Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cerita Biasa (No SARA)

Ijin ngopi dimari suhu sambil pantengin tante binal
 
Part 2

Suatu hari, aku sedang menyapu teras rumah. Aku menggunakan kaos panjang tipis dengan bawahan rok panjang. Aku mengenakan jilbab untuk berjaga-jaga bila ada yang melihatku dari luar rumah. Meskipun aku berpakaian tidak karuan di dalam rumah, di luar aku masih dengan teliti menutup auratku. Tentu tidak ada yang menyangka betapa liarnya aku ketika sendirian. Sambil memikirkan hal ini, aku tidak sadar telah menyapu sampai ke depan pagar. Aku mendadak menegang dan malu, menyadari banyaknya orang yang lewat di depan rumahku. Kondisiku saat itu memang tertutup, namun aku sama sekali tidak mengenakan apapun di baliknya. Aku merapihkan jilbabku, memastikan dadaku tertutup. Jilbabku tidak bisa menutup bentuk dadaku yang menggunung tegak dibaliknya, tetapi setidaknya bisa menyamarkan bentuk putingku. Aku kembali menyapu dengan dada berdegup sambil mengobrol kecil dengan orang-orang yang lewat. Salah satu teman mengobrolku, Ibu Farah mengajakku untuk melihat bazar yang sedang diadakan di depan komplek. Aku menolaknya dengan alasan sedang menyapu, namun dia tidak menghiraukan dan menarikku bersamanya. Aku berusaha memegangi dadaku agar tidak berguncang-guncang saat berjalan cepat bersamanya. Gesekan puting payudaraku dengan kaos tipis memberiku rasa geli yang merangsang. Kami berjalan sekitar 200 meter. Ini adalah pertama kalinya aku berada sejauh ini dari rumah tanpa mengenakan dalaman. Wajahku memerah menahan malu dan birahi yang mulai bangkit.

Aku melihat kerumunan ibu-ibu yang mengelilingi sebuah stand. Aku berusaha melihat barang apa yang dijual, dan kulihat ternyata itu adalah satu set panci yang kuidam-idamkan setelah melihat iklannya di TV, dengan harga jual hanya setengah dari biasanya. Tanpa pikir panjang aku ikut mendesak kerumunan ibu-ibu yang berebut berusaha mendapatkan barang tersebut. Mereka cukup ganas mendorong satu sama lain demi sebuah diskon harga. Badanku terhimpit dan terhempas kesana kemari. Aku menjerit kecil, bukan karena kesakitan, tetapi karena bagian-bagian tubuhku bergesekan dengan tubuh para ibu-ibu ini, menghasilkan sensasi yang nikmat. Aku yang sudah lama tidak merasakan panas tubuh manusia mulai tidak bisa bergerak melawan tekanan pada dada, pantat, dan paha bagian dalamku yang hanya tertutup selembar kain tipis. Aku terangsang berat. Aku malah menggerakan tubuhku lebih banyak, berharap gesekaan lebih. Aku seorang wanita berhijab yang bermartabat, dalam kondisi tanpa dalaman mencari kenikmatan di kerumunan ibu-ibu karena tidak bisa menahan birahi. Pahaku mengait ketat satu kaki entah siapa, menggesekan vaginaku naik turun. Dadaku teremas-remas oleh tangan yang menggapai-gapai meraih barang. Nafasku memburu. Kedua kakiku terangkat dari tanah saat tubuhku mendapat tekanan dari segala arah. Kakiku lemas saat tubuhku menggelinjang beberapa kali akibat orgasme yang kurasakan. Aku memejamkan mata menikmati semua ini. Badanku yang tidak bertenaga terdepak keluar dari kerumunan, dan aku terduduk lemas ke tanah. Rok panjangku membuka sempurna membentuk lingkaran, sehingga pantatku bersentuhan langsung dengan tanah. Dapat kurasakan cairan mengalir keluar dari vaginaku yang bersentuhan dengan batuan kecil di bawahnya. Beberapa tangan mengangkat ketiak dan lenganku, membantuku berdiri. Betapa terkejutnya aku mendapati beberapa pria mengangkatku sambil menanyakan keadaanku. Aku menepis tangan mereka yang menyentuh badanku sambil mengatakan aku baik-baik saja. Sungguh kurang ajar mereka menyentuhku tanpa izin, bahkan beberapa tangan bersentuhan dengan dada bagian sampingku yang tidak berbeha saat mengangkatku. Aku berlari kecil saat pulang dengan tangan memegang dadaku yang berguncang dan tangan lain menutup bagian depan rokku yang mulai basah karena bergesekan dengan vaginaku. Sampai di rumah aku kembali menelanjangi diriku dan bermasturbasi berkali-kali, memikirkan sensasi terjepit di kerumunan tadi yang sangat nikmat. Aku tertidur lagi sambil tersenyum puas.

Sejak saat itu, aku tidak pernah mengenakan dalaman sama sekali sejauh apapun aku pergi. Tentu lain cerita saat aku mendapatkan kunjungan bulanan yang mengharuskan aku mengenakan celana dalam. Aku pun menjadi suka dengan keramaian seperti pasar ataupun kendaraan umum yang menyebabkan tubuhku berdesakan. Aku selalu menikmati keadaan tersebut dan terkadang sampai membuatku orgasme. Awalnya aku agak risih bila ada laki-laki di antara kerumunan, namun tidak mungkin aku mendapat kerumunan yang isinya hanya selalu wanita. Aku pun mulai agak kendor dengan prinsipku tersebut, toh laki-laki itu bukannnya sengaja melecehkan ku. Aku mulai mengenali perbedaan bau antara laki-laki dan wanita. Tubuh laki-laki juga terasa lebih keras dibandingkan dengan wanita yang lembut. Lama kelamaan, aku justru lebih memilih kerumunan laki-laki daripada wanita. Aku lebih memilih masuk gerbong lelaki di kereta dibandingkan gerbong khusus wanita. Kadang aku naik kereta tanpa tujuan di jam-jam ramai, hanya ingin merasakan sensasinya. Bila dipikir-pikir, aku sedang melakukan pelecehan seksual kepada mereka. Namun aku selalu berpura-pura tidak sengaja karena keadaan ramai, sehingga mereka tidak bisa menyalahkan aku. Kadang aku merasa bersalah dengan korban pelecehanku, apalagi jika mereka masih polos dengan tinggi hanya sedadaku. Tetapi rasanya sangat nikmat menggosokkan dada dan putingku yang tegak ke wajah mereka, apalagi merasakan hangatnya nafas mereka. Pernah suatu ketika aku mengangkat jilbabku secara diam-diam dan meyorongkan putingku yang tercetak jelas dibalik kaosku ke mulut seorang lelaki yang langsung kaget. Sungguh tercela perbuatanku ini, namun aku tidak bisa berhenti karena menikmatinya.

Di saat bosan aku bererapa kali berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk menghilangkan penat. Aku berniat membeli satu atau dua baju baru. Setelah memilih beberapa model, aku membawanya ke kamar ganti. Kamar ganti di pusat perbelanjaan ini ditutupi dengan tirai yang memiliki celah di bawahnya. Aku membuka kemeja ku untuk mencoba baju yang ingin ku beli. Aku lupa kalau aku tidak mengenakan bra. Aku sudah sangat terbiasa tanpa dalaman sehingga kaget ketika aku mendapati diriku sudah setengah telanjang walaupun hanya satu helai pakaian yang ku lepas. Kulihat pantulan diriku di depan cermin besar yang tergantung di dinding kamar pas itu. Kulihat diriku memakai jilbab, rok panjang, namun telanjang dada. Kaki orang yang lewat di depan kamar pas dapat terlihat dari celah di bawah. Obrolan mereka pun terdengar jelas seolah-olah tepat berada disampingku. Ini pertama kalinya aku setengah telanjang di tempat ramai, hanya dibatasi sebuah tirai. Anehnya, aku merasa terangsang karena sensasi baru ini. Putingku perlahan-lahan naik hingga posisi tegak sempurna. Penasaran dengan sensasi ini, aku melepaskan rok panjang yang kukenakan. Aku sekarang telanjang bulat kecuali kepalaku yang masih tertutup. Perlahan aku mulai meraba dan menggosok vaginaku. Apakah orang-orang di luar menyangka dibalik tirai ini ada seorang wanita yang sedang dilanda nafsu, memainkan bagian tubuhnya sendiri? Aku pun bermasturbasi sambil mencoba-coba baju yang baru kubeli dan melakukan mix and match. Aku mecoba menggunakan kemeja tanpa bawahan, kaos dengan kaos kaki saja, kemeja plus sepatu saja, kombinasi-kombinasi gila yang bisa membuatku di cap gila bila aku dilihat orang. Aku melakukan beberapa pose model sambil mengabadikannya dengan kamera ponselku. Ah, sungguh aku berharap sensasi ini bisa kubawa keluar ruangan. Tiba-tiba tercetus sebuah ide di kepalaku. Aku berpakaian dan mengambil beberapa jenis pakaian lagi ke dalam kamar pas itu. Aku kemudian membuka semua bajuku. Aku kemudian memakai kaos kaki panjang hitam yang dulu sempat hits di kalangan anak sekolah. Panjangnya sampai setengah pahaku. Aku kemudian memakai rok di atas lutut berbahan lemas. Atasannya, aku memakai blazer dengan dua kancing dibagian perut. Aku memandang cermin dan kagum akan betapa modisnya aku. Bagian tubuhku pun tertutup sempurna. Namun, dapat kurasakan udara bebas di selangkanganku. Bila dilihat dari bawah, tidak ada penutup sama sekali yang bisa melindungi vaginaku dari pandangan. Aku mecoba melebarkan bagian atas blazerku dalam kondisi terkancing di bagian perut, ternyata sangat mudah dadaku mengintip di antaranya. Dengan begini aku bisa merasakan sensasi telanjang di luar ruangan tanpa diketahui orang. Setelah memakai kostum ini beberapa kali, aku mendapati tanganku sangat mudah meraih vaginaku saat sedang duduk, membuat aku beberapa kali bermasturbasi di bis, bioskop, atau restoran. Aku tidak berani bermasturbasi di kereta karena tempat duduk yang saling berhadapan membuat orang di depan ku dengan sangat mudah dapat memergokiku.
Bakal binal banget nih
Ditatto hu tres dibikiin mabok hehehe
 
Cerita yg 50:50 antara ketemu org baik dan jahat. Baru nemu cerita gini yg cwe ngegoda tp cwo nya malah nasihatin...klo ketemu cwo trus memperbudak kayae udh bosen.
Cerita yg bagus hu, lanjutkan.
 
Wah udah berani extrim ni si tante tinggal nunggu yg lebih gila lagi
 
ayooo..terus, update yg lancar hu biar kyk maestro yg laen. semngat nice story. fav nih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd