Mendengar ajakan istrinya yang kini menatapnya Idan tersenyum dan mendekatkan wajahnya perlahan, Asya sudah memejamkan matanya sejak tadi sepertinya ia sudah tidak sabar untuk melakukannya kali ini.
Tapi apa yg di harapkan Asya tidak terjadi, Idan hanya menciumnya dengan gemas berkali kali dan diakhiri gigitan dipipinya. Asya langsung membuka matanya sekaligus menekuk wajahnya, Idan yg melihatnya hanya terkekeh dan mengelap bagian pipi istrinya yg basah karna gigitanya.
"idaaaaan basahhh ih, tau ah sebeleun" rengek Asya
"lagian kamu mancing mancing wae haha, udah aku bilangkan nanti abis kontrol lagi baru aku mau" jelas Idan
"tapikan lama byyy, aku maunya sekarang ih"
"mau banget?" Asya mengangguk bersemangat, Idan menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.
"kenapa si? bosen sama aku ya? aku gaenak lagi emang?"
"hilih ngomongnya kemana mana sih, Idan gapernah bosen sama Asya, Asya selalu enak buat Idan cuma waktunya aja sayang. Sabar si tuan putri cuma 2 hari lagikan kontrol, abis kontrol kalo ternyata kamu emang dah sehat aku pasti ngajak kamuu beronde ronde wkwk" Asyapun mengalah dan menghela nafasnya lalu kembali menonton filmnya
"Asya marah ya? maaf atuh sayang" ucap Idan sambil menusuk pipi istrinya dengan telunjuknya
"tau ah, giliran kamu yg pengen harus dilayanin tapi giliran aku banyak alesan!"
Idan terdiam mendengar penuturan istrinya, bukan ia menolak tapi keadaanya menurutnya tak memungkinkan. Perlahan tangan Idan mulai menyusup kedlam pakaian istrinya, ia meraba benda kenyal yang selalu menjadi favoritnya, Idan meremasnya dengan lembut dan memainkan puting susu milik Asya.
"mhhh by"
lenguhan Asya yang merdu masuk ketelinga Idan dan membuatnya tersenyum, istrinya benar benar menginginkannya. Asya kembali menengok kebelakang menatap Idan dengan tatapan yang sangat sayu, mereka berciuman dengan lembut.
"mau di isepin by" pinta Asya saat ciumannya berhenti.
Idanpun membiarkan istrinya kini duduk dipangkuanya, saling menatap dan tersenyum saat Asya menurunkan kedua tali yang berada dipundaknya sehingga kain yg menutupinya terjatuh dan menampakkan gunung kembar yg bulat sempurna dengan puting berwarna pink kesukaan Idan. Idan langsung melahap dan meremasnya secara bergantian.
Asya mendongakan kepalanya saat rasa nikmat menjalar pada tubuhnya, tanpa ia sadari tubuhnya meliuk indah karena ulah suaminya.
"ahhh byby mhhhh"
Idan tersenyum kala mendengar desahan yang keluar dari mulut istrinya, Idan kembali menatap istrinya lalu merebahkanya, ia menarik seluruh pakaian Asya hingga istrinya telanjang dihadapannya. Idan menggesekkan jarinya kebagian intim istrinya yg kini sudah basah dan licin.
"sange banget hm?"
Asya mengangguk, sesekali mengigit bibirnya saat jari suaminya berada tepat dilubang surgawinya.
Idan memasukan 2 jarinya sekaligus, dikocoknya vagina Asya dengan perlahan.
"uhhhh by ah enak"
Idan mempercepat gerakan jarinya didalam sana dan sedikit menekan perut istrinya, lidahnya ia gunakan untuk menyapu bagian luarnya. Asya merasakan kenikmatan diluar akal pikirannya karna perbuatan Idan sekarang, kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri, tanganya meremat bantal yang ada, bahkan sesekali pinggulnya terangkat.
"ahhhh byby ahhh mau keluar shhhh"
Asya terus meracau kenikmatan hingga orgasmenya keluar seperti air mancur, Idan bangkit dan melihat Asya yg masih terengah dengan peluh yg membasahi tubuhnya. Asya menariknya kedalam pelukannya.
"tadi apa by? aku pipis ya?" tanya Asya sambil terengah
"itu orgasme sayang" balas Idan sambil menciumi leher istrinya
"kok muncrat gitu sih?"
"manakutau wkwk. tapi enakkan?" Asya mengangguk setuju
"tapi aku pengen di ewe kamu by" ucap Asya tibatiba
Tak mau membuat istrinya merajuk Idan langsung kembali bangkit dengan tatapan nakal.
"yakin mau sekarang?" tanya Idan memastikan, Asyapun mengangguk dan melebarkan pahanya.
"ayo memek aku udah gatel by ihhh" Asya kembali merengek sedangkan Idan tersenyum jahil.
Saat Idan menurunkan celananya tiba tiba suara bel berbunyi, mereka sama sama diam memaatikan jika itu suara bel rumahnya. Idan berdiri dan melihat dari jendela siapa yg membunyikan belnya.
"sayang pake baju sayang, ada temen temen kamu tuh diluar" ucap Idan
Asya yang mendengar ucapan suaminya langsung bergegas memakai seluruh pakaianya, tak lupa ia juga mengelap cairannya yg sedikit bercecer dikarpetnya.
Melihat istrinya sudah berpakaian Idan pun keluar membuka gerbang.
"lama banget sih Dan bukainnya" ucap Dea
"sorry, lagi dibelakang tadi hehe. Masuk masuk, Asya didalem kok"
Idan pun kembali mengunci pintu gerbang dan mengikuti mereka masuk kedalam rumahnya. Seperti kebiasaan pada umunya jika perempuan sudah berkumpul pasti akan apa? akan merumpi yagesya.
Setelah memberikan minum untuk teman teman istrinya, Idan memilih naik ke kamarnya memberi space untuk mereka bercengkrama.
"jadi ada apanih yg buat kalian sampe kesini?" tanya Asya, setelah berbasa basi dengan kabar dan kegiatan satu sama lain pasti ada alasan yg membuat akhirnya mereka ada disini pikirnya.
Jujur saja kedatangan tamunya sore ini tak tepat waktu, ia jadi harus menahan hasratnya untuk bercinta dengan Idan padahal ia sudah bisa membayangkan bagaimana dirinya di gagahi dan dinikmati suaminya setelah sekian lama. Huh!
Sialan!
"mmm jadi gini Sya, gue mau minjem duit 30 jt. Lu bisa bantu ga ya?" Tanya Ranti, seketika Asya mengerutkan keningnya.
"buat apa? kok banyak banget?"
"buat biaya lahiran sama beli perlengkapan bayi Sya, jujur aja gue gada pegangan sama sekali" tutur Ranti
"lah Ruli kemana? emang suami lu kerja apa kok sampe gada pegangan?"
Ranti terdiam, wajahnya menunduk dan menatap jarijarinya yg kini saling beradu. Dea yang duduk di sebelahnya mengusap pundak temannya itu berkali kali, memberinya ketenangan sekaligus menguatkan sedangkan Asya semakin penasaran dengan apa yg dialami Ranti teman satu kampusnya itu, setau Asya Ranti menikah dengan kaka tingkatnya bernama Ruli dan setelah itu ia tak tau lagi.
"Ruli pergi Sya sama selingkuhanya waktu kandungan gue 5 bulan, dia pergi bawa semua tabungan yg gue punya sama perhiasan juga. Sekarang gue masih hidup karna di bantuin Dea sama Biwa, mereka yang ngasih gue makan bahkan tempat tinggal. Keluarga gue udah buang gue Sya, karna gue gamau nurut sama mereka dan kekeuh nikah sama Ruli. Akhirnya ya gini idup gue sekarang, nyesel sih ganurutin mereka tapi waktu gabisa diputer kan Sya. Makanya gue kesini mau minta tolong Sya sama elu, Dea sama Biwa gapunya kalo duit sebanyak itu sedangkan prediksi dokter gua harus lahiran sesar."
Asya terdiam, tak menyangka jika rumah tangga temannya serumit itu. Kenapa banyak banget yg ditinggal suaminya dalam keadaan mengandung seperti ini? sebenarnya apa yg laki laki cari sih?
"gue sih bisa bantu Ran tapi gue juga harus ijin dulu sama Idan suami gue" ucap Asya
"gue minta tolong banget sya, gue udah gatau harus kemana lagi cari pertolongan. Kalo perlu gue sujud dikaki suami lu deh gapapa yang penting anak ini bisa lahir selamet itu aja keinginan gue"
"sttt apaan si ngaco aja ngomongnya, yauda gue ke atas dulu deh ya nemuin Idan" pamit Asya sambil beranjak dari duduknya.
"ohiya tar kalo ada gojek ambil aja, tadi gue pesenin makanan, dimakan yagesyaaaa" teriak Asya dari tangga.
"gila ya rumah Asya luas banget, suaminya tajir banget kayanya" ujar Biwa
"iyaya, beruntung banget Asya" ucap Ranti
"bukan cuma tajir tapi cakep plusplusplus haha mana masih muda lagi" jelas Dea
"muda? emang Asya nikah sama laki umur berapa De?" tanya Ranti
"setau gue lebih muda 3 tahun sama Asya, eh itu gojeknya dateng"
Dea pun keluar mengambil makanan yg dipesan Asya dan kembali menikmatinya bersama Biwa dan Ranti. Sedangkan Asya kini duduk dipangkuan suaminya yg masih memainkan PSnya, sedari tadi ia hanya diam memikirkan cara bagaimana meminta ijin pada Idan untuk meminjamkan uang yg nominalnya cukup besar itu.
"sayang gaturun? itu temen temen kamu masih dibawah lho" ucap Idan saat permainanya sudah berakhir, sedaritadi iapun bingung karna Asya tiba tiba datang dan duduk dipangkuannya tanpa mengatakan apapun. Idan menepuk punggung Asya dan sesekali mengelusnya.
"aku mau ngomong sesuatu by tapi bingung ngomongnya gimana" ujar Asya, Idan mengerutkan keningnya bingung.
"tinggal ngomong aja sayang, mau ngomong apa sih hmm?" Tanya Idan sambil meregangkan pelukannya, Asya menunduk tak berani menatap wajah suaminya seperti ia sedang melakukan kesalahan.
"kenapa? kamu selingkuh lagi?" tebak Idan dan sontak membuat Asya menatapnya.
"ih ngomongnya! engga!" Idan terkekeh pelan meskipun mendapat geplakan pada bibirnya karna ucapannya.
"byby, Ranti mau pinjem uang 30jt buat biaya lahiran sama beli perlengkapan bayi katanya. Ruli suaminya pergi sama selingkuhanya bawa tabungan mereka dan keluarganya udah ganganggap ranti anaknya soalnya Ranti lebih milih Ruli waktu itu" jelas Asya
"itu yang bikin kamu diem dari tadi?" Asya mengangguk dan tertunduk. Ia takut jika Idan tak mengijinkannya meminjamkan uangnya, apa yg akan ia katakan pada temanya nanti.
Idan tersenyum seraya merapikan rambut Asya yang sedikit berantakan.
"kamu ada uangnya?" tanya Idan, Asya mengangguk sebagai jawaban. Lagi lagi tingkah Asya membuatnya tersenyum, lihatlah bagaimana menggemaskannya Asya dalam mode kitten ini haha.
"yauda kasih aja, gausah dipinjemin nanti uang kamu aku yang ganti" seketika Asya langsung menatap suaminya dengan senang terlihat senyuman dibibirnya sekarang.
"beneran by boleh? ahhh makasih Idaaan" ucap Asya sambil berkali kali menciumi bibir suaminya.
"etapiiii kok dikasih by? kan dia minjem?" tanya Asya
"tadi kamu bilang suaminya kabur bawa semua tabunganyakan? keluarganya juga gamau ngakuin dia lagikan? terus gimana cara dia kembaliin uang kamu nanti? kan dia mau lahiran, belum lagi harus pemulihan pasca lahiran, anaknya juga harus dikasih Asi, terus kapan bisa selesainya kalo kamu hutangin hm?"
Asya tertegun, ia tak berpikir sampai kearah sana tapi pemikiran Idan diluar prediksinya, bisa sedetail itu ya batinya. Idan yang tak mendapat jawaban dari Asyapun kembali bersuara.
"kasih aja oke, kamu masih punya aku kan kalo urusan uang" ucapnya, dan mendapat pukulan pada bahunya.
"ihhh bukan uang doang, tapi semuanya!"
Idanpun tertawa mendengar protes dari istrinya, menurut Idan, Asya sangat menggemaskan jika digoda dalam bentuk situasi apapun.