Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Desaku yang Kucinta

Status
Please reply by conversation.
Part 1b


<---keesokan harinya--->

Pagi hari ini kuhabiskan detik demi detiknya dengan cara bermain game sepak bola yang ada di handphoneku, tak ada kegiatan yang berarti tiap harinya kecuali kesawah, yaa, biasanya aku berangkat kesawah jam 9 siang, agak kesiangan sih... Biasanya masyarakat desa kesawahnya jam 6-7 pagi.

"Diittt, udah main hpnya... Bantu bantu bapakmu sana disawah" Suruh ibu padaku

"Iya buk bentar, dah mau kelar nihh" tolakku sambil masih memainkan handphoneku

"Udah cepeeet, gausah bentar bentar... Dah jam sembilan lebih niiihh....!!!"

"Iya buk iyaaaa. ..." Jawabku sambil menutup handphoneku dengan kesal

Dengan cemberut akupun berangkat kesawah jalan kaki, tapi lucunya aku saat kesawah bukannya berbekal cangkul dan sabit melainkan membawa handphone, untuk kumainkan saat istirahat dibawah rindangnya pohon mangga.

Saat aku berjalan melewati rumah bu lilis, kulihat pintu sampingnya terbuka, melihat pintu yang terbuka tersebut membuat jantungku berdegup kencang, Duhhhh.... jangan sampe berpapasan dengan bu lilis. Entah mengapa aku sedikit canggung saat bertemu bu lilis setelah kejadian tadi malam, padahal yang seharusnya malukan bu lilis bukan aku.

Benar saja, saat aku melewati pintu tersebut aku di kagetkan dengan suara sesosok wanita yang memanggilku.

"Nak adit, sini deh ibu minta tolong" suara bu lilis yang tiba tiba muncul di pintu tersebut

"I.....iiya buu, minta tolong apa ya?" Tanyaku penasaran

"Tolong ibu mindahin tempat ini deh" ucap ibu sambil memegangi ranjang bambu atau didesaku kerap di sebut (bayang).

Seketika pikiranku kemana mana karena ku lihat bayang ini kok ada disini, di kandang sapi? Ahhh mungkin buat nyantai nyantai sambil lihatin sapi hihihi. Dengan aba aba "ayo" yang diucapkan bu lilis aku mengangkat bayang tersebut.

"Emmm..... Dipindah kemana ini bu..."

"Kebelakang sana nak..emmm"

Akupun menuruti perkataan bu lilis, sambil mengangkat bayang ini pandanganku fokus pada belahan daster bu lilis yang memperlihatkan belahan payudaranya hingga kemudian aku disadarkan oleh ucapan bu lilis yang menyuruhku untuk berhenti.

Ahhhh....

Gambar 1.4


"Stop nak aditt.emmm..."

Bruuugkk

"Hah. Hah.... Sudah buu..?" Tanyaku

"Iya sudah nak, makasih ya"

"Iya bu, sama sama.. yaudah bu saya pergi dulu"

"Ehh... Tunggu nak adit, ibu mau ngomong sebentaaar aja"

Duarrrr...

Dag.....dig....duggg...

Mendengar ucapanya tadi membat jantungku kembali berdegup kencang seperti saat tadi pertama ia memanggilku.

"Ehh.. emm, ngomong apa ya bu?" Tanyaku sedikit grogi

Apa jangan jangan mau ngomongin masalah tadi malam ya?

"Duduk dulu nak adit" ucap bu lilis sambil duduk di bayang tersebut kemudian akupun mengikutinya

"Emm..... Gimana yaa ngomongnya .... Emmm, gini nak adit... Ibu mau ngomongin yang soal tadi malam ...." Ucapnya grogi

Duarrrr.....

Benar kan?" Pikirku

Haduuuuhhh........

"Emm.... E..emang kenapa ya bu?" Ucapku mencoba belagak polos

"Emmm .. soooal tadi malem, kamu jangan berfikiran yang aneh aneh ya nak adiit?"

Mendengar ungkapannya tersebut malah membuatku semakin berfikiran yang aneh aneh, ahh... Pasti bu lilis dan pak yanto ada hubungan spesial nih.

"I...iya bu" jawabku

"Emmm.... Kamu jangan bilang siapa siapa Ya nak ....."

Duarrr

Kalo gk ada yang aneh, terus kenapa takut orang lain tau?, Hufffttt.....

"Emmm.... Iya bu, adit gaakan ngomong kesiapa siapa..." Ucapku

"Huft... Sekali lagi makasih ya nak adit, lega jadinya...

Emmm, habis ini mau kesawah ya?" Tanya bu lilis

"I iya bu, mau bantu bantu bapak disana"

"Ohhh... Yaudah nak adit, ini... Buat beli es nak adit" ucap bu lilis sambil menggengamkan uang kertas 100 ribuan di tanganku

Wow.... Banyak bener

"Wahh, apa ini bu? Gausah gausah bu..." Ucapku menolak

"Udah ambil ajaa, sebagai tanda trimakasih ibu"

"Engak engak, gausah aneh aneh bu...." Akupun langsung lari meninggalkan bu lilis dan uangnya

Sejak kejadian tadi, setiap harinya saat mau berangkat kesawah aku selalu dicegat bu lilis, ia biasanya memberikan sekantong kecil yang dalamnya biasanya berisi gorengan buat bekal kesawah katanya, duhhh.... Tambah malu aja aku.

<---seminggu kemudian--->

Jam lima sore saat aku perjalanan pulang dari sawah, aku kembali dicegat oleh bu lilis di samping rumahnya, kali ini ia menyuruhku mengganti lampu yang ada di kandang tersebut, yang mati, Akupun mengiyakan permintaan tolong tersebut.

Yaudah sini nak adit, ini lampunya sudah ibu belikan tinggal kamu aja yang pasang" suruhnya

Hmm... Emang suaminya belum pulang ya dari sawah?" Pikirku

"Pinjakannya ini pakae apa ya bu?..." Tanyaku

"Meja ini saja nak adit,... Bisa gak?.."

Emm... Bisa keknya bu..." Jawabku

"Yaudah ayo diangkat.... " Suruhnya

Akupun mengangkat meja tersebut bersama bu lilis, kali ini bu lilis yang berjalan mundur menepatkan meja tersebut tepat dibawah lampu nya, namun sebelum sampe dibawah lampu, kaki bu lilis tersandung bak yang berisi air minum sapi hingga pantatnya yang montok tersebut tercebur kedalam baknya.

Byurrr....

Aduuuuhhh...... Pekiknya

Loo... Waduuhhh.... Dengan reflek akupun membantunya berdiri dengan menarik tangannya.

Duhhh..... Hmmm.... Kamu bisa masang sendiri kan? Ibu tak bersihin ini dulu...." Suruhnya

Bi. ..bisa bu..." Jawabku

Duhh... siapa sih yang naro bak tersebut disitu? pinter banget hihihi..." pikirku

Ahhh... Air ini malah membuat tuhuh bu lilis ngetok aja dari dasternya, uhh.... Malah membuat penisku bangun.

Setelah bu lilis pergi kedepan akupun menghilangkan fikiran negatifku kemudian menyeret meja tersebut untuk menepatkannya di bawah lampu kemudian ku naiki meja tersebut. Duh, untungnya lampu ini agak jauhan dari sapi jadi gatakut di senggol deh hehehe.

Saat aku hendak memasangkan lampu tersebut kulihat bu lilis kembali membawa seutas kani sewek (kain batik yang biasanya buat penutup habis mandi) kemudian membawahnya ke kamar mandi.

Hahh?!?!... Kamar mandinya masih belum ada tutupnya" seketika aku tersadar

Apa bu lilis mau mandi saat aku masih ada di tempat ini ya?... " Pikirku

Byurrr.....

Astagaaa.......... Seketika akupun kaget dan membalik arah membelakangiku tapi.. kalo sudah rejeki gaakan kemana, aku bisa melihat tubuh bu lilis yang sedang mandi melalui pantulan cermin lemari baju baju bekas kayaknya.

Gambar 1.5



Duhhh... Bu lilis, aku jadi terngat kejadian masa kecilku lagi, tapi kali ini bedanya ia mandi sambil masih memakai daleman dan sewek, mungkin buat nutupin tubuhnya dari gangguan setan setan sepertiku hahahaa....

Karena pemandangan ini aku jadi tak fokus, duhh... Pantat dan payudaranya ahh penisku jadi pengen deh silaturahmi ke pantat montoknya hehee..

Berusaha menghilangkan fikiran negatifku akupun memasangkan lampu tersebut, namun apa yang terjadi ? Ternyata lampu tersebut gamau nyala.... Duh apanya ya???.....

"Bu lampunya kok gamau nyala? ... Tanyaku sambil masih membelakanginya
"Saklarnya sudah kamu pencet? ..."

Duarrrr.... Ah... Bodohnya kau, mungkin karena grogi dalam situasi ini membuatku tidak fokus

"Emm... Dimana bu saklarnya?"

Bentar..." Jawabnya dengan enteng kemudian menghentikan mandinya sejenak dan keluar dari kamar mandi tersebut, kuperhatikan saja langkah kakinya saat masih memakai sewek yang basah tersebut, ahhh . Pantat montoknya, ia menuju pintu yang disampingnya terdapat saklarnya kemudian memencetnya

Ceklekkk ...

Diarr..... Ternyata lampu tersebut masih tidak nyala... Apanya ya? Gatau juga aku, kucoba goyong goyangkan lampunya, ternyata nyala namun kemudian mati lagi.

"Aduuuhh.... Nak aditt, apanya ya itu? Kok kedip kedip

"Mungkin itu fittingannya bu.... Ibu ada obeng? Mau saya bersihin dulu.."

"Ada nak adit, ibu ambilin bentar ya...."

"Oiya .. mcbnya turunin sekalian ya bu.... "Suruhku

"Okeee ..."

Iapun berjalan keluar rumah sambil memakai sewek yang masih basah tersebut, ahhh... Pantatnya bikin konak saja, andai aku bisa memeluk tubuhnya.. emmm, kalo akupeluh apa bu lilis berontak yaa? ... Dari pada aku ngocok tiap hari, apa lebih enaknya aku lampiasan saja ya pada bu lilis?... Tapi apa bu lilisnya mau ya?

Hari semakin larut, cahaya remang remang seketika mati didalam rumah ini, kuperhatikan sekeliling sedikit agak gelap, ahhh.. gelap gelap gini malah membuat pikiranku semakin tak karuan dan penisku pun semakin kokoh berdiri karena ulah bu lilis tadi.

"Nih nak adit obengnya ..." Ucap bu lilis memecah keheningan

"Eh iya bu..." Akupun bergegas membuka fittinga lampunya dan membersihkannya, agak gelap juga sihhh, tapi gapapa deh

Byuurr... Byurrr.... Byuurrr.... Kembali pikiranku dibuat melayang kemana mana

Ahh... Bu lilissss,

Dengan nafsu dan dorongan setan aku menghentikan aksiku memperbaiki fittingan tersebut kemudian turun dan mendekati kamar mandi yang ada bu lilis sedang mandi

Saat itu bu lilis sedang membelakangiku sambil asyik menyabuni tubuhnya yang berselimutkan kain, dengan nafsu membara aku mendekati bu lilis secara pelan pelan hingga tepat dibelakangnya. Ahhh.. tercium aroma sabun tersebut dicamur dengan bau rambutnya yang basah.

Duhh... Kecantikan wajah bu lilis nampak seperti cahaya ditengah tengah kegelapan, kain basahnya pun tak mampu menutupi bagian tubuhnya yang vital karena kain tersebut sudah ngetok bak pakai pakaian ketat dan transparan.

Kuelus elus batang penisku yang tepat di tengah tengah belahan pantatnya tersebut sambil membayangkan belahan pantat tersebut mengapit batang penisku yang tegang ini. Osshhh.... Semakin membayangkan tubuh bu lilis semakin kuat pulah rasa ingin menerkam tubuhnya dari belakang tapi, ahhhh... Bodohnya aku padahal tinggal sedikit lagi.

"Astagaaa.... Adit ngapain kamu disini!!!???...." Tiba tiba bu lilis menghadap kebelakang, seketika pula aku ikut kaget dan panik.

Kulihat bu lilis menjauh dari tubuhku kemudian tangannya ia silangkan seperti seorang wanita yang mempertahankan harga dirinya sambil memegang erat erat gayung yang mungkin ia pakai buat senjata untuk melindungi dirinya.

"Ehhh. ...emmm anu buu ituuu..... Ehhh ini...

Mau bersihin badan adit tadi emmm....terpeleset..." Ucapku yang mengada ngada namun masuk akal sih soalnya lantainya memang licin ditambah kotoran sapi sehingga jalanpun harus hati hati.

"Oooowww...... Yaudah..." Ucapnya sampil menatap lekat tubuhku dari atas sampe bawah.

Huffttt .... Untungnya rumahnya sedikit gelap jadi bu lilis tak curiga kalo ditubuhku tak ada tanda tanda bekas terpeleset sedikitpun

Dengan grogi aku mengambil gayung lainya yang ada di dalam bak mandi tersebut, kemudian mengguyurkan airnya kekakiku sambil berpura pura mengosok ngosok kakiku dengan tangan. Agar bu lilis semakin percaya aku mengguyur pula celana pendekku yang terutama bagian bokongku.

Byuuurr.....byuuurr....byuurrr ....

"Dicopot sekalian biar bersihh...!!"

Duarrrr.......saat sedang fokus mengguyur celana pendekku dengan air aku dikagetkan dengan ucapan bu lilis yang menyuruhku menyopot celana pendekku sekalian. Duuuuhhhh..... apa jadinya kalo bu lilis tau kancutku mengembung.

"Emm.... Tapi bu,.....,"

"Udahh, gausah sungkan sama ibu, anggep aja ibumu sendiri"

"Emmm.... Iya dehhh..." Dengan terpaksa dan pengen juga bertelanjang ria bareng bu lilis akupun menuruti perkataannya hehehe....

Akupun mempelorotkan celana pendekku hingga terlepas dari badanku, dengan sengaja akupun melepas pula beserta kancutku sehingga kini nampaklah penisku yang mengayun ayun dan mengeras, dengan sedikit pura pura aku menutupi penisku dengan kain kaos yang kuturunkan kebawah.

"Emm . Maaf bu hehehe... " Ucapku malu karena

"Hmmm.... Itu kenapa kok bangun gitu..."

"Emmm.... Maaf bu heheh..." Lagi lagi aku minta maaf

"Hmmm.... Yaudah bajunya sekalian biar ibu yang nyuci in" suruh bu lilis yang kemudian akupun kegirangan mendengarnya.

Dengan cepat aku membuka bajuku hingga akupun telanjang bulat, namun apalah daya sikap maluku cukup besar sehingga akupun berusaha menutupi penisku yang ngaceng dengan kedua tanganku.

"Udah gausah ditutupi, lagian ibu juga sudah tau!!" Lagi lagi ucapan bu lilis ini membuatku merasa berani menunjukkan kemaluanku

Setelah mengambil seluruh pakaianku bu lilispun membelakangiku kemudian ia menunggingkan pantatnya hingga sangat dekat dengan penisku, ohhsss... Ingin sekali aku menampar pantat tersebut. Ku lihat hu lilis mulai ngucek ucek pakaianku satu persatu, sambil memperhatikan bu lilis yang mengucek ucek pakaianku akupun mengocok penisku yang tepat dibelakang pantatnya karena saking tak tahannya aku melihat godaan ini.

Clok...clok...clok.... Ahhh

Karena dorongan nafsu yang semakin lama semakin kuat akupun nekat mengelus pantatn bu lilis yang masih terbungkus kain ini, tak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi.

Sreeettt...." Kuelus pantat bu lilis dengan telapak tanganku

Nampak hu lilis sedikit getar tubuhnya karena kaget

Dag dig dug ......Kutunggu reaksi dari bu lilis hingga beberapa detik namun tak ada reaksi sedikitpun darinya melainkan bu lilis masih asyik mengucek ucek pakaianku. Dengan kegirangan aku kembali mengelus elus pantatnya hingga tiga kali manun reaksi yang ditunjukkan bu lilis sama seperti yang tadi.

Karena respon yang di perlihatkan hu lilis tidak menolak melainkan ia hanya diam saja akupun semakin berani padanya, kali ini aku ingin kembali mengelus elus pantatnya sambil meremas remasnya.

Sleppp...... Ahhhh, pantatnya sangat empuk sekali

Tangankupun tak mau lepas dari pantatnya, ahhh..... Makin tak tahan saja aku, uuuhhh.....

Ahhh..... Nanggung, akupun menurunkan kain seweknya namun lagi lagi tak ada penolakan dari bu lilis, kemudian kulanjutkan dengan kutang dan kancutnya hingga terlepas dan kini nampak lah bu lilis yang telanjang bulat sambil nungging menunggu di kontolin siapapun yang liat

Gambar 1.6
URL=http://www.imagebam.com/image/71e0201362390617]
71e0201362390617.jpg
[/URL]


Ahhh... Sungguh nakal wanita paruh baya ini, bahkan ia keenakan saat ditelanjangi pri yang seharusnya seumuran anaknya jika ia punya anak, uhhh..... vagina, inikah vagina yang biasanya ku lihat di film porno itu? Uhhh.....Kuremas remas pantatnya kemudian kemudian kuelus elus vaginanya yang terlihat sekitarnya ditumbuhi bulu hulu halus ini.

Gambar 1.7
[

kudekatkan penisku yang udah menegang dari tadi sambil kukocok kocok, ahhh... Terasa nikmat kala tangan satuku membelai vagina dan meremas pantatnya kemudian tanganku yang satunya lagi mengocok ngocok penisku yang sudah sangat dekat sekali dengan vagian bu lilis yang menungging.

Gambar 1.8


Apa yang dipikirkan ibu ini? Sudah ditelanjangi kok masih diam saja? Bahkan iapun seharusnya sudah selesai mencuci bajuku namun ia masih saja menungging seperti anjing.

Ahh... Kuarahkan penisku mendekati belahan pantatnya yang mulus tersebut kemudian dengan hati hati ku tusukkan penisku kebelahan vaginanya yang mencuat kebelakang seperti adegan dalam film porno, tapi malangnya aku meniru adegan di film porno tak semudah membalikkan telapak tanganku, uhhh..... Meleset terus

Walaupun usahaku menusukkan penisku kedalam vaginanya selalu gagal namun ada rasa nikmat tersendiri dikala penisku bergesekan dengan kulit vaginanya.

Ahhhh......

Berkali kali kucoba masukkan penisku namun tak dapat menembus dinding vaginanya

Gambar 1.9


Hingga pada akhirnya aku mendapatkan bala bantuan dari bu lilis, ya ... Dalam keadaan masih menungging ia menjulurkan tangannya dari bawah dan memposisikan penisku tepat ditengah tengah vaginanya, dengan cekatan pula aku mendorong penisku hingga masuklah penisku kedalam vagina bu lilis.

Oooohhh.... ..tak dapat ku utarakan lagi bagaimana rasa penisku saat masuk kedalam vaginanya, dari licin empuk sempit hingga hangat bercampur aduk jadi satu. saking nikmatnya penisku disana sampe sampe aku terdiam dalam posisi ini hingga berpuluh puluh detik sampai aku disadarkan dengan pantat bu lilis yang ber goyang goyang.

Gambar 1.10


Ahhh..... Bu lilis, aku yakin sekali bu lilis juga pengen, uhhh.... Tapi entah apa yang membuatnya cenderung tak berani mengungkapkan apa yang ia inginkan, ahhh... Mungkin ia malu padaku yang secara umur aku lebih pantas ia anggap sebagai anaknya, namun bejatnya aku malah menganggapnya sebagai pemuas nafsu setanku.

Ooohhhh..... Aku mencoba memaju mundurkan pinggulku seperti apa yang pernah aku lihat difilm porno, sekali aku menggenjot aku merasakan hal yang begitu nikmat yang aku ekspresikan dengan lenguhan kenikmatan yang keluar dari mulutku.

Ouuuhhh ....

Ouuuhhh...

Plokkkk....

Aaahhhhh....

Berbeda dengan ku yang sedikit heboh, bu lilis malah terlihat diam seribu bahasa nampak ia kadang kalanya menutup mulutnya dengan telapak tangannya kadang pula ia terlihat dari samping menggigit bibir bawahnya, ahhhh..... Segitu malunya kah bu lilis.

Ahhhh.... Buat apa menghiraukan bu lilis, mending aku fokus menyelesaikan permainanku.

Ouuuhhh....

Plok ..plok. .plok...plok...

Ooohhh...

Aahhhh.... Giigit bangeet..

Oouuhh

Plok..plok......

Tak lama aku menggenjot vagina bu lilis, mungkin sekitar 5 menitan aku sudah mulai merasakan geli dikepala penisku, ouuuhhh....

Plokk...plok...plokk...

Aku mau keluar, aku mau keluar" ucapku dalam hati sambil terus menggenjot vaginanya

Plok...plok...plok...

Ouuuuuhhhhh....... Aahhhh...... Aasshh...

Crooootttt ... Croooooottt.....crooottt ...

Croooott....croootttt ...crooottt

Ahhh.... Terasa hangat vaginanya karena pejuhku yang membuahi vaginanya, sambil menikmati ejakulasiku aku menggenjot pelan vaginanya hingga cairan pejuhku keluar ngengotori patatnya bu lilis.

Gambar 1.11a


Ahhh..... Hmm.... Ooohhh ...... Hah...

Hah...hah.... Hah ..hah....

Hah...hah...hah

Kubiarkan penisku masih terbenam dalam vagina bu lilis agar sisa sisa cairanku tertampung semuanya dalam vaginanya.

Ahhh....Habis sudah gelombang kenikmatan yang menimpaku barusan, kali ini tinggallah deru nafas yang memburu akibat kecapean menggenjot tubuh bu lilis.

Setelah semua kurasa sudah kembali normal dan penisku sudah mengecil akupun mencabut penisku dari vaginanya, nampak pejuhku meleleh saat penisku kucopot dari vaginanya.

Gambar 1.11b


Setelah mencabut penisku akupun menjauh dari bu lilis yang disusul bu lilis yang meneruskan mandinya sambil membersihkan vaginanya, akupun juga sama membersihkan penisku hingga bersih, uniknya walau satu kamar mandi tak ada percakapan sedikitpun yang keluar dari bibir kami berdua, kamipun bak di sibukkan dengan kegiatan masing masing.

Setelah bersih akupun memakai pakaianku yang masih basah kemudian aku pergi meninggalkan rumah bu lilis tanpa pamitan, ya tanpa pamit... Entah mengapa tiba tiba aku malu sekali untuk memulai pembicaraan. Bagaimana dengan lampunya? Ahhh... Bodoh amat lah mending aku pulang.... Capek.

Bersambung......
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd