung Blessssss...... "AAAAAaaaaaaaahhhhhh kaaaaa..." coblosan pertama memang selalu nikmat, aku bisa merasakan sisa squirtan Vina yang hangat didalam memeknya menyambut kontolku. Genjotan demi genjotan mulai kulakukan, "Lagi kaaak lagiiii" he? kurang kenceng, oke kunaikkan RPMnya "Kaaaaaakkkkk....oooooohhhh kaakakaaa...." Vina semakin blingsatan menikmati permainan ini. "Aku mau diatas kaak" Aku iyakaan dengan memutar tubuhku kesamping, lalu kemudian Vina sudah diatasku. Vina memompa vaginanya dengan kontolku yang keras ini. Tangannya bertopang didadaku, sedangkan toket dia? sangat indah, bergerak naik turun naik turun seirama dengan genjotannya. Vina kemudian menjatuhkan badannya ke badanku, kembali melingkarkan tangannya memeluk badanku dan menciumiku, kakinya yang tadinya disamping kiri dan kanan jadi melingkar di belakang pahaku, badanku terkunci tubuh Vina. genjotan Vina semakin menjadi saat aku merasakan seperti ada yang mau meledak diujung kontolku. "VVVvvviiiiinn.... aku mau keluarrrr..." "bareng kaaa..." bisik Vina dikupingku" karena Vina sudah memeluk erat tubuhku aku bisa dengan mudah memindahkan posisiku hanya dengan gerakan badan tanganku memilinmilin puting toketnya. "AAAaaaaahhh kaaaaaaa....." Vina keluar bersamaan dengan aku... Srrrrttttt srrrrrrttt srrrrrtttt srrrrtt.... aku bisa merasakan maniku berhamburan keluar di dalam kondom sekaligus merasakan basah memek Vina akibat orgasme ketiga ini. Tubuh Vina yang tadinya menegang, kembali melemas dan menciumiku dengan mesra di ujung bibir. "Enak banget kaaaak.... aku puas" lah ini siapa yang make siapa nih?? Kemudian kami tertidur dalam posisi selangkangan basah dari squirtan Vina dan lengket rembesan pejuku dari kondom yang mulai melonggar setelah kontolku kembali layu. "Tidur bentar Vin" "Iya kak" tangan Vina membelai pipiku kiriku sambil mengecup pipi kananku. Kemudian kami tertidur.

Gak lama kemudian aku terbangun, Vina masih memelukku dengan erat meskipun tidak sekencang pada saat pergulatan terakhir. Gulat... hmmmm aku jadi teringat dengan tujuan awal booking Vina LT disini. Tapi sepertinya harus perlahan. Vina kemudian membuka matanya. "Hi kaaaa..." "Pules amat tidurnya" aku perhatikan kita tidur lumayan lama karena kita berdua terbangun di jam 3.40. "Yaiyalah siapa yang gak pules setelah dibombardir begitu, 3 ronde skornya 2-1, kakak ih jago amat" AKu geer, tpi apa gunanya geer dr omongan bisyar, bisa jadi ucapannya template ke setiap customernya. Aku beranjak dari tempat tidur, membuang kondom bekasku dan membasuh kontolku. "Vin, kamu bawa baju renang?" "Mmm... bawa sih, soalnya pas kakak bilang ke Novotel aku browse dan ada kolam renangnya jadi kubawa aja, eh mau renang ya" "Yuk" setelah bebersih, aku kemudian menyiapkan diri untuk berenang. Meninggalkan kamar aku pasangkan tanda "Please Clean Room" supaya saat balik kamarku sudah rapi.

Untungnya check-in di hari kerja adalah ... sepi ... ya bener. Di kolam hanya ada aku dan Vina saja, dan beberapa pegawai hotel yang lalu lalang menawarkan makanan/minuman. Setelah beberapa kali putaran renang, aku berjemur sedikit di tepi kolam. Vina kulihat masih asik renang. Setelah kuperhatiin tubuhnya sangat atletis. Gak lama kemudian, Vina naik dari kolam dan bergabung denganku dibangku sebelah untuk rebahan. Tangannya menyambar tanganku. Sepertinya memang service oriented. "Vin aku mau tanya deh penasaran" "Nanya apa kak" "Aku perhatiin, kamu itu bahunya bidang gak semua cewe lho bahunya kayak kamu dan aku suka banget. Kamu dulu rajin olahraga ya" "Iya Kak, sampe sekarang juga masih kok" "oooOOoohhh... olahraga apaan emang" "Kalo sekarang sih seringnya fitness aja kak, angkat beban, cardio dll" dia mulai nyerocos kegiatan dia diwaktu luang, selain kerja sebagai "penyedia jasa" dan kuliah adalah nge-gym blablablabla.... aku udah gak ngerti dia ngomong apaan. "Oooohhh... penasaran nih, kamu dulu ikut beladiri gak" Vina lgsg fokus ke aku "Emangnya kenapa Kak" "Eh nggak nanya aja kok" "Aku dulu waktu SMP ikut judo, cuma udah nggak lagi soalnya dilarang papa, padahal aku suka lho" JACKPOT!!!! Fyi, olahraga Judo adalah beladiri yang tidak melibatkan tendangan dan pukulan tapi intinya menggunakan tenaga lawan untuk menjatuhkan dan mengunci lawan hingga menyerah. "Oooooo.." jawabku kalem. Abis itu aku diam. Vina juga diam. Aku beranikan saja diriku, lagian kan udah bayar ini dan gak kenal dekat, kapan lagi coba. "Vin, aku mau cerita nih, soal seks tentunya, aku ini ada kayak kelainan" "Kelainan gimana ah kak? Suka nyiksa2 gitu?" BDSM yang dimaksud Vina "Bukan bukan, ini malah pengennya aku yang disiksa" "Duh, kakak nih aneh2 aja" "Nggak nggak dengerin dulu, jadi aku gak tau kenapa kerangsang banget kalo liat cewe beladiri" "Lah aku dong" Ujar Vina, "iya bener, kok kayak takdir banget bisa ketemu yang cocok gini" Nih aku tunjukkin. Aku lgsg mengambil iPhoneku dan mulai streaming. "Pertama-tama aku dulu sukanyaliat cewe bisa beladiri, itu bikin aku terangsang banget, lama kelamaan kok beladirinya mengerucut ke gulat-gulatan gitu, soalnya gak pengenlah dipukul-pukulin." "Oke terus?" "Nih aku tunjukkin" aku kemudian membuka google dan memasukkan keyword *mixed wrestling* "Nih kalo ini nih gulat cewe lawan cowo, aduh aku horny banget kalo liat ini" kemudian aku buka website lagi www.m-club-q.com "kalo yang ini rada sadis, ini web dari Jepang, kalo yang ini cewenya menyiksa lawan cowo dengan teknik2 gulat. Cuma kayaknya berat sebelah soalnya si cowo dilarang ngelawan." dan terakhir aku buka google dan search "ultimate surrender" link pertama yang muncul lagsg kubuka. "Nah kalo ini Vin, cewe lawan cewe, gulatnya beneran, dan mereka saling adu fisik untuk melucuti pakaian lawannya dan mengunci lawannya. 3 ronde yang menang bisa merkosa yang kalah pake strapon dildo" gak kusangka saking semangatnya omonganku, dari tadi Vina memperhatikanku dan bukannya website2 yang kutunjukkan. "Kakak aneh ah" "Ayolah Vin, aku mau ngerasain kayak gitu, kamu kan dulu ikut judo pasti bisa ngelakuin itu semua" "Ngelawan kakak gitu, aku takut" "Ya nggak lah Vin, softcore dulu, akunya pasrah kayak yang di website jepang. Aku yakin kami bisa overpower aku" "Nggak ah Kak" pasrah akhirnya aku keluarkan jurus terakhir "Aku tambahin nih kalo kamu mau" "Tambahin apa?" "Ya fee kamu" "Kakak mau tambahin berapa" "Terserah Vina" "500 ya" "Tapi berarti iya, mau?" "transfer dulu kak" aku ambil iPhoneku, kubuka appku dan kutransfer 1juta. Kutunjukkan receipt electronic di layar. "Kaak, kok banyak amat" "Vin, aku yakin kamu yang paling cocok buat ini, jadi aku gak tanggung-tanggung lah". "Iiiih kakak..." "Yaudah mana coba liat, ada yang video gak?" aku buka link dan munculkan video untuk ditonton Vina. Selesai nonton "Udah gimana?" "Ya bisalah, aku coba liat lagi nanti ya kak videonya tp di HP kakak aja" untung ada wifi heheheh.... "Maunya kayak gimana kak?" "Rulenya sih gampang, miripin aja kayak di video tadi", "yang mana?" Vina bingung, "Yang cewe lawan cewe, jadi selain saling mengunci, kalau kunciannya gak bisa lepas bisa tap, tanda nyerah, kalo nyerah lanjut ronde berikut tapi lepas satu pakaian. Selain itu masing-masing juga boleh melucuti pakaian lawan sebisa sampe selesai, misal nih udah kelepas satu, contohnya aku udah ngelepas Bra kamu, aku bisa grepe-grepe kamu kayak gini" aku mencontohkan dengan tanganku, meremas-remas dada Vina yang meskipun ukurannya gak terlalu besar, tapi kencang. Vina spontan napasnya memberat, kulumat bibirnya dan berguling-guling sebentar, lalu aku teringat ini masih dipinggir kolam. "oke, oke aku ngerti, jadi kalo celana kamu kulepas aku juga boleh grepe titit kamu? kayak gini" Tangan Vina gerilya di atas rudalku. "Iya bener banget, pokoknya apapun yang masing-masing lakuin, ujungnya itu bikin lawan nyerah ya dari kuncian atau dari rangsangan, gimana? gila kan" "Mmmm... gak gila2 amat ah! kayaknya menantang!" Vina kemudian menarik kembali tangannya dari dalam celanaku.


Setelah ini kami kembali mendapati kamar sudah rapi kembali, Aku duluan mandi kemudian Vina izin mandi, aku pikir kenapa gak mandi bareng aja, tapi ah sudahlah nanti malah ngentot lagi. setelah mandi Aku duduk di pinggir kasur nonton TV dulu. Vina yang keluar dengan handuk saja naik ke atas kasur kebelakangku dan mulai menciumi tengkukku. Nafasku memburu segera berbalik arah dan menciumi Vina. Aku sudahi "Pake baju dulu Vin, kita dinner aja dulu nanti lanjut aja" "Yaaah kakak deh tanggung" Aku lagi gak mood. Akhirnya kamu sudah berpakaian. Makan malam kami singkat. Sepanjang makan malam Vina memegangin HP ku untuk menonton turnamen gulat ultimate surrender yang hot. Tampak dari matanya yang konsen sekali. Kami makan di pojokan restoran agar Vina bisa membelakangin tembok dan gak ada yang bisa ngintip apa yang Vina tonton di HP ku. Sekembali dari restoran hotel, aku istirahat dulu, Vina menyurul ke rangkulanku masih menonton video gulat yang kukasih. "Hebat ya mereka, tekniknya bagus2" "Teknik apaan? ngobok2 memek lawan?" "Heuuu kakak mah...". "Jadi kapan mau mulai?" Vina tanya, tentunya aku bersemangat. Karena aku sudah memesan suite yang cukup besar, jadi ada ruangan yang cukup lega untuk dijadikan arena gulat. Untungnya pula lantainya dilapis karpet lembut, yang aku perlu lakukan adalah menggeser beberapa bangku dan kursi ke balkon agar ruangan jadi lebih lebar. Gak usah dipikirin berapa luasnya yang penting cukup lah.


Aku berganti pakaian dengan hanya menggunakan celana dalam. Vina awalnya menggunakan onderdilnya berupa sepasang pakaian aerobik berupa Sport Bra dan Hotpants, aku sedikit protes "Yah Vin, kalo make itu susah banget ngelepasnya atuh" "Yah si kakak....katanya mau olahraga" "Olahraga bokep neng..." "Yaudah aku ganti", Vina ngubek2 tasnya kemudian ke kamar mandi untuk ganti pakaian. Keluar dari kamar mandi, dia hanya memakai BH dan Celana dalam setelan berwarna merah yang meskipun simple tapi cukup seksi dikenakan. "Gimana kak, cukup?" "Oke boleh lah itu, ayok sini" Kami masing-masing mengambil posisi bersimpuh berhadapan. "Sudah siap?" ujarku. "Siap hajar kamu maksudnya?" Vina menyahut dengan senyum centil. "Jangan salah kak, kakak bener kok aku bisa overpower kakak, dan aku juga tau rule gulat kayak gimana" Lah kok dia jadi intimidatif gini?

"OK, kita mulai!!!"

Perhatikan baik-baik ya kalimatnya biar bisa dibayangin dengan bener. Dari posisi bersimpuh, kami berdua saling meluncurkan serangan tangan bukan untuk memukul tapi untuk menyergap dengan kuncian. tepisan demi tepisan akhirnya tanganku dan dia saling mengunci, fingerlock. Adu kekuatan dengan Vina sangat menggairahkan. Vina yang beratnya dibawahku kurang lebih 20kg dariku ternyata menyimpan tenaga yang besar disamping mungkin olahraga teratur dia juga menunjang hal ini. Melihat pernyataan dia yang soal overpower sebenernya sih gak mungkin, aku hanya sedikit mengurangi tenagaku demi sensasi di gulati oleh seorang wanita. Masih fingerlock, Vina menahan laju tubuhku dan mulai mendorongku kebelakang, aku tentu saja hanya berpura-pura kalah, namun ternyata aku salah perhitungan, tiba-tiba vina menjatuhkan seluruh tubuhnya keatasku, melepaskan fingerlock dan merangkul kepalaku dengan tangan kirinya. Berbeda dengan rangkulan cinta (alaaaaahhh...) waktu ML, rangkulan ini mencekikku, cekikann sangat kuat diperkuat dengan posisi tangan kanan Vinan menggengam tangan kirinya membuat cekikan ini semakin efektif. Geliatan Vina mengubah posisi vina menjadi melintang diatas dadaku, kedua tanganku berupaya mencari cara melepaskan cekikannay, tangan kananku mencoba menarik cekikan namun tidak berhasil juga. tangan kiriku yang sedang mencari cara untuk juga melepaskan cekikan tiba-tiba ditangkap oleh tangan kanan Vina dan dengan koordinasi kaki yang cepat, tangan kananku sudah terjepit diantara kedua kakinya. Vina melepaskan cekikannya, mengambil tangan kananku dengan tangan kanannya, mendorong ke jarak terjauh sedangkan tangan kirinya menopang tubuhnya di atas dadaku. Aku memperhatikan nafas Vina memburu tapi ada senyuman. "Kekunci kak?" "Iya" "Booong!!!!" kemudian Vina melepaskan topangannya memegang tangan kananku dengan kedua tangannya dan mengencangkan jepitan kakinya yang menjepit tangan kiriku. Posisi kami seperti salib (NO SARA), Vina menstrecth kedua tanganku, aku tidak menduga Vina bisa sekuat ini. Akupun mulai kesakitan "Viiiinn...AA.a...a." "Kenapa Kak, katanya pengen kayak gini" bahaya ini, ternyata Vina dominan. Aku semakin kesakitan dan mencoba melepaskan kunciannya namun tidak berdaya sampai sampai aku mengangkat pinggulku dengan kedua kakiku untuk menggulingkan Vina. Tidak berhasil juga, Vina kemudian melepaskan jepitan kakinya, saat aku masih konsen memulihkan tangan kiriku, tiba2 kepalaku dibekap dengan kuncian paha. Kuncian paha melingkar dari ketek kiriku ke leher kananku. Vina kemudian juga melepaskan salah satu tangannya di tangan kananku lalu menyambar kaki kananku dan ditariiiiknya ke arah kepalaku. Sakitnya sungguh diluar dugaan. Aku terpaksa tap dengan memukul tangan kiriku ke lantai. Vina segera melepaskan kedua kunciannya. "BWWWWWWaaaahhhhhhh" Aku melepaskan nafas.... Vina justru tampak excited "Ini seru banget kak, kakak mah cemen, bisanya ngewe juga" kenapa Vina jadi kasar gini...

"Ronde Kedua!" Teriakku "Eits tunggu dulu, tadi kakak bilang yang tap ronde selanjutnya mesti lepas satu pakaiannya. Celana... celana... ayo dicopot..." Duh dia inget lagi aturan itu, harusnya kan aturan itu kalo dia gak berdaya kukunci jadinya aku bisa gulat lawan Vina bugil. "Okeee... nih" Spontan sambil kesal kulempar celana dalamku ke kepala Vina, tak diduga Vina kesal dan langsung menyerangku, Masih dengan teknik andalannya, rangkulan cinta kemudian Vina berusaha membantingku ke depan dengan teknik bantingan judo dimana kaki kiri menjegalku agar aku jatuh ke depan. Tapi kali ini aku sigap, aku bisa bertahan tidak jatuh dan mengubah posisiku sedikit menyamping, kuikatkan kedua tanganku diperut Vina sbegai kuncian pertama, kami berdua saling mengunci, kuncian Vina dikepalaku sedangkan kuncian ku diperut Vina, tadinya aku mau suplex Vina (digoogle aja ya suplex apaan, eh jangan deh, maksudnya bantingan ke belakang) tapi aku takut Vina cedera akhirnya bantinganku kuperingan dengan jongkok terlebih dahulu dan kulemparkan Vina kebelakang "AAAakkkkkhhhhh..." Vina berteriak sambil terhempas kebelakang, untungnya karpetnya empuk jadi mendaratnya enak. Kami berdua saling melepaskan kuncian, namun aku duluan menyerang Vina dengan meniban dia, sedikit mirip 69 dimana aku diatas, namun posisi kami ini adalah dada saling ketemu wajah Dada Vina di wajahku, Dada ku didada Vina. Kupeluk erat dan Vina meronta tidak bisa bangun karena kutindih. Meskipun demikian tenaga Vina cukup besar sampai-sampai aku kewalahan saat dia berusaha berbalik badan. kulonggarkan kuncianku dan membiarkan Vina memutarkan tubuhnya baru kemudian kuncian kurapatkan kembali. Vina mengerang sambil berupaya melepaskan kuncianku. Perlahan-lahan kubukan kuncianku memindahkan cekikanku dari dada ke leher Vina. Dikarenakan lingkar leher yang cukup kecil, maka tangan kiriku dirasa cukup untuk menghandle Vina lewat kuncian leher. sambil meronta, kedua tangan Vina mencoba melepaskan kuncian namun tidak berhasil, tangan Vina pun main main ke kontolku namun tidak ada gunanya. Kuncianku terlalu erat. Masih tidak berdaya, Vina kudorongkesamping untuk merebah dan tangan kananku mengobok-obok memek Vina. "Kyyaaaaaaa......" Vina menjerti, aku agak kasar memperlakukan memek Vina, mengingat awal sikap dia yang menjadi dominan, aku mau dia tau siapa bos disini. Vina mengerang, meronta namun tidak bisa berbuat banyak di dalam kuncianku. Kombinasi Gesekan dan Obokan yang dilakukan kakak beradik telunjuk dan tengah ini memang signifikan membuat Vina squirt berturut2 dua kali, sampai aku kira dia kencing. Vina pun tak lemas tak berdaya, namun karena belum ada tanda-tanda menyerah, aku tak ambil resiko. kemudian kuberatkan tubuhku menindih dia, Vina pun dibawah tubuhku sambil aku menjauhkan semua anggota badan seperti kaki dari tangkapan Vina untuk dijadikan serangan balik. "Nyerah Vin?" "Bentaran" Vina sambil ngos-ngosan masih mencari cara untuk keluar dari tindihanku, namun tidak berhasil. TAP TAP, kudengar tangan Vina menepuk lantai dua kali tanda dia menyerah. Aku lepaskan kuncianku dan mundur kebelakang. "Mayaaan... 1-1, kamu hebat Vin, kamu hebat" Vina masih mengumpulkan nafaas ngos-ngosan tidak menjawab dan mencari ikatan rambut di dalam tasnya. Sambil mengembalikan nafasnya Vina sedikit pemanasan dengan jalan ke kanan dan ke kiri. "Oke, hhh hhh hhh kali ini hhh hhh hhh serius kak" Vina kemudian mengambil aqua botol dan meminum hampir setengah botol, kemudian melepaskan CD dan BHnya "Lah, satu aja yang dilepas Vin kan nyerahnya sekali" "Udah kak, kita tarungnya all out" Aku terbakar semangat, begitupun kontolku. "Vin ujung-ujungnya ronde ini aku bakal ngentotin kamu, liat nih kontol udah keras mau meledak" "Boleh aja kak, gulatin Vina dulu sampe squirt2 kayak tadi siang, ujungnya ngentot hajar aja kak, lagi seru, udah lama gak sparring" Woooww.... perkataannya ini membakar semangatku.

"OKE Ronde terakhir: Ronde Ketiga!!" tidak ada yang gerak, kami berdua saling mengamati, mencermati, mencari cara terbaik untuk menyerang. Aku duluan maju. Vina menyamakan. Tanganku kedepan untuk mencari tumpuan di tubuh Vina yang sudah bekeringat deras. Dadanya berayun-ayun sedikit mengikuti arah gerak tubuh Vina. Serangan tanganku selalu ditepis hingga serangan terakhir dimana aku bisa mendapatkan pegangan di leher belakang Vina, namun aku lengah, Vina berputar balik ke kiri, menarik tangan kananku dan membantingku melewati punggungnya. GEDEBUUUUUKKKK.... Aku yang masih kesakitan di punggung akibat bantingan ini mencoba bangun namun terlambat, Vina sudah menerjang keatas tubuhku. Memeknya ditanamkan di wajahku dan menggoyang-goyangkan badanku untuk melingkarkan kakinya dikepalaku, hingga akhirnya mendapatkan kuncian kaki melingkari kepalaku. Aku akhirnya keluarkan jurus bokep dengan menjilat2 memek Vina. Vina yang kaget dengan jilatan maut mencoba melepaskan kunciannya dan mencoba kabur terhalang karena tanganku sudah melinkar di pinggulnya menahan dia untuk bisa mengelak. Posisi kami 69 dengan kedua paha Vina menjepit erat kepalaku. Vina menjadi kelojotan akibat serangan lidahku dan kedua pahanya tidak lagi mengunci. Vina sepertinya juga tidak tahan melihat kontolku sudah tegak dari ronde pertama tadi. Akhirnya dikulumlah itu rudal dengan sepenuh tenaga. Sesekali Vina juga mengocok Kontolku dengan tangannya, namun kakinya kembali mengunci dengan posisi melintang dari ketiak kiriku ke leher kananku. Aku lanjutkan jilmekku hingga dahsaytnya Vina kembali squirt lagi. "KAaaaakkkkk...." Namun berbeda dengan sebelumnya, setelah squirt Vina tidak melepaskan kunciannya, maka aku mengumpulkan kekuatan untuk bangun dari posisi merebah, Vina yang masih mengunci kaget dengan bangkitnya tubuhku dan sudah tidak mengulum kontolku, Aku mengangkat tubuh Vina hingga aku berdiri, posisi Vina masih menggantung dengan bertahan pada kuncian paha di bagian atasku. vina kemudian bangkit seperti posisi sit up dengan tangan kanannya memegangi kepalaku. Sedangkan tangan kirinya jadi fingerlock dengan tangan kananku, tangan kiriku memegangi paha Vina untuk menjaga keseimbangan. Vina yang masih kujilmekin bergeliat membetulkan kuncian pahanya dengan menarik2 kepalaku untuk mendapatkan posisi yang pas, sementara aku bergerak berjalan ke arah kasur. Setelah diujung kasur, kemudian aku banting Vina dengan sekuat tenaga kearah kasur, karena tau mendarat di kasur gak akan sakit. Bruuuuakkkkkkk!!!!!!!!! berbarengan dengan terbantinyanga Vina ke kasur, ternyata squirt juga Vina. Cruaaattttt... semprotannya terkena mataku, aku pun buta sesaat karena ada sebagian cairan yang masuk ke mataku, namun aku segera saja melemparkan tubuhku ke atas Vina. Vina juga menyambutku dengan pelukan yang berubah menjadi dekapan yang sangat erat, kuncian paha melingkar di belakang pinggulku sedangkan tangannya (lagi-lagi) merangkul erat leherku. AKu yang sudah tidak tahan bilang ke Vina "Vin, udah vin ngentot aja, pasangin kondom" "Iya kak mmmmhhhhhmmmm" Vina menrebut bibirku dan kami sambil berciuman saling menggesek-gesekan kemaluan kami namun masih kutahan untuk tidak masuk dulu sebelum Vina pasangkan kondom. "Mau langsung aja Kak?" "Jangan Vin mmmm..hhh...hhhmmm... pakein kondom biar enak" Vina kemudian mengambil kondom dari meja telepon dan dengan sigap memasangkannya ke kontolku "Udah Vin" "Udah kak" setelahnya langsung aku bor memek Vina sekuat tenaga, Vina mendesah-desah keenakan dan kehornyan, aku bisa merasakan memeknya basah total. Vina sampe hampir seperti berteriak setiap kali kusodok memeknya. Vina yang masih dengan kunciannya tidak melepaskanku lebih agresif dengan memutarbalikkan badan kita berdua hingga berubah posisi menjadi Vina yang ada diatas tubuhku. Kini Vina yang gantian menggenjot kontolku dengan memeknya sambil tidak melepaskan ciuman dahsyatnya di bibirku. Kemudian Vina melepaskan rangkulannya, tangan kanannya menjambak rambutku sementara tangan kirinya meremas dadaku dan sesekali menampar wajahku. Aku suka sekali, aku suka seperti ini, inilah seks yang selama ini kuinginkan. Saat kuncian paha Vina semakin erat dan mulai dan jambakannya semakin erat aku bisa merasakan paha Vina mulai bergetar, maka aku balas jambakannya dan merebut kepala Vina untuk aku cium bibirnya sambil kami berdua orgasme. AAAAaahhhhhhhhhhhhh.... crot ternikmat by far yang kualami. Vina masih menikmati orgasmenya dengan menahan tubuhnya, membiarkannya bergetar hingga selesai. setelah kurang lebih 20 detik-an orgasme, Vina melemas dan merebahkan tubuhnya ketubuhku. "Kaaaaaa.....nikmat kaaaa" "you're the best Vin"... Selepas itu kami berdua merebah tidur dengan pulas. Dini hari, kami terbangun dan mencoba pertandingan yang sama lagi, hasilnya bisa diduga 3-1 dari pertandingan gulatku dengan Vina. Kami kemudian terkulai tidur kembali dan bangun pukul 9.

Aku melihat Vina sudah terbangun namun hanya terdiam memperhatikanku, kuciumi pipinya dan berlanjut dengan mencumbunya. Bisa ditebak setelah ini ada gulat 1 ronde lagi dan seks 1 ronde. Setelah itu luar biasa pegalnya. Aku tawarkan mumpung di sini mau spa atau tidak. Vina mengangguk saja. Sesudahnya kami pun pulang. Aku antarkan Vina ke depan jalan masuk rumahnyankarena Vina gak mau orangvtau rumahnya. Setelah2 ini aku jadi langganan tetap Vina untuk petualangan seks lainnya.
 
Ceritanya bagus tp karena singkat dan penulisannya kurang rapih jadi tenggelem.

Klo ini real story petualangan yg menarik,.
Jasi penasaran tokoh vinanya bener ga ya.. Haha
 
:mantap: Gan ..
Cerita yang memberikan ide untuk BDSM :thumbup: ....
 
Itu serius suhu? Dulu ane jg pernah kaya gtu, krn basic ane dan ce ane atlit silat untuk fighter
Ujungnya berakhir dg keringat yg luar biasa, tp gga smp ML yh suhu cuma petting krn ane komitmennya pas nikah br ML 😊
 
Ceritanya sih dramatisir, tp ttg gulat dan tokoh Vina itu based on real my story. Doi satu2nya TO yg bisa dan mau ngelayanin fetish aneh gw. (Yaiyalah mau, gw tambahin DCnya... Hahaha)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd