“Dan saya yakin pun, kamu tidak mengetahui saya selama ini. Kamu hanya tahu saya sebagai pebisnis ulung yang senior. Kamu sama sekali tidak mengetahui latar belakang saya, kan? Harusnya kamu cari tahu dulu kiprah saya selama menjadi pengusaha, begitupun juga yang lain, supaya kamu tidak salah dalam memilih,” lanjut Bagas yang kembali menasihati Ara dengan pengalamannya sebagai pengusaha senior yang sudah berkiprah selama 25 tahun. “baik, kita focus ke siapa Rendra, karena saya cukup mengenal dengan baik keluarganya,”
Ara hanya terdiam tidak membalas ataupun menjawab nasihat dari Bagas.
“Rendra itu anak dari pesaing bisnis saya dulu. Romi Soewito. Romi di kenal banyak pengusaha sebagai orang yang cukup licik, tapi karena dia punya backingan yang besar pada saat itu, tidak ada satupun yang bisa melawannya. Bahkan dia tidak segan untuk menjatuhkan siapa saja yang akan mengganggu jalur bisnisnya,” Bagas mulai menceritakan siapa Rendra dari awal.
“Saya adalah orang yang pernah jatuh dengan cara liciknya Romi. Dan saat itu saya lebih memilih menghindar dan membuka jalur bisnis lain agar tak lagi bersentuhan dengan Romi. Saat itu saya masih cukup lemah, karena sebagai pengusaha muda saya terlalu mudah percaya dengan perusahaan yang terlihat berpengalaman dan jauh di atas saya. Tapi nyatanya rasa hormat yang saya berikan saat itu hanya menjadi bahan dari rencana busuknya Romi. Saya pun jatuh, dan butuh waktu lama untuk bangkit lagi.” lanjut Bagas.
Ara memperhatikan dengan seksama semua ucapan yang di ceritakan oleh Pak Bagas, walaupun ia belum terlalu mengerti kemana arah dari pembicaraan ini.
“Dan dua tahun lalu, saya mendengar bahwa Romi mulai sakit-sakitan dan kini tak berdaya. Rendra melanjutkan semua tanggung jawab dari Romi sebagai pimpinan di perusahaan mereka. Rendra adalah anak tunggal, dan sejauh yang saya dengar dari cerita-cerita pengusaha lain. Cara kerja Rendra persis dan sama seperti ayahnya,” Bagas mulai sampai pada inti dari ceritanya. “Dan yang kamu tidak tahu adalah dia punya jalur bisnis yang sama dengan perusahaanmu, dan itu cukup menganggu dia, karena dia sudah menjadikan kamu sebagai pengganggu bagi bisnisnya,” lanjut Bagas yang sudah menyelesaikan ceritanya dengan memberi peringatan pada Ara.
Dan Ara sendiri cukup terkejut dan mulai mengerti kearah mana pembicaraan ini. Sebuah peringatan yang cukup keras dan telak dari Pak Bagas.
“Sekarang kamu sudah paham, kan? Apa maksud dari yang saya ceritakan ini!” tanya Bagas.
“Paham, Pak. Cukup dan saya sangat mengerti,” jawab Ara pelan, karena masih cukup terkejut. Dalam pikirannya tentang Rendra. Ara juga sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil untuk mengatasi masalahnya.
“Saya tahu berapa besar kerugian yang akan kamu terima imbas dari semua kepolosanmu,” ucap Bagas, “Dan saya akan sangat senang membantu, tapi dengan satu syarat!” lanjutnya.
“Syarat?” Ara lagi-lagiterkejut dengan ucapan Bagas yang akan membantunya. Nampaknya hari ini penuh kejutan yang masuk ke kuping Ara. Apakah ini sebuah pertanda keajaiban datang untuk membantunya.