Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
dela perlu di kasih banyak kontol kayaknya suhu, kalau bisa pas tes di terima kerja gak cuma sama kenalan om iwan aja suhu. di suruh muasin 6 laki laki sekaligus mampu gak dela nya. top banget karya suhu. terima kasih

Sepertinya begitu hu, Om Iwan kan udah bilang kalo temennya ga cuma nyari pegawai biasa. Tapi yang jago servicenya. Hehe.

Threesome dela sama mba andin dong hehe
Iya nih kayanya suatu saat hu. Pantengin aja terus ceritanya hu.

mantap banget hu. semua cerita dela selalu hot dan bikin horny.
mungkin bisa dibuat cerita yg rada beda dimana dela kena perkosa tapi akhirnya jadi nagih sm pemerkosanya.

Di draft udah ada, tinggal tunggu ya hu. Hehe.

dela nya gak pernah di perkosa suhu? kayak nya asik juga tuh suhu. Dela lagi eksib eksib di tempat terbuka gitu smbil vcall sama cowok nya, rupa nya lagi di intai PK rame2. tag suhu @Nitsugi

Menarik hu. Kita liat ya Si Dela abis ini bakal ngapain.
Yah blm trwujud sidestory nya sama pak rt
Kita lanjutin dulu hu ceritanya ya..
 
Semoga ngga ngadat dan lanjut trus, semakin ganas mbak dela nya, kalo perlu jadi pemburu ****** mbak dela nya @Nitsugi
 
#SemprotOriginalContent

=== Sore Hari di Rumah Sakit ===

"Mba Dela, hari ini biar saya aja yg jaga Papa ya. Mba Dela pulang aja dulu" ucap Mas Dinan yg sudah kembali dari rumah membawa persiapan menginap di rumah sakit. Kemarin Papa terjatuh di kamar mandi dan pingsan. Sekarang walaupun sudah sadar tapi keadaannya masih sangat lemah sehingga Dokter meminta papa untuk dirawat dulu beberapa hari. "Mba Dela juga perlu istirahat biar ga ikutan sakit" ucap Mas Dinan. Aku memang belum pulang dari kemarin menemani papa di rumah sakit. Aku pun meminta Doni menjemputku di rumah sakit.

Pintu kamar papa dibuka, suster jaga masuk mengecek rutin keadaan papa. Aku liat Mas Dinan tidak berhenti mandangin suster itu terus. Memang suster itu dengan seragamnya terlihat manis dan sexy.



'Drrrt' pesan masuk ke HP ku. Doni sudah tiba di lobby dan memintaku untuk keluar. Aku pamit meninggalkan Papa yg sedang di cek oleh suster dan Mas Dinan. Aku langsung pulang dengan Doni ke rumah.

Setibanya di rumah seperti biasa Doni pun mampir dulu. "Aku mandi dulu ya Don, dari kemarin belum sempat di Rumah Sakit" aku pamit ke kamar mandi. Ketika aku mulai menyalakan shower pintu kamar mandiku dibuka. Doni sudah bertelanjang bulat masuk ke kamar mandi. "Bareng ya Del" ucap Doni tanpa menunggu jawabanku.

[HIDE]
Kami mulai membasahi badan kami berdua. Tangan Doni mulai meraba-raba tubuh bugilku yg dikit demi sedikit menaikan nafsuku. Tangan kirinya meremas dadaku dari belakang dan air shower disemprotkan ke vaginaku membuatku geli-geli keenakan yang membuatku sulit menahan posisi berdiriku.


"Don, plis masukin sekarang" pintaku sudah tidak sabar vaginaku dipuaskan penis laki laki. "Kita main di kamar kamu aja ya" ucap Doni sambil mengajaku keluar dari kamar mandi.

Aku direbahkan di ranjangku. Aku buka kakiku lebar-lebar menyajikan pemandangan yg laki-laki manapun akan tergoda untuk menggaulinya. "Cepet masukin kontol kamu Don" ucapku manja.

'Sleep..' perlahan-lahan vaginaku melahap seluruh penis Doni. "Aaaahhh" suara yg keluar dari mulut kami berdua. Doni menciumi bibirku dengan mesra sambil menaik turunkan pantatnya menggenjot penisnya di vaginaku. Aku membalas ciuman Doni dengan ganas sambil merasakan perlakuan penisnya mengobok-ngobok vaginaku.

Ada perasaan yang berbeda ketika bercinta dengan pacarku Doni dan dengan laki-laki lain. Aku merasa lebih nyaman dan bukan hanya mengejar orgasme saja.

"Del, tukeran kamu di atas ya" pinta Doni agar mengubah posisi Women on Top. Aku segera menaiki tubuh Doni dan langsung menunggangi penisnya. Aku mainkan ritme ku kadang perlahan dan kadang cepat, tidak lupa variasi memutar pantatku seperti sedang ngebor membuat Doni seperti berada di langit ketujuh.

Aku percepat naik turun tubuhku karena aku merasa akan segera orgasme. Doni yg sepertinya paham dengan keadaanku ikut menghentakan penisnya ke vaginaku dengan cepat. "Aaaaaahhh..aaah.. hmm" suaraku saat aku mendapat orgasmeku. 'Creeet..creeet' aku merasa sodokan penis Doni semakin licin di vaginaku.

Doni lalu menyuruhku posisi telungkup. Aku pun sudah tidak punya banyak tenaga dan posisi ini yg paling pas. Doni memasukan penisnya kembali kedalam vaginaku lewat celah pantat dan mulai mengocok dengan tempo cepat. Menurut Doni posisi ini adalah posisi vaginaku yg paling terasa rapat dan biasanya dia cepat keluar dengan posisi ini.

"Del.. aku keluarin yah.. ehhmm.." ucap Doni dengan terus menyentakan penisnya dalam-dalam di vaginaku. "Crooot..crooot..crooot" semburan sperma Doni memenuhi liang kenikmatanku.

Doni ambruk di disebelahku. Kami sama-sama kelelahan mengatur nafas. "Kamu emang yg terbaik Don" ucapku. "Heh, emang kamu suka cobain yg lain?" Ucapnya sambil mencubit dadaku. Aku hanya menjawabnya dengan tertawa.

Kami melanjutkan mandi kami kembali. Saat mandi dan saling menyabunkan tubuh, penis Doni ereksi kembali. Aku yg gemas lalu membantu Doni mengocokan penisnya dengan sabun-sabun yg ada di tubuh kami hingga dia orgasme lagi. Spermanya bercerceran di lantai kamar mandi.

"Kamu yakin gamau nginep aja?" Ketika aku sudah memakai lingerie sexy menggoda Doni agar tetap tinggal. Doni pun sudah rapi dengan pakaiannya kembali. "Pengen banget sayang, tapi besok pagi harus jemput adikku di bandara" ucapnya. Lalu mencium bibirku sebelum pergi meninggalkan rumah.


=== sekitar jam 23.00 ===

"Tek tek tek" suara kaca jendela kamarku terdengar diketuk dari luar. Aku saat itu sedang tidur jadi terbangun. "Tek tek tek!" Ketukan pada jendela kembali terdengar. Aku agak ketakutan siapa yg ketuk jendela kamarku jam segini. "Del.. delaa.. ini pak Beni.." suara bisik-bisik terdengar lewat celah jendelaku. 'Pak Beni? Kenapa sebulan lebih tidak ada kabar lalu tiba-tiba muncul di jendela kamarku' pikirku kebingunguan dalam hati.

Aku buka jendelanya, lalu Pak Beni memanjat jendela masuk ke kamarku. Pak Beni sedikit terpesona melihat tubuhku yg ditutup lingerie sexy ini. Aku justru yg kaget melihat kondisi Pak Beni yg lusuh dan ada sedikit memar di wajahnya. "Pak Beni kenapa? Kenapa menghilang? Apa benar kasus penipuan itu pak?" Aku langsung memberondong pertanyaan kepada pak Beni.

Pak Beni duduk di ujung kasurku. Lalu ia menceritakan kejadian sebenarnya. Jadi pak Beni benar menggunakan uang perusahaan untuk dipakai investasi pribadinya dan yg ternyata dia tertipu investasi bodong. Akhirnya dia coba untuk mengembalikan uang perusahaan dengan memutar uang vendor. Tapi sepandai-pandainya tupai melompat, ia jatuh juga. Belum sempat pengembalian uang yang hilang, permainannya sudah ketahuan. Dan pihak vendor mengumpulkan sekelompok debt collector untuk ngejar-ngejar pak Beni untuk mengembalikan hutangnya.

Pak Beni sempat tertangkap dan disekap. Tapi dia berhasil menemukan celah untuk kabur. Lalu dia lari ke rumahku saat ini. "Maaf Del, bapak gatau harus kemana lagi. Kelompok orang yg mencari saya sudah mengintai di rumah keluarga saya jaga-jaga saya muncul disana" ucapnya parau seperti putus asa.

Aku menawarkan dia untuk makan dulu selagi disini. Kumpulkan tenaga dan mencari jalan keluar kasus ini. Kami ke dapur dan aku menghangatkan makanan untuk Pak Beni.

"DUG DUG DUG!" Pintu rumahku digedor keras. "BENI! GUE TAU LO DI DALEM! KELUAR!" Suara seorang laki-laki berteriak dari luar rumah. Aku dan Pak Beni kaget, kelompok itu berhasil menemukan Pak Beni bersembunyi di rumahku. Pak Beni merasa tidak mau melibatkan aku dengan kasusnya. Maka dia menuju pintu untuk menyerahkan diri.

Setelah pintunya dibuka. Pak Beni langsung dipukul perutnya hingga ia terjatuh. 3 orang Debt Collector masuk ke dalam mencari-cari siapa saja yg ada di rumah ini dan hanya menemukan aku sendiri, hanya menggunakan lingerie.

"Bisa-bisanya lo kabur ke bini muda ya?" Ucap seorang yg sepertinya pemimpin kelompok itu. Dua orang lainnya menghampiriku, memegang tanganku menahan agar aku tidak kabur. "Bukan, dia bukan istri muda saya. Dia karyawan saya dan saya minta pertolongannya" ucap Pak Beni masih tersungkur menahan sakit di perutnya.

"Jadi kamu bisa tolong si Beni untuk bayar utangnya?" Tanya si pemimpin kepadaku. Matanya kulihat tidak bisa lepas dari dadaku dengan lingerie yg kupakai ini. "Lepasin aku!" Aku mencoba melepaskan diri tapi 2 orang kiri kananku terlalu kuat. "Yang jelas, nangkep Pak Beni gabikin dia jadi bisa bayar utangnya!" Ucapku lantang. "Berarti kalo gitu nyawa si Beni bayarannya" si pemimpin balas dengan keras.

"Ampun bang, saya akan cari jalan keluar untuk bayar hutangnya" ucap pak Beni mengiba. "Lo udah ngerepotin gw pake acara kabur segala. BHUG!" Si pemimpin memukul perut pak Beni. Pak Beni tersungkur menahan sakit. "Hmm.. kepalang gw udah sampe disini kayanya kita bisa santai-santai dulu ya?" Ucap si pemimpin diakhiri dengan senyum mesum melihat tubuhku disaut tertawa oleh 2 temannya. "Lepasin dia! Bawa saya kembali. Dia ga terlibat dengan--- BHUG!!" Sebuah pukulan keras di wajah Pak Beni membuatnya pingsan.

"Tentu urusan kita bakal cuma sama lo Ben, tapi ya jauh-jauh ngejar lo kesini, kita juga perlu senang-senang dulu lah. Hahaha" suara tertawa ketiga debt collector ini menggema di rumahku. Aku bergidik ketakutan sudah mengira apa yang akan terjadi padaku berikutnya. Air mata menetes diwajahku.

"Boy, ambil lah itu sebotol di mobil. Biar nona cantik ini bisa rileks" ucap si pemimpin kepada salah satu anak buahnya. Seorang lagi mengambil tali untuk mengikatkan tubuhku. Setelah tubuhku terikat, botol alkohol sudah ada di depan mulutku lalu mulutku dipaksa menelan minuman itu. Cukup banyak yg kutelan. Tapi jujur saja aku tidak mau melewati kejadian berikutnya dengan kesadaran penuh. Lebih baik aku mabuk dan lupa dengan apa yg akan terjadi. "Hhahahaa, ternyata nona memang haus ya?" Mereka tertawa melihatku menelan tanpa paksaan ketika diberikan minuman keras oleh mereka.


Tidak lama kepalaku mulai enteng. Badanku semakin panas. Gairahku semakin mudah terpancing ketika menyadari kondisiku tidak berdaya diantar 3 pria yg sudah bernafsu menggarapku. Mereka mulai mencumbu seluruh tubuhku bersamaan. Kecupan bibir mereka kurasakan di titik-titik rangsangku. Dadaku diremas-remas dari luar lingerie ku. Vaginaku digesek-gesek dengan jari dari luar celana dalamku. Aku memejamkan mataku yg berat pengaruh alkohol. Aku kehilangan kesadaran.

Lalu aku terbangun ketika aku merasakan sodokan pada vaginaku. Ya aku lihat si pemimpin sudah berada diatas tubuhku memasukan penisnya kedalam vaginaku dan mulai memompanya. Lingerieku sudah entah ada dimana, tubuhku sudah bugil. "Hmmm..nggghhh" desahan pelan keluar dari mulutku. "Nona bangunlah, nikmatin kontol abang ini. Hahaha" ucap si pemimpin sambil menusukan penisnya dalam-dalam. Aku merasakan vaginaku sudah basah, entah apakah aku tadi sudah orgasme. Mataku makin terasa berat. Aku kembali hilang kesadaran.

"Awww...shh" aku tersadar lagi. Kali ini karena aku merasakan lubang pantatku dipaksa menerima sodokan penis salah satu debt collector itu. Ketika aku mencoba menyadari situasiku saat ini aku cukup kaget. Sekarang posisiku berada di tengah2 kedua anak buah. Aku di sandwich. Satu penis menancap di vaginaku, dan satu lagi sudah masuk lubang pantatku. "Sakiit.. bang.. engh.. ampun" ucapku mengiba. "Wah bangun lagi Non? Tahan Non jangan pingsan lagi, ini pasti Non suka. Hahaha" ucap debt collector yg ada di bawah. "Pantatnya jarang dipake ya non, nyedot banget" ucap seorang yg berada di belakang. Mereka berdua terus mengenjot kedua lubangku hingga aku kembali tak sadarkan diri.

Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, aku dibangunkan lagi. "Non bangun, ini minum dulu" aku diberikan segelas air putih oleh si pemimpin agar aku bisa menyadarkan diriku. Aku melihat di vaginaku keluar sperma entah siapa. Dan aku tidak tahu sudah berapa lama kejadian ini berlalu. "Udah ya bang, lepasin saya. Saya ga akan laporin abang." Aku memohon agar mereka menyudahi ini semua.

"Oke Non, sekarang gini aja. Kita main sekali lagi terus pergi dari sini, tapi syaratnya Non jangan pingsan lagi. Kita gamau maen sendiri. Abis itu kita selesai sama Non balik lagi ke urusan semula dengan si Beni" si pemimpin mencoba membuat deal denganku. Aku tidak punya banyak pilihan, aku hanya mengangguk. Aku terpaksa harus menjaga kesadaranku saat melakukan sex dengan mereka.

Si pemimpin mengajaku berdiri. "Berdiri ya Non biar ga pingsan lagi". Dia mengambil posisi dibelakangku. Tubuhku sedikit dibungkukan. Vaginaku sudah pada posisi siap ditusuk penis. 'Sleeep' penis itu kembali masuk ke vaginaku. "Tahan ya Non" si pemimpin mulai memaju mundurkan pantatnya. Aku menahan diriku agar tidak jatuh. 'Plok plak plok plak" suara kulit pantatku dengan pahanya terdengar keras di ruangan ini. "Aaaahh.. dikit lagi saya nyampe.. bang.. ehhmm" reflek aku mengucapkan hal itu ketika aku diambang orgasme.


"Hahaha.. enak kan non kalo sambil sadar" ucapan si pemimpin lalu menghentikan gerakan pantatnya. Aku yg sedang tanggung kini justru reflek pantatku yg mundur maju meminta penis itu terus mengantarkan aku ke orgasme. "Boy, lihat nih siapa yg minta di ewe?" ucap si pemimpin kepada anak buahnya yg membuat ketiganya tertawa. Aku sudah tidak ada rasa malu lagi. Tubuhku butuh orgasme. 'Creeet..creeet' cairan vaginaku lumer, kakiku gemetar sambil menahan posisi berdiri ketika aku orgasme. "Aaaaaahh..hmmm.." aku melenguh keras.

"Non bilang apa udah dikasih enak.. hemm?" Tanya si pemimpin. "Mm..makasih.. bang" jawabku terpaksa. "Makasih apa Non?" Tanyanya lagi. "Mm..makasih.. udah entotin saya sampe saya puas" jawabku perlahan. Mereka bertiga tertawa puas mendengar jawabanku. "Sebagai ucapan terima kasihnya, gantian bikin kita puas ya non?" Tanya si pemimpin yg aku jawab dengan anggukan. Lalu tali di tanganku dilepasnya. Kini aku sudah tidak dalam keadaan dipaksa lagi.

Aku direbahkan kembali. Kini mereka bertiga sudah mengelilingiku. Si pemimpin memasukan penisnya lagi ke vaginaku. Satu penis meminta dipuaskan pakai mulutku. Satu lagi aku kocok dengan tangan kiriku.


Tubuhku kini secara simultan memuaskan ketiga penis sekaligus. Kocokan di vaginaku semakin terasa dipercepat. Tapi aku tidak bisa mendesah karena mulutku dijejali penis. Si pemimpin meremas dadaku cukup keras lalu menyentakan penisnya dalam-dalam. "Crooot.. crooot" dia semburkan spermanya di vaginaku. "Haaaah.. mantaaap. Si Beni ada pinternya juga nyar pegawai!" Ucapnya dengan kepuasan.

Dia lalu tukar posisi dengan anak buahnya. Penis yang dilumeri sisa sperma minta dibersihkan dengan mulutku. Aku pun menghisap dan menjilati sisa sperma itu sampai bersih. Si pemimpin lalu duduk di sofa, menonton permainan anak buahnya mengerjai tubuhku.

Kini aku diminta menungging. Vaginaku lalu kembali digenjot dengan anak buah yg pertama. Dia langsung mulai dengan tempo yg cepat karena vaginaku sudah sangat licin dengan sperma dan cairan vaginaku. Penis satu lagi kembali aku oral. " Nona ini memang hebat, pantatnya masih sempit, sepongannya juga juara banget! Enak kayanya punya istri kaya Non" ucap si pemilik penis yg sedang ku jilati bijinya.

"Croooot..croooot..crooot!" Semburan sperma kembali terasa di vaginaku. Dalam hatiku sedikit senang karena sebentar lagi ini semua akan selesai. Lagi-lagi penis sisa sperma minta dibersihkan dengan mulutku. Aku langsung melahap penis setengah loyo ini dan menjilatinya hingga bersih.

Ok satu lagi. Aku mendorong debt collector terakhir untuk tiduran. Kini aku yang naik ke atasnya. "Waah.. rezeki saya emang malem ini" ucap si pemilik penis yg kini sedang pelan-pelan merangsek ke dalam vaginaku. Aku yang ingin segera selesai langsung mempercepat gerakan pantatku. Tidak lupa gerakan ngebor andalanku di posisi WOT yg membuat pemilik penis manapun akan segera ingin orgasme.

"Ahhh.. non.. pelan non.. saya masih pengen lama-lama.." sang debt collector panik kebahagiannya akan segera berakhir. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku tutup mulutnya dengan dadaku yg kemudian dia hisap dan jilat pentilnya. Aku merasakan penisnya berkedut-kedut tanda akan keluar. Dan disaat bersamaan aku juga akan orgasme. Aku sesuaikan ritme naik turunya tubuhku pada penis ini agar aku bisa keluar bersamaan.

"Aahhh.. non.. ngentoooot" ucapan sang debt collector ketika penisnya menyemprotkan sperma di dalam vaginaku. "Creet..creeet" aku pun orgasme bersamaan. "Aaaaahhh.." aku melenguh dan mendongakan wajahku ke atas menikmati momen ini.

Aku lalu ambruk kesamping. Mataku lelah. Pengaruh alkohol ini masih terlalu kuat. Samar samar aku lihat mereka semua kembali merapikan pakaiannya kembali. Lalu mereka membangunkan pak Beni dari pingsannya. Ketika pak Beni melihatku telanjang dengan berlumuran sperma dia meneteskan air mata. "Maafin bapak Del" ucapnya sambil ditarik paksa oleh dua anak buah keluar rumah.

"Nona Cantik, terima kasih sudah bantu kerjaan kami ya. Kita jamin si Beni ga akan ganggu Nona lagi." Sang pemimpin sempat mengucapkan kata perpisahan sebelum ia keluar dari rumah. Aku mendengar suara mobil pergi menjauh. Entah apakah nasib pak Beni akan baik-baik saja.

===== Rumah Sakit =====

Sehari setelah kejadian di rumah aku mendapat kabar buruk lagi. Baru saja Dokter mengabari kalo papa terkena penyakit komplikasi yang mengakibatkan dia terjatuh di kamar mandi. Dokter bilang kondisinya sudah terlalu lemah dan obat keras justru memperburuk keadaan. Bisa dibilang usia papa tidak akan lama lagi.

Aku langsung mengabari kakakku, Mba Ratna di luar kota soal keadaan papa. Mba Ratna segera menjadwalkan untuk datang ke kota ku menengoki papa. Aku menangis tersedu-sedu sambil dipeluk oleh Mas Dinan. "Mas Dinan janji akan terus jagain Non Dela" ucapnya sambil menenangkanku.

Hari itu aku enggan pulang karena masih takut sendirian di rumah dan juga aku masih ingin menemani papa lebih lama. Aku tidur di sofa dan Mas Dinan tidur di atas kasur lipat yg digelar di lantai.

Tengah malam aku terbangun karena aku mendengar suara desahan wanita. Suasana kamar papa redup hanya sebatas cahaya lampu meja. Aku lihat mas Dinan tidak ada di atas kasur lipatnya. Aku tengok ke arah kamar mandi. Pintunya terbuka dan lampunya menyala. Aku intip dari pantulan cermin di dalam, ternyata seorang suster sedang di Doggy oleh Mas Dinan.

Kedua tangannya berpegangan pada wastafel. Roknya sudah diangkat sepinggang. Celana dalamnya sudah melorot sampai lantai. Mas Dinan terus mengocok penisnya dengan ritme cepat. Terlihat wajah sang suster seperti tak bisa bernafas merasakan sodokan penis mas Dinan. 'Hmm apa seperti itu ya wajahku saat main dengan Mas Dinan?' Pikirku dalam hati. Libido ku terpancing melihat mas Dinan sedang main dengan wanita lain.

Vaginaku mulai lembab ketika tanganku menggosokkannya dari luar celana yg kupakai. Aku lihat mereka berganti posisi. Mas Dinan duduk di kloset dan sang suster naik ke atas pangkuan Mas dinan dan mulai menaik turunkan tubuhnya. "Plak plok plak plok" mereka sama sekali tidak menyadari suara yg dihasilkan persetubuhan mereka akan membangunkan aku.

"Kali ini di dalem aja ya mas keluarinya" ucap sang suster masih memacu penis mas Dinan. "Kamu yakin, Dek?" Tanya mas Dinan. "Iya mas, tolong hamilin aku, aku cape dituduh mandul sama mertuaku mas" ucapnya sambil memutar pantatnya ketika penis mas Dinan masih menancap di vaginanya.

Aku merasa seperti mengompol. 'Sssrrr..srrrr.' aku orgasme hanya memainkan vaginaku sambil menonton live show mas dinan dengan suster itu. "Dek, aku keluarin ya.." ucap mas Dinan dengan sedikit mengejan. Kulihat tubuh sang suster terdiam dan menduduki penis mas Dinan dalam-dalam. Mereka tampak kelelahan dan sangat puas. Aku cepat-cepat kembali ke sofa untuk pura-pura tidak terbangun dan melanjutkan tidur.

"Del, Dela.. bangun" aku dibangunkan oleh suara kakakku. Ternyata Mba Ratna dan suaminya Mas Jodi sudah sampai di rumah sakit. Aku lihat sudah jam 7 pagi. "Kita langsung cari pesawat semalam, dan tiba jam 6 di bandara lalu langsung kesini" cerita Mba Ratna. Papa terlihat senang dengan kedatangan anak sulungnya. Walaupun tidak bisa banyak bicara, raut wajah papa terlihat lebih tenang.

Hari itu kami banyak bercerita ini itu karena kami sudah lama pisah rumah semenjak Mba Ratna menikah. Walau sudah menikah 3 tahun, sampai saat ini Mba Ratna belum punya anak. Badannya pun semakin sexy menurutku. Hari ini dia pakai baju lengan panjang yg ketat, sangat menonjolkan dadanya yg besar. Mata mas Dinan daritadi diam-diam tidak bisa lepas dari "suguhan" Mba Ratna.

[/HIDE]

Bersambung Page 48
 
Terakhir diubah:
:beer:
masih ada update ternyata, salut dah buat suhu satu ini, walau ga' seramai dulu, tapi masih ada aja karyanya. nubi merasa malu hanya bisa membaca dan tanpa memberikan apresiasi.
:beer:
 
Bimabet
Della....
Oh Della....
Nice twist fengan adegan rape nya....
Untungnya Della ngga sampai kapok....
Masturbating already, haha....

Good work....
Can't wait for her next adventure...
Keep rocking, Della...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd