Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT CERITA MASA LALU ISTRI

Penasaran siapa yang berhasil menjebol ajeng pertama kali. 🤔
Lanjutkan terus karya indah mu ini suhu. :semangat:
 
Aku kembali mengenakan pakaian lengkapku. Begitu juga Aldi. Dia kembali mengenakan pakaiannya juga. Mulai dari CD sampai kaos. Aku juga berusaha menyisir rambutku dan merapikannya.

Pagi tadi aku terbangun dari tidurku karena ada sesuatu yang bergerak di selangkanganku. Setelah kulihat ternyata Aldi sudah mulai bermain dengan mulut dan lidahnya di sana.

Karena menyadari bahwa aku terbangun, Aldi justru membuka pahaku. Kini wajahnya sudah tepat menghadap ke selangkanganku. Awalnya dia meraba-raba vaginaku yang berada di balik CD. Tapi setelah itu ia mulai menjilatinya.

Lidahnya terasa menyapu bibir vaginaku. Basah. Lidahnya bergerak naik turun. Terkadang juga mulutnya yang berusaha menyedot-nyedot. Aku menyadari bahwa vaginaku sudah mulai basah lantara menerima rangsangan dari Aldi.

“Ah...ah...ah....” Aku mendesah menikmati permainan Aldi.

Ia terus saja dengan lihainya menari-narikan lidahnya. Sesekali juga coba menusuk-nusuk vaginaku. Bahkan terkadang juga mengenai klitorisku. Aku menggelinjang dibuatnya.

Desahanku makin tak keruan. Aku menggenggam seprai ranjang. Bahkan karena saking nikmatnya, aku sampai berucap sesuatu yang berani pada Aldi.

“Di, buka aja CD-nya.”

Sungguh aku tidak sadar ketika mengatakan itu. Saat itu yang kumau hanyalah kenikmatan dari Aldi. Maka mendengar itu, Aldi tak buang-buang waktu. Ia langsung saja menurunkan CD-ku dan menaruhnya entah di mana.

Kini ia sudah bisa melihat vaginaku secara langsung. Berarti sudah ada tiga lelaki yang beruntung bisa melihatnya. Untung saja aku sebelumnya memang sudah mencukur bulu kemaluanku.

Kurasakan tangan Aldi menyentuh vaginaku. Ia menggesekkan jarinya di bibir vaginaku. Lalu disusul oleh mulutnya. Rupanya ia tak jijik sebab vaginaku sudah basah.

Mulut Aldi menyedot-nyedot. Lidahnya menari-nari di bagian klitorisku dan terkadong coba menusuk lubang vaginaku.

“Ah...Di....Ah...” aku tak bisa berhenti untuk mendesah.

Saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada ketukan pintu dari temanku. Mereka mengajak untuk sarapan dulu. Tanpa mengubah posisi, Aldi menjawab dari dalam bahwa kami baru saja bangun.

“Di, udah ya.” Kataku.

Tapi Aldi menolak dan meyakinkan padaku untuk menyelesaikan terlebih dahulu. Maka dia tetap memaksaku berbaring. Ia kembali melumat vaginaku. Momen paling tidak bisa aku tahan adalah saat Aldi bermain-main dengan klitorisku. Itu membuatku bergetar tak keruan bahkan sampai aku membuat orgasme. Ketika aku orgasme, kedua padahku sampai menjepit kepala Aldi.

Aldi lalu mengambil tissue untuk membersihkan mulutnya dan vaginaku. Lalu setelah itu kami mengenakan pakaian kami dan segera menyantap sarapan.

Dua pasangan yang lain melihat kami sambil senyum-senyum. Barangkali mereka tahu apa yang kami lakukan. Tapi kami pura-pura tidak menanggapinya.

Setelah sarapan, kami segera berangkat ke lokasi pemandian air panas. Jaraknya tak terlalu jauh dari rumah tempat kami menginap. Hanya perlu naik mobil kurang lebih lima menit saja.

Sesampainya di lokasi, masih belum ada pengunjung sama sekali. Mungkin juga karena saat itu bukan hari libur. Lalu kami segera menyiapkan diri untuk mandi.

Aldi saat itu mengenakan celana renang yang ketat. Jelas sekali gundukan di selangkangannya terbentuk. Kulihat sesekali dua teman wanita yang lain meliriknya.

Saat tengah mandi, Aldi sesekali memelukku. Aku coba melepaskan karena sungkan dengan yang lainnya. Saat tengah memelukku ia berbisik, “Udah bangun nih.”

“Aldi!” protesku pelan.

Kalau saja hanya ada kami berdua di pemandian itu, sudah jelas apa yang akan Aldi lakukan kepadaku.

Selepas mandi, kami langsung mengganti pakaianku. Kamar mandi di sana tidak dibagi per kamar mandi. Namun hanya dibagi untuk ruangan cowok dan cewek. Jadi kami sesama cewek tak perlu malu untuk berganti pakaian di hadapan masing-masing.

Saat aku hendak masuk ke ruangan itu, tiba-tiba dua temen cewek yang lain sedang membicarakan sesuatu.

“Gila! Kamu lihat ga selangkangan Aldi tadi?”

“Iya. Ya ampun. Gede banget.”

“Gimana pas lagi tegangnya ya?”

“Kamu pengin ya?”

“Emang kamu nggak?”

Mereka berdua lalu tertawa. Entah kenapa mendengar mereka membicarakan hal itu, aku agak sedikit marah. Tidak senang. Tapi aku kembali berpikir bahwa aku siapa kok marah gara-gara ada yang suka dengan Aldi? Suka dengan penisnya pula?

Setelah acara berlibur itu selesai. Kami pun kembali ke kehidupan kampus.

Sikap Niko masih sama. Jujur saja aku mulai bertanya-tanya. Ada apakah sebenarnya? Aku takut ada masalah di keluarganya. Namun dia enggan menceritakan. Maksudku jika bisa aku ingin sekali membantunya. Tapi Niko malah memilih menghindar. Aku coba tanya ke teman kosnya, tapi mereka tak ada yang tau.

Sepertinya Aldi tahu apa yang sedang terjadi pada hubunganku dengan Aldi. Itu terbukti dari sikapnya yang makin mendekat kepadaku. Sehabis pergi berlibur kini dia mengajakku ikut bertanding sepak bola.

Tempatnya masih di kota yang sama. Hanya kataya di sedang butuh teman. Karena kurasa tidak ada salahnya, jadi aku menerima tawarannya.

Aldi tergabung dengan tim sepak bola universitas. Kini dia sedang mewakili universitas untuk kompetisi.

Aku berangkat berdua dengan Aldi dengan mengenakan mobilnya.

“Kamu kalo jalan berdua denganku, pacarmu ga marah?” Tanya Adi.

“Dia ga tahu.”

“Kalo tahu?”

“Mungkin sama kalo pacarmu juga tahu kalo kita sering jalan”

“Aku ga punya pacar.”

“Bohong.”

“Beneran.”

“Banyak kok cewek yang mengidolakan kamu. Apalagi sama tubuh atletismu itu.”

“Oh ya?”

Aku tak menjawab.

“Kamu juga suka kan?” tanyanya tiba-tiba.

Aku memalingkan wajah dari Aldi.

“Sudah ga perlu cemburu gitu.”

“Aku ga cemburu kok.” Jawabku. Aku juga tak paham sebenarnya aku cemburu atau tidak.

Dalam pertandingan saat itu, tim universitas kami berhasil menang. Selepas itu aku langsung mengajak Aldi pulang. Namun saat itu, waktu sudah malam sekali. Tempat kosku sudah tertutup.

“Nginep di kontrakanku aja ya?” Aldi menawarkan. “Tidur di kamar lain saja. Kalo ga mau sekamar denganku lagi.”

Aku pun setuju untuk menginap di kontrakannya. Aku mau karena di kontrakan itu Aldi hanya sendirian. Jadi aku tak terlalu risih.

Sampai di sana, Aldi langsung menyiapkan kamar untukku. Rupanya kamar yang diberikan untukku adalah kamar yang sering ia gunakan.

“Gapapa. Biar aku tidur di kamar sebelah.” Kata Aldi.

“Jangan, Di. Kita tidur sekamar aja deh.”

“Heh? Yakin nih?”

Aku mengangguk pasti.

Menjelang tidur, aku terlibat obrolan dengan Aldi. Kuceritakan soal obrolan dua wanita di kamar mandi pemandian air panas waktu itu. Kubilang bahwa mereka suka dengan tubuh atletis dan bahkan penis Aldi.

“Hah? Beneran?”

“Iya, Di. Aku denger sendiri.”

“Tapi punyaku emang gede sih.” Katanya sambi tertawa. “Pasti punya pacarmu kalah dengan punyaku ya?”

Aku tak menjawab tapi langsung aku remas penis Aldi dan membuat dia berseru kesakitan.

“Aku pengin dikulum.” Bisik Aldi di telingaku.

Aku diam tidak menjawab. Tapi Aldi langsung menurunkan celana pendeknya. Rupanya dia sudah tak mengenakan CD sebab penisnya yang sudah tegang langsung mencuat.

Posisi Aldi kini duduk di atas tempat tidur dengan kaki berselonjor. Sementara aku berada dengan posisi seperti sujud dan langsung berhadapan dengan penis Aldi.

Pertama kujilati dulu batang penisnya. Dengan perlahan aku menjilati hampir seluruh batang bahkan buah zakarnya juga. Setelah lama kujilati, aku mulai melahap batang penisnya. Kumasukkan ke dalam mulut.

Aku melakukanya seperti sedang makan permen lolipop. Kujilat dan kuhisap. Kumainkan lidahku di kepala penisnya. Lalu kepala mulai bergerak naik turun agar penis Aldi bisa keluar masuk di mulutku. Kudengar Aldi juga mendesah kenikmatan.

“Ah...ah...ah....”

Kepalaku masih terus bergerak. Sesekali juga kusepong penis itu. Sampai Aldi mengangakat sedikit pantatnya.

Tangan Aldi sendiri mencoba meraba dadaku. Meski agak kesusahan, tetapi akhirnya dia bisa memegang payudaraku meski dengan cara menyelinap masuk lewat baju.

Setelah aku mempercepat kulumanku, tak lama setelah itu, Aldi mencapai orgasme. Penisnya menumpahkan lagi spermanya di mulutku. Lagi-lagi banyak yang keluar. Aku langsung pergi ke kamar mandi. Lalu Aldi juga menyusul untuk membersihkan penisnya.

Kita kembali ke tempat tidur. Tapi sebelum aku naik, Aldi menghentikanku dan memintaku membuka baju.

“Mau ngapain, Di?” tanyaku.

“Gapapa. Biar bisa saling menghangatkan aja.”

Dia pun membantuku membuka pakaianku satu per satu sampai semuanya tandas. Kini aku bertelanjang bulat. Aldi juga tak mau kalah. Dia buka bajunya hingga telanjang bulat. Kami pun tidur dengan saling berpelukan.
 
Di awal cerita udah disebutkan siapa, gan. Haha
Oiya ane baru ngeh suhu. Wkwk maapkan.. Maklum cerita lama baru update, jadi lupa deh awalnya gimana. :Peace:

Ditunggu saat saat ajeng di jebol rekan kerja nya hu. Tapi selow aja, gausah buru buru. Biar saja mengalir.. Hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd