Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG "Endless Memories", kenangan yang selalu ada dan tak terlupakan

Bimabet
Maaf ya baru sempat update, semoga makin banyak yang suka.Saya tunggu juga kritik dan sarannya dari suhu semua disini.

Memory Three - Regina

28572163249b00ae655f77da8161eb116f49e2de.jpg

"Hoss..hoosh..hosh" bunyi nafasku sedang jogging. Beberapa minggu setelah kejadian kemarin, aku menjadi sering berolahraga, tidak ada alasan khusus dan salah satunya adalah menjaga stamina tubuhku. Setelah kejadian itu juga banyak berubah terjadi dalam hidupku, kedua wanita itu selalu menghubungiku baik Delia maupun ci Tania. Mereka sering sekali hanya menanyakan kabar ataupun mengirimkan foto mereka, bahkan bertanya kapan aku bisa memuaskan mereka. Aku mencoba bersikap dingin kepada mereka, supaya ketika tiba momennya nanti dingin tersebut akan berubah menjadi nafsu yang panas dan luar biasa.

"Tan, nanti malam sekitar jam 8an kerumah ya, cici ada perlu penting sama kamu." chat dari ci Tania

"Oke" balasku cepat

Sebenernya aku masih sedikit takut berhubungan dengan ci Tania, karena kemarin kita kepergok si Wilda. Memang sampai saat ini belum ada hal-hal yang aneh, bahkan si ko George makin dekat denganku.

"Ko George apa kabar? nanti malam jam 8an koko ada dirumah?" aku mencoba chat ko George.

"Baik tan, koko sama anak-anak lagi dirumah mama koko sekarang. Mungkin besok baru balik, kenapa ya tan?" tanya ko George.

"Oh, gpp ko. Tadinya mau ketemu ada perlu, tapi nanti aja tunggu koko pulang" balasku cepat karena aku tau niat ci Tania mengajakku ketemu nanti malam.

Aku kembali jogging sambil terus terpikirkan apa yang terjadi malam nanti, memang ci Tania adalah wanita yang aku impikan untuk bercinta.

"Hi Nathan, kamu jogging juga?", tiba-tiba ada yang menyapaku.

"Hai Regina, km jogging bareng Ronald (suaminya)?", balasku kepada Regina. Dia adalah istri dari adiknya ci Tania dan sepupuku yaitu si Ronald.

"Ia tadi bareng, tapi dia udah pulang duluan. Aku boleh bareng kamu?" tanya Regina.

Regina sendiri bisa dibilang wanita yang lumayan menggoda, tubuhnya yang kecil mungil dengan rambut hitam panjangnya dan kulitnya yang putih halus. Sungguh beruntung si Ronald bisa menikahinya.

"Ya pasti boleh dong, nanti abis jogging kita sarapan yuk" ajakku padanya.

"Hmm, mau ga ya? ga ah, aku takut kamu culik nanti hahaha" becandanya padaku

"Awas ya, aku culik beneran nanti" balasku

Kita pun jogging dan akhirnya sarapan mie ayam di deket rumahnya. Kebetulan rumanya itu dekat dengan ci Tania juga.

"Aku antar sampe sini aja ya?" kataku pada Regina di depan pagar rumahnya.

"Tanggung amat sih, sampai dalam dong. Si Ronald juga lagi ga dirumah, tuh liat pintunya ke kunci" balasnya

Aku tidak tau keberanian dari mana tapi yang pasti aku sudah memeluk badan mungilnya dan mencium belakang lehernya.

"Plaaakkkk!!" bunyi tamparannya ke pipiku.

"Ngapain kamu tan??!!!" marahnya padaku dan aku tahu betapa penasarannya dia.

"Maaf Regina, aku tidak tahu kenapa begini. Lebih baik aku pulang sekarang, maaf ya" aku langsung pergi pulang.

Pukul 8 malam, sepertinya sudah lama sekali aku menunggu dirumah. Pikiranku masih campur aduk dengan kejadian aneh tadi pagi dengan Regina.

"Ci Tania aku otw ya" chatku pada ci Tania.

Lama sekali aku menunggu balasannya, tiba-tiba hpku berbunyi.

"Tan, maaf banget ya. Sepertinya kita ga jadi ketemu malam ini, soalnya tiba-tiba ko George pulang kerumah. Tapi cici ada titipan buat kamu di rumah si Ronald ya, jangan lupa diambil" balas ci Tania.

Lemas badanku membaca chatnya, bagaimana tidak. Aku sudah menunggunya berjam-jam, tapi tidak ada yang kudapat. Walau begitu aku langsung bergegas kerumah Ronald karena penasaran apa yang dititipkan ci Tania untukku.

"Ronald...Ronald, ini Nathan didepan" panggilku diluar rumanhnya.

Betapa kagetnya aku begitu melihat Regina berdiri di depan pintu rumahnya sambil mengenakan costum maid (pelayan) yang sering aku lihat di film-film dewasa.

"Heh kamu!!! mau bengong aja disitu?" bentak Regina.

Tanpa banyak bicara aku langsung masuk kerumahnya dan tidak lupa mengunci pintunya. Kuikuti dia dari belakang menuju ke kamarnya.

"Aneh lu ya, tadi pagi tiba-tiba meluk gue. Sekarang gue udah siap lu malah diem aja ckckck" omelnya padaku.

"Ronald ga ada?" aku malah berbalik bertanya.

Tanpa menjawabnya, Regina kemudian duduk di pinggiran kasurnya dan melebarkan kedua kakinya seperti memberikanku kode untuk cepat memulai.
Tidak berpikir panjang lagi aku langsung berlutut dihadapannya dan menurunkan celana dalam hitamnya, kujilati vaginanya yang merah dan bersih tanpa bulu. Kulihat Regina keenakan sambil terus menekan kepalaku supaya tetap di vaginanya itu.

"Tan, enak banget. Lu apain memek gue tuh?" tanya Regina

Tak aku hiraukan pertanyaannya, malah aku langsung buka semua bajuku hingga tidak ada lagi pakaian yang menutupinya. Dengan cepat aku arahkan penisku ke mulutnya, Regina sudah tiduran di kasur dengan kakinya masih tergantung di pinggir. Kutahan penisku di mulutnya, aku baru sadari kalo ini pertama kalinya dia melakukan ini, tandanya kadang dia sesekali tersedak. Melihat itu aku balikkan badannya sehingga aku bisa lihat lubang vaginanya dari belakang dan langsung aku tancapkan penisku ke bagiannya itu.

"Akhhhh, Nathan enak banget" ucapnya saat penisku menusuk vaginanya.

Kulakukan penetrasi beberapa lama, sambil kedua tanganku mencari celah di kostum maid itu untuk mencari kedua buah payudaranya yang indah, kuremas dengan kencang sehingga membuat dia melenguh keenakan. Tidak cukup waktu yang lama, sampai kurasakan tubuhnya mulai kejang dan aku pun mempercepat gerakanku.

"Ohhhhhh...Yesss...ouwhhhh..ohhh..oohhh!!!!" teriakan itu yang aku dengar dan setelahnya dia lemas tak berdaya.

Pikiran jahatku langsung bekerja, aku foto tubuh Regina yang lemas dan aku kirim ke ci Tania.

"Makasih ya ci titipannya, berharap cici yang pake kostum itu hehe" aku chat bersamaan dengan fotonya.

"Dasar si Regina, cici bilang jangan dicobain. Jadi begitu kan akibatnya haha. Padahal cici suruh kasi km aja buat disimpen. Btw anak-anak sama ko George udah tidur niy, kamu masih kuat?" balas ci Tania cepat.

"Masih dong ci, kan aku belum keluar tadi. Cuma bantuin si Regina. Aku tunggu didepan ya ci" balasanku.

"Oke tan, cici naik mobil ya. Nanti kita cari tempat buat Quicky Sex aja ya" chat terakhir ci Tania.

"Siap bossku" sambungku.

"Dinnn..dinn..din" bunyi klakson mobil ci Tania.

"Sabar ci, jangan klakson ini udah jam 11 malam" sahutku sambil keluar rumah si Ronald.

"Yaudah ayo cepetan!!" kesal ci Tania.

Kita keliling sekitaran komplek dan akhirnya kita putuskan untuk berhenti di belakang salah satu supermarket besar. Disana suasananya sangat mendukung dan sepi sekali. Kita pun tanpa disuruh langsung berciuman dengan nafsu dan saling melumat lidah. Kemudian ku tarik tubuhnya ke bagian belakang, kusuruh turunkan celananya, aku pun menurunkan celanaku dan tanpa banyak tanya aku masukkan penisku ke vaginanya.

"Pelan-pelan sayang" jawab sayu ci Tania.

Kupercepat penetrasi penisku sambil kusingkap sedikit kaosnya sehingga terbuka semua bagian payudaranya, kucoba membuka bh putihnya. Kuisap kedua puting payudaranya yang sangat besar itu bahkan lebib besar dari punya Delia. Kita di posisi itu selama hampir 40 menit, hingga keringat kami seperti menyatu dan mengalir deras dari tubuh kami.

"Ci, aku udah mau keluar ya" kataku padanya

"Ia tan, cici juga mau niy. Kita sama-sama ya" balasnya.

Dengan gerakan penis yang ku percepat, sambil mengulum bibirnya yang seksi. Kita pun mencapai puncak orgasme bersama, orgasme yang sudah ci Tania tahan dari beberapa minggu lalu soalnya menurut pengakuannya dia dan ko George belum bercinta lagi beberapa minggu ini bahkan hampir berbulan-bulan.

"Akkkkkhhhhh....eeeennnaakk...aahhhhhh" suara kami berdua.

"Makasih ya sayang udah puasin cici" ucapnya sambil mencium bibirku.

Akhirnya kita rapihkan pakaian dan kembali ke rumah masing-masing, ci Tania juga mengantarkan aku ke rumah serta mengatakan bahwa kita harus rutin melakukan ini. Aku hanya bisa tersenyum mendengar itu. Kemudian akupun tidak bisa tidur karena masih terbayang kejadian hari ini, sambil aku cek hp-ku.

"Nathan, besok Ferry pergi kerja keluar kota selama sebulan. Aku harap kamu bisa temenin aku ya" chat dari Delia yang setelah ku cek jamnya tepat aku sedang melakukan penetrasi kepada ci Tania.

Aku berpikir bahwa hidupku akan terasa indah dan lelah berhadapan dengan beberapa wanita-wanita ini yang ternyata sangat haus akan kenikmatan.
 
aduh updatenya suhu yg satu ini bikin ngaceng poooolllllll
:tabok::tabok::tabok:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd