Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dewa Kentu Yang Tak Terkalahkan

Berapakah Panjang Kontol Anda?

  • 5 cm

    Votes: 44 3,1%
  • 6 cm

    Votes: 4 0,3%
  • 7 cm

    Votes: 7 0,5%
  • 8 cm

    Votes: 8 0,6%
  • 9 cm

    Votes: 15 1,1%
  • 10 cm

    Votes: 49 3,5%
  • 11 cm

    Votes: 54 3,8%
  • 12 cm

    Votes: 141 10,0%
  • 13 cm

    Votes: 165 11,7%
  • 14 cm

    Votes: 155 11,0%
  • 15 cm

    Votes: 231 16,4%
  • 16 cm

    Votes: 135 9,6%
  • 17 cm

    Votes: 127 9,0%
  • 18 cm

    Votes: 87 6,2%
  • 20 cm

    Votes: 41 2,9%
  • 21 cm

    Votes: 11 0,8%
  • 22 cm

    Votes: 132 9,4%

  • Total voters
    1.406
  • This poll will close: .
Bimabet
Acara pemakaman Aulia terlihat sangat megah, tamu dari berbagai kota dan berbagai negara mendatangi acara pemakaman Aulia. 89 keluarga besar yang ada dalam assosiasi ikut membantu dalam pengamanan. Jalur jalan dari aula pemakaman menuju tempat pesemayaman akhir ditutup sejak pagi. Hanya tamu2 VVIP dan pejabat negara yang bisa melaluinya. Suasana duka terasa hingga tujuh hari didalam perusahaan Aulia. beberapa harga saham sempat anjlok selama 2 hari, namun dapat segera diatasi oleh Cantika.

Sudah tujuh hari Bayu mengurung diri didalam ruangan kamar Aulia,Bayu tidak mau pulang kerumah atau ditemui siapapun, bahkan oleh Jelita sekalipun. Cantika yang boleh masuk pun hanya untuk sekedar menyediakan makan dan minum untuk Bayu.

Setelah tujuh hari……

“ambilkan saya semua berkas mengenai seluruh asset dan seluruh perusahaan yang saya miliki” ucap Bayu yang tiba2 saja keluar dari dalam kamarnya. Hanya dengan mengenakan kimono mandinya, wajahnya terlihat segar pagi ini.

Cantika langsung melakukan beberapa panggilan singkat, Siska langsung mempersiapkan teh seduh kesukaan Bayu. Santi langsung masuk kekamar untuk membersikan kamar Bayu.



Selama satu bulan penuh Bayu mempelajari semua tentang usaha dan asset keluarga besar Aulia.

“untuk bisa mengembangkan usaha, kita harus membersihkan banyak sampah2 yang ada diperusahaan. Dan mulai meningkatkan standar baru dalam penerimaan tenaga kerja” ucap Bayu kepada Cantika.

Cantika langsung paham maksud Bayu. ia pun segera melakukan persiapan2 yang diperlukan.

“apakah semua kita lakukan dari sini, atau kita perlu membuat gedung baru?” tanya Cantika.

“buat gedung kembar disebelah gedung ini, buat penghubung diatasnya, perluas lahan parkir gedung, kita harus bergerak cepat. Untuk sementara kita pinjam gedung G yang ada dikampus untuk mulai melakukan perekrutan dan pelatihan awal” jawab Bayu.

“baik Tuan Bayu” jawab Cantika. ia pun langsung melakukan beberapa pangilan singkat kembali.

“saya perlu ke spa untuk menyegarkan badan” ucap Bayu yang langsung beranjak dari kursinya.

“apakah perlu saya panggilkan Nona Jelita untuk menemani Tuan Bayu” Tanya Cantika.

“tidak usah, cukup kalian bertiga saja, sekalian masih ada yang ingin saya bicarakan” jawab Bayu.

“baik Tuan Bayu” ucap Cantika yang langsung mengikuti Bayu, disusul oleh Santi dan Siska.



Terlihat keramaian di sebuah perusahaan elektonik. Tampaknya perusahaan sedang merekrut beberapa karyawati baru untuk ditempatkan pada beberapa seksi didalam perusahaan. Terlihat hanya 100 pelamar yang lulus seleksi awal, semuanya rata2 wanita yang cantik2 dan terpelajar lulusan dari berbagai universitas ternama. Mereka dengan sabar menunggu di ruang tunggu untuk melakukan wawancara. Diantara para pelamar telihat seorang wanita yang lebih menonjol dari pada pelamar lainnya, karena kecantikan wajahnya begitu cantik alami. Tidak ada makup menghiasi wajah cantik itu, sehingga kulitnya terlihat lebih bercahaya dibandingkan lainnya.

“Nona Lusiyanti” panggil seseorang dari dalam ruang wawancara.

Gadis itu langsung berdiri dengan cepat dan segera berlari kearah pintu wawancara.

“saya “ ucapnya kepada wanita penerima tamu wawancara.

“silakan masuk… jangan gugup” ucap wanita itu.

Lusi terlihat sedikit gugup didepan 5 orang lelaki yang duduk di hadapannya.

“silakan duduk Nona Lusi, mari kita mulai wawancara ini” ucap lelaki yang berada ditengah.

Wawancara pun dimulai, Lusi dengan lancar menjawab semua pertanyaan dari 5 orang team wawancara perusahaan itu. tiba2 telpon lelaki yang ada ditengah berbunyi. Lelaki itu langsung mengangkat telponnya dengan tergesa2.

“baik pak………. segera pak……..” ucap lelaki itu. lalu menutup telponnya.

“Nona Lusi, Kapala Bagian HRD ingin mewancarai anda secara pribadi, silakan masuk kepintu yang ada disana” ucap lelaki itu sambil menunjuk kearah pintu lain yang ada disisi ruangan.

Lusipun berjalan kearah pintu itu. dan langsung membukanya.

Terlihat seorang lelaki gendut duduk dibelakang sebuah meja besar, tertulis di papan yang ada didepannya Kepala Bagian HRD.

“masuk Nona Lusi………” ucap lelaki itu sambil tersenyum.

“siang pak…..” sapa Lusi.

“siang… siang…. mari silakan duduk” ucap lelaki itu sambil berdiri mengambilkan sebuah botol mineral. Lalu disodorkan kedepan Lusi.

“diminum dulu…. santai aja….. tadi pasti mulutnya sudah kering karena menjawab banyak pertanyaan bapak2 yang ada didepan” ucap lelaki itu.

“trimakasih pak” ucap Lusi, lalu meminum air botol mineral itu.

“perkenalkan nama saya Irawan Handi, panggil saja pak Irwan” ucap lelaki itu sambil menatap Lusi.

“nama saya Lusiyanti pak” ucap lusi.

“ya saya tahu, saya sudah baca berkas Nona Lusi” ucap pak Irwan.

“bagaimana? Apakah Nona Lusi serius ingin bekerja diperusahaan ini?” tanya pak Irwan.

“tentu pak, saya berharap bisa bekerja dibawah bimbingan bapak Irwan” jawab Lusi.

“ya…. ya….. saya pun berharap demikian. Namun saya masih bingung, perusahaan hanya membutuhkan 5 orang karyawati saja untuk ditempatkan dibeberapa seksi, dan yang sudah memenuhi syarat untuk diterima sudah ada 20 pelamar” ucap pak Irwan sambil menunjukan setumpuk berkas2 lain disampingnya.

“dan berdasarkan nilai yang Nona dapatkan, Nona masuk peringkat 15 dalam urutan nominasi yang ada” lanjut pak Irawan sambil menarik napas panjang.

“padahal saya sangat senang dengan cara Nona Lusi menjawab semua pertanyaan pada saat wawancara tadi” ucap pak Irwan dengan mimik muka khawatir, sambil menunjuk kearah layar monitor besar di sebelahnya. Terlihat seorang wanita sedang diwawancarai dengan 5 lelaki tadi.

“apakah saya perlu dites kembali untuk dapat layak bekerja di bawah bimbingan bapak?” tanya Lusi.

“sebenarnya sudah tidak ada tes lagi, wawancara ini adalah tes finalnya, jika saya meloloskan nona Lusi untuk diterima dalam perusahaan, sangat beresiko dikarir saya nanti jika ketahuan” ucap pak Irwan.

“jadi, sebenarnya bapak bisa bantu saya?” tanya Lusi.

“sebenarnya bisa, tapi…….” Ucapan pak Irawan terputus begitu melihat Lusi langsung berdiri dan menyembah di depan meja kerjanya.

“tolong saya pak, saya sangat butuh kerja ini” ucap Lusi sambil terus berlutut menyembah kearah pak Irwan.

Pak Irwan segera berdiri, lalu memegang kedua lengan Lusi dengan lembut dan mengangkatnya untuk berdiri.

“Nona Lusi jangan begitu, bikin saya tidak enak hati jadinya” ucap pak Irwan sambil membimbing Lusi untuk duduk di bangku sofa panjang yang ada didalam ruangan itu. pak Irwan pun ikut duduk sangat rapat disamping Lusi. Paha gempalnya menempel pada paha mulus Lusi yang hanya mengenakan rok selutut, sehingga pada saat Lusi duduk, posisi roknya sedikit terangkat keatas.

“saya mohon pak, tolong saya, saya sangat butuh pekerjaan ini” ucap Lusi sambil menangkupkan kedua tangannya di depan wajahnya sambil menundukan kepalanya sedikit kearah pak Irwan.

“saya bisa bantu nona Lusi, tapi bagaimana dengan resiko yang saya hadapi jika sampai ketahuan” ucap pak Irawan.

“saya bersedia melakukan apapun untuk bapak jika bapak menolong saya” ucap Lusi sambil tersedu2

“ini dia yang saya tunggu2” bathin pak Irwan.

“apapun?” ucap pak Irwan sambil meletakan tangannya di lutut Lusi yang terbuka.

“ia pak, apapun, jika pulang kerja saya bisa sedikit beres2 rumah bapak jika perlu” ucap Lusi.

“akh kalau itu mah, dirumah saya sudah ada 5 orang pembantu” jawab pak Irwan dengan sombong.

“apapun ya?” ucap pak Irwan sambil pura2 berpikir memandang langit2 kantornya, tapi tangan kanannya yang berada di lutut Lusi mulai mengelus2 pelan.

“ia pak apapun” jawab Lusi sambil melirik kearah tangan pak Irwan yang mulai naik ke pahanya.

“apapun ya?” tanya pak Irwan lagi sambil masih terus berpura2 berpikir. Namun tangannya terus mengelus2 paha mulus Lusi sampai roknya sedikit terangkat.

“ia pak, apapun” ucap Lusi sedikit bergetar.

“apapun ya?” tangan gempal pak Irwan telah mencapai pangkal paha Lusi yang masih tertutup celana dalam putihnya.

“ia pak…. ssstttthhhh………” desah Lusi saat jari gempal pak Irwan mulai mengelus2 celah memeknya dari luar celana dalamnya, sehingga tercetak lipatan kecil pada tengahnya. Lusi terus memandangi gerakan tangan pak Irwan dipangkal pahanya.

Pak Irwan yang sudah merasa menang akhirnya mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Lusi, dengan ganas bibir tebalnya melumat bibir tipis Lusi.

Mendapat serangan dibibirnya membuat tubuh langsing Lusi langsung terdorong hingga tersandar pada sandaran sofa panjang itu.

Tangan gempal pak Irwan langsung masuk kesela2 karet celana dalam putih Lusi, dan mengelus2 celah memek Lusi yang telah sangat basah.

“sssthhhhh…… stttthhhhhh…… ssttttthhhh…….” Lusi mendesah2, kepalanya terdongak keatas sambil terpejam.

Bibir tebal pak Irwan langsung menciumi dan menjliati leher jenjang Lusi yang putih dan wangi, sambil jari tangannya terus bermain2 di celah memek dan itil Lusi yang sudah mulai mengeras.

Tangan pak Irwan membimbing tangan Lusi untuk meremas2 kontolnya yang entah sejak kapan sudah dikeluar dari sela2 resleting celananya.

Lusi pun langsung meremas2 dan mengocok kontol pak Irwan yang kecil.

“ssttthhhh…. apakah saya diterima pak ssstthhhhh…….?” Ucap Lusi bergetar.

“tentu sayang, kamu masuk urutan nomer satu dalam nominasi, nanti kamu akan ditempatkan ditempat yang kamu paling suka, asal kamu dapat memuaskan saya sekarang” ucap pak Irwan, sambil berdiri didepan Lusi.

Tangan gempal pak Irwan langsung menarik kepala Lusi untuk mendekati kontolnya yang sudah sangat keras.

“bagaimana kontol saya? besarkan? tolong hisapin, puaskan saya jika kamu memang sangat ingin pekerjaan ini” ucap pak Irwan dengan bangga.

Lusi lalu mendekatkan bibirnya ke kontol keras pak Irwan, Panjang kontol 7 cm, diameter 2,5 cm langsung masuk semua kedalam mulut mungil Lusi.

“sssttthhhhh…… ssssthhhhh…….ssssttthhhhh…..” pak Irwan merasakan nikmat sekali jilatan dan hisapan mulut Lusi, seolah2 Lusi sudah sangat lihai sekali.

“sudah cukup, saya ingin memuncratkan peju saya di memek mungil kamu manis” ucap pak Irwan sambil menarik kontolnya dari mulut Lusi, hampir saja ia memuncratkan pejunya di mulut gadis itu.

Pak Irwan langsung berlutut didepan Lusi, ia langsung menarik celana dalam Lusi, Lusi pun membantu dengan sedikit mengangkat pantatnya. Mata pak Irwan melotot saat melihat memek mungil Lusi yang gundul sudah terlihat sangat basah.

“saya suka sekali memek yang gundul seperti ini” ucap pak Irwan sambil menurunkan kepalanya, langsung melahap dengan rakus memek Lusi yang sangat basah.

“sssttthhhhh……. ssstttthhhhh……. ssstttthhhhh……… enak banget pak, jangan berhenti seetthhhhhh…. ssttthhhhhh……. terus pak, hisap itil saya juga pak sstthhhhhhh……” desah Lusi sambil menekan kepala pak Irwan.

Mendengar desahan Lusi membuat nafsu pak Irwan makin melonjak, ia sudah tidak sabaran lagi untuk ngentotin memek mungil didepannya itu. ia pun segera bangkit ingin segera memasukan kontolnya kememek Lusi tanpa melepas celananya.

“jangan pak. saya tidak nyaman jika bapak tidak menanggalkan semua pakaian bapak” ucap Lusi menahan laju pinggul pak Irwan ketika kontol pak Irwan mencoba mendekat ke celah basah memeknya.

“baik, sebentar saya kunci dulu pintunya” ucap pak Irwan sambil berjalan dengan cepat kearah pintu, ia sudah tidak sabaran ingin segera merasakan jepitan memek Lusi yang terlihat sangat sempit.

Setelah mengunci pintu, pak Irwan berjalan kembali kearah sofa sambil menanggalkan bajunya. Setelah tiba didepan Lusi, pak Irwan mencoba menanggalkan celananya, dibantu oleh Lusi yang duduk disofa didepan pak Irwan.

Terlihat kontol keras pak Irwan menunjuk kemuka cantik Lusi, Lusi kembali menjilat2 dan menyedot kontol pak Irwan.

Pak Irwan sudah tidak sabaran, ia langsung mendorong tubuh Lusi yang masih berpakaian lengkap untuk segera berbaring disandaran sofa panjang itu, pak Irwan langsung berlutut menyingkap rok Lusi, mengarahkan kontolnya dicelah memek basah Lusi, menggesekannya secara perlahan, lalu menempatkan kepala kontolnya di lobang sempit memek Lusi.



Bammm…………









Bersambung…………………………….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd