Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

Hari-hari berikutnya hanya ku isi dengan melakukan pekerjaanku untuk input data dari data yang telah dikumpulkan oleh Mas Eko dan Bu Intan. Proyek pendataan penduduk desa yang lumayan banyak. Aku dan Pak Irwan saling berkoordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Walaupun pekerjaan ini memiliki target dalam 4 bulan untuk selesai, tapi tim ini mentargetkan dalam waktu 3 bulan. Karena Bu Intan akan cuti untuk melahirkan tentunya, yang membuat tim ini akan kekurangan personel.

Hari ini seperti biasa aku menunggu data yang diambil oleh Mas Eko dan Bu Intan. Seiring berjalannya waktuku bekerja di kantor ini, aku telah sedikit mengetahui asal-usul dan identitas tim ku. Waktuku yang cukup banyak membuatku sedikit demi sedikit meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka.

Pak Irwan adalah orang yang paling senior disini. Family man, pulang tepat waktu, orang yang profesional dalam bekerja, dan juga tak segan turun langsung jika aku memiliki kendala. Beliau kepala keluarga yang memiliki seorang istri dan satu anak.

Mas Eko adalah orang yang sangat mudah untuk bergaul dan membuat orang lain akrab dengannya. Walaupun di satu sisi yang lain aku mengetahui bahwa dia adalah seorang playboy ulung. Pernah beberapa kali aku memergokinya tak hanya berdua dengan Bu Intan, namun dengan karyawan lain di kantor lain. Walaupun hubungannya tak separah apa yang dia lakukan dengan Bu Intan. Dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, yang pernah sekali dia bawa ke kantor.

Bu Intan adalah seorang ibu rumah tangga dan juga karyawan di kantor ini. Beliau sebelum proyek ini ditempatkan di bagian administrasi. Beliau sudah bersuami tentunya, dengan seorang anak berusia 2 tahun. Beliau sedang hamil 28 minggu. Dia sedang hamil anak kembar katanya. Dan dari aksi yang Bu Intan dan Mas Eko lakukan, aku juga tahu itu anak siapa.

Hari ini sudah tepat sebulan aku bergabung di proyek ini. Pekerjaan yang aku lakukan hanya itu-itu saja. Terkadang aku juga merasa bosan. Tak ada yang seru di kantor selain pada hari pertama kerja aku menemukan perselingkuhan di kantor. Terkadang aku juga melihat mereka berdua sedang memadu kasih di kantor saat sore hari. Saat begitu, biasanya aku akan mengendap-endap untuk merekam aksi yang mereka lakukan. Sehingga di kamar kos nanti aku mempunyai bahan.

Sore itu mereka kembali datang berdua dari mengambil data yang mereka lakukan. Suara motor matic menerobos masuk ke halaman parkir kantor kelurahan. Hari ini seragam yang digunakan adalah warna coklat pns. Mas Eko dan Bu Intan bersama masuk ke kantor. Mas Eko dengan pakaian dinas yang biasa, namun Bu Intan memakai baju longgar pns yang panjang tanpa memakai terusan berwarna gelap. Ditambah kerudung portabel yang mengikuti warna bajunya.

Terlihat Mas Eko agak buru-buru untuk segera memencet presensi digital di kantor. Dia kemudian menitipkan berkas pada Bu Intan. Terdengar pula mereka bercakap-cakap ria.

"Ihhh Mas Eko jangan balik dulu napa sih, masih jam segini juga"

"Ga bisa sayang, istriku tadi udah nunggu di rumah buat cek up bulan terakhir ke dokter kandungan"

"Masih kangen aku sama Mas Eko"

"Gapapa sayang besok dilanjut ya, daripada ketahuan"

Kemudian diakhiri mereka saling berciuman mesra di kantor yang telah sepi itu. Aku yang melihatnya sedikit merasa iri dan terangsang juga. Bagaimana tidak, aku sudah kering tidak merasakan hangatnya vagina wanita hamil hampir dua bulan ini. Namun, dari pembicaraan mereka tadi, aku mengetahui bahwa istri Mas Eko juga tengah hamil tua. Dan dia bilang akan menemani istrinya cek up untuk bulan terakhir ke dokter.

Bu Intan kemudian menuju ke ruangan tempatku bekerja. Beliau membawa berkas yang lumayan banyak juga. Aku jadi kasihan dengannya di kondisinya yang sedang hamil kembar itu.

"Mas Bram, ini berkas yang tadi saya kumpulkan dengan Mas Eko"

"Iya bu, saya akan masukkan"

Kemudian aku memeriksa dulu dan memilah pekerjaan yang akan dikerjakan dahulu. Sambil menungguku, Bu Intan kemudian pergi ke ruangan yang lain. Aku kemudian memeriksa kembali berkas-berkas itu. Namun, aku menemukan kejanggalan pada berkas-berkas itu. Dari kata-kata yang dituliskan terlihat banyak sekali seperti data itu dimanipulasi. Aku yang berpengalaman di lapang saat penelitianku dulu membuatku cepat menemukannya. Aku harus menanyakan ini ke Bu Intan, tidak biasanya pekerjaannya semrawut seperti ini. Aku kemudian segera menuju ruangannya. Saat hampir tiba disana, aku mendengar suara desahan wanita.

"Ahhhh yaaa mass Ekoo terusss"

Wanita ini sedang masturbasi rupanya. Kemudian aku mengintip ke lubang kunci pintu. Ternyata Bu Intan sedang berdiri sambil meremas kedua payudaranya. Sambil begitu, dia mendesah terus seperti dia saat diremas toketnya oleh Mas Eko. Aku yang melihatnya juga ikut terangsang. Namun aku kemudian bersiasat. Aku lalu membuka ponselku, kemudian membuka rekaman saat mereka bercinta. Kemudian aku lalu membuka pintu secara tiba-tiba. Dengan muka polos aku datang dan langsung bertanya.

"Bu Intan, ini ada kesalahan di berkas yang anda kasih ke saya..." Sambil berkata seperti itu aku memegang dan menatap berkas, lalu kembali berakting

"Hey apa yang anda lakukan Bu Intan !!!!" Kataku dengan nada yang tinggi, Bu Intan seketika pucat pasi saat kepergok olehku

"Ini ngga seperti yang kamu pikirkan Mas Bram" jawab Bu Intan dengan gelagapan.

"Apa ini juga karena Mas Eko ?" Kataku sambil memutar rekaman saat dia disodok oleh penis Mas Eko sebulan yang lalu di hadapannya. Dengan pucat pasi karena ketahuan, dia akhirnya seperti orang yang pasrah.

"Apa maumu Mas ?" Tanya Bu Intan

Yesss dia sudah dalam gengamanku, hanya tinggal eksekusi saja. Kumasukkan kembali ponselku.

"Duduk di meja itu Bu"

Beliau kemudian duduk di meja kayu besar di ruangan itu. Kemudian aku mendekatinya, sedikit mendorongnya hingga dia mentok di meja. Posisinya setengah berbaring di meja, lalu aku tarik pakaiannya ke atas. Terpampang jelas paha mulus, selangkangan yang putih bersih dengan sedikit bulu di kemaluannya, lalu perutnya yang membuncit 28 minggu. Aku kemudian mengocok memeknya dengan tangan kananku. Suaranya mendesah kenikmatan dibalik jilbab besarnya.

"Ahhhh Mas Brammm mmmmmm"

Suara-suara desahan kecil yang keluar membuatku tambah bernafsu dengannya. Kemudian aku mulai mencium bibirnya, melahap lidahnya, lalu mengulik dan menambah nikmat pergumulan ini. Sambil kukocok vaginanya dengan tanganku, aku melumat bibirnya, dengan suara erotis dia mendesah.

"Mmmmm massss hhhh ahhhh jangann laammmaa lammmaaa"

Aku kemudian berhenti, lalu melihat tanganku yang sudah becek karena mengocok vaginanya. Kemudian menurunkan celana kain hitamku. Aku lalu memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku hanya tinggal memasukkannya karena Bu Intan pasti tidak memakai celana dalam. Blesss. Vaginanya sedikit longgar karena pasti sering disodok oleh Mas Eko.

Plokk plokkk plokkk plokk

Ahhh ahhh ahhhh ahhhhh

Sambil bercumbu aku berciuman mesra dengan Bu Intan. Ini persetubuhanku yang pertama setelah hampir dua bulan. Aku dan Bu Intan di posisi ini susah selama 20 menit.

"Ahhhh ahhhh ahhh terus Mas Bramm, kamu enak jugaaa ahhh"

Bu Intan ternyata telah orgasme, aku yang sudah sampai di ujung kemudian ...

Crotttttttttt

"Akkhhhhh"

Lumpahan sperma yang sangat banyak sampai keluar melewati vagina Bu Intan. Jilbab coklatnya basah selama persetubuhan ini.

"Kamu enak juga mas" kata Bu Intan memujiku

"Anda juga Bu" jawabku

Sore itu akhirnya aku dan Bu Intan bercinta sebanyak dua kali lagi. Bu Intan yang binal itu bisa menjadi pelampiasanku nanti selama bekerja disini.
 
Hari-hari berikutnya hanya ku isi dengan melakukan pekerjaanku untuk input data dari data yang telah dikumpulkan oleh Mas Eko dan Bu Intan. Proyek pendataan penduduk desa yang lumayan banyak. Aku dan Pak Irwan saling berkoordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Walaupun pekerjaan ini memiliki target dalam 4 bulan untuk selesai, tapi tim ini mentargetkan dalam waktu 3 bulan. Karena Bu Intan akan cuti untuk melahirkan tentunya, yang membuat tim ini akan kekurangan personel.

Hari ini seperti biasa aku menunggu data yang diambil oleh Mas Eko dan Bu Intan. Seiring berjalannya waktuku bekerja di kantor ini, aku telah sedikit mengetahui asal-usul dan identitas tim ku. Waktuku yang cukup banyak membuatku sedikit demi sedikit meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka.

Pak Irwan adalah orang yang paling senior disini. Family man, pulang tepat waktu, orang yang profesional dalam bekerja, dan juga tak segan turun langsung jika aku memiliki kendala. Beliau kepala keluarga yang memiliki seorang istri dan satu anak.

Mas Eko adalah orang yang sangat mudah untuk bergaul dan membuat orang lain akrab dengannya. Walaupun di satu sisi yang lain aku mengetahui bahwa dia adalah seorang playboy ulung. Pernah beberapa kali aku memergokinya tak hanya berdua dengan Bu Intan, namun dengan karyawan lain di kantor lain. Walaupun hubungannya tak separah apa yang dia lakukan dengan Bu Intan. Dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, yang pernah sekali dia bawa ke kantor.

Bu Intan adalah seorang ibu rumah tangga dan juga karyawan di kantor ini. Beliau sebelum proyek ini ditempatkan di bagian administrasi. Beliau sudah bersuami tentunya, dengan seorang anak berusia 2 tahun. Beliau sedang hamil 28 minggu. Dia sedang hamil anak kembar katanya. Dan dari aksi yang Bu Intan dan Mas Eko lakukan, aku juga tahu itu anak siapa.

Hari ini sudah tepat sebulan aku bergabung di proyek ini. Pekerjaan yang aku lakukan hanya itu-itu saja. Terkadang aku juga merasa bosan. Tak ada yang seru di kantor selain pada hari pertama kerja aku menemukan perselingkuhan di kantor. Terkadang aku juga melihat mereka berdua sedang memadu kasih di kantor saat sore hari. Saat begitu, biasanya aku akan mengendap-endap untuk merekam aksi yang mereka lakukan. Sehingga di kamar kos nanti aku mempunyai bahan.

Sore itu mereka kembali datang berdua dari mengambil data yang mereka lakukan. Suara motor matic menerobos masuk ke halaman parkir kantor kelurahan. Hari ini seragam yang digunakan adalah warna coklat pns. Mas Eko dan Bu Intan bersama masuk ke kantor. Mas Eko dengan pakaian dinas yang biasa, namun Bu Intan memakai baju longgar pns yang panjang tanpa memakai terusan berwarna gelap. Ditambah kerudung portabel yang mengikuti warna bajunya.

Terlihat Mas Eko agak buru-buru untuk segera memencet presensi digital di kantor. Dia kemudian menitipkan berkas pada Bu Intan. Terdengar pula mereka bercakap-cakap ria.

"Ihhh Mas Eko jangan balik dulu napa sih, masih jam segini juga"

"Ga bisa sayang, istriku tadi udah nunggu di rumah buat cek up bulan terakhir ke dokter kandungan"

"Masih kangen aku sama Mas Eko"

"Gapapa sayang besok dilanjut ya, daripada ketahuan"

Kemudian diakhiri mereka saling berciuman mesra di kantor yang telah sepi itu. Aku yang melihatnya sedikit merasa iri dan terangsang juga. Bagaimana tidak, aku sudah kering tidak merasakan hangatnya vagina wanita hamil hampir dua bulan ini. Namun, dari pembicaraan mereka tadi, aku mengetahui bahwa istri Mas Eko juga tengah hamil tua. Dan dia bilang akan menemani istrinya cek up untuk bulan terakhir ke dokter.

Bu Intan kemudian menuju ke ruangan tempatku bekerja. Beliau membawa berkas yang lumayan banyak juga. Aku jadi kasihan dengannya di kondisinya yang sedang hamil kembar itu.

"Mas Bram, ini berkas yang tadi saya kumpulkan dengan Mas Eko"

"Iya bu, saya akan masukkan"

Kemudian aku memeriksa dulu dan memilah pekerjaan yang akan dikerjakan dahulu. Sambil menungguku, Bu Intan kemudian pergi ke ruangan yang lain. Aku kemudian memeriksa kembali berkas-berkas itu. Namun, aku menemukan kejanggalan pada berkas-berkas itu. Dari kata-kata yang dituliskan terlihat banyak sekali seperti data itu dimanipulasi. Aku yang berpengalaman di lapang saat penelitianku dulu membuatku cepat menemukannya. Aku harus menanyakan ini ke Bu Intan, tidak biasanya pekerjaannya semrawut seperti ini. Aku kemudian segera menuju ruangannya. Saat hampir tiba disana, aku mendengar suara desahan wanita.

"Ahhhh yaaa mass Ekoo terusss"

Wanita ini sedang masturbasi rupanya. Kemudian aku mengintip ke lubang kunci pintu. Ternyata Bu Intan sedang berdiri sambil meremas kedua payudaranya. Sambil begitu, dia mendesah terus seperti dia saat diremas toketnya oleh Mas Eko. Aku yang melihatnya juga ikut terangsang. Namun aku kemudian bersiasat. Aku lalu membuka ponselku, kemudian membuka rekaman saat mereka bercinta. Kemudian aku lalu membuka pintu secara tiba-tiba. Dengan muka polos aku datang dan langsung bertanya.

"Bu Intan, ini ada kesalahan di berkas yang anda kasih ke saya..." Sambil berkata seperti itu aku memegang dan menatap berkas, lalu kembali berakting

"Hey apa yang anda lakukan Bu Intan !!!!" Kataku dengan nada yang tinggi, Bu Intan seketika pucat pasi saat kepergok olehku

"Ini ngga seperti yang kamu pikirkan Mas Bram" jawab Bu Intan dengan gelagapan.

"Apa ini juga karena Mas Eko ?" Kataku sambil memutar rekaman saat dia disodok oleh penis Mas Eko sebulan yang lalu di hadapannya. Dengan pucat pasi karena ketahuan, dia akhirnya seperti orang yang pasrah.

"Apa maumu Mas ?" Tanya Bu Intan

Yesss dia sudah dalam gengamanku, hanya tinggal eksekusi saja. Kumasukkan kembali ponselku.

"Duduk di meja itu Bu"

Beliau kemudian duduk di meja kayu besar di ruangan itu. Kemudian aku mendekatinya, sedikit mendorongnya hingga dia mentok di meja. Posisinya setengah berbaring di meja, lalu aku tarik pakaiannya ke atas. Terpampang jelas paha mulus, selangkangan yang putih bersih dengan sedikit bulu di kemaluannya, lalu perutnya yang membuncit 28 minggu. Aku kemudian mengocok memeknya dengan tangan kananku. Suaranya mendesah kenikmatan dibalik jilbab besarnya.

"Ahhhh Mas Brammm mmmmmm"

Suara-suara desahan kecil yang keluar membuatku tambah bernafsu dengannya. Kemudian aku mulai mencium bibirnya, melahap lidahnya, lalu mengulik dan menambah nikmat pergumulan ini. Sambil kukocok vaginanya dengan tanganku, aku melumat bibirnya, dengan suara erotis dia mendesah.

"Mmmmm massss hhhh ahhhh jangann laammmaa lammmaaa"

Aku kemudian berhenti, lalu melihat tanganku yang sudah becek karena mengocok vaginanya. Kemudian menurunkan celana kain hitamku. Aku lalu memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku hanya tinggal memasukkannya karena Bu Intan pasti tidak memakai celana dalam. Blesss. Vaginanya sedikit longgar karena pasti sering disodok oleh Mas Eko.

Plokk plokkk plokkk plokk

Ahhh ahhh ahhhh ahhhhh

Sambil bercumbu aku berciuman mesra dengan Bu Intan. Ini persetubuhanku yang pertama setelah hampir dua bulan. Aku dan Bu Intan di posisi ini susah selama 20 menit.

"Ahhhh ahhhh ahhh terus Mas Bramm, kamu enak jugaaa ahhh"

Bu Intan ternyata telah orgasme, aku yang sudah sampai di ujung kemudian ...

Crotttttttttt

"Akkhhhhh"

Lumpahan sperma yang sangat banyak sampai keluar melewati vagina Bu Intan. Jilbab coklatnya basah selama persetubuhan ini.

"Kamu enak juga mas" kata Bu Intan memujiku

"Anda juga Bu" jawabku

Sore itu akhirnya aku dan Bu Intan bercinta sebanyak dua kali lagi. Bu Intan yang binal itu bisa menjadi pelampiasanku nanti selama bekerja disini.
Mantap kisah bumik terus suhu:tegang:
 
Mantap betul suhu makasih banyak ya updatenya suhu mantull semoga suhu sehat selalu dan terus berkarya d
 
Hari-hari berikutnya hanya ku isi dengan melakukan pekerjaanku untuk input data dari data yang telah dikumpulkan oleh Mas Eko dan Bu Intan. Proyek pendataan penduduk desa yang lumayan banyak. Aku dan Pak Irwan saling berkoordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Walaupun pekerjaan ini memiliki target dalam 4 bulan untuk selesai, tapi tim ini mentargetkan dalam waktu 3 bulan. Karena Bu Intan akan cuti untuk melahirkan tentunya, yang membuat tim ini akan kekurangan personel.

Hari ini seperti biasa aku menunggu data yang diambil oleh Mas Eko dan Bu Intan. Seiring berjalannya waktuku bekerja di kantor ini, aku telah sedikit mengetahui asal-usul dan identitas tim ku. Waktuku yang cukup banyak membuatku sedikit demi sedikit meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka.

Pak Irwan adalah orang yang paling senior disini. Family man, pulang tepat waktu, orang yang profesional dalam bekerja, dan juga tak segan turun langsung jika aku memiliki kendala. Beliau kepala keluarga yang memiliki seorang istri dan satu anak.

Mas Eko adalah orang yang sangat mudah untuk bergaul dan membuat orang lain akrab dengannya. Walaupun di satu sisi yang lain aku mengetahui bahwa dia adalah seorang playboy ulung. Pernah beberapa kali aku memergokinya tak hanya berdua dengan Bu Intan, namun dengan karyawan lain di kantor lain. Walaupun hubungannya tak separah apa yang dia lakukan dengan Bu Intan. Dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, yang pernah sekali dia bawa ke kantor.

Bu Intan adalah seorang ibu rumah tangga dan juga karyawan di kantor ini. Beliau sebelum proyek ini ditempatkan di bagian administrasi. Beliau sudah bersuami tentunya, dengan seorang anak berusia 2 tahun. Beliau sedang hamil 28 minggu. Dia sedang hamil anak kembar katanya. Dan dari aksi yang Bu Intan dan Mas Eko lakukan, aku juga tahu itu anak siapa.

Hari ini sudah tepat sebulan aku bergabung di proyek ini. Pekerjaan yang aku lakukan hanya itu-itu saja. Terkadang aku juga merasa bosan. Tak ada yang seru di kantor selain pada hari pertama kerja aku menemukan perselingkuhan di kantor. Terkadang aku juga melihat mereka berdua sedang memadu kasih di kantor saat sore hari. Saat begitu, biasanya aku akan mengendap-endap untuk merekam aksi yang mereka lakukan. Sehingga di kamar kos nanti aku mempunyai bahan.

Sore itu mereka kembali datang berdua dari mengambil data yang mereka lakukan. Suara motor matic menerobos masuk ke halaman parkir kantor kelurahan. Hari ini seragam yang digunakan adalah warna coklat pns. Mas Eko dan Bu Intan bersama masuk ke kantor. Mas Eko dengan pakaian dinas yang biasa, namun Bu Intan memakai baju longgar pns yang panjang tanpa memakai terusan berwarna gelap. Ditambah kerudung portabel yang mengikuti warna bajunya.

Terlihat Mas Eko agak buru-buru untuk segera memencet presensi digital di kantor. Dia kemudian menitipkan berkas pada Bu Intan. Terdengar pula mereka bercakap-cakap ria.

"Ihhh Mas Eko jangan balik dulu napa sih, masih jam segini juga"

"Ga bisa sayang, istriku tadi udah nunggu di rumah buat cek up bulan terakhir ke dokter kandungan"

"Masih kangen aku sama Mas Eko"

"Gapapa sayang besok dilanjut ya, daripada ketahuan"

Kemudian diakhiri mereka saling berciuman mesra di kantor yang telah sepi itu. Aku yang melihatnya sedikit merasa iri dan terangsang juga. Bagaimana tidak, aku sudah kering tidak merasakan hangatnya vagina wanita hamil hampir dua bulan ini. Namun, dari pembicaraan mereka tadi, aku mengetahui bahwa istri Mas Eko juga tengah hamil tua. Dan dia bilang akan menemani istrinya cek up untuk bulan terakhir ke dokter.

Bu Intan kemudian menuju ke ruangan tempatku bekerja. Beliau membawa berkas yang lumayan banyak juga. Aku jadi kasihan dengannya di kondisinya yang sedang hamil kembar itu.

"Mas Bram, ini berkas yang tadi saya kumpulkan dengan Mas Eko"

"Iya bu, saya akan masukkan"

Kemudian aku memeriksa dulu dan memilah pekerjaan yang akan dikerjakan dahulu. Sambil menungguku, Bu Intan kemudian pergi ke ruangan yang lain. Aku kemudian memeriksa kembali berkas-berkas itu. Namun, aku menemukan kejanggalan pada berkas-berkas itu. Dari kata-kata yang dituliskan terlihat banyak sekali seperti data itu dimanipulasi. Aku yang berpengalaman di lapang saat penelitianku dulu membuatku cepat menemukannya. Aku harus menanyakan ini ke Bu Intan, tidak biasanya pekerjaannya semrawut seperti ini. Aku kemudian segera menuju ruangannya. Saat hampir tiba disana, aku mendengar suara desahan wanita.

"Ahhhh yaaa mass Ekoo terusss"

Wanita ini sedang masturbasi rupanya. Kemudian aku mengintip ke lubang kunci pintu. Ternyata Bu Intan sedang berdiri sambil meremas kedua payudaranya. Sambil begitu, dia mendesah terus seperti dia saat diremas toketnya oleh Mas Eko. Aku yang melihatnya juga ikut terangsang. Namun aku kemudian bersiasat. Aku lalu membuka ponselku, kemudian membuka rekaman saat mereka bercinta. Kemudian aku lalu membuka pintu secara tiba-tiba. Dengan muka polos aku datang dan langsung bertanya.

"Bu Intan, ini ada kesalahan di berkas yang anda kasih ke saya..." Sambil berkata seperti itu aku memegang dan menatap berkas, lalu kembali berakting

"Hey apa yang anda lakukan Bu Intan !!!!" Kataku dengan nada yang tinggi, Bu Intan seketika pucat pasi saat kepergok olehku

"Ini ngga seperti yang kamu pikirkan Mas Bram" jawab Bu Intan dengan gelagapan.

"Apa ini juga karena Mas Eko ?" Kataku sambil memutar rekaman saat dia disodok oleh penis Mas Eko sebulan yang lalu di hadapannya. Dengan pucat pasi karena ketahuan, dia akhirnya seperti orang yang pasrah.

"Apa maumu Mas ?" Tanya Bu Intan

Yesss dia sudah dalam gengamanku, hanya tinggal eksekusi saja. Kumasukkan kembali ponselku.

"Duduk di meja itu Bu"

Beliau kemudian duduk di meja kayu besar di ruangan itu. Kemudian aku mendekatinya, sedikit mendorongnya hingga dia mentok di meja. Posisinya setengah berbaring di meja, lalu aku tarik pakaiannya ke atas. Terpampang jelas paha mulus, selangkangan yang putih bersih dengan sedikit bulu di kemaluannya, lalu perutnya yang membuncit 28 minggu. Aku kemudian mengocok memeknya dengan tangan kananku. Suaranya mendesah kenikmatan dibalik jilbab besarnya.

"Ahhhh Mas Brammm mmmmmm"

Suara-suara desahan kecil yang keluar membuatku tambah bernafsu dengannya. Kemudian aku mulai mencium bibirnya, melahap lidahnya, lalu mengulik dan menambah nikmat pergumulan ini. Sambil kukocok vaginanya dengan tanganku, aku melumat bibirnya, dengan suara erotis dia mendesah.

"Mmmmm massss hhhh ahhhh jangann laammmaa lammmaaa"

Aku kemudian berhenti, lalu melihat tanganku yang sudah becek karena mengocok vaginanya. Kemudian menurunkan celana kain hitamku. Aku lalu memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku hanya tinggal memasukkannya karena Bu Intan pasti tidak memakai celana dalam. Blesss. Vaginanya sedikit longgar karena pasti sering disodok oleh Mas Eko.

Plokk plokkk plokkk plokk

Ahhh ahhh ahhhh ahhhhh

Sambil bercumbu aku berciuman mesra dengan Bu Intan. Ini persetubuhanku yang pertama setelah hampir dua bulan. Aku dan Bu Intan di posisi ini susah selama 20 menit.

"Ahhhh ahhhh ahhh terus Mas Bramm, kamu enak jugaaa ahhh"

Bu Intan ternyata telah orgasme, aku yang sudah sampai di ujung kemudian ...

Crotttttttttt

"Akkhhhhh"

Lumpahan sperma yang sangat banyak sampai keluar melewati vagina Bu Intan. Jilbab coklatnya basah selama persetubuhan ini.

"Kamu enak juga mas" kata Bu Intan memujiku

"Anda juga Bu" jawabku

Sore itu akhirnya aku dan Bu Intan bercinta sebanyak dua kali lagi. Bu Intan yang binal itu bisa menjadi pelampiasanku nanti selama bekerja disini.
Mantep makasih updatenya suhu 👍👍👍
Ditunggu updatenya lagi sama bu intan 😁
 
Hari-hari berikutnya hanya ku isi dengan melakukan pekerjaanku untuk input data dari data yang telah dikumpulkan oleh Mas Eko dan Bu Intan. Proyek pendataan penduduk desa yang lumayan banyak. Aku dan Pak Irwan saling berkoordinasi untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Walaupun pekerjaan ini memiliki target dalam 4 bulan untuk selesai, tapi tim ini mentargetkan dalam waktu 3 bulan. Karena Bu Intan akan cuti untuk melahirkan tentunya, yang membuat tim ini akan kekurangan personel.

Hari ini seperti biasa aku menunggu data yang diambil oleh Mas Eko dan Bu Intan. Seiring berjalannya waktuku bekerja di kantor ini, aku telah sedikit mengetahui asal-usul dan identitas tim ku. Waktuku yang cukup banyak membuatku sedikit demi sedikit meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka.

Pak Irwan adalah orang yang paling senior disini. Family man, pulang tepat waktu, orang yang profesional dalam bekerja, dan juga tak segan turun langsung jika aku memiliki kendala. Beliau kepala keluarga yang memiliki seorang istri dan satu anak.

Mas Eko adalah orang yang sangat mudah untuk bergaul dan membuat orang lain akrab dengannya. Walaupun di satu sisi yang lain aku mengetahui bahwa dia adalah seorang playboy ulung. Pernah beberapa kali aku memergokinya tak hanya berdua dengan Bu Intan, namun dengan karyawan lain di kantor lain. Walaupun hubungannya tak separah apa yang dia lakukan dengan Bu Intan. Dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, yang pernah sekali dia bawa ke kantor.

Bu Intan adalah seorang ibu rumah tangga dan juga karyawan di kantor ini. Beliau sebelum proyek ini ditempatkan di bagian administrasi. Beliau sudah bersuami tentunya, dengan seorang anak berusia 2 tahun. Beliau sedang hamil 28 minggu. Dia sedang hamil anak kembar katanya. Dan dari aksi yang Bu Intan dan Mas Eko lakukan, aku juga tahu itu anak siapa.

Hari ini sudah tepat sebulan aku bergabung di proyek ini. Pekerjaan yang aku lakukan hanya itu-itu saja. Terkadang aku juga merasa bosan. Tak ada yang seru di kantor selain pada hari pertama kerja aku menemukan perselingkuhan di kantor. Terkadang aku juga melihat mereka berdua sedang memadu kasih di kantor saat sore hari. Saat begitu, biasanya aku akan mengendap-endap untuk merekam aksi yang mereka lakukan. Sehingga di kamar kos nanti aku mempunyai bahan.

Sore itu mereka kembali datang berdua dari mengambil data yang mereka lakukan. Suara motor matic menerobos masuk ke halaman parkir kantor kelurahan. Hari ini seragam yang digunakan adalah warna coklat pns. Mas Eko dan Bu Intan bersama masuk ke kantor. Mas Eko dengan pakaian dinas yang biasa, namun Bu Intan memakai baju longgar pns yang panjang tanpa memakai terusan berwarna gelap. Ditambah kerudung portabel yang mengikuti warna bajunya.

Terlihat Mas Eko agak buru-buru untuk segera memencet presensi digital di kantor. Dia kemudian menitipkan berkas pada Bu Intan. Terdengar pula mereka bercakap-cakap ria.

"Ihhh Mas Eko jangan balik dulu napa sih, masih jam segini juga"

"Ga bisa sayang, istriku tadi udah nunggu di rumah buat cek up bulan terakhir ke dokter kandungan"

"Masih kangen aku sama Mas Eko"

"Gapapa sayang besok dilanjut ya, daripada ketahuan"

Kemudian diakhiri mereka saling berciuman mesra di kantor yang telah sepi itu. Aku yang melihatnya sedikit merasa iri dan terangsang juga. Bagaimana tidak, aku sudah kering tidak merasakan hangatnya vagina wanita hamil hampir dua bulan ini. Namun, dari pembicaraan mereka tadi, aku mengetahui bahwa istri Mas Eko juga tengah hamil tua. Dan dia bilang akan menemani istrinya cek up untuk bulan terakhir ke dokter.

Bu Intan kemudian menuju ke ruangan tempatku bekerja. Beliau membawa berkas yang lumayan banyak juga. Aku jadi kasihan dengannya di kondisinya yang sedang hamil kembar itu.

"Mas Bram, ini berkas yang tadi saya kumpulkan dengan Mas Eko"

"Iya bu, saya akan masukkan"

Kemudian aku memeriksa dulu dan memilah pekerjaan yang akan dikerjakan dahulu. Sambil menungguku, Bu Intan kemudian pergi ke ruangan yang lain. Aku kemudian memeriksa kembali berkas-berkas itu. Namun, aku menemukan kejanggalan pada berkas-berkas itu. Dari kata-kata yang dituliskan terlihat banyak sekali seperti data itu dimanipulasi. Aku yang berpengalaman di lapang saat penelitianku dulu membuatku cepat menemukannya. Aku harus menanyakan ini ke Bu Intan, tidak biasanya pekerjaannya semrawut seperti ini. Aku kemudian segera menuju ruangannya. Saat hampir tiba disana, aku mendengar suara desahan wanita.

"Ahhhh yaaa mass Ekoo terusss"

Wanita ini sedang masturbasi rupanya. Kemudian aku mengintip ke lubang kunci pintu. Ternyata Bu Intan sedang berdiri sambil meremas kedua payudaranya. Sambil begitu, dia mendesah terus seperti dia saat diremas toketnya oleh Mas Eko. Aku yang melihatnya juga ikut terangsang. Namun aku kemudian bersiasat. Aku lalu membuka ponselku, kemudian membuka rekaman saat mereka bercinta. Kemudian aku lalu membuka pintu secara tiba-tiba. Dengan muka polos aku datang dan langsung bertanya.

"Bu Intan, ini ada kesalahan di berkas yang anda kasih ke saya..." Sambil berkata seperti itu aku memegang dan menatap berkas, lalu kembali berakting

"Hey apa yang anda lakukan Bu Intan !!!!" Kataku dengan nada yang tinggi, Bu Intan seketika pucat pasi saat kepergok olehku

"Ini ngga seperti yang kamu pikirkan Mas Bram" jawab Bu Intan dengan gelagapan.

"Apa ini juga karena Mas Eko ?" Kataku sambil memutar rekaman saat dia disodok oleh penis Mas Eko sebulan yang lalu di hadapannya. Dengan pucat pasi karena ketahuan, dia akhirnya seperti orang yang pasrah.

"Apa maumu Mas ?" Tanya Bu Intan

Yesss dia sudah dalam gengamanku, hanya tinggal eksekusi saja. Kumasukkan kembali ponselku.

"Duduk di meja itu Bu"

Beliau kemudian duduk di meja kayu besar di ruangan itu. Kemudian aku mendekatinya, sedikit mendorongnya hingga dia mentok di meja. Posisinya setengah berbaring di meja, lalu aku tarik pakaiannya ke atas. Terpampang jelas paha mulus, selangkangan yang putih bersih dengan sedikit bulu di kemaluannya, lalu perutnya yang membuncit 28 minggu. Aku kemudian mengocok memeknya dengan tangan kananku. Suaranya mendesah kenikmatan dibalik jilbab besarnya.

"Ahhhh Mas Brammm mmmmmm"

Suara-suara desahan kecil yang keluar membuatku tambah bernafsu dengannya. Kemudian aku mulai mencium bibirnya, melahap lidahnya, lalu mengulik dan menambah nikmat pergumulan ini. Sambil kukocok vaginanya dengan tanganku, aku melumat bibirnya, dengan suara erotis dia mendesah.

"Mmmmm massss hhhh ahhhh jangann laammmaa lammmaaa"

Aku kemudian berhenti, lalu melihat tanganku yang sudah becek karena mengocok vaginanya. Kemudian menurunkan celana kain hitamku. Aku lalu memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku hanya tinggal memasukkannya karena Bu Intan pasti tidak memakai celana dalam. Blesss. Vaginanya sedikit longgar karena pasti sering disodok oleh Mas Eko.

Plokk plokkk plokkk plokk

Ahhh ahhh ahhhh ahhhhh

Sambil bercumbu aku berciuman mesra dengan Bu Intan. Ini persetubuhanku yang pertama setelah hampir dua bulan. Aku dan Bu Intan di posisi ini susah selama 20 menit.

"Ahhhh ahhhh ahhh terus Mas Bramm, kamu enak jugaaa ahhh"

Bu Intan ternyata telah orgasme, aku yang sudah sampai di ujung kemudian ...

Crotttttttttt

"Akkhhhhh"

Lumpahan sperma yang sangat banyak sampai keluar melewati vagina Bu Intan. Jilbab coklatnya basah selama persetubuhan ini.

"Kamu enak juga mas" kata Bu Intan memujiku

"Anda juga Bu" jawabku

Sore itu akhirnya aku dan Bu Intan bercinta sebanyak dua kali lagi. Bu Intan yang binal itu bisa menjadi pelampiasanku nanti selama bekerja disini.
Terimakasih updayenya suhu @nitro24
 
Bimabet
Hajar bram. Untung banyak. Memek cewek hamil pasti menjepit legit....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd