Badan semi telanjang perempuan tua itu langsung ku pepet, penis mengeras yg tergenggam kuat ini terarah tepat di sela2 selangkangan berbulunya. Aku yakin kejantananku berada pada jalur yg bener, seluruh emosi rasanya sudah terjerumus, sesuatu yg lembab mencengkram batangnya.
" Hhhh ... sssshhhhhh ..." deru napasku ikut memburu.
Aroma tubuh dan lembutnya permukaan badan bik eli ikut membakar birahi, kejap2 pantatku maju mundur di bawah. Mukanya dingin, gak ada reaksi. Katanya wanita selalu bereaksi tiap kemaluannya tertusuk penis, atau seenggaknya meringis..
Aku jd tambah penasaran, sekuat2nya aku tekan ke depan, muka bik eli tetep biasa, aku jadi mikir, apa punyaku kurang besarkah?
Pertanyaan bodoh...dan selalu bikin aku terpingkal2 klo inget waktu itu, ya baru sadar setelah berkali2 aku pada akhirnya meniduri bik eli...
" Terusin Hen, kok slow gitu.." katanya ngeliat aku terkesan mulai ragu.
Aku terus ngotot menekan dengan kembali bersemangat, mungkin ada 3 menitan kayak gitu. Meski bodoh tapi aku ngerasa ada yg kurang. Apalagi ngeliat reaksi bik eli yg berdiri dengan tenang, cool banget..
Sampe pada momen gak sengaja aku meluk belakang pantat besar bik eli, ku rengkuh hingga bagian bawah pusernya agak tertarik ke depan. Sementara dengan badanku yg sedikit terbungkuk aku menyorongkan penisku dengan terburu2 ke depan..dan..
"Ahh..!! "
Bik eli ngedorong keras badanku sampe terjajar satu langkah ke belakang, mukanya kaget, tangan kirinya menyusup ke selangkangannya, reaksi bibirnya jelas banget klo dia meringis tertahan.
Detik itu juga aku baru sadar klo yg sebelumnya aku cuma ngegesek sela2 pahanya. Pantesan tadi kepala penisku serasa nyentuh sesuatu yg basah dan lingkaran batangnya kayak dijepit, biar sesaat tapi beda banget nikmatnya.
Bik eli sadar aku sudah tau yg sebenarnya, makanya waktu ku sergap lagi tubuhnya, bik eli ngomong dengan panik...
" Jangan hen.."
Badan montoknya ku pepet lagi, kali ini dengan maksain dua pahanya supaya berdiri dengan lebih kebuka. Tangan bik eli nyoba ngedorong badanku lagi, tapi percuma..aku terlanjur menjadi singa lapar..
" Hennn ...! " katanya sambil nyoba ngerapetin pahanya.
Tapi dua dengkulku berhasil nahan dua kakinya tetap kebuka. Muka bik eli tegang ngeliatin penisku yg lurus ngacung ke depan digenggaman tangan kiriku.
Dia mulai meronta, lengan kananku yg menyilang di antara bahu dan bawah lehernya tambah kuat menekan. Aku serasa lagi memperkosa ibu2 bahenol ini. Dan..
"Haduh ! .." jerit bik eli, dua telapak tangannya mencengkram kuat lenganku.
Kepala penisku mulai menyeruak masuk..sedikit demi sedikit..badanku dan dia sama tegangnya, kemudian segenap otot berikut urat2 yg bertonjolan pada batang penisku tertelan masuk, terus menjajah masuk...sampe pada akhirnya bulu2 kemaluanku dan bik eli bertemu...
"sssshhh....ahhhhh....bikk ! " ringisku tanpa sadar dengan bibir gemetar.
Ini kali pertamanya ngerasain vagina perempuan, kebayang kan..jiwaku kayak melayang..serasa menggigil badan bik eli ku peluk.
Sempet terdiam beberapa detik, otot di paha dan pantatku mengejang, dan selanjutnya adalah insting binatang liar yg berbuat..
Aku menarik separuh batangnya kemudian menohok masuk lagi dengan keras,
" Plakk!! "
"auww...uhhhh.." keluh bik eli, tangannya gelisah mencengkram bahuku.
Aku gak perduli lg liat keadaan sekeliling, mataku terpejam sambil terus melecut2 pantatku maju mundur...
"plakk...plakk..plakk .." Rona basah vagina bik eli makin kentara, aku ngerasa jadi pejantan hebat sekarang. Di tambah lagi aroma vagina itu mulai santer di hidung.
Tangan kanan bik eli melingkar di belakang leherku, kepalanya terkulai di bahuku, sementara dua bilah pahanya tertahan dibuka dengan paksa. Aku cuma bisa ngebayangin di bawah sana penisku dengan gagahnya menghujam2 kemaluan bik eli. Nikmat yg kurasa sekarang susah mau diungkap dengan kata2, nikmat basah yg menjepit, dan birahiku serasa terus ditantang.
5 menit kemudian situasi mulai rileks, bik eli sudah pasrah, dua tanganku bebas meraba kemana2, belakang punggung, pinggul dan pahanya terus ku gerayangin. Kemudian tanganku meraih belakang pantatnya, menarik ototnya melebar ke samping, badanku membungkuk, bibirku mencecap tiap bagian payudaranya.