Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bule-bule ganteng di kos cewek

Status
Please reply by conversation.
http://www***mbar123.com/beras_fd38c666b533e261560c3485b7ed294f3af8b2d8.jsp?id=a65b8a416faHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzgyYzBjNjUyOTYyNjUyNy5qcGc%3D&hash=031ac01d2b11b6d51f6e968f3936a87e2ae4cfd7


Naya Tan, gadis Manado/keturunan Chinese umur 19 thn

http://www***mbar123.com/core_14232.html?id=30ed1a05d7aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzMzNmIzMzUyOTYyNjUzOS5qcGc%3D&hash=3e51437fc7bdee6af58c3e6d456b9dd9fa9e1799

Edo Putra, cowok Manado umur 23 thn

http://www***mbar123.com/bakso_8168b0ddc2871e10a2d69c7bfd7a36b2bc9fe52e.jsp?id=e9e40e88ebaHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzI5ODE2MDUyOTYyNjU3MC5qcGc%3D&hash=3efdd77d9fc24ceb0c529415f3e7b62c57b83c90


Brian Solomon, cowok California berdarahBritish/Irlandia umur 24 thn
http://www***mbar123.com/bakso_58832.asp?id=8a9715f840aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2RjNTcxMzUyOTYyNjU1MC5qcGc%3D&hash=faa182fc773fd2f98c19f421a9b0e2c297aee907


Brenda Marciano, gadis California berdarah Itali umur 23 thn

http://www***mbar123.com/opensesame_9d88e6c220bb8551f59d46754dd3d90c600094c9.asp?id=bf3695b39daHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2IxZjI3ZjUyOTYyNjUzMy5qcGc%3D&hash=3408eb6dac613df58c57aeedc9edd6e48c32343b


Shaun Garcia, Cowok California berdarah Rumania, umur 25 thn

http://www***mbar123.com/bakso_d405aa8fa002a1cc6e8d3271345ed979da8cd037.jsp?id=8d43cb6c30aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2JiMWVjMDUyOTYyNjU2Mi5qcGc%3D&hash=e397f7b7a3dae7e3ed948a67ed1bd77eb57aaeaf




Episode 13 Akibat bermain api

POV Edo

"Argh"

Akhirnya setelah bertahun-tahun menahan nafsu aku dapat merasakan surga dunia. Dan malaikat yang menuntunku juga tidak tanggung-tanggung, gadis bule yang sangat cantik dengan bodi yang mengalahkan banyak artis.

Brenda memang sempurna bagiku, ia benar-benar nikmat. ML dengan Brenda rasanya sungguh-sungguh indah, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Brenda sementara tidur, ia masih telanjang bulat, dan posisi tidurnya sungguh menantang.

Kembali ku usap tubuh mulus dan kencang itu. Ih... bikin aku jadi terangsang lagi! Kakinya kembali ku renggangkan sampai terbuka lebar dan kembali perpampanglah memek gundul yang legit itu. Tak sabaran tanganku membelai dan mengais-ngaiskan jariku.

"Ah... oh... " Brenda mendesah. Aku tidak tahu ia pura-pura tidur atau beneran. Tanganku semakin aktif mempermainkannya. Kini jari tengahku mencari jalan masuk melalui lorong nikmat dan menekannya dari dalam... aku mengocoknya lagi.

"Ah, Edo... cape dong!"

Jariku kini sudah bertambah satu dan merasakan licin ketika memasukinya. Ia pasti sudah sangat terangsang. Kembali ku kocok memek legit itu dengan kecepatan tinggi, Brenda kembali mendesah... ia langsung teriak nikmat, dan mendesah dengan keras.

Tanganku sudah pegal tapi aku tidan mau berhenti, dengan intensitas tinggi terus mengocok lobangnya. Tidak sampai 5 menit kemudian, tubuh seksi kembali menegang dan tersedak dihajar permainan jariku. Ia sudah orgasme...

"Huhhhhh" Brenda menarik nafas panjang, dia menatapku tajam.

"Dengar baik-baik Edo, tunggu lima menit, tapi kau jangan ke mana-mana. Akan ku balas perbuatanmu! Dan kau harus tanggung jawab sudah membuat birahiku naik kembali..." Brenda berkata dengan wajah mupeng.

Sekilas ada pergerakan di bagian atas, astaga. Aku baru sadar bahwa jendela tinggi terbuka lebar dan apa yang kami lakukan selama ini bisa dilihat jelas dari lobby lantai 2. Eh... kayaknya ada tubuh seorang gadis di kegelapan sedang mengintip kami.

'Apa itu?' Terlihat bayangan itu membuat gerakan kecil dari kegelapan. Kelihatan tubuh seorang gadis sementara merapikan pakaiannya yang terbuka. Ia kelihatan sementara masturbasi.

'Astaga... bisa-bisa ia menyaksikan semuanya. Wah, harusnya kupanggil aja trisome, hehehe. Ayo dong Nerd-ho, kita harus buat pertunjukan terbaik untuk gadis itu' Aku terus berbicara dalam hati.


POV Titien

Aku memegang tangan Brian kali ini aku sudah berbaring di sofa dengan paha Brian menjadi bantalku. Kami tadi sempat melihat Naya menarik Shaun ke kamar dengan wajah mupeng. Pasti ia sudah gak tahan. Ini semua perbuatan Edo dan Brenda, siapa suruh ML pake buka jendela, sampe kedengaran di atas.

Sebenarnya saya dan Brian sempat mengintip mereka, tapi karena melihat Naya yang sudah mulai pegang-pegang toket sendiri, terpaksa ku tarik Brian kembali ke sofa. Malu ah sama Brian.

“Terus Shaun... ah... ah!” terdengar desahan Naya dari kamar.

Aku melirik ke wajah Brian, yang juga melirik ku. Segera gairah ku kembali terpancing dan adegan panas dari Edo dan Brenda serta adegan Naya yang self-service kembali terbayang jelas.

“Sayang! Kita keluar, yuk! Cari angin...” Brian hanya mengikutiku.

Kembali kami melewati lobby tempat Naya tadi bersembunyi, dan terus menuruni tangga. Sekilas kelihatan Edo dan Brenda masih bermesraan di tempat tidur sementara telanjang bulat.

Eh... kayaknya ada orang lain di tempat Naya tadi. Saya gak tauh apa itu Della atau Landa. Kayaknya masih terus mengintip Edo, siapa tauh ada adegan lanjutannya.

Di luar sangat gelap, tidak ada bulan ataupun bintang-bintang. Apalagi lampu luar di taman belakang kos ini tidak dipasang. Cahaya yang tembus hanyalah lampu kecil dari kamar Brenda dan pada ujung bangunan.

Saya membawa Brian ketempat itu, dan tidak seperti biasanya Brian tidak perlu bertanya-tanya.

Belum sempat Brian duduk, aku sudah memeluknya dari belakang, menempelkan toketku yang sudah keras. Brian segera berpaling ke arah belakang, dan kepalanya langsung ku peluk erat...

Ciumanku yang ganas dengan gairah segera mencari bibirnya, dan langsung melumat mulut Brian. Ia masih terengah-engah mencari nafas, namun bibirku terus menuntut.

“Kenapa sayang?” Brian menganggat daguku dan memaksa kepalaku mengadah kepadanya. Aku menutup mata, karena malu.

“Aku .. mau... oh, shut up, Brian!”

Kata-kataku tidak beraturan dan aku sudah kembali menciumnya. Segera terasa balasan lumatan Brian yang juga sama bergairah. Aku tersenyum, sambil membuka mulutku menantikan french kiss yang sangat panas. Aku merasa berada di awan-awan. Desahanku keluar tak tertahankan lagi.

Kali ini aku yang mengambil inisyatif. Ku paksa Brian duduk di kursi kecil di taman, sementara aku duduk diatas pahanya saling berhadapan. Kali ini bibir Brian yang mencari bibirku, tapi sengaja ku hindari. Jariku ditempel di atas mulutnya sehingga Brian tidak bisa melumatku.

Brian melirikku yang sedang membuka kancing kaosku ... tanganku langsung ku angkat ke atas. Brian mengerti...

Brian menyentuh kaosku perlahan-lahan dan menariknya ke atas. Tak lama lagi ia akan melihat tubuh yang selama ini hanya bisa dibayangkan. Aku merasa sangat seksi membuka baju dihadapan cowok yang terus menatapku dengan terpesona. Rasanya mau menari striptease... sayang tidak ada musik.

Kini kaosku sudah terbuka... bagian atas tubuhku tinggal dibalut dengan bra merah muda. Segera tangan Brian menjamah punggungku, mencari kancing dari bra andalan ku. Tangannya sangat cekatan menemukannya dan membukanya perlahan-lahan. Bersamaan dengan turunnya bra-ku, terbukalah buah dada montok yang selama ini disembunyikan.

“Romeo, ayo dong! Jangan cuma lihat seperti itu!”

Setelah menelanjangi tubuh bagian atasku, Brian masih terus memandang toketku yang sementara mengacung menantang. Ia melihatnya dengan terpesona sambil mulutnya terus memberikan pujian. Aku merasa sangat seksi... toketku semakin kencang saja mengundang Brian memainkannya.

Tangan Brian mulai bekerja, ia mengelus perutku dan perlahan-lahan naik ke dua bukit indah. Aku mulai terbuai. Tangannya tidak berhenti, mulai menyenggol toket dari bawah dan memutari pinggiran gunung. Sentuhannya yang penuh perasaan membuatku terus melayang jauh... aku mulai menutup mata...

Kini tangannya mulai menggengam dan meremas. Jari-jarinya yang lebar mampu merengkup toketku dan memilin dengan gerakan teratur. Aku kembali mendesah... indah sekali, gairahku terus terbakar... tapi rasanya ada yang kurang.

Dari tadi tangan Brian sepertinya menghidari pentilku, membuatku merasa penasaran. Ia sempat menyenggolnya tetapi setelah itu jarinya ditarik lagi. Aku jadi tidak puas!

“Romeo, please!” Aku tak tahan lagi.

“Please apa sayang?” Ia terus menggodaku.

“Romeo, jangan permainkan aku lagi.” Aku kini tak malu-malu meminta. Tangannya ku taruh tepat di pentilku dan jarinya segera memutarnya.

“Begini?” Ih... bikin kentang banget.

Segera ku tarik kepalanya, dan menaruh bibirnya di toketku... karena tidak tahan lagi aku segera berkata,

“Kalau kamu tidak mengisapnya, aku tidak akan mengisap kontolmu!”

Brian hanya tertawa dan mengisap kedua putingku secara bergantian dengan penuh gairah... aku segera terbang... Aku tidak kuat lagi menahan gairah, desahan yang kuat, aku tak sadar sudah terbakar nafsu.

Tiba-tina Brian menghentikan nenennya, dan menatapku.

"Sekarang sebelum lanjut, aku mau kepastianmu... do you want to be my girl?"

Aku memandangnya kembali dengan nafsu sudah diubun-ubun... dan Brian hanya menatapku penuh harap.

"Ia aku mau, cepat teruskan!" Ia membuatku tak dapat berpikir lagi.

"Beneran?"

"Iya... ahhh! Ayo dong, sayang!"

"Swear?"

"Iya, I love you, too! Puas? Sekarang lanjutkan"

Sambil tersenyum nakal Brian kembali membenamkan mulutnya di payudaraku. Puting yang kecil dan berwarna merah mudah langsung menyambutnya. Gairah perawan yang sangat kuat kembali menerpa, membelai, dan membawa aku ke langit ketujuh.

Kali ini Brian tidak bermain-main lagi. Perhatiannya dicurahkan untuk membuatku puas. Tak henti-henti mulutnya mengisap, menggigit kecil dan memutar putingku dengan lidahnya. Sementara jari-jari yang cekatan terus memanjakan payudara yang satunya lagi.

Desahanku makin kuat, aku merasakan desakan kepuasan mulai terkumpul dan siap untuk meledak... aku tidak perduli lagi apa yang terjadi, aku mendesah keras.

“Ahhhh” Tubuhku melengkung ... dengan otot perut yang menegang menahan gairah. Segera birahiku memuncak, dan CD-ku langsung terasa basah dengan cairan orgasme...

Hampir 2 menit itu aku tidak bisa berpikir, segala sesuatu terlalu indah dibayangkan. Dan tubuhku langsung ambruk didalam pelukan Brian.

-----------

POV Naya

“Ahhh.... Dickhead! Kau apakan aku? Enak sekali!

Aku kini telanjang didepan cowok itu, semua pakaian sudah terbuka, kecuali satu pertahanan terakhirku yaitu segitiga yang menutupi bukit kecil selangkangan. Tubuhku yang dulu mungil itu kini terbuka dengan indahnya, pasti Shaun sudah gak tahan lagi.

Setelah ciuman dan belaian dengan Shaun, kami berdua kini saling menelanjangi. Sementara Shaun ingin segera membuka kaosku, aku justru ingin membuka celananya. Kayaknya aku yang menang, Shaun sudah telanjang bulat, sementara aku masih menyisahkan CD.

Shaun sih yang kelamaan, setelah membuka bra-ku ia hanya terpesona memandang toketku. Kesempatan terbuka bagiku untuk membuka CD-nya dan mengeluarkan isinya yang sudah sangat tegang.

Sementara aku mengocok kontolnya, Shaun masih terus menyerang toketku. Aku tauh dari kemarin tangannya sudah gak tahan untuk mengrepe-grepe dadaku.

Kini terbuka lebar kesempatannya, tangannya terus memilin dan menekan berirama, membuatku melayang. Kini dengan gerakan memutar ia menggenggam payudaraku... walaupun kecil dibandingkan dengan Titien, apalagi dengan Brenda, tetapi Shaun justru menganggap milikku sebagai mainan yang menyenangkan.

Kali ini mulutnya mulai bekerja, bibirnya segera terbuka menyedot putingku dengan ganas. Mulutnya tak puas-puasnya nenen di toketku, berpindah pindah dari toket yang satu ke yang lainnya.

Aku terus mendesah penuh birahi.
Kalau saja aku tidak membagi pikiranku dengan menyerang kontolnya, sudah dari tadi aku orgasme. Untuk aku masih mampu mengimbangi permainannya dan mengocok kontolnya terus. Kontol besar itu makin ganas saja, dan helmnya kini tampak berkilau.

‘Ihhhh..., dengan modal kontol seberingas ini, mana ada memek yang nolak!

“Naya... isap dong, jangan cuma pake tangan!” Ternyata Shaun mau dioral...

Eh, siapa sih cowok yang gak mau dioral gadis cantik dan perawan ini... gak mungkin nolak, toh! Aku harus membuka mulut besar-besar agar kontolnya bisa masuk, baru helmnya mulutku sudah rasa penuh.

Ia membiarkan aku bermain-main dengan kontol ini sampai aku mulai terbiasa. Pada awalnya Shaun protes tiap kali kena gigi, tapi kini ia diam saja. Pasti kulumanku semakin lama semakin dasyhat.

Sementara toketku terus dikulum, kini tangan kanan Shaun mencari target baru. Tangan itu mulai membelai turun melewati perutku dan terus menuju ke arah vaginaku.

Belaian pertamanya masih dari atas CD telah mampu membuatku terbelalak menahan gairah, aku tahu aku tak mampu bertahan lama... kubiarkan saja tangannya terus membelai memekku mencari titik-titik yang paling merangsang. Dan setelah klitorisku ditemukan, akupun langsung mendesah nikmat...

Tiba-tiba Shaun berdiri... ia tampaknya sangat bernafsu, tapi ia melepaskan kontolnya dari kulumanku. Ia menyuruhku terlentang dan ia memegang kakiku.

Aku masih terbelalak ketika Shaun menarik CD-ku turun. Aku mencoba mencegahnya tapi terlambat. Shaun kelihatannya memaksa dan menuntut. Aku bingung belum sempat bilang apa-apa dan tiba-tiba saja CD ku sudah merosot turun ke lutut.

Kini tanganku refleks bergerak menahan CD-ku dan memegang ujungnya dengan gemetar. Tapi Shaun melepaskan genggamanku, tangan kirinya langsung mencoleh kecil vaginaku dan genggamanku pada pinggiran CD mulai terlepas. Akhirnya dengan pandangan tegang aku melepaskan satu-satunya kain penutup tubuhku.

Matanya kini memandang vagina perawanku yang kini membukit dengan nafsu... aku malu dengan tatapannya yang seakan menerobos menembus bibir labiaku. Aku menutup mata menahan nafsu. Aku mencoba menutupnya dengan tanganku, tapi justru kakiku dipaksa membuka lebar.

Sekali lagi aku kalah, nampak sekali Shaun mendesakku, menuntut pelampiasan. Aku mulai menyadari kata-kata Kak Titien untuk hati-hati jangan main api. Kini aku menanggung akibatnya.

Sekilas keraguan yang muncul ternyata memperburuk posisiku. Kakiku sudah terbuka lebar sedangkan tanganku sudah ke keatas dan tidak dapat lagi menghalangi vaginaku dari tatapannya. Matanya kelihatan sangat nafsu menyapu bersih permukaan vaginaku yang ditutupi rambut-rambut tipis.

Aku menutup mata membayangkan apa yang akan terjadi. Tak dapat kusangkal nafsuku juga sudah di ubun-ubun. Tapi aku sempat menyesal kenapa jadi begini.

Dalam posisi kaki masih terbuka lebar, Shaun menarik tubuhku ke pinggir tempat tidur, dan kini kontolnya mulai mendekati memekku... kontolnya terasa hangat dan keras menyentuh pinggiran vaginaku mencari lorong kenikmatan ...ia masih mengesek memek ku...

Aku kini sangat tegang, menantikan detik-detik melepaskan keperawananku... apa? Melepaskan keperawanan? Aku jadi kaget dan sadar...

"Jangan! Oh tidak Shaun, saya masih perawan"

"I'll be gentle honey, you will never forget you'll first" Shaun mencoba menenangkanku. Kini kontolnya semakin mendesak mencari jalan masuk.

"Oh.... ahh...,ehhhh! Jangan Shaun!" Aku masih menolak, mencoba berputar ke kanan melepaskan tubuhku dan menutup kakiku.

"Oh no... you are mine honey...Aku tak tahan lagi, aku harus mengentotmu detik ini." Shaun menangkap kakiku, membuka lebar-lebar dan memegangnya kuat-kuat. Ah aku tak bisa lagi melepaskan diri kontol itu semakin kuat mencari celah, dan hanya bisa pasrah keperawananku segera akan ditembusi kontol raksasa itu...

