Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cinta Tak Pernah Memihak

Status
Please reply by conversation.

willdick

The Will Of D
Staff member
Moderator
Daftar
22 Jan 2013
Post
seencrot
Like diterima
959
Lokasi
diantara puluhan gadis
Bimabet
Oke sebelum memulai kembali cerita ane, sedikit ane mau beprolog. Trit ane ini sebenernya sudah ane buat pada oktober 2013 tapi karna ada masalah di server forum tercinta ( sebagian database hilang ), membuat cerbung ane pun ikut lenyap :(( ( Sungguh menyempakan sekali ). Tapi untungnya ane ada backup di word ( bendera setengah tiang untuk yang ngetik langsung di forum dan menggunakan hp ).

Ane seorang IT juga pernah mengalami masalah yang admin alami saat ini. Jadi ane mengerti, mungkin admin saat ini susah tidur bahkan seandainya tidurpun mungkin terbawa mimpi. Respek ane untuk admin yang sudah berusaha keras memperbaiki masalah server. :semangat::beer:

Oke saatnya ane mulai cerbung ane dari awal. untuk yang mulai baca dari awal, ane udah sediain link2nya. jadi gk perlu repot2 nurunin scroll, terutama yang ol di hp ;)


PART 1 ( WANITA PALING DIBENCI )


Part 2 ( Kenikmatan yang terjalin )


Part 3 ( Musibah )

Part 4 ( Perjalanan menegangkan )

Part 5 ( Fantasi bulan madu )

part 6 ( Terbentuknya sebuah perasaan )

Part 7 ( Awal mula kegelapan menyelimuti )

Part 8 ( Sisi lemah Dina )

Part 9 ( Tidak Ingat )

Part 10 ( Tragedi )

Part 11 ( Hilang Dalam Terang )

Part 12 ( Awal Yang Manis )

Part 13 ( Lebih Dari WOW )

Part 14 ( Neraka yang Bernama RIVAL )

Part 15 ( Dibalik Senja Merah )


Part 16( Satu Moment )

Part 17 ( Saatnya Pesta )


Part 18 ( Manusia Lemah )

Part 19 ( Lembaran Lama )

CCP part 19

Part 20 ( Metamorfosis )

Part 21 ( Taman Diandra )

CCP part 21

Part 22 ( Kenanglah ) TAMAT
 
Terakhir diubah:
Part 1 ( Wanita paling dibenci )

Seorang gadis berjalan dengan kepala tertundung menghadapi mata-mata yang sangat rendah memandangnya. Tanpa sengaja menabrak seorang lelaki dan dengan sewot lelaki tersebut memaki gadis itu " eehh anak maling liat-liat donk kalo jalan ". Huuuuuuuoooooooooooo dasar maling sawut beberapa orang di sekitar 2 orang yg baru saja bertabrakan.

" Hei jika kalian masih memiliki dosa kalian tidak pantas menghina orang lain " teriakku mengheningkan suasana sekitar. Wanita itupun dengan nada pelan mengucapkan terima kasih lalu pergi dengan kepala tertunduk. Dina seorang mahasiswi jurusan hukum, wanita yang cukup tinggi dengan rambut bergelombang diwarnai kemerahan, kulitnya kuning langsat dan berwajah cantik yang tadinya begitu popular dan dipuja terutama oleh para lelaki karena kecantikan dan kekayaan orang tuanya seketika menjadi bahan pergunjingan. Tidak lain karena dia anak seorang pejabat yang menjadi tersangka tindak pidana korupsi dan sedang dalam proses peradilan.

Namaku Andra mahasiswa jurusan Manajemen Informatika. Aku hanya ingin menjadi programmer biasa2 saja dan menikah dengan wanita biasa2 saja, tidak terlalu cantik dan tidak jelek pula, yang penting dia bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri sehingga aku tak perlu repot2 jika gajiku nanti kurang untuk kebutuhan keluarga. Aku juga ingin punya 2 anak 1 laki2 dan 1 lagi perempuan dan mereka juga harus mandiri agar aku tak perlu repot2 menjaga dan mengurusnya.

Aku mengenal Dina karena hampir setiap mahasiswa / i di kampus membicarakannya. Banyak pria yang mencoba mendekatinya untuk dijadikan kekasih, tidak Cuma pria yang mendekatinya, para wanita di kampusku pun juga banyak yg ingin menjadi temennya supaya ikut tenar mungkin. Mungkin hanya aku yang tidak tertarik dengan kepopulerannya, karena seperti yg tadi aku utarakan aku hanya menginginkan wanita biasa2 saja.

Sebenarnya ada 1 wanita yang ku taksir, dia satu jurusan dan satu angkatan denganku. Kami sering berdiskusi tentang mata kuliah, orangnya sederhana, yg jelas biasa2 saja nama Vika tapi sayang dia sudah memiliki kekasih, Yahh mau tidak mau aku hanya menjadi silent lover saja. Walaupun kekasihnya ( Rudi ) diam2 juga naksir dengan Dina, ah mungkin hanya mengagumi, sudahlah jangan berburuk sangka.

Well kejadian tadilah pertama kalinya aku berinteraksi dengannya, aku hanya kasihan dengannya. Dijauhi dan dicaci teman2nya. Tidak ada 1 pun yang mau berjalan berdampingan dengannya, bahkan sekedar say hello saja tidak ada.

Aktifitas kampus yang membuatku penat karena ini adalah semester terakhirku, aku harus menyelesaikan tugas akhirku sesegera mungkin. Setelah pulang kuliah aku mampir sebentar di pinggir jalan, di sana ada ketoprak langganan aku, ku parkir sepeda motorku di pinggir gerobak ketoprak.

Sedang enak2 menyantap ketoprak tiba2, "jedaaaaaaarrrrrrrrrrr" suara pintu mobil ditutup dengan sangat kencang. Reflek ku menoleh kearah suara itu termasuk orang2 disekitar. Oohhhh ternyata Dina yang membanting pintu mobil pajero sport warna putih itu. Mobil itupun pergi berlalu meninggalkan
Dina.

" Bang ketoprak satu yang pedes banget " pesan Dina kepada tukang ketoprak ". Dengan wajah yang merah padam sepertinya habis bertengkar dengan kekasihnya ( hhhmmmmmmm yakin klo yang di dalem mobil pacarnya ?? ).

"Suka pedas ya ternyata, pantes galak " sapaku tanpa menoleh kearahnya. "Eh lo Dra, suka makan di sini juga" sahutnya dengan senyum.

Sejak kapan dia kenal namaku, aku bukanlah sosok mahasiswa yang popular. Dan sejak kapan dia mudah tersenyum dengan orang lain. "Eh thanks ya tadi di kampus udh nolongin gw"sambungnya dengan senyum masih menghiasi bibirnya.

"Kapan gw nolongin, gw Cuma lagi iseng aja" jawabku dengan senyum lebar ala anime2 jepang. "eh ada tukang helm tuh"berkata padaku sambil menunjuk orang berdagang helm. "Apa hubungannya sama helm" sahutku heran.

"Anterin gw ya pulang ya"pintanya tanpa meminta persetujuanku langsung menuju penjual helm. Wow helm yang paling mahal yg dia beli, masih banyak dwit juga ya walaupun ayahnya sedang disidang.

Tidak lama ketoprak pesanan dia terhidangkan. Ternyata yang selama ini terlihat kalangan kelas atas rakus juga kalo makan di pinggir jalan, belum ketelan semua yang di mulutnya sudah disuap lagi makanannya. Kayaknya laper bgt nih perempuan, seolah-olah tidak mau kalah denganku. Pasti nafsunya gede nih..... ooppppsss kenapa jadi piktor gini ya. Apa karna kaos ketat tanpa lengan dipadu dengan celana jeans pendeng di atas dengkul membuatku jadi ngeres.

Kok jadi gugup ya, apa karna artis kampus ingin membonceng motorku. " Lo yakin mau naik motor sama gw?? Apa kata anak2 di kampus klo tau nih?" tanyaku keheranan.

"Biarin aja toh pandangan anak2 ke gw udh jelek, kenapa harus gw pedulikan" jawabnya. Dengan penuh emosi dan mata sedikit menitisan air mata Dina berkata" dulu gw bangga dengan status gw, gw bangga dengan ketenaran gw di kampus. Semua orang ingin dekat sama gw, semua pengen jadi sahabat gw, atau hanya sekedar kenalan saja. Tapi kemana mereka saat gw terkena masalah, yang salahkan bokap gw, kenapa gw yang kena caci makian dari mereka. Gw pikir semua orang menghujat gw membenci tapi ternyata ada 1 yang nolong gw, walau Cuma 1 kalimat tapi itu menyejukan bagi gw. Karena gw gk berjalan sendiri. Lo Dra udh seperti pahlawan bagi gw"

"Stoppp" potongku. " Jangan samakan gw dengan pahlawan, gw suka pahlawan tapi gw gk mau jadi pahlawan. Karena pahlawan adalah orang yang akan membagi-bagikan makanan pada semua orang sedang gw mau makan semua makanan itu " sanggahku dengan nada sewot karna disamakan dengan pahlawan.

Dengan kening berkerut karna keheranan " teori macam apa itu, dasar orang aneh dipuji malah gk mau".

" Apa pujian bisa membuat gw kenyang" sanggahku dengan mulut penuh makanan. Tanpa sadar makanan aku dan dia sudah habis, tapi aku masih ingin bersantai sejenak.

" Jika dunia jahat padamu,maka kau harus melawannya karena tidak ada seorangpun yang akan menolongmu " jelasku padanya.

" Tapi gw rasanya frustasi, seolah-olah gw udh males hidup, semuanya menghina gw, jauhin gw, saudara gw aja pada gk kenal lagi sama kluarga gw. Betapa terguncangnya hati ibu gw, adik2 gw. Dulu semua orang di sekitar gw seperti semut2 yang kelaparan mencari gula, sekarang saat gula2 itu tercampur kapur semuanya pergi" jeritnya pelan tapi aku tahu pasti sangat menyayat hati.

" yuk pulang kita ngobrol2 lagi nanti di rumah gw " ajak dia. Jebreetttttt yup yup yup seorang bintang kampus dengan seenaknya ajak aku kerumahnya..... sehebat itukah pesonaku pasti ribet nih urusannya.

Dengan posisi duduk pada umumnya orang bergoncengan dan hamper rapat dengan punggungku, tanpa menggunakan jaket karena memang Dina tidak membawa jaket. Ku pacu motorku dengan kecepatan sedang sekitar 60 km/h. Sering kali dadanya tersentuh punggungku sehingga terasa sedikit kekenyalan mungkin payudaranya aku belum pastikan. Tapi saat aku mengerem dan baammm oohhh tubuhnya menyentuh pungguku begitu terasa, aku pastikan yg sedari tadi menyenggol punggungku adalah payudaranya, duduknya pun semakin merapat, dengan kedua tangannya menyentuh pahaku.

Betapaku berdebar-debar, seluruh aliran darahku mengalir ke satu titit yang membuat juniorku jadi tegang. Ngehiiiiiiiiiiiiitttt suara decit rem motorku karena ku tiba2 saja ngerem mendadak hambir menabrak mobil di depanku karena konsentrasiku buyar. Makin buyar karena rem mendadak itu membuat dia mencengkram pahaku dan tubuhnya benar2 rapat dengan tubuhku.
Ahay ada pom bensin di depan sana, ku belokkan saja sepeda motorku, lalu parkir dan menuju toilet " bentar ya " ucapku pada Dina. Entahlah bagaimana ekspresi Dina ketika ku tinggal di toilet.

Ku basahkan juniorku untuk meredakan ketegangannya. Bener2 horny aku, jadi begitu ya rasanya payudara wanita. Ku redakan detak jantungku agar kembali normal. Ku basahkan muka ku untuk menyegarkan pikiranku. Setelah kembali normal barulah ku keluar toilet dan kembali menuju motorku.

Dina menatapku kebingungan dari atas sepeda motorku, ternyata dia tidak turun dari motorku, untunglah tidak terjatuh motorku karena Cuma ku standar samping " udah kelar buang hajatnya, sampe lupa sama yg digonceng, untuk kaki gw panjang bisa nahan motor lo" ocehnya padaku.

" Sorry deh gk nahan soalnya "jawabku. Ku jalankan motorku kembali dan aku coba mengatur jarak dengannya agar tidak terjadi seperti tadi, walau enak sih tapi ngeri juga klo harus bertaruh nyawa seperti tadi.

Sesampainya di depan sebuah rumah yang sangat megah bagiku, dinding pagar bercat putih, dengan hiasan 2 patung ala film Lord Of The Rings. Pintu pagar dibuka oleh seorang satpam tinngi besar dan disambut gonggongan anjing penjaga yang besar, pernah aku membaca sebuah artikel tentang anjing penjaga dan mungkin anjing ini jenis Caucasian Shepherd. Begitu galak dengan orang asing tapi begitu lembut dengan tuannya.

Taman yang begitu tertata indah, dengan kolam ikan di tengahnya dan air mancur yang memancar tanpa henti. Jadi ini rumah pejabat toh, pantes aja banyak yang mau jadi pejabat.

" Woii bengong aja ntar digigit anjing gw lho, yuuk masuk " sahut Dina membuyarkan lamunanku. Aku masih saja terbengong-bengong melihat halaman rumahnya, belum habis rasa takjubku, aku terkejut lagi saat memasuki rumahnya, sulit untuk ku jelaskan yang jelas sangat mewah sekali.

Harusnya aq kuliah mengambil jurusan ilmu ekonomi atau hukum atau jurusan yang bisa membuatku menjadi pejabat. Kalo MI mah ujung2nya jadi programmer atau paling tinggi menjadi analis programmer. Tapi sudah jiwaku bergelut di dunia IT mau bagaimana lagi.

" Duduk Dra jangan malu-malu bentar ya" mempersilakanku lalu pergi entah mau ke ruangan apa.
Tidak lama kemudian seseorang setengah baya membawa segelas jus menghampiriku dan mempersilakan aku untuk meminumnya.

" Haii sorry lama, dari tadi diem aja sih " menepuk pundak ku entah kapan Dina sudah berada di ruang tamu, lalu duduk di kursi panjang di sebelahku.

" Gk kenapa2 Cuma gw kira gw udah mati " jawab ku.
" Maksud lo apa Dra? Apa gara2 tadi lo mau nabrak mobil ? " Tanya Dina keheranan sambil menatapku tajam.

" Bukan itu, gw kira gw udah di surga abis rumah lo bagus bgt " jawabku
" Bisa aja lo Dra " sahut Dina

Dengan tatapan masih tajam kepadaku membuat aku menjadi kikuk. " Biasanya cwok yang main ke rumah gw pas posisi duduknya kayak lo sama gw pasti cowok itu langsung nyamperin gw duduk 1 kursi panjang yang gw dudukin sekarang, pengen mepet2 gitu " celoteh Dina. " Terus sok-sok perhatian berusaha pegang2 gw, klo pacar gw sih gk masalah nah ini cowok gk jelas yang gk pake undangan dateng ke rumah gw gitu aja " sambung Dina menceritakan tingkah laku para fans2 ababilnya.

" Tapi lo beda, lo tetep anteng di kursi lo saat ini. Apa jangan2 lo homo lagi " Ejek Dina padaku.

" Sorry ya gw masih normal kali, hhhmmm ngomong2 kok ada aroma makanan ya ?" tiba2 saja ku mencium aroma masakan yang menggugah seleraku

" Oohh itu mba Tia lagi masak buat kita, enak tau masakannya " Jawab Dina. " Udah mateng belom " Tanyaku lagi.

" Belom nanti klo mateng juga di kasih tau "jawab Dina.

" Eh ngomong2 masalah lo homo atau normal, hhhmmm gw percaya kok klo lo normal " Dina mentapku sambil tangannya menyentuh lutut kakiku. " buktinya tadi di motor lo ngaceng kan kena toket gw ? makanya lo hampir nabrak, trs lo buru2 ke toilet, mau di kluarin ya di toilet? Ko cepet bgt " tangannya makin ke atas menuju pahaku tubuhnya pun makin mendekatiku.

" Gk dikeluarin, Cuma ditenangin aja biar gk tegang trs " jawabku gemeteran merasakan jemari lentiknya bermain di pahaku yang masih tertutupi celana jeans.

" Gw bantuin keluarin mau gk Dra, udah 1 bulan gw gk main sama pacar gw gara2 bokap gw kasus dia jadi menjauh dari gw" tangannya pun makin bergerilya menuju pangkal pahaku. Juniorku tiba-tiba saja dalam tegang seperti seorang prajurit yang sedang santai lalu tiba-tiba ada presiden datang dan langsung berdiri untuk memberi hormat.

" Gw belom pernah Din, lagian nanti klo pembantu atau satpam rumah lo tau gimana " cegahku dengan melebarkan ke dua kakiku karena terdorong rasa geli di pahaku yang terus menerus digelitik oleh Dina.

"Santai aja Dra, udah lo ikutin intruksi gw aja, itung2 sebagai rasa terima kasih gw " Dina lalu menuntun ku duduk di sebelah kursi panjangnya. Lalu merebahkan tubuhku di kursi tersebut. Dibukanya seleting celanaku dan diturunkan celana ku beserta CD ku sekalian. Junior ku yang berukuran hanya 12 Cm pun langsung mengacung dengan kerasnya, terbebas bagai burung keluar dari sangkarnya.

" Wow udah ngaceng aja nih titit lo. Gw jilat2 ya " ucapnya sambil menjulurkan lidahnya menuju penis ku, dan begitu hinggap di kepala penis ku langsung saja lidahnya menjelajahi, menggelitik ujung2 membuatnya jadi lebih mengkilap, sungguh geli kurasakan hingga kaki ku bergerak2 tak karuan menahan rasa geli itu. Dimasukan kepala penis ku kedalam mulutnya, disedot2 seperti seorang bayi yang menyusu pada ibunya. Lidahnya masih terus-terusan mengelilingi ujung2 titit ku.

"OOOOuuuugghhhh enak banget Din, lo jago juga ya " ucapku. Dina tanpa menjawab langsung dia maju mundurkan mulutnya di batang titit ku, rasanya makin ngilu saja. Jemari lentiknya tak tinggal diam saja, dia mainkan biji titit ku, dia elus2 dengan lembutnya membuat aq makin tak karuan.

" Misi non makanannya nih " ucap mba Tia pembantu Dina menaruh makanan di meja tamu tanpa rasa kaget dengan apa yg sedang aku dan Dina lakukan, sontak saja aku terkejut dengan kehadirannya. Sejak kapan dia berada di sini. Aku berusaha bangkit untuk memakai celana ku tapi ditahan dengan Dina yang dengan tenang masih mengulum penis ku.

Dan mba Tia pun berlalu pergi tanpa menghiraukan kami berdua. Kuluman bibir Dina di penis ku makin cepat, sambil tangannya menjelajahi paha bagian dalam ku. Aku pun kembali tenang dan menikmati permainan Dina. Ternyata seorang bintang kampus memiliki nafsu yang luar biasa juga.

OOohhhhhh dikulumnya dalam2 penisku dan disedotnya kuat2 penis ku ditarik keatas sampai pplluukkk terlepas penis ku dari bibir indahnya. Walau termasuk tebal bibirnya tapi tetap indah menurutku dan tambah memerah setelah bermain-main di penisku

" Gimana Dra enak kan bibir gw? Apalagi memek gw lebih enak tau. Ucapnya sambil jari jemarinya mengelus-elus penisku yang masih tegak berdiri dengan kerasnya dan wajahnya mendekati wajahku. Aroma wangi bunga yang tertabur di tubuhnya tercium begitu dalam oleh hidungku.

"Letakkan ku di atas bahumu, bahwa aku inginkan dirimu, maafkan ku menggangu harimu, temaniku iringi sepiku "Kepalanya direbahkan di bahuku dengan dana lembut dibarengi hembusan nafas yang mengalir di sisi telingaku.

Tangan lembutnya membelai pipiku dan menuntun wajahku untuk menemui bibirnya dengan bibirku. Sebuah kecupan manis mendarat di bibirku. Instingku mengalir begitu saja, ku arahkan tanganku di bahunya, ku beri tekanan pada bahunya agar lebih mendekatkan tubuh kami berdua.

Dina menjulurkan lidahnya seolah ingin menerobos bibirku. Ku buka bibirku ku sambut lidahnya dengan lidahku. Tanganku di bimbing menuju gundukan payudaranya yang masih tertutup oleh kaos ketatnya. Dibimbingnya tanganku agar meremas secara lembut.

Sementara lidah kami saling berpagut jemari lembutnya masih sibuk dengan penisku. Dibelainya penisku dengan sangat lembut, tangankupun tak hanya meremas payudaranya dari luar saja, tanpa keraguan lagi ku masukkan tanganku menerobos kaosnya itu. Ku jelajahi tubuhnya dari perut lalu naik menuju payudaranya yang masih terlindung bra. Ku masukan tanganku ke branya, sehingga ku dapat merasakan secara langsung merasakan halus dan kenyalnya payudara wanita itu

" Dra baru kali ini gw yang mulai duluan, biasanya cowok gw yang ajakin duluan " ucap Dina melepas pagutan di bibir kami sementara lalu melanjutkannya lagi. " lo berpengalaman juga ya, gw baru pertama nih di isepin cewek " ucapku sambil membelai rambut merahnya. Tanpa sadar aku tekan kepalanya agar penisku makin masuk kedalam.

Dia lepaskan kuluman mulutnya di penisku. Dibuka celana jeansnya sampai cd-nya sehingga terlihat vagina merahnya dihiasi bulu jembutnya yang sedikit berbentuk segitiga. Lalu Dina mengambil posisi 69 tepat di depan mukaku Vaginanya berada seolah memanggil untuk disantap. " Bisa kan lo Dra jilatin memek gw " pinta Dina langsung kembali mengulum penisku.

Aku coba jilatin vaginanya perlahan-lahan, aku emut-emut bulu jembutnya, aku tarik dengan bibirku sehingga terdengar suara Dina menjerit pelan. Ohh jadi ini vagina perempuan, bentuknya sedikit berbeda dari yg sering ku lihat di film porno. Sepertinya vagina Dina lebih bagus karna hanya terlihat segaris.

Ku masukan jariku ke dalam vaginanya lalu ku getar-getarkan sambil lidahku bermain di ujung vaginanya. Kulumannya di peniskupun makin menjadi-jadi, sampai kakiku tak bisa berhenti mengejang menahan rasa nikmat yg disalurkan Dina dari bibir indahnya.

Di jilatinya biji penisku, lalu di emut dan di tarik2 dengan bibirnya sambil tangannya mengelus-elus batang penisku. Pantatku di angkat keatas lalu lidahnya turun sampai ke sunholeku. Rasanya begitu ngilu, wanita ini tidak jijik ternyata. Akupun coba mengikutinya dengan menjilati sunhole Dina sambil tanganku mengocok2 vaginanya.

Tak lama berselang paha Dina kurasakan menjadi lebih tegang ku kembali menjilati vaginanya, jarikupun makin kupercepat mengocok vaginanya. " Terus Dra enak bgt aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh " ceracau Dina dibarengi dengan keluar banyak lendir dari dalam vaginanya. Sepertinya dia mengalami orgasme.

Dina langsung bangkit. " ke kamar aja yuk Dra gw udah gk tahan nih. Di kamar gw ready stock kondom ko " ajak Dina sambil tangannya menarik tanganku

Terorejing terojing terojing 2x suara ponselku dan ku lihat ponselku ternyata Vika meneleponku. Oooohhhh aku baru inget kalau aku janji dengan Vika dan Adi untuk membahas tugas kuliah di rumah Vika. Aku, Vika dan Adi 1 kelompok tugas akhir membuat website Toko Online dengan Ibu Rina sebagai dosen pembimbing kami.

" Woy Dra lo lagi dimana gw sama Adi udah nungguin lo dari tadi " tanya Vika di seberang telepon. " Gw lagi di jalan nih " jawabku singkat.

" Ah bohong lo ko di jalan gk ada suara kendaraan, cepet dateng kemari gk pake lama " sahut Vika tak percaya dengan jawabanku.

" Sorry Din gw cabut dulu, gw lupa ada janji sama kelompok tugas gw mau bahas tugas hari ini " kataku sambil mengeluarkan kotak makan. " Gw bawa pulang ya makanannya" pintaku sambil memasukan daging di meja tamu yang tadi dibawakan mba Tia ke dalam kotak makanku. Dina hanya bengong saja melihatku

Lalu aku pun pergi berlalu setelah pamit pergi, sesampainya di depan pagar. " Guk guk guk, ggggrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr " sialan anjingnya menggonggong. Aku pun lari memasuki rumah Dina kembali.

" Din satpam lo kemana gw takut nih sama anjing lo " tanyaku pada Dina dengan nafasku yang tersengal-sengal

" Ha ha ha ha ha lo sih buat majikannya nanggung jadi marah tuh anjing gw " ejek Dina dengan senyum yang lumayan manis juga menurutku. Lalu diantar aku menuju motorku dan sambil menjaga anjing sialannya agar tidak menggonggong padaku.

Kupacu motorku secepatnya, aku tidak ingin mengecewakan wanita yang ku sayangi. Akan aku pergunakan setiap mili sel di otakku untuk menyelesaikan tugas akhir kami dengan gemilang. Terima kasih untuk dosen tugas akhirku yang telah menyatukan kami dalam 1 kelompok, walaupun ada 1 si pelatih pesut ( Adi ) yang menyebalkan.

Sesampainya di rumah Vika aku melihat ada Rudi sedang berduaan bersama Vika sedangkan Adi hanya duduk menonton tv. Oh sial si Artis gagal ternyata alih profesi sebagai satpam rumah Vika sekarang. Gagal modus mode on nih.

" Heloo semua, sorry tadi ada nenek hamil nyebrang di jalan terus sekarat " Sapaku pada mereka yang telah menunggu sang master.
 
Terakhir diubah:
Part 2 ( Kenikmatan yang terjalin )

" Banyak alesan gw bete nih " celoteh Adi menoleh padaku. " Ya udh yuk mulai nih keburu sore gw mau jalan" ucap Vika pada kami berdua sambil gabung menuju kami.

" Gini kita gk Cuma buat web toko online biasa, gw mau buat web tampilannya bisa diedit oleh user tapi bukan tampilan dasar. Background2 nya saja yang bisa diubah user, jadi tuh web bisa untuk perusahaan A, perusahaan B dan seterusnya dengan produk yang sama " jelasku membuka topik pembicaraan

" Ini perlu database yang lumayan banyak juga karena gambar2nya gk kita tembak melalui coding tapi melalui database. Dan gw juga mau web itu bukan Cuma sekedar jual barang tapi ada forumnya juga untuk member. Untuk ngebahas produk2 yang dijual di web. Keunggulannya pertama calon pembeli bisa me review barang yang dia mau beli jadi dia bisa membeli yang sesuai kebutuhan, kedua pembeli bisa share2 kwalitas barang yang sudah di beli, bisa menjadi ajak promosi dan bisa menjadi masukan ke perusahaan bisa ada masalah pada barang yg dijual " lanjut penjelasanku sambil mataku tak berhenti memandang Vika

" Dan untuk menu administratornya kita buat , kedua pembeli bisa share2 kwalitas barang yang sudah di beli, bisa menjadi ajak promosi dan bisa menjadi masukan ke perusahaan bisa ada masalah pada barang yg dijual " lanjut penjelasanku sambil mataku tak berhenti memandang Vika

" Dan untuk menu administratornya kita buat sesederhana mungkin agar proses upload datanya tidak berat. Sekarang kita tentuin barang apa yg akan jadi produk web kita" ucapku kembali.

" Produk elektronik aja terus dibuat kategori kayak komputer, tv, gadget dan sebagainya " Ucap Vika memberi ide. " Gw setuju tuh sama Vika " Ucap Adi tanpa pikir panjang. "

Oke gw juga setuju nah sekarang kita bagi tugas ya. Adi lo bertugas desain webnya, Vika tugas lo tuh rancang databasenya mulai dari master barang, master jenis barang, master warna, master untuk gambar2 background, terus database konsumen, list order customernya juga jangan lupa. Nah untuk gw akan nanganin pengkodean web " Ucapku

Sekitar 2 jam kami membahas tugas kami. Membicarakan rancangan web kami. Setelah tak ada lagi yang perlu dibahas Rudi pun gabung dengan kami.

" Udah selesai bro " ucap Rudi pada kami dan duduk di samping Vika lalu membelai rambutnya. Sialan nih artis gagal mesra2an di depanku. Ingin ku hajar saja rasanya tapi apa hakku, mereka memang sepasang kekasih.

" Sorry nih ya bro gw mau jalan sama Vika mau cari materi buat tugas besar gw. Gw ber2 pergi dulu ya, klo ada perlu tuh ada adenya Vika " merekapun pergi sambil bergandengan tangan. Aku dan Adi hanya bisa melamun saja dan tak lama kami berdua pun pergi menuju kediaman kami masing2.

Sesampainya di kosan aku, aku lihat ponselku ternyata ada 2 panggilan tak terjawab dan 1 sms, setelah aku lihat ternyata semuanya dari Dina.

" Dra besok tolong jemput gw jam 7 ya kuliah " tulis Dina dalam smsnya. " Oke " balasku singkat

Keesokan harinya aku jemput Dina di rumahnya, aku sms Dina dari luar pintu gerbang, aku tidak mau memasuki rumahnya karena ada anjingnya yg galak itu. Dina pun keluar dari rumahnya menemuiku, cantik sekali dengan kaos hijau berlengan panjang di padu dengan jeans warna hitamnya.

" Kok gak masuk, malu ya sama anjing gw, gimana mau akrab sama anjing gw klo lo malu2 gitu " ejek Dina padaku. " Gw alergi sama anjing, apalagi suaranya " ucapku ketus

Kamipun pergi menuju kampus kami. " Dra nanti turunin gw jangan di kampus ya, di luarnya aja yang agak jauh ya, cari yang gk ada anak kampus yg gw kenal " pinta Dina padaku. Aku hanya mengangguk saja, sepertinya dia malu bisa temennya tau dia bareng denganku. Katanya udh gk peduli kata orang tapi tetep aja malu.

Setelah menurunkannya di tempat yang Dina inginkan aku berlalu tanpa berucap sepatah katapun padanya.

Siang hari saat kelasku sudah bubar Aku, Adi dan Vika pergi ketaman untuk membahas sampai dimana tugas yg kami kerjakan. Saatku buka tasku alangkah terkejutnya aku karena ada 2 kotak makanan pantas saja tasku jadi agak berat. Seingatku aku hanya membawa 1 kotak saja yang dimasakin Ibu kosku. Setelah ku buka kotak makan yg bukan milikku baru tau aku jika itu pemberian Dina karna tertulis pesan " Maaf ya masih gengsi jalan sama lo, nanti anter gw pulang ya ".

Jiaahhh ternyata Dina sudah mempersiapkan sogokan jika aku marah karena Dina malu ku antar kuliah. Mana isinya 2 potong paha ayam kripsi lagi plus kentang goreng ditemani dengan saos tomat. Membuat liurku tak berhenti menetes.

Setelah aku habiskan 2 kotak makanan sambil membahas tugas dengan kelompokku. Kamipun berpisah untuk pulang kerumah masing2. Saat aku lihat ponselku yg berdering ada sms dari Dina " Dra gw tunggu di tempat tadi ya " ucap Dina melalui sms. Akupun berlalu menuju tempat itu, sesampainya di tempat itu Dina seperti buru2 menaiki motorku sambil celingak celinguk. Mungkin cek2 keadaan kalau2 ada yang melihat.

Di tengah perjalanan Dina coba membuatku tak cemberut saja, kamipun bercanda gurau. Ternyata Dina orangnya humoris juga ya.

" Dra lanjutin yang kemaren yuk, gw tau lo kentang kan " ucap Dina sambil membelai penisku dari luar celana. Sialan konsentrasiku buyar, aku jadi kagok mengendarai motorku karna tiba2 saja penisku jadi tegang.

" Din jangan di jalan gw masih sayang sama nyawa gw, lo juga kan " pintaku memelas

" Iya2 abis gw sebel masa gw yang minta lagi, nanti untuk yg ketiga harus lo yang minta ya " ucap Dina sambil melepas elusannya pada penisku

" Cepet donk Dra gw udah gk tahan nih, lo juga kan tuh gw liat kontol lo masih tegang dari tadi. Walau masih dibungkus celana gw bisa tau lho " rayu Dina membuat ku tarik dalam2 gas motorku menuju rumahnya secepat mungkin

Sesampainya di rumah Dina kami langsung berpelukan dan berciuman, lidah kami saling berpagut. Sambil berjalan menuju kamar Dina yang berada di lantai 2 bibir kami tak berhenti saling memberi kenikmatan.

Begitu kami berada di kamar tanpa menutup pintu terlebih dahulu kami langsung melucuti seluruh pakaian yang menempel di tubuh kami. Sudah tidak ada rasa canggung di dalam diriku, ku rebahkan Dina di atas ranjang, ku kecup keningnya, lalu ku ciumi leher jenjangnya. Lidahku merayap menelusurih payudaranya yang lumayan besar dan padat. Ku mainkan puting payudaranya yang mulai mengeras, ku remas2 payudaranya yang kecang itu.

Ku hisap2 putingnya, ku jilat2 putingnya. Tanganku bergerilya menuju vaginanya, ku elus2 klitorisnya membuat Dina merancau tak karuan. Perlahan lendir keluar dari dalam vaginanya.

" OOOOhhhhh Dra enak banget semalem lo pasti abis baca stensil ya, kok lo jadi pinter gini " ucap Dina sambil menjambak rambutku.

Ku main2kan puting yang kanan dengan bibir dan lidahku sementara puting yang kiri ku plintir2 dengan jemariku. Jilatanku turun menuju pusarnya, ku jilati pusarnya membuat Dina menggelinjang tak karuan, ku jelajahi petualangan lidahku menuju vaginanya tapi tak langsung menuju vaginanya, ku jilati pinggiran vaginanya sambil tanganku bermain di clitorisnya.

Ku jilati paha bagian dalamnya, ku ingin menikmati setiap inchi tubuhnya. Makin kencang saja Dina meronta-ronta, vaginanya seolah memanggil-manggilku untuk datang dan temuinya. Akupun memenuhi panggilan itu, ku jilati vaginanya , klitorisnya tak lupa ku jilati pula. Dina yang sudah tak tahan pun bangkit lalu mendorongku hingga ku telentang di atas kasur, di genggam penisku lalu di masukannya kedalam mulutnya. Kulumannya kali ini lebih hebat di banding yang kemarin. Sambil memaju mundurkan mulutnya di penisku Dina pun menghisap2 penisku sambil tangannya membelai kedua bijiku. Diangkatnya patatku dan lidahnya menjilati sunholeku sambil tangannya mengocok penisku perlahan2. Mulutnya berpindah menuju penisku kembali kali ini bulu jembutku menjadi incarannya, di emut jembutku lalu ditarik-tariknya dengan mulutnya membuat jembutku basah.

Di jilatinya batang penisku dari ujung kepala yang mengkilap sampai pangkalnya lalu bijikupun tak luput dari jilatannya. Lubang kencingkupun tak lepas dari intaian lidahnya. Lalu dengan sekali serangan hap lalu dilahap seluruh batang penisku kedalam mulutnya. Di naik turunkan mulutnya sambil dihisap-hisap penisku. Sungguh halus permainan mulutnya di penisku, Dina pun mempercepat kuluman dan hisapannya seolah ingin memompa spermaku agar cepat keluar. Dengan segala tenaga ku tahan agar tak muncrat spermaku.

Tak lama berselang Dina pun menyudahi kulumannya lalu berpindah posisi jadi mengangkangi ku. Sekarang dia di atasku siap untuk memasukan penisku ke dalam Vaginanya.

" Lo udh pernah belum Dra masukin kontol lo ke memek cewek " tanya Dina dengan tatapan yang begitu menggairahkan

" Belum Din, diemutin aja baru kemaren sama lo " jawabku.

Mulailah dia masukkan penisku kedalam vaginanya perlahan-lahan. Tidak begitu sulit dia melakukan penetrasi mungkin karna pengalaman juga kali. Dia naik turunkan vaginanya. Rasa nikmat menjalari sekujur tubuhku dan tubuhnya juga pastinya, aku pun bangkit membuat posisi ku duduk sambil Dina tetap naik turunkan vaginanya.

Ku cium bibir manisnya, ku permainkan lidahnya dengan lidahku, lalu turun menuju lehernya, kulijati kebelakang lalu belakang kupingnya ku jilati, rintihannya semakin menjadi-jadi. Ku pindahkan lidahku menuju putingnya. Ku kulum2, ku ku jilati putingnya dan di sinilah Dina rintihannya semakin kencang.

Tak lama vaginanya kurasakan lebih kencang mencengkram penisku di barengi desahan Dina yang tak karuan. Goyangannya pun makin cepat dan cepat

" OOOOOOOOOOooooooooooooohhhhhhhhhhh Dra nikmat banget " ceracau Dina mendakan orgasme pertamanya dengan tangannya yg kencang menjambak rambutku

" Gantian Dra lo di atas " Pinta Dina sambil merubah posisi kami tanpa mencabut penisku dari dalam vaginanya. " sekarang lo yang kerja ya " ucap Dina dengan wajah manjanya. Cantik sekali wanita yang manja habis mendapatkan orgasmenya, ditambah wajahnya yang berkeringat membuat makin terlihat seksi saja.

Ku naik turunkan penisku perlahan2 sambil lidah kami berpagutan. Beberapa saat kemudian Dina sepertinya mulai on fire kembali. Terlihat saat pagutan lidahnya makin liar dan pinggulnya ikut bergoyang mengikuti irama penisku.

Ku angkat kedua tangannya ke atas, ku jilati ketiak mulusnya yang masih ditumbuhi sedikit bulu halus. Dina pun makin menggelinjang tak karuan. Ku percepat pompaanku pada vaginanya. Ku jilati seluruh tubuhnya mulai dari ketiak, bahu, lengannya, leher, telinga, dada, lalu payudaranya yang begitu halusnya. Tanganku tak berhenti meremas2 kedua bukit yang menjulang tinggi menuju awan kenikmatan yang tiada tara.

Penisku seperti dicengkram dan dihisap dengan sangat kencang. Seperti ingin menguras seluruh sperma yang ada di dalamnya. Laju gerakan penisku dan goyangan pinggulnya semakin di percepat tak beraturan.

" Dra keluarin di dalam aja, gw sering suntik biar gk hamil ko " pinta Dina padaku. " Yakin nih gw bentar lagi keluar Din " Tanyaku meyakinkan. " Iya yakin gw juga bentar lagi keluar Dra " jawab Dina

Tak lama tubuhku dan tubuhnya gemetar begitu hebatnya. " Dra goyangannya di pelanin jangan di cepetin biar makin berasa greget " pinta Dina sambil menurunkan intensitas goyangan pinggulnya. Akupun juga menurunkan internsitas pompaan penisku di vaginanya. Memang benar terasa lebih nikmat bila ingin orgasme RPM di turunkan. Aku jadi lebih menikmati setiap inchi dinding vaginanya yang berkedut2 kencang. Dinapun juga sepertinya sangat menikmati dan " AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh " kami mendesah kencang bersamaan denga orgasme kami yang juga bersama. Penisku terasa lebih basah karna carian vaginanya dan juga spermaku sehingga terdengar decik2 air di persetubuhan antara vagina Dina dan penisku.

Selesai bercinta kami pun rebahan, nafas kami yang ngos2an sampai terdengar keluar kamar mungkin. Dina lalu memelukku manja.

" Dra lo boong ya baru pertama ML? kok lo lama amat keluarnya? Biasanya klo pertama tuh cwok cepet tau kluarnya " tanya Dina seolah tak percaya padaku. " Beneran ini baru pertama, gw juga gk ngerti kenapa bisa lama. Hebat kan gw " jawabku membanggakan diri sambil menjulurkan lidahku.

" Klo cwok lo tau marah gak nih " tanyaku penasara. " Gw udah putus Dra, yang kemaren gw banting pintu mobil itu lho. Itu cwok gw Bagas, dia malu katanya punya pacar anaknya maling " jawab Dina santai
 
Part 3 ( Musibah )

Pergi dan pulang kuliah bersama Dina menjadi aktifitas rutinku setiap hari dan Dina masih tetap meminta di turunkan di tempat yang sepi, begitupun saat pulang Dina menungguku di tempat itu. Dan juga Dina selalu memberiku kotak makan.

" Dra Adi kemana tadi ada di kelas, gw sms gk dibales kita kan mau ke rumah ibu Rina buat ajuin proposal tugas akhir kita" tanya Vika padaku

" OOhhhhh dia lagi kena diare kelas bubar langsung ngacir pulang, mungkin sekarang lagi semedi di WC " jawabku.

" Kita berdua aja nanti hasilnya gw sampein ke Adi, sampai ketemu lagi ya di rumah Bu Rina " lanjutku

" Ehh tunggu Dra kita bareng aja yuk cowok gw lagi bimbingan sama dosennya di kantin gk bisa anterin gw ke rumah Ibu Rina " ajak Vika

Waduh mendadak galau nih, aku kan udh janji pulang bareng Dina. Disatu sisi ini kesempatan langka bareng Vika gadis pujaanku. Belum tentu ada yang ke dua kalinya, alesan apa aku sama Dina. Dina sudah tau aku mau ke rumah Bu Rina untuk bimbingan tapi aku bilang habis anterin dia pulang baru langsung menuju rumah Bu Rina.

" Woiii bengong aja, yuk ah cepetan nanti telat nih kita kan udah janji jam 1 nyampe rumahnya, dia mau pergi lho jam 3an " sahut Vika membuyarkan kecemasanku.


" Ya udah yuk " jawabku tanpa pikir panjang lagi

" sorry Din gw gk bisa anter lo dosen gw sms klo musti sekarang juga kerumahnya soalnya dia mau pergi katanya " tulis smsku pada Dina tanpa ada balasan dari Dina
" Vik lo duduknya jangan nyamping donk gw kagok nih gk biasa goncengin orang nyamping " ucapku pada Vika

" Ya ela lo klo nganterin nyokap lo juga nyamping kan " protes Vika padaku

" mang lo mau disamain sama emak2, lagian nyokap gw gaul kali gk pernah duduk nyamping " bantahku

" Udah ah gini aja, gk boleh gw sama cwok gw klo diboncengin cwok lain duduknya kayak biasa. Ayo cepet ah " akui Vika sambil menepuk pundakku. Ternyata segitu sayangnya Vika dengan si artis gagal itu, sampai2 hal sepele seperti posisi duduk saja dituruti. Apalagi nanti pas mereka ml pasti posisi apa aja bakal dituruti Vika. Eehhh ko jadi ngeres gini sih gara2 ajarannya si Dina nih

Aku pun melaju menuju rumah Bu Rina. Sesampainya di rumah Bu Rina ku lihat ponselku belum ada balesan dari Dina. Apa dia marah padaku ya, aku jadi tidak fokus dengan apa yang di terangkan Bu Rina.

" Andra kamu kok kayaknya bengong dari tadi, kamu paham gk yang tadi saya omongin " ucap Bu Rina dengan nada agak tinggi. " Ya paham bu, saya Cuma lagi berfikir aja bukan bengong " jawabku coba mencari alasan

" Ibu setuju dengan materi web kalian tapi di sini kalian harus menekankan pada konsep mudah dan menarik. Kalau di pelajaran antarmuka seperti VB, delphi itu gk perlu menarik yang penting mudah bagi user. Kalau untuk web perlu keduanya, yang sulit adalah menggabungkan mudah dengan menarik " terang Bu Rina.

" Web yang mudah di akses orang itu kebanyakan gk menarik dari segi tampilan, standar2 saja tampilannya. Apalagi kalian ingin ada forumnya gitu, itu gk gampang gk akan cukup waktu 6 bulan dikerjakan kalian bertiga. " lanjut Bu Rina

" Bisa bu, saya sudah mulai desain web ini sejak saya belajar web. Dasar web ini sudah ada, konsep databasenya juga sudah ada tinggal si Vika sempurnain aja, untuk tampilan memang tinggal kemampuan si Adi aja mendesain-nya. Yang jelas kerangkanya sudah ada tinggal dimasukkan aja apa yang perlu " ucapku

" Oke ini proposal ibu terima nanti kita atur waktu lagi untuk bimbingan, bilangin si Adi jangan moncor lagi biar dia juga paham " ucap Bu Rina mengakhiri pembicaraan kami tentang tugas akhir

" Kalian sudah makan belum, Ibu udah masak tadi yuk makan dulu baru pulang " ajak Bu Rina sambil berjalan menuju meja makan bersama kami

" Ah si Ibu repot2 segala, ibu masaknya banyak kan " celotehku

" Waduh bu klo ajak makan dia rugi, banyak gembel di perutnya bu " ejek Vika padaku sambil menepak punggungku

" Banyak kok ibu udah siapin buat kalian " jawab bu Rina. " Berarti ibu juga nyiapin buat Adi juga ya " tanyaku dengan di jawab anggukan kepala bu Rina

" Kebetulan orangnya kan gk ada ntar titipin ke saya aja bu, kebetulan saya bawa kotak makanan ko " celotehku kembali sambil mengambil makanan yang terhidang di meja makan

" Waduuuhhhh orang mah yang di modusin perasaaan cewek, nah lo modusin makanan cewek " ejek Vika kembali

" Udahlah yuk dimakan, jangan malu-malu anggap saja ............ " ucapan bu Rina terpotong. " Stoooppp bu jangan di terusin, kesempatan buat Andra makan lebih banyak kalo diterusin liat aja belum disuruh udh makan duluan" pinta Vika sambil menyendok nasi dan lauk ikan mas goreng ke piringnya.

" Bwerwiswik lwo Vik, gk taw apwa gwoncwengwin lwo tuwh bwerwat tawww jwadwi gw bwutwuh wenwergi twambwahwan " Ucapku pada Vika dengan nada yang tak jelas karna mulut terisi penuh makanan.

Selesai makanpun kami bergegas pamit untuk pulang pada Bu Rina. " Bu pulang dulu ya, eh jadikan ibu nitip makanan buat Adi " tanyaku

" Heh sejak kapan bu Rina bilang mau titip makanan. Gk kenyang apa tadi makan sepiring mentung " celoteh Vika dengan sewotnya terhadapku

" Udah jangan berantem mulu nanti jodoh lho, ambil aja Dra apa yg mau kamu kasih buat Adi " ucap Bu Rina, AAAAAmmmmmiiiiiiinnnn semoga ucapan bu Rina terkabul aku dan Vika berjodoh hihihihihihi

Kami pun pergi meninggalkan rumah Bu Rina. Aku antarkan Vika ke rumahnya, sesampainya di rumah Vika udah nongkrong aja si artis gagal yg alih profesi jadi satpam.

" Hai bebs udah dari tadi di sini " sapa Vika pada kekasihnya itu sambil berjalan menghampirinya. Jiiiihhhhhhh bebs...........bebs............bebs apa itu bebong

" Baru aja say " jawab Rudi sambil mencium bibir Vika. Siaaaaaalaaaaaaaan ingin ku bunuh pacarmu, saat dia cium bibir manismu, didepan kedua mataku hatiku terbakar jadinya cantik, aku cemburu. Panas panas panasssss rasanya tapi apa daya..........

" Gw balik ya Vik " pamitku langsung pergi berlalu begitu saja tanpa peduli apa yang Vika ucapkan

Di tengah jalan ku lihat ada kerumunan orang sepertinya ada kecelakaan. Ku coba perhatikan siapa yang sedang duduk terbaring di pinggir jalan. Dinaaaaaaaaa dan 1 lelaki tak ku kenal.

Langsung ku parkir motorku di pinggir jalan. " Din kenapa lo, jatuh dari motor " tanyaku sambil memegang tangan Dina. Tampak Dina meringis kesakitan hingga tak bisa berkata-kata lagi

" Mas kenal sama cewek ini " tanya salah seorang. " Iya pak dia temen saya " jawabku

" Temen mas naik ojeg tadi diserempet mobil terus mobilnya kabur sekarang lagi dikejar sama tukang ojeg, udah bawa aja kerumah sakit terdekat mas" bapak itu menjelaskan. Ku stop taksi lalu ku papah Dina masuk ke dalam taksi tersebut.

" Bapak ini sekalian yuk ke rumah sakit " ajakku kepada bapak2 tukang ojeg yang mengantar Dina yang juga jadi korban tabrak lari

" Saya mah gk papa mas, Cuma motor aja yg bodynya pecah, saya nunggu yang nabrak ketangkep. Nanti klo sudah ketemu saya suruh tanggung jawab sama mba itu juga " Jawab bapak2 itu

Aku pun pergi dengan sepeda motorku menuju rumah sakit terdekat sedangkan Dina pergi dengan taksi. Ku urus segala proses administrasinya sedangkan Dina sedang dirawat di ruang UGD. Aku jadi merasa bersalah, andai aku sempat mengantarnya pasti Dina tidak pulang naik ojeg dan tidak akan jadi korban kecelakaan.

Ku lihat kondisi Dina di ruang UGD sepertinya luka2nya sudah diobati. " Dra thanks ya, udah jangan dipanjangin urusannya sama yang nabrak gw " ucap Dina begitu melihatku datang

" Sorry Din gara2 gw gk anter lo jadi lo celaka " ucapku dengan wajah tertunduk menyesali. " Gk papa kali, nanti kwitansi pengobatan gw kasih gw ya, gw ganti " sahut Dina sambil mengambil tasnya dan mebukanya.
" Oh iya nih jatah makan lo hari ini sorry gk gw kasih tadi pagi soalnya gw pengen makan siang bareng lo di taman tapi berhubung lo gk bisa jadi gk sempet gw kasih " ucap Dina menyodorkan kotak makan yang diambil dari dalam tasnya.

Aku tak bisa berkata apapun, tak terasa air mataku keluar begitu saja. Ternyata Dina begitu memperhatikanku, tak terasa juga cacing gembel yang berada di perutku berjoget-joget kegirangan dapat jatah makan tambahan. Yang dari Bu Rina saja belum sempat aku makan.

Tak lama kemudian Dokter yang merawat Dina menghampiri kami " Gimana dik sudah baikan lukanya " tanya dokter itu sambil memeriksa kembali luka Dina

" Udh mendingan sih, gk terlalu sakit, gimana Dok hasil rontgennya " tanya Dina

" Gk ada masalah ko, semua baik2 aja tinggal lukanya aja tunggu kering, nih saya kasih resep nanti ditebus di apotik ya, sekarang sudah boleh pulang kok " ucap dokter itu

Setelah menebus obat kami pun bergegas pulang, aku antarkan Dina menuju rumahnya.

" Dra nanti ke taman komplek dulu yuk kita makan dulu, bosen gw makan di rumah, gw udah bawa bekel buat gw sendiri ko " pinta Dina saat di tengah perjalanan

Sesampainya di taman kami mencari tempat yang nyaman, di bangku taman yang di yang di hiasi tumbuhan berjalar agar panas matahari tidak menyengat yang duduk. Kami menyantap makanan kami berdua.

" Gw bosen sama hidup gw Dra, bokap gw kena kasus, nyokap dan ade2 gw gk pernah liat gw. Skripsi aja gw males ngerjainnya, biarlah jadi mahasiswa abadi. Kayaknya gw butuh refreshing deh, pergi ke tempat yang damai, sejuk, indah pokoknya menyenangkan deh. Tapi gw gk punya temen yang mau gw aja, semua menjauhi gw. Mau ngajak lo tapi lo lagi sibuk sama skripsi lo juga " ucap Dina dengan nada lirih

" Twunggwu ywa gw gk fowkus niwh kalow lawgiw mwakwan " ucapku sambil menyuap tanpa henti makanan yang ada di kotak makan

" Ya sudahlah " ucap Dina semakin lirih dengan kepala tertunduk lesu

Dina hanya memperhatikanku sambil sesekali menyuap makanan ke dalam mulutnya. " Badan lo gk gemuk tapi kok makan lo banyak si Dra, tangan lo juga seolah ada sensornya ya berkeliaran cari makanan, yang di kotak makan jatah gw juga lo colongin. Lo kira gw gk merhatiin dari tadi " protes Dina

Uuppss ternyata Dina tau kalau ku comotin bekalnya itu " Sworry dweh gk nyadwar niwh " ucapku dengan mulut penuh sesak makanan.

" Hahahahaha udahlah lanjutin aja nih ambil aja jatah gw, gw udah kenyang kok " ucap Dina dengan tawa menghiasi wajahnya.

Beberapa saat kemudian............" Huuuuooooooo kenyangnya gw, makasih ya lo baik banget sih sama gw " ucapku sambil menatap mata sayu nya.

" Tadi lo bilang mau jalan2 gitu kan tapi gk ada temen, oke gw temenin sebagai ungkapan terima kasih gw karna lo udh kasih makanan sama gw hehehehehe " ucapku dengan senyum lebar menghiasi.

" Serius lo Dra, terus tugas akhir lo gimana " tanya Dina tak percaya.

" Sekali2 liburan apa salahnya, biar otak gw fresh juga nih " jawabku meyakinkannya.

" Oke Jumat pulang kuliah kita ke Lembang, di sana ada villa keluarga kita ke tangkuban perahu ya, minggu siang kita pulang " ucap Dina mengatur jadwal liburan kami

" Lo kuat gk naik motor ke Lebang, jauh lho sekitar 8 jam perjalanan " tanyaku pada Dina

" Naik mobil lah, motor lo taruh di rumah gw berangkat kuliah pake mobil gw tapi inget ya ...." Ucap Dina

" Turunnya di tempat yang sepi, pas pulang juga ketemuan di tempat yang sepi " ucap kami berdua. Sudah hafal aku dengan kalimat yang setiap hari dia ucapkan

" Ya udah balik yuk " ajak Dina sambil merapikan kotak makan kami untuk diisi ulang besoknya. Kami pun bergegas menuju rumah Dina sesampainya di depan pagar rumahnya dia pun turun dari motorku.

Waduh kenapa kok tau2 kepalaku jadi berat, penglihatan mataku jadi kabur lama2 jadi beraaaattttt

" Saya terima nikah dan kawinnya Vika Amanda Binti Haidir Irawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat 10 gram di bayar tunai " Ucapku di depan penghulu dengan menggenggam tangan Ayah Vika. " sah " ucap penghulu di iringi dengan jawaban sah dari 2 orang saksi dan orang2 di sekitar kami yang menyaksikan.

Suasanya bahagia dan haru menjadi satu. Setiap orang menyalami Aku dan Vika memberi selamat atas pernikahan kami berdua. Kami dipajang di pelaminan bak raja dan ratu sehari . Senang rasanya mendapatkan jodoh wanita yang ku idam2kan.

Resepsi pernikahan kamipun selesai jam 9 malam, saat kami berdua berada dalam satu kamar, perasaan gugup menyelimuti kami berdua. Dengan gemetar ku kecup keningnya, ku belai rambut indahnya, wangi aroma tubuhnya membuatku seperti melayang.

Ke kecup bibir manisnya yang menarik sambil ku buka kebaya yang membungkus tubuhnya. Ku buka tiap lapis kain yang menyelimuti tubuh bagian atasnya, sampai di lapis terakhir yang membuat aku makin berdebar saat ku buka perlahan dan ku lihat

Hhhhhhhaaaaaaaaaaa kok rata ya dadanya ada bulunya lagi. Dengan penasarannya ku buka cepat2 kain bagian bawah tubuhnya dan aaaaaappppppppppaaaaaaaaaaaaa kok ada penis.


" Siiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaalllllllllllllllaaaaaaaaaaaannnnnnnnn " teriakku menjerit sejadi-jadinya

" Eh kudanil sialan lo gw kira lo pingsan, sampe gw panik gw panggil dokter pribadi gw, ternyata lo Cuma tidur toh. Mana bangunnya berisik banget pake acara teriak2 segala " omel Dina yang tidur di sampingku sambil melempar bantal ke arah mukaku

Huh ternyata yang tadi itu Cuma mimpi jantungku masih berdegup kencang andai itu terjadi wanita yang gw sukai ternyata laki2 bisa hancur hidup gw.
" Woiii masih belom sadar lo " omel Dina kembali membangunkan lamunanku

" Gw mimpi buruk Din, Sorry semalem gw gk tidur terus ditambah hari ini gw kekenyangan " ucapku dengan nafas tersengal

" Ada ya makhluk kayak lo di dunia ini " ejek Dina padaku

" Gw balik dulu ya Din " ucapku sambil bangkit dari ranjang dan berjalan agak sempoyongan karna masih ngantuk

" Lo tau gk sekarang jam berapa ? jam 1 malam tahu udah lo tidur aja di sini " ucap Dina

" Hah jam 1 malam pantas perut gw laper " ucapku terkaget-kaget

" Udah disiapin makanan tuh di meja sebelah lo, makan aja " ucap Dina

Selesaiku santap habis makanan yang ada lalu ke kembali ke tempat tidur saat ku menoleh ke arah Dina yang ada di ranjang dan wow pemandangan yang menarik. Dina memakai baju tidur yang transparan tanpa menggunakan bra hanya celana dalam saja. Mendadak penisku jadi tegang.

Ku hampiri Dina yang sudah menungguku di ranjang kenikmatan. Ku belai rambutnya, ke kecup keningnya lalu pipinya dan berhenti di bibirnya.

" Dra jangan sekarang ya badan gw masih pegel nih gara2 kecelakaan tadi " ucap Dina membuat penisku lemas kembali. Kamipun tidur berdua sambil berpelukan mesra......
 
Part 4 ( Perjalanan menegangkan )

Jumat pagi ku sampai rumah Dina untuk pergi ke kampus. Motor ku titipkan di rumahnya.

" Pakde titip motor ya " ucapku kepada satpam Dina sambil berjalan mengendap-ngendap seperti maling mumpung anjingnya tidur

" Ya Mas " jawab satpam itu

" Eh Dra lo pikir kita mau kemping bawa2 tas carrier, pake segala nenteng termos lagi, nah ini lagi apa coba maksud lo kalungin senter di leher" celoteh Dina mengomentari barang bawaanku sambil memegang tas carrierku. " Widih berat amat lo bawa apa aja nih " celotehnya lagi

" Namanya juga perjalanan jauh Din, perlu yang namanya persiapan " ucapku sebagai pembenaran atas apa yang aku bawa.

" Eh apa nih di pinggang lo ?? jiaaahhh bawa kompas segala, lo gk bawa tenda sekalian " Ejek Dina seputar bawaanku

" Bawaan lo mana Din " tanyaku sambil celingak celinguk mencari barang bawaan Dina

" Udah semua di mobil, yuk berangkat " ucapnya sambil berlalu menuju mobil.

Ku masuki mobil Honda Brio warna putih berhiaskan air brush bertemakan bunga sakura warna pink. Bagus juga mobilnya.

" Nih foto lo sama cwok lo Din " Tanya ku menunjuk foto yang ada di dashboard mobilnya.

" Oooohhh mantan namanya Bagas "ucap Dina malas lalu membuang foto tersebut

Hidungku mengendus-ngendus bau harum apa ini sepertinya makanan, ku toleh ke bangku belakang. " Huuuuwwwooooo gw duduk belakang aja ya Din " ucapku sambil melihat banyak banget makanan aroma kue bolu, bronis juga ada, kue2 kering banyak dan snack2 ciki, wafer, coklat, soft drink juga tersedia.

" Gk boleh di sini aja, itu buat persediaan sampe hari minggu pas kita pulang, taruh tuh bawaan lo di belakang, ngeribetin aja klo taruh di depan " sergah Dina lalu menyalakan mobilnya dan kami melunjur menuju kampus.

Di tengah perjalanan saat di jalan tol. " Din bisa pelan dikit gak sih lo bawa mobil " ku pegang erat tangan Dina dengan tubuhku yang gemetaran

" Iiiihhhhhhh jangan pegang tangan gw kenceng2 gw susah nih nyetirnya, lagian lo norak amat sih ini di Tol tau musti kenceng" Dina berusaha melepaskan genggamat erat tanganku.

" Lo sendiri klo naik motor udah kayak setan dikejar malaikat " omel Dina seolah membalas perlakuanku memboncengi dia.

" Iya tapi kan gw boleh lo pegang gw pas di motor, masa sekarang gw gk boleh pegang lo sih " ku masih tetap memegang tangan Dina dan Dinapun masih berusaha melepaskannya

" Waaaaaaaaaaaaaa awasssss Dinnn " ku palingkan wajahku ke bahu Dina tak berani lagi melihat ke depan karna sepertinya nyaris saja menabrak mobil yang berada di depan kami.

" Lo berisik banget sih, udah lo makan aja sana " oceh Dina mendorong tubuhku agar terlepas

" Bener nih " ku ambil kripik kentang rasa sapi panggang lalu beberapa kue kering dan tak lupa minuman ringan teh rasa apel

" Anteng juga akhirnya lo " Dina semakin mempercepat laju kendaraannya sedangkanku sibuk dengan beberapa makanan ringan.
..........................................................................................................................................

Di kapus selesai jam kuliah" Dra sabtu kita ngerjain tugas di rumah gw ya " ajak Vika setelah kelas berakhir

" Gw gk bisa ada acara, mang lo gk diapelin ??? " tolakku dingin karna masih teringat ciuman yang diberikan untuk kekasihnya itu.

" Dia juga lagi sibuk ngerjain tugasnya. Ya udah kita ke taman aja si Adi udah nunggu tu " Vika menuntun tanganku menuju taman. Waduuh baru kali ini Vika menggenggam tanganku, kami pun berlalu menuju taman yang sudah ada Adi di sana.

Dengan laptop di pangkuan Adi sambil menikmati snack yang ada di sebelahnya. " Udah lama bro " ucapku sambil mengambil snack tanpa mendengar persetujuannya. " baru aja, gimana web kita udah sampe mana nih " Tanya Adi tanpa menoleh tetap fokus pada laptopnya

" Widih keren desain lo Di "puji Vika melihat bakal calon tampilan web kami. " kita bahasnya minggu depan aja ya, kita fokus sama tugas kita masing-masing baru kita singkronin hasil kerja kita " ucapku mencari alas an untuk bias cepet cabut dari mereka.

" Gw cabut dulu ya " ku berlalu meninggalkan mereka berdua.

" Gw udah di tempat biasa nih Din " smsku pada Dina. " Iya gw juga baru mau jalan, udah di mobil " balas Dina

Sesampainya Dina di tempat yang biasa kita bertemu ku langsung masuk ke dalam mobilnya.

" Kita siap berangkat say " kecupan bibir Dina mengsinggahi pipi kananku. Entah perasaan apa saat dia kecup pipiku, tidak seperti kecupan yang selama ini aku terima, sepertinya Dina tidak dengan nafsu mengecupku, mungkin dengan perasaan. Ah bisa saja itu hanya perasaanku saja. Kami berangkat pukul 1 siang menuju Lembang

" Kita nanti belanja di Bandung dulu ya, kita ke FO2 nya, baru kita ke villa gw di lembang, paginya kita baru ke tangkuban perahu, jam 2an kita ke villa lagi. Pagi kita jalan2 di Bandung baru balik ke Jakarta sorean dikit " Ucap Dina menjelaskan jadwal liburan kita

" Atur ajalah yang penting happy " Ucapku sambil tersenyum ke arahnya sambil membelai rambut merahnya yang indah

" Lo pernah ke Bandung Dra " Tanya Dina

" Sering, gw suka ke Bandung makanannya enak2, istilah kata lo pilih makanan system random pasti dapetnya enak. Walaupun kelasnya pinggir jalan udah dijamin enaknya. Apa lagi sayur asemnya, warung2 lesehan gurame diapain aja juga enak. Klo di Lembang gw pengen minum jus stroberrynya tuh " Ucapku menjelaskan pengetahuanku tentang Bandung

" Perasaan lo taunya makanan mulu deh " ucap Dina keheranan

" Lo klo jalan2 tuh cobain juga makanan khas sononya. Masa lo jalan ke Bandung makannya di warung padang, di Jakarta mah banyak " sergahku

" Kan ada yang lain selain kuliner, kayak tempat2 yang enak gitu " ucap Dina

" Klo di Bandung tempat wisatanya sedikit bagus, penginapan juga mahal. Klo kita mau wisata tempat tuh untuk pulau Jawa nih yang bagus tuh jogja, ada candi2 yang bagus gk Cuma Borobudur dan prambanan aja. Ada pantai parangtritis dan pantai indrayanti Klo mau wisata pegunungan ada merapi. Penginapan murah2 ada yang 25.000 per malam. Untuk kuliner kurang begitu enak, apa lagi di mallioboronya klo gk pinter2 bakal dapet makanan gk enak tapi harganya selangit. Makanan yang terkenal itu kebanyakan Cuma manis2 aja kayak gudeng, krecek, bakpia " ucapku lagi

" Udahlah gak usah omongin tempat wisata lagi " ucap Dina. " Eh Dra lo berfikir gw gimana sih ?? apa lo pikir gw cewek murahan ya ? gampang banget gw kasih tubuh gw ke lo, padahal lo gk minta, malah gw yang minta " Tanya Dina sepertinya dia kwatir dengan pemikiranku tentangnya.

" Gk Din, gw Cuma mikir klo lo cewek yang menyedihkan. Setidaknya lo butuh seseorang di deket lo untuk melupakan sejenak kesedihan lo " jawabku coba menenangkan apa yang dia pikir

Saat mau memasuki pintu tol kami terjebak kemacetan, maklumlah jalan ibu kota jika hari jumat sedikit lebih ramai dari biasanya. Jadi makin macet deh

Dina menyandarkan kepalanya di pundakku lalu mengecup pipiku. Akupun balas mengecup keningnya sambil membelai rambutnya. Tangan kiri Dina membelai selangkanganku sepertinya dia mulai nafsu mulai nafsu. Dina lihai sekali mengendarai mobil, dia masih bisa memajukan mobilnya sambil bermesraan bersamaku. Mungkin karna kondisi macet sehingga laju kendaraan hanya 1 meter lalu berhenti lagi tak memerlukan konsentrasi penuh.

Ditambah kaca film hitam di jendela mobilnya membut orang dari luar tak bisa melihat aktifitas di dalam mobil. Kami saling cumbu satu sama lain hingga bibir kami bertemu lalu berpagutan. Lidah kami saling beradu member kenikmatan. Tangan kirinya berusaha membuka resleting celana jeansku. Lalu memasukan tangannya ke dalam CDku mencari-cari idaman barunya. Setelah bertemu langsung dibelai-belai mesra.

" Hhmmmm Din tangan lo lembut banget di kontol gw " ucapku menambah gairah Dina makin meningkat

Tanganku pun tidak tingal diam, kumasukan tanganku kedalam bajunya menembus branya dan sampai juga di gunung indahnya. " Nenen lo bagus banget Din, lembut, kenyal dan kenceng apa lagi putingnya imut dan keras, klo gw kenyotin enak bgt nih " ucapku dengan bibir yang menjelajahi lehernya. Tercium aroma parfum khas Dina membuat aliran darahku makin meningkat tentu saja nafsu kami makin menjadi.

Mulut Dina yang sudah tak tahan ingin menyicipi setiap setiap mili batang penisku. Diturunkannya celana jeans ku beserta CDnya dan langsung berdiri tegak menunggu luapan birahi dari bibir Dina yang manis. " Din Din tunggu kita udah di loket nih " ucapku memberitahu Dina dan berusaha menaikan kembali celanaku. Dina yang sudah kepalang tanggung menahan tanganku yang hendak menaikkan celana lalu melumat habis penisku sebentar lalu membuka kaca jendela untuk mengambil tiket tol. Sialan Dina tidak berusaha menutupi penisku untuk saja aku sigap langsung menutupinya dengan kaosku. Tapi sepertinya mba penjaga pintu tol sudah bisa menebak apa yang sedang kami lakukan tadi.

" Aduh jalanan lancar lagi di tol udah gk tahan gw nih Dra pengen ngemutin kontol lo lagi " ucap Dina. " Lo kenyot nenen gw aja nih Dra gk tahan banget gw " Dina membuka baju dan Branya lalu tangan Dina menarik kepalaku dan di arahkannya menuju payudaranya. Sehingga saat ini Dia hanya mengenakan celana jeans saja

" Lo bisa konsen gk nyetirnya klo sambil gw kenyotin nenen lo, mang gk keliatan orang juga klo lo topless gini ?" ku jilati putting payudaranya yang coklat kemerahan dan kuremas-remas payudaranya. " Udah lo kerjain aja yang gw minta, udah gk tahan banget nih" pinta Dina yang sudah tak tahan.

Ku jilati perlahan setiap bagian payudaranya, tanganku menjelajahi payudara satunya. " Oooooooohhhh enak bgt Dra, lo makin pinter aja " ceracau Dina menikmati gelora nafsu yang ku berikan terus menerus di payudaranya.

Dina memperlambat laju mobilnya untuk lebih meresapi rasa nikmat di sekujur payudaranya. Lidahku masih aktif di sekitar payudaranya lalu menuju putting imutnya, ku permainkan dengan lidahku sesekali ku hisap putingnya. " Iya gitu Dra, terus Dra " ucap Dina makin membusungkan dadanya lalu menggoyang-goyangkan dadanya. Nafsunya semakin liar saja, aku jadi sulit menikmati payudaranya tapi lebih nikmat jika sudah terkendali.

" Din lo liar banget hari ini, kontol gw udah manggil2 lo nih " ucapku lalu melanjutkan aktifitasku di payudara indahnya. " Nanti malem aja di villa jatah kontol lo gw kasih. Sekarang puasin nenen sama memek gw dulu " ucap Dina sambil menjambak rambutku.

Ku buka resleting jeans Dina, ku masukkan tanganku mencari lubang surgawi yang sudah menunggu di dalam. Terasa bulu jembut Dina menyambut kehadiran jemariku. Ku belai pinggiran vaginanya. Mulutku pun masih bermain di putting payudaranya membuat Dina makin menggelinjang tak karuan. Ku mulai membelai belahan vaginanya terasa cairan kental mulai membasahi.

" Dra masukin jari lo donk " pinta Dina tapi tidak langsung kuturuti, ku masih gesek2 vaginanya dengan jemariku. Ku klitik ujung atas vagina

" Gila lo Dra belajar dari mana lo, enak bgt permainan jari lo aaahhhhhhh " puji Dina menggelinjang tak karuan. Ku masukan perlahan jariku ke dalam vaginanya sampai masuk semua aku tahan beberapa saat, baru ku getarkan jariku di dalam vaginanya.

" Dra bentar mau bayar tol dulu " ucap Dina saat tiba di gerbang tol. Aktifitasku di payudara Dina berhenti sejenak tetapi tangan ku tetap berada di vaginanya. Dina hanya menutupi tubuh topplesnya dengan kaosnya. Untunglah penjaga tolnya wanita jadi tidak bernafsu melihat kondisi Dina seperti itu, yah walaupun dia sudah menebak apa yang kami lakukan.

" Gila juga lo Din, klo dia lapor polisi gimana kita bisa kena pasal perbuatan asusila di tempat umum nih " protesku sambil bibirku kembali menuju payudaranya.

" Lebih nikmatkan sensasinya klo begini " ucap Dina menggoyangkan pinggulnya meminta untuk kembali memainkan jariku yang sedari tadi berada di dalam vaginanya. Ku kocok2 vaginanya, ku maju mundurkan jemariku di dalam vaginanya. Mulutku pun tak berhenti menjilati puting payudaranya, kiri lalu kanan berputar2 di sekitar payudaranya.

" Ah ah ah owhh enak banget say, masukin 2 jari Dra " ceracau Dina menahan debutan birahi yang semakin lama semakin membesar. Ku masukan 2 jariku kedalam vaginanya, ku percepat kocokanku tak lama kemudian aku merasa jariku makin kencang di jepit vaginanya.

" AAAAAAAAkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhh ooooowwwwhhhhhhh " Desahan Dina di barengi semprotan cairan kental hangat di dalam vaginanya menandakan orgasmenya.

Dina meminggirkan mobilnya lalu berhenti, posisi sandaran kursi mobilnya di turunkan sehingga Dina bisa istirahat sejenak. Ku kecupi bibirnya ku belai perutnya sebagai pendinginan.

" Lo makin hebat aja Dra, persiapkan diri lo untuk permainan yang lebih hot nanti malam ya " ucap Dina membelai rambutku.

" kenapa musti nanti malam, langsung aja kita ke Lembang " pintaku

" Kan gw mau belanja di Bandungnya baru kita ke villa gw di Lembang " Jawab Dina

" Kan kita minggunya juga mau jalan2 di Bandungnya, belanjanya Minggu aja " pintaku

" Iiiihh nih kontol udah gk tahan ya, sabar ya " canda Dina sambil mengelus penisku dari luar celanaku

" Ya udah yuk berangkat lagi, nanti tangkep polisi klo kita berenti di tol " Dina memakai kaosnya lalu menjalankan kembali mobilnya.
 
Part 5 ( Fantasi bulan madu )

Sesampainya di Bandung pukul 5 lebih Dina memarkir mobilnya di sebuah FO. " Eh Dwin kwita kok ke FO duluw gk makwan dulwu sih, mang lw gk lawper apwa belowm makwan siang ? tanyaku sambil mengunyah makanan. " srup srup srup " ku sruput minuman yang ada di sebelahku.

" Lo dari tadi makan mulu masih aja nanya makan siang " ucap Dina kesal dengan mulutku yang penuh air Dina menekan kedua pipiku dengan tangannya membuat air di mulutku menyembur keluar.

" Dashboard lo jadi kotor tuh Din " ucapku santai.

" Gw Cuma parkir doank di sini kita makan di sebelah baru ke sini lagi buat belanja " ucap Dina menjelaskan. " Eh kudanil taro gk makanannya, kita kan mau makan " omel Dina yang melihatku masih membawa snack

Di restoran ayam bakar sebelah FO kami memesan ayam bakar 2 ekor dengan jeruk hangat karena cuacanya sangat dingin. Tak lama pesanan kami pun datang. " Mba berat ya sini saya bantu " ucapku kepada pelayan restoran yang nampak keberatan membawa pesanan kami.

" AAAAAAAaaawwwwwwwwWWW sakit tau " pukulan Dina telak mengenai pinggangku.

" Genit juga lo ya " oceh Dina dengan nada pelan menahan kesal. Ohh Dina cemburu sepertinya. Apa mungkin sudah ada rasa denganku ?

" Eh Din ko lo diem aja sih " tanyaku melihat Dina yang hanya diam saat menyantap makanannya. Mungkin kah Dina sakit hati karna aku sedikit genit dengan pelayan tadi.

" Lo kok jadi bawel sih Dra, biasanya juga klo lo makan lo gk bisa ngobrol " protes Dina sedikit kesal. Ooohhh ku kira Dina ngambek, jadi hanya perasaanku saja toh

Setelah makan kami berjalan menuju FO, di sana Dina berbelanja pakaian mencoba berbagai model yang tersaji di tempat itu.

" Bagus gk Dra " tanya Dina sehabis keluar kamar ganti sambil memutar tubuhnya agar aku bisa melihat seluruh penampilannya.

" Bagus " ucapku singkat karna bosan sudah 1 jam dari tadi nyoba ini itu keliling ke sana ke mari belum ada yang di beli. Rencana beli 5 baju tapi 1 aja belum dapet huft.

" Gk asik banget sih dari tadi jawabannya bagus2 mulu " protes Dina yg tidak puas dengan jawabanku

" Ya kalo jelek gk bakal di pajang di sini kali " sanggahku

" Paling gk kasih masukan cocok gk sama gw, kurang apa gitu " protesnya kembali

" Ya ya ya. Menurut pandangan gw sih emang ada kurangnya " ucapku memberi komentar

" Hah gitu donk. Terus kekurangannya apa nih ? " tanya Dina dengan antusias

" Kurang lama lo milihnya cumi bakar " jawabku tak kalah antusiasnya

" Berani ya sekarang sama gw " Dina mecubiti seluruh tubuhku. Kami bercanda gurau di tempat itu tanpa peduli orang2 di sekitar memperhatikan km.

Setelah 3 jam berbelanja kami pun berangkat menuju lembang. " Kenapa lo lesu amat kayaknya Dra " tanya Dina yang melihatiku lemah tak berdaya menyandarkan kepalaku di dashboard mobilnya. " Ngantuk " jawabku tak bertenaga. Dina segera bergegas memacu kendaraannya menuju villa.

Sesampainya di Villa kami disambut oleh penjaga villa, seorang lelaki tidak terlalu muda tidak terlalu tua juga sih mungkin umurnya sekitar 30an tahun. " Baru nyampe neng Dina " tanya bapak itu sambil mengambil barang2 kami di mobil.

" Iya kang, oh iya Dra ini kang Karta yang jaga Villa gw " ucap Dina memperkenalkan aku dengan kang Karta. Aku hanya tersenyum sambil menjabat tangannya, kantuk yg amat sangat membuat aku malas untuk berkata-kata.

Sesampainya di kamar aku langsung merebahkan tubuhku ke ranjang. Entah apa yang dilakukan Dina aku tak peduli, tak lama aku pun terlelap...................................

Ooooooohhhhhhhh rasa geli2 apa ini di penisku. Lalu menjalar naik ke atas menuju pusarku lalu dadaku dan terakhir di leherku. " Yakin nih malam ini mau tidur aja, mang gk mau dilanjutin yg tadi di mobil " Bisik Dina mesra di telingaku. Oh ternyata Dina sedang merangsangku yang sedang tertidur lelap.

" Ade lo aja tuh udah bangun masa lo masih merem sih " ucap Dina menggodaku untuk bangun dan mencumbui dia yang membuatku terpaksa membuka kedua mataku. Suasanya makin romantis saat Dina menyetel musik klasik melalui piringan hitam dengan pemutar berbentuk seperti corong minyak entah apalah namanya, yang ada di meja samping ranjang yang kami tempati.

" Din lo cantik banget " pujiku melihat Dina memakai lingerie transparan merah dan bando berwarna sama dengan motif kupu2 tanpa memakai daleman.

" Lo cuci muka dulu gih biar seger, cuci2 yang lain juga ya ganti juga tuh baju lo udah bau tau " pinta Dina sambil mengecup keningku. Aku pun bergegas menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar. Mengapa ada perasaan yang berbeda kali ini. Sepertinya ini bukan hanya nafsu sesaat saja, mungkin saja diantara kami sudah mulai memainkan persaan masing2. Apa mungkin sedikit demi sedikit kami saling mencintai.

" Kok lo kayak orang linglung gitu si Dra " ucap Dina yang melihatku keluar dari kamar mandi. " Sini donk sayang, malam ini untuk kita berdua " rayu Dina dengan pose yang menggoda di atas ranjang.

Ku hampirinya, ku peluk tubuh indahnya ku tatap tajam kedua matanya. Aku ingin melihat apa ada cinta juga di hatinya melalui tatapan mata.

" Lo kok jadi beda Dra " tanya Dina dengan tatapan tak kalah tajam. " Lo juga beda Din " jawabku tanpa melepas tatapanku.

Ku belai rambut indahnya yang wangi menusuk rasa birahiku. Ku kecup keningnya dengan segenap perasaan bukan nafsu. Dina hanya memejamkan matanya dan memelukku erat. Lalu kekecup pipinya yg lembut dengan tanganku masih membelai rambutnya.

Kecupan bibirku pun sampai di bibirnya. Seketika itu lidah kami saling berpagut, berkelana diantar rongga2 mulut. Tanganku juga ikut menjelajahi tubuh yg terbalut lingerie itu. Sungguh kulit yang mulus dihiasi bulu2 halus membuatku makin terangsang.

Sementara lidah kami masih sibuk, jemariku sudah sampai di puncak bukit keindahan di tubuhnya. Ku klitik2 payudaranya, ku permainkan putingnya yang coklat kemerahan itu. Nampak sudah mengeras putingnya itu, ku lepas pagutan bibirku lalu turun menuju payudara idamanku itu.

Sesaat sebelum mulutku sampai mengecup putingnya tiba2 Dina menahanku. " Dra " hanya itu yang Dina ucapkan sambil mengarahkan wajahku untuk menatap wajahnya yang sedang tersenyum manis. lalu mengarahkan wajahku kembali ke payudaranya. Aku pun dengan sigap langsung menurunkan tali lingerie yang dikenakan, lalu melahap kedua bongkahan indah tersebut.

" Ouugghhhhhhhhhhh Dra nikmat banget, Dra oooooohhhhhh " desah Dina sambil tangannya membelai rambutku, kurasakan detak jantungnya yang berdetak makin kencang. Tak pernah ku rasakan detak jantung Dina sekencang ini ketika kami bercinta sebelumnya. Persaanku semakin kuat jika dia sudah mulai memiliki perasaan terhadapku.

Alunan musik klasik yang indah ditemani suara gemerincik air pancuran yang ada di luar membuat perasaan kami semakin bercampur menjadi satu di atas ranjang kenikmatan. Lama ku bermain dengan payudaranya, Dina lantas bangkit dan menelentangkan tubuhku, membuka seluruh pakaian yang ku kenakan, lalu memposisikan vaginanya di depan wajahku dan penisku berada di depan wajahnya.

Tanpa bertanya lagi kami saling memberi kenikmatan pada kelamin kami. Ku singkap lingerienya lalu menjilati sekitar vaginanya yang berhiaskan bulu2 tertata rapi. Dina tak mau kalah, dia jilati batang kejantananku dengan segenap kelihaiannya dalam mamainkan penis lelaki.

" HHHHmmmmmmmm " hanya itu yang keluar dari mulut kami yang sedang sibuk bermain-main mencari segunung kenikmatan. Ku permainkan dengan jemariku klitorisnya pusat rangsangan yang membuat Dina menggelinjang tak karuan. Seolah tak mau ku permainkan begitu saja, Dina pun membalas dengan hisapan di penisku yang semakin kuat di iringi gerakan mulutnya memaju mundurkan seolah ingin menguras habis isi cairan yang ada di dalam penisku.

Sering terjadi jual beli serangan kenikmatan yang memacu birahi kami naik semakin tinggi. Tak tahan dengan serangan2 tersebut kami pun langsung merubah posisi untuk bisa melakukan serangan frontal pada kelamin kami. Ku telentangkan tubuh indah berbalut lingerie yang sudah setengah terbuka itu.

Kumasukan perlahan penisku yang sudah keras dan basah terlumuri liur Dina kedalam vaginanya yang juga sudah basah oleh campuran liur dan lendirnya. " Aaaaaaaakkkkhhhhhhhh " desah Dina dengan menggigit bibir bawahnya menahan. Ku kecupi wajahnya Saat seluruh batang penisku masuk ke vaginanya.

" Oooohhhhh Dra kali ini bener2 lebih nikmat, aaaaakkkkkhhhhh jangan berhenti Dra " ceracau Dina yang juga kurasakan bercinta dengannya kali ini lebih nikmat dari sebelumnya.

" Aaaaaaakkkkhhhh iya Din nikmat banget kali ini " ucapku menyetujui pernyataannya. Ku kecup kembali bibirnya yang manis, ku jilati bibirnya ku terobos masuk kembali ke dalam rongga mulutnya.

" AAaaccccchhhhhh ooooooouuuukkkkkhhhhhh " Desah Dina sambil membelai rambutku bahkan cenderung menjambaknya. Ku permainkan goyangan penisku dengan RPM sedang, Dina pun mengikuti irama penisku. Beberapa saat kemudian Dina membalikkan tubuh kami hingga posisinya berada di atasku.

Dina memulai goyangannya dengan sangat pelan sepertinya dia ingin menikmati setiap gesekan antara batang penisku dengan dinding vaginanya.

Dengan wajah yang berhiaskan senyum " Love u my hero " ucap Dina mengecup keningku sontak membuatku terpaku, aliran darahku mengalir sangat cepat seperti kereta super cepat made in japan. Jantungku seperti tabuhan gendrang2 perang hingga suara detakannya dapat ku dengar jelas.

Ku peluk erat Dina sambil ku belai rambutnya, sementara pinggul kami masih bergoyang dengan irama yang tetap pelan. " Aaaakkhhhhhhh Dra kontol lo makin enak aja sih, genjotnya jangan kenceng2 Dra gw pengen bener2 menikmati oooooohhhhhhhh " bisik Dina di telingaku.

" Iya din memek lo juga enak, ternyata lebih enak main pelan2 ya hhhhhhhhmmmmmmm " ucapku membisikan di telinganya lalu ku jilati belakang telinganya

" Hhmmmm klo pelan kita jadi bisa menikmati setiap inchi gesekan kontol lo di memek gw Dra " ucap Dina lagi dan tak mau kalah Dina pun menjilati bagian belakang telingaku.

Terasa kemudian kendutan di vagina Dina makin menyedot penisku agar masuk lebih dalam lagi. Penisku pun juga berkedut nampaknya kami sebentar lagi mencapai puncak kenikmatan bercinta malam ini.

" AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh " Teriak kami berbarengan menyemburkan cairan kepuasan menerobos langit2 kenikmatan yang paling tinggi.

Crot crot crottt semburan spermaku membasahai vaginanya hingga melumer keluar. " Dra malam ini gw bener2 puas, baru kali ini gw rasain sepuas ini Dra, walau Cuma 1 kali klimak tapi gw capek bgt Dra " ucap Dina berkeringat membelai rambutku.

" Gw juga sama Din, kok bisa ya lebih nikmat dari yang kemaren " ucapku kebingungan. Ku peluk tubuhnya, penisku masih di dalam vaginanya sampai mengecil lalu keluar dengan sendirinya. Ku kecup keningnya sampai kami berdua tidur terlelap.

.............................................................................................


Pagi hari. Hhhhmmm aroma sedap apa ini yang membangunkan tidurku, ku buka mataku dan beranjak dari tempat tidur, Dina sudah tidak ada di ranjang mungkin sedang mandi. Setelah memakai pakaianku, ku cari arah aroma itu berasal. Oh ternyata seorang wanita sedang menyiapkan makanan. " Masak apa teh keliatannya enak " tanyaku pada wanita itu.

" Oh udah bangun. Ini saya masak ayam goreng, sayur asem sama sambel goreng " Jawab wanita itu sambil menunjung hidangan yang baru saja mateng

" Boleh saya nyicipin " tanyaku kembali. " Sok atuh silakan emang ini buat akang sama non Dina " wanita itu mengambilkan piring dan sendok untukku.

" Makasih ya Teteh murahan sekali " pujiku seenaknya

" Murah hati bodoh " sahut Dina yang entah sejak kapan ada di belakangku mengenakan handuk kimono dengan rambut yang basah terurai.

" Ini Teh Arni istrinya kang Karta, dia yang masak kalo ada yang nginep di sini " ucap Dina sambil menyendok makanan.

Setelah sarapan aku mandi lalu beranjak menuju ruang tamu untuk menonton tv sambil menunggu Dina dandan sebelum menuju tangkuban perahu. Dasar wanita dandan lama amat dari aku mandi sampe sekarang belum selesai.
" Din din sini dah cepetan ada berita tentang bokap lo di tv tuh " teriakku memanggil Dina yang masih berada di kamar

" Nama si lo Dra heboh banget denger berita bokap gw aja " sahut Dina saat keluar dari kamar

" Bokap lo oon ya Din, masa mau nyeret pejabat yang ikut terlibat korupsi aja koar2 di media dulu. Kalo pejabatnya kabur keluar negri gimana, kan belum jadi tersangka sama kpk jadi belum di cekal ke luar negri " ucapku mengomentari statement ayah Dina di TV

" Kalo mau bongkar siap2 aja yang terlibat bongkarnya di penyidik kpk lah jangan di wartawan. Ini belum apa2 udah koar2, mau jadi seleb apa tuh bokap lo " sambungku tanpa peduli perasaan Dina

" Emang bokap gw iblis, ngapain gw peduliin dia " sahut Dina sepertinya dia membenci ayahnya sehingga kata2ku malah disetujui olehnya.

" Udah yuk Dra berangkat, denger berita tentang bokap gw malah tambah penat " ajak Dina

" Eh tunggu Dra kok ada nama bokapnya Bagas ya yang ikut keseret bokap gw " ucap Dina kebingungan

" Wah klo bokapnya Bagas ikut terlibat bisa turun popularitas Bagas tuh, Bagas kan mau nyalon jadi caleg " ucap Dina kembali

" Cowok lo itu Din " tanyaku. " Mantan " jawab Dina setengah sewot

" Ahh udah ya cabut aja yuk " ajak Dina kembali

Kami pun berangkat menuju tangkuban perahu setelah berpamitan dengan kang Karta dan teh Arni. Perjalanan tidak terlalu lama karena memang letak villa Dina dekat dari lokasi wisata tersebut.

Sesampainya di lokasi kami mencari tempat yang nyaman untuk kami duduk berdua menikmati pemandangan kawah gunung yang masih aktif tersebut. Angin yang kencang dengan aroma blerang yang menyengat menyelemuti tempat itu.

" Dra gw iri sama hidup lo yang enjoy, makan enak tidur juga enak " ucap Dina membuka percakapan antara kami.

" Emang selama ini yang lo rasain apa ? " tanyaku

" Lo tau sendiri kan sekarang gw gimana, semua gara2 bokap gw itu. Gw jadi males hidup Dra " ucap Dina memelas

" Klo males hidup lo loncat aja noh ke kawah, dijamin langsung beres " ucapku seenaknya

" Jadi lo mau gw mati hah " Omel Dina sambil tanggannya memiting leherku.

" Ampun2 cumi bakar " pintaku agar sang penunggu kawah ratu melepaskanku.

" Setiap orang hidup pasti punya masalah, lo kira kematian bisa menyelesaikan masalah gitu aja. Masalah itu bukan untuk dikeluhkan tapi dihadapi. Kehidupan lo masih jauh lebih baik, lo pernah mikirin dari mana biaya pendidikan lo, lo pernah mikirin nanti lo mau makan apa, lo pernah mikirin mau nanti malam mau tidur dimana " ucapku ( ehem dengan suara yang berat )

" Karna rasa pahit kita jadi tahu seberapa nikmatnya rasa manis itu. Karna rasa sakit kita jadi tahu seberapa berharganya sehat itu. Karna kotaran kita jadi tahu seberapa indahnya kebersihan itu " ucapku coba memberi keteguhan pada Dina

" Lo tau kan keramik, guci. Itu dari tanah liat kan. Lo tau proses pembuatannya gimana, seandainya tanah liat itu bisa ngomong pasti dia bakal jerit2. Bayangin aja tanah yang kotor, basah diinjek2 orang lagi diambil ditaruh ke mesin putar terus dipukul-pukul, dibating-banting, di disayat-sayat. Coba bayangin gimana tersiksanya klo orang digituin. Belum cukup begitu saja tanah liat itu masih harus dimasukin keperapian lagi, pastilah dia kepanasan. Selesai dari perapian terus diangkat didinginin, itu belum selesai abis itu musti dicat lagi dengan bau yang menyengat terus dimasukin ke perapian lagi baru diangkat didinginin kembali " ucapku sambil membelai rambut Dina

" Dan lo tau hasilnya seperti apa tanah liat yang kotor itu, pajangan2 di rumah lo yang mahal2 itu hasilnya. Begitulah cara Tuhan membentuk kita, pada saat Tuhan membentuk kita tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan banyak air mata. Nanti lo akan melihat seberapa indahnya Tuhan membentuk lo setelah semua ini selesai " ucapku melanjutkan

Dina hanya menyandarkan kepalanya di bahuku, air mata nampak membasahi pipinya. " Oke gw mau berjanji sama diri gw dan juga sama lo " ucap Dina bangkit dari sandaran kepalanya di bahuku dengan mengacungkan jari kelingkingnya di hadapanku. Akupun mengerti maksud dari Dina ku kaitkan kelingkingku dengan kelingkingnya.

" Oke gw gk akan menyerah dalam hidup yang gw jalanin saat ini, gw akan lebih kuat dari ini. Gw akan menemukan kebahagiaan yang sejati sehingga gw bisa mati dengan tersenyum " ucap Dina bersemangat

" Oke gw akan selalu menagih janji lo itu setiap lo patah semangat " ucapku dengan senyuman dan tatapan penuh arti pada Dina

Tanpa sadar kamipun saling merangkul sambil menikmati keindahan gunung tangkuban perahu. Ku rebahkan Dina dipangkuanku sambil ku belai rambut merahnya yang terurai berantakan karna terkena angin. " Bener juga ya Dra kata2 lo. Contoh aja nih gunung aktif, dulu pasti pernah meletus, kita tau lah letusan gunung tuh bahayanya seperti apa tapi setelah letusan dan gunung kembali tenang, gunung ini jadi memberi manfaat bagi orang banyak ya. Setelah musibah pasti ada manfaat yang akan ditimbulkan kelak " ucap Dina yang tampak sudah bisa mengatasi masalahnya.

" Dra lo mungkin orangnya konyol, gk tau malu " ucap Dina. Sialan enak banget Dina menilaiku seperti itu.

" Tapi lo lebih menghargai persaan cewek, pikiran lo gk Cuma seks mulu. Lo masih mau nemenin gw jalan2, belanja. Klo si cowok2 gw sebelumnya setiap jalan maunya di penginapan mulu, apa lagi si Bagas, ngamar mulu maunya. Klo belanja pada ogah nemenin gw, klo Bagas juga susah banget, klo nemenin juga pas di mall nya gw sama dia mencar, gw belanja dianya entah kemana, klo gw udah selesai baru gw sms dia terus ketemuan lagi, klo gw masih belom selesai di telponin mulu nanya kapan selesainya " ucap Dina kembali. Aku hanya tersenyum mendengar ceritanya.

Entah kenapa aku tidak alergi dengan wanita yang memiliki kehidupan seks bebas seperti Dina. Aku malah iba dengannya, Dina hanya sedang mencari arti dari kebahagiaan maka dari itu segala bentuk kesenangan dia lakukan.

" Dra lo mau kan temenin gw terus " pinta Dina dengan tatapan penuh harapan.

" Iya Din " Jawabku dengan tersenyum
 
Part 6 ( Terbentuknya sebuah perasaan )

Hawa panas kawah berapi yang terselimuti angin.
Merambat menusuk rongga-rongga jantung.
Mencampurkan perasaan sedih dan senang.
Mengalir melalui nadi-nadi darah.
Merasuki setiap tulang rusuk.
Menggumpal bersama daging.

Menikmati pemandangan kawah yang mengeluarkan aroma blerang " Dra lo mau ke bawah gk ? seru tau " Dina berdiri dengan semangatnya menarik tanganku, senyum sumringah menghiasi bibirnya. Baru kali ini ku lihat senyum tanpa beban membuat wajah ayunya semakin nampak bersinar.

" Aman gk nih " jawabku berdiri menggenggam erat tangan halusnya. Kami menuruni kawah yang masih aktif itu. Ku tuntun Dina, sesekali Dina hampir terpeleset dan merangkul tubuhku.

Aku senang saat bersama Dina saat ini, tapi andai wanita yang bersamaku saat ini adalah Vika mungkin aku akan lebih sangat bahagia. Eh mengapa Vika melintas di pikiranku. Ah mungkin Vika juga sedang bersama kekasihnya itu. Andai ku terima ajakannya untuk mengerjakan tugas bareng mungkin akan lain ceritanya tapi ah sudahlah.

" Awas Dra " Dina mengagetkanku yang berada di tepi kawah, seolah-olah dia ingin menceburkanku ke dalam kawah itu.

" Stress lo Din, klo gw nyemplung gimana ?? " terang saja jantungku langsung berdebar kencang. Sialan juga nih cewek ngagetin gw.

" Udah yuk ke atas aja, panas di kawah " ku tuntun Dina kembali menuju atas. Kami menuju pusat penjualan pernak-pernik.

Dina sedang mencari-cari barang yang menarik untuk di beli, sedangkan pandanganku tertuju pada 1 kalung terbuat dari batu yang di poles sehingga tampak mengkilap berwarna hijau muda. Kebetulan sekali warna kesukaan Vika. Hhhmmm bagus juga klo dipake Vika ya, bagaimana jika aku belikan 1 untuknya sebagai permintaan maafku menolak ajakannya kemarin. Mungkin ini akan jadi awalku bisa menunjukan kepedulianku padanya.

Ah Setelah ku beli kalung itu Dina melihat kearahku, belum sempat ku kantongi kalung itu. Sepertinya Dina melihatku membeli kalung.

Jika dia bertanya untuk siapa ku beli kalung itu, apa yang harus ku jawab................ Mungkin akan menyinggung perasaan Dina apabila ku menyebut wanita lain tapi apakah Dina memiliki perasaan untukku. Bukannya semalam Dina sudah menunjukan tanda2 dia memiliki perasaan terhadapku.

AAAAAAAAAAaaahhhhhhhhhhhhhhh kenapa ku jadi bingung begini.

" HHHmmm nih buat lo Din " ku tersenyum sambil memakaikan kalung yang ku beli di lehernya.

Huh kenapa tiba2 saja ku berikan kalung itu pada Dina. Bukankah dia bisa membeli kalung berlian. Bisa2 ku ditertawakan oleh Dina karna membelikan kalung murahan, lagi pula kalung itu bukan untuknya tapi untuk Vika.
" Wooowww makasih banget Dra. Muuaachh " kecupan Dina menyambangi bibirku, nampak begitu bahagia terpancar dari wajahnya. Apa mungkin dia benar2 senang dengan pemberianku.

" Itukan kalung murah kenapa lo kayaknya senang banget Din ? " dahiku berkerenyit keheranan dengan tingkah Dina.

" Gk tau yg jelas gw seneng banget " Dina menggandeng tanganku untuk kembali mengelilingi kawasan gunung tangkuban perahu.

" Uuuwwwaaaa panas panas huft huft huft " mulutku seperti terbakar saat memakan tahu sumedang yg baru saja diangkat dari penggorengan

" Rakus sih lo masih manas main telen aja " Dina langsung saja menuangkan air kedalam mulutku secara paksa.

" Gluk gluk gluk mbbuuaaahhh " ku muntahkan semuanya. Ku tarik nafas dalam2, sialan si Dina sudah mulai menjailiku

" Ha ha ha ha ha lo lucu banget klo lagi begitu " tertawa lepas lalu menyiram sisa air di botol ke kepalaku

" Sialan awas lo Din " ku cubit pipinya yg menggemaskan itu

..................

Tak terasa posisi matahari sudah tepat di atas.

" Din lo gk laper " tatap mataku penuh harapan kepadanya.

" Biasa aja sih ngeliatnya, kayak kucing ngincer pala ikan aja " ejek Dina yg se pertinya sudah hafal dengan tingkahku.

Kami menyudahi rekreasi kami di gunung tangkuban perahu. Menuju tempat makan yg ada di sekitar sana.

Sesampainya di restoran khas sunda, kami duduk di saung yang di bawahnya terdapat kolam ikan. Dina memesan 3 ekor ikan gurame asam manis 2 mangkung sayur asam dan 4 gelas jus strobery khas tempat itu.

" Pesennya banyak banget Din, ternyata lo maruk juga ya " senyumku lebar menatap matanya

" Ini semua buat lo kudanilllllllllllll " Dina mencubit kencang sekali kedua pipiku sampai berbekas merah. Nampaknya dia kesal karna ku tuduh maruk. Hi hi hi hi

Langit tampak gelap sepertinya mau hujan. Udara di sekitar semakin dingin, menambah nikmat acara santap siang kami.

" Huuuooooo kenyangnya " ku rebahkan tubuhku menikmati udara yang semakin dingin.

" Uuuuuuuwwwwwaaaaaaaaaaa " tiba2 saja Dina ikut merebahkan kepalanya di perutku dengan kencang. Hampir saja ku muntahkan semua makanan yang baru saja ku makan

" Kenapa lo Dra, he he he " Dina menatapku puas sejak tadi mengerjaiku.

" Lo kesurupan penunggu Villa ya, dari tadi iseng banget " tiba2 Dina merangkulku erat sekali

" Jangan omong yang aneh2 ah " terasa tubuh Dina yang gemetar. He he he sepertinya sekarang ku tahu kelemahan Dina ( nyengir iblis )

Gemerincik air hujan yang sudah membasahi bumi membuat kami menunggu sejenak di tempat itu. Dina makin mempererat rangkulannya karna udara yang semakin dingin yang bahkan dapat membekukan tulang2 kami.

" Dra lo gk pernah cerita tentang kehidupan lo " suara Dina begitu pelan, begitu lembut.

" Emang ada apa dengan kehidupan orang seperti gw ini " ku tatap wajahnya yg memerah kedinginan.

" Din lo kok kalo makan dikit banget nanti mati lho " celetukku membuat Dina sepertinya emosi.

" Walaupun hidup gw memuakan seperti ini tapi mana mungkin gw mati ninggalin cowok yg kelaperan kayak lo " jawab Dina mengejekku.

" Apapun yang terjadi nanti gk akan ada penyesalan dalam hidup kita. Oke Dra " tersenyum lebar sepertinya Dina sudah melepas semua beban yang selama ini dia pikul.

Hujan semakin lebat disertai angin kencang, kami memutuskan kembali ke Villa sebelum saungnya rubuh tertiup angin.

Sesampainya di Villa kami langsung masuk kamar. Dina langsung melepas semua pakaiannya lalu menuju tempat tidur dan menyelimut dirinya dengan selimut yang ada di sana. Aku hanya terpaku menatap tubuh wanita yang satu ini. Walaupun sudah sering ku melihat tubuhnya dan menikmatinya tapi tetap saja aku masih terpesona. Mungkin karna baru tubuh Dina satu2nya yang kulihat secara langsung.

" Woy bengong aja, masih kaku aja sama gw " ucapan Dina membuyarkan lamunanku. Aku pun melepas semua pakaiannya dan menyusul Dina.

Dina langsung memeluk erat begitu aku masuk ke dalam selimutnya. Kulitnya terasa lebih halus karna efek suhu yg rendah. Aliran darah kami semakin kencang karna birahi yang sudah di puncak.

" Dra kita buat permainan yang seru yuk " ucap Dina

" Gimana caranya " tanyaku penasaran dengan permainan itu.

Dina beranjang dari tempat tidur menuntunku menuju balkon yang berada lantai dua. Di balkon terdapat 2 buah kursi goyang yang 1 sudah tidak ada pegangan tangannya dan 1 buah meja. Dina menuntunku agar ku menduduki kursi goyang yang sudah tidak ada pegangannya itu. Lalu Dina pun duduk di pangkuanku.

" Dingin banget Din, mana kita gk pake baju lagu " ucapku menggigil kedinginan. Tanpa peduli dengan ucapanku Dina memelukku erat dan mencubui bibirku.

" Hangat kan Dra " ucap Dina lirih. Ku belai punggungnya yang halus, lidah kami saling berpagutan memberi kenikmatan di sore hari yang hujan ini.

" Hhhhhmmmm ciuman lo makin lembut aja Dra " puji Dina di sela2 percumbuan kami. Digesek-gesekan bibir vaginanya di batang penisku yang semakin mengeras.

Cipratan air hujan membasahi tubuh kami yang sedang dilanda birahi yang begitu tinggi. Ku balikkan posisi kami, sehingga kali ini Dina yang duduk di bangku goyang. Ku jelajahi tubuh halusnya. Dari mulai betis kaki kirinya, ku jilati naik menuju pahanya.

" OOooohhh Dra geli, keseringan nonton bokep Jepang nih lo " celoteh Dina menikmati gelitikan lidahku di kakinya.

" Emang klo bokep Jepang gini ya ??? wah ketauan lo sering nonton bokep " ucapku. Kulanjutkan petualanganku mencari harta kenikmatan di tubuhnya. Ku telusuri kaki kanan Dina kali ini dari pangkal paha menuju betisnya. Kaki Dina nampak gemetar entah karna dingin atau karna perjalanan lidahku ini.

Dina yg nampak sudah tak sabar mengangkat kepalaku yg sedang bermain-main di betisnya menuju vaginanya " Lo gk denger apa memek gw manggil2 dari tadi " ucap Dina lalu menekan kepalaku, meminta agar ku jelajahi juga vaginanya.

Vagina yang sudah basah ku jilati perlahan dari ujung atas vaginanya. Ku klitik2 dengan lidahku klitoris yang memerah padam. Tanganku tak tinggal diam, ku telusuri tubuh indahnya menuju payudaranya yg membusung tegang. Ku permainkan putingnya yang sudah mengeras

" Nah gitu donk nenen gw juga udah manggil2 aaakkkkkhhhhh " ceracau Dina makin menekan kedalam kepalaku.

getaran tubuh kami semakin kencang karna hujan yang tidak kunjung reda. Dina mengangkat tubuhku dan membalikannya. Sehingga posisiku kembali duduk di kursi itu. Dan Dina kembali menindih tubuhku dan langsung memasukan penisku yg sudah begitu kerasnya kedalam vaginanya yang sudah sangat basah

" Aaaaaaaaccchhhh Gw pengen banget nyepong kontol lo dulu Dra tapi gw udah kedinginan banget Hhhhhmmmmmm " pelukan Dina erat di tubuhku, pinggulnya bergoyang tak beraturan sementara bibirnya terus menerus mencumbui bibirku.

" Ooooohhh Liar banget lo Din klo kedinginan " gerakan pinggul ku semakin menjadi-jadi mengimbangi permainan Dina yang semakin liar.

Cplak cplok cplak cplok suara gesekan kelamin kami yang sudah sangat basah. Ku jilati leher jenjang Dina, lalu belakang kupingnya yang ku tau Dina sangat terangsang bila ku jilati bagian itu. Dina hanya bisa mengangkan kepalanya dan mempererat rangkulannya.

" Ooooohhhhhhhh Dra lo juga liar banget " ucap Dina, tangannya mecakar punggungku hingga terasa perih olehku.

Gerakan pinggul Dina makin cepat tak beraturan bahkan tubuhnya juga ikut bergoyang. Tiba-tiba Dina menghentikan gerakannya.

" OOOOOOOOOOOooooouuuuuuuuuuggggggggghhhhhhhhhhhhhhh " nikmat sekali begitu penisku terasa dicengkram erat dan dihisap oleh vaginanya.

" Aaacccchhhh Ini namanya empot ayam Dra. Enak kan " Senyum Dina penuh kepuasan karna membuatku melayang tinggi ke puncak birahi. Gila kalo kayak gini aku gk bakal bertahan lama nih.

" Ini spesial buat lo " senyum Dina dengan tatapan tajamnya mulai kembali menggerakan pinggulnya. Vaginanya masih mencengkram dan menghisap penisku.

" OOOouuuggghh Belum pernah gw empot ayam sambil goyang2 gini. Ini khusus buat lo aja Dra " ucap Dina memejamkan matanya dengan kepala mengadah keatas. Ku jilati leher dan dadanya yang beraroma harum itu

" Din kamu ternyata di sini toh " tiba2 saja wanita paruh baya berada di sebelah kami, membuatku kaget dan menghentikan aktifitas lidahku di tubuh Dina.

" Mama kapan nyampenya hhhhmmmm, ssaammaaa siapa ma ke sininya " ucap Dina tersengal merasakan nikmat tanpa menghentikan goyangannya di atas tubuhku. Tak ada rasa kaget pada Dina sepertinya mereka adalah keluarga yang sangat bebas.

" Baru aja, mama sendiri ke sini mau santai. Kamu kok mainnya di sini sih klo masuk angin gimana ? " wanita itu pun pergi berlalu membiarkan kami beradu kenikmatan.

" Ssssshhhhhh santai aja Dra " ucap Dina sambil tangannya menarik kepalaku mengarahkannya ke payudaranya kembali. Ku plintir2 putingnya yang lembut dengan bibirku.

Dina menjambak rambutku, mengacak2nya, menekan kepalaku begitu kencang hinggaku sulit untuk nafas.

" AAAAAAAAAAAAAAAAAKkkkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh " Jerit Dina dibarengi dengan siraman lendir vaginanya membasahi penisku menandakan orgasmenya terlepas.

" Sorry Dra, gila gw nafsu banget " ucap Dina melepaskan tekanan tangannya pada kepalaku,

" Hah hah hah hampir mati gk bisa nafas gw " ucapku tersengal2

" Kali ini lo bener2 liar Din, punggung gw sampe lecet, kebanyakan nonton bokep barat kali lo " ucapku.

Dina berdiri dan menuntunku kembali ke kamarnya. Sesampainya di kamar Dina langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

" Aduuhh cape banget gw Dra, bentar ya nanti gw buat lo keluar juga, gw mau istirahat bentar dulu " ucap Dina nampak kelelahan setelah pergumulan kami tadi.

" Ya udah lo istirahat aja dulu " ku coba mengerti keadaan, wajar saja Dina sangat lelah, perjalanan 5 jam dari jakarta-bandung lalu berbelanja 3 jam dan kami bermain sampai larut kemarin malam. Dilanjut kami harus bangun pagi2 untuk pergi menuju tangkuban perahu.

Ku kenakan pakaianku dan keluar menuju ruang depan untuk menonton tv. Di lantai 1 terdapat 2 kamar, dan saat menuju ruang depan aku melewati kamar yang 1 nya lagi.

" Aaaaaaaahhhhhhh terus kang, kontol akang emang yang terhebat Oooouuuuggghhhh " terdengar suara desahan wanita dari dalam kamar. Apa mungkin yang bercinta di dalam kang Karta dengan istrinya. Jika benar berani skali mereka memakai kamar majikannya untuk bercinta.

" Terus kang, lebih kenceng lagi buat memek aku sampe ledes merah uuuuuuuufffffhhhhhhhh " desahan wanita itu semakin menjadi-jadi.

Rasa penasaran menjalari pikiranku terlebih ku masih bernafsu karna belum tuntas permainanku dengan Dina.

Ku ambil kursi lalu ku intip dari lubang udara yg ada di atas pintu kamar itu. Jantungku makin berdegup kencang ingin menyaksikan permainan seks secara langsung. Hah Aaaappppaaaaaaa ternyata mamanya Dina dengan kang Karta sedang beradu kelamin. Dimana posisi kang Karta menindih tubuh majikannya yang masih terlihat bagus walaupun ada beberapa timbunan lemak di lengan, perut dan pahanya itu tetapi tidak begitu ekstrim sehingga masih terlihat lumayan menggoda.
 
Terakhir diubah:
Part 7 ( Awal mula kegelapan menyelimuti )


" Krek krek krek krek " suara ranjang persenggamahan antara dua insan yg tak muda lagi. Sungguh pemandangan yang luar biasa melihat senior2 dalam hal bercinta melakukan aksinya. Lampu kamar yang dibiarkan menyala terang serta jendela yang terbuka.

" Ssssshhhhh Memek Ibu masih tetep enak, udah berapa lama gk disodok bapak ? " celoteh kang karta kepada majikannya itu.

" Udah lama banget kang, makanya masukin lebih dalem kang ooooohhhhhh " ceracau mama Dina, badannya bergoyang tak karuan mengimbangi goyangan badannya kang karta.

Sial penisku langsung tegang karna tadi belum tuntas bersama Dina. Mana Dina tidur pules banget lagi. Huft

Terlihat kang Karta bangkit dari tempat tidur lalu menuntun mamanya Dina ke jendela. Langsung saja wanita paruh baya itu menungging berpegang pada jendela yang terbuka. Seperti sudah saling memahami kang Karta langsung menghujami vagina wanita itu yang sangat basah dengan penisnya yang berurat dan basah pula terkena lendir vagina.

Ditariknya rambut wanita itu dengan tangan kirinya dan tangan kanan kang karta meremas payudara dengan sangat kasar. Lidah kang karta menjilati leher Ibu binal itu, mereka saling bergoyang sangat teratur. Sepertinya mereka ber2 sering main.

" Oooooohhhhh Lebih kenceng lagi kang, katanya 1 minggu gk dapet jatah dari istrimu " pinta wanita itu dengan mempercepat goyangan pinggulnya.

" Saya teh pegel bu kakinya " ucap kang Karta, keringat mereka bercucuran dicuaca sedingin ini.

Wanita itu pun langsung membalikan badannya dan mendorong kang Karta ke tempat tidur, sampai kang Karta telentang di atas ranjang. Langsung saja wanita yg sudah sangat haus akan penis lelaki itu menindih kang Karta.

Dengan sangat cepat wanita itu menggoyangkan pinggulnya. Kang Karta hanya diem menikmati permainan binal sang majikan.

" Aahhhh Goyang tuh kayak gini kang baru greget " ceracau wanita itu menikmati penis yang merogoh-rogoh vaginanya.

" Ooouugghhh Ibu emang hebat bener, jauh lah sama istri saja " tangan kang Karta mulai meremas kembali kedua payudara yang sudah turun tapi lumayan besar itu dengan putting yang menghitam

" Kamu juga hebat kang, suami saja mah 15 menit udah crot lemes deh " bagai kuda liar wanita itu makin mempercepat goyangannya.


" Selamat tinggal kasih
sampai kita berjumpa lagi
Aku pergi takkan lama"

Terdengar dering suara ponsel Dina, sepertinya ada yang menelepon Dina. Sial aku harus menyudahi aksi mengintipku karna jika Dina bangun dan keluar kamar mencariku pasti dia memergokiku sedang mengintip.

Ku kembalikan kursi pijakan mengintipku ke posisi semula dan kembali ke kamar tempat Dina berada, ponselnya masih saja terus berdering di atas meja karna tidak ada yang mengangkat, Dina masih saja pulas tidurnya. Saat ku lihat siapa yang menelepon, oh ternyata mantannya Bagas, ada apa dia telpon malam2.

Tak lama suara deringpun berhenti. Ku penasaran ku lihat kembali ponsel Dina, 10 panggilan tak terjawab dan 3 sms yang belum terbaca. Ku lihat ternyata semua itu dari Bagas. Ku penasaran dengan isi smsnya ku coba lihat......

Haaahhh isinya kok seperti ini, gawat ini aku harus mensetting agar status sms ini belum terbaca. Dina harus baca dan aku tidak mau Dina tau jika aku sudah membacanya, aku tidak mau mencampuri urusan mereka berdua.

Huh bosen nih belum ngantuk. Ku ambil makanan ringan dan ku buka laptopku yang ku bawa sejak dari kampus. Ku pasang usb modem untuk berselancar di dunia maya. Ku buka YM ku dari laptop dan ada pesan offline dari Vika

" Vika : Dra lagi pain lo
Buzz
Dra kok lo offline mulu
Mana hp lo gk aktif
Buzz
Buzz"

Oh Vika sedang mencariku rupanya. Dan kulihat status akun Vika masih online

" Andra : Sorry Vik gw lagi di kampung
gw gk ada sinyal jadi gk bisa OL dari hp
ini aja gw pake sim card sodara gw

Vika : OOohhh pantesan
Ngapain lo pulang kampung Dra

Andra : Sodara gw ada yang nikahan
Lo sendiri ngapain nyari gw

Vika : Mau bahas tugas

Andra : ada masalah dimananya Vik

Vika : Udahlah gw udah gk mood
Lo sih kelamaan

Andra : Sorry dah
Ya udah senin kita bahas
Besok gw udah balik ke Jakarta kok
Lo gk malmingan Vik

Vika : Gk Dra cwok gw sibuk sama tugasnya
Gw juga sibuk jadi sama2 ngerti aja
Kita udah sepakat untuk jaga jarak dan fokus dulu sama tugas

Andra :Lo putus Vik "

Hoooooorrrrrrrreeeeeeee jeder jeder jeder suara kembang api hatiku menyamput perpisahan Vika dan si artis gagal itu. Akhirnya ada peluang terbuka untukku. Ha ha ha ha ha

" Vika : Kagak pe'a
Gw masih pacaran sama dia tapi untuk saat ini
Kita Cuma gk kencan aja selama ngerjain tugas
Hubungan sih tetep lanjut

Andra : Oh "

Kembang api yang menyala warna warni di hatiku langsung hilang seketika terterjang hujan badai. Ternyata salah duga.

" Vika : Dra video call yuk "

Sialan ini kesempatan langka dan aku bingung harus menghadap mana laptopku. Dan pasti ada suaranya jika video call, bisa2 Dina bangun dan tau apa yg ku lakukan. Jika Dina bangun aku langsung menutup laptopku pasti Vika curiga ada apa aku tiba-tiba menutup laptop.

" Andra : Wah Vik jaringan gw di sini edge
Jadi klo video call susah banget

Vika : Oh ya udah "

Sial kenapa dari tadi aku berbohong mulu pada Vika, mulai dari aku pulang kampung, sinyal gk ada pinjem sim card sodara, padahal sengaja ku matikan ponselku sampai ku jaringan edge untuk menghindari video call.

Ku sign out dari YM, aku sudah tidak bisa berfikir lagi. Aku menyia-nyia kan kesempatan langka ini. Ku alihkan pikiranku kepada browsing2 gk jelas.

" Hhmm Dra " suara Dina lirih. Ke tengok kebelakang Dina sudah duduk dengan mata masih terpejam.

Langsung saja Dina mendorongku hingga ku terbaring. Dibukanya celanaku dan juga cdku. Langsung dilahapnya batangku yang masih layu tiba2 menjadi keras sekeras-kerasnya.

Tanpa basa-basi Dina menaik turunkan mulutnya yang mengulum penisku, sangat cepat sekali. Membuatku meronta-ronta tak karuan menahan rasa nikmat campur ngilu yang menjalar keseluruh tubuhku.

Jemarinya aktif memainkan kedua telurku, menggelitik seperti anak kecil bermain lonceng. Ku coba meraik kedua bukit indahnya itu tapi tanganku terhempas oleh tangan Dina. Sepertinya dia hanya ingin memuaskanku karna tadi aku belum orgasme.

" Oouuuggghhh Din tunggu sebentar Din gw gk tahan nih ngilu banget " badanku mengejang bergerak ke kanan, ke kiri dan ke segala arah.

Tanpa mempedulikan ucapanku Dina terus saja menaik turunkan mulutnya itu, sesekali Dina mengemut bijiku sampai ditarik2nya. Ku perhatikan wajah Dina ternyata matanya masih terpejam. Apa dia sedang mengigau atau setengah sadar.

" Aaakkhhh hhhhhmmmm " ku ikut menggoyangkan pinggulku mengimbangi permainan mulutnya. Untung saja ku menolak video call dengan Vika. Aku gk akan sempat menutup laptop dengan serangan mendadak Dina

Sekitar 20 menit Dina mengulum penisku dengan rpm sangat cepat dan akhirnya.....

" AAAAAAkkhhhhhhhhh " Ku muntahkan spermaku di mulut Dina, dihisapnya sampai habis. Setelah habis masih saja mulut Dina mengocok2 penisku seolah berusaha menghisap tetes2 terakhir spermaku.

Hingga penisku mengecil di dalam mulutnya barulah Dina berhenti tapi tetap penisku berada dalam mulutnya. Dina pun tertidur di perutku dengan mulut masih tersumpal penisku. Ku belai rambut Dina hinggaku tertidur pulas.


......

Pagi hari. " Aaaaahhhh " rasa geli menjalari penisku membangunkanku dari tidur pulasku. Ku buka mataku dan ku lihat penisku ternyata sedang di kulum Dina.

" Ade lo udah bangun duluan tuh, bangunin gw " ucap Dina. " Udah ah makan yuk Dra nanti dilanjut lagi " ajak Dina bangkit dari tempat tidurnya lalu memakai pakaiannya.

" Ayuk gw udah laper banget nih " ku pakai pakaianku lalu menuju meja makan dengan semangat.

Di meja makan sudah ada mamanya Dina, kang Karta dan teh Arni.

" Hei Din yuk makan " sapa mamanya Dina

" Siapa ini, pacar kamu ya Din, ko gk dikenalin sama mama ? " tanya mamanya Dina itu dengan senyum menghiasi bibirnya

" Saya Andra bude " ku sodorkan tanganku untuk bersalaman dengan mamanya Dina itu

" Saya Listi " tersenyum menyambut uluran tanganku

" Dia temen Dina mam, satu2nya temen Dina saat ini " dengan nada ketus seolah Dina menunjukan bahwa saat ini tidak ada orang yang ingin menjadi temannya. Hanya aku saja.

" Ya semua ini karna Papamu Din, mama juga malu kalo ketemu sodara " ucap bu Listi dengan nada lirih.

" Sudahlah yuk kita mulai ma..... " ucapan bu Listi terhenti saat melihatku sudah memulai duluan acara sarapan pagi itu.

" Pantesan temenmu bisa bikin kamu kelojotan, makannya banyak " celoteh Bu Listi keheranan melihatku makan.

" Hooiii kwalian gak mwakan nantwi mwati lhow " tanyaku pada kedua wanita birahi itu.

" Berisik lo makan aja sana" emosi Dina nampak memuncak, tangannya langsung menekan kepalaku ke bawah. Hampir saja mukaku menghantap piring yang terisi makanan.

" Ha ha ha ha, temenmu kocak juga Din " tawa Bu Listi sangat lepas sekali seolah tanpa beban, padahal keluarganya sedang tertipa masalah. Apa karna hujaman penis kang Karta tadi malam.

" Oh iya Din mama seminggu ini di sini mau cek perusahaan di Bandung " ucap Bu Listi

" Iya mam, hari ini aku pulang ke Jakarta " ucap Dina

" Ya sudah ya mama tinggal dulu, mama mau belanja. Kasih makan yang banyak tuh temen kamu Din, jangan maunya kamu pake doang " ejek Bu Listi lalu beranjang dari meja makan dan pergi meninggalkan kami berdua.

" Heh kudanil cepet amat lo makan " Dina melotot kearahku masih saja keheranan dengan tingkahku.

Setelah selesai makan kami berdua menonton tv sejenak.

" Lo sama nyokap lo bocor juga ya Din, nyokap lo orangnya riang, sepertinya keluarga lo bahagia ya " ucapku membuka pembicaraan.

Dina menyandarkan ke kursi " Dulu memang kami keluarga yang bahagia "

Dengan membuka snack kentang " Dulu bokap gw tuh orangnya bener, dia pengusaha yg lumayan sukses, bokap gw usaha kontraktor gitu, tapi dia gk mau terlibat proyek pemerintah. Jadi bokap gw tuh Cuma ngerjain proyek swasta aja. Semua jadi berubah saat bokap gw ketemu temen SMA nya sekitar tahun 2008 menjelang pemilu 2009 "

Flash back 2008

Di sebuah restoran seafod, sebuah keluarga kecil bahagia sedang makan malam bersama. Sepasang suami istri dengan 3 anak, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Yup mereka adalah keluarga Dina.

" Ini kado buat ulang tahun pernikahan mama " Dina anak pertama mendapat urutan pertama memberi kado untuk orang tuanya lalu di ikuti oleh kedua adiknya.

" Makasih ya sayang, mama sayang kalian semua " Ibu Listi menciumi kening anaknya satu per satu.

" Din gimana sekolah kamu, sebentar lagi UAN lho, kamu harus belajar yg giat. Nanti papa akan libur kerja selama sebulan sebelum kamu UAN sampai selesai UAN " Ucap Bapak Dirta ayah Dina.

" Udahlah pa gk usah repot kan ada mama yang ngajarin aku " jawab Dina dengan tersenyum manis "

( Nyokap gw waktu itu masih sebagai ibu rumah tangga karna bokap gw pengen nyokap gw fokus sama anak2nya. Untuk urusan uang biar bokap gw yang mikirin )

" Janji ya kamu belajar yang bener, jangan manja sama mama kamu. Mam kamu jangan manjain Dina ya " tegas Pak Dirta mengarahkan Dina.

Ketika keluarga itu sedang asik bercengkraman tiba-tiba sesosok lelaki paruh baya datang menghampiri keluarga itu.

" Hei kamu Dirta kan, masih ingat denganku tidak ? " seru lelaki itu sambil menepuk pundak Pa Dirta.

" Ohh ya ya ya aku ingat, kamu Roni kan " Pak Dirta berdiri dan kedua pria itu berpelukan. Seorang sahabat yang lama tidak jumpa secara kebetulan bertemu di restoran.

" Kamu mau makan di sini juga ? " tanya Pak Dirta

" Ya tapi aku sudah selesai makan dengan kolegaku, sekarang mereka sudah pulang duluan " jawab Pak Roni.

" Ya sudah kamu gabung saja dengan kami di sini " Ajak Pak Dirta mempersilakan sobat lamanya itu duduk di kursi yang masih kosong.

" Mau pesan apa kamu Ron ? " tanya Pak Dirta

" Tidak perlu aku sudah kenyang " Pak Roni kembali menepuk pundak Pak Dirta

Mereka berbicang-bincang tentang banyak hal, mulai dari kenakalan waktu SMA, rebutan gadis pujaan sampai kepada bisnis yang mereka jalani saat ini. Pak Dirta seorang kontraktor di Jakarta walau skalanya tidak terlalu besar namun termasuk sangat sukses dengan beberapa cabang perusahaan yang ada di Bandung dan Jogja. Pak Dirta juga menjalankan bisnis bahan bangunan secara eceran. Dari yang teri sampai kakap di garap semua, begitu pula Pak Roni

Sedangkan Pak Roni adalah pengusaha otomotif, dia memiliki beberapa showroom di Jakarta, Tangerang dan Bogor. Mulai dari showroom motor, mobil untuk angkutan umum, mobil untuk pribadi sampai kendaraan besar seperti bus dan truk.

" Wah kenapa kamu jadi terjun ke dunia politik Ron, apalagi kamu juga ngeluarin uang sampai milyaran begitu ? " tanya Pak Dirta.

" Ya memang sangat besar, bahkan showroom mobilku yang di Bogor aku jual untuk dana kampanye. Sedangkan gaji anggota DPR berapa sih, setahun tuh gk nyampe 1 milyar, masa bakti 5 tahun, gk bakal balik modal. Tapi Gung kamu pikir deh, yang buat usaha kamu maju tuh siap ? kamu buat mall dari yang biasa2 saja sampai yang lumayan elit, buat perumahan dari yang murah sampai yang mahal. Klo gk ada rakyat yang suka berkunjung ke mall, beli rumah mana bisa bisnismu maju. " dengan meyakinkan Pak Roni menjelaskan alasan dia terjun ke duania politik.

Pak Roni memajukan badannya dengan tangan bertumpu pada meja makan " Sama kayak aku tanpa rakyat yang mau beli produk yang aku jual dari mana bisnisku bisa maju. Aku terjun ke dunia politik jadi anggota DPR dan mengeluarkan dana yang besar untuk kampanye semata-mata hanya untuk membalas budi masyarakat yang sudah turut memajukan bisnisku " omongan Pak Roni nampak sangat meyakinkan di mata Pak Dirta.

Kembali ke masa kini

Dina menyandarkan kepalanya di bahuku, menghela nafas panjang " Huft setelah pertemuan di restoran itu, Pak Roni jadi sering ke rumah gw membawa anak istrinya. Bagas itu anaknya Pak Roni, hubungan keluarga gw sama dia semakin dekat. Bokap gw akhirnya mutusin untuk mengikuti jejak Pal Roni bernaung di partai yang sama dengan Pak Roni " Dina kembali bercerita tentang ayahnya.

" Pemilu 2009 secara mengejutkan bokap gw terpilih jadi anggota DPR sedangkan Pak Roni tidak terpilih. Dari sinilah awal mula bokap gw terjerumus untuk korupsi. Pak Roni yang tadinya berniat baik karna kecewa tidak terpilih akhirnya Pak Roni memiliki rencana yang licik. Dia menunggu kesempatan saat bokap gw ada proyek di komisi DPR nya "

" Oohh bokapnya Bagas tuh bukan pejabat, gw kira kemaren pas nonton tv dia juga pejabat, pejabat gagal ternyata " ucapku.

" Yup dia sakit hati karna bokap gw yang terpilih padahal dia yang ngajakin jadi gitu lah kelakuannya " Lanjut Dina

" Pengadaan kendaraan Dinas untuk instansi2 pemerintahan yang perlu peremajaan kendaraan, tugas bokap gw sebagai anggota DPR, jumlahnya gak sedikit. Inilah kesempatan yang di tunggu Pak Roni, dengan segala hasutannya bokap gw yang tidak enak dengan Pak Roni karna Pak Roni tidak terpilih akhirnya mengikuti rencana Pak Roni "

" Dengan rekan2 kerja bokap gw di DPR, mereka sering mengadakan pertemuan dengan Pak Roni di rumah gw. Membahas pengadaan kendaraan dinas, dengan Pak Roni sebagai distributornya. Harga yang ditawarkan adalah harga kendaraan dengan fitur yang maksimal tetapi kondisi kendaraan dengan fitur yang minimum. Harga max barang min, sudah pasti keuntungan yang diraih pihak distributor yang dipegang Pak Roni jadi sangat besar "

" Dan pastinya juga keuntungan yang besar itu di bagi2kan kepada masing2 anggota. Mulai saat itu hampir 70 % aset kekayaan keluarga gw dialihkan atas nama kang Karta. Nyokap gw udah menyadari semua ini dari awal, sejak Pak Roni makin sering berkunjung ke rumah gw setelah pemilu 2009 "

" Nyokap gw masang alat penyadap di seluruh ruangan di rumah gw kecuali kamar tidur dan kamar mandi saat bokap gk ada di rumah. Juga kamera CCTV di berbagai sudut dengan alasan keamanan. Nyokap gw yang mulai sibuk dengan bisnis keluarga karna bokap gw yang udah gk sempet ngurusin. Walaupun begitu nyokap gw masih sempet ngawasin pergerakan bokap gw beserta teman2 kerjanya "

" Bokap gw semakin asik dengan korupsinya, segala macam pengadaan kendaraan dinas pemerintah di berbagai daerah selalu bekerja sama dengan Pak Roni, sampai2 membuat perusahaan palsu agar lebih leluasa menjalankan praktek korupsinya "

" Saat itulah gw jadi kesepian lalu Bagas sering ikut datang dengan bokapnya. Akhirnya kami sering ngobrol lalu curhat masalah ortu yang makin sibuk dengan kerjaannya. Merasa mempunyai nasib yang sama kami jadi semakin dekat dan akhirnya pacaran. Kami berdua jadi anak yang broken home karna ortu kami yang sudah tak peduli lagi walaupun begitu gw bangga dengan status keluarga gw. Free sex, kehidupan malam, dugem, bir jadi menu sehari-hari gw dan Bagas. Ketenaran karna anak pejabat yang gw raih jadi membuat gw semakin bangga akan kehidupan gw itu "

" Ketika gw sedang asik menikmati kehidupan gw yang menurut gw sempurna itu tiba2 hal yang sudah di prediksi nyokap gw terjadi. Yup bokap gw ketangkep KPK, sebagian besar harta gw di sita KPK kecuali harta yang udah di atas namakan kang Karta. Harta atas nama keluarga gw yang gk disita Cuma rumah sama mobil yang gw pake sekarang, karna menurut KPK harta itu didapat sebelum bokap gw jadi pejabat "

" Gw benci sama ortu gw, ge benci dilahirkan dikeluarga ini " Tampak air mata membasahi pipi Dina

" Krauk krauk krauk Oowwww sunggwuh trwagis ya " ku elus pipinya yg basah terkena air mata.

Tiba-tiba Dina mencengkram leher ku lalu menggoyang-goyangkannya seolah mau melepaskan kepalaku " Lo tuh ya gk bisa apa serius dengerin cerita gw, lo tuh kan cwok dasar kudanillllll " kemarahan Dina nampak memuncak

" Tangan lo tuh kotor kena cikhi pake elus2 pipi gw segala, ikutan kotor bodoohh pipi gw " Dina masih sama mencekek leherku.

" Din Din Din gw gk bi bi bisa makan nih lo cekek " ucapku terbata.

Dina melepas cengkramannya dan menangis, nampak kesedihan di wajah cantiknya itu. Ku peluk erat Dina, kusandar kan kepalanya di bahuku.

" Jangan biarkan diri lo kalah pada kehidupan ini. Seorang perempuan harus kuat, apapun yang terjadi jangan pernah membenci saat lo dilahirkan. Tak masalah jika tidak ada yang memuji lo, selama lo terus tersenyum, hal2 yang membahagiakan akan lo dapati " bisikku coba menenangkan Dina.

" Jangan membenci orang tua lo karna seburuk apapun mereka tetap orang yang paling berjasa buat lo. Sekuat apapun usaha lo membalas jasa mereka, tetap saja lo gk akan bisa " ucapku kembali.

Ku hapus air mata di pipinya, kali ini tanganku sudah ku lap. Ku belai rambutnya, ke kecup keningnya. Lala ku kecup keningnya sampai tangisannya reda. Ku angkat wajahnya lalu ke kecup bibirnya.

" Dra thanks ya " ucap Dina lirih, kembali Dina merangkulku erat dan bibir kami mulai berpagut.

Ku pererat rangkulan kami, sambil ku belai rambutnya yang wangi. Tanpa sadar lidah kami sudah saling bermain dalam pagutan. Ku rasakan nafas Dina makin tersengal, ku pejamkan mataku, ku nikmati tiap detik permainan lidah kami.

Dina melepas pagutan kami, kepalanya mendongak memberi isyarat padaku untuk menikmati lehernya itu. Aku pun sudah paham dan langsung ku jilati leher Dina dari pangkal leher sampai sela-sela telinganya. Terlihat olehku bulu2 halus kulit Dina berdiri, merinding menerima rangsangan lidahku.

Dina mulai menekan kepalaku turun ke bawah menuju payudaranya. Ku keluarkan payudara indahnya sebelah kanan yang masih terbungkus kaos dan bra nya. Ku keluarkan dari atas pakaiannya, sehingga membuat pakaiannya melar. Nampak lebih kencang payudaranya karna tertekan pakaiannya.

Ku remas-remas dengan lembut lalu ke emut putingnya yang sudah mengeras. Dina makin menekan kepalaku menjambaki rambutku tak karuan.

" OOOuuuggghhh Dra enak banget, trs Dra nyot tetek gw yang kenceng " keliaran Dina kembali muncul, Dina memang selalu liar seperti biasanya.

" HHHHmmmmm " sulit untukku bernafas karna wajahku tertekan payudaranya. Ku lepaskan tekanan Dina pada kepalaku. Kini kami saling memandang berhadapan dengan nafas tersengal.

Pandangan penuh birahi terpancar dari kami berdua. Ku ambil nafas dalam2 lalu ku rebahkan tubuh Dina di sofa. Ku lepaskan kaos dan branya dan ku lempar entah kemana. Dengan kasar ku remas kedua payudara yang menjulang menantangku, dan ku hisap kedua putingnya bergiliran.

Dina hanya bisa menggelinjang tak karuan sambil menjambaki rambutku.
" Ooouuuggghhh terus Dra, lebih liar lagi Dra " Dina semakin hanyut dalam birahinya, menekan dan menjabaki ku.

Ku buka celana dan cdnya nampak vagina Dina sudah terlumasi lendirnya sendiri. Langsung saja ku masukan jari tengahku kedalam vaginanya. Tanganku yang satunya lagi masih bermain meremasi payudaranya dan mulutku memilin-milin putingnya itu.

" AAAAAAkkkkhhhhh sial lo Dra enak banget " Dina menaikkan tubuhnya saat jariku masuk seluruhnya ke dalam vaginanya. Ku kocok jariku itu membuat Dina makin tak karuan.

" Ya ya ya begitu Dra, hhhhmmmm enak bgt sssssshhhhhhhh " desah Dina menerima rangsangan di tempat2 sensitifnya itu.

Tangan Dina mulai mencari-cari penisku tapi ku hindari. Ku angkat tubuh Dina lalu ku posisikan Dina duduk mengangkang. Nampak vagina yang sudah sangat basah memanggil penisku.

Langsung kusapu vaginanya dengan lidahku, tak ada ku biarkan setiap mili vaginanya terlewatkan oleh lidahku.

" Ooooohhhhh terus Dra " Dina hanya bisa menengadahkan kepalanya dengan tangan memegangi rambutnya. Nampak seksi sekali dengan pose yang seperti itu. Tanganku merayap kembali menuju putingnya. Ku plintir2 mencari gelombang kenikmatan.

" HHHmmmmm aaaahhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh " Desahan Dina makin keras, pinggulnya mulai bergoyang menikmati sapuan lidahku di vaginanya. Tubuhnya mengejang tak karuan dan

" Crott crott croottt " cairan orgasme Dina menyemprot deras membasahi mulutku.

" HHhhhhhmmmmmm Dra kontol lo mana " pinta Dina yang sudah sangat ingin menikmati penis kerasku ini.

Ku berdiri di hadapan Dina dan Dina langsung memposisikan mulutnya ke penisku. Tanpa aba2 langsung melahap batang keras milikku. Seolah ingin membalas perbuatanku terhadap tubuhnya tadi. Dina memaju mundurkan mulutnya dengan sangat cepat, lebih cepat dari semalam. tangannya meremasi pantatku dan menekannya hingga penisku masuk lebih dalam di mulutnya itu.

Suara decik air liur Dina melumasi kuluman bibirnya di penisku mebuat Dina semakin menjadi-jadi. Kakiku sudah sangat gemetar hingga sulit untukku berdiri.

" Plup " suara mulut Dina melepaskan kulumannya.

Dina kembali bersandar pada sofa dan membuka kedua pahanya. Ku arahkan penisku menuju lubang kenikmatan yang terus menerus memanggil sedari tadi.

Slleeeeppppp dengan mudahnya penisku menerobos vagina yang sangat licin itu. Dina kembali mengadahkan kepalanya ketas dan mengangkat tangannya. Membuka akses lidahku menikmati area kegeliannya.

Ku jilati kembali lehernya dengan penis yang terus menerus memompa vaginanya makin kencang. Ku arahkan lidahku menuju sela-sela telinganya lalu turun menuju ketiaknya. Ku jilati ketiak halus tanpa bulu beraroma wangi menggugah rasa birahiku semakin tinggi.

" Dra " panggil Dina mesra menyebut namak. Ku hentikan sejenak dari aktifitas lidahku, ku tatap matanya yang berbinar penuh arti. Bibir kami saling mendekat, kami pejamkan mata kami hingga bibir kami bertemu. Kurasakan hembusan nafasnya yang begitu lembut.

Ku teringat dengan permainan Bu Listi dengan kang Karta semalam. Ku coba praktekan dengan Dina. Ku balikkan posisi Dina hingga Dina menungging dengan tangan bertumpu pada sandara kursi. Ku masukan penisku ke dalam vaginanya dari belakang. Kembali ku pompa vaginanya dengan RPM yang tinggi, ku tarik rambutnya ku angkat tubuhnya, kuremas payudaranya dengan kasar. Ku jilati tengkuk hingga lehernya.

" SSSSSShhhhhhhhhhhhh oooooouuuuuggghhhhhhh Hhhmmmmmm aaaaaaaaakkkkggggg" Dina hanya bisa mendesah-desah tak jelas. Sepertinya Dina sudah tak berdaya menikmati hujaman kenikmatan yang ku beri.

Tubuhnya kembali menegang, vaginanya makin mencengkram erat penisku. " AAAhhhhhhhhhhhhhhhhhh Dra gw keluar lagi oooooooouuuuuuuuuuuugggggghhhhhh " terasa cairan orgasme Dina menyemprotkan penisku.

Tubuh Dina yang sudah melepas ku tahan dengan kedua tanganku, ku masih asik memompa vaginanya. Tampa Dina sudah kelelahan meladeni permainanku.

" Dra cape banget gw Dra " ucap Dina lirih, seperti memohon padaku untuk menyudahi permainan ini.

" Memek gw udah gk kuat Dra, pake mulut gw aja ya " ku yang tak tega langsung mencabut penisku pada vaginanya. Ku baringkan tubuh Dina di sofa tapi Dina langsung bangkit dan membaringkanku ke sofa.

Dina pergi kedapur dan kembali dengan membawa botol dingin kulkas " Siap sayang " ucap Dina tersenyum.

Dina meminum air tapi tak ditelannya dan langsung mengulum penisku. " Hhhhhhhmmmmmmm gila enak banget Din " sensasi yang diberikan Dina sungguh luar biasa, air dingin yang mengalir membasahi penisku membuat rasa dingin campur nikmat yang baru ini ku rasakan.

Dina memaju mundurkan mulutnya sambil menghisap-hisap penisku dan tangannya ikut mengocoki penisku. Saat rasa dingin di penisku menghilang Dina kembali meminum air dingin dan kembali mengulum penisku.

15 menit Dina mengulum penisku dengan RPM yang tinggi, terasa penisku mulai mengejang, carian spermaku sudah berada di ujung, dan crot crot crot crot crotttttt semburan spermaku masuk menuju rongga2 mulut Dina. Tak mau berhenti Dina masih saja mengulum penisku sampai mengecil dan " Plup " Dina melepas penisku agar penisku bisa tidur dengan nyenyak.

Dina merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, nafas kami ngos2an mengakhiri permainan yang semakin liar saja.

" Lo makin hebat aja Dra " puji Dina padaku.

" Kan lo yang ajarin Din " ucapku membalikan pujiannya.

Kamipun tertawa bersama dan tertidur sejenak melepas lelah di tubuh kami. Saat bangun kami baru sadar kalau pintu dan jendela dalam keadaan terbuka. Waduh kalo ada yang liat gimana nih tapi ku lihat tak ada ke kwatiran di wajah Dina. Yah dia memang gitu sih.
 
Part 8 ( Sisi lemah Dina )

" Liburannya udah selesai nih Din " ucapku lemas membawa barang2 ke mobil.

" Belom, kan kita mau jalan2 dulu di Bandung, kita ke gedung satenya " ucap Dina mengingatkan rencana kami.

" Wow kita makan sate, baik banget sih lo " dengan penuh semangat ku masukan semua barang bawaan kami ke mobil.

" Gedung sate bodoooohhh bukan makan sate " dengan sewotnya Dina memperjelas tapi tak ku pedulikan.

.......

" Kang fotoin kita berdua donk " pinta Dina pada kang Karta sambil mengalungkan tangannya ke leherku dan menarik kepalaku.

" Woiii gw belowm siwap nih, mulwut gw masih pwenuh " protesku karna poseku sangat gk banget. Dengan pipi yang mengembung karna mulutku tersumpal penuh dengan makanan. Pasti fotonya jelek deh.

" Yuk kang Karta pergi dulu ya " Dina pamit pada kang Karta. Kami pergi menuju gedung sate, sudah pasti untuk makan sate he he he he.

" Hoooaaaammm ngantuk plus bosen nih Din ganti lagu donk " ku mulai bosan dengan lagu2 korea yang di putar Dina di mobil. Huh dasar cewek terkena demam korea.

" Lo bawel amat sih, nih liat ini aja " Dina menaikkan baju dan juga branya sehingga payudaranya menyembul keluar.

" Tapi gak jadi deh he he he he " langsung ditutup kembali baju dan branya itu. Hanya membuat ku penasaran saja.

" Makin gede aja tuh toket lo Din "

" Iya lah lo grepein mulu tiap hari "

Sesampainya di gedung sate tiba-tiba wajah Dina menjadi pucat " kok kepala gw pusing ya, vertigo gw kayaknya kambuh nih " Dina menurunkan posisi jok mobilnya supaya dia dapat rebahan.

" Lo kenapa Din ? kita ke dokter aja yuk " tanyaku kwatir dengan keadaan Dina.

" Gw lagi gk bisa bawa mobil Dra, gw istirahat sebentar aja " ucap Dina memejamkan matanya.

" Gw bisa nyetir ko, lo pindah ke jok gw aja " ucapku lalu membantu Dina pindah ke jok sebelah. Dan aku menyetir mobil Dina menuju rumah sakit terdekat.

...........................

Saat di rumah sakit ku bangunkan Dina tapi gk bangun2 " Din Din bangun Din kita sudah sampai "
Dina masih saja tertidur, oh apa dia mati " Dinaaaaa jangan mati Din nanti siapa yang mau kasih jatah makan tambahan ke gw "

" Bodoh mana mungkin gw mati meninggalkan cowok kelaperan kayak lo " Dina perlahan membuka matanya dan bangun. Ku papah Dina masuk ke dalam rumah sakit.

setelah dokter memeriksa Dina " Ini saya kasih resepnya, kamu jangan kecapean dulu ya " ucap dokter memberikan resep obat.

Setelah ku tebus obat Dina kami langsung menuju mobil " Kita balik lagi ke Villa aja ya, klo lo udah mendingan baru kita balik ke Jakarta " ucapku

" udah kita langsung balik aja ke Jakarta, besok kan kuliah, klo udah minum obat juga sembuh kok, udah biasa gw Cuma lupa bawa obat aja dari rumah " Dina bersikeras untuk pulang ke Jakarta.

" Ya udah kita makan dulu deh biar lo bisa minum obat " ku stater mobil mencari tempat makan.
Saat di rumah makan " tumben makan lo dikit banget Dra " tanya Dina melihatku yang tak biasanya.

" Masih kenyang " jawabku yang kwatir sekali dengan keadaan Dina, hingga tak bernafsu makan.
Setelah makan dan Dina meminum obatnya kami pun pergi kembali ke Jakarta. Saat masuk ke dalam mobil Dina langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur.

Beban Dina memang sangat besar, untunglah dia tidak pingsan tadi. Kehidupan sedang kejam terhadap dirinya tapi aku yakin nanti Dina pasti dapat menemukan kembali kebahagiaan sejati.

Aku jadi berfikir sebenarnya hubungan aku dengan Dina apa ????? temen ? tapi sampai bersetubuh, pacar ? tak pernah ada pengakuan antara aku dan Dina. Walaupun tak dapat ku hindari luapan perasaanku yang mulai mencintainya, tapi cintaku pada Vika masih sangatlah besar.

Oohhh aku jadi merasa bersalah pada Vika, kenapa tadi malam ku bohongi dia. Harusnya aku tak membuka laptopnya, harusnya aku tak online. Hai hai hai mengapa aku jadi terbawa perasaan yang merepotkan seperti ini.

" Dra " Dina terbangun lemas, sepertinya dia sudah mendingan. Ku tatap wajahnya " lo udah baa wwwwwweeeeeeeeeeeeekkkkkkkkkkkkk " entah iblis apa yang merasuki dirinya tiba2 saja Dina mencekikku. Reflekku langsung meminggirkan mobil lalu berhenti.

" LO GK BILANG KLO BISA NYETIR, NGEBIARI SEORANG LADY JATUH SAKIT " dapet energi darimana Dina bisa mencekikku dan marah seperti itu.

" lo lo lo gk gk na na na nya sih "

" TERUS KLO GW GK NANYA LO JADI TEGA GITU HAH "

" soooo rrrryyyy Din " ku tergeletak lemas tak berdaya, mata ku pejamkan dengan lidah menjulur keluar

" Dra Dra Dra kenapa lo, jangan mati Dra gw gk ada niat matiin lo kok " ucap Dina lirih.

" Masasih gw udah mati, perasaan belom deh " ku tersenyum dengan mata masih tertutup.

" JEEEDDDEEERRRRRR " jitakan Dina telak mengenai ubun2ku. Dina memalingkan wajahnya ke arah luar.

" Udah yuk lanjut Din "

" Iya " wow ketus sekali Dina

Hujan deras campur badai mengiringi perlajanan kami saat di jalan tol, dan Dina masih saja cemberut tak mau memperlihatkan wajahnya kepadaku.

" Haiiii cantik kok cemberut " waduh masih saja Dina terdiam memalingkan wajahnya. Sepertinya marah besar nih

" Din ini kan tol cipularang yang terkenal angker itu "

" Konon dahulu saat jaman Belanda, di sini tuh terkenal dengan gadis2 cantiknya. Dan ada 1 gadis yang paling cantik, jika gadis itu lewat di tengah sawah maka laki-laki yang sedang memacul di sawah tanpa mereka sadari pacul mereka mengenai kaki. Karna mata dan pikiran para lelaki hanya tertuju pada gadis itu. Bahkan Mereka tidak akan terasa sakit terkena pacul dan akan berasa saat gadis itu hilang dari pandangan mereka "

" Banyak menir2 Belanda yang jatuh cinta pake banget lagi sama gadis itu. Tapi gadis itu menolak pinangan menir2 Belanda itu. Karna kesal menir Belanda menghabisi seluruh keluarga gadis itu, betapa marah dan bencinya gadis itu terhadap para menir "

" Untuk membalas dendam gadis itu merencanakan sesuatu "

" Jeger jeger jeger suara petir bersaut-sautan. Ditengah hantaman petir yang menggelegar terdengar suara musik khas daerah ini dan terlihat seorang gadis menggunakan kebaya seksi meliuk-liukan tubuhnya mengikuti alunan musik tersebut. Yup gadis yang menari itu adalah gadis kembang desa ini, yang keluarganya dibunuh oleh para menir "

" Dia menari ditengah sorak-sorai para menir yang dilanda mabuk. Tangan-tangan jahil para menir menjamahi tubuh gadis itu. Dengan senyum penuh air mata di hatinya gadis itu menyambut tangan-tangan jahil itu dengan lebih bergairah. Di arahkan tangan2 itu menuju area yang menyenangkan pada tubuh gadis itu "

( stop stop stop, kenapa jadi cerita erotis ya, kan niatnya mau cerita horor )
Balik ke gadis itu singkat kata singkat cerita

" Setelah para menir asik berpesta minuman keras di temani tarian kembang desa itu. Mereka di ajak oleh gadis itu ke sebuah rawa. Gadis itu membuka seluruh pakaiannya dan merebahkan tubuhnya di atas rawa "

" Silakan jilati seluruh tubuhku puaskan aku hai para lelaki tampan. Ucap gadis itu seolah memohon kenikmatan dari para menir. Di tengah guyuran hujan dan dentuman petir dengan nafsu yang sudah kepalang besar menir2 itu menjilati bagian2 tubuh wanita itu, dari ujung rambut sampai ujung kaki "

( Ssttttoooooppppp kenapa ceritanya erotis lagi sih )
Sabar napa bentar lagi nih nyampe nih sisi horornya. Gw rebus lo, balik lagi ke rawa2

" Menir2 yang sedang dimabuk birahi tiba2 satu persatu tergeletak dengan tubuh mengejang hebat, wajah putih khas bangsa eropa berubah menjadi biru gelap. Ahhh ternyata gadis itu telah melumuri tubuhnya dengan racun kalajengking. Racun yg tidak mematikan tapi hanya melumpuhkan, racun yang tidak luntur terkena sapuan air hujan yang mengenai tubuh gadis itu "
" Saat raungan penderitaan para menir yang bersaut-sautan seolah bersaing dengan suara petir.

Gadis itu mengambil sebilah pisau dari baju yang dia lepaskan tadi. Satu persatu mata para menir itu dicongkel. Jeritan kesakitan dari para pria bejat itupun semakin keras, disambut lolongan srigala lapar dari hutan. Seolah srigala2 itu tahu bahwa akan ada makanan di rawa nanti. "

" Setelah puas gadis itu membalaskan dendam keluarganya, dengan pisau yang berlumur darah dia tusukkan kejantungnya sendiri. Gadis itu mati di tengah penderitaan para menir. Para menir tidaklah mati karna perbuatan gadis itu tapi mati karna tercabik-cabik srigala lapar dari hutan yang sudah mencium aroma darah dari rawa2 itu "

" Arwah para menir tidaklah tenang, setiap hujan badai arwah2 itu mencari gadis yang sedang marah saat perjalanan untuk membalaskan dendam mereka. Dan itu di belakang lo siapa Din "

Sontak saja Dina ketakutan langsung memelukku erat. Tubuhnya bergetar begitu hebat, terdengar suara isak tangis yg sangat memilukan.

" Jahat banget sih, nakut2in. Mana di rumah gw sendiri lagi, pokoknya lo harus nginep temenin gw " ucap Dina, air mata nampak membasahi pipinya.

" Makanya jangan cemberut aja "

" Abisnya tega banget "

Pukul 02.00 siang sampai di rumah Dina disambut oleh mba Tia untuk membantu membawa barang bawaan kami.

" Huft lelahnya " Dina merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.

" Bentar ya Din " ku keluar kamar Dina menuju ruang makan. Laperrrrr nih sehabis perjalanan jauh. Kira2 mba Tia masak apa ya.

" Eh mas Andra, mau makan mas " sapa mba Tia yang sedang mempersiapkan makanan di meja makan.

" Iya Mba "

" Silakan Mas "

Saat sedang asik melahap makanan yang tersaji di hadapanku tiba2 saja Dina muncul dan duduk di sebelahku. Dengan tubuh yang masih lemas Dina menyandarkan kepalanya di bahuku tanpa mengucapkan sepatah katapun.

" Lo gk makan Din, ntar mati lho "

" Suapin " ucap Dina lemas

Sejak kapan nih cewek jadi manja gitu. Ku suapi Dina dengan lembut, sangat lembut hingga setiap 1 suapan untuk Dina ku suap makanan 5 kali untukku.

" Lo nginep di sini dulu ya Dra, gw takut gara2 lo nih, mana kondisi gw masih ngedrop "

" Lo besok gk usah kuliah aja Din istirahat "

" Tapi lo juga ya, lo ngerjain tugas di sini aja, kan lo bawa laptop, pulang sore. Kelas mah udah gk penting yang penting tugas lo kelar "

Waduuuuhhh padahal kan gw udah janji sama Vika untuk bahas tugas hari senin. Memang sih semester akhir sudah berkurang aktifitas pelajaran agar para mahasiswa fokus pada tugas akhirnya saja.

" Gw udah janji sama temen gw Din untuk bahas tugas besok di kampus "

" Kan selasa bisa, suruh temen lo ngerjain aja dulu terus selasa baru dibahas bareng. Gw kasih makanan yang banyak deh biar lo betah di sini Dra "

Klo janji sama si pelatih pesut sih gk masalah ku cancel, tapi kalo janji sama Vika itu bisa dilema.

" Bentar gw sms temen gw dulu Din " ucapku seraya mengambil ponsel dari sakuku.

" Vik gw gk enak badan nih kayaknya besok gk bisa masuk, jadi kita bahasnya selasa aja ya " ku kirim pesan ke nomor ponsel Vika.

Tak berapa lama Vika pun membalasnya " Ah lo gimana si Dra, gw lagi buntu nih udah 2 hari gk bisa ngerjain tugas. Please ya besok lo masuk, gw kasih makanan yang banyak deh biar lo sehat "

Oh may oh may kedua wanita itu menjanjikanku hal yang sangat istimewa. Makanan dari Dina atau dari Vika nih yang aku pilih.

Aha cring, lampu di kepalaku menyala " Din klo 3 jam aja gw ke kampus terus gw balik lagi ke sini gimana ? "

" Ya udah gw kurangin jatah makan lo " waduh gawat nih

" Bentar2 gw sms temen gw lagi " kembali ku keluar ponselku dari saku.

" Vik kalo malem sekitar jam 7 gw ke rumah lo bahas tugas gimana ? " sms ku kembali pada Vika

" Ya udah gw kurangin jatah makan lo "

Sialan keduanya sama2 mau kurangin jatah makan buatku. Apa otak kedua wanita itu satu jenis ya. Galau level 11 nih kalo begini.

" Ya udah deh gk papa jatah makan gw lo kurangin Vik. Oke ya besok jam 7 malem gw ke rumah lo " akhirnya kuputuskan memilih Dina, biarlah makanan dari Vika berkurang toh keduanya tetap memberiku makanan. Sekalian modus ngapelin si Vika.

" Iya " tulis Vika dalam smsnya disertai emoticon marah.

" Oke Din gw besok temenin lo seharian "

" Nah gitu donk " ucap Dina dengan senyum menghiasi bibirnya. " Muach " kecupan Dina menyambangi pipiku.

Saat malam hari tiba di pinggir kolam ikan rumah Dina, ku duduk termenung memandangi kolam itu.

" Guk guk guk guk guk eeerrrrrrrrrr " suara gonggongan anjing Dina sedari tadi tak bisa diam. Aku yang sudah terbiasa dengan suara itu sudah tidak takut lagi. Karna di kandangin juga sih jadi gk ngeri.

" Brisik lo njing ntar ikannya kabur nih gk mau makan umpan gw " bentakku pada anjing itu karna mengganggu aktifitasku memancing di kolam ikan Dina.

Sambil menunggu ikan nyangkut di kail ku, ku kipasi bara api untuk bakar ikan nanti.

" EH KUDANIL ITU IKAN2 KESAYANGAN ADE GW NGAPAIN LO MAU PANCING, SEGALA ADA PANGGANGAN LAGI " seru Dina dari depan pintu rumahnya. Sejak kapan si Dina muncul.

" He he he iseng Din abis bete gw di rumah lo gk ada yang menarik "

Dina menghampiriku lalu menjewer telingaku " Sini lo masuk ke dalem, kalo lo lepas dari pengawasan gw bisa2 anjing gw lo sate "

" Din sakit Din klo gw mati terus arwah gw gentayangin lo gimana "

" Diem deh jangan omong serem2 mulu " langsung saja tubuh Dina gemetaran.
 
Part 9 ( Tidak Ingat )

Pagi hari ku buka mataku dan ku lihat di sampingku sudah tidak ada Dina. Terdengar suara gemerincik air dari dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur Dina. Ternyata Dina sedang mandi.

Ku beranjak dari tempat tidur untuk pergi ke dapur. Ku langkahkan kakiku " GUBRAAAAAKKKKK "

Sialan siapa yang merantai kakiku di tempat tidur hingga ku jatuh tersungkur.

" Crek " suara pintu kamar mandi terbuka, Dina keluar dengan tubuh berbalut handuk biru.

" Pagi Andra " sapa Dina dengan wajah tersenyum puas.

" Woiii cumi bakar pasti ini kerjaan lo "

" Abis klo gk gitu bisa2 isi kulkas gw abis lo makan "

" Lepasin gk "

" Hhmmm Gimana ya, tuh ambil sendiri " ucap Dina sambil mengambil kunci dari laci meja lalu melemparnya jauh dari jangkauanku.

" Gw gk nyampe Din "

Dina membuka handuknya tanpa memperdulikanku. Diremas-remas payudaranya dihadapanku. Diambil kunci rantai yang dia lempar lalu digigitnya. Kembali Dina menggodaku yang tak mampu aku menjangkaunya. Dina meremasi payudaranya dengan mulut yang sedang menggigit kunci rantai.

" Din jangan bercanda deh lo "

" Iya2 bentar gw pake baju dulu "

Setelah mengenakain baju putih ketat dengan celana pendek motif bunga2 Dina membukakan rantai yang mengikat kakiku.

" Mandi dulu sana baru kita makan " senyum Dina penuh rasa puas.

" Hmmm " Akupun mengambil peralatan mandiku dari tas dan berjalan menuju kamar mandi, bagus juga kamar mandinya. Ada tempat berendamnya juga.

Setelah mandi ku lihat Dina sudah tidak ada di kamar, mungkin sedang menungguku sarapan. Ku ambil pakaianku dari dalam tas. Aha ada kaos putih juga nih, pake ah biar keliatannya couple gitu sama Dina.

Setelah memakai baju akupun bergegas menuju meja makan. " Hai Din, gimana keadaan lo ? "

" Udah mendingan Dra "

" Thanks ya udah mau temenin gw " ucap Dina penuh dengan senyum.

" Din gw penasaran sama lo Din "

" Penasaran apa Dra "

" Kok lo bisa tau sih nama gw pas di tukang ketoprak, padahal kan kita belum kenalan sebelumnya ? kalo gw kenal lo sih wajar semua orang di kampus kenal lo, nah klo lo yang kenal gw itu yang bingung " tanyaku sambil menyendok makanan ke piring yang ada di hadapanku.

" Lo lupa sama gw Dra "

" Lupa ????? " ucapku keheranan

" Waktu pertama masuk kuliah pas ospek, itu pertama kali kita kenal "

" Hmmmm masa sih " Ku heran kapan kami pernah kenalan

" Waktu itu lo yang nolongin gw pas gw mau diperkosa sama senior2 "

Flash back saat masa ospek Andra dan Dina

" Kak saya mau di bawa kemana ? " ucap seorang gadis dengan kemeja putih, rok hitam dan rambut di kepang 2 serta name tag besar di dadanya bertuliskan " DINA " saat digiring menuju kantin kampus dengan 3 orang senior lelaki.

" Makanya kamu tuh kalo disuruh senior jangan ngebantah " ucap salah satu senior.

" Bukannya ngebantah tapi saya gk bisa kak "

" Udah jangan bawel, terima aja hukuman dari kita "

" Kak kok tumben kantin jam segini sepi " Dina semakin gemetaran saat melihat kondisi kantin yang tak biasanya. Biasanya kantin tutup sekitar jam 4 sore tapi masih jam 1 siang sudah tidak ada orang sama sekali.

" Bro pegangin dia bro, jatah pertama buat gw " perintah salah seorang senior kepada 2 orang temannya.

" Kak apa2an...... " mulut Dina langsung di bekap oleh kedua tangan lelaki yang memeganginya itu sebelum sempat meneruskan kata2nya.

Di sudut kantin lainnya muncul seorang pria, clingak clinguk " Huh ko sepi nih kantin "

Pria dengan kemeja putih, celana hitam dan kepala botak serta name tag besar di dadanya bertuliskan " ANDRA ". Itulah peraturan ospek untuk mahasiswa baru.

" Oi oi ooii " seru Andra kepada 3 orang senior dan juga Dina saat melihat mereka.

" Gawat coy kita kabur kalo dia ngelapor bisa gawat nih " ketiga senior itupun kabur.

Andra berlari menuju mereka tapi mereka sudah terlanjur jauh larinya. Hanya Dina seorang diri terdiam dengan air mata membasahi pipi serta tubuh yang gemetar ketakutan.

" Oh ternyata mahasiswa juga, kirain yang jualan di kantin " ucap Andra seraya memandang ketiga senior yang lari.

" Eh Mbak yang jualan di kantin ya ? " tanya Andra menoleh ke arah Dina.

" Kok jam segini udah tutup sih mbak ? "

" Eh kok nangis mbak, mereka gk bayar ya mbak makan di warung mbak ? "

" Pantesan sepi nih kantin mahasiswanya pada gk mau bayar sih, padahal gw laper banget nih " ucap Andra sedikit sewot

Dina masih terisak-isak, dia masih ketakutan.

" Ya sudahlah gw cari makan di luar kampus aja, gak asik kantin kampus nih " Andra berlalu untuk meninggalkan kantin

" Eh tunggu gw ikut " ucap Dina sudah mulai tenang. Langkah Andra pun terhenti sejenak.

" Mbak laper juga ya ? kasian mbak ya, gara2 mahasiswa tadi makan semua dagangan mbak tapi gk bayar "

" Thanks ya, gw traktir deh lo " ucap Dina yang sudah tak ada ketakutan lagi.

" Wahhh ternyata mbak murah jantung sekali, padahal dagangannya gk dibayar malah mau traktir saya "

" Yang bener murah hati " mereka pun pergi berlalu mencari makanan.

Kembali ke masa kini saat di meja makan

" Saat itu pertama kali kita kenal, sejak itu gw suka perhatiin lo, tapi lo cuek2 aja. Gw kan gengsi klo negor lo duluan, masa cewek negor cowok duluan. Lama2 gw jadi cuek sama lo karna semakin banyak orang yang deketin gw "

" EH KUDANIL LO DENGERIN GW GAK SIH " omel Dina saat melihatku sedang asik dengan makanan

" Hmmmm " ku hanya menganggukkan kepalaku saja.

Setelah ku telan semua makananku ku lihat Dina yang cemberut " Ohhhh jadi lo mbak yang jualan dikantin "

" Lo sampe sekarang masih nyangka cewek yang di kantin dulu itu penjual makanan ? Itu gw mahasiswi sama kayak lo kudanillllll "

" Ohhh itu lo toh, abis dulu cupu sih jadi gw kira yang jualan di kantin " ucapku santai

Dina nampak geram denganku dan menjewer telingaku " LO PIKIR WAKTU ITU LO GAK CUPU APA HAH"

" Eh Dra lo udah kelar makannya " masih aja Dina terkejut denganku.

" Bete nih enaknya ngapain ya Din "

" Berenang yuk "

" Kolam ikan lo kecil Din "

" Siapa yang mau berenang di kolam ikan, di belakang tuh ada kolam renang. Sebenernya lo pinter gk si Dra " ucap Dina menundukkan kepalanya.

" Ohh gw kira berenang di kolam ikan lo. Tapi gw gk punya baju renang Din "

" Gk usah pake baju aja, gw juga gk pake baju kok "

Wow bakal seru nih " Oke ayo kita kemon "

Kami pergi meninggalkan meja makan, menuju kolam renang yang berada di halaman belakang. Pemandangan yang bagus, kolam renang yang luas dengan tembok grafiti pemandangan pedesaan.

Setelah kami menanggalkan seluruh pakaian kami " Jeebuuuuurrrrrrr "

" Woiii kudanil main nyemplung aja, pake sunblock dulu terus pemanasan biar gk kram. Males gw gotong2 lo klo kram "

" Oh iya ya " ku naik ke pinggir kolam renang menghampiri Dina yang sedang melumuri tubuhnya dengan sunblok.

" Andukin dulu badan lo nih, terus pake sunblock "

" Ya ya ya " ku handuki tubuhku supaya kering.

" Pakein sunblock ke punggung gw donk Dra " pinta Dina memberi sanblock padaku.

Ku lumuri sunblock pada punggung Dina secara merata lalu ku turunkan tanganku menuju kedua paha mulusnya.

" Hhmmm " Lenguh Dina saat tanganku mengusap pahanya.

Ku mulai raba selangakangannya Dina menyambut dengan membuka sedikit pahanya itu. Ku mainkan jariku di sekitar vaginanya.

" Oooohhhhh " desah Dina meresapi permainan jariku.

Ku balikkan tubuh Dina lalu ke terkam bibir indahnya yang sedari tadi mendesah.

" Dra gw pakein lo sunblock dulu ya " ucap Dina melepas ciumanku.

Mulai dari wajahku Dina mengoleskan sunblock dengan lembutnya, lalu turun menjamahi leher menuju dadaku kemudian perut. Seketika ku merinding merasakan sentuhan jemari lembut Dina.

Lalu Dina membalikan tubuhku, menggosok punggungku hingga merata, tangan2nya mulai jahil menjamahi area sensitifku. Merabahai selangakanganku, membelai bulu2 penisku. Ditempelkan tubuh Dina dengan tubuhku, tangan Dina masih aktif menggelitik selangkanganku.

" Ini musti dikasih sunblock juga biar gk kebakar " bisik Dina saat jemarinya mulai melumuri penisku yang perlahan mulai tegang.

Di olesi sunblock di penisku dengan begitu lembutnya " Geli banget Din "

Ku arahkan wajahku menuju wajahnya. Seperti sudah mengerti maksudku, Dina menyambut bibirku yang mendekati bibirnya. bibir kami pun menyatu, ku belai paha mulus Dina, ku cari2 letak vaginanya.

Binggo lubang vaginanya berhasi ku temukan, lalu ku belai lembut. Kami saling memainkan kelamin kami.

" OOOooohhhhhh Jadi gini nih pemanasan sebelum renang Din"

" Sssshhhhh iya Dra "

Penisku yang sudah berdiri maksimal dan vagina Dina sudah basah. Seperti saling memanggil, ku balikkan tubuh Dina lalu ku tuntun menuju kursi pantai yang ada di pinggir kolam renang.

Ku rebahkan tubuh indah tanpa berbalut apapun, hanya kalung pemberianku yang menghiasi tubuhnya. Dengan sigap Dina membuka kedua kakinya memberi akses penuh kepada penisku untuk memasuki vaginanya.

" OOOOooooooooouuuuuuuuugggggghhhhhhhh " Lenguhan kami bersautan ketika batang penisku menghujam seluruhnya memasuki liang vagina Dina.

Ku pompa penisku perlahan mencari setitik kenikmatan " Aaaaakkkhhhhh Din "

" Ohhh terus Dra " Dina ikut menggoyangkan tubuhnya.

" Udah Dra berenti dulu " pinta Dina saat kami sedang dimabuk birahi.

Aku pun bangkit dan membantu Dina untuk berdiri

" Kita lanjut di kolam renang aja Dra "

Kami langsung memasuki kolam renang, ku raih tubuhnya

" Lomba renang yuk Dra " hah kok jadi ngajakin lomba renang.

" Suruh sabar ya kontol lo he he he "

" Oke sapa takut " ucapku menerima tantangan Dina

" Yang kalah kena hukuman ya "

" Hukuman gimana Din "

" Terserah yang menang lah "

Kami menuju ujung kolam renang, Dina berada di sebelah kiriku dan mengambil kuda2 untuk meluncur ke kolam renang. 1....2....3 meluncur, saat ku muncul ke permukaan ku perhatikan depan, kiri dan kanan ternyata tidak kulihat Dina. Pasti Dina berada di belakangku, saat ku meluncur di hamparan air, sambil ku berfikir hukuman apa yang cocok buat Dina. Berani2nya dia menantangku.

" HAAAAHH " mataku terbelalak terkejut melihat Dina muncul ke permukaan air di ujung kolam renang. Jauh meninggalkanku, bagaimana si cumi bakar itu bisa menahan nafas begitu lama dan berenang secepat itu.

" OOooiiiiii kudanil gw menang nih " teriak Dina merasa senang telah mengalahkanku seraya melambaikan tangannya.

" Hos hos hos " nafasku tersengal lelah setelah sampai ujung kolam renang.

" Lo kuat ya tahan nafas di air Din "

" Ha ha ha gw menang, hukuman apa ya yang cocok buat lo Dra "

" Ya terserah lo deh "

" Aha lo jilatin memek gw aja deh sampe gw puas "

" Oh Cuma gitu aja, ya udah yuk naik "

" Klo naik mah bukan hukuman namanya, lo jilatin di sini " ucap Dina seraya menunjuk selangkangannya yang berada di dalam air.

" Mana kuat gw nahan nafas sampe lo puas "

" Boleh lah sekali2 ambil nafas " ucap Dina mengedipkan sebelah matanya.

" Udah cepetan jilat " pinta Dina seraya tangannya menekan kepalaku agar memasuki air untuk menjilati vaginanya.

" Blub blub blub " wow pemandangan yang menarik saat ku lihat bulu2 kemaluan Dina melambai-lambai terkena tekanan air.

Ku jilati vagina yang terlihat lebih merekah di dalam air. Ku permain dengan ujung lidahku kelentitnya. Tangan Dina semakin kencang menekan kepalaku dan juga menjambaki rambutku.

Ku masukan jari telunjukku ke dalam vagina Dina, sementara lidahku menyapu klitoris Dina yang makin halus terendam air. Terdengar sayup2 suara desahan Dina " OOooooohhhhhh enak Dra ".

" Hah hah hah " ku muncul ke permukaan untuk mengambil nafas, jemariku masih menusuk-nusuk vaginanya di dalam air. Dengan nafasku yang tersengal Dina langsung memberi nafas buatan dengan mulutnya. Tapi bukannya memberiku nafas buatan malah tak memberiku kesempatan bernafas lega. Lidahnya merogoh rongga2 mulutku, naluriku menuntun untuk beradu lidah dengannya. Lidah kami saling mendorong, menjilati.

Dina melepas pagutannya di mulut kami " Ayo laksanakan hukuman lo lagi " Dina mendorong kembali kepalaku masuk ke dalam air menuju vaginanya. Kembali ku jilati vaginanya. Ku hisap liang surgawi Dina. Dina mulai menggerakkan pinggulnya, terasa vagina Dina makin licin, sepertinya lendirnya sudah mulai melumasi vaginanya.

Ku kembali bangkit untuk mengambil nafas " Bisa mati gw Din klo begini "

" Namanya juga hukuman, payah lo gk bisa lama nahan nafasnya. Liat nih " Dina langsung turun masuk ke dalam air. Di sana dia mulai mengurut-urut penisku yang belum tegang lalu mengulumnya " AAkkkhhhhh "

Otot2ku yang tegang karna berada di dalam air semakin tegang ketika mulut Dina melahap penisku yang masih tertidur hingga berdiri tegak mengeras. Dimainkannya kedua bijiku dengan jemarinya hingga terasa ngilu.

Cukup lama Dina bermain dengan penisku di dalam air, dia memang kuat menahan nafas. Terasa kedua pahaku dicengkram kuat oleh Dina.

Saat Dina muncul dari dalam air dengan tersenyum puas. Bukannya mengambil nafas dalam2 Dina malah menyergap bibirku, mengulumnya, menggigit pelan bibirku. Di arahkan tubuhku menuju pojok kolam renang sambil bibir kami saling berpagutan.

Setelah sampai di pojok Dina menaikkan 1 kakinya, mengarahkan penisku menuju liang vaginanya. " Blessssssss " sekali hentang penisku sudah masuk seluruhnya di vagina Dina. " Oooouuugghhhhh " lenguh kami melepaskan rasa birahi yang tertunda sedari tadi.

Ku gerakan pingguku diikuti pula oleh Dina. Ku jilati leher jenjangnya, Dina mengadahkan kepalanya agarku lebih leluasa menjelajahi lehernya. Tanganku merayap mulai dari pinggulnya naik menuju pinggangnya yang ramping dan berhenti di kedua bongkahan payudaranya yang semakin lembut.

Ku remasi payudaranya lalu ku plintir2 putting y coklat kemerahan. " Ouuuughhh Dra " Dina mencengkram kuat pundakku.

" Sssssssshhhhhhh Din " ku arahkan bibirku menuju putingnya yang mulai mengeras. Ku jilati putingnya, ku hisap2 sesekali ku gigit pelan.

" AAAakkkkkkkhhh gila lo Dra enak banget " Dina mempercepat gerakan pinggulnya, berburu mengejar kenikmatan yang semakin lama semakin menjadi.

" Din oooooooohhhhhhh " ku ikut pempercepat pompaan penisku di vagina Dina. Gemerincik riak2 air berncampur buih2 air menghiasi persenggamaan kami.

Ku angkat kedua tangan Dina, terpampang ketiaknya yang putih mulus. Ku jilati perlahan dari pinggir payudaranya hingga ke ketiak Dina hingga lengan dalamnya. Bergantian kiri kanan. Dina semakin menggelinjang tak karuan merasakan nikmat bercampur rasa geli yang ku berikan.

Setengah jam kami berbaur dalam birahi. Tubuh Dina nampak menegang, otot2 vaginanya terasa berkedut mencengkram penisku sangat kuat.

" Drrraaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh " desahan Dina sangat keras mengiringi orgasmenya yang begitu dahsyat. Terasa sekali cairan orgasmenya menyembur, melumuri penisku di dalam vaginanya.

" Gw juga keluar Dinnn ooouuuuuugggggggggghhhhhhhhhhhhhhhh " tubuhku juga menegang mengantarkanku menuju puncak kenikmatan bercinta " Crot crot crot crot crot "
Ku kecupi bibir Dina mengakhiri persetubuhan kami. Tubuh kami yang sudah sangat lemas jatuh hampir tenggelam, untunglahku sigap, ku papah Dina naik ke pinggir kolam renang. Kami berdua rebahan di atas kursi pantai di pinggir kolam renang.

" hufffttt cape banget Din main di dalam air "

" Iya lah gerakan kita ngelawan tekanan air pasti cape "

" Eh bincang2 gw gk pernah ngeliat ade lo Din "

" Pulang malem mulu ade2 gw, semalem pulang lo sih udah tidur "

" Pagi juga udah gk ada, mang kemana sih "

" gk tau gw "

" Hooooaaaaammmm ngantuk gw Din "

" Sama gw juga ngantuk, ke kamar aja yuk "

Kami pun membersihkan diri di shower yang ada di pinggir kolam renang lalu mengeringkan tubuh kami dan memakai kembali pakaian kami. Setelah itu kami bergegas menuju kamar untuk tidur melepas lelah sehabis bercinta.

..........................................................................................................

Sore hari menjelang malam di suatu sudut ruangan rumah Dina " Huuuoooowwww kenyang banget gw " kami duduk berdua memakan makanan yang tersedia sambil menonton tv.

" Yah lo udah mau pulang ya Dra "

" Yoi "

" Kapan lagi nih kita jalan2 Dra "

" Waduh gw lagi sibuk2nya nih Din. Nanti deh gw cari waktu senggang "

" Iya sih gw tau, hhmmmmmm gimana ya " Dina nampak kecewa tapi mau bagaimana lagi.

" Udah mau malem Din gw pulang ya "

" Ya udah hati2 ya kudanil " ucap Dina sangat manis tapi ngeselin ujungnya.

" Besok lo masuk kuliah kan Din "

" Iya, jangan lupa jemput gw ya "

Ku berlalu menuju tempat motorku terparkir diantar oleh Dina. Ku starter motorku.

" Eh kudanil bawa tuh barang2 lo, lo pikir kamar gw gudang apa "

" Oh iya ya gw lupa. Haduh mana berat lagi "

Ku kembali memasuki kamar Dina mengambil barang2 bawaanku. Setelah semua beres ku bergegas menuju kosan ku.

Sesampainya di kosan rasa lelah masih menghinggapi tubuhku. Ku rebahkan tubuhku ke kasurku, tanpa ku sadari ku mulai terlelap.

......................................................................................

Saat pagi hari ku terbangun terasa segar tubuhku karna tidur cukup lama. " EEEEEEEE aaaaaaaaaaaaaa " kurenggangkan otot2ku.

" Hah " sial aku lupa klo aku janji ke rumah Vika semalam. Ku cek ponselku banyak panggilan tak terjawab dan sms dari Vika. Isinya menanyakan keberadaanku karna tidak angkat telpon dan sms darinya, serta amarahnya padaku yang tak kunjung tiba.

Ku coba hubungi Vika tapi tidak ada jawaban, pasti Vika marah nih. Langsung ku menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar kos ku. Setelah mandi dan rapi2 ku bergegas menuju kampus. Ku pacu kendaraanku dengan kecepatan maksimal.

Tak lupa ku jemput Dina terlebih dahulu. Eh kenapa ku lebih ingat janji kepada Dina dari pada janji kepada Vika. Otakku sudah mulai tak beres rupanya. Setelah ku jemput Dina kembali ku pacu kendaraanku. Dina hanya terdiam memelukku erat karna kecepatanku berkendaraan sangat cepat.

Setelah ku turunkan Dina di tempat biasanya, ku ke kampus lalu ku masuk kelas. Ku lihat Vika beserta teman2 di sana sedang berkumpul.

" Silakan2 dimakan, semalem gw masak kebanyakan, ini dimakan juga snack2nya, gk usah malu2 " ucap Vika mempersilahkan teman2nya untuk memakan hidangan yang lumayan banyak.

" Wow lagi ada pesta ternyata " ku hampiri tempat Vika dan teman2 berkumpul.

" Jleeebb "

" AAAaaaauuuuuuuuuuuuwwwwwwww " teriakku kesakitan ketika tiba2 Vika menusuk tanganku dengan garpu saat aku hendak mengambil makanan yang tersaji.

" Ca ca ca ca ca ca Sakit banget Vik " ku kibas2kan tanganku untuk mengurangi rasa sakitnya.

" Gk ada kabar, gk ada kata maaf, dateng2 mau main comot aja " ucap Vika sewot melihatku, mukanya merah padam sepertinya semua darah di tubuhnya berkumpul di kepalanya.

" Sorry deh semalem tiba2 hujan deres banget, angin kenceng terus gw tambah meriang " ucapku mencari alasan sambil meniupi tanganku yang terluka terkena tusukan garpu.

" Hujan dari mana hah. Lo kira jarak kosan lo sama rumah gw tuh berapa jauh sih, di rumah gw cerah masa di kosan lo hujan gede " kemarahan Vika semakin menjadi-jadi, dia berusaha menusuk-nusukan garpu ke tubuhku, sedangkan aku hanya berusaha menghindarinya.

" Lo kira ada hujan badai khusus kosan lo aja hah " semakin gencar saja serangan Vika. Teman2 kami hanya melihat aksi kami berdua tanpa berusaha mencegahnya.

" Ya udah kita bahas sekarang aja yuk " ku berlindung di balik tubuh temanku menghindari serangan frontal Vika.

" Gk mau, gw udah ketemu cara nyelesainnya " ucap Vika sewot tetapi dia sudah tidak melakukan serangannya padaku.

" Yakin nih, bagus lah " ku lepaskan temanku yang sebagai tamengku menghindari Vika. Ku kembali menuju tempan makanan tersaji.

" Lo masih berani makan makanan gw " teriak Vika berusaha menusukkan kembali garpunya padaku. Secara reflek ku hindari serangan itu.

" Huffftttt hampir saja "

" Jiaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh sakit tau " teriak Adi, lengannya terkena serangan Vika yang meleset.

" Sorry Di gw gk sengaja "

Bersambung part 10
 
kok gini ya...

Iya nih

waduh gan... langsung di posting semua? :huh:

menurut ane lebih enak secara berkala seminggu ato tiga hari satu episode, suhu :ampun: coz mungkin ada member belum baca dari awal..

tapi terserah juga sih :beer:

Klo ane postnya secara secara berkala, kasian yang udah baca dari awal musti nunggu beberapa hari / minggu untuk update terbaru. untuk yang baru baca ane udah sediain link2nya kok, jadi gk cape nurunin scroll terutama yg ol pake hp
Lanjutkan Gan:semangat:

Sip gan thanks ya
 
makanya dari tadi ane cariin gak ketemu, ternyata servernya yang lagi eror,, lanjutkan gan.. :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd