Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dawai Cinta Sang Penghibur

Elkintong

Senpai Semprot
Daftar
2 Sep 2020
Post
922
Like diterima
107.778
Lokasi
Elkintong Planetarium
Bimabet
CHAPTER I


dawai asamara…

bergetar syahdu

mengalunkan senandung rindu…..


lagu dangdut legendaris dari Bang haji dan Mpok Noer terdengar dari radio milik Mang Dadang, tukang bakso yang sedang mempersiapkan dagangannya. Seperti sudah jadi rutinitas dia setiap hendak jalan berjualan keliling, lagu Rhoma Irama selalu dia putar.

Kontrakan petakan milik H. Romli ini terdiri dari 12 pintu, dan terisi penuh meski letaknya di dalam gang sempit, namun letaknya yang tidak jauh dari jalan besar, membuatnya selalu penuh dan jarang kosong, meski letaknya dipinggiran kota besar.

Yang tinggal rata-rata dari semua kalangan, mulai dari pekerja di pasar, tukang jualan keliling, karyawan swasta yang gajinya UMR lebih dikit, hingga “sosok selebritis” malam seperti seperti Anggi, yang sudah mendiami kontrakan ini selama 2 tahun lebih.

Tadinya dia kost di kawasan Mabes, karena pekerjaannya memang didaerah sana, namun semenjak badai Covid melanda, dia lalu memilih untuk pindah ke kawasan pinggiran, selain tidak begitu jauh, murah dan termasuk nyaman setidaknya untuk ukuran dia.

Petakan yang terdiri dari ruang tamu, kamar, lalu dapur dan kamar mandi dibelakang, dirasa cukup untuknya dengan harga 900 ribu per pintu. Ditambah lagi meski yang tinggal saling sapa dan bisa dibilang dari kelas menengah kebawah, tapi semua tidak mau usil dengan urusan masing-masing, semua sibuk dengan urusan sendiri-sendiri dan sling menghormati privasinya.

Ini yang dibutuhkan Anggi, dengan statusnya dia yang abu-abu, kontrakan seperti ini yang dia butuhkan untuk menjalani kerasnya hidup, terutama di jaman covid seperti ini, dimana semua pada tutup dan penuh pembatasan, sedangkan perut dan kebutuhan tidak mau dibatasi.

Pukul 9 pagi, Anggi bangun membuka pintu petakannya, lalu berjalan keluar menenteng dompetnya, menuju jalan depan gang, membeli sarapan pagi untuknya. Pak Husin, tukang ojek yang suka sering mengantarnya, Nampak sudah nongkrong di pangkalannya.

“pagi Non” sapanya

“pagi pak, cari sarapan dulu”

Pak Husin mengangguk penuh hormat….

Selesai bungkusan nasi uduknya siap, dia membayar dan menunggu kembalian, lalu berjalan pulang ke kontrakannya. Sambil menyapa Pak Husin lagi, Anggi lalu masuk ke gang dan menuju ke rumahnya. Suara lagu dangdut sudah hilang, gerobak mang Dadang juga sudah hilang, semua penghuni nampak sudah sibuk dengan urusan masing-masing…

Anggi sambil membuka bungkusan nasi uduknya, menuangkan gelas aqua dari dispensernya, lalu mulai makan. Sambil makan dia memeriksa ponselnya dan scrolling semua pesaan yang masuk, baik di wa, maupun di line, mi chat dan juga twit**ternya.

Fotonya yang seksi dengan belahan dada menantang dipasang di profil twit**ternya.

Berapa neng??

Wa dan pesan seperti itu sudah sering sekali diterimanya dan makanan sehari hari baginya….

Jempolnya bergerak dengan cepat

800 1x crot, exclude, wajib condom, no anal, no bdsm

Usia berapa?

PAP dong

Boleh nawar ngga?

Mainnya di kost kamu bisa ngga?

Pesan-pesan seperti itu berseliweran dan jadi menu sehari-harinya, dan Anggi sudah paham dan mengerti semua pola dan modusnya pria dalam mendekatinya di media online. Jika dia sedang mood, maka dia akan membalas, jika tidak maka dia memilih mendiamkannya.

Karena biasanya dari 10 palingan ada 1 yang serius, sisanya hanya pengemis no wa dan pengkoleksi foto wanita seperti dirinya. Bertahun tahun berenang di kolam seperti ini, membuat dia sudah mengerti seluk beluk dunia malam ini.

Neng, si Asep minta beli sepeda, kawannya semua pada punya hanya dia yang belum

WA dari ibunya, mengabarkan bahwa Asep Setiadi, anaknya yang kelas V SD yang berusia 10 tahun meminta sepeda. Anggi hanya tersenyum getir, mungkin ibunya atau anaknya berpikir Anggi di kota besar bergelimang harta dan gampang cari uang.

Anggi adalah wanita berusia 29 tahun, tingginya 156 cm dengan berat 50 kg. berdada montok karena sering divacuum dan berkulit putih khas wanita Sunda. Menikah di usia 18 tahun dengan Ujang Munarman, dan setelah melahirkan anak dan menjalani biduk pernikahan, 3 tahun kemudian kandas saat usia anak baru 1,5 tahun.

Suami yang bergajulan karena mengandalkan harta orangtua, membuat tanggungjawabnya nol besar, dan Anggi harus merubah nasibnya sendiri, karena ada anak yang harus dia hidupi, dan usianya masih sangat muda belia saat itu, 21 tahun menjelang 22 tahun, harus menyandang profesi baru sebagai janda.

Nama aslinya sungguh indah, Siti Julaiha. Kata Ustad yang memberi dia nama, artinya wanita mulia yang memiliki tekad kuat. Sayangnya nama dan nasibnya berbanding terbalik, putus sekolah di kelas 2 SMA, lalu oleh bapaknya dinikahkan dengan Ujang, anak petani beras di kampungnya, dan berakhir tragis.

Dengan niat kuat, Siti kemudian pindah ke Bekasi untuk memulai hidup baru dengan bekerja di Konveksi. Jam kerja yang berat, dan upah yang minim, membuat dia sering kalang kabut, ditambah lagi dengan mendadak suka ada permintaan uang dadakan untuk anaknya yang dia tinggalkan di orangtuanya, sulit bagi Siti untuk survive.

Dia lalu sering minta tolong kepada Fitri, kawan SMAnya dia yang suka datang berkunjung atau dia berkunjung saat libur, yang ngekost di kawasan pusat Jakarta. Kehidupan glamour Fitri sedikit membuat Anggi terusik dan ingin bertanya lebih jauh.

Daripada lu kesulitan, mending ikut ama gue, demikian Fitri bilang ke Siti saat itu. Melayani pria hidung belang jelas tidak ada dalam bayangan Siti. Tapi melihat enaknya Fitri, ditambah tekanan dari keluarga untuk masalah ekonomi, membuatnya berpikir 2 kali.

Kamu mah meuni geulis kitu…. Ucap Fitri saat mereka mandi bersama di kost an Fitri. Mulus badan kamu, nenen juga lumayan besar, tinggal jembut kamu saja dirapihin, pasti banyak yang pake kamu, terangkan Fitri saat ini

G*bl*k sia….jawab Siti.

Tapi sempat terbersit di benaknya, karena semenjak menjanda, dia memang berpacaran dengan Rudy yang dikenalin sama teman kerjanya di konveksi, kerjanya jadi ojek online, memang tidak membantu sama sekali untuk biaya kost, hanya traktir makan dan jalan, tapi minta jatah ngewong hampir tiap hari.

Kalau mau, kamu bisa kerja di karaoke, jadi LC. Hanya menemani minum dan nyanyi, ngga perlu BO (Book out) kata Fitri. Gajinya lumayan dibandingkan dengan di konveksi. Cukup belajar nyanyi dan minum sedikit.

Siti mengiyakannya kemudian. Rudy marah besar dan tidak setuju, tapi Siti sudah bulat hati, dan diam-diam dia pergi dari kontrakannya di Bekasi, mundur diam-diam dari kerjaan, lalu menyusul Fitri ke Jakarta. Fitri memberi bantuan awal, mengenalkan ke boss karaoke, juga membayar biaya kost an Siti, serta meminjamkan baju-baju seksinya untuk dipakai dan terutama memberinya hal besar kemudian, yaitu merubah namanya, dari Siti menjadi Anggi. Biar komersil dan gampang diingat, lu masa mau kerja ginian pakai nama seperti itu? Jelas Fitri

Fase baru pun dimulai, orangtuanya tidak tahu, tahunya mereka anaknya kerja di konveksi. Periode kerja baru pun Anggi aka Siti jalani, menemani pria, mulai belajar minum, dan mulai jadi biduan dadakan untuk bisa menemani tamu.

Namu tentu itu tidak cukup. Gaji pokok dan tip menemani tamu tidaklah seberapa dengan beban kerja yang harus standby hingga subuh, ditambah lagi dengan iri hatinya melihat teman-teman lain yang habis dipakai oleh tamu, lalu membeli barang-barang baru, hingga ponsel bermerek, membuat Anggi mulai tergoda.

Lu dipakai pacar lu juga gratis khan?? Lu belum tentu juga puas, belum tentu juga dinikahi… Ujar Fitri, mending barang lu, lu pakai buat cari uang. Setan nya Fitri kembali meracuni pikirannya. Lu palingan 10-15 menit selesai, bisa jutaan lu dapat, apalagi jika lu laris, semalam 5 juta juga dapat lu. Apalagi dapat gadun kayak Om Dany, kost an gue aja dia yang bayar…. Tutur Fitri.

Anggi akhirnya menyerah….

Dia dibawah ke suatu tempat yang bertuliskan karaoke,hotel club and spa, dan setelah bertemu dengan managernya, bajunya dilepas hingga telanjang. Anggi baru sadar tahu kemudian bahwa ini yang namanya cek body.

Cakep nih barang, kata managernya waktu itu, mantap fitri….

Lalu dimulainya fase baru dalam hidupnya, tidak perlu waktu lama, tamu demi tamu dia layani, kontol demi kontol masuk dan dia nikmati, fase hidup sebagai wanita penghibur, LC, terapis atau apalah namanya dia jalani.

Rumah orangtua, pakaian dan sepatu baru untuk anaknya juga dengan cepat dia rubah. Meski orangtuanya tidak banyak bertanya, namun dia mengerti mereka pasti tahu apa yang dia kerjakan hingga bisa kaya mendadak.

Kost an nya kini pindah ke kawasan yang lebih elit, ac, kulkas dan semua gadgetnya kini bermerek. Fitri pun senang dengan perubahan temannya ini, dan perubahan mulai terjadi didiri Anggi, dia mnejadi Anggi yang cantik, menggoda, bukan Siti yang lugu dan polos seperti dulu lagi.

Sayangnya, 2 tahun lalu muncul badai covid, semua porak poranda. Spa dan temapt kerjanya harus ditutup smentara, pendapatan dan biaya bulannya jadi amburadul dan sulit dia atur. Mau coba cari tempat baru pun sulit, ada yang buka, tapi dia seperti kesulitan untuk masuk, karena banyaknya saingan sekarang ini. Mambuat dia lalu memutuskan pindah kost, memilih tinggal di petakan seperti ini.

Lalu dia mulai menjalani hidup sebagai Free lancer, dengan mengiklankan diri di beberapa platform medsos, selain gratis, profilnya juga bisa dilihat banyak orang. Namun seperti itulah hidup….kadang ramai dan banyak yang booking, kadang sampai 3 hari pun tidak ada yang pesan, hanya sebatas tanya dan kemudian menghilang…..

Benu…. Teriakan Mak Ica yang tinggal dipojokan terdengar memanggil anaknya…. Membuat anggi tersadar seketika.

Ada wa yang membuat dia senyum

Anggi Sayang, Om lagi di Jakarta, di hotel biasa di pasar baru, jam 5 selesai Om dari Depdagri, ditunggu di hotel yah….

Om Isman adalah pejabat dari sebuah provinsi di kawasan Kalimantan timur indonesa, tepatnya dari Berau . Dia tamu tetap Anggi jika berkunjung ke Jakarta, dan biasanya tip yang diberi lumayan dan bagus, karena dia selalu puas dengan layanan Anggi.

Anggi lalu mengetik…. Siap Om

Lalu scrolling kebawah lagi, membuka chatnya dengan Mamahnya, dan mengetik.

Bilang Asep, besok Siti kirim buat beli sepedanya. Nuhun Mah.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd