Jinggasaba
Guru Semprot
- Daftar
- 10 Aug 2016
- Post
- 623
- Like diterima
- 728
Lanjutkan suhu...
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Changing Potion
- Thread starter Rookie_Fantasy
- Start date
- Status
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Part 15
Melihat kedatangan Sandy yang secara tiba-tiba seperti itu dan memergoki mereka berdua, Kirman dan Tuti sedikit panik.
“eu, mas Sandy kok bisa ada disini..? Ga ada apa-apa kok mas Sandy.” kata Kirman sedikit gugup.
“udah lah jangan bohong, lu kira gue anak kecil, udah jelasin, atau mau gue laporin ke mba Winda?.” kata Sandy.
“ga ada apa apa mas Sandy, ga ada yang terjadi, lagipula emang mas Sandy punya buktinya kalau mau ngelaporin ke non Winda..?” tanya Kirman yang lalu berdiri dan mengajak Sandy untuk berbicara empat mata dengannya di luar.
“eeu,, i..itu,, gue kan ngeliat sendiri dengan mata kepala gue, gue jelasin aja pasti mba Winda ngerti. ” jawab Sandy.
“haha, mas Sandy, saya rasa non Winda ga akan percaya sama ceritanya mas Sandy. Nanti yang ada malah mas Sandy dikira halusinasi, ngigo, aneh, atau mungkin bisa dianggap gila lho mas.” jawab Kirman yang tahu bahwa Sandy tidak memiliki bukti kejadian yang terjadi dan hanya melihat dengan matanya sendiri saja. Sandy pun terlihat sedikit bingung karena dia hanya melihat kejadian tersebut seorang diri, dan dia juga jadi berpikir tentang perkataan Kirman kepadanya.
“begini aja mas Sandy, kita damai aja, saya ada penawaran nih, biar sama-sama untung, sama-sama enak.” Kata Kirman yang punya sedikit ide di benaknya karena mengetahui bahwa Sandy kerja di sebuah hotel ternama di daerahnya.
“penawaran apaan yang bikin sama-sama enak di lu sama gue?” tanya Sandy.
“gini aja, mas Sandy ga usah pusingin apa yang mas Sandy liat barusan, yang mas Sandy liat barusan itu halusinasi doank, mungkin mas Sandy capek, kepanasan, hehe, saya ada penawaran yang bisa buat kita sama-sama enak, yang penting mas Sandy juga bisa dapet enaknya, saya dan istri saya juga bisa dapet enaknya juga. Gimana? Daripada mas ngelapor hal yang tidak masuk akal, nanti malah mas Sandy dibilang aneh atau gila.” jawab Kirman.
Sandy pun berpikir sedikit realistis, daripada dia melaporkan ke Winda atau ke polisi atau ke orang lain tanpa bukti, nanti malah dia yang dikira ngigo, aneh atau bahkan gila, dia pun menerima penawaran Kirman dan mulai tidak memusingkan apa yang dilihatnya barusan.
“hmm.. Okey, gue ga akan mikirin apa yang gue liat barusan dan ga akan ngelaporin ke siapa pun daripada gue dianggap aneh atau gila, tapi apa penawaran yang lu kasih ke gue mang?” tanya Sandy yang mulai tertarik dengan penawaran yang ditawarkan Kirman padanya.
“begini mas, berhubung mas Sandy memilih jalan ‘damai’ yang saya harapkan juga demikian, mas Sandy bisa nyicipin tubuhnya non Winda dan mungkin wanita lain yang mas mau juga mungkin kalau beruntung mas juga bisa nikmatin tubuh artis yang datang dan menginap di hotel tempat mas bekerja, tapi kalau mau nikmatin tubuh artis yang lagi nginap dihotel tempat mas bekerja, mas harus kasi tau saya dulu, kalau mas mau, tanpa non Winda marah. Ataupun wanita lain yang mas Sandy mau nyicipin tubuhnya juga bisa. Hehe. Mau ga mas?” tanya Kirman.
“maksudnya gimana mang?”
“hehe, udahlah mas ga usah pura-pura bingung gitu, saya tau, mas Sandy pengen ngerasain tubuhnya non Winda juga kan, hehe, saya bisa bantu juga kok. Hehe, gimana mas?” tawar Kirman.
“hmm,, okey,, gue terima penawaran mang Kirman.” jawab Sandy.
“nah begitu kan lebih enak mas, hehe, tapi saya ada sedikit permintaan nih ke mas Sandy. Ga berat-berat banget sih mas dan ge ngerepotin juga saya rasa.”
“mau minta apaan mang Kirman, kan saya udah setuju dengan penawaran mang Kirman, saya juga udah mutusin ga akan ngelaporin ke siapa pun dan ga akan mikirin yang saya liat barusan, saya anggap aja saya lagi halusinasi.” jawab Sandy dengan mudahnya karena mulai memikirkan dan tergiur dengan penawaran Kirman.
“iya mas saya tau itu, dan percaya mas ga akan bilang ke siapa siapa, tapi kan kalau mas mau nikmatin tubuhnya non Winda, harus ada tempatnya mas, kalau di tempat non Winda agak susah mas, saya cuma minta akses aja ke rumahnya mas Sandy, saya hanya akan pakai dan masuk rumah mas Sandy saat dibutuhkan saja itupun saya akan ijin dulu ke mas Sandy, selebihnya saya janji tidak akan otak-atik dan masuk rumah mas. Bagaimana mas?”
“ke rumah saya? Tapi sekalian beres-beres rumah saya bagaimana?”
“itu gampang mas, asal ada upahnya aja, hehe. Jadi kita sepakat ga nih mas?? Kalau ga juga ga apa apa sih, saya juga ga rugi-rugi amat, tapi paling mas Sandy aja yang kehilangan kesempatan nikmatin tubuh non Winda. hehe.” jelas Kirman. Karena terngiang-ngiang dan tergiur perkataan Kirman yang bilang bahwa dia bisa menikmati tubuh Winda dan mungkin wanita lain yang dia mau dan bahkan dia bisa menikmati tubuh artis yang menginap di hotel tempat dia bekerja itu, Sandy akhirnya luluh dan ‘kalah’ oleh Kirman dan akhirnya menyetujui penawaran dan permintaan Kirman.
“hmmm,, okey, setuju mang Kirman, ini jadi rahasia kita bertiga, saya ga akan bilang ke siapa pun deh lagi pula udah lama juga saya penasaran pengen nikmatin tubuhnya mba Winda dan udah lama juga ga ngerasain hangatnya tubuh wanita, hehe.” jawabnya.
“itu gampang mas, ya saya harap mas Sandy bisa jaga rahasia dan bisa saya pegang janjinya, biar kita sama-sama enak, hehe.”
“iya mang, gue janji jaga rahasia ini dan ga akan ngomong ke siapa pun sampe gue mati nanti, hehe. Kalau gitu ini gue kasih kunci duplikat rumah gue, kebetulan kemarin sebelum berangkat kerja gue buat. tau kan dimana dan yang mana rumah gue. Jangan macem-macem lho ya mang, gue juga pegang janji lu yang ga akan obrak-abrik rumah gue sembarangan dan selalu akan ijin dulu ketika mang Kirman mau pake rumah gue. ” kata Sandy sambil memberikan kunci duplikat rumahnya kepada Kirman.
“iya tau mas, iya mas Sandy, mas bisa pegang janji saya. Saya ga akan ngelanggar janji saya dan ga akan berani macem-macemin rumahnya mas Sandy. Bahkan kalau mas Sandy mau di beresin rumahnya, saya akan beresin nanti asal ada uang capeknya aja. Hehe.” kata Kirman sambil menerima kunci duplikat rumah Sandy.
“yaah gampang itu mah buat beli rokok mah gue kasih nanti kalau mang Kirman gue minta beresin rumah gue. Yaudah mang, gue balik dulu kalau gitu, jangan lupa dan jangan ngelanggar perjanjian kita lho mang, saya juga ga akan ngelanggar perjanjian dan penawaran kita. Hehe.”
“beres mas Sandy, mas Sandy bisa pegang omongan dan janji saya. Ini juga nomor telepon saya, saya ga akan berani macem-macem daripada saya kenapa-kenapa ntar kita ga dapet sama-sama enaknya. Hehe. Hati-hati di jalan mas Sandy.” setelah percakapan dan merasa perjanjian mereka selesai dan sama-sama setuju, Sandy pun pergi pulang kembali kerumahnya, dan Kirman juga masuk kembali ke rumah majikannya itu. Di dalam, Tuti menunggu dengan was-was dan khawatir karena tanpa mereka sangka rahasia mereka berdua dipergoki oleh Sandy. Begitu melihat suaminya kembali ke dalam, dia pun mencecar suaminya dengan beberapa pertanyaan yang mengganggu pikirannya.
“mas lama banget sih, ngomongin apa aja sih, aku was-was nih dari tadi nungguin mas Kirman. Rahasia kita ketauan ini mas, bagaimana ini, haduh bodoh banget sih kita, kenapa ga nutup gorden jendela dan kunci pintu dulu sih. bagaimana kalau nanti mas Sandy ngelapor ke non Winda atau ke orang lain atau ke pihak berwajib. Bisa berantakan rencana kita mas, bisa dihakimi orang-orang kita mas, bisa masuk penjara nanti kita mas, ini aja udah ketauan kita. Haduuh.. Bagaimana mas..?” tanya Tuti kepada Kirman secara bertubi-tubi saking was-wasnya dia karena rahasia mereka diketahui oleh orang lain. Melihat istrinya cukup was-was seperti itu, Kirman hanya tersenyum melihat tingkah laku istrinya itu lalu menjawab pertanyaan istrinya guna menenangkannya.
“heuheu, udah Tut, kamu tenang dulu, tenang, tarik nafas. Udah kamu ga perlu takut apa apa lagi, meskipun si Sandy sekarang tahu rahasia kita, tapi semua sudah aman terkendali kok sayang. Kamu ga perlu takut yah, ga perlu khawatir seperti itu. Rahasia kita tetep aman kok, cuma sekarang nambah satu orang lagi yang tau rahasia kita.” jawab Kirman yang berusaha menenangkan dan meyakinkan istrinya bahwa rahasia mereka masih aman dan terkendali.
“yang bener mas rahasia kita masih aman. Kan tadi si Sandy udah tahu, gimana bisa rahasia kita masih aman mas..?” tanya Tuti lagi kepada suaminya. Lalu Kirman pun menjelaskan perjanjian dan penawaran yang sudah dia bicarakan dengan Sandy sehingga dia yakin rahasia mereka masih tetap aman.
“ooh jadi begitu mas ceritanya, hmm, huh, sepertinya aku udah bisa tenang sekarang kalau ceritanya seperti itu mah, asal dia bener bisa dipegang aja omongannya, rahasia kita masih tetep aman ya mas, hehe. Apalagi tadi mas bilang kalau dia bisa nikmatin tubuh artis yang lagi nginep disana, berarti mas bisa dapetin rambutnya juga donk ya, waah bisa ngerasain jadi artis juga donk nanti aku. hehe.” kata Tuti.
“iya sayang, kan tadi aku bilang rahasia kita masih tetep aman. Tenang aja, sepertinya kita bisa pegang perkataannya, lagipula kalau dia mau lapor ke orang lain, dia ga punya buktinya Tut, dia cuma ngeliat dengan mata kepalanya sendiri. Kalau dia bilang ke orang lain bisa-bisa dia dibilang aneh atau ga waras, ga akan ada yang percaya sama dia aku rasa. Hehe. Mungkin karena berpikir ke arah situ, dia terima perjanjian dan penawaran yang mas tawarkan. Haha, itu yang mas pikirin juga, siapa tau mas bisa ngerasain tubuh artis dan bisa dapetin rambutnya biar kamu bisa berubah jadi artis juga, hehe. udah gitu, kita kan jadi bisa dapet tambahan sedikit penghasilan kalau dia minta kita beresin rumahnya Tut, ditambah sekarang kita bisa pake tempat Sandy untuk bisa ngelakuin rencana kita, kan lumayan aman tuh Tut, ketimbang disini takutnya ketauan lagi kaya tadi oleh orang lain lagi dan bahkan oleh non Winda sendiri. Wah malah makin berabe kan. hehe.” kata Kirman.
“iya juga ya mas, hehe. Bisa jadi lebih aman kalau mau ngelaksanain rencana kita, hehe. Wah, mas Kirman ada aja idenya nih. Hehe. Ga salah aku milih dinikahin kamu mas. Hehe.”
“iya donk, hehe, kan segala sesuatunya harus bisa di hadapi dengan kepala dingin biar dapet jalan keluarnya. Hehe. Iya donk, siapa dulu. Hehe. Ngomong-ngomong mana cek yang tadi Tut, kita cairin cek itu sekarang yah.” ajak Kirman.
“ada mas di atas meja tuh, oke mas, siap-siap dulu ya, lagi pula aku harus ke pasar belanja makanan, hari ini kan non Winda pulang, kemungkinan sore atau malam sampenya.”
Mereka pun bersiap-siap sebentar lalu setelah merasa siap, mereka pergi ke sebuah bank untuk mencairkan cek yang mereka terima itu. Begitu mereka mendapatkan uang dari cek tersebut, Tuti memutuskan untuk langsung pergi ke pasar guna membeli bahan makanan, sedangkan Kirman memutuskan pergi ke sebuah mall untuk membelikan handphone untuk istrinya, sehingga rencana mereka bisa semakin lancar dilaksanakan.
“naah dapet juga handphone buat si Tuti. Jadi nanti ‘korban-korban’ nya suruh hubungi aja ke nomor yang ini, jadi non Winda atau wanita yang asli ga akan ke ganggu dan ga akan tahu hal ini. Hehe. Duuuh nungguin Tuti belanja ke pasar mah lama nih, pulang dulu aja aah istirahat. Ngantuk.” kata Kirman yang telah mendapatkan handphone untuk Tuti yang lalu pergi pulang ke rumah majikannya untuk menunggu istrinya sambil beristirahat.
Tidak terasa siang beranjak berubah menjadi sore, ketika Kirman bangun, istrinya sudah pulang dari pasar. Tuti pun sudah selesai masak makanan untuk majikannya dan juga untuk mereka berdua.
“lho udah pulang toh kamu Tut. Kok ga bangunin aku sih.” tanya Kirman.
“udah daritadi mas, mau bangunin ga tega, kamu tidur siang pules banget, jadi aku lanjutin aja masak, hehe, ini aja baru kelar mas.” jawab Tuti. Kemudian Kirman beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi dia kepikiran untuk membelikan baju untuk istrinya itu sebagai hadiah kecil.
“aah nanti keluar ah beliin baju buat si Tuti, kebetulan deket komplek sini ada toko baju yang baru buka, beli disana aja ah, siapa tau masih diskon, lagian duit yang tadi masih ada. Udah gitu pemiliknya juga bikin sange-sange gimana gitu, hehe. Bawa ramuan yang gue buat kemarin ahh, kapan lagi bisa nyicipin amoy yang udah mateng. Hehe.” kata Kirman sambil memikirkan dan membayangkan idenya tersebut. Begitu selesai mandi dan berpakaian, Kirman pun ijin ke istrinya untuk keluar sebentar, yang tidak lain tujuannya adalah ke toko baju tersebut. Tidak lupa juga dia membawa ramuan yang sudah dibuatnya kemarin.
Pada saat itu kurang lebih waktu sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Kirman pun sudah tiba di lokasi toko baju tersebut. Toko baju tersebut menempati ruang seperti ruko pada umumnya. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Lokasinya pun masih berada di lingkup area komplek perumahan. Karena toko bajunya tidak terlalu besar maka sang pemilik pun hanya memiliki dua orang pekerja di tokonya, dan beruntungnya Kirman, sang pemilik toko sedang berada di tokonya dan keadaan toko tersebut sore ini sedang sepi, dan biasanya toko ini tutup sekitar jam lima sore. Kirman pun hanya tahu nama dan perawakan si empunya toko. Sekilas mengenai sang pemilik toko tersebut adalah seorang wanita keturunan chinese bernama Fenny. Fenny berumur 32 tahun. Ukuran badannya cukup proporsional untuk ukuran wanita berumur 30an. Dengan tinggi badan kurang lebih sekitar 180cm, berat badan sekitar 55kg, ukuran payudara 36b, Fenny seperti seorang model chinese dan banyak orang yang mengira demikian. Saat itu Fenny mengenakan sebuah dress dengan motif garis penuh warna yang panjangnya hanya sampai setengah pahanya juga memakai stocking hitam, juga dress tersebut memiliki belahan leher berbentuk u-neck yang lumayan rendah hingga belahan payudaranya cukup terlihat dengan juga bra yang dia pakai sedikit mengintip dari balik dressnya, dia memakai bra hitam juga celana dalam g-string warna hitam.
(mulustrasi for Fenny)
Kirman yang melihat keadaan tersebut pun masuk ke dalam toko tersebut. Sebelum masuk ke dalam toko tersebut, Kirman terlebih dahulu mengoleskan ramuan yang sudah dia buat itu ke jari telunjuk tangan kanannya. Ketika dia masuk ke dalam toko tersebut, sepertinya ‘dewa seks’ sedang berpihak padanya, dia langsung disambut oleh sang pemilik toko, Fenny, yang memang sedang sedikit merapikan display dagangannya yang berada didekat pintu.
“selamat datang mas, ada yang bisa saya bantu?.” tanya Fenny.
“wah pas banget ini yang nyambut pemiliknya langsung, hehe, kayanya dewa keberuntungan, ah bukan dewa seks lagi berpihak sama gue nih. Hehe. Saatnya ngolesin nih ramuan dan kamu akan aku nikmati amoy cantik. Hehe.” pikir Kirman.
“mas, halo, kok bengong. Mas cari baju apa, mungkin saya bisa bantu..?” tanya Fenny lagi yang membuat Kirman tersadar dari lamunannya. Kirman pun secara sengaja mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Fenny guna membalas salam selamat datangnya. Fenny yang tidak mengetahui apa-apa dan tidak curiga pun dengan santai menjabat tangan Kirman. Pada saat berjabat tangan itulah, ramuan yang sudah dioles Kirman di jari telunjuknya dia oleskan ke tangan Fenny. Dan seketika itu pula Fenny merasakan tubuhnya terasa panas dan libidonya mulai naik. Dia merasa mulai terangsang. Melihat gelagat tubuh Fenny yang sudah mulai berubah, Kirman tahu bahwa ramuannya sudah bekerja, dia pun melihat ke arah kedua pekerja yang lain yang rupanya sedang sibuk juga merapikan baju yang ada di display dan tidak memperhatikan mereka.
“eeeuhhhmmm.. Kenapaahh iniihh..eemmmhh.. Kok tiba-tibaah...eeeuhhmm jadi terangsang giniiih..eemmmhh..kok jadi pengen disetubuhi sama laki-laki iniih..eehhmmhh.” pikir Fenny yang tidak mengetahui bahwa dia sudah dibawah pengaruh ramuan yang dioleskan Kirman. Kirman pun membisikkan sesuatu kepada Fenny.
“Kamu ingin sekali ngentot denganku. Tutup tokomu dan suruh pekerjamu pulang lebih awal, baru aku akan kasih kenikmatan padamu.” bisik Kirman kepada Fenny yang lalu mengambil sepasang baju pria di dekatnya dan masuk ke sebuah kamar pas untuk mencobanya. Tentu saja itu hanya sebuah alasan.
“eeuhhmm,,Suti, Narti,,eehhmm,, kalian pulang sekarang aja..eeuuhhmm..sayahh..mau tutup toko lebih awal.” kata Fenny kepada kedua pekerjanya.
“eh, bu Fenny sakit ya? Kok bicaranya seprti itu..? tapi masih ada satu kustomer bu, ga apa apa kita tungguin dan kita bantuin buat tutup tokonya bu seperti biasa.” jawab Narti yang agak bingung.
“eeuhh.*** kok, ga sakit, cuma capek ajaah..mau istirahat lebih awal, udah kalian pulang ajah sekarang, biar nanti sayaah yang bilang kustomer barusan..eeuhhmm..udah pulang aja sanaah.” suruh Fenny.
“oohh oke bu, kalau begitu kami pamit pulang bu.” jawab Suti. Suti dan Narti pun membereskan barang bawaannya dan bergegas pergi pulang dari toko Fenny. Setelah mereka berdua keluar dari tokonya, Fenny pun langung menutup rolling door tokonya lalu menutup dan mengunci pintu tokonya. Sehingga dari luar terlihat tokonya Fenny benar-benar sudah tutup. Setelah mendengar kedua pekerjanya pulang dan pintu sudah ditutup rapat oleh Fenny, Kirman pun keluar dari kamar pas. Dia pun melihat gelagat Fenny yang tidak tahan ingin sekali disetubuhi karena libidonya sudah naik.
“ooohh apaaahh yang terjadi sama akuuuh,, eeuuhhhmmm,, memekku kok gataall,, eeuuhh.. Pengennhh bercintaaahh sama diaaah..eeeuhhmmhh..” pikir Fenny yang tidak tahan akan efek dari ramuan yang diolesi Kirman padanya sambil memegang dan mengelus-elus area vaginanya dan melihat ke arah Kirman.
“akhirnya, gue bisa nikmatin tubuh amoy cantik. Hehe. Mimpi apa gue semalem ya ampun. Kemarin bisa nikmatin wanita berjilbab dan menyusui, sekarang bisa nikmatin amoy. Bener-bener dewa seks sedang ada di pihak gue ini mah. Hehe.” kata Kirman sambil tersenyum licik penuh kemenangan. Dia pun mendekati Fenny, lalu mulai menciumi bibir seksinya itu.
“mmmmhhh...mmmmhhhh..eeemmmfffhhhh...eeeehhmmmhhh...mmmmpppphhhh.” desah Fenny menikmati ciuman dibibirnya. Tangannya pun dengan aktif mengelus-elus dan meremas pelan penis Kirman.
“mmmmhh...mmmuuaaacchh..eeeemmmmmhhh..mmmmppphhhh...eemmmhh..bibir kamuuhhmmmhhh..enaakk...mmmhhhh.” desah Kirman sambil memuji dan menikmati bibir Fenny. Tidak hanya menciumi bibir saja, secara insting mereka berdua melakukan french kiss, mereka berciuman dengan memainkan lidah mereka satu sama lain.
“eemmhhh...aaahmmmhhhh...mmmmhhhh...mmmmpppphhhhh...mmmmmuuaaacccchhh...emmmmmhhhh...emmmh” desah keduanya.
Selama beberapa menit Kirman memberikan rangsangan dan menikmati bibir wanita amoy tersebut. Setelah merasa puas menikmati bibirnya, dia pun sedikit memaksa Fenny untuk jongkok tepat di depan penisnya, mengetahui apa yang diinginkan Kirman, dia pun mengikut kemauannya dan mulai membuka celana dan celana dalam yang dipakai Kirman sehingga terpampanglah dengan jelas ‘senjata’ Kirman yang masih dalam keadaan setengah tegang. Fenny pun mulai mengocok penis Kirman dengan tangan kirinya sambil menciumi dan menjilati buah zakarnya. Kirman pun menikmati rangsangan yang diberikan oleh Fenny.
“aaaahh... Eeeemmmhh...enaaaakkhh..eeeuuhh.. Teruss jilatin buah peler gue..aaaahh..tangan lu halus banget moy..eeeuhh..kocok teruss moy...aaaaahh..eeeeuuhhmmm.” racau Kirman.
Fenny pun terus mengocok penis Kirman dengan tangan kirinya dan terus menikmati buah zakar Kirman. Hingga penisnya sudah dia rasa tegang maksimal, Fenny kemudian mulai menciumi kepala penis Kirman dan menjilati batang penisnya perlahan. Dia melakukan hal tersebut selama beberapa detik, yang kemudian dia mulai mengulum penis Kirman yang sudah dalam keadaan tegang maksimal.
“eemmhhhh..mmmmhhhh..aaahhmmmmhhh...eeemmmmhhhh..mmmmpppphhh..mmmmmmffffhhhhh.” desah Fenny yang sedang mengulum penis Kirman.
“aaaaahh...eeeemmhhhh...enaaaakkk...eeeuhhhh...kulum terusss... Eeeeuhhh...dikulum amoy kaya lu, rasanya beda...euuhh...eeuummhhh..kayaa..eeeuhh adaa manisnya gituuuhh..eeeuuuhhh...eeehhmmmhh.” racau Kirman sambil memegang kepala Fenny, dia merasa keenakan penisnya dikulum oleh seorang wanita chinese.
Selama beberapa menit Fenny mengulum penis Kirman. Merasa dia juga ingin menikmati vaginanya seorang amoy, Kirman pun melepaskan penisnya dari mulut Fenny dan memintanya untuk berdiri yang kemudian Kirman melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan Fenny. Mulai dari dressnya kemudian stocking serta pakaian dalam yang dikenakannya.
“wuiiih, putih dan bersih banget memek kamu Fen, ga ada bulunya sama sekali, suka deh aku. Hehe.” kata Kirman yang melihat vagina Fenny yang putih, bersih tanpa ada noda sedikitpun dan tanpa ada bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitarnya.
Setelah mereka berdua tanpa busana, Kirman lalu menyuruh Fenny untuk tiduran telentang di atas sofa yang berada di tengah ruangan toko tersebut. Sofa tersebut cukup lebar dan panjang sehingga orang pun bisa rebahan diatasnya. Setelah Fenny telentang diatas sofa, Kirman kemudian naik keatasnya dalam keadaan telungkup dan posisi berlawanan, posisi seperti ini biasa dikenal posisi enam sembilan, sehingga sekarang penis Kirman tepat berada di wajah Fenny tepat di depan mulutnya, dan wajah Kirman sekarang berhadapan langsung dengan vagina Fenny.
Tanpa dikomando, mereka pun saling memberikan rangsangan satu sama lain. Fenny melanjutkan mengulum penis Kirman yang sudah tegang dan tepat berada di depan mulutnya itu.
“mmmmhh..aammmhh...mmmmpppffffhhhh....mmmmhhhhh.” desah Fenny. Kirman pun tidak mau kalah, dia pun mulai menciumi, menjilati dan juga menghisap vagina Fenny.
“mmmmhh...sssllluuurrrppp...sssllluuuurrppp...mmmmmhh...aammhhhh...slluuuurrrpp...slluurrrpp.” desah Kirman yang menikmati mengoral vagina Fenny.
“mulus banget ini meki,, wangi lagi,, emang beda dah meki cewek amoy mah,,hehe, beruntung banget gue bisa ngerasain ni meki. Hehe.” pikir Kirman sambil tetap mengoral vagina Fenny.
Selama kurang lebih sepuluh menitan mereka saling mengoral organ intim satu sama lain. Setelah puas mengoral vagina Fenny, Kirman pun mulai mengocok vaginanya menggunakan kedua jari tangan kanannya. Sementara Fenny masih asyik dan menikmati mengoral penis Kirman dengan penuh nafsu.
“eeemmhhh….mmmmmhhhhh….mmmpppppfffhhhh…aaaahhhmmmmhhh….aaaaahhmmhhhh.” desah Fenny sambil teteap mengulum penis Kirman dan menikmati vaginanya dikocok oleh jari Kirman.
Selama kurang lebih lima menitan lamanya Kirman mengocok vagina Fenny dengan kedua jarinya, akhirnya Fenny mendapatkan orgasme pertamanya.
“aaaaaaah…aaaammmhhhhhh…eeeuummhhhhh…eeeeuuuhhhhmmhhhh….mmmmmmhhhhh.” Desahnya yang masih tetap mengoral penis Kirman sambil merasakan orgasme pertamanya. Cairan orgasmenya menyembur keluar dari vaginanya cukup deras.
Melihat Fenny sudah mendapatkan orgasme pertamanya, Kirman lalu tidak membiarkan Fenny beristirahat. Dia kemudian mencabut penisnya dari mulut Fenny dan merubah posisinya yang semula dalam posisi ‘enam sembilan’, kini posisinya berada sejajar di atas Fenny. Lalu kemudian dia mulai menciumi bibir Fenny lagi.
“mmmhhh…mmmuuaaacchhh..mmmmhhh…aammmhhh..mmmpppfffhhhh..eemmhhhppfffhhh.” desah keduanya saling menikmati ciuman yang dirasakannya.
Puas menikmati bibir seksi Fenny, Kirman pun turun menciumi dan menjilati leher jenjangnya, dan bermain-main sebentar di leher Fenny. Tidak lama setelahnya ciuman dan jilatan Kirman turun kembali, kini mengarah ke kedua ‘bukit kembar’ milik Fenny. Dia pun mulai menjilati payudara kiri Fenny dan puting payudaranya, sedangkan payudara kanannya diremas-remas oleh tangan kanannya, tidak lupa juga dia memilin puting payudara kanannya juga. Fenny pun menikmati rangsangan yang diberikan Kirman di kedua payudaranya.
“aaaahh… eemmhhh…. teruussshhh… eeeeuuhhh…. jilat teruussshhh….. eeemmhhhh….. remass terusshh toket akuuuhh.. eemmhh.” racau Fenny.
Puas menjilati payudara kirinya, ia pun berganti memberikan rangsangan yang sama pada payudara kanan Fenny. Puas melakukan hal tersebut, dia mulai mengisap puting payudara kanan Fenny yang sudah menegang. Dia menghisap-hisapnya seperti seorang bayi yang sedang menyusui pada ibunya. Hanya saja hisapannya penuh dengan nafsu birahi dan sangat ‘beringas’.
“aaaahh…eeeuummhhh…hisap teruuussshhh….euuuuhhhh….emmmhhhhh….eeeuuuuhhh.”
Setelah puas menikmati payudara yang kanan, Kirman pun beralih ke payudara kiri Fenny dan menghisap putingnya. Selama beberapa menit Kirman menikmati kedua payudara Fenny itu secara bergantian, Fenny pun sangat menikmati payudaranya di hisap-hisap, diremas-remas oleh Kirman. Setelah merasa puas memainkan kedua payudara Fenny yang masih ranum itu, Kirman pun turun menjilati dan menciumi perut Fenny yang terbilang cukup rata dan langsing itu. Hingga akhirnya dia sampai di area vagina Fenny lagi.
Kirman pun melebarkan terlebih dahulu jarak kedua kaki Fenny sehingga dia bisa lebih leluasa untuk menikmati vagina mulus milik Fenny itu. Setelah itu, dia mulai membenamkan lagi wajahnya ke vagina Fenny untuk menjilati dan menghisap lagi vaginanya.
“aaaammhhh…mmmhhhh..sllluuurrrppp…sslluuurrrpp…eemmmmhh….sslllluuurrpp….sllluuurrrpp…mmmmhhh.” desah Kirman menikmati vagina mulus Fenny.
“aaahhh…eeemmmhhh…teruuussshh..jilat teruusssshhh…..eeeeuuuuhhhmmmhhh.” desah Fenny.
Selama kurang lebih lima menitan Kirman mengoral vagina Fenny itu. Lalu dia mulai mengocok kembali vagina Fenny menggunakan kedua jari tangan kanannya lagi.
“aaaaaahhhh…eeeeuuuhhhh……eemmmmmhhhh….mmmmmmhhhh…eeemmmpppphhhh.” desah Fenny menikmati vaginanya dikocok lagi oleh jari Kirman.
Selama kurang lebih lima menitan Kirman mengocok vagina Fenny dengan jarinya. Dia tidak mau berlama-lama mengocok vagina Fenny dengan jarinya, karena dia ingin menikmati ‘hidangan utamanya’. Dia pun mencabut jarinya dari lubang vaginya Fenny. Fenny yang sudah sangat terangsang itu pun seperti mengetahui bahwa Kirman mau memasukkan penisnya ke vaginanya, dia pun berinisiatif untuk bertukar posisi dengan Kirman. Sekarang posisi Kirma tiduran telentang sedangkan Fenny berada diatasnya, tepat duduk di sekitar area penisnya. Fenny pun kemudian memposisikan penis Kirman tepat berada di depan bibir vaginanya dan perlahan-lahan mulai ‘menelan’ penis Kirman kedalam vaginanya itu.
“aaaaaaahh…eeeemmmhhhh….eeeeuuuhhh….mmmmmhhhh….eemmmmhhhhh.” desah Fenny yang mulai menaik turunkan pinggulnya guna mengocok-ngocok penis Kirman dengan vaginanya.
“aaaaahh….eeuuuhh..teruss Fen….eeeuuuuhh..enaaakkk..terusss kocok teruussshh…eeeuuhh.” Desah Kirman menikmati ‘servis’ Woman On Top yang diberikan Fenny kepadanya. Fenny pun semakin lama semakin mempercepat tempo kocokannya.
“aaaahh…eeeuuhh….mmmhhhh…eeeuuuhhh….eeeehhmmmhhh..eehhmmmhh..aaammhhh.” desahnya.
“aaaahh..yess..teruss moy..aaahh…eeeuhh…mmmhhh..eeeuuh..mmmmhhh..aaaaahh.” racau Kirman.
Selama kurang lebih tujuh menitan, Fenny mempertahankan tempo permainannya di posisi WoT nya. Hingga akhirnya Kirman yang sudah tidak tahan lagi memaksa untuk mengganti posisinya. Kini Kirman memposisikan Fenny dalam posisi menungging dengan posisi bagian atas tubuhnya mulai dari kepala hngga perutnya bertumpu di atas sofa, sedangkan bagian bawah tubuhnya dari area pinggul, bokong, area vaginya terpampang dengan seksinya karena bertumpu pada kakinya yang dalam posisi berdiri. Melilhat posisi Fenny sudah dalam posisi yang diinginkannya, Kirman pun mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Fenny dan mulai memaju mundurkan penisnya di dalam vagina Fenny.
“aaaaahhhh…eeeeuuuuhhh….enaaaakkk…eeemmmhhhh…eeeeuuuuhhhhh.” racau Fenny menikmati rangsangan yang diberikan Kirman padanya dalam posisi doggy style.
“eeeuuhh…enaaakk bangetthhhh memek luuuh…aaaahh..eeeuuhhh….aaaaahhh…emmmmhh.” racau Kirman yang menikmati penisnya seperti dipijit-pijit oleh dinding-dinding vagina Fenny.
Selama kurang lebih sepuluh menitan, Kirman terus ‘memompa’ penisnya itu di dalam vagina Fenny. Hingga akhirnya dia merasa akan mencapai orgasmenya, dia pun makin lama makin mempercepat tempo permainannya.
“aaaahh…pelaannhh..pelaaannhh..aaaahh..eeeuuhh…enaaakkhhh…eemmhhhh…aaahhmmmhhh..” desah Fenny.
“aaaahhh…yesss…eeeuuuhhh….eemmmhhh..aaaaahh…eeuuuhhh..eeeeuuhhhhh…ehhhmmhh.” desah Kirman yang sangat menikmati permainannya. Hingga beberapa menit kemudian Kirman pun mencapai orgasmenya.
“aaahh.. akuuuu keluaaarhh… aaaahhh… eeuuuhhh…eeuuuhhhmmmhh…aaaaaaahhh..eeeeeeuuuhhhh…eeeuuhhh.” desahnya sambil merasakan penisnya menyemburkan spermanya cukup banyak ke dalam vagina Fenny. Rupanya disaat bersamaan Fenny pun kembali merasakan orgasmenya.
“aaahh..akuuu jugaaa,,,aaaaaaaaaaahh,,,eeeeuuhhhh,,,eeemmmhhh…..eeeeuuuhhhh…mmmhhhh.” desahnya yang merasakan orgasme untuk kedua kalinya.
Setelah merasa penisnya telah menyemburkan semua sperma orgasmenya, Kirman pun mencabut penisnya dari dalam vagina Fenny. Fenny pun langsung ‘ambruk’ setelah mendapatkan orgasme keduanya. Kirman pun langsung memakai kembali pakaiannya. Kirman pun beralih ke meja kasir guna mencari gunting yang kebetulan ada di meja kasir tersebut, lalu dia memotong sedikit rambut Fenny dan menyimpannya di dalam kantong plastik kecil transparan yang sudah dia siapkan. Sebelum pulang dia pun meminta beberapa baju kepada Fenny, dia tahu karena nanti ketika sadar, Fenny tidak akan ingat apa-apa.
“bu Fenny, boleh ya saya minta beberapa potong bajunya yah untuk istri saya.” Kata Kirman, yang kemudian dijawab oleh Fenny hanya dengan anggukan kepala. Melihat hal itu, Kirman pun mengambil empat potong pakaian yang menurutnya bagus dan menarik. Sebelum pulang, Kirman pun menyuruh Fenny untuk memakai kembali semua pakaiannya. Fenny pun menurutinya, dia mulai pakai bra dan celana dalam g-stringnya kemudian stocking hitamnya lalu terakhir dressnya. Lalu Kirman menyuruhnya tiduran diatas sofa. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia pun membuka pintu toko dan rolling door toko tersebut dan tak lupa dia tutup kembali lalu dia pergi pulang ke rumah majikannya.
Kurang lebih lima belas menit kemudian, efek ramuan Kirman pada Fenny pun hilang dan dia mulai sadar.
“lho,, kenapa aku tiduran di sofa toko gini.” Tanyanya pada diri sendiri sambil perlahan-lahan bangun dari sofa. Dia pun sempat melihat ke arah jam dinding di tokonya, dan di dapatinya sudah sekitar jam tujuh malam.
“iih udah jam tujuh malem dan aku masih di toko, tumben amat. Ngapain aja emangnya ya aku tadi, perasaan tadi terakhir masih buka karena ada satu kustomer deh, apa perasaan aku aja ya. kok tokonya udah ditutup begini. kok ga inget sih aku. uuuhh.. kenapa capek banget ini badanku. Udah gitu terasa lengket banget lagi. Pulang deh ahh, udah malem juga, mandi aja nanti dirumah siapa tau ilang capeknya.” Kata Fenny yang lalu merapikan sedikit tokonya lalu dia buka tokonya untuk keluar dan dia tutup rapat lagi karena mau pulang. Seperti bu Nida dan bu Nani, setelah efek ramuan Kirman hilang, Fenny tidak ingat apa yang sudah terjadi padanya.
Disaat sedang berjalan pulang ke rumah majikannya, Kirman melewati sebuah pos yang memang tidak jauh dari rumah majikannya. Pos itu biasa dipakai oleh warga komplek baik sang pemilik rumah maupun asisten rumah tangganya. Namun lebih sering para pria yang berkumpul di pos itu, biasanya mereka berkumpul sekalian juga untuk ngeronda meskipun juga ada pos keamanan di depan komplek. Dan rupanya malam itu beberapa teman kompleknya yang seprofesi dengannya juga beberapa tuan rumah sedang berkumpul disitu, dilihatnya juga ada suami dari bu Nida yang juga ikut nimbrung di pos itu. Salah satu temannya pun memanggilnya untuk mampir sejenak, Kirman pun mampir sejenak di pos itu.
“dari mana lu man malem-malem baru pulang, noh dicariin majikan lu noh, non Winda, udah pulang kan dia. Parah lu malah kabur.” Kata Juki padanya
“haha biasa juk, abis nyari angin gue. Hehe.” jawabnya.
“wuiih mang Kirman lagi dapet bonus nih ya dari Winda ya, ampe beli baju gitu.” Goda pak Dedi yang tidak lain adalah suami dari bu Nida. Pak Dedi ini orangnya memang terkenal ramah dan mudah dan mau bergaul dengan siapa saja, tidak memandang itu majikan atau asisten rumah tangga.
“aaahh gak pak Dedi, ini ada sedikit tabungan saya aja, makanya saya beli baju buat istri. hehe.” jawabnya.
“waah suami yang pengertian, tuh Juk, lu harusnya kaya mang Kirman, jangan jajan buat sendiri doank. Haha.” Goda pak Dedi ke Juki yang diikuti gelak tawa teman yang lain. Mereka pun kemudian melanjutkan senda guraunya. Hingga tidak lama kemudian pak Dedi pun ijin pamit pulang karena besok siang dia harus berangkat keluar kota untuk urusan dinas kantornya.
“bapak-bapak semua, saya pamit pulang duluan ya. Hehe.”
“lho mau kemana pak Dedi,, masih ‘pagi’, bencong aja belum pada keluar pak. Hehe.” kata pak Roy salah satu pemilik rumah dekat pos itu.
“hehe, iya nih pak, hehe, tapi besok siang saya harus pergi ke luar kota karena urusan dinas kantor pak.” Jawabnya.
“berapa lama pak Ded?” tanya Kirman spontan mendengar perkataan pak Dedi tersebut. Bukan tanpa sebab Kirman bertanya demikian kepada Dedi, karena mendengar dia mau pergi dinas keluar kota, di otaknya langsung muncul sebuah ide baru.
“kurang lebih seminggu man.” Jawabnya, mendengar jawaban pak Dedi, Kirman hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum.
“lho, keluar kota lagi tho pak Dedi, sering banget tho bapak yang satu ini keluar kota. mbo ya jangan sering ditinggal toh istrinya, nanti pindah kelain hati lho pak. Hehe. jangan lama-lama keluar kotanya pak Ded kasian istrinya hehe, lagi pula sepi kalau kurang satu anggota nih. Hehe.” kata Pak Dwi yang merupakan salah satu pemilik rumah dekat pos itu.
“hahaha iya nih pak, hehe, tapi tenang pak, dia ga akan pindah ke lain hati, hatinya udah ada di saya soalnya, jadi ga bisa kemana-mana. Haha. Sudah ya bapak-bapak, saya pamit duluan ya.” Kata pak Dedi yang kemudian langsung dijawab oleh para anggota yang sedang berkumpul di pos itu secara berbarengan dengan perkataan berbeda-beda.
“oke pak Ded.” Jawab Juki.
“hati-hati pak.” Jawab pak Roy
“cepet pulang pak, nanti istrinya diambil orang lho.” Jawab pak Dwi.
“oleh-oleh ya pak.” Jawab Kismet.
“aah saya juga ikut pulang ah mau ketemu istri sama setor muka ke non Winda. Hehe. pamit juga ya bapak-bapak, Juk, Met.” kata Kirman kepada mereka.
“oke man.” Jawab mereka kompak.
Kirman pun berjalan pulang ke rumah majikannya dengan perasaan tidak sabar ingin memberitahukan hal yang baru saja didengarnya dan ide yang baru saja muncul dibenaknya. Sesampainya di rumah majikannya dan masuk ke dalam, didapatinya majikannya sedang makan, dia pun menyapa ke Winda, yang juga di balas sapaannya oleh majikannya itu meskipun sedang makan.
“malam non, sampe jam berapa non tadi.”
“eh mang Kirman, tadi sekitar jam enam-an.” jawab Winda.
“ooh jam enam, kalau gitu saya permisi ke belakang ya non.”
“iya mang, kalau belum makan, makan tuh mang, mba Tuti bikin masakan.” Jawab Winda.
“iya non.” Jawabnya sambil berlalu ke belakang guna menemui istrinya. Begitu dia menemui istrinya, dia pun memberikan baju yang dia dapat sambil memberitahu apa yang ada di benaknya.
“Tut, ini mas dapet beberapa baju buat kamu. Terus ada yang mau aku kasi tau Tut.”
“waah makasih lho mas. Mau ngasi tau apa mas?” Kata Tuti.
“intinya gini Tut, kamu tau bu Nida kan..?”
“iyaa tau mas.”
“nah suaminya itu mau dinas keluar kota, besok siang berangkatnya Tut.”
“iyaa, terus kenapa mas..?” tanya Tuti.
“hehe, maksud aku, kita bisa manfaatin situasi ini Tuti ku sayang untuk dapetin duit lagi. Mumpung suaminya mau keluar kota besok, Kamu bisa memakai ramuan itu untuk berubah jadi bu Nida. siapa tahu kamu bisa dapet lebih dengan wujud bu Nida, seorang wanita cantik berjilbab. Aku pikir juga di kampusnya pasti ada anak didik atau bahkan dosen lain yang tertarik dengan bu Nida. bapak-bapak lingkungan komplek ini pun ada beberapa yang tertarik sama bu Nida setau aku Tut.” Kata Kirman.
“oh iya juga ya mas, lupa lagi aku. Hehe. bener juga ya mas, sepertinya banyak yang tertarik sama wanita cantik berjilbab seperti bu Nida ya, dibuat alim-alim tapi binal gimana gitu ya mas. Hihi. Aku jadi penasaran nih bentuk tubuhnya bu Nida kaya gimana ya mas. Hihi.” Jawab Tuti.
“haha, kamu ini, lupa mulu. Iya Tut, seru kayanya ya alim-alim tapi ternyata binal, hehe. tubuhnya seksi Tut, putih, hehe, udah kamu liat aja nanti kalau udah berwujud jadi bu Nida. kita pikirin lagi besok gimana. udah yuk akh sekarang kita pulang, udah selesai kan kerjaanmu.?”
“hehehe, iya mas. Hihi. Udah sih mas, tadi juga non Winda udah bolehin pulang, Cuma aku nungguin mas dulu. Yaudah yuk kita pulang.” Jawab Tuti.
Mereka berdua pun pamit pulang kepada Winda yang sudah selesai makan dan sedang asyik menonton televisi.
Bersambung…..
Melihat kedatangan Sandy yang secara tiba-tiba seperti itu dan memergoki mereka berdua, Kirman dan Tuti sedikit panik.
“eu, mas Sandy kok bisa ada disini..? Ga ada apa-apa kok mas Sandy.” kata Kirman sedikit gugup.
“udah lah jangan bohong, lu kira gue anak kecil, udah jelasin, atau mau gue laporin ke mba Winda?.” kata Sandy.
“ga ada apa apa mas Sandy, ga ada yang terjadi, lagipula emang mas Sandy punya buktinya kalau mau ngelaporin ke non Winda..?” tanya Kirman yang lalu berdiri dan mengajak Sandy untuk berbicara empat mata dengannya di luar.
“eeu,, i..itu,, gue kan ngeliat sendiri dengan mata kepala gue, gue jelasin aja pasti mba Winda ngerti. ” jawab Sandy.
“haha, mas Sandy, saya rasa non Winda ga akan percaya sama ceritanya mas Sandy. Nanti yang ada malah mas Sandy dikira halusinasi, ngigo, aneh, atau mungkin bisa dianggap gila lho mas.” jawab Kirman yang tahu bahwa Sandy tidak memiliki bukti kejadian yang terjadi dan hanya melihat dengan matanya sendiri saja. Sandy pun terlihat sedikit bingung karena dia hanya melihat kejadian tersebut seorang diri, dan dia juga jadi berpikir tentang perkataan Kirman kepadanya.
“begini aja mas Sandy, kita damai aja, saya ada penawaran nih, biar sama-sama untung, sama-sama enak.” Kata Kirman yang punya sedikit ide di benaknya karena mengetahui bahwa Sandy kerja di sebuah hotel ternama di daerahnya.
“penawaran apaan yang bikin sama-sama enak di lu sama gue?” tanya Sandy.
“gini aja, mas Sandy ga usah pusingin apa yang mas Sandy liat barusan, yang mas Sandy liat barusan itu halusinasi doank, mungkin mas Sandy capek, kepanasan, hehe, saya ada penawaran yang bisa buat kita sama-sama enak, yang penting mas Sandy juga bisa dapet enaknya, saya dan istri saya juga bisa dapet enaknya juga. Gimana? Daripada mas ngelapor hal yang tidak masuk akal, nanti malah mas Sandy dibilang aneh atau gila.” jawab Kirman.
Sandy pun berpikir sedikit realistis, daripada dia melaporkan ke Winda atau ke polisi atau ke orang lain tanpa bukti, nanti malah dia yang dikira ngigo, aneh atau bahkan gila, dia pun menerima penawaran Kirman dan mulai tidak memusingkan apa yang dilihatnya barusan.
“hmm.. Okey, gue ga akan mikirin apa yang gue liat barusan dan ga akan ngelaporin ke siapa pun daripada gue dianggap aneh atau gila, tapi apa penawaran yang lu kasih ke gue mang?” tanya Sandy yang mulai tertarik dengan penawaran yang ditawarkan Kirman padanya.
“begini mas, berhubung mas Sandy memilih jalan ‘damai’ yang saya harapkan juga demikian, mas Sandy bisa nyicipin tubuhnya non Winda dan mungkin wanita lain yang mas mau juga mungkin kalau beruntung mas juga bisa nikmatin tubuh artis yang datang dan menginap di hotel tempat mas bekerja, tapi kalau mau nikmatin tubuh artis yang lagi nginap dihotel tempat mas bekerja, mas harus kasi tau saya dulu, kalau mas mau, tanpa non Winda marah. Ataupun wanita lain yang mas Sandy mau nyicipin tubuhnya juga bisa. Hehe. Mau ga mas?” tanya Kirman.
“maksudnya gimana mang?”
“hehe, udahlah mas ga usah pura-pura bingung gitu, saya tau, mas Sandy pengen ngerasain tubuhnya non Winda juga kan, hehe, saya bisa bantu juga kok. Hehe, gimana mas?” tawar Kirman.
“hmm,, okey,, gue terima penawaran mang Kirman.” jawab Sandy.
“nah begitu kan lebih enak mas, hehe, tapi saya ada sedikit permintaan nih ke mas Sandy. Ga berat-berat banget sih mas dan ge ngerepotin juga saya rasa.”
“mau minta apaan mang Kirman, kan saya udah setuju dengan penawaran mang Kirman, saya juga udah mutusin ga akan ngelaporin ke siapa pun dan ga akan mikirin yang saya liat barusan, saya anggap aja saya lagi halusinasi.” jawab Sandy dengan mudahnya karena mulai memikirkan dan tergiur dengan penawaran Kirman.
“iya mas saya tau itu, dan percaya mas ga akan bilang ke siapa siapa, tapi kan kalau mas mau nikmatin tubuhnya non Winda, harus ada tempatnya mas, kalau di tempat non Winda agak susah mas, saya cuma minta akses aja ke rumahnya mas Sandy, saya hanya akan pakai dan masuk rumah mas Sandy saat dibutuhkan saja itupun saya akan ijin dulu ke mas Sandy, selebihnya saya janji tidak akan otak-atik dan masuk rumah mas. Bagaimana mas?”
“ke rumah saya? Tapi sekalian beres-beres rumah saya bagaimana?”
“itu gampang mas, asal ada upahnya aja, hehe. Jadi kita sepakat ga nih mas?? Kalau ga juga ga apa apa sih, saya juga ga rugi-rugi amat, tapi paling mas Sandy aja yang kehilangan kesempatan nikmatin tubuh non Winda. hehe.” jelas Kirman. Karena terngiang-ngiang dan tergiur perkataan Kirman yang bilang bahwa dia bisa menikmati tubuh Winda dan mungkin wanita lain yang dia mau dan bahkan dia bisa menikmati tubuh artis yang menginap di hotel tempat dia bekerja itu, Sandy akhirnya luluh dan ‘kalah’ oleh Kirman dan akhirnya menyetujui penawaran dan permintaan Kirman.
“hmmm,, okey, setuju mang Kirman, ini jadi rahasia kita bertiga, saya ga akan bilang ke siapa pun deh lagi pula udah lama juga saya penasaran pengen nikmatin tubuhnya mba Winda dan udah lama juga ga ngerasain hangatnya tubuh wanita, hehe.” jawabnya.
“itu gampang mas, ya saya harap mas Sandy bisa jaga rahasia dan bisa saya pegang janjinya, biar kita sama-sama enak, hehe.”
“iya mang, gue janji jaga rahasia ini dan ga akan ngomong ke siapa pun sampe gue mati nanti, hehe. Kalau gitu ini gue kasih kunci duplikat rumah gue, kebetulan kemarin sebelum berangkat kerja gue buat. tau kan dimana dan yang mana rumah gue. Jangan macem-macem lho ya mang, gue juga pegang janji lu yang ga akan obrak-abrik rumah gue sembarangan dan selalu akan ijin dulu ketika mang Kirman mau pake rumah gue. ” kata Sandy sambil memberikan kunci duplikat rumahnya kepada Kirman.
“iya tau mas, iya mas Sandy, mas bisa pegang janji saya. Saya ga akan ngelanggar janji saya dan ga akan berani macem-macemin rumahnya mas Sandy. Bahkan kalau mas Sandy mau di beresin rumahnya, saya akan beresin nanti asal ada uang capeknya aja. Hehe.” kata Kirman sambil menerima kunci duplikat rumah Sandy.
“yaah gampang itu mah buat beli rokok mah gue kasih nanti kalau mang Kirman gue minta beresin rumah gue. Yaudah mang, gue balik dulu kalau gitu, jangan lupa dan jangan ngelanggar perjanjian kita lho mang, saya juga ga akan ngelanggar perjanjian dan penawaran kita. Hehe.”
“beres mas Sandy, mas Sandy bisa pegang omongan dan janji saya. Ini juga nomor telepon saya, saya ga akan berani macem-macem daripada saya kenapa-kenapa ntar kita ga dapet sama-sama enaknya. Hehe. Hati-hati di jalan mas Sandy.” setelah percakapan dan merasa perjanjian mereka selesai dan sama-sama setuju, Sandy pun pergi pulang kembali kerumahnya, dan Kirman juga masuk kembali ke rumah majikannya itu. Di dalam, Tuti menunggu dengan was-was dan khawatir karena tanpa mereka sangka rahasia mereka berdua dipergoki oleh Sandy. Begitu melihat suaminya kembali ke dalam, dia pun mencecar suaminya dengan beberapa pertanyaan yang mengganggu pikirannya.
“mas lama banget sih, ngomongin apa aja sih, aku was-was nih dari tadi nungguin mas Kirman. Rahasia kita ketauan ini mas, bagaimana ini, haduh bodoh banget sih kita, kenapa ga nutup gorden jendela dan kunci pintu dulu sih. bagaimana kalau nanti mas Sandy ngelapor ke non Winda atau ke orang lain atau ke pihak berwajib. Bisa berantakan rencana kita mas, bisa dihakimi orang-orang kita mas, bisa masuk penjara nanti kita mas, ini aja udah ketauan kita. Haduuh.. Bagaimana mas..?” tanya Tuti kepada Kirman secara bertubi-tubi saking was-wasnya dia karena rahasia mereka diketahui oleh orang lain. Melihat istrinya cukup was-was seperti itu, Kirman hanya tersenyum melihat tingkah laku istrinya itu lalu menjawab pertanyaan istrinya guna menenangkannya.
“heuheu, udah Tut, kamu tenang dulu, tenang, tarik nafas. Udah kamu ga perlu takut apa apa lagi, meskipun si Sandy sekarang tahu rahasia kita, tapi semua sudah aman terkendali kok sayang. Kamu ga perlu takut yah, ga perlu khawatir seperti itu. Rahasia kita tetep aman kok, cuma sekarang nambah satu orang lagi yang tau rahasia kita.” jawab Kirman yang berusaha menenangkan dan meyakinkan istrinya bahwa rahasia mereka masih aman dan terkendali.
“yang bener mas rahasia kita masih aman. Kan tadi si Sandy udah tahu, gimana bisa rahasia kita masih aman mas..?” tanya Tuti lagi kepada suaminya. Lalu Kirman pun menjelaskan perjanjian dan penawaran yang sudah dia bicarakan dengan Sandy sehingga dia yakin rahasia mereka masih tetap aman.
“ooh jadi begitu mas ceritanya, hmm, huh, sepertinya aku udah bisa tenang sekarang kalau ceritanya seperti itu mah, asal dia bener bisa dipegang aja omongannya, rahasia kita masih tetep aman ya mas, hehe. Apalagi tadi mas bilang kalau dia bisa nikmatin tubuh artis yang lagi nginep disana, berarti mas bisa dapetin rambutnya juga donk ya, waah bisa ngerasain jadi artis juga donk nanti aku. hehe.” kata Tuti.
“iya sayang, kan tadi aku bilang rahasia kita masih tetep aman. Tenang aja, sepertinya kita bisa pegang perkataannya, lagipula kalau dia mau lapor ke orang lain, dia ga punya buktinya Tut, dia cuma ngeliat dengan mata kepalanya sendiri. Kalau dia bilang ke orang lain bisa-bisa dia dibilang aneh atau ga waras, ga akan ada yang percaya sama dia aku rasa. Hehe. Mungkin karena berpikir ke arah situ, dia terima perjanjian dan penawaran yang mas tawarkan. Haha, itu yang mas pikirin juga, siapa tau mas bisa ngerasain tubuh artis dan bisa dapetin rambutnya biar kamu bisa berubah jadi artis juga, hehe. udah gitu, kita kan jadi bisa dapet tambahan sedikit penghasilan kalau dia minta kita beresin rumahnya Tut, ditambah sekarang kita bisa pake tempat Sandy untuk bisa ngelakuin rencana kita, kan lumayan aman tuh Tut, ketimbang disini takutnya ketauan lagi kaya tadi oleh orang lain lagi dan bahkan oleh non Winda sendiri. Wah malah makin berabe kan. hehe.” kata Kirman.
“iya juga ya mas, hehe. Bisa jadi lebih aman kalau mau ngelaksanain rencana kita, hehe. Wah, mas Kirman ada aja idenya nih. Hehe. Ga salah aku milih dinikahin kamu mas. Hehe.”
“iya donk, hehe, kan segala sesuatunya harus bisa di hadapi dengan kepala dingin biar dapet jalan keluarnya. Hehe. Iya donk, siapa dulu. Hehe. Ngomong-ngomong mana cek yang tadi Tut, kita cairin cek itu sekarang yah.” ajak Kirman.
“ada mas di atas meja tuh, oke mas, siap-siap dulu ya, lagi pula aku harus ke pasar belanja makanan, hari ini kan non Winda pulang, kemungkinan sore atau malam sampenya.”
Mereka pun bersiap-siap sebentar lalu setelah merasa siap, mereka pergi ke sebuah bank untuk mencairkan cek yang mereka terima itu. Begitu mereka mendapatkan uang dari cek tersebut, Tuti memutuskan untuk langsung pergi ke pasar guna membeli bahan makanan, sedangkan Kirman memutuskan pergi ke sebuah mall untuk membelikan handphone untuk istrinya, sehingga rencana mereka bisa semakin lancar dilaksanakan.
“naah dapet juga handphone buat si Tuti. Jadi nanti ‘korban-korban’ nya suruh hubungi aja ke nomor yang ini, jadi non Winda atau wanita yang asli ga akan ke ganggu dan ga akan tahu hal ini. Hehe. Duuuh nungguin Tuti belanja ke pasar mah lama nih, pulang dulu aja aah istirahat. Ngantuk.” kata Kirman yang telah mendapatkan handphone untuk Tuti yang lalu pergi pulang ke rumah majikannya untuk menunggu istrinya sambil beristirahat.
Tidak terasa siang beranjak berubah menjadi sore, ketika Kirman bangun, istrinya sudah pulang dari pasar. Tuti pun sudah selesai masak makanan untuk majikannya dan juga untuk mereka berdua.
“lho udah pulang toh kamu Tut. Kok ga bangunin aku sih.” tanya Kirman.
“udah daritadi mas, mau bangunin ga tega, kamu tidur siang pules banget, jadi aku lanjutin aja masak, hehe, ini aja baru kelar mas.” jawab Tuti. Kemudian Kirman beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Di dalam kamar mandi dia kepikiran untuk membelikan baju untuk istrinya itu sebagai hadiah kecil.
“aah nanti keluar ah beliin baju buat si Tuti, kebetulan deket komplek sini ada toko baju yang baru buka, beli disana aja ah, siapa tau masih diskon, lagian duit yang tadi masih ada. Udah gitu pemiliknya juga bikin sange-sange gimana gitu, hehe. Bawa ramuan yang gue buat kemarin ahh, kapan lagi bisa nyicipin amoy yang udah mateng. Hehe.” kata Kirman sambil memikirkan dan membayangkan idenya tersebut. Begitu selesai mandi dan berpakaian, Kirman pun ijin ke istrinya untuk keluar sebentar, yang tidak lain tujuannya adalah ke toko baju tersebut. Tidak lupa juga dia membawa ramuan yang sudah dibuatnya kemarin.
Pada saat itu kurang lebih waktu sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Kirman pun sudah tiba di lokasi toko baju tersebut. Toko baju tersebut menempati ruang seperti ruko pada umumnya. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Lokasinya pun masih berada di lingkup area komplek perumahan. Karena toko bajunya tidak terlalu besar maka sang pemilik pun hanya memiliki dua orang pekerja di tokonya, dan beruntungnya Kirman, sang pemilik toko sedang berada di tokonya dan keadaan toko tersebut sore ini sedang sepi, dan biasanya toko ini tutup sekitar jam lima sore. Kirman pun hanya tahu nama dan perawakan si empunya toko. Sekilas mengenai sang pemilik toko tersebut adalah seorang wanita keturunan chinese bernama Fenny. Fenny berumur 32 tahun. Ukuran badannya cukup proporsional untuk ukuran wanita berumur 30an. Dengan tinggi badan kurang lebih sekitar 180cm, berat badan sekitar 55kg, ukuran payudara 36b, Fenny seperti seorang model chinese dan banyak orang yang mengira demikian. Saat itu Fenny mengenakan sebuah dress dengan motif garis penuh warna yang panjangnya hanya sampai setengah pahanya juga memakai stocking hitam, juga dress tersebut memiliki belahan leher berbentuk u-neck yang lumayan rendah hingga belahan payudaranya cukup terlihat dengan juga bra yang dia pakai sedikit mengintip dari balik dressnya, dia memakai bra hitam juga celana dalam g-string warna hitam.
(mulustrasi for Fenny)
Kirman yang melihat keadaan tersebut pun masuk ke dalam toko tersebut. Sebelum masuk ke dalam toko tersebut, Kirman terlebih dahulu mengoleskan ramuan yang sudah dia buat itu ke jari telunjuk tangan kanannya. Ketika dia masuk ke dalam toko tersebut, sepertinya ‘dewa seks’ sedang berpihak padanya, dia langsung disambut oleh sang pemilik toko, Fenny, yang memang sedang sedikit merapikan display dagangannya yang berada didekat pintu.
“selamat datang mas, ada yang bisa saya bantu?.” tanya Fenny.
“wah pas banget ini yang nyambut pemiliknya langsung, hehe, kayanya dewa keberuntungan, ah bukan dewa seks lagi berpihak sama gue nih. Hehe. Saatnya ngolesin nih ramuan dan kamu akan aku nikmati amoy cantik. Hehe.” pikir Kirman.
“mas, halo, kok bengong. Mas cari baju apa, mungkin saya bisa bantu..?” tanya Fenny lagi yang membuat Kirman tersadar dari lamunannya. Kirman pun secara sengaja mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Fenny guna membalas salam selamat datangnya. Fenny yang tidak mengetahui apa-apa dan tidak curiga pun dengan santai menjabat tangan Kirman. Pada saat berjabat tangan itulah, ramuan yang sudah dioles Kirman di jari telunjuknya dia oleskan ke tangan Fenny. Dan seketika itu pula Fenny merasakan tubuhnya terasa panas dan libidonya mulai naik. Dia merasa mulai terangsang. Melihat gelagat tubuh Fenny yang sudah mulai berubah, Kirman tahu bahwa ramuannya sudah bekerja, dia pun melihat ke arah kedua pekerja yang lain yang rupanya sedang sibuk juga merapikan baju yang ada di display dan tidak memperhatikan mereka.
“eeeuhhhmmm.. Kenapaahh iniihh..eemmmhh.. Kok tiba-tibaah...eeeuhhmm jadi terangsang giniiih..eemmmhh..kok jadi pengen disetubuhi sama laki-laki iniih..eehhmmhh.” pikir Fenny yang tidak mengetahui bahwa dia sudah dibawah pengaruh ramuan yang dioleskan Kirman. Kirman pun membisikkan sesuatu kepada Fenny.
“Kamu ingin sekali ngentot denganku. Tutup tokomu dan suruh pekerjamu pulang lebih awal, baru aku akan kasih kenikmatan padamu.” bisik Kirman kepada Fenny yang lalu mengambil sepasang baju pria di dekatnya dan masuk ke sebuah kamar pas untuk mencobanya. Tentu saja itu hanya sebuah alasan.
“eeuhhmm,,Suti, Narti,,eehhmm,, kalian pulang sekarang aja..eeuuhhmm..sayahh..mau tutup toko lebih awal.” kata Fenny kepada kedua pekerjanya.
“eh, bu Fenny sakit ya? Kok bicaranya seprti itu..? tapi masih ada satu kustomer bu, ga apa apa kita tungguin dan kita bantuin buat tutup tokonya bu seperti biasa.” jawab Narti yang agak bingung.
“eeuhh.*** kok, ga sakit, cuma capek ajaah..mau istirahat lebih awal, udah kalian pulang ajah sekarang, biar nanti sayaah yang bilang kustomer barusan..eeuhhmm..udah pulang aja sanaah.” suruh Fenny.
“oohh oke bu, kalau begitu kami pamit pulang bu.” jawab Suti. Suti dan Narti pun membereskan barang bawaannya dan bergegas pergi pulang dari toko Fenny. Setelah mereka berdua keluar dari tokonya, Fenny pun langung menutup rolling door tokonya lalu menutup dan mengunci pintu tokonya. Sehingga dari luar terlihat tokonya Fenny benar-benar sudah tutup. Setelah mendengar kedua pekerjanya pulang dan pintu sudah ditutup rapat oleh Fenny, Kirman pun keluar dari kamar pas. Dia pun melihat gelagat Fenny yang tidak tahan ingin sekali disetubuhi karena libidonya sudah naik.
“ooohh apaaahh yang terjadi sama akuuuh,, eeuuhhhmmm,, memekku kok gataall,, eeuuhh.. Pengennhh bercintaaahh sama diaaah..eeeuhhmmhh..” pikir Fenny yang tidak tahan akan efek dari ramuan yang diolesi Kirman padanya sambil memegang dan mengelus-elus area vaginanya dan melihat ke arah Kirman.
“akhirnya, gue bisa nikmatin tubuh amoy cantik. Hehe. Mimpi apa gue semalem ya ampun. Kemarin bisa nikmatin wanita berjilbab dan menyusui, sekarang bisa nikmatin amoy. Bener-bener dewa seks sedang ada di pihak gue ini mah. Hehe.” kata Kirman sambil tersenyum licik penuh kemenangan. Dia pun mendekati Fenny, lalu mulai menciumi bibir seksinya itu.
“mmmmhhh...mmmmhhhh..eeemmmfffhhhh...eeeehhmmmhhh...mmmmpppphhhh.” desah Fenny menikmati ciuman dibibirnya. Tangannya pun dengan aktif mengelus-elus dan meremas pelan penis Kirman.
“mmmmhh...mmmuuaaacchh..eeeemmmmmhhh..mmmmppphhhh...eemmmhh..bibir kamuuhhmmmhhh..enaakk...mmmhhhh.” desah Kirman sambil memuji dan menikmati bibir Fenny. Tidak hanya menciumi bibir saja, secara insting mereka berdua melakukan french kiss, mereka berciuman dengan memainkan lidah mereka satu sama lain.
“eemmhhh...aaahmmmhhhh...mmmmhhhh...mmmmpppphhhhh...mmmmmuuaaacccchhh...emmmmmhhhh...emmmh” desah keduanya.
Selama beberapa menit Kirman memberikan rangsangan dan menikmati bibir wanita amoy tersebut. Setelah merasa puas menikmati bibirnya, dia pun sedikit memaksa Fenny untuk jongkok tepat di depan penisnya, mengetahui apa yang diinginkan Kirman, dia pun mengikut kemauannya dan mulai membuka celana dan celana dalam yang dipakai Kirman sehingga terpampanglah dengan jelas ‘senjata’ Kirman yang masih dalam keadaan setengah tegang. Fenny pun mulai mengocok penis Kirman dengan tangan kirinya sambil menciumi dan menjilati buah zakarnya. Kirman pun menikmati rangsangan yang diberikan oleh Fenny.
“aaaahh... Eeeemmmhh...enaaaakkhh..eeeuuhh.. Teruss jilatin buah peler gue..aaaahh..tangan lu halus banget moy..eeeuhh..kocok teruss moy...aaaaahh..eeeeuuhhmmm.” racau Kirman.
Fenny pun terus mengocok penis Kirman dengan tangan kirinya dan terus menikmati buah zakar Kirman. Hingga penisnya sudah dia rasa tegang maksimal, Fenny kemudian mulai menciumi kepala penis Kirman dan menjilati batang penisnya perlahan. Dia melakukan hal tersebut selama beberapa detik, yang kemudian dia mulai mengulum penis Kirman yang sudah dalam keadaan tegang maksimal.
“eemmhhhh..mmmmhhhh..aaahhmmmmhhh...eeemmmmhhhh..mmmmpppphhh..mmmmmmffffhhhhh.” desah Fenny yang sedang mengulum penis Kirman.
“aaaaahh...eeeemmhhhh...enaaaakkk...eeeuhhhh...kulum terusss... Eeeeuhhh...dikulum amoy kaya lu, rasanya beda...euuhh...eeuummhhh..kayaa..eeeuhh adaa manisnya gituuuhh..eeeuuuhhh...eeehhmmmhh.” racau Kirman sambil memegang kepala Fenny, dia merasa keenakan penisnya dikulum oleh seorang wanita chinese.
Selama beberapa menit Fenny mengulum penis Kirman. Merasa dia juga ingin menikmati vaginanya seorang amoy, Kirman pun melepaskan penisnya dari mulut Fenny dan memintanya untuk berdiri yang kemudian Kirman melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan Fenny. Mulai dari dressnya kemudian stocking serta pakaian dalam yang dikenakannya.
“wuiiih, putih dan bersih banget memek kamu Fen, ga ada bulunya sama sekali, suka deh aku. Hehe.” kata Kirman yang melihat vagina Fenny yang putih, bersih tanpa ada noda sedikitpun dan tanpa ada bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitarnya.
Setelah mereka berdua tanpa busana, Kirman lalu menyuruh Fenny untuk tiduran telentang di atas sofa yang berada di tengah ruangan toko tersebut. Sofa tersebut cukup lebar dan panjang sehingga orang pun bisa rebahan diatasnya. Setelah Fenny telentang diatas sofa, Kirman kemudian naik keatasnya dalam keadaan telungkup dan posisi berlawanan, posisi seperti ini biasa dikenal posisi enam sembilan, sehingga sekarang penis Kirman tepat berada di wajah Fenny tepat di depan mulutnya, dan wajah Kirman sekarang berhadapan langsung dengan vagina Fenny.
Tanpa dikomando, mereka pun saling memberikan rangsangan satu sama lain. Fenny melanjutkan mengulum penis Kirman yang sudah tegang dan tepat berada di depan mulutnya itu.
“mmmmhh..aammmhh...mmmmpppffffhhhh....mmmmhhhhh.” desah Fenny. Kirman pun tidak mau kalah, dia pun mulai menciumi, menjilati dan juga menghisap vagina Fenny.
“mmmmhh...sssllluuurrrppp...sssllluuuurrppp...mmmmmhh...aammhhhh...slluuuurrrpp...slluurrrpp.” desah Kirman yang menikmati mengoral vagina Fenny.
“mulus banget ini meki,, wangi lagi,, emang beda dah meki cewek amoy mah,,hehe, beruntung banget gue bisa ngerasain ni meki. Hehe.” pikir Kirman sambil tetap mengoral vagina Fenny.
Selama kurang lebih sepuluh menitan mereka saling mengoral organ intim satu sama lain. Setelah puas mengoral vagina Fenny, Kirman pun mulai mengocok vaginanya menggunakan kedua jari tangan kanannya. Sementara Fenny masih asyik dan menikmati mengoral penis Kirman dengan penuh nafsu.
“eeemmhhh….mmmmmhhhhh….mmmpppppfffhhhh…aaaahhhmmmmhhh….aaaaahhmmhhhh.” desah Fenny sambil teteap mengulum penis Kirman dan menikmati vaginanya dikocok oleh jari Kirman.
Selama kurang lebih lima menitan lamanya Kirman mengocok vagina Fenny dengan kedua jarinya, akhirnya Fenny mendapatkan orgasme pertamanya.
“aaaaaaah…aaaammmhhhhhh…eeeuummhhhhh…eeeeuuuhhhhmmhhhh….mmmmmmhhhhh.” Desahnya yang masih tetap mengoral penis Kirman sambil merasakan orgasme pertamanya. Cairan orgasmenya menyembur keluar dari vaginanya cukup deras.
Melihat Fenny sudah mendapatkan orgasme pertamanya, Kirman lalu tidak membiarkan Fenny beristirahat. Dia kemudian mencabut penisnya dari mulut Fenny dan merubah posisinya yang semula dalam posisi ‘enam sembilan’, kini posisinya berada sejajar di atas Fenny. Lalu kemudian dia mulai menciumi bibir Fenny lagi.
“mmmhhh…mmmuuaaacchhh..mmmmhhh…aammmhhh..mmmpppfffhhhh..eemmhhhppfffhhh.” desah keduanya saling menikmati ciuman yang dirasakannya.
Puas menikmati bibir seksi Fenny, Kirman pun turun menciumi dan menjilati leher jenjangnya, dan bermain-main sebentar di leher Fenny. Tidak lama setelahnya ciuman dan jilatan Kirman turun kembali, kini mengarah ke kedua ‘bukit kembar’ milik Fenny. Dia pun mulai menjilati payudara kiri Fenny dan puting payudaranya, sedangkan payudara kanannya diremas-remas oleh tangan kanannya, tidak lupa juga dia memilin puting payudara kanannya juga. Fenny pun menikmati rangsangan yang diberikan Kirman di kedua payudaranya.
“aaaahh… eemmhhh…. teruussshhh… eeeeuuhhh…. jilat teruussshhh….. eeemmhhhh….. remass terusshh toket akuuuhh.. eemmhh.” racau Fenny.
Puas menjilati payudara kirinya, ia pun berganti memberikan rangsangan yang sama pada payudara kanan Fenny. Puas melakukan hal tersebut, dia mulai mengisap puting payudara kanan Fenny yang sudah menegang. Dia menghisap-hisapnya seperti seorang bayi yang sedang menyusui pada ibunya. Hanya saja hisapannya penuh dengan nafsu birahi dan sangat ‘beringas’.
“aaaahh…eeeuummhhh…hisap teruuussshhh….euuuuhhhh….emmmhhhhh….eeeuuuuhhh.”
Setelah puas menikmati payudara yang kanan, Kirman pun beralih ke payudara kiri Fenny dan menghisap putingnya. Selama beberapa menit Kirman menikmati kedua payudara Fenny itu secara bergantian, Fenny pun sangat menikmati payudaranya di hisap-hisap, diremas-remas oleh Kirman. Setelah merasa puas memainkan kedua payudara Fenny yang masih ranum itu, Kirman pun turun menjilati dan menciumi perut Fenny yang terbilang cukup rata dan langsing itu. Hingga akhirnya dia sampai di area vagina Fenny lagi.
Kirman pun melebarkan terlebih dahulu jarak kedua kaki Fenny sehingga dia bisa lebih leluasa untuk menikmati vagina mulus milik Fenny itu. Setelah itu, dia mulai membenamkan lagi wajahnya ke vagina Fenny untuk menjilati dan menghisap lagi vaginanya.
“aaaammhhh…mmmhhhh..sllluuurrrppp…sslluuurrrpp…eemmmmhh….sslllluuurrpp….sllluuurrrpp…mmmmhhh.” desah Kirman menikmati vagina mulus Fenny.
“aaahhh…eeemmmhhh…teruuussshh..jilat teruusssshhh…..eeeeuuuuhhhmmmhhh.” desah Fenny.
Selama kurang lebih lima menitan Kirman mengoral vagina Fenny itu. Lalu dia mulai mengocok kembali vagina Fenny menggunakan kedua jari tangan kanannya lagi.
“aaaaaahhhh…eeeeuuuhhhh……eemmmmmhhhh….mmmmmmhhhh…eeemmmpppphhhh.” desah Fenny menikmati vaginanya dikocok lagi oleh jari Kirman.
Selama kurang lebih lima menitan Kirman mengocok vagina Fenny dengan jarinya. Dia tidak mau berlama-lama mengocok vagina Fenny dengan jarinya, karena dia ingin menikmati ‘hidangan utamanya’. Dia pun mencabut jarinya dari lubang vaginya Fenny. Fenny yang sudah sangat terangsang itu pun seperti mengetahui bahwa Kirman mau memasukkan penisnya ke vaginanya, dia pun berinisiatif untuk bertukar posisi dengan Kirman. Sekarang posisi Kirma tiduran telentang sedangkan Fenny berada diatasnya, tepat duduk di sekitar area penisnya. Fenny pun kemudian memposisikan penis Kirman tepat berada di depan bibir vaginanya dan perlahan-lahan mulai ‘menelan’ penis Kirman kedalam vaginanya itu.
“aaaaaaahh…eeeemmmhhhh….eeeeuuuhhh….mmmmmhhhh….eemmmmhhhhh.” desah Fenny yang mulai menaik turunkan pinggulnya guna mengocok-ngocok penis Kirman dengan vaginanya.
“aaaaahh….eeuuuhh..teruss Fen….eeeuuuuhh..enaaakkk..terusss kocok teruussshh…eeeuuhh.” Desah Kirman menikmati ‘servis’ Woman On Top yang diberikan Fenny kepadanya. Fenny pun semakin lama semakin mempercepat tempo kocokannya.
“aaaahh…eeeuuhh….mmmhhhh…eeeuuuhhh….eeeehhmmmhhh..eehhmmmhh..aaammhhh.” desahnya.
“aaaahh..yess..teruss moy..aaahh…eeeuhh…mmmhhh..eeeuuh..mmmmhhh..aaaaahh.” racau Kirman.
Selama kurang lebih tujuh menitan, Fenny mempertahankan tempo permainannya di posisi WoT nya. Hingga akhirnya Kirman yang sudah tidak tahan lagi memaksa untuk mengganti posisinya. Kini Kirman memposisikan Fenny dalam posisi menungging dengan posisi bagian atas tubuhnya mulai dari kepala hngga perutnya bertumpu di atas sofa, sedangkan bagian bawah tubuhnya dari area pinggul, bokong, area vaginya terpampang dengan seksinya karena bertumpu pada kakinya yang dalam posisi berdiri. Melilhat posisi Fenny sudah dalam posisi yang diinginkannya, Kirman pun mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Fenny dan mulai memaju mundurkan penisnya di dalam vagina Fenny.
“aaaaahhhh…eeeeuuuuhhh….enaaaakkk…eeemmmhhhh…eeeeuuuuhhhhh.” racau Fenny menikmati rangsangan yang diberikan Kirman padanya dalam posisi doggy style.
“eeeuuhh…enaaakk bangetthhhh memek luuuh…aaaahh..eeeuuhhh….aaaaahhh…emmmmhh.” racau Kirman yang menikmati penisnya seperti dipijit-pijit oleh dinding-dinding vagina Fenny.
Selama kurang lebih sepuluh menitan, Kirman terus ‘memompa’ penisnya itu di dalam vagina Fenny. Hingga akhirnya dia merasa akan mencapai orgasmenya, dia pun makin lama makin mempercepat tempo permainannya.
“aaaahh…pelaannhh..pelaaannhh..aaaahh..eeeuuhh…enaaakkhhh…eemmhhhh…aaahhmmmhhh..” desah Fenny.
“aaaahhh…yesss…eeeuuuhhh….eemmmhhh..aaaaahh…eeuuuhhh..eeeeuuhhhhh…ehhhmmhh.” desah Kirman yang sangat menikmati permainannya. Hingga beberapa menit kemudian Kirman pun mencapai orgasmenya.
“aaahh.. akuuuu keluaaarhh… aaaahhh… eeuuuhhh…eeuuuhhhmmmhh…aaaaaaahhh..eeeeeeuuuhhhh…eeeuuhhh.” desahnya sambil merasakan penisnya menyemburkan spermanya cukup banyak ke dalam vagina Fenny. Rupanya disaat bersamaan Fenny pun kembali merasakan orgasmenya.
“aaahh..akuuu jugaaa,,,aaaaaaaaaaahh,,,eeeeuuhhhh,,,eeemmmhhh…..eeeeuuuhhhh…mmmhhhh.” desahnya yang merasakan orgasme untuk kedua kalinya.
Setelah merasa penisnya telah menyemburkan semua sperma orgasmenya, Kirman pun mencabut penisnya dari dalam vagina Fenny. Fenny pun langsung ‘ambruk’ setelah mendapatkan orgasme keduanya. Kirman pun langsung memakai kembali pakaiannya. Kirman pun beralih ke meja kasir guna mencari gunting yang kebetulan ada di meja kasir tersebut, lalu dia memotong sedikit rambut Fenny dan menyimpannya di dalam kantong plastik kecil transparan yang sudah dia siapkan. Sebelum pulang dia pun meminta beberapa baju kepada Fenny, dia tahu karena nanti ketika sadar, Fenny tidak akan ingat apa-apa.
“bu Fenny, boleh ya saya minta beberapa potong bajunya yah untuk istri saya.” Kata Kirman, yang kemudian dijawab oleh Fenny hanya dengan anggukan kepala. Melihat hal itu, Kirman pun mengambil empat potong pakaian yang menurutnya bagus dan menarik. Sebelum pulang, Kirman pun menyuruh Fenny untuk memakai kembali semua pakaiannya. Fenny pun menurutinya, dia mulai pakai bra dan celana dalam g-stringnya kemudian stocking hitamnya lalu terakhir dressnya. Lalu Kirman menyuruhnya tiduran diatas sofa. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia pun membuka pintu toko dan rolling door toko tersebut dan tak lupa dia tutup kembali lalu dia pergi pulang ke rumah majikannya.
Kurang lebih lima belas menit kemudian, efek ramuan Kirman pada Fenny pun hilang dan dia mulai sadar.
“lho,, kenapa aku tiduran di sofa toko gini.” Tanyanya pada diri sendiri sambil perlahan-lahan bangun dari sofa. Dia pun sempat melihat ke arah jam dinding di tokonya, dan di dapatinya sudah sekitar jam tujuh malam.
“iih udah jam tujuh malem dan aku masih di toko, tumben amat. Ngapain aja emangnya ya aku tadi, perasaan tadi terakhir masih buka karena ada satu kustomer deh, apa perasaan aku aja ya. kok tokonya udah ditutup begini. kok ga inget sih aku. uuuhh.. kenapa capek banget ini badanku. Udah gitu terasa lengket banget lagi. Pulang deh ahh, udah malem juga, mandi aja nanti dirumah siapa tau ilang capeknya.” Kata Fenny yang lalu merapikan sedikit tokonya lalu dia buka tokonya untuk keluar dan dia tutup rapat lagi karena mau pulang. Seperti bu Nida dan bu Nani, setelah efek ramuan Kirman hilang, Fenny tidak ingat apa yang sudah terjadi padanya.
Disaat sedang berjalan pulang ke rumah majikannya, Kirman melewati sebuah pos yang memang tidak jauh dari rumah majikannya. Pos itu biasa dipakai oleh warga komplek baik sang pemilik rumah maupun asisten rumah tangganya. Namun lebih sering para pria yang berkumpul di pos itu, biasanya mereka berkumpul sekalian juga untuk ngeronda meskipun juga ada pos keamanan di depan komplek. Dan rupanya malam itu beberapa teman kompleknya yang seprofesi dengannya juga beberapa tuan rumah sedang berkumpul disitu, dilihatnya juga ada suami dari bu Nida yang juga ikut nimbrung di pos itu. Salah satu temannya pun memanggilnya untuk mampir sejenak, Kirman pun mampir sejenak di pos itu.
“dari mana lu man malem-malem baru pulang, noh dicariin majikan lu noh, non Winda, udah pulang kan dia. Parah lu malah kabur.” Kata Juki padanya
“haha biasa juk, abis nyari angin gue. Hehe.” jawabnya.
“wuiih mang Kirman lagi dapet bonus nih ya dari Winda ya, ampe beli baju gitu.” Goda pak Dedi yang tidak lain adalah suami dari bu Nida. Pak Dedi ini orangnya memang terkenal ramah dan mudah dan mau bergaul dengan siapa saja, tidak memandang itu majikan atau asisten rumah tangga.
“aaahh gak pak Dedi, ini ada sedikit tabungan saya aja, makanya saya beli baju buat istri. hehe.” jawabnya.
“waah suami yang pengertian, tuh Juk, lu harusnya kaya mang Kirman, jangan jajan buat sendiri doank. Haha.” Goda pak Dedi ke Juki yang diikuti gelak tawa teman yang lain. Mereka pun kemudian melanjutkan senda guraunya. Hingga tidak lama kemudian pak Dedi pun ijin pamit pulang karena besok siang dia harus berangkat keluar kota untuk urusan dinas kantornya.
“bapak-bapak semua, saya pamit pulang duluan ya. Hehe.”
“lho mau kemana pak Dedi,, masih ‘pagi’, bencong aja belum pada keluar pak. Hehe.” kata pak Roy salah satu pemilik rumah dekat pos itu.
“hehe, iya nih pak, hehe, tapi besok siang saya harus pergi ke luar kota karena urusan dinas kantor pak.” Jawabnya.
“berapa lama pak Ded?” tanya Kirman spontan mendengar perkataan pak Dedi tersebut. Bukan tanpa sebab Kirman bertanya demikian kepada Dedi, karena mendengar dia mau pergi dinas keluar kota, di otaknya langsung muncul sebuah ide baru.
“kurang lebih seminggu man.” Jawabnya, mendengar jawaban pak Dedi, Kirman hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum.
“lho, keluar kota lagi tho pak Dedi, sering banget tho bapak yang satu ini keluar kota. mbo ya jangan sering ditinggal toh istrinya, nanti pindah kelain hati lho pak. Hehe. jangan lama-lama keluar kotanya pak Ded kasian istrinya hehe, lagi pula sepi kalau kurang satu anggota nih. Hehe.” kata Pak Dwi yang merupakan salah satu pemilik rumah dekat pos itu.
“hahaha iya nih pak, hehe, tapi tenang pak, dia ga akan pindah ke lain hati, hatinya udah ada di saya soalnya, jadi ga bisa kemana-mana. Haha. Sudah ya bapak-bapak, saya pamit duluan ya.” Kata pak Dedi yang kemudian langsung dijawab oleh para anggota yang sedang berkumpul di pos itu secara berbarengan dengan perkataan berbeda-beda.
“oke pak Ded.” Jawab Juki.
“hati-hati pak.” Jawab pak Roy
“cepet pulang pak, nanti istrinya diambil orang lho.” Jawab pak Dwi.
“oleh-oleh ya pak.” Jawab Kismet.
“aah saya juga ikut pulang ah mau ketemu istri sama setor muka ke non Winda. Hehe. pamit juga ya bapak-bapak, Juk, Met.” kata Kirman kepada mereka.
“oke man.” Jawab mereka kompak.
Kirman pun berjalan pulang ke rumah majikannya dengan perasaan tidak sabar ingin memberitahukan hal yang baru saja didengarnya dan ide yang baru saja muncul dibenaknya. Sesampainya di rumah majikannya dan masuk ke dalam, didapatinya majikannya sedang makan, dia pun menyapa ke Winda, yang juga di balas sapaannya oleh majikannya itu meskipun sedang makan.
“malam non, sampe jam berapa non tadi.”
“eh mang Kirman, tadi sekitar jam enam-an.” jawab Winda.
“ooh jam enam, kalau gitu saya permisi ke belakang ya non.”
“iya mang, kalau belum makan, makan tuh mang, mba Tuti bikin masakan.” Jawab Winda.
“iya non.” Jawabnya sambil berlalu ke belakang guna menemui istrinya. Begitu dia menemui istrinya, dia pun memberikan baju yang dia dapat sambil memberitahu apa yang ada di benaknya.
“Tut, ini mas dapet beberapa baju buat kamu. Terus ada yang mau aku kasi tau Tut.”
“waah makasih lho mas. Mau ngasi tau apa mas?” Kata Tuti.
“intinya gini Tut, kamu tau bu Nida kan..?”
“iyaa tau mas.”
“nah suaminya itu mau dinas keluar kota, besok siang berangkatnya Tut.”
“iyaa, terus kenapa mas..?” tanya Tuti.
“hehe, maksud aku, kita bisa manfaatin situasi ini Tuti ku sayang untuk dapetin duit lagi. Mumpung suaminya mau keluar kota besok, Kamu bisa memakai ramuan itu untuk berubah jadi bu Nida. siapa tahu kamu bisa dapet lebih dengan wujud bu Nida, seorang wanita cantik berjilbab. Aku pikir juga di kampusnya pasti ada anak didik atau bahkan dosen lain yang tertarik dengan bu Nida. bapak-bapak lingkungan komplek ini pun ada beberapa yang tertarik sama bu Nida setau aku Tut.” Kata Kirman.
“oh iya juga ya mas, lupa lagi aku. Hehe. bener juga ya mas, sepertinya banyak yang tertarik sama wanita cantik berjilbab seperti bu Nida ya, dibuat alim-alim tapi binal gimana gitu ya mas. Hihi. Aku jadi penasaran nih bentuk tubuhnya bu Nida kaya gimana ya mas. Hihi.” Jawab Tuti.
“haha, kamu ini, lupa mulu. Iya Tut, seru kayanya ya alim-alim tapi ternyata binal, hehe. tubuhnya seksi Tut, putih, hehe, udah kamu liat aja nanti kalau udah berwujud jadi bu Nida. kita pikirin lagi besok gimana. udah yuk akh sekarang kita pulang, udah selesai kan kerjaanmu.?”
“hehehe, iya mas. Hihi. Udah sih mas, tadi juga non Winda udah bolehin pulang, Cuma aku nungguin mas dulu. Yaudah yuk kita pulang.” Jawab Tuti.
Mereka berdua pun pamit pulang kepada Winda yang sudah selesai makan dan sedang asyik menonton televisi.
Bersambung…..
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
coba diupdate suhu sekalian.
mohon maaf suhu sekalian lama menunggu, mohon maaf juga jika ada salah kata, kurang berkenan, kurang greget, kurang seks scene nya.
jika berkenan n bersedia monggo berkomentar suhu sekalian, nubie juga bersedia dikritik kok suhu sekalian apabila ada yang kurang sreg. hehe.
nubie juga membuka kotak saran, dan mungkin bagi yang mau memberi masukan/ide juga dipersilahkan suhu sekalian, tapi nubie ga bisa janji memakai semua masukan/idenya,, hehe.
terima kasih buat suhu semua (AR n SR) yang berkenan baca, komen, ngekritik, ngelike, ngasih saran, ngasih ide, ngasih masukan untuk cerita nubi ini (hususnya part ini).
selamat membaca suhu sekalian.
mohon maaf suhu sekalian lama menunggu, mohon maaf juga jika ada salah kata, kurang berkenan, kurang greget, kurang seks scene nya.
jika berkenan n bersedia monggo berkomentar suhu sekalian, nubie juga bersedia dikritik kok suhu sekalian apabila ada yang kurang sreg. hehe.
nubie juga membuka kotak saran, dan mungkin bagi yang mau memberi masukan/ide juga dipersilahkan suhu sekalian, tapi nubie ga bisa janji memakai semua masukan/idenya,, hehe.
terima kasih buat suhu semua (AR n SR) yang berkenan baca, komen, ngekritik, ngelike, ngasih saran, ngasih ide, ngasih masukan untuk cerita nubi ini (hususnya part ini).
selamat membaca suhu sekalian.
Terakhir diubah:
rocker_pemimpi
Semprot Kecil
- Daftar
- 14 Mar 2016
- Post
- 95
- Like diterima
- 200
Pertamax!!!
Makasih suhu updatenya...
Makasih suhu updatenya...
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
@sawah515 : yes suhu,, ane tampung dulu ya tapi.menarik idenya suhu, abg, ane jg ada kepikiran mau masukin sih, tp ane pikirin duku ya suhu..hehe.. thank u suhu..
@rocker_pemimpi : terima kasih kuga suhu berkenan mampir,baca n komen, hehe
@Kewoyy : sabar ya suhu,, sambil ane cb pikirin skema/scene menarik yg bikin deg deg ser nya kaya gimana hehe,(semoga ga kecewa nnti).. thank u suhu
@rocker_pemimpi : terima kasih kuga suhu berkenan mampir,baca n komen, hehe
@Kewoyy : sabar ya suhu,, sambil ane cb pikirin skema/scene menarik yg bikin deg deg ser nya kaya gimana hehe,(semoga ga kecewa nnti).. thank u suhu
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
Thank u suhu.. hehe..
Rookie_Fantasy
Kakak Semprot
- Daftar
- 22 Sep 2016
- Post
- 160
- Like diterima
- 134
@ILaLaN9 : heuheu ane ada kepikiran kesitu sih hu, tp belum tau juga nih,,hehe dipikirin dulu ya hu,, (susyah juga bikin cerita n scene nya,,heuhej) thank u suhu berkenan mampir n baca..
@w13r : hehe aah suhu terlalu memuji deh, jadi malu nubie.. haha,, makasih suhu apresiasinya .hehe.. iya hu, td nya mikir mau dikasih kamar gratis, tp kepikiran kamarnya biar dipakai skema lain..iya hu ane jg mikirnya mau ane kekepin itu bu Nida.. haha tapi mohon sabar ya hu sambil ane pikirin gimana skema yg enaknya, abis update ngebul ni otak hu jd blm nemu kata2 lg.. huhu.. thank u suhu..
@bangkaim : thank u juga suhu berkenan mampir n baca,,hehe.. emm ane mikirnya karena korbannya bukan dalam masa suburnya jd nya pas croot belum 'ane hamilin' hu,, (apa salah persepsi ya saya,,maap ya suhu kl salah persepsi,,hehe namanya juga nubie,,hehe..).. apresiasinya tinggi banget hu, jadi malu ane.. hehe thank u suhu apresiasinya..heuheu
Mohon bersabar lagi ya suhu semua sambil nubie pikirin skema apdate selanjutnya yg enak gimana,, otaknya masih ngebul nih hu, jadi kata2 nya ilang semua,,hehe..
Thank u suhu..
@w13r : hehe aah suhu terlalu memuji deh, jadi malu nubie.. haha,, makasih suhu apresiasinya .hehe.. iya hu, td nya mikir mau dikasih kamar gratis, tp kepikiran kamarnya biar dipakai skema lain..iya hu ane jg mikirnya mau ane kekepin itu bu Nida.. haha tapi mohon sabar ya hu sambil ane pikirin gimana skema yg enaknya, abis update ngebul ni otak hu jd blm nemu kata2 lg.. huhu.. thank u suhu..
@bangkaim : thank u juga suhu berkenan mampir n baca,,hehe.. emm ane mikirnya karena korbannya bukan dalam masa suburnya jd nya pas croot belum 'ane hamilin' hu,, (apa salah persepsi ya saya,,maap ya suhu kl salah persepsi,,hehe namanya juga nubie,,hehe..).. apresiasinya tinggi banget hu, jadi malu ane.. hehe thank u suhu apresiasinya..heuheu
Mohon bersabar lagi ya suhu semua sambil nubie pikirin skema apdate selanjutnya yg enak gimana,, otaknya masih ngebul nih hu, jadi kata2 nya ilang semua,,hehe..
Thank u suhu..
matadorkimcil
Adik Semprot
- Daftar
- 11 Sep 2012
- Post
- 131
- Like diterima
- 190
Waaah Pak Dwi nih sepertinya.. 
tukangcopy
Guru Semprot
- Daftar
- 9 May 2011
- Post
- 692
- Like diterima
- 440
dikit lagi om
kokopmarcopolo
Kakak Semprot
- Daftar
- 13 Sep 2014
- Post
- 181
- Like diterima
- 275
Lancrotttkan....
- Status
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