Bersambung
 
:mantap: Udah update, wah Naya udah lepas perawan juga.:coli: Wah keren Brian cowo gentle minta kepastian dulu walo Titien udah konak. Semoga adegan SS Brian Titien nanti adegan slow pake foreplay ..*** terburu2 :beer:
 
Sahabat sejati.. Mau ilang perawan aja bareng2
Xixixixixi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
http://www***mbar123.com/friedrice_8e932b5007b850590424cc8a1287e9756a174ea7.jsp?id=a65b8a416faHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzgyYzBjNjUyOTYyNjUyNy5qcGc%3D&hash=031ac01d2b11b6d51f6e968f3936a87e2ae4cfd7


Naya Tan, gadis Manado/keturunan Chinese umur 19 thn

http://www***mbar123.com/tempe_70451.html?id=30ed1a05d7aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzMzNmIzMzUyOTYyNjUzOS5qcGc%3D&hash=3e51437fc7bdee6af58c3e6d456b9dd9fa9e1799

Edo Putra, cowok Manado umur 23 thn

http://www***mbar123.com/magic_cfeab1135356df24defcb10035ddaf574b538f11.asp?id=e9e40e88ebaHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzLzI5ODE2MDUyOTYyNjU3MC5qcGc%3D&hash=3efdd77d9fc24ceb0c529415f3e7b62c57b83c90


Brian Solomon, cowok California berdarah British/Irlandia umur 24 thn
http://www***mbar123.com/mantap_7d4a9158a67f10716207eaee966537b13fc8e94c.jsp?id=8a9715f840aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2RjNTcxMzUyOTYyNjU1MC5qcGc%3D&hash=faa182fc773fd2f98c19f421a9b0e2c297aee907


Brenda Marciano, gadis California berdarah Itali umur 23 thn

http://www***mbar123.com/tahu_73663.html?id=bf3695b39daHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2IxZjI3ZjUyOTYyNjUzMy5qcGc%3D&hash=3408eb6dac613df58c57aeedc9edd6e48c32343b


Shaun Garcia, Cowok California berdarahRumania, umur 25 thn

http://www***mbar123.com/tempe_a205271a3cd50fbb85a1cf9a63c341543295b7dd.html?id=8d43cb6c30aHR0cDovL3RodW1ibmFpbHMxMTcuaW1hZ2ViYW0uY29tLzUyOTYzL2JiMWVjMDUyOTYyNjU2Mi5qcGc%3D&hash=e397f7b7a3dae7e3ed948a67ed1bd77eb57aaeaf




Episode 14 Promise you will keep me!


POV Titien

Orgasme yang dashyat yang ku rasakan tadi masih terus tengiang dalam pikiranku. Ini lebih dashyat dari yang pernah kuingat... sangat indah dan menyentak-nyentak. Tubuhku sempat kelonyokan karena nikmat, dengan dada dan perut yang melengkung ke depan...

Aku sangat beruntung memiliki tubuh yang sensitif, dan penuh gairah sehingga bisa orgasme walaupun hanya lewat ciuman dan permainan di toketku. Tapi tentu saja hal itu hanya dapat terjadi ketika aku benar-benar mencintai pasanganku. Seperti cowok ganteng di sampingku ini, yang lagi senyum-senyum sendiri. Gak apa-apa senyum, asal .... hehehe

Ku tarik kepalaku kebelakang untuk memandang wajahnya. Brian masih tersenyum memandangku. Ia bahagia bisa membuatku orgasme. Aku tahu, aku harus membalasnya. Aku menjatuhkan tubuhku kedepan dan disambut dengan dekapan mesra.

Aku masih pasrah di pelukan Brian, dan terus menikmati ciuman dan pelukannya yang mesra. Aku memandang sekeliling... untung tidak ada orang, coba kalo ada, bahaya ini...

“Bagaimana sayang? Enak kan?” Tanya Brian sambil tersenyum.

“Menurut kamu gimana?” Tanyaku sambil tersenyum cemberut.

“Kayaknya orgasmenya cukup dashyat, kan? Do you like it?”

Aku hanya tersenyum menutup mukaku malu. Nafasku masih terengah-engah mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

"Sayang, berhubung kamu sudah resmi jadi pacarku... aku bersedia kok buat kamu orgasme setiap hari!" Brian mulai mengingatkanku.

"Ihhhh, gak mau. Tadi aku dijebak terpaksa menjawab. Jadi jawabanku yang tadi itu belum sah'" Aku mencoba menaikkan harga diriku lagi.

"Eits, tidak bisa. Deal is deal! Janji harus ditepati..." Dalam hati aku berbisik, 'Brian apa perlu sih diungkapkan kalo aku mencintaimu. I fall for you from the first sight, i kiss you in the hill and now I undress myself in front of you. Apa lagi yang masih perlu tanya?'

Saya tidak menjawab, hanya senyum misterius... cowok kayak ini harus dibuat penasaran, kalau tidak nanti keenakan, hehehe!

Brian melirik ke bawah, kearah selangkangannya. Celana basketnya masih mengelembung membayangkan isinya.

"Kenapa?" Aku tahu apa maunya, tapi jual mahal dikit dong.

"Sayang, cuma mau ingatkan kayaknya tadi ada orang berjanji akan mengoral kontol ku?" Aku tambah malu kembali mengingat perkataanku. Cowok ini pandai sekali mencari kesempatan selagi aku nafsu. Tapi ia benar, aku harus balas jasanya. Siapa tahu malah dapat cara untuk membalas dendam. Yang pasti harus memancing nafsunya dulu.

Tanpa berkata-kata, aku kini turun dari pangkuannya dan terus kebawah berlutut dihadapannya.

“Romeo, kini giliranku. Akan ku buat kau orgasme sampe minta berhenti!” Aku melirik binal sambil membuka celananya, dan kini mengeluarkan benda yang selama ini selalu membuatku penasaran. Kontolnya yang besar itu sudah sangat tegang... dan aku mulai mengocoknya perlahan-lahan berirama.

Brian masih terus memandangku, dan mulutnya kini mulai mendesah. Aku hanya tersenyum dan mengocok kontolnya.

Lucu juga yah melihat cowok yang kekar dengan tubuh yang besar, tapi keenakan cuma dipegang kontolnya. Tatapan Brian yang sudah naik gairahnya membuat aku merasa semangat. 'Hehehe... your passion is in my hand now!'

Kini ku dapat merasakan dengan jelas betapa besar dan panjang penis yang ada dihadapanku ini, sangat kekar dan berurat. Brian kelihatan sangat menikmati kocokanku. Tanganku semakin kreatif bermain-main di helm dan di batang sampai ke bijinya, terus mengagumi onderdilnya yang luar biasa.

Pasti penis in sudah berkali-kali membuat cewek-cewek terkapar karena puas... pasti gadis-gadis akan meminta-minta terus sekali merasakan kontol monster ini.

Pikiranku terus berjalan, kali ini terbayang kepada Brenda dan gadis-gadis bule. Aku banyak mendengar tentang pergaulan bebas di negara mereka, di mana seks bukan lagi tabu bagi anak-anak SMA. Mayoritas gadis 15 tahun di Amerika sudah tidak perawan

Dan Brian dengan paras ganteng dan tubuh yang ideal pasti menjadi idola gadis-gadis di universitasnya. Pasti dia dikelilingi dengan cewek-cewek bule yang dengan toket yang montok. Apalagi di Amerika cewek-cewek tidak malu-malu minta dientot.

Wah, pasti kontol ini sudah layani banyak gadis... ukurannya yang jumbo pasti jadi idola di seantero kampus.

Pikiran yang berandai-andai membuat kocokan memakin tidak beraturan. Ih, gemes.... bikin iri aja, aku mencubit bagian pinggir bijinya di sela-sela kocokanku. Brian meringis dan kaget.

Brian menghentikan desahannya dan memandangku bertanya-tanya. Mungkin ia terganggu dan nafsunya turun lagi. Eh... ato mungkin kocokanku tidak seenak cewek-cewek bule yang jago memuaskan cowoknya. Aku makin kesal dan melampiaskannya dengan mencubit dan meremas kontolnya dengan gemas.

“Eh... Titien, kenapa? Sakit dong!” Brian protes dengan perlakuanku.

“Siapa suruh kamu main dengan cewek-cewek lain, bikin mereka terkapar puas!” Aku menjawab sambil kini meremas bijinya.

“Heh? Siapa yang main-main? Ada apa ini?” Tanya Brian bingung.

“Kamu kan sudah pernah memuaskan gadis-gadis lain?” Ada nada cemburu di suaraku

“Titien, sayang! Sejak aku datang hanya kamu dipikiranku. Aku mencintaimu sepenuh hati, dan kontol aku hanya untuk kamu seorang, kok!” Brian kembali merayu.

“Iya... tapi, jawab baik-baik pertanyaanku, apa kamu masih perjaka?” Aku menyelidiki kayak detektif. Suaraku mulai naik menandakan emosi yang ditahan.

“Eh... sudah pernah sih, tapi....!”

"Jadi apa, kau tidak mencintai mereka? Kau mempermainkan cewek?" Emosiku semakin meledak entah kenapa.

"Aku tidak permainkan mereka sayang, tapi aku mungkin mencintai...!" Brian mencoba menjelaskan tetapi semua yang keluar justru salah.

"Jadi kau mencintai cewek lain dan menduakan aku?" Emosiku semakin memuncak.

"Tapi... tapi, eh aku...!" Brian masih mencoba membela diri.

“Tidak ada tapi-tapi, go back and fuck your bitch!” Titien kini mulai berteriak karena emosi. “Aku mau balik ke kamar...

“Eh... jangan dulu dong. Duduk dulu sayang! duduk dulu kemudian cerita kenapa kamu marah-marah!”

Aku terdiam untuk berapa saat. Aku menatap matanya yang menatapku bingung. Mata biru itu masih memandangku sambil bertanya-tanya. Brian kelihatan tulus dan tidak mempermainkan aku.

Aku kembali mengintropeksi diri, Kenapa aku marah? Apa salah Brian? Aku ngambek karena emosi yang buta, kini kekesalanku sudah banyak berkurang.

Kini aku telah bangkit dan kini duduk disamping Brian. Pikiranku berjalan kembali bertanya, apa yang dibuat Brian sehingga aku menjadi kesal. Mungkin karena Brian belum menceritakan masa lalunya padaku. Iya, ia harus minta maaf dulu.

"Kau harus menceritakan kepadaku tentang gadis itu..." aku meminta dengan tegas. Sebelum aku buat komitmen aku ingin Brian terbuka.

"Berikan aku waktu sayang untuk menjelaskannya!"

Aku terdiam dan mencoba mengevaluasi semuanya. Brian tidak salah... aku yang egois ingin membongkar masa lalunya yang tidak ada hubungan dengan ini. Aku juga ingat betapa ku mencoba melupakan kisah Nando.

Semakin aku berpikir semakin aku malu dengan sikapku yang marah-marah tanpa sebab. Aku tertunduk dan menyadari kesalahannya, malu sekali.

“Romeo?” Aku memanggil dengan lirih.

“Kenapa sayang?” Brian masih menatapnya dengan mesra.

“Maafkan aku... aku gak tauh kenapa berpikir begitu. Kamu sih..."

“Eh apa salah ku?” Brian masih bingung.

“Kesalahannya jelas di kamu.... siapa suruh kontolmu itu sangat besar, berurat dan membuat cewek-cewek puas?” Aku kembali menjatuhkan tubuhnya di dada Brian, ih malu euy!

“Ah.... hehehehehe!” Brian tertawa.

"Brian sayang, kau sungguh mencintaiku?" Mata ku menatap tajam menuntut kepastian.

"What should I do to convince you!" Brian masih memelukku makin erat. Kini tangannya mengangkat daguku dan balas menatapku...

"Brian... aku serius"

"Aku juga... I love you from the deepest bottom of my heart, you are the love of my love and ...." Sebelum Brian menyelesaikan rayuannya mulutnya sudah ku tutup dengan jari.

"Gombal!"

"Benar kok... buktinya aku rela menyerahkan kontolku untuk dikocok tadi"

"Ihhh... mesum!" Aku mencubitnya kuat-kuat. "Auwww!" Brian sampai meringis kesakitan.

"Ada yang ku minta... kamu harus terbuka kepadaku mengenai masa lalumu, supaya aku yakin kau sungguh-sungguh mencintai ku."

"Tapi kasih aku waktu yah sayang" Permohonan yang masuk akal.

"Oke, tapi ada lagi ... satu permohonanku... eh ..." aku gugup, bingung bagaimana mengungkapkannya.

Brian memelukku mesra dan aku kembali bersandar di dada bidang ini. Hal itu membuat aku berani menyampaikan permohonanku.

"Brian, aku masih eh ... belum pernah, eh masih perawan..., dan kalau kau mencintaiku kau harus berjanji tidak meminta keperawanan ku."

"Titien sayang, aku tahu besarnya arti perawan bagi seorang gadis Indonesia. Aku akan menjagamu... aku berjanji akan menjaga keperawananmu meskipun... eh meskipun kau merengek-rengek minta dientot"

"Ih.... nakal" kembali sebuah cubitan hinggap di perutnya yang keras. Tangannya menangkap tanganku dan menggenggamnya.

"Benar kok sayang, cinta ku kepadamu murni dan kau adalah gadis berharga yang akan ku jaga sampai ke pelaminan. Nanti setelah tamat kamu ikut aku yah ke Amerika, aku serius... Titien sayang" Brian menempelkan tanganku ke dadanya.

"Terima kasih sayang, kamu mau mengerti!" Aku merasa bahagia.

"Eh, aku hanya janji tidak ngapa-ngapain perawanmu, tapi ingat yah bibirmu itu tidak masuk dalam janji yah"

"Eh, apa maksudmu?" Titien tidak mengerti.

"Iya... aku minta di oral, kan masih kentang!"

"Oh... hehehe, nanti kapan-kapan aja yah dilanjutkan. Sudah malam aku mau lihat Naya!" Titin mencoba mengelak.

"Kamu sudah janji tadi akan mengoralku..."

"Eh kan sudah tadi, aku kan tidak janji harus orgasme?"

"Eh tidak, kamu belum mengoralku. Dan kamu tidak boleh pergi sebelum aku puas, sayang! Aku tidak mau kentang lagi malam ini." Brian mendesak.

Terpaksa aku mulai berjongkok kembali dan memegang kontolnya yang sudah kembali tegang. Aku kembali terpesona dengan kontol ini, dan mulai mencium helmnya.

Kontol Brian kini siap untuk mengambil keperawanan mulutku. Anggaplah bahwa ini jawabanku terhadap cintanya. Aku akan melaksanakannya dengan penuh penghayatan. Mulutku ku buka lebar-lebar dan kini mulai perlahan-lahan menuju ke kontol. Masih 5 centi Brian sudah mendesah dalam antisipasinya.


POV Naya

"Tidak, Shaun! Aku tidak mau...., lepaskan!" Aku memberontak dengan sekuat tenaga, tapi tangan Shaun sangat kuat memegang kakiku. Tenagaku hampir habis... aku mulai menangis... dan memanggil seseorang yang sangat berarti bagiku...

"Kak Titien tolong aku! Aku tak mau..... uuuuu ....Shaun kasihani aku.... aku masih perawan! Huhuu Kak Titien huhuuuuu, Shaun mau ambil keperawananku!"

Shaun kini melonggarkan pegangannya sejenak ketika melihat aku mulai menangis. Ia kayak kaget. Tapi keraguan sejenak itu sudah cukup bagiku. Segera aku membebaskan diri dengan sekuat tenaga, kakiku terlepas dan menutup selangkanganku.

Shaun masih terdiam, mungkin ia bingung. Kebingungan yang memberikan kesempatan bagiku menjauh sambil mengenakan kembali pakaianku. Aku tidak perduli lagi dengan CD dan Bra ku, dan bergegas mengenakan baju luarku. Aku terus tertunduk tak mau lagi memandang wajahnya sambil cepat-cepat berjalan menuju arah pintu.

"What's wrong with you! You've been flirting with me all day, giving me signals and now you reject me? You must be mad!" Shaun memutar-mutarkan jari telunjuk kanan diatas telinganya, tanda bahwa ia menganggapku gila. Aku hanya menarik nafas panjang. Perkataannya membangkitkan emosiku.

"I hate you, Dickhead!" Aku berlari menuju kamar ku. Satu-satunya tempat di mana aku dapat menangis sepuasnya.


----------

POV Titien

Aku menutup mata ketika kontol Brian menyentuh bibirku dan siap masuk ke mulutku. Dan di saat-saat genting, tiba-tiba aku dikejutkan dengan air yang deras membuah basah seluruh badanku. Air itu datang memancar dari springkler tepat ke arah kami berdua. Aku lupa di kos Naya, sudah di set tiap jam 11 malam bunga dan rumput disiram otomatis. Brian dan aku kini basah kuyup. Tanpa banyak bicara kami lari kembali ke tempat kos.

“Edo, Naya, buka pintu!” Masih jauh aku sudah teriak. Benar saja, pintu depan sudah dikunci. Aku terus menggedor minta dibuka, ia sudah kedinginan karena basah kuyup.

Edo keluar dari kamar Brenda, hanya mengenakan handuk pergi keluar membuka pintu untuk kami. Ketika melihat Brian dan aku, ia mulai bertanya kayak orang tua,

“Dari mana kalian? Lagi ngapain di luar?” Edo bertanya...

“Kami hanya jalan-jalan sedikit, gak buat apa-apa!” Aku menjawab seadanya, gak mungkin cerita, lah.

“Terus... kenapa kamu telanjang dada? Kamu jalan-jalan pamer toket yah?”

Astaga... karena tergesa-gesa, aku lupa bagian atasku masih telanjang dan toketku pasti sudah dilihat Edo. Brian juga tak sempat bilang, untung kontolnya sudah di dalam celana. Ketika kulihat, sebuah tonjolan handuk naik tepat diantara selangkangan kaki Edo.

Ihhh.... Segera aku lari menuju kamarku tanpa perduli dengan mereka lagi, Ih... malu, deh! Brian hanya tertawa dan mengejarku.

Beraambung
 
Terakhir diubah:
Maaf, update terakhir agak molor dari jadwal semula (Rabu), maklum kesalahan teknis... ini karena Barcelona kalah....
 
Woww..:tegang: masih belum eksekusi toh, masih perawan nih Titien dan Naya.. Kasihan Brian dan Shaun udah tulus cinta, di :kentang:
 
Untuk sekarang perawannya di jaga dulu yah... tapi akan dijebolin satu per satu...
Nanti ada cerita threesome and exhib lagi...
Dan masih banyak comedy tentang dua perawan nakal ini.

Update tiap hari Minggu dan Rabu, mudah-mudahan tidak molor lagi, terlambat sehari karena sedih Barcelona dibantai PSG!

Sebentar sore udah diupdate lagi, sekarang tinggal revisi. Jalan cerita udah rampung di tiap-tiap episode jadi update akan lancar.

Minta komen nya uang banyak dong supaya semangat!
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd