Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ASK Cara Atasi Trauma Dikhianati? HELP!

Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.

Radicks

Tukang Semprot
Daftar
24 Mar 2016
Post
1.106
Like diterima
5.250
Lokasi
Diatas Kenikmatan
Bimabet
PENGALAMAN DIBAWAH INI ADALAH PENGALAMAN SAHABAT-nya TS
Doi adalah wanita berusia sekitar 22 sampai 23 tahun dan telah menjanda selama 6 tahun dengan dikaruniai seorang anak laki-laki. Tepat 6 tahun yang lalu, saat ia masih bersekolah di sebuah sekolah menengah atas di jawa, ia memiliki kekasih, TS gak tau apakah doi tulus mencintai laki-laki satu ini atau tidak, yang TS tau, dengan laki-laki inilah doi hamil di luar nikah. Setelah diketahui doi hamil, pihak laki-laki ngotot supaya doi yang pindah sekolah, supaya si laki-laki dapat melanjutkan sekolah, maka keluarga doi 'narik' doi pindah ke sumatera, sang laki-laki berjanji apabila 1 tahun ke depan, tepat sang laki-laki lulus sekolah, ia akan menjemput doi dan anak doi supaya tinggal satu rumah layaknya suami istri kebanyakan. Namun yang doi dapat pada tahun berikutnya adalah sesuatu yang tak doi inginkan sama sekali, sang laki-laki mengabarkan bahwa telah menghamili perempuan lain di jawa, doi tentunya ngamuk dan mempertanyakan nasib doi yang kini sudah berstatus sebagai seorang ibu. Dengan santainya sang laki-laki berkata "Yaa gimana... dia udah hamil anak aku, bulan depan aku mau nikahin perempuan ini". Hati doi bener-bener hancur, lalu doi mengguggat cerai, semua urusan cerai doi urus sendiri, harus rela bolak balik ke pengadilan agama yang berjarak kurang lebih 28 Km setiap harinya selama pengurusan gugatan cerai tersebut. Dan akhirnya mereka bercerai.
Beberapa lama setelah doi cerai dengan mantan suaminya yang bangsat itu, akun FB doi dibajak, dan dari yang temen-temen doi tau, yang ngebajak adalah si mantan suami doi, di FB yang telah dibajak itu, semua aib doi dibongkar sama si bangsat itu.
Selama 6 tahun doi menjanda, doi sudah banyak dekat dengan laki-laki baru, pacaran-putus-pacaran-putus, alasan putusnya beragam, namun yang paling dominan adalah karena ketika pacaran, ada suatu masa dimana doi ngerasa bahwa doi tak memiliki perasaan apa-apa dengan laki-laki yang saat itu menjadi kekasihnya, dan biasanya saat itu terjadi, doi bakal ngamuk-ngamuk dan marah serta benci dengan dirinya sendiri, dan berujung pada kata putus.
Semakin hari doi sadar bahwa anaknya makin besar dan akan segera mengerti serta mempertanyakan 'Siapa papaku ma?', makanya doi berusaha semaksimal mungkin agar dapat kembali menikah sebelum masa itu tiba, namun apa daya, trauma dikhianati yang begitu membekas di dirinya membuat ia tak pernah bisa 'langgeng' dengan laki-laki yang pernah mendekatinya.

Adakah cara atasi trauma dikhianati yang sekiranya sesuai dengan pengalaman kelam doi?

Mohon sekiranya para suhu disini dapat memberikan solusi.
 
SARAN-SARAN YANG SUDAH TS SAMPAIKAN KEPADA YANG BERSANGKUTAN DAN DISAMBUT BAIK OLEH DOI
SARAN DARI SUHU @merah_delima
Permisiiiii oommm... ikutan urun rembug ya....

Kalo menurut era... ada baiknya ybs mulai berbenah diri dulu.. menata kehidupan pribadinya. Mulai dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Dari situ, ybs bisa mulai mengoreksi dan merenungi perjalanan hidup yg udah dilalui, karena dgn cara ini, kita bisa mengetahui kesalahan2 yg telah kita lakukan.. dan dengan cara ini, kita bisa mulai menyusun rencana kehidupan kita kedepan..

Trauma, khusunya dalam hal asmara memang berat untuk dilupakan, terutama bagi kaum hawa. Tetapi, ada baiknya kita mulai menggunakan logika seperti kaum adam, karna dalam hal ini, kita ingin move on dan memulai hidup baru.

Seperti kata suhu @sinau_urip , memaafkan dan mengikhlaskan itu sangat penting. Agar tercipta rasa damai dan legawa dalam hati. Dari titik ini, semestinya ybs bisa mulai memandang ke depan dan mulai berbenah diri.

Yang era tangkap dari penjelasan om TS, ybs selalu putus nyambung dalam berhubungan dgn pria lain itu dimungkinkan karna ybs hanya bersikap menerima setiap tawaran hubungan tanpa melihat siapa dan bagaimana orang tersebut. Mungkin karna ybs ingin segera mengakhiri masa menjanda itu dan demi si buah hati.

Saran era , ada baiknya ybs mulai lebih selektif dalam memilih pribadi yg akan menjalin hubungan dengannya. Bukaan hanya sekedar demi mendapatkan pasangan saja, tapi demi mendapatkan pribadi yang benar2 serius, yang benar2 mampu menjadi suami, menjadi ayah bagi si buah hati.

Dalam hal ini, era menyarankan untuk tidak hanya memakai hati (perasaan), tetapi juga memakai logika, memakai insting sebagai wanita, untuk menilai dan melihat orang yg ingin menjalin hubungan dgn ybs.

Itu aja dari era.... salam...




*mungkin sahabat saya @rosi_69 dan @LOVEpotion bisa memberikan pencerahan yang lebih baik

SARAN DARI SUHU @Rezzo
Iya gan, menurut saya sih problem sejatinya itu rasa minder. Perempuan ataupun laki-laki itu sama saja, jika kita melihatnya dari kacamata keinginan.

Coba deh kita renungkan, laki-laki mana yang nggak mau jika calon bininya itu perawan? Dan begitu pula dengan wanita: siapa wanita di dunia ini yang tidak mau dicintai setulus hati oleh calon suaminya, terlepas dari segala macam kekurangan yang ada pada dirinya?

Baik wanita ataupun pria, sama-sama punya keinginan dan kriteria. Jadi, kita tidak bisa naif.

Saya meraba masalah ini ke arah sana, karena sesuai judulnya juga: 'Trauma dikhianati'. Si doi ini wanita, dan wanita itu biasanya tipenya "menunggu" dan "menimbang". Si doi ini mungkin berkali-kali melihat ekspresi laki-laki yang dekat dengannya itu saat mengetahui ia sudah menjanda dan punya anak. Doi mungkin melihat kecanggungan yang mereka (para lelaki itu) tunjukkan padanya, dan doi pun langsung ingat traumanya, seolah menganggap semua laki-laki yang kupacari ini pun "tampaknya sama saja".

Lagi pula, si doi ini pasti berkali-kali dibenturkan dengan kenyataan bahwa "keluarga setiap laki-laki yang kudekati juga pasti tak menyetujui hubungan ini sampai ke jenjang pernikahan". Jadi, bisa dibilang keluhan minder si doi ini udah berlapis alias kuadrat.

Menurut saya, untuk sementara, ada baiknya agar doi mendekatkan diri dulu kepada Tuhan dan keluarga. Yakinkan bahwa suatu saat pasti ada jalannya. Lalu, jika mungkin lelaki berikutnya "merapat", tidak usah anggap itu sebagai beban. Jika memang laki-laki itu baik dan mau menerima keadaannya, ya terima. Tapi, jika gagal, yakinkan diri bahwa pasti akan datang yang lainnya, bersabarlah.

Tanamkan dalam pikirannya untuk "tidak terlalu pemilih" dalam menilai laki-laki. Mau dapat yang sempurna dengan keadaannya sekarang? Kesempatan itu sudah sangat kecil. Jadi, bijaklah dalam memilih laki-laki dan tetap yakin bahwa pasti akan ada jalan keluarnya (lelaki idaman yang akan datang).

:ampun:
 
Terakhir diubah:
Sependek pengetahuan ane.. kalo masalahnya sdh sampai kayak gini: kecenderungan perilaku marah berulang, di luar kendali atau keinginan ybs- maka ybs perlu dibantu oleh profesional (semisal psikolog yg terampil ttg trauma). Kalau dikasih saran, ini ibarat pasien diabetes diobati dgn multi vitamin: mungkin bisa sembuh tapi lama.

Tapi seandainya mau "multi vitamin" ane, ini resepnya: ybs berlatih memaafkan dirinya sendiri dan memaafkan cowok yg mengkhianatinya.
Kalau sudah bisa memaafkan, maka luka hatinya sdh sembuh, artinya jika bagian yg luka tersentuh lagi, ybs nggak akan over-react lagi.

Sorry ga ngasih solusi
 
Sependek pengetahuan ane.. kalo masalahnya sdh sampai kayak gini: kecenderungan perilaku marah berulang, di luar kendali atau keinginan ybs- maka ybs perlu dibantu oleh profesional (semisal psikolog yg terampil ttg trauma). Kalau dikasih saran, ini ibarat pasien diabetes diobati dgn multi vitamin: mungkin bisa sembuh tapi lama.

Tapi seandainya mau "multi vitamin" ane, ini resepnya: ybs berlatih memaafkan dirinya sendiri dan memaafkan cowok yg mengkhianatinya.
Kalau sudah bisa memaafkan, maka luka hatinya sdh sembuh, artinya jika bagian yg luka tersentuh lagi, ybs nggak akan over-react lagi.

Sorry ga ngasih solusi
Okay hu.. Saran suhu hampir sama dengan yang pernah ane sampaikan ke doi. Btw, makasih yak :)
Ane harap ada suhu-suhu yang lain juga nimbrung...
 
Permisiiiii oommm... ikutan urun rembug ya....

Kalo menurut era... ada baiknya ybs mulai berbenah diri dulu.. menata kehidupan pribadinya. Mulai dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Dari situ, ybs bisa mulai mengoreksi dan merenungi perjalanan hidup yg udah dilalui, karena dgn cara ini, kita bisa mengetahui kesalahan2 yg telah kita lakukan.. dan dengan cara ini, kita bisa mulai menyusun rencana kehidupan kita kedepan..

Trauma, khusunya dalam hal asmara memang berat untuk dilupakan, terutama bagi kaum hawa. Tetapi, ada baiknya kita mulai menggunakan logika seperti kaum adam, karna dalam hal ini, kita ingin move on dan memulai hidup baru.

Seperti kata suhu @sinau_urip , memaafkan dan mengikhlaskan itu sangat penting. Agar tercipta rasa damai dan legawa dalam hati. Dari titik ini, semestinya ybs bisa mulai memandang ke depan dan mulai berbenah diri.

Yang era tangkap dari penjelasan om TS, ybs selalu putus nyambung dalam berhubungan dgn pria lain itu dimungkinkan karna ybs hanya bersikap menerima setiap tawaran hubungan tanpa melihat siapa dan bagaimana orang tersebut. Mungkin karna ybs ingin segera mengakhiri masa menjanda itu dan demi si buah hati.

Saran era , ada baiknya ybs mulai lebih selektif dalam memilih pribadi yg akan menjalin hubungan dengannya. Bukaan hanya sekedar demi mendapatkan pasangan saja, tapi demi mendapatkan pribadi yang benar2 serius, yang benar2 mampu menjadi suami, menjadi ayah bagi si buah hati.

Dalam hal ini, era menyarankan untuk tidak hanya memakai hati (perasaan), tetapi juga memakai logika, memakai insting sebagai wanita, untuk menilai dan melihat orang yg ingin menjalin hubungan dgn ybs.

Itu aja dari era.... salam...




*mungkin sahabat saya @rosi_69 dan @LOVEpotion bisa memberikan pencerahan yang lebih baik
 
Permisiiiii oommm... ikutan urun rembug ya....

Kalo menurut era... ada baiknya ybs mulai berbenah diri dulu.. menata kehidupan pribadinya. Mulai dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Dari situ, ybs bisa mulai mengoreksi dan merenungi perjalanan hidup yg udah dilalui, karena dgn cara ini, kita bisa mengetahui kesalahan2 yg telah kita lakukan.. dan dengan cara ini, kita bisa mulai menyusun rencana kehidupan kita kedepan..

Trauma, khusunya dalam hal asmara memang berat untuk dilupakan, terutama bagi kaum hawa. Tetapi, ada baiknya kita mulai menggunakan logika seperti kaum adam, karna dalam hal ini, kita ingin move on dan memulai hidup baru.

Seperti kata suhu @sinau_urip , memaafkan dan mengikhlaskan itu sangat penting. Agar tercipta rasa damai dan legawa dalam hati. Dari titik ini, semestinya ybs bisa mulai memandang ke depan dan mulai berbenah diri.

Yang era tangkap dari penjelasan om TS, ybs selalu putus nyambung dalam berhubungan dgn pria lain itu dimungkinkan karna ybs hanya bersikap menerima setiap tawaran hubungan tanpa melihat siapa dan bagaimana orang tersebut. Mungkin karna ybs ingin segera mengakhiri masa menjanda itu dan demi si buah hati.

Saran era , ada baiknya ybs mulai lebih selektif dalam memilih pribadi yg akan menjalin hubungan dengannya. Bukaan hanya sekedar demi mendapatkan pasangan saja, tapi demi mendapatkan pribadi yang benar2 serius, yang benar2 mampu menjadi suami, menjadi ayah bagi si buah hati.

Dalam hal ini, era menyarankan untuk tidak hanya memakai hati (perasaan), tetapi juga memakai logika, memakai insting sebagai wanita, untuk menilai dan melihat orang yg ingin menjalin hubungan dgn ybs.

Itu aja dari era.... salam...




*mungkin sahabat saya @rosi_69 dan @LOVEpotion bisa memberikan pencerahan yang lebih baik
Makasih tanggapan dan sarannya suhu @merah_delima :)
TS lupa nambahkan mengenai doi yang putus nyambung, rata2 laki2 yang ngedekatin doi, sudah kenal doi paling cepat 2 tahun, bahkan yang baru saja doi putusin ini, udah kenal banget sekitar 4 tahunan, dan si laki2 udah ada rencana untuk ngelamar doi, tapi karena rasa kesal dan benci diri sendiri itu muncul, akhirnya doi putuskan hubungan mereka baru2 ini.
 
Makasih tanggapan dan sarannya suhu @merah_delima :)
TS lupa nambahkan mengenai doi yang putus nyambung, rata2 laki2 yang ngedekatin doi, sudah kenal doi paling cepat 2 tahun, bahkan yang baru saja doi putusin ini, udah kenal banget sekitar 4 tahunan, dan si laki2 udah ada rencana untuk ngelamar doi, tapi karena rasa kesal dan benci diri sendiri itu muncul, akhirnya doi putuskan hubungan mereka baru2 ini.
Baiklah...

Masih seperti saran era, dimulai dengan memaafkan dan berdamai dgn diri sendiri.

Dibutuhkan juga dukungan dari orang terdekat, dalam hal ini sebaiknya ibunda dari ybs. Mental healing bisa terlaksana dgn baik jika ybs telah berdamai dengan dirinya, dan menerima fakta bahwa semua telah terjadi.

Kalo boleh tau, berapa usia ybs?
 
Baiklah...

Masih seperti saran era, dimulai dengan memaafkan dan berdamai dgn diri sendiri.

Dibutuhkan juga dukungan dari orang terdekat, dalam hal ini sebaiknya ibunda dari ybs. Mental healing bisa terlaksana dgn baik jika ybs telah berdamai dengan dirinya, dan menerima fakta bahwa semua telah terjadi.

Kalo boleh tau, berapa usia ybs?
Beberapa hari lagi berusia 23 tahun...
 
Beberapa hari lagi berusia 23 tahun...
Usia dimana ybs seharusnya lebih berpikir jernih karena sudah matang dalam kehidupan.

Trauma itu wajar dan bisa disembuhkan, dan di tahap awal, yg dibutuhkan adalah kesadaran dari ybs, maksudnya harus ikhlas dan legawa menerima kenyataan pahit yang telah terjadi. Caranya, dengan memaafkan si mantan suami.

Kontrol diri dan kontrol rasa hati dalam kehidupan keseharian, agar tidak terkebak dalam kenangan masa lalu yang pahit. Disini, dibutuhkan bantuan dari orang terdekat, misalnya orang tua atau sahabat. Caranya, bisa dengan mengingatkan agar tidak lagi mengingat masa lalu, ketika ybs terjebak dalam memori pahit itu.
 
Usia dimana ybs seharusnya lebih berpikir jernih karena sudah matang dalam kehidupan.

Trauma itu wajar dan bisa disembuhkan, dan di tahap awal, yg dibutuhkan adalah kesadaran dari ybs, maksudnya harus ikhlas dan legawa menerima kenyataan pahit yang telah terjadi. Caranya, dengan memaafkan si mantan suami.

Kontrol diri dan kontrol rasa hati dalam kehidupan keseharian, agar tidak terkebak dalam kenangan masa lalu yang pahit. Disini, dibutuhkan bantuan dari orang terdekat, misalnya orang tua atau sahabat. Caranya, bisa dengan mengingatkan agar tidak lagi mengingat masa lalu, ketika ybs terjebak dalam memori pahit itu.
Baik makasih sarannya suhu era, nanti coba TS sampaikan ke doi, semoga doi mau menerima saran-saran suhu semua :)
 
Kalo dari pengalaman saya...

Harus belajar mengikhlaskan masa lalu , memaafkan apa yang sudah terjadi di masa lalu.

Caranya ya ga bisa dari orang lain, harus dengan kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri.

Baru bisa menata hidup yang baru...

Kadang aja udah menata hidup baru , ingatan masa lalu datang kembali... ya harus terus belajar memaafkan dan melupakan.

Last but not least , belajar menghargai diri sendiri bahwa kamu layak mendapatkan orang yang menghargaimu.
 
Kalo dari pengalaman saya...

Harus belajar mengikhlaskan masa lalu , memaafkan apa yang sudah terjadi di masa lalu.

Caranya ya ga bisa dari orang lain, harus dengan kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri.

Baru bisa menata hidup yang baru...

Kadang aja udah menata hidup baru , ingatan masa lalu datang kembali... ya harus terus belajar memaafkan dan melupakan.

Last but not least , belajar menghargai diri sendiri bahwa kamu layak mendapatkan orang yang menghargaimu.
Makasih sarannya suhu @angeline :)
 
Apakah doi ada kemungkinan minder?
Karena, kadang-kadang, ada juga wanita yang minder sama laki-laki yang ditaksirnya, karena berbagai hal. Salah satunya karena doi sudah punya anak dan menjanda 6 tahun.

Mungkin, doi melihat tanggapan ataupun mata setiap laki-laki yang dekat dengannya itu, menunjukkan adanya kekecewaan saat tahu doi membuka kenyataan bahwa dirinya sudah punya anak dari laki-laki lain.

Ini sih kemungkinan aja ya. :)
 
lebih baik fokus ke diri sendiri...

liat bagaimana kekurangan kita...
jika ada di perbaiki..

daripada mencari2 alasan mengapa kita dikhianati...

be a better person aja lebih baik, sehingga hubungan berikutnya akan baik2 saja :ampun:
 
Apakah doi ada kemungkinan minder?
Karena, kadang-kadang, ada juga wanita yang minder sama laki-laki yang ditaksirnya, karena berbagai hal. Salah satunya karena doi sudah punya anak dan menjanda 6 tahun.

Mungkin, doi melihat tanggapan ataupun mata setiap laki-laki yang dekat dengannya itu, menunjukkan adanya kekecewaan saat tahu doi membuka kenyataan bahwa dirinya sudah punya anak dari laki-laki lain.

Ini sih kemungkinan aja ya. :)
Kemungkinan dengan persentase yang cukup besar om, doi gak bilang doi minder sih, tapi setiap ngobrol tentang calon suami impian, ada ungkapan-ungkapan tersirat yang menunjukkan doi minder :)
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kemungkinan dengan persentase yang cukup besar om, doi gak bilang doi minder sih, tapi setiap ngobrol tentang calon suami impian, ada ungkapan-ungkapan tersirat yang menunjukkan doi minder :)
Iya gan, menurut saya sih problem sejatinya itu rasa minder. Perempuan ataupun laki-laki itu sama saja, jika kita melihatnya dari kacamata keinginan.

Coba deh kita renungkan, laki-laki mana yang nggak mau jika calon bininya itu perawan? Dan begitu pula dengan wanita: siapa wanita di dunia ini yang tidak mau dicintai setulus hati oleh calon suaminya, terlepas dari segala macam kekurangan yang ada pada dirinya?

Baik wanita ataupun pria, sama-sama punya keinginan dan kriteria. Jadi, kita tidak bisa naif.

Saya meraba masalah ini ke arah sana, karena sesuai judulnya juga: 'Trauma dikhianati'. Si doi ini wanita, dan wanita itu biasanya tipenya "menunggu" dan "menimbang". Si doi ini mungkin berkali-kali melihat ekspresi laki-laki yang dekat dengannya itu saat mengetahui ia sudah menjanda dan punya anak. Doi mungkin melihat kecanggungan yang mereka (para lelaki itu) tunjukkan padanya, dan doi pun langsung ingat traumanya, seolah menganggap semua laki-laki yang kupacari ini pun "tampaknya sama saja".

Lagi pula, si doi ini pasti berkali-kali dibenturkan dengan kenyataan bahwa "keluarga setiap laki-laki yang kudekati juga pasti tak menyetujui hubungan ini sampai ke jenjang pernikahan". Jadi, bisa dibilang keluhan minder si doi ini udah berlapis alias kuadrat.

Menurut saya, untuk sementara, ada baiknya agar doi mendekatkan diri dulu kepada Tuhan dan keluarga. Yakinkan bahwa suatu saat pasti ada jalannya. Lalu, jika mungkin lelaki berikutnya "merapat", tidak usah anggap itu sebagai beban. Jika memang laki-laki itu baik dan mau menerima keadaannya, ya terima. Tapi, jika gagal, yakinkan diri bahwa pasti akan datang yang lainnya, bersabarlah.

Tanamkan dalam pikirannya untuk "tidak terlalu pemilih" dalam menilai laki-laki. Mau dapat yang sempurna dengan keadaannya sekarang? Kesempatan itu sudah sangat kecil. Jadi, bijaklah dalam memilih laki-laki dan tetap yakin bahwa pasti akan ada jalan keluarnya (lelaki idaman yang akan datang).

:ampun:
 
Hmmm lebih baik emang ketika mau kembali berhubungan bisa saling cerita dan jujur sama calon pasangan.. Hmm kalau ane sih mungkin akan nerima2 aja masalalunya selama ia emang gak nglakuin hal semewew lagi sembari di sumatra.. Selama abis di hianatin gak semewew lagi.. Siapa aja insyallah mau.. Selagi masih sama2 mau bikin keluarga harmonis.
 
Bimabet
Iya gan, menurut saya sih problem sejatinya itu rasa minder. Perempuan ataupun laki-laki itu sama saja, jika kita melihatnya dari kacamata keinginan.

Coba deh kita renungkan, laki-laki mana yang nggak mau jika calon bininya itu perawan? Dan begitu pula dengan wanita: siapa wanita di dunia ini yang tidak mau dicintai setulus hati oleh calon suaminya, terlepas dari segala macam kekurangan yang ada pada dirinya?

Baik wanita ataupun pria, sama-sama punya keinginan dan kriteria. Jadi, kita tidak bisa naif.

Saya meraba masalah ini ke arah sana, karena sesuai judulnya juga: 'Trauma dikhianati'. Si doi ini wanita, dan wanita itu biasanya tipenya "menunggu" dan "menimbang". Si doi ini mungkin berkali-kali melihat ekspresi laki-laki yang dekat dengannya itu saat mengetahui ia sudah menjanda dan punya anak. Doi mungkin melihat kecanggungan yang mereka (para lelaki itu) tunjukkan padanya, dan doi pun langsung ingat traumanya, seolah menganggap semua laki-laki yang kupacari ini pun "tampaknya sama saja".

Lagi pula, si doi ini pasti berkali-kali dibenturkan dengan kenyataan bahwa "keluarga setiap laki-laki yang kudekati juga pasti tak menyetujui hubungan ini sampai ke jenjang pernikahan". Jadi, bisa dibilang keluhan minder si doi ini udah berlapis alias kuadrat.

Menurut saya, untuk sementara, ada baiknya agar doi mendekatkan diri dulu kepada Tuhan dan keluarga. Yakinkan bahwa suatu saat pasti ada jalannya. Lalu, jika mungkin lelaki berikutnya "merapat", tidak usah anggap itu sebagai beban. Jika memang laki-laki itu baik dan mau menerima keadaannya, ya terima. Tapi, jika gagal, yakinkan diri bahwa pasti akan datang yang lainnya, bersabarlah.

Tanamkan dalam pikirannya untuk "tidak terlalu pemilih" dalam menilai laki-laki. Mau dapat yang sempurna dengan keadaannya sekarang? Kesempatan itu sudah sangat kecil. Jadi, bijaklah dalam memilih laki-laki dan tetap yakin bahwa pasti akan ada jalan keluarnya (lelaki idaman yang akan datang).

:ampun:
Baik suhu @Rezzo , TS selalu seneng denger pendapat dan paparan suhu @Rezzo terutama kalau di SF HTH ini.
Siap hu, ane izin copas yak kata-kata ente, nanti ane kasih ke doi.
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd