Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dr. Sella Septriani

Kira2 lanjut apa gak?


  • Total voters
    118
  • Poll closed .
Obrolan di grup chat pada malam itu mendadak ramai dengan para perawat dan beberapa dokter muda yang berada didalam situ. Siapa lagi kalau bukan membahas Alan, pasien yang dahulu pernah diisukan berbagai macam hal karena sudah tidak pernah terlihat lagi berobat siang tadi kembali muncul. Beberapa suster sempat bertanya2 mengenai penampilannya, media sosialnya, atau jadwal rutin ‘check up’ nya kembali. Suster Rumi yang bertemu langsung dengannya pun banyak sekali mendapat ‘mention’ dari rekan2 sesama perawat di dalam grup tersebut.

Sella pun juga sempat ditanya2in namun ia lebih memilih mematikan notifikasi untuk sementara waktu karena ada prioritas yang harus diselesaikan ketimbang bergosip mengenai pasien tampan tersebut. Meskipun diam2 ia juga sempat mengintip isi chat manakala ada sebuah foto atau media sosial Alan yang disebar disana.

‘Ting’

Bunyi lonceng kecil dari pintu masuk ‘coffee shop’ berbunyi tanda ada pelanggan yang datang. Sella tidak menghiraukan bunyi tersebut lantaran masih berfokus terhadap layar laptopnya. Perlahan pelanggan yang ternyata Yusuf yang masuk barusan lantas menghampirinya perlahan dengan menatap heran.

“Halo haloo? Sibuk amat keliatannya anda…” Yusuf melambaikan telapaknya ke hadapan Sella.

“Eh elo. Beneran dateng dong dia…” kaget Sella karena fokusnya teralihkan oleh Yusuf.

“Iya dong, dibilangin gw juga mau sembari kerja.”

Yusuf menggeletakan laptop berlogo apel tergigit nya di depan Sella lalu pergi menuju kearah barista untuk memesan segelas kopi. Terlihat ia dan bartener itu mengobrol akrab diiringi canda, pertanda bahwa Yusuf mengenal orang tersebut.

“Elo kenal sama baristanya?” Tanya Sella ke Yusuf yang kembali dengan sepiring ‘Croissant’

“Oh, dia temen SMP gw.”

“Oalahh. Pantesan akrab banget tadi elo sama dia.”

“Iya. Gw juga tau dulu dia segembel apa sampe sekarang sesukses ini bisa bikin ‘coffee shop’ disini.”

“I see. Keren juga ya temen2 elo.” Puji Sella yang kembali dengan ketika di laptopnya.

“Ah, enggak juga kok. Masih kerenan elo sama dia.”

Sella menjulurkan ujung lidahnya memasang ekspresi jengkel mendengar pernyataan menyangkal untuk meroket dari Yusuf tadi.







-------







“Silahkan bro, ‘Americano’ nya.”

Denis, barista sekaligus teman dari Yusuf menghampiri ia dan Sella dengan segelas kopi hitam. Denis memberikan senyuman sapaan dan anggukan pelan ke Sella, begitu juga Sella yang membalas dengan senyuman manisnya.

“Selamat malam bu dokter, semangat untuk pengajuan studi lanjutannya nanti. Semoga berhasil.”

“Ah iya. Terimakasih banyak.” Senyuman Sella semakin lebar.

Ia tau bahwa informasi yang diucapkan Denis barusan bukan lain dari obrolannya dengan Yusuf barusan tadi.

“Saya tau tadi dari Yusuf, dok. Hehehe…”

“Ohhh, iya2. Hahaha…”

“Oh iya, semoga nanti lancar sampai hari H juga ya, dok.”

“Maaf, maksudnya?”

“Pernikahan kalian berdua, bukan?”

Sontak Sella terkejut bukan main sambil menahan malu dengan menutup mulutnya.

“HAH!? Aduh enggak2! Saya bukan tunangan diaaaa!! Salah2 hahaha….”

“Lho bukan toh? Tadi bukannya Yusuf sendiri yang bilang ke saya, dok?”

“Enggak2!! Aduh hahahha becanda doang ituuu dia!! HEH YUSUF, GILA YA!!”

Sella memberikan tamparan dan dorongan berkali2 ke pundak Yusuf yang terkekeh puas.

“Elo ya!! Rese banget lo ngomong2 gitu!!”

“Ya namanya juga usaha!! Aduh aduh aduhh hahahah!!”

“Pret!! Jitak juga nih sama gw!!”

Sekembalinya Deni ke meja barista, Sella masih memberikan cubitan gemasnya kepada Yusuf karena membuat Sella menjadi merah padam wajahnya akibat malu.

Setelah puas dan menenangkan diri, mereka kembali kepada kesibukan masing2. Sella kembali memubat proposalnya sementara Yusuf terlihat sedang memantau grafik situs web jual beli saham sambil sesekali membuka kolom koleksi buku elektroniknya.

“Katanya kerja…?” celetuk Sella pelan menengok kearah Yusuf yang sedang asyik membaca paragraf dari buku yang membahas mengenai bisnis di era milenial.

“Ini lagi kerja.”

“Kerjaan elo baca buku?”

“Kerjaan gw lagi ‘mobile’. Lagian elo kayak enggak tau gw aja.”

“Emang apa?” Sella meleyot mendekat ke pundak Yusuf.

“Sepik nih si ibu.”

Yusuf meresponi dengan memberikan rangkulan lengan ke pundak Sella. Namun ia langsung menepisnya lantaran merasa sedikit risih karena berada di tempat umum, terlebih lagi tempat ini milik kawan Yusuf.

“Ish, gak mau rangkul2 ah.” Sella berusaha melepas lengan Yusuf dari pundaknya.

“Kenapa emang?”

“Tempat umum.”

“Kan sepi.”

“Sepi juga enggak enak sama temen elooo…” Sella mulai berbisik karena takut didengar oleh Denis.

Situasi di ‘coffee shop’ memang terlihat agak sepi karena sudah larut malam. Hanya beberapa pengunjung yang membeli minuman tanpa duduk dan langsung beranjak pergi. Bisa dibilang kondisi ini mendukung tindakan Yusuf yang kita tau ia akan melakukan apa selanjutnya. Tempat duduk yang mereka tempati juga berada cukup jauh dari pintu masuk dan barista, membuat Yusuf semakin berani ‘menghangatkan makan malam’ nya.

“Sufff, ihhh…”

“Yaudah2 kiss aja boleh enggak?”

“Tapi enggak boleh sambil rangkul2.”

“Iya.”

“Janji….”

“Yes doc, I promise.”

“Liar.”

“Hihihi apa sih…”

Yusuf mencubit gemas pipi Sella yang langsung ditepis olehnya. Berkali2 Sella menengok kearah barista karena khawatir jika ada pelanggan atau Deni yang melihat.

“Sufff… apa sihh…”

“Just a kiss kan…”

“Hmm…”

Yusuf meraih dagu Sella dan mengarahkan bibirnya perlahan. Begitu pelan sampai Sella merasa kalau dadanya berdengup kencang seakan2 ini seperti ciuman pertama baginya. Harusnya hal ini sudah sering terjadi dengan Yusuf, namun perlakuannya yang mendadak perlahan dan lembut membuat Sella berdesir deras. Tatapan Sella terlihat sayu seakan memohon untuk segera Yusuf melumat bibirnya.

“Just hurry up…” Sella bergumam lembut.

“Why? Bukannya lo suka kayak gini?” balas Yusuf membuat Sella semakin tidak sabar.

“Tempat umum, Suf. Cepetann.. emmphh…”

Omongan Sella terputus karena Yusuf langsung melumat bibir tipisnya. Gerakan bibir dan lidah mereka secara berbalasan memberikan perlawanan imbang, dan tentu saja erotis. Terlihat Yusuf yang lebih mengarah ke erotis, sementara Sella masih berusaha menjaga tempo supaya tidak kebablasan karen amasih khawatir dengan keadaan sekitar.

“Mmmhh… slrphh mmhh…”

Berkali2 Sella berusaha tidak terlalu menempel dengan Yusuf, namun apa daya Sella semakin didekap mendekat. Aroma parfum sakura bercampur dengan aroma medis tercium dari tubuh Sella. Membius namun menggairahkan bagi Yusuf yang semakin ingin melumat dokter cantik ini.

“Yusuf mhhh… shhh duhh entar ahhh…” Sella mendorong kuat dada Yusuf supaya menjauh.

“Lho kok tumben berhenti..? Biasanya nagih lagi..??”

Yusuf mendapat tabokan keras di pahanya lantaran perkataannya barusan. Sella menempelkan jari telunjuknya di bibirnya untuk menyuruh Yusuf mengecilkan nada suaranya.

Padahal didalam hati, Sella sudah berdebar habis2an lantaran sensasi ciuman dari Yusuf membuat birahinya bangkit. Rona merah padam terlihat jelas sekali di wajah cantiknya. Apa lagi mengingat ciuman tadi ia juga sekilas membayangkan sedang melakukannya dengan Alan, membuatnya mengibaskan kedua tangannya ke wajahnya yang memanas.

“You are blushing…” bisik Yusuf di telinga Sella.

“Iyalah, gw takut ketauan.” Ucap Sella yang sangat kelihatan sekali ia sedang berbohong.

“Oh really?”

Yusuf kembali meraih Sella. Kali ini ia memegang kedua paha Sella lalu menggendongnya kecil. Ia pun membuat Sella duduk dipangkuannya kali ini, bertatapan langsung dengan Yusuf. Jelas saja Sella bertambah panik karena tingkah laku nakal Yusuf ini.

“Eh eh hehh!! Ngapain sihhh…”

Meskipun panik dan berkali2 menengok kearah barista, Sella tetap menurut dan ia pun duduk di pangkuan Yusuf dengan kedua paha terbuka.

“Yusuf ih..!! Entar ketauan temen eloo…!!” Bisik Sella panik.

“Enggak.”

“Enggak apanya sihhh. Udah ah gw turun… MHH!!

Yusuf cepat mencegah Sella dengan meberikan elusan dan remasan di kedua paha Sella. Sontak gejolak di dalam dirinya semakin tidak karuan. Remasan tersebut membuat dirinya serasa mendidih sekaligus. Apa lagi ia merasakan bahwa ditengah2 selangkangannya ada benda keras yang menempel erat disana, membuat akal sehat Sella semakin pupus. Ia ingin bertindak nakal, tetapi tidak ditempat ini. Ia ingin membalas Yusuf tetapi khawatir jika ada orang yang melihat.

“Nguhh… shh Yusuf udah ahhh…”

“Udah apa?” ejek Yusuf semakin mengelus bagian tengah tubuh Sella.

“Anhhh.. singkiring tangannya itu lhoohhh emmhh…”

Yusuf suka melihat Sella yang terangsang seperti ini. Ia tidak mau berhenti begitu saja dan malah semakin gregetan sembari tangannya berpindah kearah pinggul Sella.

“Lo wangi banget Sel, pake parfum apa sih?” Tanya Yusuf tidak seakan2 tidak tau situasi di sela2aktivitas mesumnya.

Sella tentu tidak menjawab. Ia sibuk menikmati rangsangan demi rangsangan dari tangan Yusuf di tubuhnya yang kin sudah memulai meraih kedua bongkahan toked ranum nya yang tertutup kemeja ketat warna putih.

“Emmhh… shhh… mhhh…”

“Sel?”

“Mhhh…”

“Sel??”

“Mhhh?? Hah?? Apa? Apa?” Sella berusaha mengembalikan kesadarannya.

“Mau pindah aja enggak?”

“Hah? Maksudnya?”

“Pindah ke hotel gitu. Yuk, sekalian selesain aja…”

Sella tidak langsung menanggapi. Ia turun dari pangkuan Yusuf dan merapihkan pakaiannya yang lecek serta rambutnya yang terlihat agak kusut. Pikirannay masih terasa carut marut akibat kemesuman tadi.

“Lo lagi enggak bawa mobil kan ya, Sel?”

Sella mengangguk pelan mengiyakan.

“Nah. Yaudah nanti sekalian gw anterin elo pulang aja. Besok elo nugas enggak?”

Sella kembali menggeleng sambil merapihkan laptopnya.

“Sip2…”

“Suf?”

“Oit, kenapa?”

Sella memanggil Yusuf sambil jari menekuk2 jari telunjuknya, mengisyaratkan Yusuf untuk mendekat.

“Kenapa?”

Seketika jeweran pedas diberikan oleh Sella, membuat Yusuf mengaduh kesakitan.

“Adududududuudhhh!! Kok mendadak ngejewer!?” Yusuf mengelus telinga kanannya yang memerah akibat jeweran galak Sella.

“Itu buat elo yang udah bandelin gw tadi! Mamam tuhh!!”

Yusuf melengos bingung namun kembali tersenyum dan tertawa kecil melihat tingkah laku Sella yang berusaha galak namun menggemaskan secara bersamaan.



Bersambung (masih belum ada SS, silahkan menikmati 'cemilan2' kecil dahulu karena setelah ini baru akan ada SS nya :D :D )
Nice bro....dtunggu lg yaa
 
makasih updatenya

untuk saat ini dr. Sella cuma dekat dengan Yusuf doang nih, apa ntar ada pria lainnya? terutama si Alan Alan itu, hahaha.

ditunggu kelanjutannya
 
makasih updatenya

untuk saat ini dr. Sella cuma dekat dengan Yusuf doang nih, apa ntar ada pria lainnya? terutama si Alan Alan itu, hahaha.

ditunggu kelanjutannya
Ditunggu aja hu selanjutnya. Sebenernya ane sengaja munculi lg si Alan karena akan diajak ke plot2 selanjutnya wkwkwkwk :D :D


mantap hu ceritanya...yg puput juga di update hu
Yg puput lg hiatus hu, gantian sama yg ini nihhh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd