Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bumil Fucker Season 3

Alur ngentot bumil paling enak yang apa nih dari season 1-3?


  • Total voters
    176
Bimabet
Season 3 Episode 19

Aku terbangun di waktu subuh. Adzan berkumandang seakan meminta umat manusia untuk segera menghadap Sang Penciptanya. Memulai dengan mengambil air wudhu dan diakhiri dengan dua ucapan salam. Rutinitas bagi setiap umat muslim sebelum memulai hari mereka yang panjang. Agar selalu mendapat berkah di setiap hari, setiap, jam, setiap menit, setiap detik, dan setiap nafas.

Aku dan Wida tidur berpelukan dalam posisi menyamping. Aku berada di belakangnya. Dengan posisi kami masih telanjang bulat. Wida bahkan sudah melepas jilbabnya. Dia masih tertidur lelap. Tubuh dan perut buncitnya bergerak seirama dengan nafasnya. Terkadang aku juga merasa gemas apabila melihat wanita hamil yang sedang tertidur. Apalagi dalam posisi tidur menyamping. Lebih menggairahkan ketika aku melihatnya.

Wida masih tertidur lelap. Tangan kiriku mengelus-elus pantatnya yang montok. Hasil dari ibu-ibu otw anak 3. Tanganku lalu merangkak naik ke payudaranya. Kuremas-remas sedikit. Ekspresi muka Wida yang menahan nyeri membuatku bertambah nafsu. Payudara yang besar dan empuk, berisi ASI, dan biasa digunakan untuk menyusui anak kembarnya. Sebentar lagi dia akan melahirkan kembali.

"Brammm, mau lagi ? Belum sholat subuh juga masak mau main ?" Ucapan Wida sedikit mengagetkanku.

"Habis kamu montok banget sih. Lagian mana bisa langsung sholat kalo kemarin udah main dulu" Jawabku

"Iya juga sih. Tapi aku lagi males nyepong. Capek." Ucap Wida.

"Ya udah. Posisi gini aja. Kamu diem sambil bobok sayang." Jawabku.​

"Yaudah deh" Balas Wida padaku.

Aku yang telah bernafsu lalu mencoba untuk cepat-cepat menegakkan penisku. Tangan kananku memegang leher Wida. Mencoba mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku secara agresif menempelkan bibirku ke bibir miliknya. French kiss yang kulakukan membuat nafsuku sedikit demi sedikit naik. Wida yang tanpa perlawanan akibat kelelahan tak membuatku kehilangan nafsu. Aku juga berpikir kalau itu juga karena usia kandungan yang semakin tua. Sehingga wajar apabila cepat merasa kelelahan. Kuelus-elus perutnya yang sudah membesar itu. Janin yang di dalamnya bergerak pelan seolah tahu bahwa orang tuanya yang berinteraksi dengannya. Gerakan tanganku semakin halus dan pelan. Tubuh Wida merespon dengan bergerak sedikit.​

"Ahhh ehmmm achhh"

Erangan-erangan halus akibat belaianku pada perutnya yang membuncit itu. Dari belakang, dia terlihat menikmatinya. Kedua bola matanya terpejam menikmati sentuhan tanganku di area perut sampai di pinggangnya. Sejak awal dulu aku menikmati tubuh hamil Wida saat hamil si kembar, ini lah yang kurasakan. Hangat, terasa memang tubuh perempuan ini untukku. Walaupun dia lebih tinggi 5 cm dariku. Lebih jangkung dan indah. Entah nanti aku dan dia bersatu atau tidak dalam ikatan suci, aku hanya ingin bisa menikmati tubuhnya.

"Udah Bram, masukin ajaaa akkkhuu...akhh" Ucap Wida seperti menahan sakit.

"Kenapa sayang ? Perutmu kram ?" Jawabku agak khawatir.

"Ngga, dedeknya nendang aja tadi. Udah langsung main aja" Jawab Wida.

Aku kemudian memasukkan penisku secara perlahan ke dalam vagina milik Wida. Vaginanya merekah dan telah basah akibat rangsangan kecil yang kuberikan tadi. Dalam posisi side by side, aku hujamkan penisku di awal penetrasi dengan keras sampai menimbulkan bunyi..​

Plokkkk

"Akhhhhhh" Jerit Wida memecah kesunyian subuh itu.

"Hati-hati sayang, kemarin malam udah makin liar. Subuh-subuh main pelan aja." Ucap Wida memperingatkan, namun seolah-olah malah menggodaku untuk bermain sebaliknya.

Aku kemudian penetrasi dengan pelan-pelan menyodok vagina miliknya. Tubuh tinggi nan jangkung yang sedang aku sodok dari sisi menyamping itu sedang menikmati penetrasiku. Erangan-erangan kecil dan anggun keluar dari bibir si cantik mantan pacarku ini.​

"Achhh achhh ackkkhhh" Jerit Wida berulang-ulang ketika penisku keluar masuk liang senggama miliknya. Dari sisi samping memiliki kelebihan untuk tidak menekan perut wanita hamil. Namun masih tetap bisa penetrasi dengan kasar karena tidak terhalang besarnya perut. Tak terasa sudah 15 menit aku menyodok liang senggama milik Wida. Yang kini akan menjadi jalan lahir calon anakku, kelak. Apabila hasil tes DNA tidak berbohong tentunya.

"Akhhh Brammmm ngentotttt kontolllll" Ucap Wida dengan umpatan yang menggambarkan perasaan nikmat saat orgasme.

"Dasar, udah pake cadar aja binalnya minta ampun" Ucapku keheranan sambil terus- menerus menyodok dengan keras. Aku tetap menyodoknya dengan keras sampai akhirnya aku keluarkan spermaku di dalam vagina miliknya. Setelah itu kami beristirahat sejenak. Sambil beristirahat aku elus-elus perutnya. Aku teringat bahwa kami ada janji untuk kontrol kandungan Wida apabila bertemu.

"Wid, katanya mau pergi kontrol kalo ketemu aku lagi ?" Tanyaku

"Iya, aku juga mau begitu. Di rumah aku kontrol. Tapi belum sampai usg dan kelainan janin. Aku ga mau juga kalo sama suamiku sekarang." Jawab Wida.

"Berarti sama suami barumu di hotel ini baru mau kontrol dong hehe" Ucapku

"Kan kamu orang tuanya" Ucap Wida sambil meraih tangan kiriku yang kupakai untuk mengelus perutnya. Dia kulihat tersungging senyum manis.​
 
Season 3 Episode 19

Aku terbangun di waktu subuh. Adzan berkumandang seakan meminta umat manusia untuk segera menghadap Sang Penciptanya. Memulai dengan mengambil air wudhu dan diakhiri dengan dua ucapan salam. Rutinitas bagi setiap umat muslim sebelum memulai hari mereka yang panjang. Agar selalu mendapat berkah di setiap hari, setiap, jam, setiap menit, setiap detik, dan setiap nafas.

Aku dan Wida tidur berpelukan dalam posisi menyamping. Aku berada di belakangnya. Dengan posisi kami masih telanjang bulat. Wida bahkan sudah melepas jilbabnya. Dia masih tertidur lelap. Tubuh dan perut buncitnya bergerak seirama dengan nafasnya. Terkadang aku juga merasa gemas apabila melihat wanita hamil yang sedang tertidur. Apalagi dalam posisi tidur menyamping. Lebih menggairahkan ketika aku melihatnya.

Wida masih tertidur lelap. Tangan kiriku mengelus-elus pantatnya yang montok. Hasil dari ibu-ibu otw anak 3. Tanganku lalu merangkak naik ke payudaranya. Kuremas-remas sedikit. Ekspresi muka Wida yang menahan nyeri membuatku bertambah nafsu. Payudara yang besar dan empuk, berisi ASI, dan biasa digunakan untuk menyusui anak kembarnya. Sebentar lagi dia akan melahirkan kembali.

"Brammm, mau lagi ? Belum sholat subuh juga masak mau main ?" Ucapan Wida sedikit mengagetkanku.

"Habis kamu montok banget sih. Lagian mana bisa langsung sholat kalo kemarin udah main dulu" Jawabku

"Iya juga sih. Tapi aku lagi males nyepong. Capek." Ucap Wida.

"Ya udah. Posisi gini aja. Kamu diem sambil bobok sayang." Jawabku.​

"Yaudah deh" Balas Wida padaku.

Aku yang telah bernafsu lalu mencoba untuk cepat-cepat menegakkan penisku. Tangan kananku memegang leher Wida. Mencoba mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku secara agresif menempelkan bibirku ke bibir miliknya. French kiss yang kulakukan membuat nafsuku sedikit demi sedikit naik. Wida yang tanpa perlawanan akibat kelelahan tak membuatku kehilangan nafsu. Aku juga berpikir kalau itu juga karena usia kandungan yang semakin tua. Sehingga wajar apabila cepat merasa kelelahan. Kuelus-elus perutnya yang sudah membesar itu. Janin yang di dalamnya bergerak pelan seolah tahu bahwa orang tuanya yang berinteraksi dengannya. Gerakan tanganku semakin halus dan pelan. Tubuh Wida merespon dengan bergerak sedikit.​

"Ahhh ehmmm achhh"

Erangan-erangan halus akibat belaianku pada perutnya yang membuncit itu. Dari belakang, dia terlihat menikmatinya. Kedua bola matanya terpejam menikmati sentuhan tanganku di area perut sampai di pinggangnya. Sejak awal dulu aku menikmati tubuh hamil Wida saat hamil si kembar, ini lah yang kurasakan. Hangat, terasa memang tubuh perempuan ini untukku. Walaupun dia lebih tinggi 5 cm dariku. Lebih jangkung dan indah. Entah nanti aku dan dia bersatu atau tidak dalam ikatan suci, aku hanya ingin bisa menikmati tubuhnya.

"Udah Bram, masukin ajaaa akkkhuu...akhh" Ucap Wida seperti menahan sakit.

"Kenapa sayang ? Perutmu kram ?" Jawabku agak khawatir.

"Ngga, dedeknya nendang aja tadi. Udah langsung main aja" Jawab Wida.

Aku kemudian memasukkan penisku secara perlahan ke dalam vagina milik Wida. Vaginanya merekah dan telah basah akibat rangsangan kecil yang kuberikan tadi. Dalam posisi side by side, aku hujamkan penisku di awal penetrasi dengan keras sampai menimbulkan bunyi..​

Plokkkk

"Akhhhhhh" Jerit Wida memecah kesunyian subuh itu.

"Hati-hati sayang, kemarin malam udah makin liar. Subuh-subuh main pelan aja." Ucap Wida memperingatkan, namun seolah-olah malah menggodaku untuk bermain sebaliknya.

Aku kemudian penetrasi dengan pelan-pelan menyodok vagina miliknya. Tubuh tinggi nan jangkung yang sedang aku sodok dari sisi menyamping itu sedang menikmati penetrasiku. Erangan-erangan kecil dan anggun keluar dari bibir si cantik mantan pacarku ini.​

"Achhh achhh ackkkhhh" Jerit Wida berulang-ulang ketika penisku keluar masuk liang senggama miliknya. Dari sisi samping memiliki kelebihan untuk tidak menekan perut wanita hamil. Namun masih tetap bisa penetrasi dengan kasar karena tidak terhalang besarnya perut. Tak terasa sudah 15 menit aku menyodok liang senggama milik Wida. Yang kini akan menjadi jalan lahir calon anakku, kelak. Apabila hasil tes DNA tidak berbohong tentunya.

"Akhhh Brammmm ngentotttt kontolllll" Ucap Wida dengan umpatan yang menggambarkan perasaan nikmat saat orgasme.

"Dasar, udah pake cadar aja binalnya minta ampun" Ucapku keheranan sambil terus- menerus menyodok dengan keras. Aku tetap menyodoknya dengan keras sampai akhirnya aku keluarkan spermaku di dalam vagina miliknya. Setelah itu kami beristirahat sejenak. Sambil beristirahat aku elus-elus perutnya. Aku teringat bahwa kami ada janji untuk kontrol kandungan Wida apabila bertemu.

"Wid, katanya mau pergi kontrol kalo ketemu aku lagi ?" Tanyaku

"Iya, aku juga mau begitu. Di rumah aku kontrol. Tapi belum sampai usg dan kelainan janin. Aku ga mau juga kalo sama suamiku sekarang." Jawab Wida.

"Berarti sama suami barumu di hotel ini baru mau kontrol dong hehe" Ucapku

"Kan kamu orang tuanya" Ucap Wida sambil meraih tangan kiriku yang kupakai untuk mengelus perutnya. Dia kulihat tersungging senyum manis.​
Bikin Index List Episodenya donk hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd