Chapter 11
Kandungan istriku yang sudah tua, menandai istriku juga mulai memproduksi air susu. Sering istriku mengeluh dadanya sakit, aku liat dadanya membesar. Mungkin karena memproduksi susu, aku pun gak tau.
Saat itu, saat aku berada di rumah. Aku lihat Fira menyuruh adekku Adi membeli bakso.
Dek bisa gak mbak minta tolong.
Iya mbak, minta tolong apa?
Mbak pengen bakso di gang deket rumah kita itu lho. Mau gak beliin mbak bakso? Ini uangnya.
Oh iya mbak, mau lah mbak.
Eh nanti ada hadiahnya lho.
Hadiah? Aduh gak usah mbak, kok hadiah segala. Yauda Adi beliin dulu.
Adi sudah pulang membawa bakso, ini mbak.
Wah cepet banget, makasih ya di.
Sama-sama mbak, eh kamu doyan susu kan?
Susu? Susu sapi? Doyan dong. Dingin apa panas?
Dingin sih, mbak masukin kulkas kemarin.
Nih diminum ya.
Makasih mbak, Adi meminum susu dingin itu. Ternyata setelah cukup lama aku tau, susu itu adalah perahan susu istriku.
Enak gak di?
Emm enak sih mbak, agak amis, gurih gitu.
Oh, yauda dihabisin ya. Istriku senyum-senyum sendiri.
Rudi tiba-tiba muncul dari belakang mengagetkan kembarannya. Wuih minum susu, aku juga mau dong mbak.
Aduh susu dinginnya udah abis. Gimana dong rud?
Yah embak, pilih kasih nih.
Nanti aja ya kalo ada susu lagi, jangan ngambek dong adeknya mbak. Fira memeluk Rudi. Mukanya ditempelin ke dada Safira, ditekan sampai air susu Fira keluar karena kepencet muka Rudi.
Rudi kaget, sekaligus senang. Akhirnya dia bisa ketemu lagi dengan payudara kakak iparnya yang membuat dia pertama kali mimpi basah.
Loh mbak kok basah? Rudi bingung, dia gak tau kalo wanita hamil bisa memproduksi susu.
Lalu aku nyeletuk, kan mbakmu lagi hamil rud.
Oh kalo hamil bisa keluar asi ya mas? Rudi manggut-manggut.
Iya tapi kalo usia kehamilan udah tua.
Rudi manggut-manggut lagi, oh gitu, Rudi baru tau mas.
Adi kebingungan melihat tingkah kembarannya.
Adi sini, Fira memeluk Adi dan menempelkan muka Adi ke dada sebelahnya.
Sebentar ya, Fira melepas pelukan ke kedua anak kembar itu. Fira sibakkan hijab panjangnya.
Kak, tolong bukain resleting adek.
Oh iya, aku udah terbiasa dengan suasana seperti ini di keluargaku. Aku mendekati Fira lalu membuka resleting gamisnya. Menyembul keluar dada Fira, menggembung besar dua kali lipat sebelumnya. Putingnya juga membesar, sepertinya air susunya harus diperah agar gak sakit.
Air susu tadi dari payudara mbak lho.
Hah? Adi kaget, yang lebih kaget Adi baru pertama kali melihat payudara wanita. Apalagi payudara wanita dewasa yang keluar air susu.
Rudi mendekat tanpa malu-malu, Elm, srup, srup. Enak mbak.
Masak gak nawarin sih ke saudara kembarmu dek.
Oh iya, tapi dia kan udah minum tadi. Rudi mukanya kesel.
Sini di, minum susu sama kayak Rudi.
Eh, Adi mendekat malu-malu. Melahap susu Fira dengan lahap. Dengan matanya melirik ke Rudi, dia meniru Rudi meremas-remas dada Fira supaya ASI-nya keluar banyak.
Ahhhhh, sssshhh, Fira mendesah. Ahhhhh, ahhhhhh, tubuh Fira melengking. Sepertinya Fira mengalami orgasme.
Loh mbak kenapa? Adi bingung
Oh gapapa, gimana udah kenyang? Kalo udah mbak tutup lagi gamis mbak.
Udah mbak, aku belum tau. Rudi merangsang puting Fira dengan lidahnya.
Fira mengangkat gamisnya sampai kelihatan perut dan vaginanya. Lalu celana dalamnya dia lepas. Ahhhhhh, tubuh Fira kembali melengking, srooooootttt, menyembur dengan deras.
Adi melongo melihat pertama kali wanita dewasa squirting.
Fira melepas gamisnya, lalu hijabnya. Kini Fira dalam keadaan telanjang bulat. Perutnya yang membesar dan dadanya yang juga membesar membuat kedua adekku menahan nafsu.
Sini minum susu lagi adek-adek, Adi dan Rudi kembali menghisap air susu Fira.
Gak terasa Fira akhirnya melahirkan, anak Fira laki-laki. Seluruh anggota keluarga besarku ikut bersuka cita. Begitu pula aku. Meski anak Fira bukanlah anakku melainkan adekku.
Dalam perjanjian itu, aku harus menceraikan istriku. Ibu bercerai dari bapak dan menikah dengan pak RT menjadi istri keduanya. Dan Safira menikah dengan ayah secara Sirri. Jadi tidak ada keluarga Safira yang tau, sekarang Safira adalah ibuku, mantan istriku.
Bersambung...
Kandungan istriku yang sudah tua, menandai istriku juga mulai memproduksi air susu. Sering istriku mengeluh dadanya sakit, aku liat dadanya membesar. Mungkin karena memproduksi susu, aku pun gak tau.
Saat itu, saat aku berada di rumah. Aku lihat Fira menyuruh adekku Adi membeli bakso.
Dek bisa gak mbak minta tolong.
Iya mbak, minta tolong apa?
Mbak pengen bakso di gang deket rumah kita itu lho. Mau gak beliin mbak bakso? Ini uangnya.
Oh iya mbak, mau lah mbak.
Eh nanti ada hadiahnya lho.
Hadiah? Aduh gak usah mbak, kok hadiah segala. Yauda Adi beliin dulu.
Adi sudah pulang membawa bakso, ini mbak.
Wah cepet banget, makasih ya di.
Sama-sama mbak, eh kamu doyan susu kan?
Susu? Susu sapi? Doyan dong. Dingin apa panas?
Dingin sih, mbak masukin kulkas kemarin.
Nih diminum ya.
Makasih mbak, Adi meminum susu dingin itu. Ternyata setelah cukup lama aku tau, susu itu adalah perahan susu istriku.
Enak gak di?
Emm enak sih mbak, agak amis, gurih gitu.
Oh, yauda dihabisin ya. Istriku senyum-senyum sendiri.
Rudi tiba-tiba muncul dari belakang mengagetkan kembarannya. Wuih minum susu, aku juga mau dong mbak.
Aduh susu dinginnya udah abis. Gimana dong rud?
Yah embak, pilih kasih nih.
Nanti aja ya kalo ada susu lagi, jangan ngambek dong adeknya mbak. Fira memeluk Rudi. Mukanya ditempelin ke dada Safira, ditekan sampai air susu Fira keluar karena kepencet muka Rudi.
Rudi kaget, sekaligus senang. Akhirnya dia bisa ketemu lagi dengan payudara kakak iparnya yang membuat dia pertama kali mimpi basah.
Loh mbak kok basah? Rudi bingung, dia gak tau kalo wanita hamil bisa memproduksi susu.
Lalu aku nyeletuk, kan mbakmu lagi hamil rud.
Oh kalo hamil bisa keluar asi ya mas? Rudi manggut-manggut.
Iya tapi kalo usia kehamilan udah tua.
Rudi manggut-manggut lagi, oh gitu, Rudi baru tau mas.
Adi kebingungan melihat tingkah kembarannya.
Adi sini, Fira memeluk Adi dan menempelkan muka Adi ke dada sebelahnya.
Sebentar ya, Fira melepas pelukan ke kedua anak kembar itu. Fira sibakkan hijab panjangnya.
Kak, tolong bukain resleting adek.
Oh iya, aku udah terbiasa dengan suasana seperti ini di keluargaku. Aku mendekati Fira lalu membuka resleting gamisnya. Menyembul keluar dada Fira, menggembung besar dua kali lipat sebelumnya. Putingnya juga membesar, sepertinya air susunya harus diperah agar gak sakit.
Air susu tadi dari payudara mbak lho.
Hah? Adi kaget, yang lebih kaget Adi baru pertama kali melihat payudara wanita. Apalagi payudara wanita dewasa yang keluar air susu.
Rudi mendekat tanpa malu-malu, Elm, srup, srup. Enak mbak.
Masak gak nawarin sih ke saudara kembarmu dek.
Oh iya, tapi dia kan udah minum tadi. Rudi mukanya kesel.
Sini di, minum susu sama kayak Rudi.
Eh, Adi mendekat malu-malu. Melahap susu Fira dengan lahap. Dengan matanya melirik ke Rudi, dia meniru Rudi meremas-remas dada Fira supaya ASI-nya keluar banyak.
Ahhhhh, sssshhh, Fira mendesah. Ahhhhh, ahhhhhh, tubuh Fira melengking. Sepertinya Fira mengalami orgasme.
Loh mbak kenapa? Adi bingung
Oh gapapa, gimana udah kenyang? Kalo udah mbak tutup lagi gamis mbak.
Udah mbak, aku belum tau. Rudi merangsang puting Fira dengan lidahnya.
Fira mengangkat gamisnya sampai kelihatan perut dan vaginanya. Lalu celana dalamnya dia lepas. Ahhhhhh, tubuh Fira kembali melengking, srooooootttt, menyembur dengan deras.
Adi melongo melihat pertama kali wanita dewasa squirting.
Fira melepas gamisnya, lalu hijabnya. Kini Fira dalam keadaan telanjang bulat. Perutnya yang membesar dan dadanya yang juga membesar membuat kedua adekku menahan nafsu.
Sini minum susu lagi adek-adek, Adi dan Rudi kembali menghisap air susu Fira.
Gak terasa Fira akhirnya melahirkan, anak Fira laki-laki. Seluruh anggota keluarga besarku ikut bersuka cita. Begitu pula aku. Meski anak Fira bukanlah anakku melainkan adekku.
Dalam perjanjian itu, aku harus menceraikan istriku. Ibu bercerai dari bapak dan menikah dengan pak RT menjadi istri keduanya. Dan Safira menikah dengan ayah secara Sirri. Jadi tidak ada keluarga Safira yang tau, sekarang Safira adalah ibuku, mantan istriku.
Bersambung...
Terakhir diubah: