Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cerita Kita

Bimabet
Idan kembali menghisap puting pink milik istrinya yg mencuat hingga membuat Asya tubuh menggelinjang. Tangannya meremas rambut Idan seperti meminta lebih.


"ahhh shhh trus by mhhh"


Sebelah tangan Idan terulur kebawah, jarinya mulai memainkan aksinya dibawah sana. Idan mengocok vagina istrinya dengan 2 jarinya sesekali iapun memutarkanya dan membuat tubuh Asya terangkat.


"ahhh Idannn" desah Asya tak tahan menerima perlakuan suaminya.


Jempol Idan menekan klirotis Asya kuatkuat sedangkan 2jarinya semakin bergerak menusuk kevagina istrinya itu. Asya merapatkan kedua pahanya dengan kejangan kecil diperutnya, Idan tersenyum nakal saat tau itu adalah pelepasan istrinya.


Kecupan Idan turun ke perut rata Asya, membuat beberapa tanda merah disana. Ia membuka kembali paha istrinya, diciuminya bagian dalam paha istrinya dengan lembut hingga kini ia berhadapan langsung dengan vagina merah muda yg menggoda itu.


Idan menciuminya dengan gemas, tercium aroma harum yg masuk ke indra penciumannya. Asya benar benar mempersiapkan dirinya dengan baik.


"harum banget sayang"


Lidahnya kini mulai bermain membelai vagina Asya, menusuknya kebagian dalam dan menghisap inti tubuh istrinya disana. Pinggul Asya terangkat seirama dengan sapuan lidah suaminya dibawah sana.


"shhh idannn geli"


Asya menarik kepala suaminya hingga kebagian terdalam, ia ingin lebih dalam lagi merasakan lidah Idan didalam miliknya. Idan terus memainkanya dengan menambahkan jarinya disana, hal itu membuat Asya semakin mendesah nikmat hingga akhirnya kedua pahanya menghimpit suaminya dibawah sana.


"ahhhh aku keluar by"


Idan masih dibawah sana, melumat habis cairan yg keluar dari miliknya. Idan bangkit dan dengan sengaja menggesekan penisnya di vagina Asya, hal itu membuat Asya bergerak gelisah. Miliknya terasa geli dan gatal.


"shhhh idannnn"


Menatap wajah istrinya yang baginya candu membuat nafsunya semakin menyeruak didalam dirinya. Idan mulai mendorong penisnya meskipun milik istrinya sangatlah sempit, Asya mengeratkan cengkrama tanganya yang berada di pundak Idan. Sedangkan Idan semakin menguatkan remasan tangannya di sprei, berusaha mendorong penisnya agar bisa masuk seluruhnya divagina Asya membuat istrinya kini memejamkan mata.


"akhhhhh byyy sa sakittttt"


Idan meringis kala merasakan kuku istrinya
menusuk pundaknya, Idan langsung memeluk tubuh istrinya. Menenangkan Asya yg terisak, padahal miliknya belum masuk seluruhnya.


Asya mulai tenang dan Idan mulai memaju mundurkan miliknya dibawah sana.


Blessss! penisnya masuk seluruhnya, milik istrinya sangat sempit dan menjepit penisnya. Asya menguatkan cengkramanya
pada sprei, rasa perih yg ia rasakan berubah menjadi nikmat dan ngilu.


"akhhh memek kamu sempit banget sayang"


Idan mendekatkan wajahnya, mencium bibir istrinya hingga melumatnya. Disaat seperti itu Idan menyentakkan penisnya lebih dalam hingga mentok didalam.


"akhhh by udah mentok ishhhh"


Idan mempecepat tempo tusukannya divagina istrinya, perut Asya terasa ngilu dibuatnya.


Asya meremat sprei sekuatnya, ia semakin menjepit penis suaminya dengan vaginannya. Tubuh Asya menegang meledakkan sesuatu didalam sana.


"ahhh aku keluar lagi by"


Idan menghentakkan miliknya didalam sana, merasakan miliknya dibanjiri cairan hangat istrinya.


"enak hm??" tanyanya sambil menghapus peluh istrinya, Asya tersenyum dan mengangguk.


Asya mengelus perutnya yang terasa ngilu.


"aku mau diatas lagi by" pintanya


Idanpun merubah posisinya dengan sekali gerakan, ia bisa melihat betapa indahnya istrinya saat mengikat rambutnya dengan asal itu membuat Asya semakin sexy dimatanya.


Asya mulai menggerakan pinggulnya dan meraih tangan suaminya agar meremas payudaranya. Idan menggeram tertahan, miliknya terasa dijepit vagina istrinya.


Idan tak tahan, ia menahan pinggul istrinya dan menyentakkan miliknya lebih dalam.


"akhhh idan! ahhh jangan di mentokin ngilu byyyyyy"


Idan membantu pergerakan Asya, ia menyentakkan miliknya berulang kali didalam sana. Asya mendesah hebat, dirinya sedang dipenuhi dengan kenikmatan. Asya menarik tubuh suaminya, mendekatkan wajahnya, menggesekan hidungnya lalu melumat bibir suaminya.


Mmmmmmmhhhh


"ahhh kenapa enak banget shhhhh"



Asya mengerang frustasi, gerakan Idan memelan namun menusuknya semakin dalam. Membuat rasa ngilu dibagian terdalamnya, tangan Asya terulur membelai wajah suaminya, ia memainkan bibir suaminya dengan jarinya, lalu kembali melumatnya diiringi desahan nikmat yg tertahan.


"ahhhh ahhh by mau keluar lagiiiii" rengek Asya


Ia tak tahan dengan rasa nikmat yg suaminya berikan.


"tahan sayang bareng" pinta Idan


Ia masih terus menggerakan pinggul istrinya seirama dengan hentakkan miliknya.


"ahhh by gabisa shhh gakuat"


Idan memutar kembali posisinya dan mengagahi istrinya dengan cepat, ia melakukannya sedikit kasar karna miliknya juga ingin mengeluarkan tabunganya selama 2 minggu ini.


"ahhh idaaan! aku keluar"


Bersamaan dengan teriakan istrinya, Idanpun sama menyemprotkan miliknya di rahim Asya. Idan memeluk Asya, keduanya bermandikan keringat sekarang. Ia menyandarkan kepalanya tepat didada istrinya, ia bisa mendengar bagaimana detak jantung Asya seperti gemuruh.


"makasih Asya, enak banget"


"perut aku juga anget by"



Asya mengusap kepala Idan dengan lembut, ia tau suaminya belum selesai dengannya. Ia masih merasakan milik suaminya tegang didalam sana.


"ayo lagi by"


Idan mendongakan kepalanya, menatap istrinya yg kini melihat dengan senyum dibibirnya.


"aku tau kamu belum selesaikan? ayo lagi"


Kini Asya mengangkat kedua kakinya dan bertengger dibahu suaminya, Idan mulai memompanya lagi.


"uhhhh Sya makin sempit ah"


Idan menengadahkan kepalanya, menikmati penisnya yg semakin dijepit vagina Asya. Rasanya gila semakin ia mendorongnya lebih dalam semakin kencang pula jepitan yg ia rasakan.


Idan terus menghujamkan penisnya dengan cepat sambil meremas kedua payudara istrinya yg semakij menegang, tubuh Asya menggelinjang hebat kala mendapatkan lagi pelepasannya. Entah sudah yg keberapa tapi yg pasti ia menikmatinya.


Idan tak memberikan jeda sama sekali, tak membiarkan istrinya menikmati pelepasannya. Ia ingin mencapai puncaknya bersama Asya, Idan mempercepat ritme penyatuannya.


"akhhhh idannn ngiluuuuu!!"


Ngilu, perih dan nikmat menjadi satu itu yg Asya rasakan saat ini. Idan terus memaksakan penisnya agar menyentuh bagian terdalam vagina Asya, memaksakan sesuatu yang mengeras dan berurat itu hingga membuat Asya menjerit.


"FUCK!!! akhhhhh Idannnnnn"


Asya tak kuasa menahan gejolak didalam dirinya lagi, kepalanya terus menggeleng kekiri dan kekanan, meremat tangan suaminya yg berada diatas payudaranya.


"aku mau keluar lagi byyyyy"


Asya merasakan sesuatu didalam sana semakin membesar, mendorong paksa penis tersebut bisa memenuhi vagina Asya. Idan mengeram tertahan, penisnya di jepit kuat oleh vagina istrinya.


"ahhhh gakuat byyy pleaseeeee mhhh"


"barengan sayang!"



Idan menyentakkan penisnya kuat kuat, membuat tubuh Asya bergetar hebat. Mereka merasakan klimaks bersamaan.


Idan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Asya, mengatur nafasnya yg terengah sambil menatap wajah istrinya. Asya memejamkan matanya, tubuhnya lelah sekali rasanya.


"makasih sayang"


Dikecupnya kening istrinya dengan lembut, Asya selalu cantik dimatanya, begitu hebat melayaninnya, begitu sabar menghadapinya, dan rasanya Idan begitu sangat beruntung memilikinya.


Setahun menikah dengan Asya, rasa cintanya tak pernah habis. Disetiap harinya selalu bertambah dan membuncah, Idan juga tak mengerti tentangperasaanya tapi yg pasti ia bahagia ketika bersama Asya.


Idan menarik selimut untuk menutupi badanya dengan Asya, malam ini cukup sekian dulu ia tak ingin membuat istrinya kembali kerumah sakit karna ulahnya.
 
Keesokan harinya Idan sampai dikantor, bibirnya tak henti hentinya tersenyum ia masih membayangkan adegan panas bersama istrinya semalam. Membuat energinya kembali terpenuhi.


Idan duduk di ruanganya, ia tak membangunkan istrinya yg kelelahan akibat ulahnya semalam. Ia membiarkan Asya beristirahat, tak lupa ia juga menyiapkan sarapan untuk istrinya yg sudah ia simpan di atas nakas.


Dikediaman pasutri muda itu Asya baru terbangun dari tidurnya, melirik jam yg sudah menunjukan pukul 10.00. Cukup siang ia terbangun dan tak mendapati Idan di sampingnya.


sayang ini sarapannya dimakan oke, makasih buat semalem. loveyouuuu cantik!


Begitulah isi notes yg Asya temukan di samping piring berisikan nasi goreng diatasnya, Asya menyantapnya sampai habis, nasi goreng buatan Idan memang paling enak!.


Asya segera pergi ke kamar mandi, ia melihat tubuhnya penuh dengan tanda cinta dari suaminya. Idan benar benar begitu memuja dirinya semalam, ah tidak! bahkan setiap saat suaminya itu selalu memujanya.


Selesai dengan ritualnya Asya kembali kekamar, pekerjaan rumahnya sudah selesai kini waktunya ia bersantai ria.


Tepat pukul 12.00 ponsel Asya berdering, iapun mengangkatnya.


"halo sayang, udah cantik mau kemana?" suara Idan di sebrang sana, kini mereka melakukan panggilan videocall.


"gakemana mana by, kamu udah makan siang hm?


"ini lagi makan sambil liatin perempuan cantik"



Asya memutar bola matanya malas, tapi pipinya tersipu malu. Terlihat dari semburat merah yg kini muncul, Idan terkekeh gemas.


"nanti mau makan apa by?"


"mmmm kamu aja gimana?" goda Idan


"Yak! serius byby!"


"Idan serius Asyaaaaa, cuman mau makan kamu wkwk"


"iyaiyaaa nanti makan aku, tapi selain itu apa? aku mau masak tapi bingung ini, kamu mau apa?"


"mmm ayam kecap boleh?"



Asya berfikir sejenak kemudian mengangguk setuju.


"yauda jangan pulang telat okey paksu"


Idan mengangguk dan memberi tanda dengan jempol terangkat.


"aku kerja lagi ya sayang, jangan lupa minum vitaminnya. Baik baik dirumah, kalo ada tamu liat dulu di jendela, kalo ada apa apa langsung hubungin aku ya sayang"


"hhmmmm yaa bawel, loveyou Idan"


"loveyou more Asyaaaaa"



Setelah panggilannya mati Asyapun bergegas turun kedapur, ia akan memasak permintaan suaminya itu. Cukup lama Asya berkutat disana karna banyak hal yg harus ia selesaikan, waktu sudah menunjukan pukul 16.00 sore tandanya Idan sebentar lagi pulang.


Asya bergegas kembali kekamarnya, membersihkan badanya yg dipenuhi keringat itu. Ia tak mau jika Idan melihatnya dalam keadaan yg buruk meskipun sebenarnya ia tetap akan dipuji cantik oleh suaminya itu.


Asya merias wajahnya sedikit dan menambahkan parfum di tubuhnya, para suami pasti senang bukan jika pulang di sambut dengan kecantikan istrinya?


Terdengar suara mobil suaminya sudah masuk ke bagian garasi rumahnya, Asyapun sudah turun dan sedang membersihkan wadah kotor yg ia gunakan tadi.


Idan masuk, membuka alas kakinya dan menaruhnya di tempatnya begitu juga dengan jas serta tas kantornya.


Ia melihat meja makan yang sudah siap dengan banyak makanan ditambah martabak asin yg ia bawa untuk istri tercintanya, Asya menghampirinya yg masih berdiri di samping meja makan.


"mau makan sekarang by? gamau mandi dulu kah?" tanya Asya


"nanti aja mandinya ah aku laper banget sayang"



Idanpun duduk, sebagai istri Asyapun melayani suaminya ia mengambilkan nasi dan ayam kecap yg Idan minta tadi siang ditambah dengan sayur yg ia siapkan juga.


Idan langsung memakannya, mengunyahnya dengan perlahan, ia seperti makan masakan ibunya dirumah. Idan menatap istrinya yg masih berdiri disampingnya.


"ini enak sya, kamu dapet resep darimana?"


"dari ibu hehe"



Pada dasarnya Asya memang tak bisa memasak, tapi sejak menikah dengan Idan ia mau belajar meskipun kadang masakannya gagal menurutnya tapi Idan selalu menghabiskannya tanpa sisa.


"pantes mirip, udah kamu cobain?" Asya menggeleng, Idan menarik kursi untuk istrinya dan memberikan satu suapan untuk Asya.


"mmmm beneran enak by, kirain kamu cuman speak aja"



Idan terkekeh mendengarnya, memang ia selalu berkata masakan Asya enak meskipun keasinan, atau kemanisan bahkan tak jarang tak ada rasanya. Tapi Idan selalu menghargai apapun yg Asya masak untuknya, menurutnya Asya selalu memberikannya yg terbaik dan mau terus belajar menjadi lebih baik itu sangat harus di apresiasi.


Setelah selesai makan Idan naik keatas lalu masuk ke kamar mandi, sedangkan Asya mencuci piring kotor terlebih dahulu lalu menyusul suaminya ke kamar mereka.


"syaaaaa, andukkkk" Asya berdecak, selalu sajaa Idan lupa tak membawanya.


Asya mengambilnya ditempat jemuran lalu membuka kamar mandi yg ia yakin tak dikunci, dan benar saja.


"kebiasaan banget gadikunci si idaaan, nih anduknya" Idan hanya cengengesan lalu mengambil anduk yg diberikan istrinya.


"marah marah aja ih sya" ujar Idan, ia berjalan memeluk istrinya yg bercermin.


"udah sana pake baju ih! basah tau peluk peluk aja"



Idanpun menurut, ia pergi ke kamarnya lalu memakai baju yg sudah disiapkan istrinya. Dilihatnya Asya yg kini memainkan ponselnya di atas kasur, Idan memilih menaruh kembali handuknya daripada kena ocehan istri galaknya itu.


Idan ikut berbaring dengan istrinya sambil memeluk tubuh Asya setelah menaruh handuknya, Asyapun menepuk nepuk punggung suaminya dan sesekali mengelus rambutnya.


"gimana hari ini by? proyeknya lancar?" tanya Asya.


"aman sayang, lancar juga udah approve sama pak Danu" Asya mengangguk mendengar pernyataan suaminya.


"ahiya Sya, besok Idan keBandung sama Nayra disuruh Pak Danu buat ketemu sama pak Edwin disana. Tadinya Nayra mau pesen tiket buat kesana, tapi aku bilang gausah, kesananya pake mobil aja"


"mobil kantor maksudnya?"


"enggalah , pake mobil pribadi sayang"



Degh!


Asya menghentikan tepukannya pada punggung suaminya itu, menjauhkan Idan dari tubuhnya. Menatap tak percaya pada suaminya.


"mobil kita maksudnya? kamu mau bawa Nayra pake mobil kita Idan?! yang bener aja kamu tuh!!! kamu mau selingkuh sama dia hah? kamu sadar ga sih sama apa yg kamu omongin? iya aku tau itu mobil dibeli pake uang kamu, tapi kamu juga taukan tuh mobil gapernah dipake sama perempuan selain aku?! terus sekarang kamu mau pergi sama Nayra pake mobil itu?! kamu gila idan!" Asya yang tak terima itupun membalik tubuhnya memunggungi suaminya, perasaan kesal, marah, dan cemburu menjadi satu yg ia rasakan.


"bukan gitu sayang ih, dengerin aku dulu" Asya membalikkan kembali badanya dan mendorong suaminya untuk tak menyentuhnya.


"dengerin apa lagi hah? udah jelas kamu mau pergi berdua sama sekertaris kamu yg gatel itu! Idan, kamu taukan dia suka sama kamu! trus kamu mau ngasih kesempatan buat dia sekarang? kamu bosen sama aku?! bilang idan! gagini caranya, kamu nyakitin aku taugasih!!!"



Asya menarik selimut dengan kasar, menutup dirinya sendiri didalam sana. Idan menghembuskan nafasnya berkali kali, istrinya salah paham.


Idan bangkit dari kasurnya dan memilih mempacking pakaian untuk hari esok, ia membiarkan istrinya terlebih dahulu memberi waktu untuknya melepaskan amarahnya.


Asya terisak didalam selimut yg menggulungnya, ia kesal dengan Idan yg dengan mudahnya bilang bahwa mobil mereka akan dipakai dengan sekertarisnya itu, Asya cemburu! istri mana yang tak cemburu bila suaminya pergi dengan perempuan yg terang terangan menyukainya.


Idan kembali menghampiri Asya yg kini terisak, Idan menarik selimut yg menutupi Asya tapi Asya menahanya. Tapi sayang tenaga Idan lebih kuat dibanding Asya sehingga kini Idan bisa melihat bagaimana wajah istrinya yg sudah memerah, air matanya tak henti keluar dari mata indahnya. Idan mencoba menghapusnya tapi Asya menepis tanganya.


"sayang dengerin dulu" Asya tak menggubris, ia tetap diam dan tak mau menatap wajah suaminya.


"Asya heiii, liat aku bentar"


"gak! gamau! pergi aja sana sama sekertaris kamu itu!" bentaknya



Idan naik ke atas kasurnya dan memeluk Asya dari belakang, Asya berontak tak ingin disentuh oleh Idan namun kekuatannya tak cukup untuk melepaskan pelukan suaminya itu.


"Denger dulu, perginya emang pake mobil kita tapi ga berdua sayang. Aku gapergi sama dia aja tapi kamu juga ikut Sya, Idan gamungkin ninggalin kamu sendirian disini"


Seketika Asya membalik tubuhnya, ia menatap suaminya yg kini memandanginya. Idan menghapus air matanya dengan lembut.


"sa- sama aku perginya?" tanya Asya dengan sesegukan.


"iya sayang sama kamu cantik, udah cup ya jangan nangis lagi" Idan mengecup seluruh wajah istrinya, ia merasa bersalah membuat Asya menangis.



Asya langsung memeluk Idan dengan erat, mengubur wajahnya di leher suaminya. Iapun merasa bersalah karna menuduh Idan yg enggak nggak.


"maaf byby" cicitnya pelan, Idan merengkuh lebih dalam tubuh istrinya, mengecup kepala Asya berkali kali.


"gaperlu minta maaf sayang, kamu salah paham aja. Mending kita istirahat sekarang oke"


"tapi aku belum packing Idan"


"gausah, udah aku packingin tadi sekalian. Sekarang tugas kamu cukup peluk Idan sampe tidur"


"hmmm loveyou somuch Idan!"


"loveyoumore Asya"



Asya kembali menepuk nepuk punggung suaminya, mata Idan terpejam menikmati tepukkan lembut pada punggungnya. Asya yang mengira suaminya sudah tertidur pulas pun menarik tubuhnya, ia memandangi wajah tampan suaminya itu. Dielusnya dengan lembut rahang tegas itu.


"maaf udah marah, maaf udah bentak byby.. Aku cuman takut kamu pergi, takut kamu ninggalin aku sama orang lain, Asya gabisa kalo ga sama kamu Idan, makasih udah sesabar ini ngadepin aku, aku cinta banget sama kamu byyy" ungkapnya, Idan yang masih mendengar istrinya bercelotehpun membuka matanya.


"tidur sayangkuuuuuu" Idan mengecup bibir Asya berkali kali lalu menariknya lagi kedalam dekapanya.


"kirain udah tidur ih by" Asya malu jadinyakan.


"kamu berisik sihhh, Idan gakemana mana Asyaaaaa. Idan tetep sama Asya gimanapun keadaannya, dah ya overtinkingnya aku gaakan ninggalin kamu apalagi sama perempuan lain"



Merekapun akhirnya tertidur dengan saling memeluk satu sama lain.
 
"kamu pikir kamu bisa menaklukan suamiku dengan tubuhmu itu Nay?" ucap Asya


Kini mereka berdua berada di toilet rest area, setelah makan Nayra ijin pergi ke toilet dan disusul oleh Asya. Nayra yg melihat istri atasanya itu dipantulan cermin pun bersmirk, ia memutarkan tubuhnya sehingga mereka berhadapan.


"kalo iya kenapa mba? takut tersaingi kah?" ucap Nayra dengan menantan


Asya berdecih!


"kamu bukan levelku Nay, Arsyad sudah terobsesi dengan tubuhku dan tak mungkin berpaling, apalagi sama kamu. Nay nay coba lihat kamu seperti apa sekarang? kita mau ke bandung Nay bukan bali. Upsss!" Nayra menaikkan alisnya, tak peduli dengan ucapam istri atasannya ini.


"ah mungkin mba lupa kalo Pak Arsyad pernah menikmati tubuh saya, mau saya kirim lagi mba fotonya?" Asya terkekeh dan menyilangkan tanganya di depan dadanya.


"Arsyad yg mana Nay? suami saya ? itu mustahil. Kamu mau tau sesuatu? saat kamu mengirim berbagai foto dan video yg kamu bilang itu bersama suami saya, Arsyad ada dikamar bersama saya yg mendesahkan namanya."



Skakmat! Nayra diam tak bergeming sekalipun, harga dirinya seperti diinjak-injak oleh perempuan dihadapannya yg kembali tersenyum seperti iblis.


"Kenapa? kaget? Haha! saya gabodoh Nay, saya tau lekuk tubuh suami saya, jadi berhenti ganggu suami saya mulai sekarang! yg kamu lakuin itu murahan tauga? bahkan jalang saja dibayar untuk sekali permainan"


"maaf mba saya gaakam berhenti sebelum dapetin apa yg saya inginkan"



Asya maju satu langkah, mendekatkan wajahnya dan berbisik.


"baik kalo begitu, berusahalah. Akan saya pastikan hanya kegagalan yg kamu dapatkan Nayra. Ternyata benar jadi pelakor itu tak perlu cantik hanya butuh tak tau diri!"


Asya berbalik dan meninggalkan Nayra disana.


"Nayra mana sayang? kok gabareng?" Idan hanya melihat Asya ketika masuk kedalam mobilnya.


"bentar lagi kali, aku ga liat" ketusnya.


Idan menatap wajah istrinya yg terlihat kesal, tanganya tersilang didepan dadanya. Tak lama Nayra pun masuk kedalam mobil, Asya yg melihat nya datang hanya menatap dengan sinis.


Mereka ber3pun melanjutkan perjalanan, Idan yang terus menggenggam tangan istrinya menjadi pemandangan paling menyakitkan untuk Nayra, sesekali Idan bertanya dan Nayra menjawab seadanya.


3jam berlalu, merekapun akhirnya sampai di tempat tujuan lebih tepatnya ini Ciwidey bukan Bandung. Ketiganya disambut oleh Pak Edwin dan 2 rekannya.


"bisa kita langsung bahas tentang proyeknya Pak Arsyad?" Idan mengangguk dan mengikuti arah klientnya berjalan.


Setelah hampir 1 jam Idan berkeliling melihat lokasi bersama klientnya itupun kembali ketempat semula.


"kalo begitu besok bisa kita mulai pengerjaannya, saya akan mengawasinya secara langsung Pak edwin"


"baik kalo begitu, terimakasih Pak Arsyad untuk bantuannya" Idanpun menjabat tangan klientnya bergantian.


"Pak Arsyad, saya mau tanya boleh?"
Idan pun mengangguk.


"2 perempuan yg ikut kesini itu siapa?"


Idan lupa untuk memperkenalkan keduanya, Idanpun memanggil kedua perempuan itu untuk mendekat.


"Ini Nayra pak, sekertaris saya" ucap Idan. Nayra pun bersalaman dengan Pak Edwin dan kedua rekannya, namanya Romi dan Rudi.


"kalo yang cantik itu siapa Pak Arsyad?" cetus Rudi, memang sedari awal mereka ber3 sampai Rudi selalu melihat Asya dari atas sampai bawah. Tatapan itupun tak luput dari pandangan Idan sang suami, hanya saja ia tak ingin mencari masalah karna niatnya hanya untuk bekerja.


"nah iya pak daritadi saya penasaran juga sama yang itu" sambung Romi. Idan mengerutkan keningnya, apa maksudnya itu?!


"oh yang ini? ini Asya istri saya" dengan posesifnya Idan merengkul pinggang istrinya.



Asya tersenyum dan mengangguk, ia tak berniat menyalami mereka semua. Bukan bermaksud sombong tapi Asya tau jika suaminya pecemburu berat.


"Wah saya baru tau kalo Pak Arsyad sudah beristri, saya kira masih bujangan. 24thn buat laki laki masih muda lho pak, masih bisa explore yg lain lain" ucap Pak Edwin sambil menaik turunkan kedua alisnya. Idan hanya berdehem dan tak menanggapi ucapan klientnya itu.


"kalo gitu saya permisi pak mau istirahat"



Idan pergi sambil menggandeng tangan istrinya, Nayra ikut dibelakangnya. Setelah Nayra memberikan kunci kamar, Asya dan Idanpun masuk. Asya merebahkan dirinya diatas kasur sedangkan Idan pergi ke arah balkon.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd